Nazariani, 160208034, FTK, PKM, 082274955672
Nazariani, 160208034, FTK, PKM, 082274955672
Nazariani, 160208034, FTK, PKM, 082274955672
SKRIPSI
Diajukan oleh:
NAZARIANI
NIM. 160208034
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Kimia
Nama : Nazariani
NIM : 160208034
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Kimia
Judul : Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis Siswa Pada
Materi Asam Basa SMA Negeri 1 Kota Bahagia Aceh Selatan
Tanggal Sidang : 27 Januari 2021
Tebal Skripsi : 127 Lembar
Pembimbing I : Dr. Mujakir, M.Pd.Si
Pembimbing II : Safrijal, M.Pd
Kata Kunci : Pengembangan, Instrumen Tes Berpikir Kritis, Asam Basa
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan
penulis begitu banyak rahmat dan nikmat, baik itu berupa nikmat iman, kesehatan
dan nikmat lainnya. Sehingga dengan keberkahan nikmat tersebut penulis dapat
Kritis Siswa Pada Materi Asam Basa SMA Negeri 1 Kota Bahagia Aceh.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.
sarjana. Adapun kendala penulis dalam penulisan skripsi ini adalah kondisi
penelitian. Akan tetapi dengan adanya dukungan dan motivasi serta bimbingan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu peneliti ingin
1. Bapak Dr. Muslim Razali, SH, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Bapak Wakil Dekan, Dosen dan
vi
3. Bapak Dr. Mujakir, M.Pd.Si dan Bapak Safrijal, M.Pd selaku pembimbing
perkuliahan.
5. Bapak Masrijal, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kota Bahagia
dan Bapak Supaman Adi W, S.Pd.Gr selaku guru bidang studi kimia yang
7. Kedua orang tua, Bapak Zulkarnain (Alm) dan Ibu Hasni Maisar (Almh)
9. Sahabat-sahabat 3 gengku Aja, Lisa, Mutya, Eti, Fifi, Neneng, Nisa dan
selama ini.
vii
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kritik
dan saran sangat penulis harapkan sebagai bahan masukan terhadap skripsi ini
Nazariani
viii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Definisi Operasional ..................................................................... 6
ix
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................... 60
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Indikator Berpikir Kritis ......................................................... 14
Gambar 2.2 : Reaksi Penetralan dari Asam Basa Lewis .............................. 25
Gambar 4.1 : Kategori Pengelompokkan Siswa yang telah menjawab
Soal Tes Uraian Skala Besar .................................................. 55
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
yang dihadapinya. Untuk menyiapkan peserta didik dalam kehidupan yang begitu
didik, yaitu potensi inteligensi, emosional, dan spiritualnya.1 Salah satu potensi
intelegensi yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan berpikir
kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan kebutuhan yang harus dimiliki oleh
peserta didik pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi
yang sangat pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan landasan penting
dalam pendidikan.
untuk membangun kerangka berpikir kritis. Kemampuan ini sering diabaikan oleh
1
Sigit widodo, “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Melalui Isu-Isu
Sosial Ekonomi Pasca Penggenangan Waduk Jati Gede Dalam Pembelajaran IPS Di SMPN 2
Wado Kabupaten Sumedang Kelas VIII C”, Jurnal Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 2016, h. 2.
1
2
pendidikan. Hal ini dirumuskan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Emas Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang
berbasis pada Kompetensi Abad 21, bahwa pendidik pada abad ke-21 harus
yang mana salah satunya adalah berpikir kritis (critical thinking). Oleh karena itu,
tugas guru adalah menciptakan peluang bagi siswa untuk mengembangkan dan
tetapi juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui suatu evaluasi yang
Kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang memiliki
nilai untuk menanamkan kecakapan untuk berpikir secara teratur dan sistematis
induktif dan deduktif yang mengarahkan konsep dan prinsip sains untuk
mencakup hafalan dan pemahaman, tetapi juga dibutuhkan penilaian yang melatih
keterampilan berpikir.4
bahwa selama ini semua instrumen tes yang digunakan hanya intrumen penilaian
bahkan guru menganggap hal ini masih tabu. Demikian juga dengan pemberian
3
Muyassaroh,”Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan OpenEnded Pada
Materi Listrik Dinamis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” (Lampung: Universitas
Lampung, 2013), h.4
4
Lissa, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tungkat Tinggi
Materi Sistem Respirasi dan Ekskresi”, Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, Vol.41, No.1, 2012,
h.28
4
SNMPTN dan SBMPTN tergolong rendah. Karena tipe soal yang keluar pada
ujian masuk PTN sukar untuk dijawab oleh siswa. Hal ini juga yang membuat
siswa sulit untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Hasil analisis soal
asam basa yang digunakan untuk penilaian pada sekolah ini adalah sebagai
berikut: (1) soal yang digunakan tidak mengalami perubahan yang berarti dari
tahun-tahun sebelumnya. (2) soal yang digunakan masih berkisar pada jenjang C1
– C3 yang pada dasarnya hanya mengukur hafalan dan konsep saja, dan (3) soal
dilakukan pengembangan instrumen tes berpikir kritis pada materi asam basa
kimia SMA yang valid dan reliabel yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang diwujudkan dalam bentuk tes
B. Rumusan Masalah
ini dapat dirumuskan: Apakah instrumen tes berpikir kritis yang dikembangkan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
berpikir kritis.
b. Bagi Siswa
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
E. Definisi Opersional
yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan
1. Pengembangan Instrumen
5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013),h.427.
6
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishing,
2015), h.101
7
dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+, dan basa adalah suatu senyawa yang didalam air
7
Fisher, A, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.13.
8
Unggul sudarmo & Nanik Mitayani, Kimia Untuk SMA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga, 2016), h.152
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru seacra keseluruhan, sebagai
Beberapa teori belajar yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan
mandiri.
gagasan bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi
secara keseluruhan.
