Nova Rozana, 170207125, FTK, PBL, 082274706043

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 156

PENGEMBANGAN E-BOOKLET SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG

MATERI KINGDOM ANIMALIA DI SMAN 2 KUTA BARO

Skripsi

Diajukan Oleh :

Nova Rozanna
NIM. 170207125

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Prodi Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2022M/1444H
ABSTRAK

Media Pembelajaran sangat penting dalam menyampaikan pesan informasi yang


menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Kurang nya variasi sumber
belajar membuat siswa merasa bosan dan kurang paham terhadap materi yang
disampaikan, sehingga perlu dikembangkan suatu sumber belajar pendukung materi
pembelajaran yaitu media pembelajaran e-booklet. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil kelayakan pengembangan media e-booklet yang dihasilkan
pada materi kingdom animalia di SMAN 2 Kuta Baro, dan mendeskripsikan hasil
respon siswa terhadap media e-booklet sebagai media pendukung materi kingdom
animalia. Rancangan penelitian ini menggunakan metode R&D (Research and
Development). Subjek pada penelitian ini adalah penguji ahli yang terdiri dari validasi
media, validasi materi, dan siswa kelas X di SMAN 2 Kuta Baro. Instrument
pengumpulan data menggunakan lembar validasi ahli media, lembar validasi ahli
materi, dan lembar angket respon siswa. Teknik analisis data menggunakan uji
kelayakan dan respon siswa terhadap media pembelajaran e-booklet. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa validasi media e-booklet pada materi kingdom animalia oleh
ahli media mendapatkan presentase nilai rata-rata sebesar 92 % dengan kriteria sangat
layak, hasil validasi materi oleh ahli materi mendapatkan presentase rata-rata nilai
sebesar 82 % dengan kriteria sangat layak. Hasil respon siswa terhadap media
pembelajaran e-booklet mendapatkan hasil 87 % dengan kriteria sangat baik. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran e-booklet sebagai media pendukung
materi kingdom animalia sangat layak digunakan sebagai salah satu sumber belajar di
SMAN 2 Kuta Baro.

Kata Kunci : Pengembangan Media, Media E-booklet, Kelayakan Media, Respon


Siswa

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan kesehatan beserta hidayah dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan E-Booklet Sebagai Media
Pendukung Materi Kingdom Animalia di SMAN 2 Kuta Baro. Shalawat beserta
salam tak lupa pula kita sanjungkan ke pangkuan alam Rasuullah SAW yang telah
membawa kita dari zaman kebodohohan menuju zaman yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Skripsi merupakan salah satu tugas yang seharusnya diselesaikan oleh setiap
mahasiswa/i yang ingin menyelesaikan Program S-1 termasuk pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi orang lain dan khususnya bagi penulis itu
sendiri. Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Khususnya penulis ucapkan terimakasih
kepada :

1. Ibu Nurlia Zahara S.Pd.I, M.Pd sebagai pembimbing I, sekaligus penasehat


akademik yang telah sangat banyak meluangkan watu, tenaga, dan pikiran
untuk membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal
skripsi ini.
2. Ibu Cut Ratna Dewi S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak Safrul Muluk S.Ag., M.Ed., Ph.D selaku dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh
4. Bapak Mulyadi M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
beserta Bapak dan Ibu dosen dilingkungan Prodi Pendidikan yang

vi
senantiasa memberikan bimbingan, saran, nasehat serta arahan dan ilmu
selama menempuh proses perkuliahan sejak akhir hingga akhir semester.
5. Bapak Sofyan M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 2 Kuta Baro beserta
guru-guru dan staff sekolah yang telah memberikan izin melakukan
penelitian di SMAN 2 Kuta Baro, khususnya ibu Rata Keumala sebagai
guru mata pelajaran biologi yang turut membantu dan memberi saran serta
memberikan izin penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu staff pustaka di ruang baca Prodi Pendidikan Biologi, dan
pustaka Tarbiyah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry yang membantu
penulis menyediakan referensi-referensi untuk mendukung penulisan
kelancaran penelitian ini.
7. Teman seperantauan dan teman sehati Inda, Farra, Nomi, Rina, Mauliza
yang selalu memberikan semangat dan membantu proses pengerjaan skripsi
ini.
8. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan yang turut membantu
dalam proses pengerjaan skripsi ini

Teristimewa, terimakasih penulis ucapkan kepada keluarga, abang Satria


darma A.Md, Surya Darma, S.Pd dan kakak Mega Fitri SE yang senantiasa memberi
dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada teman-teman pendidikan biologi angkatan 2017 yang mau
membantu dan memberikan semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.

vii
Penulisan skripsi ini penulis sadari masih terdapat banyak kekurangan dan
kesilapan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Banda Aceh, 13 Desember 2022


Penulis

Nova Rozanna

viii
HALAMAN SAMPUL JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… ..... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
E. Definisi Operasional.......................................................................... 7

BAB II :LANDASAN TEORI


A. Media Pembelajaran .......................................................................... 10
B. Pengembangan Media Pembelajaran ................................................ 12
C. Media E-Booklet................................................................................ 17
D. Materi Kingdom Animalia ................................................................ 18
E. Media E-Booklet Sebagai Pendukung Materi Kingdom Animalia ... 55
F. Uji Kelayakan.................................................................................... 55
G. Respon Siswa .................................................................................... 57

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................................ 59
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan .......................................... 61
C. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 62
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 62
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 62
F. Intrumen Penelitian.......................................................................... 63
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 64

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................. 67
B. Pembahasan ....................................................................................... 73

ix
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92


LAMPIRAN ....................................................................................................... 95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 : Struktur Porifera ........................................................................ 23
2.2 : Euplectella sp ............................................................................. 24
2.3 : Scypa sp. .................................................................................... 24
2.4 : Haliclona sp ............................................................................... 25
2.5 : Hydra sp ..................................................................................... 27
2.6 : Aurelia aurita .............................................................................. 28
2.7 : Anemon Laut .............................................................................. 28
2.8 : Planaria sp .................................................................................. 30
2.9 : Fasciola Hepatica ....................................................................... 31
2.10 : Taenia sagianata........................................................................ 31
2.11 : : Ascaris lumbricoides ............................................................... 32
2.12 : Chiton sp .................................................................................... 33
2.13 Achatina fulica ............................................................................ 34
2.14 : Anadonta sp ............................................................................... 35
2.15 : Loligo sp .................................................................................... 35
2.16 : Lumbricus terrestris ................................................................... 37
2.17 : Aranicola marina ....................................................................... 37
2.18 : Hirudo Medicinalis .................................................................... 38
2.19 : Chlorotocus crassicornis ........................................................... 39
2.20 : Thelponus coudotus ................................................................... 40
2.21 : Lepisma sacchirna ..................................................................... 40
2.22 : Scolopendra sp ........................................................................... 41
2.23 : Asterias forbesi .......................................................................... 42

xi
2.24 : Ophiura sp` ................................................................................ 43
2.25 : Echinotrix diadema .................................................................... 43
2.26 : Holothuria scabra ...................................................................... 44
2.27 : Comaster sp ............................................................................... 45
2.28 : Lampetra fluivatilis .................................................................... 47
2.29 : Squalus sp .................................................................................. 48
2.30 : Chanos chanos ........................................................................... 48
2.31 : Ambystoma tigrinum .................................................................. 49
2.32 : Ichthyosis glutinosus .................................................................. 50
2.33 : Rana esculenta ........................................................................... 50
2.34 : Columba livia ............................................................................. 51
2.35 : Sphenodon punctatus ................................................................. 52
2.36 : Chelonia sp ................................................................................ 53
2.37 : Phyton molurus .......................................................................... 53
2.38 : Crocodylus porosus ................................................................... 54
2.39 : Felis catus .................................................................................. 55
4.1 : Tampilan depan dan belakang e-booklet...................................... 69
4.2 : Tampilan Kata Pengantar dan Daftar Isi ...................................... 70
4.3 : Tampilan KD dan Indikator ......................................................... 70
4.4 : Tampilan Soal Evaluasi dan Glosarium ....................................... 71
4.5 : Tampilan Depan Sebelum dan Sesudah Revisi ........................... 72
4.6 : Daftar Isi Sebelum dan Sesudah Revisi ....................................... 73
4.7 : Bagian Isi Materi Sebelum dan Sesudah Revisi .......................... 74
4.8 : Grafik Persentase Hasil Kelayakan Media oleh Ahli Media ....... 76
4.9 : Grafik Persentase Hasil Kelayakan Materi oleh Ahli Materi ...... 78

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 : Kriteria Penilaian Validasi. ..................................................... 59


3.2 : Kategori Kelayakan Presentase................................................ 59
4.1 : Hasil Validasi Media oleh Ahli Media .................................... 68
4.2 : Hasil Validasi Media oleh Ahli Materi .................................... 69
4.3 : Hasil Hasil Respon Siswa ........................................................ 71

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 : Surat Keputusan Pembimbing ....................................................... 95

2 : Surat Permohonan Penelitian ......................................................... 96

3 : Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 97

4 : Lembar Validasi Media Tahap I...................................................... 98

5 : Lembar Validasi Media Tahap II ................................................... 104

6 : Data Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Media ................. 109

7 : Lembar Validasi Materi Tahap I ..................................................... 111

8 : Lembar Validasi Materi Tahap II .................................................... 123

9 : Data Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Materi ................. 135

10 : Lembar Hasil Angket Respon Siswa............................................. 136

11 : Lembar Perhitungan Respon Siswa .............................................. 138

12 : Dokumentasi Penelitian ................................................................ 140

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses belajar mengajar agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang

ada dalam dirinya. Komponen pendidikan yang sangat berpengaruh bagi proses

pembelajaran yaitu tujuan pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan pendidik

harus memegang konsep dan peran penting dalam mencerdaskan peserta didik.1

Dalam proses pembelajaran terdapat strategi pembelajaran yang dilakukan dalam

bentuk kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan. Dalam kegiatan pembelajaran

salah satu bagian yang paling penting untuk tercapai nya tujuan pendidikan yaitu

penggunaan media.2

Media pembelajaran menjadi salah satu media komunikasi yang dimanfaatkan

untuk memudahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang merujuk pada enam

kategori media yaitu audio, visual, teks, video, perekayasa, serta orang-orang.3 Media

mencakup semual hal yang menyebabkan peserta didik memperoleh ilmu

pengetahuan dan keterampilan mulai dari guru, buku, sampai lingkungan sekolah.4

1
Sadirman A.s, Media Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2010), h.32

Oktorina Pranasiswi, “Pengembangan Aplikasi Kunci Determinasi Berbasis Android Pokok


2

Bhasan Mamalia di SMA/MA”, Jurnal Pendidikan MIPA UNEJ, Vol 2, No. 1 (2015), h.3
3
Sharon E Smaldino, Deborah L Lawter, Instructional Technology and Media Of Learning,
(2008), h. 7

1
2

Selain itu media pembelajaran juga dapat digunakan dimana saja dan kapan pun

sebagai mengatasi permasalahan waktu pembelajaran, salah satu media tersebut

adalah media elektronik.

Media pembelajaran elektronik adalah media yang mengutamakan penggunaan

teknologi terkini dalam pengembangan media pembelajaran. Media elektronik

memiliki karakteristik berupa materi yang ringkas, menarik, dan mudah dipahami
5
dengan dilengkapi gambar, video, dan rekaman suara. salah satu media

pembelajaran elektronik ialah “E-booklet”. E-booklet adalah salah satu media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas ataupun di luar

kelas. Media e-booklet ini berisi nama istilah, serta terdapat gambar-gambar

dokumentasi hasil pribadi dan beberapa literatur jurnal yang dapat menambah
6
wawasan serta penjelasan rangkuman agar dapat dipahami oleh siswa. Materi yang

dijelaskan pada e-booklet yaitu materi yang memiliki banyak gambar untuk

menjelaskan materi nya, salah satunya pada materi kingdom animalia. Media

mencakup sebuah sarana yang strategis bagi guru untuk dapat menyampaikan

pengetahuan kepada peserta didik sehingga mempermudah siswa dalam menerima

4
Winarti Agustina, Media Pembelajaran Jumping Frog, Jawa Barat : Edu Pubsliher, 2020,
h.67

Fatimah,” Pengembangan Media Pebelajaran IPA-Fisika Berbasis Smartphone Android


5

Sebagai Penguat Karakter Siswa”, Jurnal Kaunia, Vol. 10, No.1, (2017), h. 60.

Darlen Rf, “Pengembangan E-book Interaktif Untuk Pembalajaran Fisika SMP”, Jurnal
6

Tekno-Pedagogi, Vol. 5, No. 1, (2015), h. 13


3

materi pembelajaran, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 yang

berbunyi :

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah


dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”
Ayat diatas menjelaskan bahwa ada tiga macam cara berdakwah yang harus

disesuaikan dengan sasaran dakwah terhadap para cendekiawan yang memiliki

intelektual tinggi yang diperintahkan untuk menyampaikan dakwah dengan hikmah

(berdialog dengan kata-kata bijak), menerapkan mau’izah (memberikan nasehat)

yang sesuai dengan pengetahuan mereka. Serta menggunakan jidal ahsan/perdebatan

dengan cara yang terbaik.7

Tafsiran diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan cara mengajar sangat

dituntut agar pesan yang disampaikan mudah dipahami, salah satunya melalui media.

Media adalah salah satu alat untuk menyampaikan pesan informasi yang menjadi

bagian penting dalam proses pembelajaran.

7
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta :
Lentera Hati, 2002), h. 385.
4

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu guru

bidang studi biologi di SMAN 2 Kuta Baro, selama kegiatan belajar mengajar guru

terbatas hanya menggunakan media pembelajaran berupa buku paket atau buku teks

mata pelajaran biologi. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang lain

untuk kegiatan pembelajaran, hal ini menyebabkan para peserta didik merasa bosan

dan kurang paham terhadap materi yang disampaikan. Selain itu juga salah satu

materi yang dianggap membosankan adalah pada materi kingdom animalia karena

luasnya cakupan dan membutuhkan waktu dan bahan yang cukup, karena hanya

terfokus pada buku teks mata pelajaran biologi.

Selain itu pada saat masa pandemi covid19 banyak sekolah melakukan daring

atau pun pembagian shift kelas ini membuat proses pembelajaran kurang maksimal.

Dan salah satunya ialah kurang efektifnya waktu yang telah disediakan tidak sesuai

dengan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan perlu adanya media pendukung sebagai media pembelajaran

penambah yang membuat siswa menarik dalam memahami isi materi khususnya pada

materi kingdom animalia yang dapat digunakan pada saat berada di dalam kelas

maupun diluar kelas untuk dapat meningkatkan mutu belajar siswa yaitu penggunaan

media belajar e-booklet

Penelitian Hanifah, Triasianingrum Afriakani, dan Indri Yani yang berjudul

Pengembangan Media Ajar E-Booklet Materi Plantae Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Biologi Siswa menunjukkan hasil yang berada pada kategori hasil belajar
5

yang baik, dengan rata-rata hasil pretest sebelum menggunakan media e-booklet

menunjukkan hasil kategori kurang baik, dan setelah penggunaan media e-booklet

menunjukkan hasil rata-rata postest sebanyak 79 dengan kategori hasil belajar yang

baik. Hal menunjukkan media e-booklet materi plantae dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. 8

Penelitian Andreansyah yang berjudul Pengembangan E-Booklet Sebagai

Media Pembelajaran Geografi pada Materi Dinamika Litosfer dan Pengaruhnya

Terhadap Kehidupan di Muka Kelas X di SMA Negeri 12 Semarang Tahun 2015

menunjukkan bahwa kelayakan produk yang dinilai oleh validator memberikan nilai

kelayakan sebesar 98 % ahli bahasa memberikan kelayakan sebesar 95 % dan guru

mata pelajaran memebrikan kelayakan sebesar 92%. Rata-rata nilai post-test kelas

eksperimen menacapai 88,97 sedangkan kelas kontrol hanya 81, 02. Presentase hasil

tanggapan guru mata pelajaran terhadap penggunaan booklet mencapai 96 %,

sedangkan presentase hasil tanggapan perserta didik mencapai angka 89,5 %. 9

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini

menggunakan materi kingdom animalia dalam bentuk media e-booklet sebagai

pendukung materi kingdom animalia di SMAN 2 Kuta Baro Aceh Besar, media yang

8
Hanifa, Triasianingrum afriakani, Indri Yani, “Pengembangan Media Ajar E-Booklet Materi
Plantae Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa”, Jurnal Biology Education Research, Vol.
1, No. 1, (2020), h. 15.
9
Andreansyah, Pengembangan E-Booklet Sebagai Media Pembelajaran Geografi pada Materi
Dinamika Litosfer dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan di Muka Kelas X di SMA Negeri 12
Semarang Tahun 2015, Skripsi : Universitas Negeri Semarang
6

ditampilkan menarik hal ini diharapkan agar siswa dapat mengelompokkan hewan

kedalam filum berdasarkan lapisan tubuh, penyusun tubuhnya, rongga tubuh, dan

lainnya yang dapat memusatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran, dimana

media ini dapat digunakan atau diakses dimana dan kapan pun.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik membuat sebuah penelitian yang

berjudul “Pengembangan E-Booklet Sebagai Media Pendukung Materi Kingdom

Animalia di SMAN 2 Kuta Baro”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah adalah :

1. Bagaimanakah pengembangan e-booklet sebagai media pendukung materi

Kingdom Animalia?