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2010), h.2
8
9
Menurut teori ini proses belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk
tes keterampilan berpikir kritis adalah teori belajar konstruktivisme, dimana siswa
Berpikir kritis adalah aktivitas terampil yang bisa dilakukan dengan lebih
baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam
lain. Berpikir secara umum dianggap sebagai proses kognitif, tindakan mental
10
Indah Kosmiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras,2012), h.34-43
11
Fisher, A, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.13
10
berpikir kritis setiap siswa tidaklah sama, oleh karena itu kemampuan berpikir
kritis dalam proses pembelajaran perlu dilatih dan dikembangkan oleh guru.
Terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis ,yaitu fokus (focus),
a. Fokus (focus), merupakan hal yang utama yang harus dilakukan untuk
situasi yang terjadi. Oleh karena itu perlu mengetahui situasi atau
keadaan permasalahan.
yang ada.12
12
Ennis, R. H, Goal for a critical Thinking Curriculum, Bright Minds, (Virginia: A
Resourse Book for Teaching Thinking. ASDC, 1985), h.4-8
12
Fokus
Mengambil Mempertimbangkan
Keputusan Sumber
Mendefinisikan Mempertimbangkan
Istilah Sumber
semua indikator berpikir kritis yang ada, sehingga peneliti hanya mereduksi
memiliki makna yang sama atau dapat mewakili dari setiap indikator dari
pendapat ahli. Indikator berpikir kritis yang digunakan diadaptasi dari pendapat
Ennis, sebab Ennis memaparkan keterampilan berpikir kritis lebih rinci dari
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya asam cuka pada cuka makanan. Basa
13
Nitko, A.J., & Brookhart, S. M., Educational assessment of student, (Boston: Pearson
Education, 2007), h. 234-236
16
Asam basa tidak hanya terdapat pada satu larutan, tetapi pada banyak
larutan. Akibatnya, cukup sulit untuk membedakan asam basa pada larutan-larutan
yang berbeda. Oleh karena itu asam basa dapat dijelaskan dengan teori-teori asam
basa. 15
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+, dan basa adalah suatu senyawa yang didalam air
zat yang memiliki sifat asam dan basa di dalam larutan sebagai berikut:
14
Unggul sudarmo, Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2017), h.187
15
Mujakir, Modul…, h.20
16
Unggul sudarmo & Nanik Mitayani, Kimia Untuk SMA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga, 2016), h.152
17
satu, dua atau tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+
disebut sebagai asam monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang
Sementara itu, CH3OH tidak menunjukkan sifat basa didalam air. Teori
hanya memandang aspek reaksi asam basa di dalam pelarut air dan jika
17
Mujakir, Modul…, h. 20-21
18
fokus pada donor proton (melepaskan ion H+) dan akseptor proton
(menerima ion H+). Pandangan kali ini lebih luas dibandingkan dengan
larutan air, tetapi berlaku juga pada larutan dengan medium gas. 19
proton donor (pemberi proton atau H+) kepada spesi lain. Basa adalah
spesi (molekul atau ion) yang bertindak sebagai proton akseptor (penerima
basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula.
Demikian pula jika suatu basa menerima proton, maka basa yang terbentuk
sebagai asam. Asam yang terbentuk ini disebut sebagai asam konjugasi
18
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h. 153
19
Mujakir, Modul... h. 22.
20
Hiskia Achmad, Kimia Larutan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), h.98.
19
Contoh:
kepada molekul H2O untuk berubah menjadi ion H3O+. H2O adalah basa
kepada ion OH- dan berubah menjadi H2O, sedangkan ion OH- adalah basa
karena menerima ion H+ (proton akseptor) dari molekul H2O. H2O dan
basa konjugasi dari H2O dan sebaliknya molekul H2O merupakan asam
dimana H2O adalah basa konjugasi dari H3O+ dan sebaliknya H3O+
21
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h. 153
20
H2SO4 adalah elektrolit kuat atau asam kuat (tahapan ionisasi pertama
dalam larutan.
ionisasinya adalah
dari molekul NH3 yang larut yang bereaksi dengan air membentuk ion
22
Mujakir, Modul..., h. 25.
22
penerima proton atau basa. Dalam reaksi 4 dan 5 air bertindak sebagai
pendonor proton atau asam. Zat yang dapat bertindak sebagai asam
berbagai pelarut atau dalam fasa gas. Pelarut dapat juga berfungsi sebagai
asam dan basa. Sifat molekul air yang dapat berfungsi sebagai asam
digunakan. selain itu, sifat suatu zat tidak pasti sangat bergantung pada
pasangan reaksinya24.
elektron (akseptor pasangan elektron) dan basa adalah spesi yang berperan
23
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 99.
24
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan,,, h.102
25
Mujakir, Modul…, h.26
23
tabel berikut:27
26
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h.154
27
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 104.
24
Asam lemah atau basa lemah dalam larutan tidak terurai sempurna
menjadi ion. Jumlah persen molekul atau fraksi molekul yang terurai menjadi
Kekuatan asam dapat juga diketahui dari fraksi molekul yang mengalami
ionisai.28
asam atau basa dalam larutan. Asam sulfat, asam nitrat dan asam klorida
lemah.29
[H+] [A−]
Ka =
[HA]
28
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 107.
29
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 111.
25
[BH+] [OH−]
Kb =
[B]
menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. asam kuat adalah
asam yang pada dasarnya mengalami ionisasi sempurna dalam air. contoh
HNO3, H2SO4. Asam lemah sebaliknya, hanya terionisasi sebagian dalam air.
Contoh H2CO3, CH3COOH. Basa kuat adalah basa yang terionisasi sempurna
dalam air seperti Na(OH), Ca(OH)2. Sedangkan basa lemah adalah basa yang
atau basa. Pada konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam semakin
besar konsentrasiion H+ dalam larutan, dan itu berarti semakin kecil harga pH-
nya. Jadi, semakin kuat suatu asam semakin kecil harga pH-nya. Sebaiknya,
semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi ion OH - dalam larutan.