2. Bagaimanakah hasil uji kelayakan e-booklet yang dihasilkan sebagai media

pendukung materi Kingdom Animalia?

3. Bagaimana respon siswa terhadap e-booklet yang dihasilkan sebagai media

pendukung materi Kingdom Animalia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan pengembangan e-booklet sebagai media pendukung materi

Kingdom Animalia

2. Untuk mengetahui hasil kelayakan e-booklet yang dihasilkan sebagai media

pendukung materi Kingdom Animalia.

3. Untuk mengkaji hasil respon siswa terhadap e-booklet yang dihasilkan

sebagai media pendukung materi Kingdom Animalia.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan mengenai materi kingdom

animalia bagi siswa.

2. Praktik

Penelitian ini dapat menjadi motivasi belajar siswa dalam meningkatkan hasil

belajar siswa, sehingga lebih mudah memahami materi karena terdapatnya media

pendukung tentang materi kingdom animalia. Selain untuk siswa penelitian ini

juga bermanfaat bagi pendidik karena dapat memberikan informasi dan wawasan

baru dalam pembelajaran biologi dan mengembangkan kreativitas untuk

mengembangkan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta

didik.

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan Media Pembelajaran E-booklet

Pengembangan merupakan proses untuk mengembangkan dan memvalidasi

suatu produk pendidikan. 10

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan

pesan serta dapat merangsang pikiran dan perhatian siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar mengajar.11

10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Garafindo Persada), h 12.
8

E-booklet merupakan sumber belajar yang berisi gambar-gambar dengan

penjelasan yang ringkas dan mudah dipahami.

Pengembangan media pembelajaran E-booklet yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu pengembangan media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar

mengajar yang di dalamnya memuat gambar, penjelasan yang ringkas tentang materi

kingdom animalia yang mudah dipahami oleh peseta didik.

2. Materi Kingdom Animalia

Kingdom animalia merupakan materi yang diajarkan di kelas X SMA/MA pada

semester genap, dengan kompetensi dasar 3.9 : Mengelompokkan hewan dalam filum

berdasarkan lapisan tubuh, simetri tubuh, dan reproduksi. Kingdom animalia secara

umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu vertebrata dan invertebrata. Kompetensi

Dasar 4.9 : mampu menyajikan laporan perbandingan kompleksitas lapisan penyusun

tubuh hewan (diplobastik dan tripoblastik), simetri tubuh, rongga tubuh, dan

reproduksinya.12

11
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalitas
Guru Abad 21, (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 160
12
Dyah Sistriani, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom Animalia di
SMA Dengan Interactive SKILL Station Supported By Information Technology (Iss-It) Untuk
Meningkatkan Aktivitas, Motivasi, dan Hasil Belajar, “Jounal Of Innovative Acience Education, JISE,
Vol 1, No. 1 (2012), h.47.
9

3. Uji Kelayakan Media

Uji kelayakan adalah uji terhadap suatu media apakah layak atau valid untuk

digunakan. Uji kelayakan dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.13 Kelayakan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelayakan media e-booklet pada materi

kingdom animalia dilakukan dengan penilaian media yang berupa kelayakan media,

kelayakan materi dan kelayakan pengembangan.

4. Respon Siswa

Respon merupakan jawaban atau reaksi seseorang terhadap sesuatu hal.14 Respon

siswa yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu reaksi siswa terhadap media e-

booklet yang dihasilkan dengan memberikan beberapa pertanyaan terhadap

penggunaan media dalam proses belajar.

13
Wardatul Mawaddah, dkk, “Uji Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis Power Point
disertai Permainan Jeopardy Terhadap Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Natural Science Education
Research, Vol. 2, No. 2, (2019) h. 176.

14
Sulistyo Anggoro dan Chandra A.P Kamus Besar Lengkap Inggris-Indonesia, (Solo :
Delima,1998), h. 123
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Medium atau media berasal dari kata latin yang secara umum diartikan

sebagai perantara atau pengantar. Selain sebagai perantara media dapat dijadikan

teknologi pembawa pesan yang dimanfaatkan sebagai keperluan

pembelajaran.15Media pembelajaran merupakan pembawa pesan atau informasi-

informasi yang bertujuan menuntaskan pembelajaran. Media belajar juga dapat

diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,

sehingga dapat menarik perhatian, minat, pikiran dan perasaan pelajar dalam

kegiatan pembelajaran.16

2. Manfaat Media Pembelajaran

a. Dapat memberikan motivasi belajar peserta didik.

b. Materi yang diajarkan akan lebih mudah dan jelas saat dipahami.

c. Metode pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

d. Meningkatkan minat belajar peserta didik berdasarkan kemampuan, dan

e. Memberikan rangsangan terhadap isi mata pelajaran. 17

15
H Abd Hafid, “Sumber dan Media Belajar” Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sulesana
Vol. 6, No. 2, (2011), h. 70.
16
Rudy Sumiharsono, Media Pembelajaran, (Jember : CV Pustaka Abadi, 2017), h. 10
17
Nizwardi Jalinus, Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2016), h.6

10
11

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Bretz dalam bukunya yang berjudul “ A Taxonomy Of Comunication Media”

mengelompokkan media dalam tiga ciri khusus yaitu : media audio (suara),

visual (bentuk), dan motion (gerak). Berdasarkan ciri tersebut Bretz

mengklasifikasi media dalam 8 kelompok, diantaranya yaitu :

1. Media cetakan

Media cetakan ini adalah media yang memiliki simbol-simbol tulisan, seperti

buku, modul, buletin, dan lain sebagainya.

2. Media audio

Media ini memiliki unsur suara (audio) contohnya seperti siaran radio.

3. Media audio-motion visual

Media ini memiliki ciri suara yang terdapat gerakan dan objek yang dapat

terlihat. Jenis media pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah

televisi, video tape, dan film bergerak.

4. Media audio-still-visual

Media yang memiliki ciri suara, objeknya dapat dilihat namun tidak dapat

digerakkan. Media yang termasuk dalam ciri ini adalah rekaman televisi dengan

gambar tidak bergerak.

5. Media audio-semi motion

Media ini memiliki ciri suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan

gerakan secara gerakan secara utuh dan lengkap. Media yang dimaksud disini

contohnya teleboard.
12

6. Media semi-motion (semi bergerak)

Media ini memiliki unsur/ciri garis dan tulisan. Contohnya seperti tele-

autograf.

7. Media motion-visual

Media ini memiliki unsur gambar (visual) dan objek yang bergerak (motion).

Media yang termasuk kelompok ini adalah film bisu, dan phantonim.

8. Media still-visual

Media yang memiliki unsur objek namun tidak memiliki gerakan. Media yang

termasuk dalam ciri ini adalah film strip, gambar atau grafik, halaman cetak, dan

lain sebagainya. 18

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media e-booklet

yang didesain untuk memberikan kesan unik, menarik, dan fleksibel terhadap

penggunanya.

B. Pengembangan Media Pembelajaran.

Pengembangan media pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan atau

proses yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran

berdasarkan teori pengembangan yang sudah ada. Mengembangkan media

pembelajaran sesuai teori akan menjamin kualitas isi dan bahan pembelajaran.

Menurut Syaiful Sagala dalam mengembangkan bahan pembelajaran perlu

diperhatikan model-model pengembangan yang dirancang secara sistematik dan

sesuai dengan teori. Rancangan model pengembangan media pembelajaran

18
Mustofa Abi Hamid, dkk, Media Pembelajaran, (Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 20
13

memiliki beberapa macam model pengembangan pada metode Research and

Development (R&D) diantaranya :

1. Model ADDIE

Model ini dikemukakan oleh Dick & Carry yang bertujuan untuk merancang

sistem pembelajaran yang terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation.

a. Tahap Analisis (analysis) merupakan tahapan dari mengindentifikasi

masalah.

b. Tahap Design yaitu tahap menyusun bahan dan merumuskan bahan

(materi, instrumen, dan lainnya) yang nantinya akan diperlukan.

c. Tahap Development yaitu tahap ketika media ini telah selesai dibuat

yang nanti nya dikembangkan dan tim validator memberikan

penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk

yang dikembangkan.

d. Tahap Implementasi, yaitu media yang telah divalidasi kemudian

dilakukan uji coba kepada para peserta didik. Tahap ini bertujuan

untuk mengetahui keseluruhan produk yang telah dikembangkan dan

mengetahui respon peserta didik terhadap media.

e. Tahap Evaluation, merupakan tahap untuk melihat produk yang telah

dikembangkan itu berhasil atau tidak, tahap ini adalah tahapan

terakhir dari model pengembangan ADDIE.


14

2. Model Borg and Gall

Model ini dikemabngkankan oleh Borg dan Gall terdiri dari kegiatan studi

awal, perencanaan, pengembangan sebuah produk, uji coba dan revisi produk

awal yang dibuat. Studi lapangan nantinya bertujuan untuk menjelaskan fakta-

fakta yang terkait masalah yang akan diteliti. Kegiatan selanjutnya adalah

kegiatan pembuatan media pembelajaran dengan mempersiapkan bahan-bahan

yang diperlukan.

Produk yang telah dibuat selanjutnya dilakukan uji coba awal oleh tim

validator, yang bertujuan untuk menguji kelayakan media sebelum media di

tersebut di sebarkan secara luas. Setelah dilakukan uji coba awal, selanjutnya

peneliti melakukan revisi media sesuai dengan saran tim validator. Uji coba akhir

berguna untuk mmenguji tingkat keefektifan dan media melalui tes evaluasi.19

3. Model Alessi dan Trollip

Model pengembangan ini merupakan model yang dikembangkan Stephen

M. Alessia dan Stanley R. Trollip. Model pengembangan ini terdiri dari 3 tahapan,

yaitu :

a. Tahap Planning merupakan tahap awal untuk merumuskan tujuan

dan arah dari pengembangan media yang dilakukan oleh peneliti.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan observasi

dan wawancara, mengindentifikasi karakteristik dari siswa,

mengumpulkan berbagai referensi yang berkaitan dengan materi dan

19
Firdaus Daud, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis E-Learning pada
Materi Ekskresi Kelas XI Ipa 3 SMAN 4 Makassar”, Jurnal Bionature, Vol. 16, no. 1, (2015),
h.30.
15

bertukar pendapat dengan guru mata pelajaran terkait desain

pengembangan media pembelajaran.

b. Tahap Design, pada tahap ini peneliti mengembangkan konsep awal,

seperti membuat skrip media, storyboad dll.

c. Tahap Development, merupakan tahap akhir dari proses

pengembangan media pembelajaran. 20

4. Model 4-D

Model 4-D adalah model pengembangan yang dikembangkan oleh

Thiagrajan yang dilakukan dengan melalui 4 tahap, yaitu pendefinisian (define),

perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminete).

a. Define

Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan langkah-langkah

pengembangan. Adapun tahapan yang akan dilakukan adalah :

1) Front and analysis, merupakan kegiatan pendidik untuk melakukan

dugaan awal untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

2) Learner analysis, yaitu kegiatan mempelajari karakteristik peserta

didik, seperti kemampuan belajar, motivasi belajar, dan latar belakang

mengenai proses belajar.

3) Task analysis, bertujuan pendidik menganalisis tugas yang harus

dikuasai peserta didik.

20
Nurwahyuningsih, “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis
Smartphone Mata Pelajaran IPA untuk Siswa SMP, Jurnal Refleksi Edukatika, Vol 8, N0., 1,
(2017), h. 82.
16

4) Concept analysis, merupakan kegiatan menganalisis konsep yang akan

di ajarkan.

5) Specifying instructional objectives, yaitu kegiatan menulis tujuan

pembelajaran.

b. Design

Tahap perancangan (design) terdiri atas empat kegiatan, yaitu.

1) Menyusun tes, hal ini bertujuan sebagai perlakun awal untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

2) Memilih media yang sesuai dengan materi dan karakter siswa.

3) Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran, kegiatan ini disesuaikan

dengan media yang digunakan.

4) Menguji coba penyajian materi dengan media dan langkah-langkah

pembelajaran yang telah dirancang.

c. Development

Pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yaitu:

1) Expert appraisal, yaitu sebuah cara untuk memvalidasi atau

menilai kelayakan produk.

2) Developmental testing, yaitu kegiatan uji coba produk pada

sasaran objek yang sesungguhnya.


17

d. Disseminate

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengembangan

model 4-D, terdiri atas tiga kegiatan yaitu:

1) Validation testing, tahap ini merupakan tahap

mengimplementasikan produk yang telah direvisi. Pada tahap

indikator juga dilakukan pengukuran ketercapaian untuk

mengetahui efektivitas produk yang di kembangkan.

2) Packaging (pengemasan), tahap ini merupakan tahap

penyempurnaan media setelah di ukur keefektivitasannya.

3) Diffusion and adoption, pada tahap ini produk siap disebar

luaskan ke lapangan.21

C. Media E-Booklet

Media E-Learning merupakan media berupa teknologi informasi dan

komunikasi untuk mengaktifkan siswa agar dapat belajar dimana dan kapan pun.

Menurut Yudhi Munandi pembelajaran elektronik atau sering disebut sebagai e-

learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik

yang dapat di jadikan alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Menurut

Rosernbar, ia mengkategorikan E-Learning menjadi 3 kategori diantaranya :

1. E-learning bersifat jaringan yang mampu memperbaiki, menyimpan atau

memunculkan kembali serta sharing pembelajaran beserta informasi-

informasi lainnya.

21
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2011), h. 195.
18

2. E-Learning yang dikirimkan kepada penggunaan teknologi komputer

dengan menggunakan standar teknologi internet, dan

3. E-Learning yang terfokus terhadap pandangan pembelajaran yang luas

yang dapat mengungguli paradigma tradisional dalam pembelajaran. 22

Media e-booklet merupakan informasi yang relatif singkat yang digunakan

sebagai alat bantu atau sumber daya untuk menyampaikan pesan sesuai dengan isi

materi nya. E-booklet juga dimaksudkan untuk dapat menarik perhatian bagi para

pembaca. Dalam pemanfaatannya sebagai media e-booklet memiliki kelebihan,

diantaranya adalah :

1) Kelebihan dari e-booklet menggunakan media elektronik sehingga

biaya yang digunakan bisa lebih murah dan dapat diakses dimana dan

kapan saja.

2) Proses penyampaian dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.

3) Lebih terperinci dan jelas, karena dapat mengulas tentang pesan yang

disampaikan, dan

4) Siswa dapat menyesuaikan dari belajar mandiri.

5) E-booklet sebagai media pembelajaran yang efektif dan efesien yang

dirancang secara unik jelas dan mudah dimengerti.

22
Ratna Tiharrita Setiawardhani, “Pembelajaran Elektronik (E-Learning) dan Internet
Dalam Rangka Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa”, Jurnal Edunomic,Vol. 1, No. 2,
(2013), h. 84
19

D. Materi Kingdom Animalia

1. Pengertian Kingdom Animalia

Kingdom animalia merupakan materi semester genap yang diajarkan di

kelas SMA/MA. Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dari materi animalia ini

adalah mengelompokkan hewan ke dalam filum berdasarkan lapisan tubuh,

rongga tubuh, simetri tubuh dan reproduksi nya.23 Kingdom animalia dibagi

menjadi dua kelompok berdasarkan lapisan tubuh, rongga tubuh, simetri tubuh,

dan reproduksinya yaitu kelompok invertebrata (hewan tak bertulang belakang)

dan kelompok vertebrata (hewan bertulang belakang).

Kingdom animalia atau disebut sebagai kerajaan hewan adalah salah satu

kingdom yang paling bervariasi. Hewan mendapatkan energi nya dengan

memakan organisme lain kemudian mencernanya. Melalui dari proses

pencernaan, hewan menguraikan bahan makanan menjadi molekul sederhana.

2. Ciri-Ciri Kingdom Animalia

a. Multiseluler ( hewan yang memiliki banyak sel)

b. Memiliki sel otot sebagai penggerak dan sel saraf sebagai rangsangan.

c. Memerlukan oksigen

d. Umumnya bereproduksi secara seksual, dan beberapa filum

bereproduksi secara aseksual.

Selain memiliki ciri umum, hewan memiliki ciri lain yang diperlukan saat

pengelompokkan hewan, yaitu.

23
Kemendikbud,Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliya, Jakarta : Kemendikbud, 2013.
20

1) Bentuk/Simetri Tubuh

Bentuk tubuh hewan dibedakan menjadi dua, simetri tubuh radial, dan

simteri tubuh bilateral. Umumnya hewan invertebrata memiliki simetri tubuh

radial, dan pada hewan vertebrata memiliki tubuh simetri bilateral. Simetri radial

ini yaitu hewan yang tubuhnya dapat dibagi menjadi bagian yang sama jika ditarik

melewati garis tengah tubuh. Tubuh simetri radial dibedakan menjadi bagian

puncak (oral), dan bagian dasar (aboral).

Sedangkan hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral hanya memiliki

satu bidang pembelahan yang dapat membagi tubuhnya menjadi dua belahan

yangsama persis. Tubuh simetri bilateral dapat dibedakan menjadi bagian depan

(anterior), bagian belakang (posterior), permukaan bawah (ventral), permukaan

atas (dorsal), dan permukaan samping (lateral).

2) Jaringan Dasar

Berdasarkan jaringan penyusun tubuh, terdapat dua jaringan hewan yaitu

hewan diplobastik, dan tripoblastik. Diplobastik merupakan golongan hewan yang

jaringan dasar tubuhnya terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan luar (ektoderm), dan

lapisan dalam (endoderm). Sedangkan hewan tripoblastik memiliki jaringan dasar

tubuh yang terdiri dari 3 lapis, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah

(mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Berdasarkan rongga tubuhnya hewan

tripoblastik dikelompokkan menjadi aselomata, pseudoselomata, dan selomata.

a. Aselomata merupakan hewan yang tidak terdapat rongga tubuh.

Hewan aselomata ini tidak memiliki rongga tubuh diantara saluran


21

pencernaan dan penutup. Contoh hewan aselomata ialah kelompok

hewan platyhelminthes.

b. Pseudoselomata merupakan merupakan hewan yang berongga tubuh,

namun tidak seutuhnya dibatasi oleh mosederm, hal ini dikarenaan

pseudoselomata memiliki mesoderm yang bersebelahan dengan

ektoderm. Contoh hewan yaitu Nematoda.

c. Selomata merupakan hewan yang memiliki rongga tubuh yang

keseluruhannya dibatasi oleh mesoderm.

3) Cara Reproduksi

Reproduksi pada hewan terjadi secara seksual, aseksual, dan dapat terjadi

seksual-aseksual (keduanya). Reproduksi seksual terjadi karena adanya peleburan

antar gamet jantan dan gamet betina yang akan menghasilkan zigot. Aseksual

terjadi dengan cara pembentukan regenerasi, dan pembentukan tunas. Selain itu

ada beberapa jenis organisme yang dapat bereproduksi secara partogenesis dimana

cara ini tanpa dibuahi oleh sperma, sel telur dapat berkembang menjadi menjadi

individu baru.

3. Klasifikasi Kingdom Animalia

Berdasarkan perbedaan pada ciri-ciri animalia, kingdom animalia dibagi

menjadi sembilan filum, yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,

Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, Arthopoda, dan Chordata.

Hewan-hewan dapat dijumpai di darat, air tawar, dan di laut.

1. Filum Porifera
22

Porifera merupakan metazoa (hewan multiseluler) yang paling

sederhana. Kata porifera berasal dari bahasa latin, Porus memiliki arti

lubang, sedangkan ferre berarti membawa. Porifera diartikan sebagai hewan

yang memiliki tubuh berlubang-lubang kecil atau berpori. 24

Filum porifera lebih banyak dikenal sebagai hewan spons. Porifera tidak

memiliki saraf otot, namun masing-masing sel memiliki kemampuan indra

dan bereaksi dengan perubahan lingkungan. Hewan ini biasanya menetap

pada fase dewasa, sedangkan pada masa larva yang bergerak aktif dan

terbawa arus sebelum mereka menempel.25

a. Ciri-Ciri dan Struktur Porifera

a) Tubuh penyusun terdiri atas spons tersusun multiseluler,

tubuhnya berbentuk radial simetri dan diploblastik.

b) Jaringan tubuh tersusun atas sel-sel jaringan yang relatif tidak

sempurna.

c) Struktur tubuh berpori dengan terdapat ruangan-ruangan

sebagai tempat air mengalir.

d) Reproduksi aseksual dilakukan dengan pertunasan atau genul.

e) Larva sebelum menempel dan berkembang, bersilia dan hidup

bebas.

24
Oman Karmana, Biologi, Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007, h. 191
25
Iwenda Bella Subagio, “ Struktut Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir
Putih Situbondo”, Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol 2, No. 2 h. 159.
23

f) Kerangka dalam tubuh nya terdiri dari spikula, dan serabut

organik.

g) Protein utama hewan porifera ini adalah sklereoprotein atau

spongin.

Gambar 2.1 : Struktur Tubuh Porifera, berpori, berkanal (saluran air).26

b. Klasifikasi Porifera

Berdasarkan bentuk struktur anatomi dan bentuk spikula umumnya

porifera diklasifikasikan menjadi 3 kelas yakni, kelas demospongiae, kelas

calcarea, dan kelas hexactinelida.

a) Kelas Hexactinelida

Kelas Hexactinelida adalah salah satu kelas di filum porifera. Ciri dari

spesies kelas ini yaitu berbentuk seperti kaca atau gelas. Bercorak 6

spikula, dinding tubuh berbentuk cekung dengan jaringan trabekular.

Lapisan koanositnya dapat bersifat syntical. Spesies kelas ini berada di

26
Barnes, Invertebrate Zoology, 4th Ed. Saunders College. Philadephia : Holt Saunder,
Tokyo Japan.
24

perairan laut terutama pada laut dalam. Contoh dari spesies kelas

hexactinelida adalah Euplectella sp

Gambar 2.2 : Euplectella sp27

b) Kelas Calcarea

Kelas ini disebut juga sebagai spikula berkapur yang hidupnya berada di

pantai laut dangkal. Sponge ini memiliki tubuh yang disusun oleh spikula kalsium

karbonat. Bentuk saluran airnya beragam diantaranya asconoid, syconoid, dan

leuconoid. Kerangka tubuh pada kelas calcarea berupa spikula yang mirip dengan

duri-duri kecil hasil dari kalsium karbonat. Contoh spesies sponge kelas ini adalah

Scypa sp.

Gambar 2.3 : Scypa sp28

27
https://www.gurupendidikan.co.id/filum-porifera/, diakses tgl 22 juni 2021.

28
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata Teori dan Praktik, .... h. 27.
25

c) Kelas Demospongiae

Kelas demospongiae merupakan kelas terbesar yang meliputi hampir

semua dari seluruh jenis sponge. Spikula tersusun dari unsur silika, namun

berbeda dengan sponge kaca. Spesies ini hidup di lautan, air tawar, dan pada

semua kedalaman air. Contoh spesies dari kelas demospongiae adalah Haliclona

sp

Gambar : 2.4 : Haliclona sp29


c. Fase Hidup dan Reproduksi Porifera

Fase hidup porifera dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase bergerak dan

fase sesil saat dewasa dengan menetap pada satu tempat untuk dapat tumbuh dan

hidup. Porifera hidup secara heterotrof dengan memakan plankton dan bakteri

dengan melakukan kontraksi tubuh. Porifera memiliki warna tubuh yang berbeda-

beda tergantung dari pemberi zat warna pada porifera.30

Porifera bereproduksi melalui dua cara yaitu reproduksi seksual, dan

reproduksi aseksual.

29
Blake Barron, Bio Science Web, www. Biosciweb.net, diakses tgl 22 Juni, 2021.
30
Michael Nikel, “ Kinetics and Rhyhtm of body contraction in the sponge Tethya
wihelma (Porifera Demospongiae)”, The Journal Of Experimental Biology, (Department Of
Zoology, Biological Institute Sttgart University), 2004, V.10.1242, page.4515.
26

a) Reproduksi seksual adalah reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu

dengan sel ovum. Hewan porifera bersifat hemafrodit karena dalam satu

individu yang sama dapat menghasilkan ovum dan sperma. Namun,

pembuahan dapat terjadi antar telur yang berbeda karena, sel perma tidak

dapat membuahi ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri.

b) Reproduksi aseksual merupakan reproduksi terjadi tanpa terjadinya proses

pembuahan sperma dan ovum. Aseksual pada porifera terjadi dengan dua

cara yaitu pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula

merupakan benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tidak

menguntungkan, misalnya keadaan lingkungan dingin atau panas.

2. Filum Coelenterata

Coelenterata adalah hewan diplobastik yang tubuhnya memiliki rongga.

Hewan pada filum ini memiliki simetri tubuh radial dan berjumlah 10.000 spesies

yang sebagian besar hidupnya berada di perairan laut, namun ada juga yang

berada di air tawar. Dalam bahasa Yunani, hewan coelentara disebut dengan

cnidaria yang berarti penyengat, karena umumnya hewan ini memiliki sel

penyengat yang terletak pada tentakel yang berada disekitar mulutnya. 31

a. Ciri dan Struktur Coelenterata

a) Tubuh berbentuk simetri radial.

b) Memiliki tentakel yang berguna untuk menangkap makanan.

c) Diplobastik yang terdiri dari ektoderm dan endoderm.

31
Eko Wahono, Mengenal Coelenterata, (Semarang : Alpin, 2010), h. 3
27

d) Bentuk tubuh menyerupai tabung (polip) dan menyerupai mangkok

(modusa).

b. Klasifikasi Coelenterata

Coelenterata dikelompokkan mejadi 4 kelas yaitu :

a) Hydrozoa

Hydrozoa berasal dari kata hydra yang berarti hewan yang berbentuk

seperti ular. Umumnya hewan ini hidup secara koloni yang membentuk polip

dan medusa, sedangkan hidup secara soliter membentuk polip, namun pada

kelas ini lebih sering ditemukan membentuk polip dibandingkan medusa32.

Kelas ini dibagi menjadi dua subkelas, yaitu sub kelas Hydra dan Obellia.

Gambar : 2.5 : Hydra sp33

b) Scyphozoa

Scyphozoa berasal dari kata scypos yang memiliki arti mangkok. Bentuk

tubuh dari scyphozoa ini menyerupai mangkok atau cawan sehingga disebut

ubur-ubur mangkok. Contoh spesies dari kelas ini adalah Ubur-ubur (Aurelia

aurita).

32
Oman Karmana, Cerdas Belajar Biologi,......... h. 195.
33
Cyska Lumenta, Avertebrata Air, (Manado : Unrasrat Press, 2017).
28

Gambar 2.6 : Aurelia aurita34

c) Anthozoa

Berasal dari bahasa Yunani yang kata anthos memiliki arti bunga. Hewan

ini hidup dilaut berbentuk polip dan tidak terdapat fase medusa. Anthozoa

meliputi hewan-hewan karang dan anemon laut. Hewan ini bereproduksi dengan

cara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Sedangkan reproduksi

secara seksual dengan cara fertilisasi yang nantinya menjadi zigot dan berubah

menjadi planula35. Contoh spesies nya ialah anemon laut dan koral.

Gambar 2.7 : Anemon Laut36

34
Bekti R, Biologi, (Jakarta : CV Sindunata, 2010), h. 67.
35
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata Teori dan Praktik, .... h. 37
36
istackPhoto, https://www.istockphoto.com./id/search/2/image?phraseanemonlaut.
Diakses 01 Desember 2021
29

3. Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani. Platy yang artinya pipih dan

helmin berarti cacing. Jadi filum platyhelminthes merupakan cacing yang

berbentuk pipih. Hewan yang termasuk dalam kelompok filum ini memiliki ujung

posterior (ekor), permukaan ventral, dan permukaan dorsal. Cacing ini sebagian

besar hidup sebagai parasit bagi kehidupan makhluk lain dan ada pula yang hidup

bebas di air tawar maupun air laut.

a. Ciri Umum Platyhelminthes

1) Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral dengan bagian ujung

anterior tumpul/membulat.

2) Tidak memiliki segmen tubuh dan rongga (selom)

3) Hewan tripoblastik.

4) Platyhelminthes memiliki ukuran bervariasi dari yang mikroskopis

sampai panjang hingga 20 m.

5) Sistem pernapasan secara difusi oleh seluruh sel pada tubuhnya.

6) Sistem pencernaan belum sempurna, cacing ini memiliki mulut

namun tidak memiliki anus. Cacing ini memiliki rongga

gastrovaskuler yang merupakan saluran pencernaan yang

merupakan saluran bercabang yang berperan sebagai anus. 37

37
Suwarno Hadisusanto, dkk, Biologi, (Klaten : Intan Pariwara. 2006), h. 79.
30

b. Klasifikasi Platyhelminthes.

1) Kelas Turbelarria

Hewan pada kelas ini hidup bebas dan tidak bersifat parasit. Contoh

spesies dari kelas ini adalah cacning planaria. Planaria biasa hidup bebas di air

tawar, dan menempel pada bebatuan dan daun-daunan, atau di atas kayu lembab

yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

Tubuh planaria panjang umumnya sekitar 15 mm. Warna tubuhnya gelap

dan pada daerah kepala memiliki dua bintik mata yang berfungsi untuk dapat

membedakan keadaan terang dan gelap. 38

Gambar 2.8 : Planaria sp39

2) Kelas Trematoda

Kelas trematoda hidup secara parasit pada tubuh vertebrata. Tubuh bagian

luar ditutupi kutikula dan tidak memiliki silia. Pada permukaan ventral terdapat

alat hisap (sucker) dan mulut. Contoh spesies dari kelas ini adalah cacing darah

(Schistosoma mansoni) dan cacing hati (Fasciola hepatica) .

38
Oman Karmana, Cerdas Belajar Biologi,.........., h. 202.

39
Flatworm,https://www.researchgate.net/post/Can_someone_identify_this_flatworm_Pla
naria_from_temporary_pond diakses tanggal 15 Desember 2021.
31

Gambar 2.9 : Fasciola hepatica40

3) Kelas Cestoda

Cestoda memiliki bentuk tubuh seperti pita dan merupakan cacing yang

bersifat parasit dalam saluran pencernaan hewan vertebrata. Contoh spesies dari

kelas ini adalah Taenia solium (cacing pita). Cacing pita memiliki tubuh

bersegmen yang disebut proglotid dan tubuh tidak memiliki silia.

Gambar 2.10 : Taenia sagianata41

4. Filum Nematoda

Nematoda dikenal sebagai cacing benang karena tubuh yang bulat panjang

dan seperti benang. Hewan ini ditemukan dihabitat air dan tanah lembab. Cacing

ini tidak memiliki segmen tubuh dan anggota tubuh. Dinding tubuh mengandung

otot longitudinal, tidak memiliki sistem peredaran darah, dan sistem respirasi.

40
Encylopedia Britannica (Liver fluke-Fasciola hepatica), https://www.alamy.com/stock-
photo-liver-fluke , diakses tanggal 15 Desember 2021.

41
https://www.viva.co.id/blog/kesehatan diakses tanggal 15 Desember 2021
32

Cacing ini memiliki saraf yang mengelilingi esofagus dan bercabang-

cabang. Hewan ini bereproduksi dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi

seksual terjadi karena terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin

betina.