Semakin besar ion OH- berarti semakin kecil konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Jadi, semakin kuat suatu basa semakin besar harga pH-nya.
30
Fessenden & Fessenden, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2005),
hlm. 28.
26
Pada senyawa asam kuat dan basa lemah, perhitungan [H+] bergantung
pada valensi dan konsentrasi larutan asam kuat, sementara [H+] dari asam
lemah diperoleh dari persamaan tetapan ionisasi asam (Ka). Berdasarkan hal
tersebut, asam kuat dan asam lemah dapat dihitung dengan rumus berikut:
[H+] = a x M asam
Keterangan:
a = Valensi asam (jumlah H+ yang dihasilkan)
M asam = Konsentrasi larutan asam kuat
Ka = Tetapan ionisasi asam lemah
Menghitung nilai pH dari suatu asam kuat dan asam lemah dapat
pH = -log [H+]
Keterangan:
[H+] = konsentrasi asam kuat atau asam lemah
Untuk basa kuat dan basa lemah, perhitungan [OH-] bergantung pada
valensi dan konsentrasi larutan basa kuat, sementara [OH-] dari asam lemah
tersebut, basa kuat dan basa lemah dapat dihitung dengan rumus berikut:
[OH-] = b x M basa
Keterangan :
b = Valensi basa (jumlah OH- yang terurai)
M basa = Konsentrasi larutan basa kuat
Kb = Tetapan ionisasi basa lemah
Menghitung nilai pH dari suatu basa kuat dan basa lemah dapat
pH = -log [OH-]
Keterangan:
[OH-] = konsentrasi asam kuat atau asam lemah31
bahan alami dan buatan (indikator sintetis). Indikator asam basa alami dapat
mawar, kol merah. Spesies lumut kerak yang berbentuk kertas dan larutan
teroksidasi, tahan lama dan memberikan perubahan warna yang cukup jelas.
dalam larutan yang akan diukur. Bila eklektrode kaca ini dimasukkan ke
dalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion
H+dalam larutan.
dengan suatu indikator asam basa. Walaupun bersifat kualitatif, indikator ini
sering digunakan, karena dapat berubah warna dalam rentang pH yang relatif
31
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h.165-177
28
berjudul “Pembuatan pokok uji kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan
penalaran dalam beberapa sifatnya, tidak hanya pemahaman semata. dari hasil uji
penalarannya pada materi koloid ini. 33 Berdasarkan hal tersebut perlu disusun
suatu alat evaluasi sejenis yang dapat mengukur sejauh mana keterampilan
32
Berpendidikan, (www.berpendidikan.com,29 Agustus 2019), diakses pada tanggal 01
Januari 2020, 20.00
33
Fitriyani Rizka, “Pembuatan pokok uji kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan
sssistem koloid”, skripsi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2011).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
kemampuan berpikir kritis siswa serta untuk menguji validitas dan reliabilitas
instrumen tes yang dikembangkan. Kajian materi yang dikembangkan yaitu materi
asam basa.
prosedur penelitian dan pengembangan instrumen tes yang diadaptasi dari metode
penelitian yang dilakukan oleh Tiruneh dengan sedikit modifikasi, secara rinci
berpikir kritis yang akan digunakan sebagai acuan atau dasar dalam
merancang atau membuat item atau butir soal tes yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian.
yang mencerminkan indikator berpikir kritis yang sudah ada sehingga dapat
29
30
sub-sub materi untuk mewakili pada setiap butir soal yang dikembangkan.
34
Tiruneh dkk, “Measuring Critical Thingking in Physics: Development and Validation
of a Critical Thinking Test in Electricity and Magnetism”Jurnal Internasional dalam Tiara Damai
Yanti “Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis pada Materi Kelistrikan Fisika SMA”
(Universitas Negeri Lampung, Skripsi, 2010), h. 30-32
31
salah, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, format butir soal yang
instrumen tes yang digunakan untuk mengukur HOTS siswa ialah pilihan
bagian dari berpikir tingkat tinggi, sehingga jenis instrumen yang digunakan
berpikir kritis, sehingga dalam menyusun butir soal harus sesuai dengan
sebaran materi tiap butir soal dapat mewakili secara keseluruhan materi yang
dipelajari oleh siswa, pada penelitian ini materi yang dikembangkan adalah
Bahasa yang digunakan dalam butir soal harus jelas dan mudah
35
Anderson dan Krathwohl, Kerangka Landasan untukPembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen (Revisi Taksonomi Bloom), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 121-133
32
kritis siswa.
Pedoman penilaian harus disesuaikan dengan tiap butir soal yang telah
instrumen tes yang dikembangkan berupa soal uraian sebanyak 8 butir soal
yang nantinya akan diujikan kepada siswa. Skor total dari setiap siswa
diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal yang telah dijawab
oleh siswa. Skor yang diperoleh kemudian diolah menjadi nilai. Nilai yang
berpikir kritis.
Pada tahap ini dilakukan uji kevalidan hasil rancangan instrumen tes
melalui uji ahli terhadap aspek konten materi dan bahasa oleh dosen
validator dari aspek konten materi dan hasil uji keterbacaan pada 15 siswa,
Bahagia.