Contoh spesies dari filum nematoda adalah cacing gelang (Ascaris

lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), dan Wuchereria

branchofti yang dapat menimbulkan penyakit kaki gajah.

Gambar 2.11 : Ascaris lumbricoides42

5. Filum Mollusca

Mollusca berasal bahasa latin yang berarti lunak. Folim Mollusca adalah

salah satu kelompok terbesar dalam dunia hewan. Ilmu yang mempelajari tentang

Mollusca disebut Makalogi.

a. Ciri dan Bentuk Tubuh

a) Tubuhnya diselubungi sel yang dinamakan mantel.

b) Umumnya memiliki cangkang

c) Molusca dapat hidup di air laut mulai dari yang dangkal sampai

laut dalam, dan di area sawah-sawah ataupun sungai.

42
Muhammad Husni Thamrin, “Ascaris”, Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 10, No 1, (2018).
H. 17
33

d) Bentuk tubuh simetri bilateral, relatif bulat dan pendek.

e) Memiliki jantung dan pembuluh darah, dan Sistem peredaran darah

terbuka.

b. Klasifikasi Mollusca.

Filum Mollusca terbagi menjadi beberapa kelas diantaranya yaitu

Polyplacophora, Gastropoda, Cephalopoda, dan Bivalvia.

1) Kelas Polyplacophora

Salah satu contoh hewan dari kelas ini adalah Chiton sp. Chiton

merupakan hewan lunak yang hidup dilaut dengan ciri-ciri tubuh berbentuk oval

dan pada bagian dorsalnya terdapat cangkang yang jumlahnya 8 keping. Chiton

dapat ditemukan di atas bebatuan yang menempel di tepi pantai pada saat air

surut. Hewan ini menggunakan radula untuk memotong dan mencerna makanan

Gambar 2.12 : Chiton sp43

2) Kelas Gastropoda

Gastropoda berasal dari bahasa latin yaitu gaster : perut, dan podos : kaki.

Gastropoda adalah kelompok filum Mollusca yang bergerak menggunakan perut.

43
Arthur Chapman, Ensyclopedia of Life ( Green Chiton-Chiton sp), diakses dari situs
https://www.eol.org/media pada tanggal 15 Desember 2021.
34

Kelas Gastropoda memiliki jumlah spesies yang paling banyak yaitu sekitar

40.000 spesies. Seluruh tubuhnya mengandung lendir yang berfungsi dalam

pergerakannya. Contoh sepesies dari kelas ini siput (Achatina fulica)

Gambar 2.13 : Achatina fulica44

3) Kelas Bivalvia

Bivalvia ini sendiri merupakan kelas yang memiliki dua cangkang pipih

dan berkaki pipih. Cangkang pada bivalvia tersusun atas tiga lapisan, yaitu

periostrakum (luar), prismatik (tengah), dan nakreas (dalam). Kerang (Anodonta

sp) merupakan salah satu contoh spesies dari kelas bivalvia.

Gambar 2.14 : Anadonta sp45

44
Wikipedia commons, Ensyclopedia of Life (Achatina fulica), diakses dari situs
https://www.eol.org/media pada tanggal 15 Desember 2021

45
Aqualog, Anadonta sp Gelbstrahlen, diakses di situs https://aqualog.de/en/lexicon. Pada
tanggal 15 Desember 2021.
35

4) Kelas Cephalopoda

Cephalopoda merupakan salah satu kelas yang memiliki ciri kaki yang

terletak dikepala. Umumnya pada kelas ini tidak memiliki cangkang kecuali

spesies nautillus. Cephalopoda memiliki lengan atau tentakel yang berumlah

delapan atau sepuluh. Tentakel tersebut memiliki fungsi sebagai alat gerak dan

sebagai penangkap mangsa. Contoh spesies dari kelas ini adalah gurita (Octopus

sp), cumi-cumi (Loligo sp), dan sotong (Sepia sp).

Gambar 2.15 : Loligo sp46

6. Filum Annelida

Annelida merupakan cacing yang memiliki segmen tubuh dan berbentuk

cincin. Annelida sendiri berasal dari bahasa latin kata annulus yang berarti cincin,

dan oidos yaitu cacing. Cacing ini dapat hidup di daratan, air tawar, ataupun air

laut.

a. Ciri Umum Annelida

a) Memiliki tubuh simetri bilateral

b) Tubuh terdiri dari tiga lapisan, endoderm, mesoderm, dan

ektoderm.

46
Eol (Loligo squid) diakses pada tanggal 21 Desember 2021 dari situs
https://eol.org.pages/media
36

c) Lapisan luar terdapat sel sensoris (penerima rangsang).

d) Memiliki sistem peredaran darah tertutup.

e) Hewan ini bersifat hermafrodit, namun untuk bereproduksi cacing

ini memerlukan dua individu.

b. Klasifikasi Annelida

1) Kelas Oligochaeta

Oligochaeta berasal dari bahasa oligos yang artinya sedikit dan chaeta

yang artinya rambut. Jadi cacing kelas ini memiliki rambut yang sedikit pada

setiap segmen tubuhnya. Contoh spesies dari kelas ini adalah cacing tanah

(Lumbricus terrestris).

Gambar 2.16 : Lumbricus terrestris47

2) Kelas Polychaeta

Cacing kelas ini memliki banyak rambut (poly = banyak), dan chaeta

(rambut). Cacing ini ditemukan sepanjang pantai. Cacing kelas Polychaeta

memiliki tubuh bulat panjang dan berwarna hijau. Organisme yang tergolong

Polychaeta adalah Ahprodite, Aranicola, Serbelaria, dan lainnya.

47
Nugraha Sitanggang, diakses pada tanggal 21 Desember 2021 pada situs
https://agribisnis.co.id/mengenal-jenis -cacing-ternak.
37

Gambar 2.17 : Aranicola marina48

3) Kelas Hirudinae

Hewan kelas ini umumnya bersifat predator atau parasit. Pada ujung

tubuh terdapat alat hisap terminal yang berperan untuk menempelkan tubuh dan

bergerak. Tubuhnya terdiri atas 34 segmen yang setiap segemen nya terdapat

ganglion. Contoh spesies dari kelas ini adalah lintah (Hirudo medicinalis), dan

pacet (Haemodipsa sp).

Gambar 2.18 : Hirudo medicinalis49

7. Filum Arthopoda

48
Wikipedia Commons (Aranicola marina) diakses pada tanggal 21 Desember 2021 pada
situs https://commons.wikipedia.org/aranicola_marina.JPG

49
Encylopedia, diakses pada tanggal 21 Desember 2021 dari situs
https://www.britannica.com/animal/European-mediacinal-lenech
38

Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos yang berarti ruas dan

podos berarti kaki. Filum Arthopoda memiliki kaki yang berbuku-buku, dan

hewan yang tergolong dalam filum ini diketahui sekitar 900.000 spesies.

a. Ciri Umum Filum Arthopoda.

a) Bentuk tubuh Simetri bilateral.

b) Tripoblastik selomata, dan tubuh bersegmen.

c) Tubuh ditutupi rangka luar merupakan kutikula (endoskleton).

d) Hewan ini hidup di air, bernafas menggunakan insang, sistem

trakea, paru-paru buku, atau beberapa spesies bernafa

menggunakan permukaan kulit.

e) Sistem eksresi menggunakan saluran malpighi.

f) Sistem saraf terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua

saraf tepi.

g) Fertilisasi Arthopoda terjadi secara internal.

h) Memiliki metamorfosa yang terbagi dua, metamorfosa

sempurna dan tidak sempurna.

b. Klasifikasi Arthopoda

Filum Arthopoda terbagi mejadi empat kelas, yaitu Crustacea,

Arachinida, Insecta, dan Myriapoda.

1) Kelas Crustacea

Hewan kelas ini banyaknya tinggal di dalam air, seperti kutu air, udang

karang, dan kepiting. Selain itu juga ada yang hidup di air tawar dan di daratan

(tanah yang lembab). Hewan kelas ini memiliki ciri khas, rangka luar dari kitin
39

yang keras. Salah satu contoh spesies dari kelas ini adalah udang hijau

(Chlorotocus crassicornis)

Gambar 2.19 : Chlorotocus crassicornis50

2) Kelas Arachinida

Salah satu contoh spesies dari kelas ini adalah laba-laba. Tubuh laba-laba

terbagi atas cephalotoraks dan abdomen. Tubuhnya dilengkapi empat pasang kaki,

dan tidak terdapat antena pada kepala. Contoh lain dari Arachinida adalah laba-

laba kalajengking (Thelponus coudotus), ketunggeng (Butus afer), dan

kalajengking biru (Heterometrus cypeus).

Gambar 2.20 : Thelponus coudotus51

3) Kelas Insecta

50
Uinar News (Susunan Gen Mitokondria pada Udang Hijau) diakses pada tanggal 21
Desember 2021 pada situs https://news.uinair.ac.id
51
Manoj Ramakant Borkar, “First Definitive Record Of a Whip Scorpion Labhocirus
Tairicornis (Pocock, 1900) From Goa, India : With Notes On Its Morphometry and Pedipalp
Micro-Morphology” Journal of Threatened Taxa, Vol 10, No.7, (2018), h. 1557
40

Salah satu anggota spesies terbanyak pada filum Arthopoda

adalah pada kelas insecta. Jumlah pada kelas insecta dapat

mencapai 675.000 spesies habitat insecta tersebar di seluruh

daratan, kecuali di laut. Ilmu yang mempelajari khusus mengenai

insecta disebut entomologi. Salah satu contoh spesies kelas insecta

adalah kutu buku (Lepisma saccrhina).

Gambar 2.21 : Lepisma sacchirna52

4) Kelas Myripoda

Kelas Myripoda adalah hewan pada filum Arthopoda yang

memiliki sangat banyak segmen dan habitat umumnya berada di

darat. Kelas ini dibagi menjadi 2 ordo, yaitu ordo chilopoda (kaki

seribu/keluing), dan diplopoda. Contoh spesies dari kelas ini adalah

kelabang (Scolopendra sp)

52
Aag Pest Control, diakses pada tanggal 21 Desember 2021 pada situs
https://www.aag.co.id/gegat-silverfish-Lepisma-sacchrina
41

Gambar 2.22 : Scolopendra sp53

8. Filum Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata Yunani (echinos=duri), dan

(derma=kulit) merupakan hewan yang berkulit duri. Hewan ini hidup di laut, baik

tepian pantai sampai laut dalam.

a. Ciri dan Bentuk Tubuh Echinodermata

a) Tubuhnya pada fase larva simetris bilateral, namun pada saat

dewasa berubah menjadi simetris radial.

b) Tripoblastik.

c) Rangka tubuh tersusun dari lempeng kapur.

d) Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri halus.

e) Bergerak menggunakan kaki pembuluh (kaki amburakral).

b. Klasifikasi Echinodermata.

Echinodemata terbagi menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,

Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.

53
Unhamzah_IPA (Lipan) diakses pada tanggal 21 Desember 2021 pada situs
https://p2k.unhamzah.ac.id/lipan
42

1) Kelas Asteroidea

Asteroidea merupakan hewan yang memiliki bentuk seperti

bintang yang berlengan 5. Umumnya hewan ini dijumpai

disepanjang pantai laut. Tubuhnya yang berduri tersusun dari zat

kapur.54 Contoh hewan dari kelas ini adalah bintang laut (Asterias

forbesi)

Gambar 2.23 : Asterias forbesi55

2) Kelas Ophiuroidea

Kelas ophiuroidea memiliki tubuh yang membentuk seperti bola cakral

kecil dengan lengan bulat panjang berjumlah 5 buah. Masing-masing lengan

terdiri atas ruas yang sama dan pada ruasnya terdapat 2 garis tempat

menempelnya osikel56. Contoh hewan dari kelas ini adalah bintang ular (Ophiura

sp).

54
Yusuf Kastawi, dkk, Zoologi Invertebrata, (Jakarta : Gramedia, 2005), h. 268.
55
Jeff Duprau, Forbes Sea Star-Asterias Forbesi, diakses pada tanggal 25 Desember
2021, pada situs www.fishdb.co.uk/findpicture
56
Romi Mohtarto, Zoologi Dasar, (Jakarta : Erlangga, 2009), h.246.
43

Gambar 2.24 : Ophiura sp57

3) Kelas Echinoidea

Struktur tubuh Echinoidea berduri yang melekat pada otot dan menyerupai

bongkol. Contoh hewan dari kelas ini adalah bulu babi (Echinothrix diadema).

Kaki hewan ini pendek dan terletak diantara duri-duri yang panjang, dan mulut

nya dikelilingi oleh struktur rahang yang berperan untuk memakan rumput laut.

Gambar 2.25 : Echinotrix diadema58

4) Kelas Holothuroidea.

Struktur tubuh Holothuroidea memanjang pada oral-aboral dan begerak

menggunakan kaki tabung. Hewan ini memiliki kapur yang berkeping kecil dan

57
Lamiot, OphiuraOye-PlageNordFRance.Jpg, diakses pada tanggal 25 Desember 2021,
pada situs https://commons.wikimedia.org./wiki/file:OphiureOye
58
Wikipedia the Free Encylopedia, diakses pada tanggal 25 Desember 2021, pada situs
https://www.wikiwend.com/en/Echinotrix_calamaris
44

tersebar dalam jaringan tubuhnya59. Contoh spesies dari kelas ini adalah

tripang/mentimun laut (Holothuria scabra).

Gambar 2.26 : Holothuria scabra60

5) Kelas Crinoidea

Hewan yang berasal dari kelas ini adalah lili laut. Lili laut hidup dengan

melekat ke subrat dengan lengan tangkai berfungsi untuk memakan suspensi. Lili

laut memiliki tubuh yang cantik seperti bunga.

Gambar 2.27 : Comaster sp61

59
Diah Rahmatia, Hewan Laut, (Jakarta : Pbook, 2005), h.17.

60
Flickr, Holothuria scabra, diakses pada tanggal 26 Desember 2021, pada situs
https://www.flickr.com/photos
61
Matt Kieffer, File : Comaster sp, diaskes pada tanggal 26 Desember 2021, pada situs
https://commons.wikimedia.org/wiki/file/comaster.
45

9. Filum Chordata.

Chordata adalah hewan celomata (mempunyai ceolom sejati). Secara

mendasar filum Chordata (chorda = notochard) mempunyai struktur yang berbeda

dengan hewan invertebrata. Chordata berasal dari bahasa Yunani, chorda yang

berarti tali. Jadi, chordata merupakan hewan yang memiliki tali saraf dibagian

punggung.

a. Ciri Umum Filum Chordata.

a) Memiliki chorda dorsalis.

b) Memiliki celah insang dan batang saraf dorsal

c) Tubuh simetri bilateral.

d) Memiliki ceolom

e) Mesoderm yang berupa dinding ceolom yang berasal dari

entoderm primer.

b. Klasifikasi Filum Chordata.

Filum chordata dibagi menjadi 3 sub filum diantaranya urochordata,

cephalochordata dan vertebrata.

a) Urochordata merupakan hewan yang hidup dilaut dan pada

bagian ekor akan hilang setelah dewasa akan menempel pada

substrat. Tubuhnya dilapisi oleh selulosa yang disebut tunica.

Contoh hewan nya adalah : cionna.

b) Cephalochordata merupakan hewan kecil yang memiliki bentuk

seperti ikan. Habitat umumnya berada di daerah tropis dan


46

subtropis. Contoh hewan pada sub filum ini adalah

Branchiostoma (Amphyoxus).

c) Vertebrata merupakan sub filum yang memiliki anggota yang

cukup besar dan paling dikenal. Tubuhnya dibagi menjadi tiga

bagian yang cukup jelas, yaitu : kepala, badan, dan ekor. Sub

filum ini memiliki ruas-ruas tulang belakang (vertebrae). Oleh

karena itu secara umum vertebrata adalah salah satu kelompok

yang paling dikenal pada filum chordata. Vertebrata umunya

dibagi menjadi beberapa kelas yaitu kelas pisces, amphibi, aves,

reptile, dan mammalia. 62

1) Kelas Pisces

Pisces/ikan adalah hewan vertebrata yang hidup dalam air dan insang

sebagai alat pernafasan. Ikan memilki siri guna menggerakkan tubuhnya dalam

air. Tubuh pisces terbagi atas bagian kepala, badan, dan ekor. Ikan memiliki sisik

(sikloid, stenoid, plakoid, dan goanoid). Pisces dibagi menjadi 3 superkelas yaitu

agnata, Chondrichtyes, dan Osteichtyes. 63

a) Agnata

Ikan pada super kelas ini memiliki rahang dengan mulut bulat,

kulit lunak dan berlendir, namun ikan ini tidak memiliki sirip. Contoh

spesies dari sub kelas ini adalah Lampetra fluviatilis.

62
Storer TI,and Uinger, General Zoology, (New York : Mc Graw Hill Book Co. Inc, :
1957), h. 154.
63
Mukayat Djarubito, Zoology Dasar......., h.181.
47

Gambar 2.27: Lampetra fluivatilis64

b) Chondrichtyes

Ikan pada sub kelas ini merupakan ikan yang memiliki tulang

rawan dan rahang. Ikan ini memiliki sisik kulit yang tertutup

dengan sisik plakoid dan 2 pasang sirip. Contoh hewan kelas ini

adalah ikan hiu (Squalus sp) dan ikan pari (Raja sp).

Gambar 2.28 : Squalus sp65

c) Osteichtyes

Osteichtyes disebut juga ikan bertulang sejati, karena ikan ini memiliki

tulang yang keras. Tubuhnya ditutupi oleh sisik tipe guanoid, sikloid atau

ktenoid yang berasal dari mesoderm. Contoh spesies ikan ini adalah ikan

mas (Cyprinus carpio), ikan bandeng (Chanos chanos), dll.

64
Arsty, River Lamprey Fish, diakses pada pada tanggal 26 Desember 2021 pada situs
https://depositephotos.com/stock-photo-river-lamprey
65
Ardy Murdy, Squalus acantinas, diakses pada tanggal 26 Desember 2021, pada situs
https://www.fishbase.se/summary/139
48

Gambar 2.29 : Chanos chanos66

2) Kelas Amphibia

Amphibi adalah hewan vertebrata semi aquatis dan hidup ditempat yang

lembab dan air. Hewan kelas ini pada fase reproduksi akan meletakkan

telurnya kedalam air dan mengalami metamorfosis dari berudu ke dewasa.

Saat masa berudu amphibi bernafas menggunakan insang dan pada saat masa
67
dewasa termodifikasi menjadi paru-paru. kelas amphibia dibagi menjadi 3

ordo yaitu ordo Urodela, Anura, dan Apoda.

a) Ordo Urodela

Amphibia dari ordo urodela saat dewasa memiliki ekor dan tubuh nya

memanjang berbentuk seperti kadal. Hewan yang termasuk dalam ordo ini

adalah salamander (Ambystoma tigrinum).

66
Dianne J Bray, Milkfish Chanos-chanos, diakses pada tanggal 26 Desember 2021, pada
situs https://fishofaustralia.net.au

67
Mukayat Djarubito, Zoology Dasar,..... h. 194.
49

Gambar 2.30 : Ambystoma tigrinum68

b) Ordo Apoda

Bentuk tubuh hewan dari kelas ini seperti cacing tanah, namun antara

mata dan hidung terdapat tentakel yang dapat ditonjolkan. Contohnya

adalah Salamander cacing ( Ichthyosis glutinosus).

Gambar 2.31 : Ichthyosis glutinosus69

c) Ordo Anura.

Ordo Anura sendiri merupakan salah satu ordo yang paling dikenal

pada kelas Amphibia. Hewan dari ordo ini dapat melompat dan sering

dijumpai. Spesies hewan ini memiliki tubuh yang terbagi atas kepala dan

badan dan tidak memiliki leher. Hewan ini memiliki selpaut renang diantara

jarinya. Contoh hewan dalam ordo ini yaitu kata (Rana esculenta).

68
Peter Paplanus, File : Eastern Tiger Salamander (Ambystoma tigrinum), diakses pada
tanggal 26 Desember 2021, pada situs https://commons .wikimedia.org
69
Dinesh, Ichthyophis bombayensis, diakses pada tanggal 26 Desember 2026, pada situs
https://calphotos.berkeluy.edu
50

Gambar : 2.32 : Rana esculenta70

3) Kelas Aves

Aves adalah hewan yang hampir seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu yang

berasal dari epidermal dan mserupakan salah satu karakateristik aves

dibanding hewan vertebrata lainnya. Bulu pada aves berfungsi untuk

membungkus tubuh, menjaga suhu badan dan memiliki sebagai alat untuk

dapat terbang. Sayap pada aves merupakan modifikasi dari anggota gerak

anterior.71 Aves memiliki banyak ordo, namun yang paling dikenal adalah

ordo Galliformes, contoh hewannya adalah merpati (Columba livia)

70
Bigstock, Rana esculenta water-frog, diakses 26 Desember 2021 pada situs
https://www.bigstockphoto.com/image.

71
Rahmanto, Penangkaran Burung, (Yogykarta : Kasinus, 2003), h. 20.
51

Gambar : 2.32 : Columba livia72

4) Kelas Reptilia

Reptilia memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik yang terbuat dari keratin

(zat tanduk). Sisik pada tubuh nya berfungsi untuk mencegah kekeringan.

Hewan kelas ini bernafas menggunakan paru-paru dan menggunakan energi

lingkungan untuk dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga termasuk dalam

kelompok hewan eksoterm.kelas reptilia dibagi menjadi 4 ordo yaitu

Rhyncocephalia, Chelonia, Squamata, dan Crocodile.

a) Ordo Rhyncocephalia

Ordo ini merupakan reptilia tertua yang sebagian besarnya sudah punah

dan menjadi fosil. Salah satu spesies yang masih hidup adalah tuatara

(Sphenodon punctatus) yang dikenal sebagai fosil hidup. 73

72
Diego dilso, File : Paloma bravia (Columba livia), diakses pada tanggal 26 Desember
2021 pada situs https://commons.wikimedia.org/wiki/file:paloma.
73
Satria Yuda, “Divesrsity of Lizard and Snakes (Squamata :Reptilia) along Code River,
Yogyakarta Spesial Privince”, Jurnal Biota, Vol. 1, No. 1, (2014), h. 34-36.
52

Gambar 2.33 : Sphenodon punctatus74

b) Ordo Chelonia

Ordo ini memilki ciri tubuh pendek dan lebar yang dilindungi karapak dan

plastron. Hewan ini memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung dari

serangan predator.75 Contoh hewan dari ordo ini adalah penyu (Chelonia sp)

dan kura-kura.

Gambar 2.34 : Chelonia sp76

74
Encylopedia, Rhynchocephalia-Monaco Nature, diakses pada tangggal 26 Desember
2021 pada situs https://www.monaconatureencylopedia
75
Satria Yuda, “Divesrsity of Lizard and Snakes (Squamata :Reptilia) along Code River,
Yogyakarta Spesial Privince”,...... h. 39.
76
Uinar, Identifikasi Spesies Penyu dari Struktur Karapas dan Sisik Kepala, diakses pada
tanggal 27 Desember 2021 pada situs news.uinar.ac.id/identifikasi penyu
53

c) Ordo Squamata

Tubuh hewan pada ordo squamata ditutupi oleh sisik. Hewan ini

berkembangbiak secara ovovivipar atau ovipar dengan fertilisasi internal.77

Contoh spesies dari kelas ini adalah ular piton (Pyhton molurus).

Gambar 2.35 : Phyton molurus78

d) Ordo Crocodile

Ordo Crocodile adalah kelompok reptile yang paling kuat dan memiliki kulit

yang sangat tebal. Ekor yang besar yang memiliki rahang yang sangat kuat.

Hewan ordo ini memiliki mata dan lubang hidung yang terletak diatas kepala

sehingga hewan ini dapat melihat sekeliling saat berada dalam air. 79 Contoh

spesies dari ordo ini adalah buaya muara ( Crocodylus porosus)

77
Radiopoetro, Zoology, (Jakarta : Erlangga, 2012), h. 521
78
Linnaeus, Phyton molurus, diakses pada tanggal 27 Desember 2021 pada situs
https://indiabiodeversity.org/species/
79
Mirza Dikari Kusrini, Amfibi dan Reptile Sumatera Selatan : Areal Sembilang-Dangku
dan Sekitarnya, (Sumatera Selatan : Pustaka Media Konservasi, 2020), h. 6.
54

Gambar 2.36 : Crocodylus porosus80

5. Kelas Mamalia

Mamalia berasal dari bahasa latin mammae yang artinya susu. Mamalia

merupakan hewan-hewan yang memiliki kelenjar susu pada betinanya,

sedangkan pada jantan kelenjar susu nya tidak dapat mengalami reduksi

(menyusui). Seluruh tubuh mamalia ditutupi oleh rambut dan bernafas dengan

paru-paru. Mamalia memiliki 12 ordo diantaranya yaitu ordo Carnivora, ordo

Marsupialia, ordo Rodentia, ordo insektivora, ordo Demoptora, ordo Cetacea,

ordo proboscidea, ordo Perossodactyla,dan Ordo Artidactyla81

Gambar 2.37 : Felis catus82

80
Pg Palmer, File : Crocodylus porosus diakses pada tanggal 27 Desember 2021 pada
situs https://commons.wikimedia.org/wiki/crocodylus porosus
81
Syarif Muhatia, Buku Pintar Dunia Mamalia, (Jakarta : Bestari Busana Murni, 2014), h. 5
82
Von grzanka, Plik : Felis catus, diakses pada tanggal 27 Desember 2021 pada situs
https://upload.wikimedia.org/wikimedia/commons
55

E. Media E-Booklet Sebagai Pendukung Materi Kingdom Animalia

Hasil penelitian ini dijadikan media e-booklet yang digunakan oleh

pelajar/peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar pada materi kingdom

animalia. Penggunaan hasil penelitian ini membuat peserta didik tertarik dalam

belajar sehingga membantu peserta didik dalam memahami materi kingdom

animalia.

Kingdom animalia merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota

yang bervariasi. Secara umum kingdom animalia diklasifikasikan menjadi dua

golongan vertebrata (hewan bertulang belakang), dan invertebrata (hewan tidak

memiliki tulang belakang).

Materi kingdom animalia adalah salah satu materi pelajaran biologi yang

dipelajari tingkat SMA/Aliyah kelas X semester II. Kompetensi dasar 3.9 ;

Mengelompokkan hewan ke dalam filum berdasarkan lapisan tubuh, simetri

tubuh, dan reproduksi. Secara umum, kingdom animalia (dunia hewan) dibagi

menjadi dua yaitu vertebrata dan invertebrata.83

F. Uji Kelayakan

Uji kelayakan adalah uji terhadap suatu media apakah layak atau valid untuk

digunakan. Uji kelayakan dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.84 Kelayakan

83
Dyah Sistriyani, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom Animalia
di SMA Dengan Interactive Skill Station Suppported By Information Technology (Iss-It) Untuk
Meningkatkan Aktivitas, Motivasi, Dan Hasil Belajar, “Journal Of Innovative Science Education,
JISE,Vol. 1 No. 1 (2012), h.47
84
Wardatul Mawaddah, dkk, “Uji Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis Power Point
disertai Permainan Jeopardy Terhadap Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Natural Science Education
Research, Vol. 2, No. 2, (2019) h. 176.
56

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelayakan media e-booklet pada

materi kingdom animalia dilakukan dengan aspek penilaian media yang berupa

kelayakan media, kelayakan materi dan kelayakan pengembangan.

1. Kelayakan media

Aspek kelayakan media ini dinilai sesuai sesuai kebutuhan bahan ajar,

manfaat untuk menambah wawasan, ilustrasi gambar/foto. Selain itu juga, aspek

media ini menilai penggunaan font, jenis dan ukuran yang menarik serta kejelasan

informasi yang akan disampaikan.

2. Kelayakan materi

Penilaian dari aspek materi berupa indikator penulisan kalimat sesuai dengan

bahasa indonesia yang benar, kejelasan materi pembelajaran yang disampaikan

secara efektif dan singkat.

3. Kelayakan Pengembangan

Penilaian kelayakan pada aspek pengembangan berupa untuk melihat

keefektifan media. Media yang disajikan dalam pembelajaran dapat membuat

peserta didik lebih mudah mendapatkan informasi materi pembelajaran secara

mandiri dengan bimbingan guru. 85

85
Fakrur Rahman, Ayu Lusiana, “Pengembangan Modul Pratikum Mandiri Sebagai
Asesmen Keterampilan Proses Sains dan Ketrampilan Sosial Mahasiswa”, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah, Vol. 1, No. 2, (2017), h. 50.
57

G. Respon Siswa

Respon merupakan jawaban atau reaksi seseorang terhadap sesuatu hal.86

Menurut Ahmadi (2009) respon ini sendiri merupakan hasil dari kesan-kesan

dalam ingatan seseorang yang masih tersimpan setelah melakukan pengamatan.

Jadi, secara teori disampaikan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan

pembentukan respon bagi peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan oleh peserta

didik terhadap objek yang berperan sebagai perantara respon dan objek. 87

Munculnya respon ditandakan apabila ada objek yang diamati, dan terdapat

perhatian terhadap suatu objek pengamatan dan panca indera yang berperan

sebagai penangkap objek yang telah diamati. Respon ini sendiri juga dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantara nya pengalaman belajar, proses belajar, nilai

kepribadian, dan pengalaman individu. 88

Respon siswa yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu reaksi siswa

terhadap media e-booklet yang dihasilkan dengan memberikan beberapa

pertanyaan dalam bentuk angket terhadap penggunaan media dalam proses

belajar. Aspek pertanyaan yang terdapat dalam angket berupa pertanyaan terkait

media pembelajaran e-booklet dan memilih satu jawaban yang sesuai dan cocok.

Pilihan jawabannya berupa, sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju,

86
Sulistyo Anggoro dan Chandra A.P Kamus Besar Lengkap Inggris-Indonesia, (Solo :
Delima,1998), h. 123

87
Umiatun Khazzanah, Respon Guru dan Peserta Didik, FKIP UMP (2017), h. 5.
88
Ummu Khairiyah, “Respon Siswa Terhadap Media Dakon Matika Materi KPK dan
FPB pada Siswa di IV di SD/MI Lamongan”, Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, Vol. 5,
No. 2, (2019), h. 199.
58

sangat tidak setuju. Adapun indikator respon yang termasuk dalam penelitian

pengembangan ini yaitu :

a. Kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi

mengenai sesuatu.

b. Afektif berkaitan dengan emosi sikap dan nilai seseorang terhadap

sesuatu.

c. Konatif, berkaitan dengan perilaku nyata (tindakan) atau kebiasaan

perilaku terhadap objek sikap. 89

Respon siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lembaran

berupa angket respon yang nantinya akan dianalisis dengan cara menghitung rata-

rata persentase keseluruhan yang telah dibuat

89
Munawaratul Kiptiah, Respon Kognitif, Afektive, dan Konatif Pegawai Fakultas
Syariah Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi Syariah, Skripsi
(2015).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan menggunakan research

and development. Produk yang dikembangkan yaitu media e-booklet pada materi

kingdom animalia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

pengembangan model 4-D (Four D models). Model 4D menurut Thiagarajan dkk

adalah dasar untuk melakukan suatu pengembangan perangkat pembelajaran.

Tahapan pelaksanaan model pengembangan dibagi secara detail dan sistematis

dimana setiap tahapan mengalami revisi, uji coba dan keikutsertaan dan direvisi oleh

para validator. Model 4D ini terdiri dari 4 tahap diantaranya adalah

1. Define

2. Design

3. Develop

4. Disseminete

Dengan model penelitian ini, di harapkan nantinya dapat menghasilkan

suatu produk berupa media E-Booklet pada materi kingdom animalia yang

bertujuan memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

59
60

Analisis Awal

Define

Analisis kebutuhan

Perancangan Media
pembelajaran Berbentuk E-
Booklet

Design

Draft Media Pembelajaran


Berbentuk E-Booklet

Validasi Produk

Development

Revisi

Media Pembelajaran
Berbentuk E-Booklet

Uji Coba Terbatas

Penyebaran Disseminate

Gambar 3.1 : Bagan Tahap pada Model Pengembangan 4D


61

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

1. Tahap Define

Tujuan pada tahap ini adalah mendefinisikan kebutuhan pembelajaran

dengan menganalisis tujuan materi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

yaitu menganalisis. Kegiatan ini dilakukan untuk menetapkan masalah awal

yang dibutuhkan dalam pengembangan media pembelajaran. Dilakukan

analisis kurikulum, KD, KI serta mensurvei peserta didik dari kondisi belajar

sampai dengan proses jalannya pembelajaran yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi dalam penelitian ini.