33
Hasil dari uji keterbacaan pada 15 siswa akan diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan SPSS 25.0. Hasil validasi oleh validator akan dianalisa,
Berdasarkan hasil uji ahli dan uji keterbacaan (uji validitas dan
reliabilitas) maka butir-butir soal-soal yang kurang baik akan direvisi kembali
dan soal-soal yang tidak layak akan digantikan degan soal yang baru. Setelah
diperoleh instrumen tes dari revisi dan uji ahli. Instrumen tes yang telah
kritis siswa. Validitas dan reliabilitas instrumen tes berpikir kritis ini dicari
36
Tiruneh dkk, “Measuring Critical Thingking in Physics: Development and Validation
of a Critical Thinking Test in Electricity and Magnetism”Jurnal Internasional dalam Tiara damai
Yanti “Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis pada Materi Kelistrikan Fisika SMA”
(Universitas Negeri Lampung, Skripsi, 2010), h. 34-37
34
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
SMA Negeri 1 Kota Bahagia tahun ajaran 2020/2021. Uji keterbacaan melibatkan
15 siswa kelas XI MIPA.1 Negeri 1 Kota Bahagia. Uji skala luas melibatkan
siswa kelas XI MIPA.2 Negeri 1 Kota Bahagia dengan jumlah siswa keseluruhan
25 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pengambilan
subjek penelitian ini didasarkan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik
1. Lembar Validasi
kelayakan dari instrumen yang akan diuji baik dari segi bahasa dan materi dengan
cara menentukan tim validator atau tim ahli yang akan menguji dari masing-
37
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.96.
35
2. Tes
berpikir kritis menurut Ennis yang terdiri dari 5 aspek. Soal tes yang dibuat
menggunakan materi asam basa kelas XI dengan bentuk uraian. Instrumen dalam
penelitian ini berisikan soal yang berbeda pada setiap aspeknya dengan beragam
tingkat kesulitan.
1. Lembar Validasi
kesesuaian bahasa pada instrumen tes yang dikembangkan. Lembar validasi ahli
ini menjadi acuan sebagai bahan revisi. Validasi dilakukan oleh tim ahli yang
sesuai bidangnya.
2. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu
dalam suasana dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan. Tes yang
digunakan berupa soal-soal keterampilan berpikir kritis pada konsep asam basa
yang mengacu pada indikator berpikir kritis Ennis. soal yang diberikan dalam
bentu uraian. Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang keterampilan berpikir
1. Uji Validitas
kesahihan atau kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menguji
validitas instrumen digunakan rumus korelasi uji pearson produk moment yaitu:
𝑁∑XY−(∑X)(∑Y)
rxy= (𝑁∑X2){N∑Y2−(∑Y2)}
√
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
(Arikunto, 2010)
Korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen
tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total
Nilai r hitung > r tabel dengan α= 0,05 maka koefisien korelasi tersebut
signifikan.
factor dengan skor total. Korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke
tersebut, jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen
tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: CV. Alfabeta,2015), h.126
37
kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung > rtabel
maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Pengujian validitas pada penelitian ini
dilakukan menggunakan program SPSS 25.0 dengan kriteria uji bila correlated
item-total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data tersebut
valid.
2. Uji Reliabilitas
yang reliabel adalah instrumen yang tetap konsisten dan stabil dari waktu ke
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah tepat dan sesuai. Jika data yang diperoleh telah benar dan sesuai dengan
diperoleh juga akan tetap sama. Harga reliabilitas instrumen pada penelitian ini,
𝐾 ∑𝜎𝑏2
r11 = [( 𝐾−1)] [ 1- ]
𝜎𝑡2
keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyak item / butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 = Jumlah Varians tiap instrumen
𝜎𝑡2 = Varians dari keseluruhan instrumen
(Arikunto, 2010)
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan program SPSS 25.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang
38
kemudian instrumen diujikan, skor total dari setiap siswa diperoleh dengan
menjumlahkan skor setiap nomor soal siswa kemudian nilai yang diperoleh
A. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data
mengukur tes ketarampilan berpikir kritis siswa pada materi asam basa. Data
diperoleh dari hasil tes soal uraian yang di ujikan pada siswa. Sebelum
melakukan tes soal uraian, soal tersebut lebih dahulu diberikan kepada uji ahli
(validator) untuk mengetahui instrumen soal yang digunkan sudah valid atau
belum. Setelah instrumen soal dinyatakan valid, soal akan diuji coba dalam
skala kecil, yaitu diuji pada 15 siswa untuk menguji keterbacaan dari soal
tersebut. Didapatkan hasil dari uji coba valid dan reliabel, maka uji skala besar
dilakukan. Uji skala besar dilakukan pada 21 siswa, Berikut proses penyajian
ini untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Soal yang diberikan
berupa 8 butir soal uraian materi asam basa. Sebelum membuat tes soal
soal. Dengan adanya kisi-kisi soal yang dibuat menjadi lebih terarah dan
39
40
adalah kisi-kisi tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa pada
adalah validasi soal tes keterampilan berpikir kritis yang telah dibuat
ukur yang digunakan mampu mengukur apa yang akan kita ukur. Uji
validitas yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Uji
penelaahan dan pengkajian oleh validator ahli materi yaitu dosen Program
dosem ahli yang menjadi validator soal tes keterampilan berpikir kritis,
menguji instrumen soal tes tersebut. Pengujian dilakukan dua tahap yaitu
soal yang akan diujikan dalam skala besar. Tes skala kecil ini dilaksanakan
pada hari Sabtu, 28 November 2020. Skor yang diperoleh siswa kemudian
reliabel, Maka tes skala besar dapat dilakukan. Tes skala besar
2. Pengolahan Data
dosen ahli dari Program Studi Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry sesuai
dengan tabel 4.2. Skor yang didapat dari setiap validator akan dihitung
𝑓
P = 𝑁 x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase data
f = Skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimum
45
dengan kriteria validasi instrumen uji ahli pada tabel 3.3. Berikut ini adalah
79,54%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli
46
revisi kecil).
79,54%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli
revisi kecil).
47
77,27%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli
revisi kecil).
48
siswa kelas XI berjumlah 15 siswa. Skor yang didapat siswa akan diuji
1) Uji Validitas
soal dari tes soal uraian yang telah diberikan. Butir soal dikatakan valid
jika rhitung > rtabel, uji validitas yang telah dilakukan pada 15 siswa
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Tes Soal Uraian Skala Kecil
Butir rhitung Signifikan rtabel Keterangan
Soal
1. 0,523 0,045 0,4409 Valid
2. 0,704 0,003 0,4409 Valid
3. 0,533 0,041 0,4409 Valid
4. 0,607 0,016 0,4409 Valid
5. 0,657 0,008 0,4409 Valid
6. 0,785 0,001 0,4409 Valid
7. 0,550 0,034 0,4409 Valid
8. 0,652 0,008 0,4409 Valid
Dari hasil pengujian validitas pada tabel 4.6 diatas, tes soal uraian
yang berisi 8 butir soal yang telah diisi oleh 15 siswa. Salah satu cara
agar bisa mengetahui butir soal mana yang valid atau tidak valid, kita
harus mencari tau nilai rtabel terlebih dahulu. Rumus rtabel adalah df = N
0,4409. Dari hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dapat dilihat
49
bahwa rhitung > rtabel pada semua butir soal yang dinyatakan valid. Cara
signifikan hasil uji validitas < nilai α. Berdasarkan data pada tabel 4.6
dapat dilihat bahwa nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikan semua butir
soal < 0.05, berarti semua butir soal valid. Setelah mengetahui nilai uji
2) Uji Reabilitas
dasar pengambilan keputusan yaitu alpha sebesar 0,60. Butir soal yang
dianggap reliabel jika nilai butir soal tersebut lebih besar dari > 0,60
jika lebih kecil maka variabel yang diteliti tidak bisa dikatakan reliabel
karena < 0,60. Hasil dari pengujian reliabilitas pada butir soal dapat
Hasil dari uji reliabilitas pada skala kecil dapat dilihat bahwa
Cronbach’s alpha lebih tinggi dari nilai dasar yaitu 0,773 > 0,60. Hasil
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 pada uji validitas dan uji
reliabilitas tes soal uraian skala kecil dinyatakan valid dan reliabel.
50
besar.
Hasil tes soal uraian skala besar dengan membagikan soal tes
menggunakan rumus:
𝑅
NP = 𝑆𝑀 x 100
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan Tetap
Nilai yang diperoleh akan ditafsirkan dengan menggunakan Tabel
4.8 untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kritis siswa berada pada
Berikut data hasil yang telah diberikan pada siswa sebanyak 8 soal
siswa pada Tabel 4.9, maka distribusi perolehan nilai kemampuan berpikir
3. Interpertasi Data
dari skor total lembar vaidasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung
persentasenya didapatkan:
𝑓
P = 𝑁 x 100%
35
P = 44 x 100%
= 79,54%
dari skor total lembar validasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung
persentasenya didapatkan:
𝑓
P = 𝑁 x 100%
35
P= x 100%
44
= 79,54%
dari skor total lembar validasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung
persentasenya didapatkan:
𝑓
P = 𝑁 x 100%
34
P = 44 x 100%
= 77,27%
Berdasarkan Tabel 4.6 nilai uji validitas dari 15 siswa yang telah
menjawab 8 butir soal diketahui bahwa nilai r tabel = 0,4409 dan signifikan α =
0.05. Butir soal nomor 1 didapatkan nilai rhitung = 0,523, maka rhitung > rtabel
dengan nilai signifikan 0,045 < 0,05 maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Butir
soal 2 didapatkan nilai rhitung = 0.704, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan
0.003 < 0.05, soal nomor 2 dinyatakan valid. Butir soal nomor 3 didapatkan
nilai rhitung = 0.533, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.041 < 0.05, soal
Butir soal nomor 4 didapatkan nilai rhitung = 0.607, maka rhitung > rtabel
dengan nilai signifikan 0.016 < 0.05, soal nomor 4 dinyatakan valid. Butir soal
nomor 5 didapatkan nilai rhitung = 0.657, maka rhitung > rtabel dengan nilai
signifikan 0.008 < 0.05, soal nomor 5 dinyatakan valid. Butir soal nomor 6
didapatkan nilai rhitung = 0.785, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.001
< 0.05, soal nomor 6 dinyatakan valid. Butir soal nomor 7 didapatkan nilai
rhitung = 0.550, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.034 < 0.05, soal
nomor 7 dinyatakan valid. Butir soal nomor 8 didapatkan nilai rhitung = 0.652,
54
maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.008 < 0.05, soal nomor 8
dinyatakan valid.
Cronbach’s Alpha = 0.749 untuk 8 butir soal. Nilai dasar dari Cronbach’s
Alpha adalah 0,60. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka hasil tidak reliabel
sementara Cronbach’s Alphai > 0,60 hasil reliabel. Dari hasil didapatkan
bahwa Cronbach’s Alpha 0,749 > 0,60 dinyatakan butir soal reliabel.
menyelesaikan tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa materi asam
basa sebesar 46,78, sehingga tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dikategorikan menjadi 4 yaitu (sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat
sebagai berikut:
55
14,28%
Baik
kurang
52,38% 33,34%
Cukup
B. Pembahasan
berpikir kritis siswa pada materi Asam Basa, dimana peneliti telah
data berupa jenis instrumen yang digunakan oleh guru kimia di sekolah.
Hasil analisis data yang diperoleh dari soal ulangan yang terdapat pada
kimia yang ada di sekolah. Instrumen tersebut hanya mengukur aspek hafalan
dan pemahaman. Jelas saja hal ini tidak menguntungkan siswa untuk melatih
hafalan akan memiliki reliabilitas yang tinggi, sedangkan soal berpikir kritis
memiliki reliabilitas yang lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan soal berpikir
sedangkan hafalan memiliki standar jawaban yang hampir sama untu setiap
dan teknologi.