2. Tahap Design

Tahap perancangan dilakukan untuk mengolah materi yang sudah ada dan

melakukan inovasi dalam bentuk media e-booklet. Penentuan posisi materi,

foto, keterangan di dalam media e-booklet serta penjelasan tata cara

penggunaan media tersebut secara benar.

3. Tahap Development

Tahap pengembangan dilakukan untuk mengembangkan media e-booklet

yang sudah dirancang dan sudah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi.

Hasil validasi dan saran validator digunakan untuk memperbaiki media

sebelum diuji coba.


62

4. Tahap Disseminete

Tahap desseminate merupakan tahapan penyebaran media e-booklet yang

telah divalidasi oleh validator kemudian disebar luaskan kepada para

pengguna baik guru maupun siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Pengembangan Media Pembelajaran E-Booklet Sebagai Pendukung

Materi Kingdom Animalia di SMAN 2 Kuta Baro dilaksanakan pada bulan

November 2022..

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah dosen Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry,

guru mata pelajaran biologi kelas X SMAN 2 Kuta Baro dan peserta didik kelas X

SMAN 2 Kuta Baro. Subjek pada penelitian ini terdiri dari tim ahli validasi media,

dan validasi materi. Ahli media terdiri 2 dosen pendidikan biologi, dan ahli validasi

materi terdiri dari 2 orang dosen pendidikan biologi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kelayakan Media

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mendeskripsikan

kelayakan media e-booklet. Data yang dikumpulkan adalah hasil dari beberapa

penilaian yaitu ahli media dan ahli materi yang terdiri dari dosen pendidikan biologi

terhadap penggunaan dan penerapan media e-booklet.


63

2. Angket Respon Siswa

Angket pada penelitian ini dibutuhkan untuk diberikan kepada peserta didik

setelah menggunakan media e-booklet. Angket ini bertujuan untuk memperoleh data

dan melihat reaksi peserta didik dalam penggunaan media e-booklet.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Instrumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Angket Uji Kelayakan

Lembar kelayakan di ditujukan kepada validator yang bertujuan untuk

mendeskripsikan kelayakan media e-booklet serta keefektifan produk yang

dikembangkan. Lembar ini berisi pernyatan tentang media pembelajaran dan memilih

salah satu jawaban yang sesuai. Pilihan yang disajikan adalah sangat layak, layak,

kurang layak, tidak layak, dan sangat tidak layak.

2. Lembar Angket Respon Siswa

Lembar angket respon siswa diberikan ke peserta didik setelah uji cobakan

penggunaan media e-booklet. Lembar ini terdiri dari pernyataan tentang media

pembelajaran dan siswa dituntut untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai.

Pilihan yang disajikan berupa sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan

sangat tidak setuju


64

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kelayakan Media

Data kelayakan media didapatkan dari lembar kelayakan produk yang telah

diisi oleh ahli media, ahli materi, dan guru pembelajaran biologi. Data yang sudah

didapatkan dan untuk mendapatkan kelayakan penilaian, maka dihitung skor dengan

rumus :

∑𝑋
P= x 100
𝑛

Keterangan

P = Persentase skor

∑X = Skor total masing-masing

n = Jumlah Skor Maksimum 90

Selanjutnya untuk penilaian instrument validasi ahli, kriteria kelayakan

validasi dapat dilihat pada tabel 3.1

90
I.W Ambhara Sanuaka, “ Pengembangan Media Pembelajaran Electronic Book (E book)
Interaktif Multimedia Dalam Mata Pelajaran Teknik animasi 3D dan teknik Animasi 2D di Jurusan
Muktimedia SMK Negeri 3 Singaraja”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Undiksha, Vol. 6, No. 1
(2017), h. 11
65

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kelayakan

Persentase (%) Kategori Skor

80-100 Sangat Layak 5


60-79 Layak 4
40-59 Cukup Layak 3
20-39 Kurang Layak 2
0-19 Tidak layak 1

2. Analisis Angket Respon Siswa

Analisis data yang diperoleh dari respon siswa yang diberikan melalui
angket stelah menggunakan media e-booklet pada materi kingdom animalia.

Persentase respon siswa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut :

𝑓𝑟
P= x 100
𝑁

Keterangan :

P : Presentase skor

Fr : Jumlah skor, dan

N : jumlah skor maksimum

Kriteria kategori presentase kelayakan dapat dilihat pada tabel 3.391

91
Ahmad Fadilla, “Pengembangan Media Belajar Komik Terhadap Motivasi Belajar Siswa”,
Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika, Vol. 2, No. 1, (2018), h. 39.
66

Tabel 3.3 : Kriteria Presentase Kelayakan

No Persentase (%) Kelayakan

1 80-100 % Sangat baik

2 60-79 % Baik

3 40-59 % Kurang baik

4 20-39 % Tidak baik

Sangat tidak baik


5 0-19 %
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengembangan media pembelajaran e-booklet pada materi

Kingdom Animalia dilakukan pada bulan November 2022. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan model pengembangan 4D (Four-D) yang terdiri atas 4 tahap,

diantaranya tahap define, design, develop, dan disseminate. Media pembelajaran yang

dirancang akan di proses validasi oleh ahli media dan ahli materi yang masing-

masing terdiri atas dua orang sebanyak dua kali validasi, serta selanjutnya akan

dilakukan ujicoba produk media yang telah dikembangkan.

1. Pengembangan Media E-Booklet pada Materi Kingdom Animalia

Pengembangan media pembelajaran e-booklet adalah serangkaian proses dan

langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengembangkan suatu

media pembelajaran sebuah buku dalam bentuk digital yang bertujuan untuk

menciptakan variasi media dengan perkembangan zaman berdasarkan teori dan model

pengembangan yang telah ada. Pengembangan media pembelajaran ini bertujuan

untuk memudahkan pendidik dan peserta didik dalam mengajar dan memahami

materi kingdom animalia yang nantinya dapat dibuka kapan dan dimana saja sehingga

menjadi alternatif bagi peserta didik dalam memahami materi kingdom animalia.

Tahapan pengembangan media pembelajaran model 4D akan dijelaskan sebagai

berikut.

67
68

a. Tahapan Define ( pendefinisian)

Tahapan pendefinisian merupakan kegiatan mendefinisikan kebutuhan

pembelajaran dengan menganalisis tujuan materi. Kegiatan ini dilakukan untuk

menetapkan suatu masalah awal yang dibutuhkan dalam pengembangan media

pembelajaran. Tahapan kegiatan ini terdiri atas analisis awal akhir, analissi peserta

didik, analisis tugas, analisis materi, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.

b. Tahap design (perancangan)

Tahap design adalah tahapan pembuatan produk bahan ajar yang bertujuan

untuk menyiapkan produk. Tahap design atau perancangan dilakukan untuk

mengolah materi yang sudah ada dan melakukan inovasi dalam bentuk media e-

booklet. Penentuan posisi materi, gambar/foto, keterangan di dalam media e-boooklet

serta penjelasan tata cara penggunaan media tersebut dengan benar. Langkah

perancangan media selanjutnya adalah mempersiapkan software yang nantinya

digunakan untuk mendesain produk. Software yang digunakan untuk mendesain e-

booklet yaitu menggunakan aplikasi Affinity designer dan Affinity Publisher.

Langkah-langkah tahapan design sebagai berikut.

1) Pemilihan media

Media yang akan dipilih berupa media pembelajaran e-booklet dibuat

menggunakan aplikasi Affinity designer dan Affinity Publisher. Affinity designer

digunakan untuk mendesain cover dari e-booklet, sedangkan untuk layout dan isi

materi dari e-booklet di desain dengan menggunakan aplikasi Affinity publisher.


69

2) Pemilihan format

Format e-booklet disusun dengan mengumpulkan materi-materi kingdom

animalia serta gambar-gambar yang dimuat dalam e-booklet yang berhubungan

dengan materi kingdom animalia diambil dari berbagai sumber, dimulai dari buku,

jurnal, ataupun internet. Materi yang telah dipilih akan disesuaikan dengan

kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran untuk materi kingdom

animalia pada kelas X di SMAN 2 Kuta Baro. Format disajikan terdiri atas (a) Cover

depan, (b) kata pengantar, (c) Daftar isi, (d) Kompetensi dasar dan indikator (e)

Pendahuluan, (f) Bagian isi materi kingdom animalia pada e-booklet (g) Evaluasi

soal (h) Glosarium (i) Daftar pustaka, (j) Ringkasan, (k ) Biografi penulis dan (l)

Cover belakang.

3) Rancangan Awal

Tahap ini menjelaskan perancangan media pembelajaran E-booklet yang

terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, KD dan indikator pembelajaran Kingdom

Animalia di kelas X.

c. Tahap develop (Pengembangan)

Tahapan develop adalah tahap penilaian yang dilakukan oleh para ahli media

yag disajikan. Tahap pengembangan dilakukan untuk mengembangkan media e-

booklet yang sudah dirancang dan sudah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi.

Hasil validasi dan saran validator digunakan untuk memperbaiki media sebelum

diujicobakan.
70

1) Hasil Pengembangan Media E-Booklet Materi Kingdom Animalia

Proses pembuatan awal media e-booklet dengan mendesain cover dari e-

booklet menggunakan Affinity designer yang dibuat dengan tampilan yang lebih

menarik dan berwarna yang nantinya mampu menarik daya baca para pengguna

media. Cover atau tampilan depan yang di design mencakup judul materi, dan nama

dari penulis. Untuk cover atau tampilan belakang didesign dengan warna yang sama

seperti tampilan depan, hanya saja pada cover belakang hanya terdapat tulisan

program studi penulis serta dilengkapi dengan logo Universitas, dapat dilihat sebagai

berikut.

(a) (b)

Gambar 4.1 (a) cover depan e-booklet (b) cover belakang e-booklet

Design media yang telah dikembangkan selanjutnya terdiri atas kata pengantar

dan daftar isi yang berfungsi untuk memberikan penjelasan kepada para pembaca

tentang isi yang terdapat di dalam e-booklet. Berikut tampilannya dapat dilihat pada

gambar 4.2
71

(a) (b)

Gambar 4.2 (a) Kata Pengantar E-booklet (b) Daftar Isi E-booklet

Halaman selanjut terdapat Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran agar

peserta didik mengetahui kemampuan yang harus dicapai dalam mata pelajaran

Kingdom animalia pada semester genap di kelas X. Serta adanya pendahuluan

sebagai gambaran umum mengenai bahasan materi yang akan dimuat di e-boooklet.

Tampilan KD dan Pendahuluan dapat dilihat pada gambar berikut.

(a) (b)

Gambar 4.3 (a) Kompetensi dasar dan Indikator (b) Pendahuluan


72

Terdapat bagian evaluasi soal dan glosarium. Evaluasi soal berfungsi

untuk melihat pemahaman peserta didik dalam memahami materi kingdom

animalia yang disajikan dalam media pembelajaran e-booklet. Glosarium

memiliki fungsi untuk melihat kata kunci yang tidak dijelaskan pada materi atau

Bahasa-bahasa istilah yang dijelaskan pada isian materi. Tampilan keduanya dapat

dilihat pada gambar berikut.

(a) (b)

Gambar 4.4 (a) Soal Evaluasi (b) Glosarium

Tahap pengembangan ini, media pembelajaran yang telah dikembangkan

akan melalui tahap validasi sebelum dilakukan uji coba pada subjek penelitian.

Uji kelayakan dilakukan sebanyak 2 kali dan direvisi berdasarkan komentar

ataupun saran dari masing-masing para ahli media dan ahli materi.

2) Hasil Revisi Media Pembelajaran E-Booklet Oleh Ahli Media dan

Ahli Materi

Hasil media pembelajaran e-booklet yang telah dikembangkan dan melalui

tahap uji kelayakan oleh ahli media dan ahli materi didapatkan komentar atau

90
73

perbaikan dan saran yang harus dilakukan sebelum disebar luaskan ke peserta

didik atau para pengguna media pembelajaran tersebut. Komentar dan saran oleh

ahli media dan ahli materi sebagai berikut.

a) Tampilan depan, dan Daftar Isi e-booklet

(a) Sebelum revisi (b) Sesudah revisi

Gambar 4.5 Tampilan Depan

Revisi bagian depan yaitu warna pada font nama yang sama seperti warna pada

judul membuat tampilan cover depan menjadi kurang bagus dan menjadi tabrakan

dengan dari judul dari materi kingdom animalia. Ahli media menyarankan untuk

warna pada nama penulis dan judul materi yang disajikan dibedakan dan di ubah

tata letak yang awal nama penulis diatas menjadi ke bawah agar tampilan cover

depan menarik. Selanjutnya perbaikan daftar isi dapat dilihat pada gambar berikut.
74

(a) Sebelum revisi (b) sesudah revisi

Gambar 4.6 Daftar Isi E-Booklet

Perbaikan dari daftar isi berupa penghapusan background belakang yang

memperkecil ukuran font penulisan yang disajikan. Ahli media memberikan

masukan berupa memperbesar tulisan dengan cara penghapusan background

berwarna putih seperti pada gambar diatas agar para pembaca dapat membaca

lebih jelas.

b) Penambahan referensi pada Materi dan Gambar

Revisi dari ahli materi yaitu mencantumkan sumber pada materi dan gambar

yang telah disajikan. Adapun perbedaan perbedaan e-booklet yang telah direvisi

dengan sebelum nya dapat dilihat pada gambar berikut.


75

(a) sebelum revisi

(b) sesudah revisi

Gambar 4.7 Bagian Isi Materi


76

d. Tahap Disseminate (penyebaran)

Tahap disseminate merupakan tahapan penyebaran media pembelajaran e-

booklet yang telah divalidasi oleh validator kemudian disebar luaskan kepada para

pengguna baik guru maupun peserta didik. Tahap penyebaran ini dilakukan di

SMAN 2 Kuta Baro dengan jumlah peserta didik sebanyak 15 orang untuk

menguji kelayakan dan ketertarikan peserta didik terhadap media pembelajaran e-

boooklet yang telah di kembangkan melalui lembar angket respon yang telah

disediakan.

2. Kelayakan Media Pembelajaran E-Booklet pada Materi Kingdom

Animalia

a. Hasil Kelayakan Media Oleh Ahli Media

Kelayakan ahli media dilakukan dengan mengisi lembar angket validasi

ahli media terdiri atas 10 pertanyaan yang dibagi kedalam 3 aspek yaitu, aspek

ukuran , aspek desain cover , dan aspek desain isi yang diisi oleh dua orang ahli

media. Hasil validasi oleh ahli media pada media e-booklet dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Kelayakan oleh ahli media

No Aspek Validasi Kriteria Validasi Akhir Kriteria


Awal (%) (%)
1 Ukuran 70 Layak 90 Sangat Layak

2 Desain Sangat Layak


80 Layak 90
Cover
3 Desain Isi 80 Layak 98 Sangat Layak

Presentase Rata- Sangat Layak


76 Layak 92
rata
77

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil kelayakan oleh ahli

media e-booklet pada aspek ukuran e-booklet mengalami peningkatan sebanyak

20 persen pada validasi akhir yaitu 90% dengan kriteria sangat layak. Aspek

desain cover e-booklet mendapatkan kriteria sangat layak, yang awalnya

mendapatkan mendapatkan kriteria layak dengan nilai 80%, kemudian setelah

direvisi mengalami peningkatan menjadi 90%. Aspek desain isi e-booklet

meningkat pada validasi akhir dengan total nilai 98% dengan kriteria sangat layak.

Rata-rata yang diperoleh pada validasi akhir meningkat dengan nilai sebanyak

92% dengan kriteria sangat layak, yang awalnya berada pada kriteria layak

dengan total nilai 76%, oleh karena itu berdasarkan hasil validasi media oleh ahli

media dilihat dari hasil validasi terakhir,media e-booklet ini sangat layak

digunakan sebagai salah satu media dalam proses pembelajaran.

Persentase kelayakan media e-booklet yang telah divalidasi oleh para ahli

media pada tahap awal dan akhir dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
98
100% 90 90
Hasil Kelayakan Media (%)

90% 80 80
80% 70
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ukuran Desain Cover Desain Isi
Validasi Awal Validasi Akhir
Gambar 4.8 Grafik Persentase Hasil Kelayakan Media oleh Ahli Media
78

Berdasarkan data pada Gambar 4.8 terlihat bahwa kelayakan media e-

booklet pada aspek ukuran e-booklet oleh ahli media mengalami peningkatan

sebanyak 20% yaitu 70% menjadi 90%. Aspek desain cover e-booklet meningkat

dari nilai 80 menjadi 90 terjadi peningkatan sebanyak 10 pada tahap validasi

kedua. Aspek desain isi e-booklet terjadi peningkatan pada tahap akhir, dimana

saat validasi awal didapatkan nilai sebanyak 80%, mengalami peningkatan

sebanyak 18% menjadi 98% saat validasi tahap terakhir.

b. Hasil Kelayakan Materi Oleh Ahli Materi

Kelayakan ahli media dilakukan dengan mengisi lembar angket kelayakan

ahli media terdiri atas 12 pertanyaan yang dibagi kedalam 3 aspek yaitu, aspek isi

materi, aspek kelayakan penyajian, dan aspek kelayakan bahasa. Hasil validasi

oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi

No Aspek Validasi Awal Kriteria Validasi Akhir Kriteria


Penilaian (%) (%)

1 Isi Materi 75 Layak 81 Sangat layak

Kelayakan Sangat layak


2 80 Layak 86
Penyajian
Kelayakan Layak
3 75 Layak 80
Bahasa
76 Layak 82 Sangat layak
Rata-rata

Data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hasil kelayakan media

pada setiap aspek di validasi pertama mengalami peningkatan kriteria pada

validasi kedua. Aspek isi materi mengalami peningkatan pada validasi akhir

yaitu dengan nilai sebesar 81 % dengan kriteria sangat layak. Aspek kelayakan
79

penyajian yang awal nya berada pada nilai 80 % dengan kriteria layak

meningkat menjadi kriteria sangat layak dengan nilai sebesar 86 %. Aspek

kelayakan bahasa meningkat pada validasi akhir yaitu 80 % dengan kriteria

layak. Rata-rata yang diperoleh kemudian dicocokan dengan kriteria kevalidan,

maka rata-rata dari validasi awal 76 %, dan validasi akhir dengan nilai 82 %

mendapatkan kriteria sangat layak digunakan sebagai materi pada media.

Persentase kelayakan materi Kingdom Animalia pada media e-booklet

oleh para ahli materi pada tahap awal dan tahap akhir dapat dilihat dalam bentuk

grafik di bawah ini.

100%
90% 86
Hasil Kelayakan Materi (%)

81 80 80
80% 75 75
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Isi Materi Kelayakan Penyajian Kelayakan Bahasa
Validasi Awal Validasi Akhir
Gambar 4.9 Grafik Persentase Hasil Kelayakan Materi Oleh Ahli Materi

Data grafik di atas menunjukkan bahwa pada masing masing aspek

kelayakan materi semuanya terjadi peningkatan pada validasi tahap terakhir.

Aspek kelayakan isi materi mengalami peningkatan sebanyak 6% yang awal nya

75% meningkat menjadi 81%. Aspek kelayakan penyajian pada validasi awal
80

memperoleh nilai dengan total 80% meningkat sebanyak 6 % menjadi 86 %.

Aspek terakhir kelayakan bahasa mengalami peningkatan dengan selisih angka

5% awalnya 75 % menjadi 80 %.

c. Respon Siswa terhadap Media Pembelajaran E-Booklet pada Materi

Kingdom Animalia

Respon siswa terhadap media pembelajaran e-booklet pada materi Kingdom

Animalia menggunakan angket dengan jumlah responden 15 orang siswa. Respon

atau tanggapan peserta didik diperlukan untuk mengetahui kelayakan dari Media

belajar . Uji coba ini dilakukan pada bulan November 2022 . Terdapat 3 aspek

yang menjadi indikator penilaian respon peserta didik yaitu, aspek kognitif, aspek

Afektif, dan aspek Konatif. Adapun hasil respon peserta didik dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Respon Peserta Didik


No Indikator Persentase Kriteria

1 Kognitif 87 % Sangat Baik

2 Afektif 85 % Sangat Baik

3 Konatif 88 % Sangat Baik

Persentase Skor Keseluruhan 87 % Sangat Baik

Berdasarkan data Tabel 4.3 terdapat 3 aspek yang dilakukan uji kelayakan

yang masing-masing memiliki indikator dalam penilaian. Aspek kognitif memiliki

presentase skor sebanyak 87% dengan Kriteria sangat baik. Aspek Afektif dengan

presentase skor sebanyak 85% memiliki kriteria sangat baik, dan aspek konatif

memiliki kriteria sangat baik, dengan presentase skor 88% dengan total
81

keseluruhan skor presentase adalah 87%. Rata-rata persentase keseluruhan aspek

pada respon siswa memperoleh hasil sebanyak 87 % dengan kriteria “Sangat

Baik”. Jadi, secara keseluruhan media pembelajaran sudah layak digunakan.

B. Pembahasan

1. Pengembangan Media Pembelajaran E-Booklet pada Materi

Kingdom Animalia

Peenelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan

R&D (Research and development). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

model pengembangan 4D (Four-D) yang terdiri atas 4 tahap, diantaranya tahap

define, design, develop, dan disseminate. Media pembelajaran yang dirancang

akan di proses validasi oleh ahli media dan ahli materi yang masing-masing terdiri

atas dua orang sebanyak dua kali validasi, serta selanjutnya akan dilakukan

ujicoba produk media yang telah dikembangkan.

Define merupakan tahapan pertama kali yang dilakukan di pengembangan

media pembelajaran yang dimulai dengan tahap perencanaan untuk mencapai

tujuan dan arah pengembangan suatu produk. Langkah-langkah yang dilakukan

pada tahap ini yaitu analisis awal akhir, analisis peserta didik, analisis tugas,

analisis materi, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Hasil analisis awal akhir

dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam

pengembangan media pembelajaran e-booklet. Analisis awal dalam penelitian ini

dilakukan melalui wawancara. Data yang dihasilkan diperoleh dari wawancara

yaitu masih kurangnya variasi media pembelajaran yang digunakan di sekolah

untuk di perlihatkan ke siswa tentang materi. Selain itu juga pada wawancara
82

menunjukkan bahwa luasnya cakupan materi yang membutuhkan banyak waktu

untuk dapat mempelajari materi tersebut, sehingga membuat siswa akan bosan

mempelajari materi tersebut dengan media yang terfokus hanya berupa paket saja.

Jadi, dibutuhkan media pembelajaran yang menarik dan tidak hanya terfokus pada

buku serta di lingkungan sekolah saja, akan tetapi media pembelajaran yang dapat

diakses di mana saja, dan kapan saja sesuai dengan materi yang disajikan.

Berdasarkan hasil analisis, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan

suatu produk berupa media pembelajaran e-booklet yang nantinya dapat

membantu peserta didik dalam memahami isian materi khususnya pada materi

kingdom animalia, yang tidak hanya terfokus dipelajari di sekolah tapi dapat

diakses dan digunakan dimana dan kapanpun.

Tahap design merupakan tahapan perancangan produk yang akan

dihasikan dengan cara pemilihan media, pemilihan format yang kemudian

nantinya akan di rancang melalui aplikasi affinity designer dan affinity publisher.

Tahapan develop adalah tahapan ketiga yang disebut sebangan tahapan

pengembangan yang sudah di design dan akan dikembangkan kemudian di uji

kelayakan oleh para ahli media dan ahli materi. Penilaian para ahli ini berfungsi

untuk melihat kelayakan media pembelajaran yang telah dicapai. Tahap validasi

media dilakukan sebanyak dua kali oleh dua orang validator. Hasil komentar yang

telah disarankan oleh para ahli media dan ahli materi kemudian revisi untuk diuji

cobakan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurul, dkk

kegiatan uji validasi media dilakukan untuk memperoleh informasi pada media
83

yang dikembangkan , sebelum media tersebut diuji cobakan kepada para peserta

didik atau pun pendidik.92

Tahap terakhir pada pengembangan ini yaitu tahapan disseminate

merupakan tahapan penyebaran media pembelajaran. Tahap ini media e-booklet

disebarkan kepada peserta didik kelas X yang berjumlah 15 orang untuk

mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang telah

dkembangkan.

2. Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran E-Booklet

Media pembelajaran e-booklet sebelum di lakukan uji kelayakan, terlebih

dahulu dilakukan desain produk e-booklet. Desain produk e-booklet dibuat dengan

menggunakan beberapa software desain grafis yang dikenal yaitu affinity designer

dan affinity publisher.

Affinity designer merupakan alternatif yang kuat untuk Adobe Illustator,


93
yang menampilkan desain-desain dan pengeditan foto. Affinity Publisher

merupakan program penerbitan untuk Mac dan Windows yang memungkinkan

untuk membuat dokumen satu ataupun banyak halaman. Desain cover dan layout

pada produk media e-booklet desain dengan menggunakan affinity desainer,

sedangkan pada affinity publisher digunakan untuk memasukkan berupa isi teks

dan gambar-gambar yang dimuat dalam keseluruhan isi .

92
Nurul Latifah, “Desin Uji Coba Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi Powtoon
sebagai Sumber Belajar pada Materi Sistem Periodik Unsur”, Jurnal EDAC, Vol. 2, No. 1, (2020),
h. 29
93
Nasrawati, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Affinity Designer dalam
Meningkatkan Hasil Belajar SIswa di SMAN 4 Selayar, (2022), Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Makassar.
84

Media e-booklet pada materi kingdom animalia yang sudah di desain, hasil

desain media ini akan di simpan dalam bentuk pdf. Desain bentuk pdf ini

kemudian di upload kedalam aplikasi anyfip.com, yang nantinya di ubah dalam

bentuk digital dan link untuk dibagikan. Link yang sudah upload dapat dibagikan

melalui Whatsapp, email, ataupun langsung memcari link di google.

Media pembelajaran e-booklet yang sudah di uji kelayakan didapatkan dari

skor penilaian dari beberapa ahli, yaitu ahli media, dan ahli materi. Uji kelayakan

merupakan uji untuk menentukan suatu produk tersebut untuk dapat

dikembangkan serta dapat di implementasikan. Uji kelayakan media pembelajaran

e-booklet dilakukan dengan menguji media dan materi oleh tim ahli media dan

ahli materi yang masing-masing terdiri atas dua orang validator. Ke empat

validator ini merupakan dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Islam Negeri Ar-Raniry.

Hasil uji kelayakan media oleh tim ahli media yang terdiri atas 3 aspek

penilaian, secara keseluruhan aspek pada validasi kedua atau pada validasi

terakhir memperoleh nilai sebesar 92 % dengan kriteria sangat layak. Indikator

validasi media pada aspek ukuran e-booklet memperoleh presentase nilai sebesar

90 % dengan kriteria sangat layak, Sebelumnya pada validasi awal memperoleh

nilai 70 % dengan kriteria layak. Aspek desain cover e-booklet diperoleh nilai 90

% dengan kriteria sangat layak. serta pada aspek desain isi e-booklet memperoleh

hasil nilai 98 % dengan kriteria sangat layak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

media pembelajaran e-booklet yang digunakan dapat digunakan sebagai bahan


85

ajar tambahan dalam meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar mengajar pada

materi kingdom animalia.

Sebelum media e-booklet mendapatkan kriteria sangat layak, diberikan

beberapa perbaikan atau revisi oleh kedua tim ahli media. Validator media yang

pertama menyatakan bahwa, media yang sudah dikembangkan sudah menarik dan

layak digunakan, hanya saja masih perlu direvisi seperti beberapa gambar kurang

jelas, dan perlu diganti dengan gambar yang lebih jelas lagi dan kontras agar dapat

lebih menarik para pembaca jika gambar yang disajikan jelas dan terang.

Validator media kedua menyatakan hal yang sama seperti validator satu

seperti memperbaiki gambar-gambar yang belum jelas, diganti dengan gambar

yang lebih kontras dan jelas. Background pada gambar harus jelas tidak

bertabrakan dengan warna yang digunakan pada font huruf yang disajikan. Selain

itu juga ahli media kedua menyatakan tulisan pada media e-booklet yang

dikembangkan kurang jelas atau font yang disajikan kecil di ubah besar agar para

pembaca dapat membaca dengan jelas.

Sedangkan hasil uji kelayakan oleh tim ahli materi diperoleh nilai secara

keseluruhan dengan rata-rata presentase nilai sebesar 82% dengan kriteria sangat

layak. Indikator validasi ahli materi terdiri atas 3 aspek, yaitu aspek kelayakan isi

materi diperoleh hasil 81% dengan kriteria sangat layak, pada kelayakan

penyajian memperoleh hasil sebesar 86% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan

pada aspek kelayakan bahasa memperoleh hasil dengan nilai 80% berada dalam

kategori layak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa media e-booklet pada materi
86

kingdom animalia sangat layak digunakan dilihat dari skor rata-rata pada uji

validasi terakhir.

Validator ahli materi pertama menyatakan bahwa media e-booklet sudah

sangat menarik dan layak untuk di gunakan oleh para pengguna media, hanya saja

media e-booklet yang disajikan pada gambar-gambar tidak tercantum sumber

gambar da isi buku yang diambil. Jadi, di perlukan perbaikan dangan

mencantumkan sumber-sumber yang diambil seperti dari buku, jurnal, dan situs

resmi dari sains, dll.

Validator ahli materi kedua menyatakan bahwa perlu nya beberapa

perbaikan dalam media e-booklet agar media yang telah dikembangkan tidak

hanya sekedar menarik tetapi membantu siswa dalam memahami isi materi seperti

bahasa yang di sajikan diubah menjadi bahasa yang mudah dimengerti oleh para

pembaca khususnya dapat dipahami oleh peserta didik. Beberapa komponen perlu

ditambahkan seperti penambahan indikator agar para pengguna media e-booklet

mengetahui sasaran pembelajaran materi ini terutama untuk peserta didik kelas X

di SMAN 2 Kuta Baro.

Selain itu juga penambahan pada materi pada bagian dasar-dasar

pengelompokkan invertebrata dan vertebrata, penambahan tentang skema/

susunan hirarki taksonomi hewan, dan tata cara penulisan nama ilmiah belum

dimiringkan.

Jadi, dapat disimpulkan pada hasil penelitian ini rata-rata validasi awal

pada kelayakan media oleh ahli media mendapatkan presentase nilai sebesar 76%
87

dengan kriteri “layak”, dan validasi awal kelayakan materi oleh ahli materi

mendapatkan rata-rata presentase nilai sebesar 76% dengan kriteria layak. Setelah

dilakukan revisi sesuai yang disarankan mendapatkan nilai akhir dengan kedua

kelayakan produk mendapatkan kriteria “sangat layak”, dengan kelayakan media

rata-rata pada validasi akhir memperoleh presentase nilai sebesar 92%, dan

kelayakan materi memperoleh preesentase nilai sebesar 82%. Berdasarkan hasil

validasi akhir yang diperoleh menyatakan bahwa media pemebelajaran e-booklet

dinyatakan sangat layak digunakan sebagai salah satu sumber belajar di SMAN 2

Kuta Baro.

Hal ini sejalan dengan penelitian Andreansyah dengan hasil validasi

kelayakan produk yang dinilai oleh validator memberikan nilai kelayakan sebesar

98% ahli bahasa memberikan kelayakan sebesar 95% dan guru memberikan

kelayakan sebesar 92%. Dengan hasil yang sangat valid tersebut dikatakan sudah

layak digunakan sebagai sumber belajar materi Dinamika Litosfer. 94

Penelitian lain oleh Hanifa dkk menunjukkan hasil yang berada kategori

hasil belajar yang baik, dengan rata-rata hasil pretest sebelum menggunakan

media e-booklet menunjukkan hasil kategori kurang baik, dan setelah penggunaan

media e-booklet menunjukkan hasil rata-rata posttest sebanyak 79 dengan kategori

94
Andreansyah, Pengembangan E-Booklet Sebagai Media Pembelajaran Geografi pada
Materi Dinamika LItosfer dan Pengearuhnya Terhadap Kehidupan di Muka Kelas di SMA Negeri
12 Semarang Tahun 2015, Skripsi : Universitas Negeri Semarang
88

hasil belajar yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa media e-booklet materi

plantae dapat meningkatkan hasil belajar siswa.95

Seperti dijelaskan oleh Hendra Setiawan, bahwa untuk menghasilkan

produk media e-booklet yang layak dibutuhkan uji validasi sesuai dengan kriteria

yang ada. Validasi adalah bentuk uji melalui penilaian oleh para ahli sebelum

dilakukan uji coba produk. 96

3. Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran

Respon adalah suatu reaksi, jawaban dari sebuah proses komunikasi.