Keterampilan berpikir yang baik dapat menjadi modal kuat bagi siswa
perkembangan jaman yang modern. Tuntutan jaman seperti itu tentu tidak
dengan mudah dapat kita hadapi tanpa proses latihan tertentu. Maka dari itu,
38
Lissa, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Materi Sistem Respirasi Dan Ekskresi” Jurnal unnes LIK, (Universitas Negeri Semarang: 2012),
h.29
39
Herman, “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir
Matematis Tingkat Tinggi Siswa Menengah Pertama” Jurnal Educationist, (2007), 1(1) h. 47
57
berpikir kritis yang dikembangkan adalah tes soal uraian. Jumlah soal yang
diberikan adalah 8 butir dosl, tes soal uraian yang diberikan sudah sesuai
Pada tahapan ini instrumen yang telah dirancang akan divalidasi oleh dosen
ahli bidang kimia (validator) yang dalam penelitian ini terdapat 3 dosen yang
didapatkan hasil, maka instrumen soal tidak perlu di revisi. Hal ini sangat
valid terlebih dahulu oleh pakar supaya data yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan.
dan 77,27%. Dengan nilai tersebut maka hasil validasi oleh validator
sesuai dengan yang diharapkan, maka instrumen tes yang dinyatakan valid
maka selanjutnya diuji coba skala kecil. Pada tes uraian skala kecil ini
berkisar antara cukup sampai baik. Reliabilitas soal berpikir, diuji dan
Hasil yang didapat pada tes soal uraian skala kecil yang diuji pada 15
siswa cukup baik, dari hasil uji validitas setiap butir soal dinyatakan valid
sesuai dengan Tabel 4.6. Tidak ada satupun butir soal yang tidak valid,
dapat dilihat pada Tabel 4.7 dimana nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Sama
seperti uji validitas, hasil dari uji reliabilitaspun didapatkan sangat reliabel.
Dari hasil kedua uji ini, maka instrumen tersebut sudah memenuhi syarat
untuk uji dalam skala besar dan uji dalam skala besarpun dapat dilakukan.
bahwa nilai rhitung > rtabel sehingga semua butir soal dinyatakan valid. Begitu
juga dengan uji reliabilitas dengan nilai dasar Cronbach’s Alpha = 0,60. Nilai
Tes soal uraian skala besar dilakukan setelah instrumen divalidasi oleh
oleh validator dan dinyatakan valid serta hasil uji skala kecil dinyatakan valid
40
Setiawan. “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (2008), 2(1), h.
45
41
Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).(Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h.89
59
dan reliabel. Tes skala besar ini dilakukan pada 21 siswa dengan skor yang
menyelesaikan tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa materi asam
basa sebesar 46,78. Sehingga tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat
Uji coba skala besar ini berada pada kondisi yang kurang mendukung,
dikembangkan hanya menggunakan satu jenis instrumen saja yaitu tes soal
dsengan penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada materi asam basa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Kota Bahagia dalam
menjawab 8 butir tes soal uraian tergolong dalam kategori cukup dengan nilai
rata-rata 46,78. Meskipun termasuk dalam kategori cukup, tapi instrumen yang
digunakan sudah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Pada uji validitas
didapatkan nilai rhitung > rtabel dan taraf signifikan setiap butir soal < 0,05. Uji
reliabiitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka setiap butir soal
reliabel. Setelah melakukan dua uji tersebut maka didapatkan bahwa setiap
B. Saran
60
61
Fessenden & Fessenden. (2005). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
62
63
Rizka, Fitriyani. (2011). Pembuatan Pokok Uji Kemampuan Berpikir Kritis pada
Pokok Bahasan Sistem Koloid. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudarmo, Unggul. (2017). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul & Nanik Mitayani. (2016). Kimia Untuk SMA Kelas XI
Kurikulum 2013 yang Disempurnakan. Jakarta: Erlangga.
Lampiran 2
68
Lampiran 4
Peneliti : Nazariani
Nama validator :
Hari/Tanggal :
Petunjuk Pengisian :
4. Pengembangan
keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
tes
5. Keterbacaan instrumen
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada
satu jawaban yang
benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C.
1. Butir soal mengguna
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna
kan bahasa yang mudah
dipahami
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................
70
Kesimpulan:
Validator
( )
71
Peneliti : Nazariani
1. Petunjuk Pengisian:
a. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu.
b. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
1 = Tidak Layak
2 = Cukup Layak
3 = Layak
4 = Sangat Layak
c. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
2. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara
indikator pembelajaran
dan isntrumen tes
2. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
4. Pengembangan
72
keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
tes
5. Keterbacaan instrumen
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada Karena ini soal essay
satu jawaban yang dan bukan
benar merupakan pilihan
ganda jadi memang
hanya ada 1 jawaban
yang benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C. Bahasa
1. Butir soal mengguna
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna
kan bahasa yang mudah
dipahami
Kesimpulan:
Peneliti : Nazariani
Petunjuk Pengisian :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................
Kesimpulan:
76
Validator
Peneliti : Nazariani
3. Petunjuk Pengisian:
d. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu.
e. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
1 = Tidak Layak
2 = Cukup Layak
3 = Layak
4 = Sangat Layak
f. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
4. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara
indikator pembelajaran
dan instrumen tes
2. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
4. Pengembangan
keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
78
tes
5. Keterbacaan instrumen
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada
satu jawaban yang
benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C. Bahasa
1. Butir soal mengguna
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna
kan bahasa yang mudah
dipahami
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................
79
Kesimpulan:
Validator
Lampiran 5
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI KOTA BAHAGIA
Jln Panglima Gadeng Kecamatan Kota Bahagia Kabupaten Aceh Selatan Kode Pos. 23773
Lampiran 6
JUMLAH PESERTA DIDIK SMA NEGERI KOTA BAHAGIA
YANG MELANJUTKAN KULIAH
d.t.o
MASRIJAL, S.Pd
NIP. 197002031998011001
82
Lampiran 7
Standar Kompetensi : Memahami konsep asam dan basa serta kekuatan dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan
Lampiran 8
2. Arrhenius adalah seorang kimiawan asal Swedia. Salah satu teori mengenai
asam basa yang banyak digunakan adalah teori asam basa Arrhenius.
Berikan penjelasan sederhana dengan bahasamu sendiri mengenai teori asam
basa Arrhenius. Ionisasi adalah proses fisik mengubah molekul menjadi ion
positif dan ion negatif. Dibawah ini ada beberapa contoh larutan, tuliskan
reaksi ionisasi dari larutan-larutan tersebut!
H2S, NH4OH, LiOH, HCOOH, C2H5COOH, Ba(OH)2, KOH, dan HClO3.
Setelah itu, golongkan larutan tersebut sesuai dengan sifat asam basa
Arrhenius.
5. Reaksi asam basa menurut teori Lewis berkaitan dengan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi terjadi karena adanya pasangan
elektron dari satu atom yang berikatan. Perhatikan reaksi antara NH3 dan BF3
berikut ini.
8. Senyawa asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air dapat
terionisasi, tetapi tidak sempurna. Saat menggigit, semut merah mengeluarkan
cairan yang mengandung asam format, suatu asam lemah. Asam format
HCOOH digunakan untuk membuat etil format (pengharum buatan), berapa
pH larutan 0,12 M asam format? Berapa derajat ionisasi asam format dalam
larutan tersebut? Ka = 1,8 X 10-4 ?
88
Lampiran 9
No Soal Jawaban
1. Pada saat makan bakso, kita sering (8 poin)
menjumpai botol cuka. Biasanya Reaksi Kesetimbangan Asam Asetat
tertulis, “asam cuka 25%”. Cuka CH3COOH (aq) + H2O (l)
dihasilkan oleh berbagai bakteria CH3COO- (aq) + H3O+ (aq)
penghasil asam asetat. Asam asetat, (3 poin)
asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang Kedudukan Asam Asetat Dari tabel harga Ka
dikenal sebagai pemberi rasa asam yang telah disajikan, dapat diambil
dan dalam makanan. Asam asetat kesimpulan bahwa; HF > HNO2 > HCOOH
merupakan salah satu karboksilat > CH3COOH.
paling sederhana dengan reaksinya Asam asetat merupakan asam yang paling
merupakan reaksi kesetimbangan, lemah diantara keempat asam lemah yang
setelah asam format. Berikut harga tersedia
Ka beberapa asam lemah (5 poin)
Nama Ka
Asam asetat 1,8 X 10-5
Asam florida 7,2 X 10-4
Asam format 1,8 X 10-4
Asam nitrit 4,5 X 10-4
Dari pernyataan di atas, tuliskan
reaksi kesetimbangan dari asam
asetat! Berdasarkan nilai Ka,
bagaimana kedudukan Asam asetat
dibandingkan dengan asam lemah
lainnya ?
2. Arrhenius adalah seorang kimiawan (19 poin)
asal Swedia. Salah satu teori Teori Arrhenius
mengenai asam basa yang banyak Asam adalah suatu zat yang apabila
digunakan adalah teori asam basa dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
Arrhenius. H+.
Berikan penjelasan sederhana dengan Basa adalah suatu zat yang apabila dilarutkan
bahasamu sendiri mengenai teori dalam air akan menghasilkan ion OH-.
asam basa Arrhenius. Ionisasi adalah (3 poin)
proses fisik mengubah molekul
menjadi ion positif dan ion negatif. Reaksi ionisasi dari:
Dibawah ini ada beberapa contoh H2S (Asam)
larutan, tuliskan reaksi ionisasi dari H2S (aq) 2H+ (aq) + S2- (aq)
larutan-larutan tersebut!
H2S, NH4OH, LiOH, HCOOH, NH4OH (Basa)
C2H5COOH, Ba(OH)2, KOH, dan NH4OH (aq) ⇄ NH4+ (aq) + OH- (aq)
HClO3. Setelah itu, golongkan
larutan tersebut sesuai dengan sifat LiOH (Basa)
asam basa Arrhenius. LiOH (aq) Li+ (aq) + OH- (aq)
89
HCOOH (Asam)
HCOOH (aq) ⇄ HCOO- (aq) + H+ (aq)
C2H5COOH (Asam)
C2H5COOH (aq)⇄C2H5COO- (aq) + H+ (aq)
BaOH (Basa)
BaOH (aq) Ba2+ (aq) + 2OH- (aq)
KOH (Basa)
KOH (aq) K+ (aq) + OH- (aq)
(16 poin, setiap butir 2 poin)
kira-kira 6. Berapa Kbnya ? dibagian 3,16 X 10-4) akan lebih mudah terserap oleh
manakah lebih banyak aspirin yang larutan yang bersifat basa (pH = 6) sehingga
terserap ke dalam aliran darah, perut akan lebih netral.
atau usus kecil berikan alasan anda (3 poin)
dengan jelas.
7. Seorang siswa sedang melakukan
praktikum di laboratorium Kimia. (15 poin)
Dia mereaksikan asam monoprotik pH Asam monoprotik
dan basa monohidroksida. Jika 100 [H+] = 0,1 M
mL asam monoprotik dengan pH = -log [H+]
konsentrasi 0,1 M dan 100 mL = - log [0,1]
larutan basa monohidroksida 0,1 M =1
dicampurkan. Tentukan pH masing- (1,5 poin)
masinglarutan, bagaimana kekuatan pH Basa monohidroksida
asam-basanya, berapa pH campuran [OH-] = 0,1 M
kedua larutan tersebut dan jumlah pOH = -log [OH-]
garam (Mr= 58,5) yang terbentuk. = -log [0,1]
=1
pH = 14 – pOH
= 14 -1
= 13
(1,5 poin)
(5 poin)
8. Senyawa asam lemah merupakan (6 poin)
elektrolit lemah sehingga di dalam [H ] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
+
Lampiran 10
Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kritis Siswa
Kemampuan Indikator
No Kriteria Skor
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
1 Memberikan a. Memfokuskan 1) Siswa mampu 4
Penjelasan pertanyaan mengidentifikasi kriteria
Sederhana untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
2) Siswa cukup mampu 3
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
3) Siswa kurang mampu 2
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
4) Siswa tidak mampu 1
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
5) Siswa tidak menjawab 0
b. Bertanya dan 1) Siswa mampu menjelaskan 4
menjawab dengan penjelasan
pertanyaan sederhana dan mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
2) Siswa mampu menjelaskan 3
dengan penjelasan
sederhana namun kurang
mampu mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
3) Siswa kurang mampu 2
menjelaskan dengan
penjelasan sederhana dan
kurang mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
4) Siswa tidak mampu 1
menjelaskan dengan
penjelasan sederhana dan
tidak mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
5) Siswa tidak menjawab 0
94
(Sumber: Data Set of ‘Critical Thinking Ability in the Elementary Social Studies
Education’Ni Wayan Suniasih)
96
Lampiran 11
Lampiran 12
Uji Validitas
Correlations
Butir_1 Butir_2 Butir_3 Butir_4 Butir_5 Butir_6 Butir_7 Butir_8 Skor_Total
Butir_1 Pearson Correlation 1 ,194 ,514 ,359 ,277 ,512 -,283 ,110 ,523*
Sig. (2-tailed) ,488 ,050 ,189 ,318 ,051 ,306 ,696 ,045
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_2 Pearson Correlation ,194 1 ,166 ,206 ,362 ,589* ,563* ,451 ,704**
Sig. (2-tailed) ,488 ,554 ,460 ,184 ,021 ,029 ,092 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_3 Pearson Correlation ,514 ,166 1 ,272 ,206 ,088 ,077 ,208 ,533*
Sig. (2-tailed) ,050 ,554 ,327 ,462 ,755 ,784 ,456 ,041
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_4 Pearson Correlation ,359 ,206 ,272 1 ,249 ,407 -,006 ,289 ,607*
Sig. (2-tailed) ,189 ,460 ,327 ,370 ,132 ,983 ,297 ,016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_5 Pearson Correlation ,277 ,362 ,206 ,249 1 ,514* ,587* ,270 ,657**
Sig. (2-tailed) ,318 ,184 ,462 ,370 ,050 ,021 ,330 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_6 Pearson Correlation ,512 ,589* ,088 ,407 ,514* 1 ,400 ,591 *
,785**
104
Sig. (2-tailed) ,051 ,021 ,755 ,132 ,050 ,140 ,020 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_7 Pearson Correlation -,283 ,563* ,077 -,006 ,587* ,400 1 ,510 ,550*
Sig. (2-tailed) ,306 ,029 ,784 ,983 ,021 ,140 ,052 ,034
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_8 Pearson Correlation ,110 ,451 ,208 ,289 ,270 ,591* ,510 1 ,652**
Sig. (2-tailed) ,696 ,092 ,456 ,297 ,330 ,020 ,052 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*
Skor_Total Pearson Correlation ,523 ,704** ,533* ,607* ,657** ,785** ,550* ,652** 1
Sig. (2-tailed) ,045 ,003 ,041 ,016 ,008 ,001 ,034 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,749 8
105
Lampiran 13
Lampiran 14
Uji Validitas
Correlations
Butir_1 Butir_2 Butir_3 Butir_4 Butir_5 Butir_6 Butir_7 Butir_8 Skor_Total
Butir_1 Pearson Correlation 1 ,053 ,133 ,046 ,051 ,302 ,285 ,088 ,475*
Sig. (2-tailed) ,820 ,565 ,844 ,828 ,184 ,211 ,706 ,029
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_2 Pearson Correlation ,053 1 -,018 ,352 ,023 ,287 ,218 ,000 ,520*
Sig. (2-tailed) ,820 ,939 ,117 ,920 ,208 ,343 1,000 ,016
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_3 Pearson Correlation ,133 -,018 1 ,222 ,152 ,152 ,183 ,017 ,441*
Sig. (2-tailed) ,565 ,939 ,334 ,510 ,511 ,428 ,943 ,045
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_4 Pearson Correlation ,046 ,352 ,222 1 -,023 ,135 -,085 ,047 ,441*
Sig. (2-tailed) ,844 ,117 ,334 ,922 ,558 ,716 ,840 ,045
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*
Butir_5 Pearson Correlation ,051 ,023 ,152 -,023 1 ,269 ,349 ,466 ,481*
Sig. (2-tailed) ,828 ,920 ,510 ,922 ,238 ,121 ,033 ,027
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_6 Pearson Correlation ,302 ,287 ,152 ,135 ,269 1 ,444* ,197 ,662**
Sig. (2-tailed) ,184 ,208 ,511 ,558 ,238 ,044 ,393 ,001
112
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_7 Pearson Correlation ,285 ,218 ,183 -,085 ,349 ,444* 1 ,423 ,666**
Sig. (2-tailed) ,211 ,343 ,428 ,716 ,121 ,044 ,056 ,001
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_8 Pearson Correlation ,088 ,000 ,017 ,047 ,466* ,197 ,423 1 ,480*
Sig. (2-tailed) ,706 1,000 ,943 ,840 ,033 ,393 ,056 ,028
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*
Skor_Total Pearson Correlation ,475 ,520* ,441* ,441* ,481* ,662** ,666** ,480* 1
Sig. (2-tailed) ,029 ,016 ,045 ,045 ,027 ,001 ,001 ,028
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,609 8
113
Lampiran 15
DOKUMENTASI
114
115