Respon timbul dapat berupa positif atau negatif yang selalu diberikan seseorang

terhadap sebuah objek, peristiwa atau interaksi dengan orang lain. Adapun respon

peserta didik dilakukan pada penelitian ini yaitu tahapan disseminate yaitu

tahapan penyebaran media yang telah divalidasi oleh validator kemudian disebar

luaskan kepada para pengguna baik guru maupun peserta didik.

Berdasarkan Angket respon peserta didik, diperoleh hasil bahwa media

pada Materi Kingdom Animalia termasuk dalam kategori ”Sangat Baik”. Media

yang sudah dikembangkan mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari peserta

didik. Pendapat peserta didik bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan secara

keseluruhan menarik karena adanya gambar yang bewarna, tata letak dan ukuran

huruf yang rapi, serta mengikuti perkembangan zaman. Hal ini mampu menarik

95
Hanifa, dkk,”Pengembangan Media Ajar E-Booklet Materi Plantae Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa”, Jurnal Biology Education Research, Vol. 1, No 1.
(2020), h. 15.
96
Hendra Setiawan, “Pengembangan Media E-Booklet pada Materi Keanekaragaman
Jenis Nephentes”, Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 2, (2018), h. 88.
89

peserta didik dalam meningkatkan semangat belajar secara mandiri maupun

didampingi guru disekolah, sebab media ini dapat diakses atau digunakan

kapanpun dan dimanapun.

Hasil respon peserta didik terhadap Media secara keseluruhan

memperoleh hasil sebesar 87%. Hasil tersebut cukup tinggi dengan dikategorikan

“Sangat Baik” sehingga bias digunakan tanpa revisi media kembali. Respon

peserta didik menunjukkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran

berupa media sangat berguna dalam proses pembelajaran pada materi Kingdom

Animalia di SMAN 2 Kuta Baro, hal ini dikarenakan media yang dihasilkan

peneliti memenuhi indikator dan tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan penelitian Hanifah dkk menyatakan bahwa mayoritas cara

siswa dalam belajar yaitu visual, dimana siswa lebih senang melihat, dan

menyimak saat proses pembelajaran. 64% siswa menyukai pembelajaran media

yang bergambar, siswa yang mneyukai pembelajaran berkelompok 58% dan siswa

yang bosan dengan sumber belajar yang sama sebanyak 67%. Berdasarkan data

tersebut penggunaan media e-booklet sebagai sumber belajar yang diharapka

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar, karena sumber belajar e-booklet
97
merupakan hal baru bagi siswa yang mendukung mayoritas belajar siswa.

97
Hanifa, dkk, ”Pengembangan Media Ajar E-Booklet Materi Plantae Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,… h. 14.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah uraikan oleh peneliti yang berjudul

pengembangan e-booklet sebagai media pendukung materi kingdom animalia di

SMAN 2 kuta baro, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Penelitian pengembanga ini meghasilkan produk e-booklet dengan

menggunakan model R&D dengan rancangan penelitian 4D (four-D) yang

terdiri atas 4 tahapan, yaitu tahap define dengan menetapkan masalah awal

doisekolah yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan salah satu gru

bidang studi biologi. Tahap design dengan merancang e-booklet. Tahap

develop dilakukan dengan proses membuat produk menggunakan aplikasi

affinity designer dan affinity publisher dan diuji kelayakan oleh ahli media,

dan ahli materi. Tahapan terakhir tahap disseminate atau tahapan

penyebaran dibagikan di anyflip.com dan berikan lembar angket respon

kepada peserta didik

2. Hasil uji kelayakan media pembelajaran e-booklet memeproleh hasil

kelayakan pada media sebesar 90 % dengan kriteria sangat layak

digunakan. Sedangkan uji kelayakan pada materi memperoleh hasil

sebesar 82 % dengan kriteria sangat layak digunakan.

3. Hasil respon peserta didik di SMAN 2 Kuta Baro terhadap media

pembelajaran e-booklet pada materi kingdom animalia memperoleh

kriteria sangat baik dengan total nilai sebesar 87 %.

90
91

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka terdapat saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi peneliti lain, dapat melakukan pengembangan media e-booklet

dengan materi ajar atau kompetensi dasar yang lain sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai untuk menghasilkan media e-booklet yang

lebih bervariasi.

2. Bagi peneliti lain, agar dapat menambah jumlah responden sehingga

mendapatkan hasil kelayakan yang lebih baik atau akurat.

3. Media e-booklet pada penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dan

dikembangkan agar lebih menarik dengan menambahkan materi serta

gambar-gambar yang lebih bervariasi dalam bentuk video yang

berhubungan dengan materi untuk dapat digunakan oleh siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. 2020. Media Pembelajaran Jumping Frog. Jawa Barat : Edu


Pubsliher.
Anggoro, S dan Chandra A.P. 1998. Kamus Besar Lengkap Inggris-Indonesia.
Solo : Delima.
Aqualog, Anadonta sp Gelbstrahlen, diakses di situs https://aqualog.de/en/lexicon.
Pada tanggal 15 Desember 2021.

Arthur Chapman, Ensyclopedia of Life ( Green Chiton-Chiton sp), diakses dari


situs https://www.eol.org/media pada tanggal 15 Desember 2021.

Barnes. Invertebrate Zoology. 4th Ed. Saunders College. Philadephia : Holt


Saunder, Tokyo Japan.

Barron, Blake. Bio Science Web. www. Biosciweb.net, diakses tgl 22 Juni 2021
Diah Rahmatia. 2005. Hewan Laut. Jakarta : Pbook.

Dianne J Bray, Milkfish Chanos-chanos, diakses pada tanggal 26 Desember 2021,


pada situs https://fishofaustralia.net.au

Fadilla A.2018. “Pengembangan Media Belajar Komik Terhadap Motivasi Belajar


Siswa ”Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika, Vol. 2. No. 1.

Fuad, Z. 2016. Keanekaragaman Porifera di Zona SUB Litoral RinonKecamatan


Pulo Aceh Sebagai Materi Pendukung Kingdom Animalia di SMAN 2
Blang Situngkoh Kabupaten Aceh Besar. Skripsi : UIN Ar- Raniry.
Hafid, H. 2011. “Sumber dan Media Belajar” Jurusan Pendidikan Agama Islam
Sulesana Vol. 6. No. 2.
Hamid, M, dkk. 2020. Media Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Handayani, D .2012. “Potensi Senyawa Bioaktiv Spon Laut Axinella carteri Asal
Sumatra Barat” Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. Fakultas Farmasi.
Universitas Andalas. Padang. Vol. 17. No. 1
Jalinus, N. 2016. Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Karmana, O. 2007. Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Khairiyah U. 2019. “Respon Siswa Terhadap Media Dakon Matika Materi KPK
dan FPB pada Siswa di IV di SD/MI Lamongan”Jurnal Studi
Kependidikan dan Keislaman. Vol. 5, No. 2.

92
93

Khazzanah U. 2017. Respon Guru dan Peserta Didik. FKIP UMP.


Kusrini, M. 2020. Amfibi dan Reptile Sumatera Selatan : Areal Sembilang-
Dangku dan Sekitarnya.Sumatera Selatan : Pustaka Media Konservasi.
Latifah N.2020. “Desin Uji Coba Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi
Powtoon sebagai Sumber Belajar pada Materi Sistem Periodik Unsur”.
Jurnal EDAC. Vol. 2. No. 1.
Lumenta, C. 2017. Avertebrata Air. Manado : Unrasrat Press.
Mawaddah W, dkk.2019 “Uji Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis Power
Point disertai Permainan Jeopardy Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.
Jurnal Natural Science Education Research. Vol. 2. No. 2.

Mohtarto R.2009. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Mulyati, , E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan


BandungAlfabeta.
Munawaratul Kiptiah, Respon Kognitif, Afektive, dan Konatif Pegawai Fakultas
Syariah Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat
Berasuransi Syariah, Skripsi (2015).

Nasrawati.2022. “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Affinity Designer


dalam Meningkatkan Hasil Belajar SIswa di SMAN 4 Selayar. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Makassar
Nikel, Michael. 2004. “ Kinetics and Rhyhtm of body contraction in the sponge
Tethya wihelma (Porifera Demospongiae)”. The Journal Of Experimental
Biology. (Department Of Zoology, Biological Institute Sttgart University).
V.10.
Nugraha Sitanggang, diakses pada tanggal 21 Desember 2021 pada situs
https://agribisnis.co.id/mengenal-jenis -cacing-ternak

Nurwayuningsih. 2017. “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning


Berbasis Smartphone Mata Pelajaran IPA untuk Siswa SMP” Jurnal
Refleksi Edukatika. Vol.8. No. 1.
Pranasiswi, O.2015. “Pengembangan Aplikasi Kunci Determinasi Berbasis
Android Pokok Bahasan Mamalia di SMA/MA”. Jurnal
Pendidikan MIPA UNEJ., Vol 2. No. 1
R, Bekti. 2010. Biologi. Jakarta : CV Sindunata.

Rahman F, dan Ayu Lusiana.2017. “Pengembangan Modul Pratikum Mandiri


Sebagai Asesmen Keterampilan Proses Sains dan Ketrampilan Sosial
94

Mahasiswa”. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah. Vol 1.


No.2.
Rahmanto. 2003. Penangkaran Burung. Yogyakarta : Kasinus.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan


Profesionalitas Guru Abad 21. Bandung : Alfabeta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung :
Alfabeta.
Rusyana, A. 2016. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta.
Sadirman, A. 2010. Media Pendidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Sanuaka, W. 2017. “ Pengembangan Media Pembelajaran Electronic Book (E
book) Interaktif Multimedia Dalam Mata Pelajaran Teknik animasi 3D
dan teknik Animasi 2D di Jurusan Muktimedia SMK Negeri 3 Singaraja”.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Undiksha. Vol. 6. No. 1 .
Setiawan H. 2018. “Pengembangan Media E-Booklet pada Materi
Keanekaragaman Jenis Nephentes”. Jurnal Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Vol. 2. No. 2.
Silabus Kelas X Semester II Kurikulum 2013 Materi Kingdom Animalia
Sistriyani, D. 2012. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom
Animalia di SMA Dengan Interactive Skill Station Suppported By
Information Technology (Iss-It) Untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi,
Dan Hasil Belajar. “Journal Of Innovative Science Education. JISE. Vol.
1 No. 1.
Smaldino, S. 2008. Instructional Technology and Media Of Learning.
Smaldino. 2014. Media Belajar. Solo : Delima.
Storer TI,and Uinger, General Zoology, (New York : Mc Graw Hill Book Co. Inc,
: 1957.
Subagio,I. 2013. “Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir Putih.
“Jurnal Sains dan Seni Pomits”. Vol.2. No.2.
Sumiharsono, R. 2017. Media Pembelajaran. Jember : CV Pustaka Abadi.
Uinar News (Susunan Gen Mitokondria pada Udang Hijau) diakses pada tanggal
21 Desember 2021 pada situs https://news.uinair.ac.id

Wahono, E. 2010. Mengenal Coelenterata. Semarang : Alpin.


95

Yuda, Satria. 2014. “Divesrsity of Lizard and Snakes (Squamata :Reptilia) along
Code River. Yogyakarta Spesial Privince”. Jurnal Biota, Vol. 1. No. 1.
Radiopoetro,. 2012. Zoology. Jakarta : Erlangga.
96

Lampiran 1

Surat Keputusan Pembimbing Skripsi


97

Lampiran 2

Surat Permohononan Penelitian Ilmiah Mahasiswa


98

Lampiran 3

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


99

Lampiran 4

Lembar Validasi Media Oleh Ahli Media Tahap I

A. Validator I
100
101
102

B. Validator II
103
104
105

Lampiran 5

Lembar Validasi Media oleh Ahli Media Tahap II

A. Validator I
106
107
108

B. Validator Media II
109
110
111

Lampiran 6

Data Kelayakan Media Pembelajaran E-Booklet Oleh Ahli Media

Data hasil kelayakan media pembelajaran e-booklet pada materi Kingdom

Animalia validasi awal oleh ahli media mendapatkan hasil kelayakan pada tabel

berikut

Tabel 1.1 Hasil Kelayakan Media Pembelajaran E-Booklet pada Validasi Pertama
Skor Skor
No Nama Validator Persentase Kriteria
Total Maksimal
1 Cut Ratna Dewi 40 50 80 % Layak
2 Eva Nauli Taib 38 50 76 % Layak
Sumber : Hasil Penelitian 2022

Data hasil kelayakan media pembelajaran e-booklet pada materi Kingdom

Animalia tahap validasi akhir oleh ahli media mendapatkan hasil kelayakan pada

tabel berikut

Tabel 1.2 Hasil Kelayakan Media Pembelajaran E-Booklet pada Validasi Ahir
Skor Skor
No Nama Validator Persentase Kriteria
Total Maksimal
1 Cut Ratna Dewi 43 50 86 % Sangat Layak

2 Eva Nauli Taib 47 50 94 % Sangat Layak


Sumber : Hasil Penelitian 2022
112

Lampiran 7

Lembar Validasi Materi tahap I

A. Validator I
113
114
115
116
117
118

B. Validator II
119
120
121
122
123
124

Lampiran 8

Lembar Validasi Materi Tahap II

A. Validator I
125
126
127
128
129
130

B. Validator II
131
132
133
134
135
136

Lampiran 9

Data Kelayakan Materi Kingdom Animalia pada E-Booklet oleh Ahli Materi

Data hasil kelayakan materi kingdom animalia pada validasi awal oleh ahli

materi mendapatkan presentase nilai hasil kelayakan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3 Hasil Kelayakan Materi pada Media Pembelajaran E-Booklet pada
Validasi Pertama
Skor Skor
No Nama Validator Persentase Kriteria
Total Maksimal
1 Rizky Ahadi 47 60 78 % Layak

2 Elita Agustina 43 60 71 % Layak


Sumber : Hasil Penelitian 2022

Data hasil kelayakan media pembelajaran e-booklet pada materi kingdom

animalia pada validasi akhir oleh ahli materi mendapatkan persentase nilai hasil

kelayakan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.4 Hasil Kelayakan Materi pada Media Pembelajaran E-Booklet pada
Validasi Kedua
Skor Skor
No Nama Validator Persentase Kriteria
Total Maksimal
1 Rizky Ahadi 50 60 83 % Sangat Layak

2 Elita Agustina 49 60 81 % Sangat Layak


Sumber : Hasil Penelitian 2022
137

Lampiran 10

Lembar Hasil Angket Respon Siswa


138
139
140

Lampiran 11

Lembar Hasil Perhitungan Respon Siswa

Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif


No Nama Jumlah Presentase Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Izza Muzayyana 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 98 % Sangat Layak

2 Nisa Karima 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 98 % Sangat Layak

3 Saskia Ramadhani 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 82 % Sangat Layak

4 Rahmad Hidayat 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 40 80 % Layak

5 Muhammad Aulia 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 48 96 %
Sangat Layak
6 Kahirul Nizam 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 42 84 %
Sangat Layak
7 Maulidia 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 44 88 %
Sangat Layak
8 Rizki Yana 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 44 88 %
Sangat Layak
141

9 Zakiatun Nur 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 80 %
Layak
10 Farhan Ziadi 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 41 82 %
Sangat Layak
11 Masdito 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42 84 %
Sangat Layak
12 Siti Rahmah 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 46 92 %
Sangat Layak
13 Annida Ulhusna 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 45 90 %
Sangat Layak
14 Puput Naulza Ayu 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 82 %
Sangat Layak
15 Diki Ayuwanda 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 42 84 %
Sangat Layak
Jumlah Skor 56 69 67 73 63 68 64 66 65 67 654 1312 %

Jumlah Per Aspek 328 198 132

Jumlah Maksimal 375 225 150

Presentase 87 % 85 % 88 %

Rata-Rata 87 %

Kriteria Sangat Layak


142

Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai