Nazariani, 160208034, FTK, PKM, 082274955672

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 126

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS

SISWA PADA MATERI ASAM BASA SMA NEGERI 1


KOTA BAHAGIA ACEH SELATAN

SKRIPSI

Diajukan oleh:

NAZARIANI
NIM. 160208034
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Kimia

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2021 M/1442 H
NI
M.160208034
ABSTRAK

Nama : Nazariani
NIM : 160208034
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Kimia
Judul : Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis Siswa Pada
Materi Asam Basa SMA Negeri 1 Kota Bahagia Aceh Selatan
Tanggal Sidang : 27 Januari 2021
Tebal Skripsi : 127 Lembar
Pembimbing I : Dr. Mujakir, M.Pd.Si
Pembimbing II : Safrijal, M.Pd
Kata Kunci : Pengembangan, Instrumen Tes Berpikir Kritis, Asam Basa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya referensi guru dalam menyusun


soal berpikir kritis. Soal-soal dengan kriteria berpikir kritis masih merupakan hal
yang tabu, sehingga guru masih memberikan soal yang hanya mengukur tingkat
pemahaman siswa dengan soal-soal yang memiliki jenjang kognitif C1-C3.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah apakah instrumen tes berpikir kritis
yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan
reliabel. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (RnD).
Data dikumpulkan melalui tes yang diberikan dengan model Tiruneh, yang
terlebih dahulu diujicobakan pada 15 siswa. Uji keterbacaan dari 15 siswa tersebut
dihitung menggunakan aplikasi statistika SPSS 25,0. Hasil dari uji keterbacaan
diperoleh hasil validasi dari setiap butir soal rhitung > rtabel dan hasil reliabilitas
setiap butir soal lebih besar dari > 0,60 dinyatakan reliabel. Setelah uji
keterbacaan tes akan diuji dalam skala besar diperoleh bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Kota Bahagia secara umum
tergolong cukup dengan perolehan nilai rata-rata 46,78.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan

penulis begitu banyak rahmat dan nikmat, baik itu berupa nikmat iman, kesehatan

dan nikmat lainnya. Sehingga dengan keberkahan nikmat tersebut penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Instrumen Tes Berpikir

Kritis Siswa Pada Materi Asam Basa SMA Negeri 1 Kota Bahagia Aceh.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Penulisan skripsi berguna untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

sarjana. Adapun kendala penulis dalam penulisan skripsi ini adalah kondisi

pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterbatasan penulis untuk melakukan

penelitian. Akan tetapi dengan adanya dukungan dan motivasi serta bimbingan

dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muslim Razali, SH, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Bapak Wakil Dekan, Dosen dan

asisten dosen, serta karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

2. Bapak Dr. Mujakir, M.Pd.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia, Ibu Sabarni, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan

Kimia, dan Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

vi
3. Bapak Dr. Mujakir, M.Pd.Si dan Bapak Safrijal, M.Pd selaku pembimbing

I dan pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Safrijal, M.Pd selaku penasehat akademik (PA) yang selalu

memberikan nasihat-nasihat dan bimbingan dari awal kehidupan

perkuliahan.

5. Bapak Masrijal, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kota Bahagia

dan Bapak Supaman Adi W, S.Pd.Gr selaku guru bidang studi kimia yang

telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk melakukan wawancara

dalam proses pengumpulan data di SMA Negeri 1 Kota Bahagia.

6. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kota Bahagia Aceh Selatan yang telah

bersedia bekerja sama dalam penelitian skripsi ini.

7. Kedua orang tua, Bapak Zulkarnain (Alm) dan Ibu Hasni Maisar (Almh)

yang pastinya selalu mendoakan anaknya ini.

8. Bunda tercinta, Dewi Sartika, ST yang senantiasa memberikan kasih

sayang dan selalu memberi dukungan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat 3 gengku Aja, Lisa, Mutya, Eti, Fifi, Neneng, Nisa dan

Sabrina. Terimakasih sudah menjadi teman perkuliahan yang selalu

memberi semangat dan dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Kakak-kakak asisten laboratorium yang sudah sudi memberikan ilmunya

selama ini.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Pendidikan Kimia yang sudah

mau menjadi temanku.

vii
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kritik

dan saran sangat penulis harapkan sebagai bahan masukan terhadap skripsi ini

serta menciptakan tulisan yang lebih sempurna kedepannya.

Banda Aceh, 27 Januari 2020


Penulis,

Nazariani

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Definisi Operasional ..................................................................... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


A. Belajar ........................................................................................... 8
B. Keterampilan Berpikir Kritis ......................................................... 9
1. Pengertian Berpikir Kritis ......................................................... 9
2.Indikator Berpikir Kritis .............................................................. 10
C. Materi Asam Basa ......................................................................... 15
1. Pengertian Asam dan Basa ...................................................... 15
2. Teori Asam dan Basa .............................................................. 16
3. Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi ....................................... 24
4. Kekuatan Asam dalam Larutan ............................................... 24
5. Derajat Keasaman (pH) ........................................................... 25
6. Indikator Asam dan Basa ........................................................ 27
D. Penelitian yang Relevan ................................................................ 28

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .................................................................... 29
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 34
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 34
D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35

ix
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................ 39
1. Penyajian Data ........................................................................... 39
2. Pengolahan Data ........................................................................ 44
3. Interpretasi Data ........................................................................ 52
B. Pembahasan ..................................................................................... 55

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 65
RIWAYAT HIDUP PENULIS ....................................................................... 116

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Indikator Berpikir Kritis .............................................................. 11


Tabel 2.2 : Contoh Senyawa Asam Menurut Arrhenius dan Reaksi
Ionisasinya ................................................................................. 17
Tabel 2.3 : Contoh Senyawa Basa Menurut Arrhenius dan Reaksi
Ionisasinya ................................................................................... 17
Tabel 2.4 : Kesimpulan Berbagai Teori Asam Basa ..................................... 23
Tabel 2.5 : Trayek Perubahan Warna ............................................................ 28
Tabel 3.1 : Indikator Berpikir Kritis yang digunakan pada penelitian ......... 30
Tabel 3.2 : Kriteria Validitas Instrumen Uji Ahli ........................................ 33
Tabel 3.3 : Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha ............................ 38
Tabel 4.1 : Kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir kritis siswa .................. 40
Tabel 4.2 : Nama-Nama Dosen Ahli yang Menjadi Validator ...................... 43
Tabel 4.3 : Hasil Validasi dari Validator 1 .................................................... 45
Tabel 4.4 : Hasil Validasi dari Validator 2.................................................... 46
Tabel 4.5 : Hasil Validasi dari Validator 3 .................................................... 46
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Tes Soal Uraian Skala Kecil ........................ 48
Tabel 4.7 : Nilai Cronbach’s Alpha Tes Soal Skala Kecil ............................ 49
Tabel 4.8 : Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ............................... 50
Tabel 4.9 : Hasil dan Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ............. 51
Tabel 4.10 : Distribusi Persentase Perolehan Nilai Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMA Negeri 1 Kota Bahagia .................................. 52
Tabel 4.11 : Analisis Temuan Lapangan ........................................................ 56

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Surat Keputusan Dekan Tentang Pembimbing Skripsi ....... 65


LAMPIRAN 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ............................. 66
LAMPIRAN 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMA
Negeri 1 Kota Bahagia ........................................................ 67
LAMPIRAN 4 : Lembar Validasi Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis .... 68
LAMPIRAN 5 : Soal Ulangan Asam Basa .................................................... 80
LAMPIRAN 6 : Jumlah Peserta Didik SMA Negeri 1 Kota Bahagia yang
Melanjutkan Kuliah ............................................................ 81
LAMPIRAN 7 : Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ....... 82
LAMPIRAN 8 : Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ................................ 85
LAMPIRAN 9 : Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kritis ....... 88
LAMPIRAN 10 : Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Berpikir Kritis ............ 93
LAMPIRAN 11 : Daftar Nilai Uji Terbatas ..................................................... 96
LAMPIRAN 12 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Terbatas ................ 103
LAMPIRAN 13 : Daftar Nilai Skala Luas ...................................................... 105
LAMPIRAN 14 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Luas ................... 111
LAMPIRAN 15 : Dokumentasi ....................................................................... 113
LAMPIRAN 16 : Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 116

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Indikator Berpikir Kritis ......................................................... 14
Gambar 2.2 : Reaksi Penetralan dari Asam Basa Lewis .............................. 25
Gambar 4.1 : Kategori Pengelompokkan Siswa yang telah menjawab
Soal Tes Uraian Skala Besar .................................................. 55

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses mengubah tingkah laku

individu (peserta didik) dalam mengembangkan berbagai potensi alamiahnya

menuju individu yang mampu menghadapi berbagai permasalahan kehidupan

yang dihadapinya. Untuk menyiapkan peserta didik dalam kehidupan yang begitu

kompleks, maka pendidik harus mampu mengoptimalkan potensi-potensi peserta

didik, yaitu potensi inteligensi, emosional, dan spiritualnya.1 Salah satu potensi

intelegensi yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan berpikir

kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan kebutuhan yang harus dimiliki oleh

peserta didik pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi

yang sangat pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan landasan penting

dalam pendidikan.

Pentingnya kemampuan berpikir kritis tidak lepas dari kurikulum, dalam

kurikulum 2013 menginginkan peserta didik mampu memiliki sebuah kemampuan

untuk membangun kerangka berpikir kritis. Kemampuan ini sering diabaikan oleh

guru dalam memahami kemampuan kognitif siswa, padahal keberhasilan

seseorang dalam kehidupannya tidak hanya bergantung pada kemampuan

kognitifnya. Tetapi kemampuan berpikir kritis juga mempunyai pengaruh yang

besar, terutama dalam upaya memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.

1
Sigit widodo, “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Melalui Isu-Isu
Sosial Ekonomi Pasca Penggenangan Waduk Jati Gede Dalam Pembelajaran IPS Di SMPN 2
Wado Kabupaten Sumedang Kelas VIII C”, Jurnal Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 2016, h. 2.

1
2

Kemampuan berpikir kritis akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait

apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan dihasilkan.

Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis, pemerintah Indonesia

telah mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis ke dalam kurikulum

pendidikan. Hal ini dirumuskan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi

Emas Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang

berbasis pada Kompetensi Abad 21, bahwa pendidik pada abad ke-21 harus

mampu mengembangkan keterampilan kompetitif yang berfokus pada

pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills)

yang mana salah satunya adalah berpikir kritis (critical thinking). Oleh karena itu,

tugas guru adalah menciptakan peluang bagi siswa untuk mengembangkan dan

meningkatkan keterampilan berpikir kritis, karena siswa dengan keterampilan

berpikir kritis mampu memahami dunia di sekitarnya, membuat keputusan yang

baik, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan motivasi belajarnya.2

Berpikir kritis tidak hanya dapat dikembangkan melalui pembelajaran,

tetapi juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui suatu evaluasi yang

mencerminkan berpikir kritis. Melalui tes dengan indikator bertanya dan

menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan, melakukan deduksi,

melakukan induksi, membuat nilai keputusan, dan memutuskan suatu tindakan

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis seseorang. Meskipun pendidikan


2
Anggi Hernawan, “Pengembangan Instrumen Asesmen Berpikir Kritis Pada
Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Di Kecamatan Tumijajar”(Lampung: Universitas
Lampung, 2018) h. 2
3

telah memfokuskan pembelajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, namun instrumen penilaian untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat tertinggal.3 Upaya menilai

keberhasilan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis harus

didukung oleh alat ukur yang dapat mengukur kemampuan tersebut.

Kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang memiliki

nilai untuk menanamkan kecakapan untuk berpikir secara teratur dan sistematis

menurut langkah-langkah metode ilmiah. Selain itu, hakikat dan tujuan

pembelajaran adalah kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analitis

induktif dan deduktif yang mengarahkan konsep dan prinsip sains untuk

menjelaskan peristiwa alam. Pencapaian tujuan pembelajaran kimia yang

sebenarnya membutuhkan penggunaan instrument penilaian yang tidak hanya

mencakup hafalan dan pemahaman, tetapi juga dibutuhkan penilaian yang melatih

keterampilan berpikir.4

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kota

Bahagia dengan mewawancari guru kimia yang mengajar di kelas XI didapatkan

bahwa selama ini semua instrumen tes yang digunakan hanya intrumen penilaian

kognitif saja. Tidak menggunakan instrumen kemampuan berpikir kritis siswa,

bahkan guru menganggap hal ini masih tabu. Demikian juga dengan pemberian

soal tes pada siswa.

3
Muyassaroh,”Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan OpenEnded Pada
Materi Listrik Dinamis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” (Lampung: Universitas
Lampung, 2013), h.4
4
Lissa, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tungkat Tinggi
Materi Sistem Respirasi dan Ekskresi”, Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, Vol.41, No.1, 2012,
h.28
4

Hal tersebutlah yang menyebabkan hasil kelulusan siswa pada tingkat

SNMPTN dan SBMPTN tergolong rendah. Karena tipe soal yang keluar pada

ujian masuk PTN sukar untuk dijawab oleh siswa. Hal ini juga yang membuat

siswa sulit untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Hasil analisis soal

asam basa yang digunakan untuk penilaian pada sekolah ini adalah sebagai

berikut: (1) soal yang digunakan tidak mengalami perubahan yang berarti dari

tahun-tahun sebelumnya. (2) soal yang digunakan masih berkisar pada jenjang C1

– C3 yang pada dasarnya hanya mengukur hafalan dan konsep saja, dan (3) soal

yang diberikan kurang inofatif, sehingga belum bisa mengukur keterampilan

berpikir kritis siswa.

Berdasarkan permasalahan yang telah didapatkan maka pada penelitian ini

dilakukan pengembangan instrumen tes berpikir kritis pada materi asam basa

kimia SMA yang valid dan reliabel yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang diwujudkan dalam bentuk tes

dengan memperhatikan tingkat keterampilan berpikir kritis, tetapi tetap tidak

melupakan konsep materi yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan penelitian

ini dapat dirumuskan: Apakah instrumen tes berpikir kritis yang dikembangkan

telah memenuhi kriteria valid dan reliabel ?


5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh instrumen tes

keterampilan berpikir kritis yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis

siswa yang memenuhi kriteria valid dan reliabel.

D. Manfaat Penelitian

Hasil pengembangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak berikut ini:

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dunia

pendidikan dalam penilaian pembelajaran sehingga dapat menambah literatur

serta memberikan inovasi penilaian pembelajaran dan selanjutnya dapat

dikembangkan sebagai alat penilaian sisiwa yang baik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Memperbaiki sistem pembelajaran di kelas dan diharapkan guru dapat

membimbing serta memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berpikir kritis.

b. Bagi Siswa

Pengembangan instrumen tes berpikir kritis pada pembelajaran tematik

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kritisnya dalam

meyelesaikan penilaian yang terikat oleh tema antar muatan pelajaran.


6

c. Bagi Sekolah

Sebagai acuan pengembangan atau alternatif bagi sekolah dalam

memperbaiki dan memberikan pengetahuan yang berkembang dalam

penggunaan alat penilaian.

d. Bagi Peneliti

Berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melalui

penelitian Research and Development serta meningkatkan motivasi

untuk terus belajar.

E. Definisi Opersional

Untuk menghindari agar tidak terjadi kekeliruan pembaca dalam

penelitian ini, peneliti perlu memberikan penjelasan terhadap istilah-istilah

yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Instrumen

Pengembangan (research and development) adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut.5 Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. 6 Pada

konteks penelitian ini pengembangan yang dimaksud yaitu untuk

menghasilkan instrumen tes keterampilan berpikir kritis materi asam basa.

5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013),h.427.
6
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishing,
2015), h.101
7

2. Tes keterampilan Berpikir Kritis

Tes keterampilan berpikir kritis adalah aktivitas terampil yang bisa

dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik

akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi,

kecukupan, koherensi, dan lain-lain.7

3. Materi asam basa

Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan ion H+, dan basa adalah suatu senyawa yang didalam air

(larutan) dapat menghasilkan ion OH-.8

7
Fisher, A, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.13.
8
Unggul sudarmo & Nanik Mitayani, Kimia Untuk SMA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga, 2016), h.152
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru seacra keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 9

Beberapa teori belajar yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran yang akan dikembangkan antara lain:

1. Teori belajar behaviorisme

Menurut teori ini manusia sangat dipengaruhi oleh kejadin-kejadian di

dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman

belajar. Teori ini menekankan pada tingkah laku peserta didik.

2. Teori belajar konstruktivisme

Menurut teori ini, belajar adalah menyusun pengetahuan dari

pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, refleksi serta interpretasi. Dalam

pembelajaran, pelajar diharapkan dapat membangun pemikiran mereka secara

mandiri.

3. Teori belajar kognitif

Menurut teori ini belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kogniif

dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini menekankan pada

gagasan bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi

secara keseluruhan.

9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2010), h.2

8
9

4. Teori belajar humanisme

Menurut teori ini proses belajar harus dimulai dan ditunjukkan untuk

kepentingan memanusiakan manusia, yaitu menapai aktualisasi diri peserta

didik yang belajar secara optimal.

5. Teori belajar sibernetik

Menurut teori ini, belajar adalah mengolah informasi (pesan yang

disampaikan guru), karena pada dasarnya sistem belajar sangan dipengaruhi

oleh sistem informasi.10

Adapun teori belajar yang melatarbelakangi penelitian ini terkait dengan

tes keterampilan berpikir kritis adalah teori belajar konstruktivisme, dimana siswa

diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan secara mandiri.

B. Keterampilan Berpikir Kritis

1. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah aktivitas terampil yang bisa dilakukan dengan lebih

baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam

standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-

lain. Berpikir secara umum dianggap sebagai proses kognitif, tindakan mental

untuk memperoleh pengetahuan. Penekanan dalam ketrampilan berpikir

menegaskan penalaran (reasoning) sebagai fokus utama kognitif.11

10
Indah Kosmiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras,2012), h.34-43
11
Fisher, A, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2008), h.13
10

Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai suatu keterampilan berpikir

secara reflektif untuk memutuskan hal-hal yang dilakukan dimana kemampuan

berpikir kritis setiap siswa tidaklah sama, oleh karena itu kemampuan berpikir

kritis dalam proses pembelajaran perlu dilatih dan dikembangkan oleh guru.

2. Indikator Berpikir Kritis

Terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis ,yaitu fokus (focus),

alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi (situation), kejelasan (clarity), dan

pemeriksaan secara menyeluruh (overview). Penjelasan mengenai enam unsur

dasar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fokus (focus), merupakan hal yang utama yang harus dilakukan untuk

mengetahui informasi. Untuk fokus terhadap permasalahan, diperlukan

pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan dimiliki oleh seseorang

akan semakin mudah mengenali informasi.

b. Alasan (reason), mencari kebenaran dari suatu peryataan yang akan

dikemukakan. Dalam mengemukakan suatu pernyataan harus disertai

dengan alasan-alasan yang mendukung pernyataan tersebut.

c. Kesimpulan (Inference), yaitu membuat pernayataan yang diserta

alasan yang tepat.

d. Situasi (situation), yaitu kebenaran dari pernyataan tergantung pada

situasi yang terjadi. Oleh karena itu perlu mengetahui situasi atau

keadaan permasalahan.

e. Kejelasan (clarity), yaitu memastikan kebenaran suatu pernyataan dari

situasi yang terjadi.


11

f. Pemeriksaan secara menyeluruh (overview), yaitu melihat kembali

sebuah proses dalam memastikan kebenaran pernyataan dalam situasi

yang ada.12

Klasifikasi berpikir kritis ada lima kelompok yang diturunkan menjadi

dua belas indikator seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis


Kelompok Indikator Sub Indikator
(1) (2) (3)
1. Memberikan Memfokuskan - mengidentifikasi atau
penjelasan pertanyaan merumuskan pertanyaan
sederhana - mengidentifikasi atau
(elementary merumuskan kriteria
clarification) untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
- menjaga kondisi berpikir
Menganalisis - mengidentifikasi
argument kesimpulan
- mengidentifikasi kalimat-
kalimat pertanyaan
- mengidentifikasi kalimat-
kalimat bukan pertanyaan
- mengidentifikasi dan
menangani suatu
ketidaktepatan
- melihat struktur dari suatu
argument
- membuat ringkasan
Bertanya dan - memberikan penjelasan
menjawab pertanyaan sederhana
tentang suatu - menyebutkan contoh
penjelasan dan
tantangan

12
Ennis, R. H, Goal for a critical Thinking Curriculum, Bright Minds, (Virginia: A
Resourse Book for Teaching Thinking. ASDC, 1985), h.4-8
12

(1) (2) (3)


2. Membangun Mempertimbangkan - mempertimbangkan
keterampilan kredibilitas suatu keahlian
dasar (basic sumber - mempertimbangkan
support) kemenarikan konflik
- mempertimbangkan
kesesuaian sumber
- mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
- mempertimbangkan risiko
untuk reputasi
- kemampuan untuk
memberikan alasan
Mengobservasi dan - melibatkan sedikit dugaan
mempertimbangkan - menggunakan waktu yang
laporan observasi singkat antara observasi
dan laporan
- melaporkan hasil
observasi
- merekam hasil observasi
menggunakan bukti-bukti
yang benar
- menggunakan akses yang
baik
- menggunakan teknologi
mempertanggungjawab
kan hasil observasi
13

(1) (2) (3)


3. Kesimpulan Membuat deduksi dan - siklus logika Euler
(inference) hasil pertimbangan - mengkondisikan logika
hasil deduksi - menyatakan tafsiran
Membuat induksi dan - mengemukakan hal yang
mempertimbangkan umum
hasil induksi - mengemukakan
kesimpulan dan hipotesis
- mengemukakan hipotesis
- merancang eksperimen
- menarik kesimpulan
sesuai fakta
- menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki
Membuat dan - membuat dan menentukan
mempertimbangkan hasil pertimbangan
nilai keputusan berdasarkan akibat
- membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan penerapan
fakta
- membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
4. Membuat Mendefinisikan istilah - membuat bentuk definisi
penjelasan - strategi membuat definisi
lebih lanjut - bertindak dengan
(advance memberikan penjelasan
clarification) lanjut
- mengidentifikasi dan
menangani
ketidakbenaran yang
disengaja\
- membuat isi definisi
Mengidentifikasi - penjelasan bukan
asumsi pernyataan
- mengkontruksi argumen
14

(1) (2) (3)


5. Strategi dan Memutuskan suatu - mengungkap masalah
taktik tindakan - memilih kriteria untuk
(strategy and mempertimbangkan solusi
tactic) yang mungkin
- merumuskan solusi
alternatif menentukan
tindakan sementara
- mengulang kembali
- mengamati penerapannya
Berinteraksi dengan - menggunakan argument
orang lain - menggunakan strategi
logika
- menggunakan strategi
retorika
- menunjukkan posisi,
orasi, atau tulisan
(Ennis, 1985)

Secara sistematis, indikator berpikir kritis menurut ennis dapat

digambarkan seperti pada gambar 2.1 berikut ini.

Fokus

Mengambil Mempertimbangkan
Keputusan Sumber

Mendefinisikan Mempertimbangkan
Istilah Sumber

Gambar 2.1 Indikator Berpikir Kritis


15

Keterampilan berpikir kritis menurut Nitko & Brookhart diidentifikasi

menjadi lima kategori, yaitu: a) Klarifikasi dasar, b) dukungan dasar, c)

menyimpulkan, d) klarifikasi tingkat lanjut, e) strategi dan taktik. 13

Berdasarkan kesamaan indikator berpikir kritis dari pendapat ahli di

atas, maka peneliti menggunakan indikator tersebut dalam penelitian

pengembangan ini. Indikator tersebut dianggap dapat mewakili indikator berpikir

kritis yang ada, sebab indikator-indikator tersebut mudah digunakan atau

diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Terlebih lagi, dengan keterbatasan waktu

yang dimiliki sehingga peneliti tidak memungkinkan untuk mengembangkan

semua indikator berpikir kritis yang ada, sehingga peneliti hanya mereduksi

beberapa indikator yang ada.

Indikator-indikator berpikir kritis yang memiliki kesamaan tersebut

memiliki makna yang sama atau dapat mewakili dari setiap indikator dari

pendapat ahli. Indikator berpikir kritis yang digunakan diadaptasi dari pendapat

Ennis, sebab Ennis memaparkan keterampilan berpikir kritis lebih rinci dari

aktivitas, indikator dan sub indikator.

C. Materi Asam Basa

1. Pengertian Asam Basa

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya asam cuka pada cuka makanan. Basa

merupakan senyawa yang memilikis sifat licin, rasanya pahit.14

13
Nitko, A.J., & Brookhart, S. M., Educational assessment of student, (Boston: Pearson
Education, 2007), h. 234-236
16

2. Teori Asam Basa

Asam basa tidak hanya terdapat pada satu larutan, tetapi pada banyak

larutan. Akibatnya, cukup sulit untuk membedakan asam basa pada larutan-larutan

yang berbeda. Oleh karena itu asam basa dapat dijelaskan dengan teori-teori asam

basa. 15

a. Teori Asam Basa Arhenius

Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan ion H+, dan basa adalah suatu senyawa yang didalam air

(larutan) dapat menghasilkan ion OH-.16Arrhenius mengelompokkan zat-

zat yang memiliki sifat asam dan basa di dalam larutan sebagai berikut:

Sifat-sifat Asam di dalam larutan adalah sebagai berikut:

1) Asam memiliki rasa masam; misalnya cuka yang mempunyai rasa

masam dari asam asetat.

2) Asam yang bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium,

dan besi akan menghasilkan gas hidrogen.

3) Asam yang bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat seperti Na 2CO3

dan CaCO3 menghasilkan gas karbon dioksida.

4) Larutan asam dalam air dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat-sifat Basa di dalam larutan adalah sebagai berikut:

1) Basa memiliki rasa pahit.

14
Unggul sudarmo, Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2017), h.187
15
Mujakir, Modul…, h.20
16
Unggul sudarmo & Nanik Mitayani, Kimia Untuk SMA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan, (Jakarta: Erlangga, 2016), h.152
17

2) Basa terasa licin; misalnya sabun

3) Larutan basa dalam air dapat menghantarkan arus listrik. 17

Tabel 2.2 Contoh Senyawa Asam Menurut Arrhenius dan Reaksi


Ionisasinya
Rumus Asam Nama Asam Reaksi Ionisasi
HF Asam Fluorida HF (aq) ⇌ H+ (aq)+ F- (aq)
HBr Asam Bromida HBr (aq) H+ (aq)+ Br- (aq)
H2S Asam Sulfida H2S (aq) ⇌ 2H+ (aq)+ S2- (aq)
CH3COOH Asam Asetat CH3COOH (aq) ⇌ H+ (aq) +
(cuka) CH3COO- (aq)

Tabel 2.2 Menunjukkan bahwa satu molekul dapat melepaskan

satu, dua atau tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+

disebut sebagai asam monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang

menghasilkan dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik.

Tabel 2.3 Contoh Senyawa Basa Menurut Arrhenius dan Reaksi


Ionisasinya
Rumus Nama Basa Reaksi Ionisasi
Basa
NaOH Natrium Hidroksida NaOH (s) Na+ (aq) + OH- (aq)
KOH Kalium Hidroksida KOH (s) K+ (aq) + OH- (aq)
Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 (s) Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)

Tidak semua gugus yang mengandung gugus –OH- merupakan

suatu basa. Contohnya CH3COOH dan C6H5OH justru merupakan asam.

Sementara itu, CH3OH tidak menunjukkan sifat basa didalam air. Teori

yang diungkapkan oleh Arrhenius masil memiliki keterbatasan, yaitu

hanya memandang aspek reaksi asam basa di dalam pelarut air dan jika

17
Mujakir, Modul…, h. 20-21
18

suatu reaksi tidak membentuk OH- dan H+ tidak dapat dikatakansebagai

asam ataupun basa.18

b. Teori Asam Basa Bronsted Lowry

Defenisi Arrhenius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada

penerapan dalam larutan dengan medium air. Sedangkan Bronsted-Lowry

fokus pada donor proton (melepaskan ion H+) dan akseptor proton

(menerima ion H+). Pandangan kali ini lebih luas dibandingkan dengan

teori Arrhenius, karena teori Bronsted-Lowry tidak hanya berlaku untuk

larutan air, tetapi berlaku juga pada larutan dengan medium gas. 19

Asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai

proton donor (pemberi proton atau H+) kepada spesi lain. Basa adalah

spesi (molekul atau ion) yang bertindak sebagai proton akseptor (penerima

proton atau H+).20

Jika suatu asam memberi proton, maka sisa asam tersebut

mempunyai kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai

basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula.

Demikian pula jika suatu basa menerima proton, maka basa yang terbentuk

mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak

sebagai asam. Asam yang terbentuk ini disebut sebagai asam konjugasi

dari basa semula. Pasangan asam dengan basa konjugasinya masing-

masing disebut juga pasangan asam basa konjugasi.

18
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h. 153
19
Mujakir, Modul... h. 22.
20
Hiskia Achmad, Kimia Larutan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), h.98.
19

Contoh:

H2O (l) + H2O (l) ⇌ H3O+ (aq) + OH- (aq)

Asam Basa Asam Basa

Untuk reaksi ke kanan:

H2O merupakan asam karena memberikan ion H+ (proton donor)

kepada molekul H2O untuk berubah menjadi ion H3O+. H2O adalah basa

karena menerima ion H+ (proton akseptor) dari molekul H2O.

Untuk reaksi kiri:

Ion H3O+ adalah asam karena memberikan ion H+ (proton donor)

kepada ion OH- dan berubah menjadi H2O, sedangkan ion OH- adalah basa

karena menerima ion H+ (proton akseptor) dari molekul H2O. H2O dan

OH- merupakan pasangan asam basa konjugasi dimana OH- merupakan

basa konjugasi dari H2O dan sebaliknya molekul H2O merupakan asam

konjugasi dari OH-.

H2O dan H3O+ juga merupakan pasangan asam basa konjugasi,

dimana H2O adalah basa konjugasi dari H3O+ dan sebaliknya H3O+

merupakan asam konjugasi dari H2O.21

Asam dan basa yang saling berkaitan dalam pertukaran proton

disebut pasangan asam-basa konjugasi.

Asam 1 ⇌ Basa Konjugasi 1 + H+

Basa 2 + H+ ⇌ Asam Konjugasi 2

Reaksi antara asam dan basa sebagai berikut,

21
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h. 153
20

Asam 1 + Basa 2 ⇌ Basa konjugasi 1 + Asam konjugasi 2

Setiap satuan asam yang menghasilkan satu ion Hidrogen dalam

ionisasi disebut asam monoprotik. Misalnya; asam klorida (HCl), asam

nitrat (HNO3) dan asam asetat (CH3COOH).

Asam asetat terionisasi tidak sempurna dalam larutan, maka

merupakan elektrolit lemah sehingga disebut asam lemah. Sementara asam

klorida maupun asam nitrat terionisasi sempurna dalam larutan, maka

merupakan elektrolit kuat sehingga disebut asam kuat.

Setiap satuan melepaskan dua ion H+, disebut asam diprotik.

Dalam dua tahap terpisah,

H2SO4 (aq) → H+(aq) + HSO4-(aq)

HSO4-(aq) ⇌ H+(aq) + SO42-(aq)

H2SO4 adalah elektrolit kuat atau asam kuat (tahapan ionisasi pertama

berlangsung sempurna), tetapi HSO4- merupakan asam lemah atau

elektrolit lemah. Panah dua arah menunjukkan ionisasi tidak sempurna

dalam larutan.

Asam triprotik merupakan setiap satuan asam melepaskan tiga ion

H+, keberadaanya relatif sedikit. Misalnya asam fosfat (H 3PO4), proses

ionisasinya adalah

H3PO4(aq) ⇌ H+(aq) + H2PO4-(aq)

H2PO4-(aq) ⇌ H+(aq) + H2PO42-(aq)

HPO42-(aq) ⇌ H+(aq) + PO43-(aq)


21

Ketiga spesi (H3PO4, H2PO4-, HPO42-) merupakan asam lemah

(elektrolit lemah). Panah dua menunjukkan tiap tahap ionisasi. Anion

seperti HPO42-, dan HPO42- terdapat dalam larutan fosfat.

Basa natrium hidroksida (NaOH) merupakan elektrolit kuat. Hal ini

menunjukkan bahwa senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam larutan.

NaOH(s) → Na+(aq) +OH-(aq)

Ion OH- menerima satu proton sebagai berikut:

H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l) dengan demikian OH- merupakan basa.

Ammonia (NH3) dikelompokkan sebagai basa karena dapat

menerima satu ion H+.

NH3 (aq) + H2O (l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)

Ammonia merupakan elektrolit lemah karena hanya sebagian kecil

dari molekul NH3 yang larut yang bereaksi dengan air membentuk ion

NH4+ dan ion OH-.22

Contoh Asam Bronsted-Lowry

(1) HCl(aq) + H2O(l) →H3O+ (aq)+ Cl-(aq)

(2) HSO4- (aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + SO42-(aq)

(3) CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO-(aq)

Contoh basa Bronsted-Lowry

(4) NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)

(5) CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH- (aq)

22
Mujakir, Modul..., h. 25.
22

Menurut reaksi ini pada reaksi 1, 2, dan 3 air bertindak sebagai

penerima proton atau basa. Dalam reaksi 4 dan 5 air bertindak sebagai

pendonor proton atau asam. Zat yang dapat bertindak sebagai asam

maupun basa disebut zat amfiprotik.23

Reaksi asam basa bronsted-lowry dapat berlangsung dalam

berbagai pelarut atau dalam fasa gas. Pelarut dapat juga berfungsi sebagai

asam dan basa. Sifat molekul air yang dapat berfungsi sebagai asam

maupun basa disebut amfiprotik. Kelemahan utama teori Bronsted-Lowry

adalah untuk pelarut yang tidak mengandung proton tidak dapat

digunakan. selain itu, sifat suatu zat tidak pasti sangat bergantung pada

pasangan reaksinya24.

c. Teori Asam Basa Lewis

Asam adalah spesi yang berperan sebagai penerima pasangan

elektron (akseptor pasangan elektron) dan basa adalah spesi yang berperan

sebagai pemberi pasangan elektron (donor pasangan elektron).25 contoh

reaksi asam-basa lewis dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.

23
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 99.
24
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan,,, h.102
25
Mujakir, Modul…, h.26
23

Gambar 2.2 Reaksi Penetralan dari Asam Basa Lewis

Konsep asam basa dikembangkan oleh lewis didasarkan pada

ikatan kovalen koordinasi. Atom atau spesi yang memberikan pasangan

electron pada pembentukan ikatan kovalen koordinasi akan bertindak

sebagai basa, sedangkan atom, molekul atau spesi yang menerima

pasangan elektron disebut sebagai asam.26

Secara ringkas perbandingan ketiga teori asam-basa dapat dilihat dalam

tabel berikut:27

Tabel 2.4 Kesimpulan Berbagai Teori Asam Basa


Teori Arrhenius Bronsted-Lowry Lewis
Teori Air-Ion Teori Proton Teori Elektron
Definisi Asam Menghasilkan H+ Pendonor proton Penerima
dalam air pasangan
elektron
-
Definisi Basa Menghasilkan OH Penerima proton Pendonor
dalam air pasangan
elektron
Penetralan Pembentukan air Perpindahan Pembentukan
proton ikatan kovalen
koordinasi
Reaksi H + OH → H2O
+ -
HA+B⇌BH + A+ -
A+B⇌A:B
Batasan Hanya larutan Hanya reaksi Teori yang
dalam air perpindahan lebih umum
proton

26
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h.154
27
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 104.
24

3. Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi

Asam lemah atau basa lemah dalam larutan tidak terurai sempurna

menjadi ion. Jumlah persen molekul atau fraksi molekul yang terurai menjadi

ion disebut derajat ionisasi atau dinyatakan dengan 𝛼. Harga Ka sangat

bermanfaat untuk mengetahui kekuatan suatu asam untuk mengalami ionisasi.

Kekuatan asam dapat juga diketahui dari fraksi molekul yang mengalami

ionisai.28

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑜𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛


Persen ionisai= x 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑢𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑚

4. Kekuatan Asam Dalam Larutan

Istilah kuat dan lemah digunakan untuk membandingkan kekuatan

asam atau basa dalam larutan. Asam sulfat, asam nitrat dan asam klorida

digolongkan dalam asam kuat, sedangkan asam asetat termasuk asam

lemah.29

Kekuatan asam dan basa dinyatakan oleh tetapan kesetimbangannya.

a. Tetapan ionisasi asam (Ka)

HA (aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)

kosntanta kesetimbangan untuk ionisasi asam disebut konstanta

ionsasi asam dan dari persamaan diatas ditulis sebagai:

[H+] [A−]
Ka =
[HA]

28
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 107.
29
Hiskia Achmad, Kimia Larutan,...., h. 111.
25

b. Tetapan ionisasi basa (Kb)

B(aq) + H2O(l) ⇌ BH+(aq) + OH-(aq)

kosntanta kesetimbangan untuk ionisasi basa disebut konstanta

ionsasi basa dan dari persamaan diatas ditulis sebagai:

[BH+] [OH−]
Kb =
[B]

Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatannya

menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. asam kuat adalah

asam yang pada dasarnya mengalami ionisasi sempurna dalam air. contoh

HNO3, H2SO4. Asam lemah sebaliknya, hanya terionisasi sebagian dalam air.

Contoh H2CO3, CH3COOH. Basa kuat adalah basa yang terionisasi sempurna

dalam air seperti Na(OH), Ca(OH)2. Sedangkan basa lemah adalah basa yang

hanya terionisasi sebagian dalam air seperti NH3.30

5. Derajat Keasaman (pH)

Harga pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu asam

atau basa. Pada konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam semakin

besar konsentrasiion H+ dalam larutan, dan itu berarti semakin kecil harga pH-

nya. Jadi, semakin kuat suatu asam semakin kecil harga pH-nya. Sebaiknya,

semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi ion OH - dalam larutan.

Semakin besar ion OH- berarti semakin kecil konsentrasi ion H+ dalam

larutan. Jadi, semakin kuat suatu basa semakin besar harga pH-nya.

30
Fessenden & Fessenden, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2005),
hlm. 28.
26

Pada senyawa asam kuat dan basa lemah, perhitungan [H+] bergantung

pada valensi dan konsentrasi larutan asam kuat, sementara [H+] dari asam

lemah diperoleh dari persamaan tetapan ionisasi asam (Ka). Berdasarkan hal

tersebut, asam kuat dan asam lemah dapat dihitung dengan rumus berikut:

[H+] = a x M asam

[H+] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚

Keterangan:
a = Valensi asam (jumlah H+ yang dihasilkan)
M asam = Konsentrasi larutan asam kuat
Ka = Tetapan ionisasi asam lemah
Menghitung nilai pH dari suatu asam kuat dan asam lemah dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

pH = -log [H+]
Keterangan:
[H+] = konsentrasi asam kuat atau asam lemah

Untuk basa kuat dan basa lemah, perhitungan [OH-] bergantung pada

valensi dan konsentrasi larutan basa kuat, sementara [OH-] dari asam lemah

diperoleh dari persamaan tetapan ionisasi asam (Kb). Berdasarkan hal

tersebut, basa kuat dan basa lemah dapat dihitung dengan rumus berikut:

[OH-] = b x M basa

[OH-] = √𝐾𝑏 𝑥 𝑀 𝑏𝑎𝑠𝑎

Keterangan :
b = Valensi basa (jumlah OH- yang terurai)
M basa = Konsentrasi larutan basa kuat
Kb = Tetapan ionisasi basa lemah
Menghitung nilai pH dari suatu basa kuat dan basa lemah dapat

digunakan rumus sebagai berikut:


27

pH = -log [OH-]
Keterangan:
[OH-] = konsentrasi asam kuat atau asam lemah31

6. Indikator Asam Basa

Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa dapat

dilakukan dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator berasal dari

bahan alami dan buatan (indikator sintetis). Indikator asam basa alami dapat

dijumpai pada berbagai tumbuhan diantaranya adalah bunga hydrangea, bunga

mawar, kol merah. Spesies lumut kerak yang berbentuk kertas dan larutan

dinamakan lakmus. Bentuk kertas lebih banyak digunakan karena sukar

teroksidasi, tahan lama dan memberikan perubahan warna yang cukup jelas.

Harga pH suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan pH-

meter atau suatu indikator. pH-meter merupakan suatu rangkaian elektronik

yang dilengkapi suatu elektrode yang dirancang khusus untuk dicelupkan ke

dalam larutan yang akan diukur. Bila eklektrode kaca ini dimasukkan ke

dalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion

H+dalam larutan.

Besar beda potensial ini menunjukkan angka yang menyatakan pH

larutan tersebut. Selain pH-meter, pH suatu larutan dapat ditentukan pula

dengan suatu indikator asam basa. Walaupun bersifat kualitatif, indikator ini

sering digunakan, karena dapat berubah warna dalam rentang pH yang relatif

31
Unggul Sudarmo dan Nanik Mitayani, Kimia … h.165-177
28

kecil. Perubahan warna suatu indikator melibatkan kesetimbangan antara

bentuk asam dan bentuk basa dengan warna yang berbeda.32

Tabel 2.5 Trayek Perubahan Warna


Indikator Trayek Perubahan Perubahan Warna
Warna
Metil jingga 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
Metil merah 4,0 – 6,2 Tidak berwarna –
Merah
Metil ungu 4,8 – 5,4 Ungu – Hijau
Bromkresol ungu 5,2 – 6,8 Kuning – Ungu
Bromotimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
Lakmus 4,7 – 8,3 Merah – Biru
Kresol merah 7,0 – 8,8 Kuning – Merah
Timol biru 8,0 – 9,6 Kuning – Biru
Fenolftalein 8,2 - 10,0 Tidak berwarna –
Merah jambu
Timolftalein 9,4 – 10,6 Tidak berwarna – Biru
Alizarin kuning R 10,3 – 12,0 Kuning – Merah
Sumber: Chemistry (Brady), 2000

D. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam skripsi yang

berjudul “Pembuatan pokok uji kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan

sistem koloid”. Materi koloid merupakan materi yang membutuhkan penalaran-

penalaran dalam beberapa sifatnya, tidak hanya pemahaman semata. dari hasil uji

kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan bahwa siswa mampu meningkatkan

penalarannya pada materi koloid ini. 33 Berdasarkan hal tersebut perlu disusun

suatu alat evaluasi sejenis yang dapat mengukur sejauh mana keterampilan

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran kimia yang lainnya.

32
Berpendidikan, (www.berpendidikan.com,29 Agustus 2019), diakses pada tanggal 01
Januari 2020, 20.00
33
Fitriyani Rizka, “Pembuatan pokok uji kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan
sssistem koloid”, skripsi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2011).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development) instrumen yang diadaptasi dari metode penelitian

Tiruneh. Tujuan metode penelitian pengembangan ini digunakan untuk

menghasilkan produk yang berupa instrumen tes yang dapat mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa serta untuk menguji validitas dan reliabilitas

instrumen tes yang dikembangkan. Kajian materi yang dikembangkan yaitu materi

asam basa.

Penelitian pengembangan instrumen tes berpikir kritis ini menggunakan

prosedur penelitian dan pengembangan instrumen tes yang diadaptasi dari metode

penelitian yang dilakukan oleh Tiruneh dengan sedikit modifikasi, secara rinci

tahapan-tahapan pengembangan instrumen dijabarkan sebagai berikut:

1. Menentukan konstruk dan merumuskan tujuan

Tahap awal dalam mengembangkan instrumen tes berpikir kritis pada

materi asam basa adalah menentukan indikator keterampilan kemampuan

berpikir kritis yang akan digunakan sebagai acuan atau dasar dalam

merancang atau membuat item atau butir soal tes yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan soal tes berpikir kritis

yang mencerminkan indikator berpikir kritis yang sudah ada sehingga dapat

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil dari referensi indikator

menilai aspek-aspek yang menunjukkan keterampilan kemampuan berpikir

29
30

kritis. Setelah menentukan indikator yang akan digunakan untuk

mengembangkan instrumen tes berpikir kritis, selanjutnya merinci sebaran

sub-sub materi untuk mewakili pada setiap butir soal yang dikembangkan.

Materi-materi yang akan dikembangkan dalam soal harus sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.34 Indikator-indikator yang akan digunakan dalam

pnelitian ini disajikan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Indikator Berpikir Kritis yang digunakan pada penelitian


Kelompok Indikator Sub Indikator
1. Memberikan Memfokuskan - mengidentifikasi atau
penjelasan pertanyaan merumuskan pertanyaan
sederhana - mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria
untuk
mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
- mengidentifikasi
kesimpulan
Menganalisis - mengidentifikasi dan
argument menangani suatu
ketidaktepatan
2. Membangun Mempertimbangkan - kemampuan untuk
keterampilan apakah sumber dapat memberikan alasan
dasar dipercaya atau tidak
3. Menyimpulka Membuat induksi dan - mengemukakan hipotesis
n mempertimbangkan - menarik kesimpulan
hasil induksi sesuai fakta
4. Memberikan Mengidentifikasi - mengkontruksi argumen
penjelasan asumsi
lebih lanjut
5. Mengatur Menentukan suatu - memilih kriteria untuk
strategi atau tindakan mempertimbangkan
taktik solusi yang mungkin
- merumuskan solusi
alteratif

34
Tiruneh dkk, “Measuring Critical Thingking in Physics: Development and Validation
of a Critical Thinking Test in Electricity and Magnetism”Jurnal Internasional dalam Tiara Damai
Yanti “Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis pada Materi Kelistrikan Fisika SMA”
(Universitas Negeri Lampung, Skripsi, 2010), h. 30-32
31

2. Menentukan format butir soal.

Format butir soal yang dapat diterapkan dalam instrumen tes

diantaranya berupa pilihan ganda (multiple choice), uraian, pilihan benar

salah, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, format butir soal yang

digunakan adalah soal uraian.

Selain itu, Anderson & Krathwohl yang menyatakan bahwa jenis

instrumen tes yang digunakan untuk mengukur HOTS siswa ialah pilihan

ganda, jawaban singkat, atau uraian. Kemampuan berpikir kritis merupakan

bagian dari berpikir tingkat tinggi, sehingga jenis instrumen yang digunakan

untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi akan sesuai jika

digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis.35

3. Menentukan konstruksi butir soal.

Konstruksi butir soal dari instrumen tes berpikir kritis yang

dikembangkan harus sesuai dan mencerminkan keterampilan kemampuan

berpikir kritis, sehingga dalam menyusun butir soal harus sesuai dengan

indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang telah ditetapkan dengan

sebaran materi tiap butir soal dapat mewakili secara keseluruhan materi yang

dipelajari oleh siswa, pada penelitian ini materi yang dikembangkan adalah

materi asam basa.

Bahasa yang digunakan dalam butir soal harus jelas dan mudah

dipahami dan tidak mengandung multitafsir. Pada intinya, konstruksi butir

35
Anderson dan Krathwohl, Kerangka Landasan untukPembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen (Revisi Taksonomi Bloom), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 121-133
32

soal yang dikembangkan harus dapat mencerminkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

4. Menentukan pedoman penilaian.

Pedoman penilaian harus disesuaikan dengan tiap butir soal yang telah

dibuat. Pedoman penilaian ini digunakan untuk menentukan dan mengetahui

pencapaian keterampilan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada penelitian ini,

instrumen tes yang dikembangkan berupa soal uraian sebanyak 8 butir soal

yang nantinya akan diujikan kepada siswa. Skor total dari setiap siswa

diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal yang telah dijawab

oleh siswa. Skor yang diperoleh kemudian diolah menjadi nilai. Nilai yang

diperoleh tiap siswa kemudian akan dikategorikan ke dalam nilai kemampuan

berpikir kritis.

5. Uji ahli dan uji keterbacaan.

Pada tahap ini dilakukan uji kevalidan hasil rancangan instrumen tes

melalui uji ahli terhadap aspek konten materi dan bahasa oleh dosen

Pendidikan Kimia Universitas UIN Ar-Raniry yang ahli dibidang

pengembangan instrumen dan ahli materi asam basa. Kemudian uji

keterbacaan dilakukan oleh 15 orang siswa SMA yang telah mempelajari

materi asam basa.

Soal tes yang valid atau layak digunakan berdasarkan penilaian

validator dari aspek konten materi dan hasil uji keterbacaan pada 15 siswa,

kemudian di uji kepada 25 siswa kelas XI MIPA.2 SMA Negeri 1 Kota

Bahagia.
33

Hasil dari uji keterbacaan pada 15 siswa akan diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan SPSS 25.0. Hasil validasi oleh validator akan dianalisa,

Perolehan hasil validasi instrumen tes selanjutnya dikategorikan sesuai dengan

kriteria hasil evaluasi pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Instrumen Uji Ahli


Nilai rata-rata Kriteria
25,00 – 40,00 Tidak valid (tidak boleh digunakan)
41,00 – 55,00 Kurang valid (tidak boleh digunakan)
56,00 – 70,00 Cukup valid (boleh digunakan setelah
direvisi besar)
71,00 – 85,00 Valid (boleh digunakan dengan revisi
kecil)
86,00 – 100,00 Sangat valid (sangat baik untuk
digunakan)
(Akbar, 2013)

6. Revisi butir soal

Berdasarkan hasil uji ahli dan uji keterbacaan (uji validitas dan

reliabilitas) maka butir-butir soal-soal yang kurang baik akan direvisi kembali

dan soal-soal yang tidak layak akan digantikan degan soal yang baru. Setelah

diperoleh instrumen tes dari revisi dan uji ahli. Instrumen tes yang telah

dinyatakan valid dan layak digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis siswa. Validitas dan reliabilitas instrumen tes berpikir kritis ini dicari

menggunakan program SPSS 25.0 dengan menggunakan korelasi uji pearson

product moment untuk validitas dan Alpha Cronbach’s untuk reliabilitas.36

36
Tiruneh dkk, “Measuring Critical Thingking in Physics: Development and Validation
of a Critical Thinking Test in Electricity and Magnetism”Jurnal Internasional dalam Tiara damai
Yanti “Pengembangan Instrumen Tes Berpikir Kritis pada Materi Kelistrikan Fisika SMA”
(Universitas Negeri Lampung, Skripsi, 2010), h. 34-37
34

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dilakukan penelitian dan pengembangan ini adalah

SMA Negeri 1 Kota Bahagia, Kabupaten Aceh Selatan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik di kelas XI MIPA

SMA Negeri 1 Kota Bahagia tahun ajaran 2020/2021. Uji keterbacaan melibatkan

15 siswa kelas XI MIPA.1 Negeri 1 Kota Bahagia. Uji skala luas melibatkan

siswa kelas XI MIPA.2 Negeri 1 Kota Bahagia dengan jumlah siswa keseluruhan

25 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pengambilan

subjek penelitian ini didasarkan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 37

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Validasi

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesalahan suatu instrumen. Lembar validasi adalah lembar untuk menguji

kelayakan dari instrumen yang akan diuji baik dari segi bahasa dan materi dengan

cara menentukan tim validator atau tim ahli yang akan menguji dari masing-

masing kriteria tersebut.

37
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.96.
35

2. Tes

Tes keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan aspek

berpikir kritis menurut Ennis yang terdiri dari 5 aspek. Soal tes yang dibuat

menggunakan materi asam basa kelas XI dengan bentuk uraian. Instrumen dalam

penelitian ini berisikan soal yang berbeda pada setiap aspeknya dengan beragam

tingkat kesulitan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi materi, konstruk dan

kesesuaian bahasa pada instrumen tes yang dikembangkan. Lembar validasi ahli

ini menjadi acuan sebagai bahan revisi. Validasi dilakukan oleh tim ahli yang

sesuai bidangnya.

2. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu

dalam suasana dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan. Tes yang

digunakan berupa soal-soal keterampilan berpikir kritis pada konsep asam basa

yang mengacu pada indikator berpikir kritis Ennis. soal yang diberikan dalam

bentu uraian. Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang keterampilan berpikir

kritis peserta didik.


36

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kesahihan atau kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan

fungsi ukurnya. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, artinya

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menguji

validitas instrumen digunakan rumus korelasi uji pearson produk moment yaitu:

𝑁∑XY−(∑X)(∑Y)
rxy= (𝑁∑X2){N∑Y2−(∑Y2)}

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
(Arikunto, 2010)
Korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total

kurang dari 0,3 instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Nilai r hitung > r tabel dengan α= 0,05 maka koefisien korelasi tersebut

signifikan.

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor

factor dengan skor total. Korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke

atas, faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. 39Berdasarkan pemaparan

tersebut, jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total

39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: CV. Alfabeta,2015), h.126
37

kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung > rtabel

maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Pengujian validitas pada penelitian ini

dilakukan menggunakan program SPSS 25.0 dengan kriteria uji bila correlated

item-total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data tersebut

valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu instrumen

yang reliabel adalah instrumen yang tetap konsisten dan stabil dari waktu ke

waktu, dimana instrumen tersebut memiliki kehandalan sebagai alat ukur.

Reliabilitas juga menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah tepat dan sesuai. Jika data yang diperoleh telah benar dan sesuai dengan

kenyataan, meskipun berulang kali dilakukan pengukuran maka hasil yang

diperoleh juga akan tetap sama. Harga reliabilitas instrumen pada penelitian ini,

dapat dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s yaitu:

𝐾 ∑𝜎𝑏2
r11 = [( 𝐾−1)] [ 1- ]
𝜎𝑡2

keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyak item / butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 = Jumlah Varians tiap instrumen
𝜎𝑡2 = Varians dari keseluruhan instrumen
(Arikunto, 2010)
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai

dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas

dengan menggunakan program SPSS 25.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang
38

diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s dari nol hingga 1. Ukuran

kemantapan alpha dijabarkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha


Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan
α ≤ 0,5 Tidak reliable
0,5 ≤ α ≤ 0,6 Reliabilitas rendah
0,6 ≤ α ≤ 0,7 Cukup reliable
0,7 ≤ α ≤ 0,8 Reliabel
α ≥ 0,8 Reliabilitas tinggi
(Sumintono & Widhiarso, 2014)

Semua data yang diperoleh dinyatakan instrumen valid dan reliabel,

kemudian instrumen diujikan, skor total dari setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal siswa kemudian nilai yang diperoleh

diinterpretasikan sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penyajian Data

Penelitian ini menggunakan metode Tiruneh, yang bertujuan untuk

mengukur tes ketarampilan berpikir kritis siswa pada materi asam basa. Data

diperoleh dari hasil tes soal uraian yang di ujikan pada siswa. Sebelum

melakukan tes soal uraian, soal tersebut lebih dahulu diberikan kepada uji ahli

(validator) untuk mengetahui instrumen soal yang digunkan sudah valid atau

belum. Setelah instrumen soal dinyatakan valid, soal akan diuji coba dalam

skala kecil, yaitu diuji pada 15 siswa untuk menguji keterbacaan dari soal

tersebut. Didapatkan hasil dari uji coba valid dan reliabel, maka uji skala besar

dilakukan. Uji skala besar dilakukan pada 21 siswa, Berikut proses penyajian

data berdasarkan data tes soal uraian.

a. Tes Soal uraian

Tes soal uraian adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Soal yang diberikan

berupa 8 butir soal uraian materi asam basa. Sebelum membuat tes soal

uraian keterampilan berpikir kritis, terdapat beberapa langkah-langkah

yang harus dilalui, yaitu:

1) Pembuatan Kisi-kisi Tes Soal Uraian

Kisi-kisi tes bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan

soal. Dengan adanya kisi-kisi soal yang dibuat menjadi lebih terarah dan

39
40

sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam membuat soal tersebut. Berikut

adalah kisi-kisi tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa pada

materi asam basa dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir kritis siswa


Indikator Indikator Indikator Jenja Buti Sk
Keterampilan pencapaian ng r or
berpikir Penca Soal
Kritis paian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
- Menjelask a. Memfokus 1. Siswa mampu C4 1 8
an kan mengidentifik
pengertian pertanyaan asi kriteria
asam dan untuk
basa mempertimba
menurut ngkan
Arrhenius kemungkinan
jawaban
pengertian
asam dan basa
menurut
Arrhenius
b. Bertanya 2. Siswa mampu C3 2 19
dan menjelaskan
menjawab dengan
pertanyaan penjelasan
sederhana dan
mengkategorik
an
(menggolongk
an) contoh
- Mengiden c. Mengidenti 3. Siswa mampu C5 3 8
tifikasi fikasi merumuskan
sifat asumsi- argument
larutan asumsi
asam dan
basa
dengan
berbagai
indikator
41

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


- Menjelask d. Menganalis 4. Siswa mampu C3 4 11
an is argumen mengidentifik
pengertian asikan
asam basa kalimat-
menurut kalimat
Bronsted- pertanyaan
Lowry melalui
- Menuliska pengertian
n asam dan basa
persamaa serta mampu
n reaksi menunjukkan
asam dan pasangan asam
basa basa Bronsted-
menurut Lowry
Bronsted
dan
Lowry
dan
menunjuk
kan
pasangan
asam dan
basa
konjugasi
nya
- Menjelask e. Mendefinis 5. Siswa mampu C4 5 7
an ikan istilah menjelaskan
pengertian dan pengertian
asam dan mempertim asam basa
basa bangkan menurut Lewis
menurut suatu dan mampu
Lewis definisi menjelaskan
contoh yang
dituliskan.
42

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


- Menghitu f. Mempertim 6. Siswa mampu C6 6 6
ng pH bangkan memilih
larutan sumber kesesuain
asam atau apakah sumber dan
basa yang dapat mampu
diketahui dipercaya memberikan
konsentra atau tidak alasan dengan
sinya menghitung
pH dan
memberikan
alasannya

- Menjelask g. Mendefinisi 7. Siswa mampu C5 7 15


an kan istilah menyelesaikan
pengertian dan tafsiran
kekuatan mempertimb dengan
asam dan angkan menghitung
menyimp suatu pOH dan pH
ulkan kesimpulan dari larutan
hasil asam basa
pengukura yang
n pH dari konsentrasinya
beberapa sama serta
larutan massa dari
asam dan garam yang
basa yang terbentuk
konsentra
sinya
sama
- Menghub h. Membuat 8. Siswa mampu C4 8 6
ungkan dan membuat dan
kekuatan menentukan menentukan
asam atau hasil hasil
basa pertimbanga pertimbangan
dengan n berdasarkan
derajat fakta dengan
pengion menghubungk
(>) dan an kekuatan
tetapan asam dengan
asam (Ka) derajat
atau pengion (>)
tetapan
basa (Kb)
43

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Jumlah Total 80

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk mengukur tes

keterampilan berpikir kritis siswa, peneliti membuat beberapa soal

berdasarkan indikator soal yang telah ditentukan. Tahapan selanjutnya

adalah validasi soal tes keterampilan berpikir kritis yang telah dibuat

berdasarkan kisi-kisi pada tabel 4.1.

2) Validasi Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Validasi instrumen bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana alat

ukur yang digunakan mampu mengukur apa yang akan kita ukur. Uji

validitas yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Uji

validitas isi berfungsi untuk menentukan suatu instrumen tes mempunyai

isi yang sesuai. Penilaian terhadap instrumen tes dilakukan dengan

penelaahan dan pengkajian oleh validator ahli materi yaitu dosen Program

Studi Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry. Berikut adalah nama-nama

dosem ahli yang menjadi validator soal tes keterampilan berpikir kritis,

dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Nama-Nama Dosen Ahli yang Menjadi Validator


No Validator Dosen Bidang
1 Validator 1 Kimia
2 Validator 2 Kimia
3 Validator 3 Kimia

Setelah validasi soal selesai, tahap selanjutnya peneliti akan

menguji instrumen soal tes tersebut. Pengujian dilakukan dua tahap yaitu

tes skala kecil dan tes skala besar.


44

3) Tes Soal Uraian Skala Kecil

Tes skala kecil dilakukan untuk menguji keterbacaan instrumen

soal yang akan diujikan dalam skala besar. Tes skala kecil ini dilaksanakan

pada hari Sabtu, 28 November 2020. Skor yang diperoleh siswa kemudian

akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas

dihitung menggunakan aplikasi statistika SPSS 25.0, dimana nilai yang

didapatkan per item butir soalnya harus valid dan reliabel.

4) Tes Soal Uraian Skala Besar

Setelah melakukan tes skala kecil, hasilnya dinyatakan valid dan

reliabel, Maka tes skala besar dapat dilakukan. Tes skala besar

dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Desember 2020.

2. Pengolahan Data

a. Berdasarkan Hasil Validasi oleh Validator

Validator yang melakukan validasi pada penelitian ini adalah 3

dosen ahli dari Program Studi Pendidikan Kimia UIN Ar-Raniry sesuai

dengan tabel 4.2. Skor yang didapat dari setiap validator akan dihitung

persentasenya dengan rumus berikut

𝑓
P = 𝑁 x 100%

Keterangan:
P = Angka persentase data
f = Skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimum
45

Nilai hasil validasi yang didapatkan akan dikategorikan sesuai

dengan kriteria validasi instrumen uji ahli pada tabel 3.3. Berikut ini adalah

nilai hasil validasi dari setiap validator.

Tabel 4.3 Hasil Validasi dari Validator 1


No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
A. MATERI
1. Kesesuaian antara kompetensi inti, 
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
dan isntrumen penilaian
2. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan tingkatan taksonomi Bloom
3. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan indikator berpikir kritis
4. Pengembangan keterampilan berpikir 
kritis pada instrumen penilaian
5. Keterbacaan instrumen penilaian 
keterampilan berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang 
benar
B. KONSTRUKSI
1. Butir soal tidak menimbulkan tafsiran 
ganda
2. Butir soal tidak memberikan petunjuk 
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak tergantung pada 
jawaban sebelumnya
C. BAHASA
1. Butir soal menggunakan bahasa yang 
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
2. Butir soal mengguna kan bahasa yang 
mudah dipahami
Jumlah Total 35

Hasil validasi dari validator 1 didapatkan skor sebanyak 35 dari 44

skor total. Kemudian dihitung persentase dari skor tersebut didapatkan

79,54%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli
46

maka hasil rata-rata tersebut dikategorikan Valid (boleh digunakan dengan

revisi kecil).

Tabel 4.4 Hasil Validasi dari Validator 2


No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
A. MATERI
1. Kesesuaian antara kompetensi inti, 
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
dan isntrumen penilaian
2. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan tingkatan taksonomi Bloom
3. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan indikator berpikir kritis
4. Pengembangan keterampilan berpikir 
kritis pada instrumen penilaian
5. Keterbacaan instrumen penilaian 
keterampilan berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang 
benar
B. KONSTRUKSI
1. Butir soal tidak menimbulkan tafsiran 
ganda
2. Butir soal tidak memberikan petunjuk 
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak tergantung pada 
jawaban sebelumnya
C. BAHASA
1. Butir soal mengguna kan bahasa yang 
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
2. Butir soal mengguna kan bahasa yang 
mudah dipahami
Jumlah Total 35

Hasil validasi dari validator 2 didapatkan skor sebanyak 35 dari 44

skor total. Kemudian dihitung persentase dari skor tersebut didapatkan

79,54%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli

maka hasil rata-rata tersebut dikategorikan Valid (boleh digunakan dengan

revisi kecil).
47

Tabel 4.5 Hasil Validasi dari Validator 3


No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
A. MATERI
1. Kesesuaian antara kompetensi inti, 
kompetensi dasar, indikator pembelajaran
dan isntrumen penilaian
2. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan tingkatan taksonomi Bloom
3. Kesesuaian antara instrumen penilaian 
dengan indikator berpikir kritis
4. Pengembangan keterampilan berpikir 
kritis pada instrumen penilaian
5. Keterbacaan instrumen penilaian 
keterampilan berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang 
benar
B. KONSTRUKSI
1. Butir soal tidak menimbulkan tafsiran 
ganda
2. Butir soal tidak memberikan petunjuk 
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak tergantung pada 
jawaban sebelumnya
C. BAHASA
1. Butir soal mengguna kan bahasa yang 
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
2. Butir soal mengguna kan bahasa yang 
mudah dipahami
Jumlah Total 34

Hasil validasi dari validator 3 didapatkan skor sebanyak 34 dari 44

skor total. Kemudian dihitung persentase dari skor tersebut didapatkan

77,27%. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria instrumen validasi oleh uji ahli

maka hasil rata-rata tersebut dikategorikan Valid (boleh digunakan dengan

revisi kecil).
48

b. Berdasarkan Tes Soal Uraian Skala Kecil

Hasil tes skala kecil dengan membagikan soal tes keterampilan

berpikir kritis yang dilaksanakan pada Sabtu, 28 November 2020 kepada

siswa kelas XI berjumlah 15 siswa. Skor yang didapat siswa akan diuji

validitas dan reabilitasnya.

1) Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya butir

soal dari tes soal uraian yang telah diberikan. Butir soal dikatakan valid

jika rhitung > rtabel, uji validitas yang telah dilakukan pada 15 siswa

ditampilkan dalam tabel 4.6 berikut

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Tes Soal Uraian Skala Kecil
Butir rhitung Signifikan rtabel Keterangan
Soal
1. 0,523 0,045 0,4409 Valid
2. 0,704 0,003 0,4409 Valid
3. 0,533 0,041 0,4409 Valid
4. 0,607 0,016 0,4409 Valid
5. 0,657 0,008 0,4409 Valid
6. 0,785 0,001 0,4409 Valid
7. 0,550 0,034 0,4409 Valid
8. 0,652 0,008 0,4409 Valid

Dari hasil pengujian validitas pada tabel 4.6 diatas, tes soal uraian

yang berisi 8 butir soal yang telah diisi oleh 15 siswa. Salah satu cara

agar bisa mengetahui butir soal mana yang valid atau tidak valid, kita

harus mencari tau nilai rtabel terlebih dahulu. Rumus rtabel adalah df = N

-2 dengan N adalah jumalah siswa, jadi 15-2 = 13, sehingga rtabel =

0,4409. Dari hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dapat dilihat
49

bahwa rhitung > rtabel pada semua butir soal yang dinyatakan valid. Cara

selanjutnya untuk mengetahui valid atau tidak adalah melihat nilai

signifikannya. Signifikan yang dipakai adalah α = 0.05, dimana nilai

signifikan hasil uji validitas < nilai α. Berdasarkan data pada tabel 4.6

dapat dilihat bahwa nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikan semua butir

soal < 0.05, berarti semua butir soal valid. Setelah mengetahui nilai uji

validitas, selanjutnya peneliti menghitung nilai uji reabilitas.

2) Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang dinyatakan

valid. Suatu pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban pertanyaan

selalu konsisten. Sebelum dilakukannya pengujian reabilitas harus ada

dasar pengambilan keputusan yaitu alpha sebesar 0,60. Butir soal yang

dianggap reliabel jika nilai butir soal tersebut lebih besar dari > 0,60

jika lebih kecil maka variabel yang diteliti tidak bisa dikatakan reliabel

karena < 0,60. Hasil dari pengujian reliabilitas pada butir soal dapat

dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Nilai Cronbach’s Alpha Tes Soal Skala Kecil


Cronbach’s Alpha N of Items
0,749 15

Hasil dari uji reliabilitas pada skala kecil dapat dilihat bahwa

Cronbach’s alpha lebih tinggi dari nilai dasar yaitu 0,773 > 0,60. Hasil

tersebut membuktikan bahwa semua butir soal dinyatakan reliabel.

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 pada uji validitas dan uji

reliabilitas tes soal uraian skala kecil dinyatakan valid dan reliabel.
50

Sehingga peneliti dapat melanjutkannya pada tes soal uraian skala

besar.

c. Tes Soal Uraian Skala Besar

Hasil tes soal uraian skala besar dengan membagikan soal tes

keterampilan berpikir kritis yang dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 11

Desember 2020 kepada siswa kelas XI berjumlah 25 siswa. Namun, dalam

penelitian ini hanya terdapat 21 siswa dikarenakan 4 siswa lainnya

berhalangan hadir. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung nilainya

menggunakan rumus:
𝑅
NP = 𝑆𝑀 x 100

Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan Tetap
Nilai yang diperoleh akan ditafsirkan dengan menggunakan Tabel

4.8 untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kritis siswa berada pada

kategori sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Persentase (%) Kategori
81 – 100 Sangat baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat kurang
(Arikunto: 2003)
51

Berikut data hasil yang telah diberikan pada siswa sebanyak 8 soal

uraian dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil dan Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


No Nama Inisial Skor Nilai Kategori
Kemampuan
1 AF 41 51,25 Cukup
2 BD 45 56,25 Cukup
3 DS 27 33,75 Kurang
4 4 DR 33 41,25 Cukup
5 DYS 36 45 Cukup
6 HN 29 36,25 Kurang
7 HIG 41 51,25 Cukup
8 HI 31 38,75 Kurang
9 HY 55 68,75 Baik
10 JU 33 41,25 Cukup
11 MN 28 35 Kurang
12 MD 29 36,25 Kurang
13 MSJ 33 41,25 Cukup
14 NU 30 37,5 Kurang
15 NR 39 48,75 Cukup
16 NS 49 61,25 Baik
17 SA 43 53,75 Cukup
18 SF 56 70 Baik
19 SK 36 45 Cukup
20 UH 45 56,25 Cukup
21 UT 27 33,75 Kurang
Jumlah 786 982,5 Cukup
Rata-rata 37,42857 46,78571

Berdasarkan perolehan kategori nilai kemempuan berpikir kritis

siswa pada Tabel 4.9, maka distribusi perolehan nilai kemampuan berpikir

kritis siswa SMA Negeri 1 Kota Bahagia adalah sebagai berikut:


52

Tabel 4.10 Distribusi Persentase Perolehan Nilai Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa SMA Negeri 1 Kota Bahagia
Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
Sangat baik 0 0%
Baik 3 14,28 %
Cukup 11 52,38 %
Kurang 7 33,34 %
Sangat kurang 0 0%
Total 21 100 %

3. Interpertasi Data

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil validasi dari validator 1 didapatkan skor 35

dari skor total lembar vaidasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung

persentasenya didapatkan:

𝑓
P = 𝑁 x 100%

35
P = 44 x 100%

= 79,54%

Persentase yang didapatkan dari validator 1 adalah 79,54%.

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil validasi dari validator 2 didapatkan skor 35

dari skor total lembar validasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung

persentasenya didapatkan:

𝑓
P = 𝑁 x 100%

35
P= x 100%
44

= 79,54%

Persentase yang didapatkan dari validator 2 adalah 79,54%.


53

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil validasi dari validator 3 didapatkan skor 34

dari skor total lembar validasi yaitu 44. Skor yang didapatkan akan dihitung

persentasenya didapatkan:

𝑓
P = 𝑁 x 100%

34
P = 44 x 100%

= 77,27%

Persentase yang didapatkan dari validator 3 adalah 77,27%

Berdasarkan Tabel 4.6 nilai uji validitas dari 15 siswa yang telah

menjawab 8 butir soal diketahui bahwa nilai r tabel = 0,4409 dan signifikan α =

0.05. Butir soal nomor 1 didapatkan nilai rhitung = 0,523, maka rhitung > rtabel

dengan nilai signifikan 0,045 < 0,05 maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Butir

soal 2 didapatkan nilai rhitung = 0.704, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan

0.003 < 0.05, soal nomor 2 dinyatakan valid. Butir soal nomor 3 didapatkan

nilai rhitung = 0.533, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.041 < 0.05, soal

nomor 3 dinyatakan valid.

Butir soal nomor 4 didapatkan nilai rhitung = 0.607, maka rhitung > rtabel

dengan nilai signifikan 0.016 < 0.05, soal nomor 4 dinyatakan valid. Butir soal

nomor 5 didapatkan nilai rhitung = 0.657, maka rhitung > rtabel dengan nilai

signifikan 0.008 < 0.05, soal nomor 5 dinyatakan valid. Butir soal nomor 6

didapatkan nilai rhitung = 0.785, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.001

< 0.05, soal nomor 6 dinyatakan valid. Butir soal nomor 7 didapatkan nilai

rhitung = 0.550, maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.034 < 0.05, soal

nomor 7 dinyatakan valid. Butir soal nomor 8 didapatkan nilai rhitung = 0.652,
54

maka rhitung > rtabel dengan nilai signifikan 0.008 < 0.05, soal nomor 8

dinyatakan valid.

Berdasarkan tabel 4.7 uji reliabilitas skala kecil didapatkan nilai

Cronbach’s Alpha = 0.749 untuk 8 butir soal. Nilai dasar dari Cronbach’s

Alpha adalah 0,60. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka hasil tidak reliabel

sementara Cronbach’s Alphai > 0,60 hasil reliabel. Dari hasil didapatkan

bahwa Cronbach’s Alpha 0,749 > 0,60 dinyatakan butir soal reliabel.

Berdasarkan tabel 4.9 nilai rata-rata kemampuan siswa dalam

menyelesaikan tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa materi asam

basa sebesar 46,78, sehingga tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat

dikategorikan “Cukup”. Selanjutnya berdasarkan tabel 4.10 diperoleh

persentase hasil belajar untuk masing-masing tingkat kemampuan siswa

dikategorikan menjadi 4 yaitu (sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat

kurang), jadi didapatkan 7 siswa yang dikelompokkan dalam kategori

“Kurang” sehingga diperoleh persentase sebesar 33,34%. 11 siswa yang

dikelompokkan dalam kategori “cukup” sehingga diperoleh persentase sebesar

52,38%. 3 siswa yang dikelompokkan dalam kategori “baik” sehingga

diperoleh persentase sebesar 14,28%. Secara matematis dapat digambarkan

sebagai berikut:
55

14,28%

Baik
kurang
52,38% 33,34%
Cukup

Gambar 4.1 Kategori Pengelompokkan Siswa yang telah


menjawab Soal Tes Uraian Skala Besar

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan

berpikir kritis siswa pada materi Asam Basa, dimana peneliti telah

mendapatkan informasi dari guru sekolah tempat penelitian ini dilakukan.

Beberapa proses tahapan yang dilewati dalam pembuatan instrumen

keterampilan berpikir kritis siswa dimulai dari tahap pendahuluan didapatkan

data berupa jenis instrumen yang digunakan oleh guru kimia di sekolah.

Hasil analisis data yang diperoleh dari soal ulangan yang terdapat pada

Lampiran 5 disajikan dalam Tabel 4.11 berikut ini

Tabel 4.11 Analisis Temuan lapangan


No Soal Ulangan Solusi yang didapatkan
1 Soal asam basa hanya terdapat
Sebaiknya jumlah soal yang
5 butir soal diberikan tambahan
2 Kurang memperhatikan Kata Sebelum membuat soal, guru harus
Kerja Operasional (KKO) memahami dengan baik
yang terdapat dalam
Kompetensi dasar yang terdapat
Kompetensi Dasar (KD) dalam materi yang diberikan,
sehingga KKO yang terdapat dalam
soal sesuai dengan KD.
3 Hanya dua item soal yang Guru harus memperhatikan setiap
memenuhi Kompetensi Dasar KKO yang terdapat dalam setiap
(KD) butir soal.
56

Kondisi awal yang menjadi perhatian khusus adalah jenis instrumen

kimia yang ada di sekolah. Instrumen tersebut hanya mengukur aspek hafalan

dan pemahaman. Jelas saja hal ini tidak menguntungkan siswa untuk melatih

keterampilan berpikir kritis38. Penilaian dengan tipe soal yang mengandalkan

hafalan akan memiliki reliabilitas yang tinggi, sedangkan soal berpikir kritis

memiliki reliabilitas yang lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan soal berpikir

mengandalkan kemampuan berpikir individu yang memang berbeda-beda,

sedangkan hafalan memiliki standar jawaban yang hampir sama untu setiap

individu39. Instrumen pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan

berpikir menjadi penting dikembangkan karena kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Keterampilan berpikir yang baik dapat menjadi modal kuat bagi siswa

untuk dapat menghadapi permasalahan kompleks yang ada pada

perkembangan jaman yang modern. Tuntutan jaman seperti itu tentu tidak

dengan mudah dapat kita hadapi tanpa proses latihan tertentu. Maka dari itu,

dengan menciptakan banyak soal yang memiliki tingkat keterampilan berpikir

kritis diharapkan siswa mampu menghadapi tuntutan jaman.

Rancangan instrumen keterampilan berpikir kritis mengadaptasi pada

indikator berpikir kritis menurut Ennis. Instrumen keterampilan berpikir kritis

yang dikembangkan difokuskan pada berpikir kritis dan penyelesaian

masalah. Indikator keterampilan berpikir kritis menurut ennis terdapat 5

38
Lissa, “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Materi Sistem Respirasi Dan Ekskresi” Jurnal unnes LIK, (Universitas Negeri Semarang: 2012),
h.29
39
Herman, “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir
Matematis Tingkat Tinggi Siswa Menengah Pertama” Jurnal Educationist, (2007), 1(1) h. 47
57

indikator dengan 12 sub indikator. Bentuk instrumen penilaian keterampilan

berpikir kritis yang dikembangkan adalah tes soal uraian. Jumlah soal yang

diberikan adalah 8 butir dosl, tes soal uraian yang diberikan sudah sesuai

dengan indikator keterampilan berpikir kritis menurut ennis.

Tahapan selanjutnya adalah tahap pengembangan, telah dipaparkan

langkah perrtama pada tahap pengembangan yaitu validasi oleh validator.

Pada tahapan ini instrumen yang telah dirancang akan divalidasi oleh dosen

ahli bidang kimia (validator) yang dalam penelitian ini terdapat 3 dosen yang

ditunjuk sebagai validator. Setelah dilakukan validasi oleh validator dan

didapatkan hasil, maka instrumen soal tidak perlu di revisi. Hal ini sangat

penting sebelum instrumen diuji coba, maka sebelumnya harus dinyatakan

valid terlebih dahulu oleh pakar supaya data yang diperoleh dapat

dipertanggung jawabkan.

Hasil validasi yang didapatkan dari 3 validator adalah 79,54%, 79,54%

dan 77,27%. Dengan nilai tersebut maka hasil validasi oleh validator

dikategorikan dalam kelompok valid. Oleh karena hasil yang didapatkan

sesuai dengan yang diharapkan, maka instrumen tes yang dinyatakan valid

sudah dapat digunakan.

Instrumen keterampilan berpikir krtitis dinyatakan valid oleh validator,

maka selanjutnya diuji coba skala kecil. Pada tes uraian skala kecil ini

mengukur kevalidan dan relibilitas setiap butir soal yang digunakan.

keterampilan berpikir membutuhkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa,

penggunaan desain khusus seperti melakukan investigasi, penyelesaian


58

masalah ataupun bertanya dapat meningkatkan keterampilan berpikir apabila

dibandingkan dengan guru yang hanya memberikan hafalan40.

Hasil validitas dinyatakan valid dengan kategori koefisien kevalidan

berkisar antara cukup sampai baik. Reliabilitas soal berpikir, diuji dan

dinyatakan reliabel terlebih dahulu sebelum digunakan. 41

Hasil yang didapat pada tes soal uraian skala kecil yang diuji pada 15

siswa cukup baik, dari hasil uji validitas setiap butir soal dinyatakan valid

sesuai dengan Tabel 4.6. Tidak ada satupun butir soal yang tidak valid,

meskipun ada siswa yang memiliki nilai sedikit.

Instrumen tes dinyatakan valid, dilanjutkan dengan uji reliabilitas yang

dapat dilihat pada Tabel 4.7 dimana nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Sama

seperti uji validitas, hasil dari uji reliabilitaspun didapatkan sangat reliabel.

Dari hasil kedua uji ini, maka instrumen tersebut sudah memenuhi syarat

untuk uji dalam skala besar dan uji dalam skala besarpun dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan nilai r tabel = 0,4409, didapatkan

bahwa nilai rhitung > rtabel sehingga semua butir soal dinyatakan valid. Begitu

juga dengan uji reliabilitas dengan nilai dasar Cronbach’s Alpha = 0,60. Nilai

Cronbach’s Alpha dalam penelitian ini didapatkan Cronbach’s Alpha = 0,773

artinya semua butir soal dinyatakan reliabel.

Tes soal uraian skala besar dilakukan setelah instrumen divalidasi oleh

oleh validator dan dinyatakan valid serta hasil uji skala kecil dinyatakan valid

40
Setiawan. “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (2008), 2(1), h.
45
41
Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).(Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h.89
59

dan reliabel. Tes skala besar ini dilakukan pada 21 siswa dengan skor yang

telah dirubah menjadi nilai. Nilai rata-rata kemampuan siswa dalam

menyelesaikan tes soal uraian keterampilan berpikir kritis siswa materi asam

basa sebesar 46,78. Sehingga tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat

dikategorikan “Cukup”. Dengan akumulasi didapatkan 7 siswa yang

dikelompokkan dalam kategori “kurang”, 11 siswa yang dikelompokkan

dalam kategori ‘cukup, 3 siswa yang dikelompokkan dalam kategori ‘baik’.

Meskipun demikian, nilai yang didapatkan termasuk dalam kategori cukup,

namun instrumen tersebut tetap valid dan reliabel, sehingga instrumen

penilaian keterampilan berpikir kritis ini dapat digunakan.

Uji coba skala besar ini berada pada kondisi yang kurang mendukung,

kondisi tersebut adalah siswa dihadapkan pada class meeting sekolah

sehingga pengerjaan soal sedikit terburu-buru. Faktor lainnya yang

mempengaruhi adalah kondisi seperti siswa mencontek, soal terlalu singkat

dan soal terlalu mudah atau sulit.

Penyusunan produk instrumen penilaian keterampilan berfikir kritis ini

memiliki beberapa keterbatasan diantaranya, jenis instrumen yang

dikembangkan hanya menggunakan satu jenis instrumen saja yaitu tes soal

uraian. keterbatasan kedua pada penggunaan indikator berpikir kritis, tidak

menggunakan semua indikator namun hanya diambil indikator yang sesuai

dsengan penelitian.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa tahapan

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa

pada materi asam basa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Kota Bahagia dalam

menjawab 8 butir tes soal uraian tergolong dalam kategori cukup dengan nilai

rata-rata 46,78. Meskipun termasuk dalam kategori cukup, tapi instrumen yang

digunakan sudah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Pada uji validitas

didapatkan nilai rhitung > rtabel dan taraf signifikan setiap butir soal < 0,05. Uji

reliabiitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka setiap butir soal

reliabel. Setelah melakukan dua uji tersebut maka didapatkan bahwa setiap

butir soal dinyatakan valid dan reliabel.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adapun saran-saran dari

peneliti sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan saat pembelajaran hendaknya melatih keterampilan

berpikir kritis siswa, bukan hanya mengajarkan konsep yang berorientasi

pada hafalan dan pemahaman.

60
61

2. Peneliti hanya mengukur kevalidan dan reabilitas instrumen, tanpa

mengukur faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan siswa

dalam mengerjakan tipe soal berpikir kritis.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. (2001). Kimia Larutan.Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.

Anderson dan Krathwohl. (2010). Keranka Landasan Untuk Pembelajaran,


Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Bloom). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Purya, B & Nazila, A. (2011). “Validation of a Multiple Choice English


Vocabulary Test with the Rasch Model”. Journal of Language Teaching &
Research . 25: 9.

Berpendidikan. (2018). Diakses pada tanggal 01 Januari 2020 dari situs


www.berpendidikan.com

Fessenden & Fessenden. (2005). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga.

Gronlud, Norman E. (1976). Measurement and Evaluation in Teaching, (New


York: Macmillan.

Oemar Hamalik. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan, Anggi. (2018). Pengembangan Instrumen Asesmen Berpikir Kritis


Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Di Kecamatan
Tumijajar. Lampung: Universitas Lampung.

Kimberlin, C. L., & Winterstein, A. G. (2008). “Validity and reliability of


measurement instruments used in research”. Am J Health Syst Pharm,
65(23): 84.

Kosmiyah, Indah. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.

Lissa. (2012). “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir


Tungkat Tinggi Materi Sistem Respirasi dan Ekskresi”. Jurnal Lembaran
Ilmu Kependidikan, 41(1):28-39.

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Mujakir. (2018). Modul Kimia Larutan. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.

Mustami, Khalifah. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:


Aynat Publishing.

62
63

Muyassaroh. (2013). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan


OpenEnded Pada Materi Listrik Dinamis Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung.

Nofijanti, Lilik. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Surabaya: Lapis PGMI.


Muyassaroh. (2013). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
OpenEnded Pada Materi Listrik Dinamis Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung.

P. W, Miller. (2008). Measurement and teaching. Munster: Patric W. Miller and


Associates.

Purwanto. (2010). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

R. H, Ennis. (1985). Goal for a critical Thinking Curriculum, Bright Minds.


Virginia: A Resourse Book for Teaching Thinking. ASDC.

Rizka, Fitriyani. (2011). Pembuatan Pokok Uji Kemampuan Berpikir Kritis pada
Pokok Bahasan Sistem Koloid. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu


Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

S. M, Brookhart. & Nitko, A.J. (2007). Assessment and grading in classrooms.


Saddle River: Pearson Education Inc.

Setiawan. (2008). “Penerapan Pengjaran Konstekstual Berbasis Masalah untuk


meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa” Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. 2(1):45.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi


Aksara.

Supriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Haryanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
64

Sudarmo, Unggul. (2017). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sudarmo, Unggul & Nanik Mitayani. (2016). Kimia Untuk SMA Kelas XI
Kurikulum 2013 yang Disempurnakan. Jakarta: Erlangga.

Tiruneh dkk. (2017). “Measuring Critical Thinking in Physics: Development and


Validation of a Critical Thinking Test in Electricity and Magnetism” Jurnal
International of Science and Mathematics Education. 15(4):663-682

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa (2013). Belajar dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Wilis Dahar, Ratna. (2010). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Erlangga.

Widodo, Sigit. (2016). “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta


Didik dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Melalui Isu-Isu Sosial Ekonomi Pasca
Penggenangan Waduk Jati Gede Dalam Pembelajaran IPS Di SMPN 2
Wado Kabupaten Sumedang Kelas VIII C”. Jurnal Pendidikan, 6(1): 2.
66

Lampiran 2
68

Lampiran 4

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Bahagia

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Genap

Materi : Asam Basa

Peneliti : Nazariani

Nama validator :

Hari/Tanggal :

Petunjuk Pengisian :

a. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari


Bapak/Ibu.
b. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
1 = Tidak Layak
2 = Cukup Layak
3 = Layak
4 = Sangat Layak
c. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
1. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara
indikator pembelajaran
dan isntrumen tes
2. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
69

4. Pengembangan
keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
tes
5. Keterbacaan instrumen
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada
satu jawaban yang
benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C.
1. Butir soal mengguna
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna
kan bahasa yang mudah
dipahami

Komentar atau Saran:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................
70

Kesimpulan:

Setelah melakukan penilaian dan validasi terhadap instrumen yang telah


dikembangkan, bapak/ibu mohon memberi tanda centang () untuk menandai
angka dibawah ini yang sesuai dengan penilaian bapak/ibu.

1. Kurang Baik, belum dapat digunakan karena masih banyak revisi


2. Cukup baik, dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Baik, dapat digunakan tanpa revisi

Banda Aceh, 2020

Validator

( )
71

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Bahagia

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Genap

Materi : Asam Basa

Peneliti : Nazariani

Nama validator : Adean Mayasri, M.Sc.

Hari/Tanggal : Kamis/26 November 2020

1. Petunjuk Pengisian:
a. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu.
b. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
1 = Tidak Layak
2 = Cukup Layak
3 = Layak
4 = Sangat Layak
c. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
2. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara 
indikator pembelajaran
dan isntrumen tes
2. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
4. Pengembangan 
72

keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
tes
5. Keterbacaan instrumen 
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada  Karena ini soal essay
satu jawaban yang dan bukan
benar merupakan pilihan
ganda jadi memang
hanya ada 1 jawaban
yang benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak 
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak 
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak 
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C. Bahasa
1. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang mudah
dipahami

Komentar atau Saran:

Instrumen sudah diperbaiki sesuai saran sebelumnya,. Instrumen ini terdiri


dari soal-soal yang cukup menarik.

Kesimpulan:

Setelah melakukan penilaian dan validasi terhadap instrumen yang telah


dikembangkan, bapak/ibu mohon memberi tanda centang () untuk menandai
angka dibawah ini yang sesuai dengan penilaian bapak/ibu.
73

1. Kurang Baik, belum dapat digunakan karena masih banyak revisi


2. Cukup baik, dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Baik, dapat digunakan tanpa revisi

Banda Aceh, 26 November 2020


Validator

( Adean Mayasri, M.Sc.)


74

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Bahagia

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Genap

Materi : Asam Basa

Peneliti : Nazariani

Nama validator : Hayatuz Zakiyah, M.Pd

Hari/Tanggal : Kamis 26 November 2020

Petunjuk Pengisian :

d. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari


Bapak/Ibu.
e. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
5 = Tidak Layak
6 = Cukup Layak
7 = Layak
8 = Sangat Layak
f. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
2. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara 
indikator pembelajaran
dan isntrumen tes
2. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
4. Pengembangan 
keterampilan berpikir
75

kritis pada instrumen


tes
5. Keterbacaan instrumen 
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada 
satu jawaban yang
benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak 
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak 
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak 
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C. Bahasa
1. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang mudah
dipahami

Komentar atau Saran:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................

Kesimpulan:
76

Setelah melakukan penilaian dan validasi terhadap instrumen yang telah


dikembangkan, bapak/ibu mohon memberi tanda centang () untuk menandai
angka dibawah ini yang sesuai dengan penilaian bapak/ibu.

4. Kurang Baik, belum dapat digunakan karena masih banyak revisi


5. Cukup baik, dapat digunakan dengan sedikit revisi
6. Baik, dapat digunakan tanpa revisi

Banda Aceh, 26 November 2020

Validator

(Hayatuz Zakiyah, M.Pd)


77

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Bahagia

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Genap

Materi : Asam Basa

Peneliti : Nazariani

Nama validator : Noviza Rizkia, M.Pd

Hari/Tanggal : Rabu, 18 November 2020

3. Petunjuk Pengisian:
d. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu.
e. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda centang () dikolom
yang tersedia dengan kriteria penilaian berikut ini:
1 = Tidak Layak
2 = Cukup Layak
3 = Layak
4 = Sangat Layak
f. Apabila bapak/ibu memiliki saran mohon dituliskan pada kolom yang
tersedia.
4. Tabel Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4
A. Materi
1. Kesesuaian antara 
indikator pembelajaran
dan instrumen tes
2. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
tingkatan taksonomi
Bloom
3. Kesesuaian antara 
instrumen tes dengan
indikator berpikir kritis
4. Pengembangan 
keterampilan berpikir
kritis pada instrumen
78

tes
5. Keterbacaan instrumen 
tes keterampilan
berpikir kritis
6. Setiap soal hanya ada 
satu jawaban yang
benar
B. Konstruksi
1. Butir soal tidak 
menimbulkan tafsiran
ganda
2. Butir soal tidak 
memberikan petunjuk
jawaban
3. Jawaban butir soal tidak 
tergantung pada
jawaban sebelumnya
C. Bahasa
1. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa
indonesia
2. Butir soal mengguna 
kan bahasa yang mudah
dipahami

Komentar atau Saran:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.......................................................
79

Kesimpulan:

Setelah melakukan penilaian dan validasi terhadap instrumen yang telah


dikembangkan, bapak/ibu mohon memberi tanda centang () untuk menandai
angka dibawah ini yang sesuai dengan penilaian bapak/ibu.

4. Kurang Baik, belum dapat digunakan karena masih banyak revisi


5. Cukup baik, dapat digunakan dengan sedikit revisi ()
6. Baik, dapat digunakan tanpa revisi

Banda Aceh, 18 November 2020

Validator

( Noviza Rizkia, M.Pd )


80

Lampiran 5

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI KOTA BAHAGIA
Jln Panglima Gadeng Kecamatan Kota Bahagia Kabupaten Aceh Selatan Kode Pos. 23773

SOAL ULANGAN ASAM-BASA 2019/ 2020


Mata Pelajaran : KIMIA Nama :
Kelas : XI No. Absen :
Guru Bidang Studi : SUPAMAN ADI W, S.Pd.Gr Kelas :

Jawablah Soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan definisi asam-basa menurut :
a. Arrhenius
b. Bronsted-Lowry
2. Sebutkan sifat-sifat dari asam dan basa!
3. Tentukan spesi mana yang termasuk asam, basa, asam konjugasi atau basa
konjugasi:
a. HSO4- + H2O H3O+ + SO42-
b. CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-
4. Hitunglah pH larutan berikut !
a. Larutan CH3COOH 0,9 M (Ka = 1 x 10-5)
b. Larutan HNO3 0,2 M
c. Larutan NH3 0,4 M (Kb = 1 x 10-5)
d. Larutan KOH 0,5 M
5. Sebutkan contoh penerapan sifat asam-basa dalam kehidupan sehari-hari!
81

Lampiran 6
JUMLAH PESERTA DIDIK SMA NEGERI KOTA BAHAGIA
YANG MELANJUTKAN KULIAH

TAHUN SNMPTN SBMPTN


2017 3 1
2018 8 5
2019 7 -
2020 9 4

Bukit Gadeng, 01 Februari 2021


Kepala Sekolah

d.t.o

MASRIJAL, S.Pd
NIP. 197002031998011001
82

Lampiran 7

KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KRITIS MATERI ASAM BASA

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Bahagia

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/ Genap

Standar Kompetensi : Memahami konsep asam dan basa serta kekuatan dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan

Kompetensi Dasar Indikator Indikator Indikator pencapaian Nomor Jenjang


Keterampilan berpikir butir Pencapaian
Kritis
Memahami konsep  Menjelaskan a. Memfokuskan 1 Mampu 1 C4
asam dan basa serta pengertian asam pertanyaan mengidentifikasi
kekuatan dan dan basa menurut kriteria untuk
kesetimbangan Arrhenius mempertimbangkan
pengionannya kemungkinan jawaban
dalam larutan pengertian asam dan
basa menurut
Arrhenius
b. Bertanya dan 2 Siswa mampu 2 C5
menjawab menjelaskan dengan
83

pertanyaan penjelasan sederhana


dan mengkategorikan
(menggolongkan)
contoh
 Mengidentifikasi c. Mengidentifikasi 3 Siswa mampu 3 C6
sifat larutan asam asumsi-asumsi merumuskan argumen
dan basa dengan
berbagai indicator
 Menjelaskan d. Menganalisis 4 Siswa mampu 4 C4
pengertian asam argumen mengidentifikasikan
basa menurut kalimat-kalimat
Bronsted-Lowry pertanyaan melalui
 Menuliskan pengertian asam dan
persamaan reaksi basa serta mampu
asam dan basa menunjukkan
menurut Bronsted pasangan asam basa
dan Lowry dan Bronsted-Lowry
menunjukkan
pasangan asam dan
basa konjugasinya
 Menjelaskan e. Mendefinisikan 5 Siswa mampu 5 C3
pengertian asam istilah dan menjelaskan
dan basa menurut mempertimbangka pengertian asam basa
Lewis n suatu definisi menurut Lewis dan
mampu menjelaskan
contoh yang
dituliskan.
84

 Menghitung pH f. Mempertimbangkan 6 Siswa mampu 6 C5


larutan asam atau sumber apakah memilih kesesuain
basa yang diketahui dapat dipercaya sumber dan mampu
konsentrasinya atau tidak memberikan alasan
dengan menghitung
pH dan memberikan
alasannya

 Menjelaskan g. Mendefinisikan 7 Siswa mampu 7 C3


pengertian kekuatan istilah dan menyelesaikan
asam dan mempertimbangkan tafsiran dengan
menyimpulkan hasil suatu kesimpulan menghitung pOH dan
pengukuran pH dari pH dari larutan asam
beberapa larutan basa yang
asam dan basa yang konsentrasinya sama
konsentrasinya serta massa dari
sama garam yang terbentuk
 Menghubungkan h. Membuat dan 8 Siswa mampu 8 C4
kekuatan asam atau menentukan hasil membuat dan
basa dengan derajat pertimbangan menentukan hasil
pengion (>) dan pertimbangan
tetapan asam (Ka) berdasarkan fakta
atau tetapan basa dengan
(Kb) menghubungkan
kekuatan asam
dengan derajat
pengion (>)
85

Lampiran 8

TES SOAL URAIAN


1. Pada saat makan bakso, kita sering menjumpai botol cuka. Biasanya tertulis,
“asam cuka 25%”. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam
asetat. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan dalam makanan. Asam
asetat merupakan salah satu karboksilat paling sederhana dengan reaksinya
merupakan reaksi kesetimbangan, setelah asam format. Berikut harga Ka
beberapa asam lemah
Nama Ka
Asam asetat 1,8 X 10-5
Asam florida 7,2 X 10-4
Asam format 1,8 X 10-4
Asam nitrit 4,5 X 10-4
Dari pernyataan di atas, tuliskan reaksi kesetimbangan dari asam asetat!
Berdasarkan nilai Ka, bagaimana kedudukan Asam asetat dibandingkan
dengan asam lemah lainnya ?

2. Arrhenius adalah seorang kimiawan asal Swedia. Salah satu teori mengenai
asam basa yang banyak digunakan adalah teori asam basa Arrhenius.
Berikan penjelasan sederhana dengan bahasamu sendiri mengenai teori asam
basa Arrhenius. Ionisasi adalah proses fisik mengubah molekul menjadi ion
positif dan ion negatif. Dibawah ini ada beberapa contoh larutan, tuliskan
reaksi ionisasi dari larutan-larutan tersebut!
H2S, NH4OH, LiOH, HCOOH, C2H5COOH, Ba(OH)2, KOH, dan HClO3.
Setelah itu, golongkan larutan tersebut sesuai dengan sifat asam basa
Arrhenius.

3. Perhatikan trayek perubahan warna beberapa indikator berikut!


Indikator Trayek pH Perubahan Warna
Fenolftalein 8,3 – 10 Tak berwarna - merah
Metil Merah 4,4 – 6,2 Merah – kuning
Bromtimol Biru 6,0 - 7,6 Kuning – biru
Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah – kuning
Seorang siswa sedang melakukan percobaan pengenalan asam basa. Dia
ditugaskan menguji sifat larutan yang belum diketahui pH-nya, ke dalam
larutan tersebut diuji menggunakan indikator asambasa berikut.

Indikator yang Ditambahkan Warna


Fenolftalein Tidak berwarna
Metil merah Kuning
Bromtimol Biru Biru
Merah jingga Kuning
Berdasarkan data tersebut, berapakah pH larutan? Jelaskan alasan anda!
86

4. Berikut ini adalah contoh reaksi asam basa:


NH4++ NH2- ⇄ NH3+ + NH3
Asam Basa Basa Konj Asam Konj
Bagaimana teori asam basa Bronsted-Lowry menurut pemahamanmu?
Kemudian, identifikasi reaksi-reaksi dibawah ini serta tunjukkan pasangan
asam basa konjugasi dan basa asam konjugasinya pada reaksi berikut :
a) NaH2PO4 (aq) + NaOH (aq) ⇄ Na2HPO4 (aq) + H2O (l)
b) Ca(OH)2 (aq) + 2H2CO3 (aq) ⇄ Ca(HCO3)2 (aq) + 2H2O (l)
c) CH3COONa (aq) + H2O (l) ⇄ CH3COOH (aq) + NaOH (aq)
d) NaOH (aq) + H2S (aq) ⇄ NaHS (aq) + H2O (l)

5. Reaksi asam basa menurut teori Lewis berkaitan dengan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi terjadi karena adanya pasangan
elektron dari satu atom yang berikatan. Perhatikan reaksi antara NH3 dan BF3
berikut ini.

Pada reaksi antara NH3dan BF3, BF3bertindak sebagai asam, sedangkan


NH3bertindak sebagai basa. Bagaimana teori asam basa Lewis menurut
pendapatmu? Gunakan struktur Lewis untuk meramalkan produk reaksi asam
basa berikut :
(a) CaO (S) + CO2 (g) →
(b) CaO (s) + CO2 (s) →
6. Aspirin merupakan asam asetil salisilat, asam monoprotik. Aspirin adalah
obat untuk menghilangkan sakit kepala. Suatu asam lemah yang mempunyai
pKa = 3,5 dan Ka = 3,16 X 10 -4. Obat ini diserap ke dalam darah melalui sel-
sel yang melapisi perut dan usus kecil. Karena pH cairan lambung didalam
perut kira-kira 1 dan pH di dalam usus kecil kira-kira 6. Berapa Kbnya ?
dibagian manakah lebih banyak aspirin yang terserap ke dalam aliran darah,
perut atau usus kecil berikan alasan anda dengan jelas.

7. Seorang siswa sedang melakukan praktikum di laboratorium Kimia. Dia


mereaksikan asam monoprotik dan basa monohidroksida. Jika 100 mL asam
monoprotik dengan konsentrasi 0,1 M dan 100 mL larutan basa
monohidroksida 0,1 M dicampurkan. Tentukan pH masing-masinglarutan,
87

bagaimana kekuatan asam-basanya, berapa pH campuran kedua larutan


tersebut dan jumlah garam (Mr= 58,5) yang terbentuk.

8. Senyawa asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air dapat
terionisasi, tetapi tidak sempurna. Saat menggigit, semut merah mengeluarkan
cairan yang mengandung asam format, suatu asam lemah. Asam format
HCOOH digunakan untuk membuat etil format (pengharum buatan), berapa
pH larutan 0,12 M asam format? Berapa derajat ionisasi asam format dalam
larutan tersebut? Ka = 1,8 X 10-4 ?
88

Lampiran 9

PEDOMAN PENSKORAN INSTRUMEN

TES BERPIKIR KRITIS

No Soal Jawaban
1. Pada saat makan bakso, kita sering (8 poin)
menjumpai botol cuka. Biasanya Reaksi Kesetimbangan Asam Asetat
tertulis, “asam cuka 25%”. Cuka CH3COOH (aq) + H2O (l)
dihasilkan oleh berbagai bakteria CH3COO- (aq) + H3O+ (aq)
penghasil asam asetat. Asam asetat, (3 poin)
asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang Kedudukan Asam Asetat Dari tabel harga Ka
dikenal sebagai pemberi rasa asam yang telah disajikan, dapat diambil
dan dalam makanan. Asam asetat kesimpulan bahwa; HF > HNO2 > HCOOH
merupakan salah satu karboksilat > CH3COOH.
paling sederhana dengan reaksinya Asam asetat merupakan asam yang paling
merupakan reaksi kesetimbangan, lemah diantara keempat asam lemah yang
setelah asam format. Berikut harga tersedia
Ka beberapa asam lemah (5 poin)
Nama Ka
Asam asetat 1,8 X 10-5
Asam florida 7,2 X 10-4
Asam format 1,8 X 10-4
Asam nitrit 4,5 X 10-4
Dari pernyataan di atas, tuliskan
reaksi kesetimbangan dari asam
asetat! Berdasarkan nilai Ka,
bagaimana kedudukan Asam asetat
dibandingkan dengan asam lemah
lainnya ?
2. Arrhenius adalah seorang kimiawan (19 poin)
asal Swedia. Salah satu teori Teori Arrhenius
mengenai asam basa yang banyak Asam adalah suatu zat yang apabila
digunakan adalah teori asam basa dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
Arrhenius. H+.
Berikan penjelasan sederhana dengan Basa adalah suatu zat yang apabila dilarutkan
bahasamu sendiri mengenai teori dalam air akan menghasilkan ion OH-.
asam basa Arrhenius. Ionisasi adalah (3 poin)
proses fisik mengubah molekul
menjadi ion positif dan ion negatif. Reaksi ionisasi dari:
Dibawah ini ada beberapa contoh  H2S (Asam)
larutan, tuliskan reaksi ionisasi dari H2S (aq) 2H+ (aq) + S2- (aq)
larutan-larutan tersebut!
H2S, NH4OH, LiOH, HCOOH,  NH4OH (Basa)
C2H5COOH, Ba(OH)2, KOH, dan NH4OH (aq) ⇄ NH4+ (aq) + OH- (aq)
HClO3. Setelah itu, golongkan
larutan tersebut sesuai dengan sifat  LiOH (Basa)
asam basa Arrhenius. LiOH (aq) Li+ (aq) + OH- (aq)
89

 HCOOH (Asam)
HCOOH (aq) ⇄ HCOO- (aq) + H+ (aq)

 C2H5COOH (Asam)
C2H5COOH (aq)⇄C2H5COO- (aq) + H+ (aq)

 BaOH (Basa)
BaOH (aq) Ba2+ (aq) + 2OH- (aq)

 KOH (Basa)
KOH (aq) K+ (aq) + OH- (aq)
(16 poin, setiap butir 2 poin)

3. Perhatikan trayek perubahan warna (8 poin)


beberapa indikator berikut! pH larutan dapat diketahui berdasarkan data
Indikator Trayek Perubahan berikut:
pH Warna Indikator Yang Warna Ph
Fenolftalein 8,3 - 10 Tak Ditambahkan
berwarna - Fenolftalein Tidak <
merah berwarn 8,3
Metil Merah 4,4 – 6,2 Merah – a
kuning Metil Merah Kuning >6,
Bromtimol 6,0 - 7,6 Kuning – 2
Biru biru Bromtimol Biru Biru >7,
Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah – 6
kuning Metil jingga Kuning >4,
Seorang siswa sedang melakukan 4
percobaan pengenalan asam basa.
Dia ditugaskan menguji sifat larutan Penentuan pH
yang belum diketahui pH-nya, ke
dalam larutan tersebut diuji
menggunakan indikator asambasa
berikut. 4,4 6,2 7,6 8,3
Indikator yang Warna (5 poin)
Ditambahkan
Fenolftalein Tidak pH larutan tersebut adalah: 7,6 > pH < 8,3
berwarna (3 poin)
Metil merah Kuning
Bromtimol Biru Biru
Merah jingga Kuning
Berdasarkan data tersebut, berapakah
pH larutan? Bagaimanakah sifatnya?
Jelaskan alasan anda!
4. Berikut ini adalah contoh reaksi asam (11 poin)
basa: Teori Bronsted-Lowry
NH4++ NH2- ⇄ NH3+ + Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
NH3 proton (donor H+).
Asam Basa Basa Konj Basa adalah suatu zat yang dapat menerima
90

Asam Konj proton (akseptor H+).


Bagaimana teori asam basa Bronsted- (3 poin)
Lowry menurut pemahamanmu?
Kemudian, identifikasi reaksi-reaksi Pasangan asam basa konjugasi dari reaksi:
dibawah ini serta tunjukkan pasangan
asam basa konjugasi dan basa asam
konjugasinya pada reaksi berikut :
e) NaH2PO4 (aq) + NaOH (aq) ⇄
Na2HPO4 (aq) + H2O (l)
f) Ca(OH)2 (aq) + 2H2CO3 (aq) ⇄
Ca(HCO3)2 (aq) + 2H2O (l)
g) CH3COONa (aq) + H2O (l) ⇄
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) (8 poin)
h) NaOH (aq) + H2S (aq) ⇄ NaHS (aq) +
H2O (l)

5. Reaksi asam basa menurut teori (7 poin)


Lewis berkaitan dengan Teori Lewis
pembentukan ikatan kovalen Asam adalah partikel yang bertindak sebagai
koordinasi. Ikatan koordinasi terjadi penerima (akseptor) pasangan elektron.
karena adanya pasangan elektron dari Basa adalah partikel yang bertindak sebagai
satu atom yang berikatan. Perhatikan pemberi (donor) pasangan elektron.
reaksi antara NH3 dan BF3 berikut (3 poin)
ini.

Pada reaksi antara NH3dan BF3,


BF3bertindak sebagai asam,
sedangkan NH3 bertindak sebagai
basa. Bagaimana teori asam basa
Lewis menurut pendapatmu?
Gunakan struktur Lewis untuk
meramalkan produk reaksi asam basa
berikut :
a) CaO (s) + CO2 (g) →
b) CaO (s) + SO3(g) →
6. Aspirin merupakan asam asetil (6 poin)
salisilat, asam monoprotik. Aspirin Kw = Ka X Kb
adalah obat untuk menghilangkan 10-14 = 3,16 X 10-4 X Kb
sakit kepala. Suatu asam lemah yang 10−14
Kb = 3,16 X 10−4
mempunyai pKa = 3,5 dan Ka = 3,16
Kb = 3,16 X 10 -11
X 10 -4. Obat ini diserap ke dalam
(3 poin)
darah melalui sel-sel yang melapisi
perut dan usus kecil. Karena pH
Aspirin dpat diserap oleh lambung maupun
cairan lambung didalam perut kira-
usus kecil. Akan tetapi lebih banyak terserap
kira 1 dan pH di dalam usus kecil
di usus kecil. Aspirin bersifat asam (Ka =
91

kira-kira 6. Berapa Kbnya ? dibagian 3,16 X 10-4) akan lebih mudah terserap oleh
manakah lebih banyak aspirin yang larutan yang bersifat basa (pH = 6) sehingga
terserap ke dalam aliran darah, perut akan lebih netral.
atau usus kecil berikan alasan anda (3 poin)
dengan jelas.
7. Seorang siswa sedang melakukan
praktikum di laboratorium Kimia. (15 poin)
Dia mereaksikan asam monoprotik pH Asam monoprotik
dan basa monohidroksida. Jika 100 [H+] = 0,1 M
mL asam monoprotik dengan pH = -log [H+]
konsentrasi 0,1 M dan 100 mL = - log [0,1]
larutan basa monohidroksida 0,1 M =1
dicampurkan. Tentukan pH masing- (1,5 poin)
masinglarutan, bagaimana kekuatan pH Basa monohidroksida
asam-basanya, berapa pH campuran [OH-] = 0,1 M
kedua larutan tersebut dan jumlah pOH = -log [OH-]
garam (Mr= 58,5) yang terbentuk. = -log [0,1]
=1
pH = 14 – pOH
= 14 -1
= 13
(1,5 poin)

Harga pH Asam monoprotik sangat kecil


yaitu asam, artinya dalam air menghasilkan
ion H+ secara sempurna. Maka, asam
monoprotik ini digolongkan sebagai asam
kuat.
Harga pH basa monohidroksida sangat besar
yaitu 13, artinya dalam air menghasilkan ion
OH- secara sempurna. Maka, basa
monohidroksida ini digolongkan sebagai
basa kuat.
(2 poin)

Jumlah mmol asam = V x M


= 100mL x 0,1 M
= 10 mmol
Jumlah mmol basa = V x M
= 100mL x 0,1 M
= 10 mmol
Persamaan Reaksi (dimisalkan):

Perbandingan jumlah mmol asam dan basa


sesuai dengan perbandingan koefisiennya
92

sehingga kedua pereaksi tepat habis bereaksi.


Hasil reaksi memiliki pH = 7.
(5 poin)

Jumlah garam (Mr = 58,5) yang terbentuk.


Massa garam = mmol garam x Mr garam
= 10 mmol x 58,5
= 585 mg

(5 poin)
8. Senyawa asam lemah merupakan (6 poin)
elektrolit lemah sehingga di dalam [H ] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
+

air dapat terionisasi, tetapi tidak = √1,8 x 10 − 4 x 0,12


sempurna. Saat menggigit, semut = 4,65 x 10-3
merah mengeluarkan cairan yang pH = -log [H+]
mengandung asam format, suatu = -log 4,65 x 10-3
asam lemah. Asam format HCOOH = 3 – log 4,65
digunakan untuk membuat etil format = 2,33
(pengharum buatan), berapa pH (3 poin)
larutan 0,12 M asam format? Berapa
derajat ionisasi asam format dalam 𝐾𝑎
larutan tersebut? Ka = 1,8 X 10-4 ? α = √𝑀𝑎
1,8 x 10−4
=√ 0,12
= 0.039
(3 poin)
93

Lampiran 10
Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kritis Siswa

Kemampuan Indikator
No Kriteria Skor
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
1 Memberikan a. Memfokuskan 1) Siswa mampu 4
Penjelasan pertanyaan mengidentifikasi kriteria
Sederhana untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
2) Siswa cukup mampu 3
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
3) Siswa kurang mampu 2
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
4) Siswa tidak mampu 1
mengidentifikasi kriteria
untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban.
5) Siswa tidak menjawab 0
b. Bertanya dan 1) Siswa mampu menjelaskan 4
menjawab dengan penjelasan
pertanyaan sederhana dan mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
2) Siswa mampu menjelaskan 3
dengan penjelasan
sederhana namun kurang
mampu mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
3) Siswa kurang mampu 2
menjelaskan dengan
penjelasan sederhana dan
kurang mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
4) Siswa tidak mampu 1
menjelaskan dengan
penjelasan sederhana dan
tidak mampu
mengkategorikan
(menggolongkan) contoh
5) Siswa tidak menjawab 0
94

2 Membangun a. Mempertimbang 1) Siswa mampu memilih 4


Keterampilan kan kredibilitas kesesuain sumber dan
Dasar suatu sumber mampu memberikan alasan
dengan menghitung sumus
dan memberikan alasannya
2) Siswa mampu memilih 3
kesesuain sumber namun
kurang mampu memberikan
alasan dengan menghitung
sumus dan memberikan
alasannya
3) Siswa kurang mampu 2
memilih kesesuain sumber
dan kurang mampu
memberikan alasan dengan
menghitung sumus dan
memberikan alasannya
4) Siswa tidak mampu memilih 1
kesesuain sumber dan tidak
mampu mampu
memberikan alasan dengan
menghitung sumus dan
memberikan alasannya
5) Siswa tidak menjawab 0
3 Menyimpulkan a. Siswa mampu 1) Siswa mampu 4
merumuskan mengidentifikasikan
argumen kalimat-kalimat pertanyaan
melalui pengertian.
2) Siswa cukup mampu 3
mengidentifikasikan
kalimat-kalimat pertanyaan
melalui pengertian
3) Siswa kurang mampu 2
mengidentifikasikan
kalimat-kalimat pertanyaan
melalui pengertian
4) Siswa tidak mampu 1
mengidentifikasikan
kalimat-kalimat pertanyaan
melalui pengertian
5) Siswa tidak menjawab 0
4 Klasifikasi a. Mendefinisikan 1) Siswa mampu memahami 4
Lanjutan istilah dan makna dari istilah, mampu
mempertimbang memberikan contoh dan
kan suatu mampu menuliskan
definisi persamaan dari suatu istilah
dengan benar
2) Siswa hanya mampu 3
memenuhi dua kriteria yang
95

ada dengan benar


3) Siswa hanya mampu 2
menunjukkan satu kriteria
yang ada dengan benar
4) Siswa belum mampu secara 1
utuh memenuhi kriteria
tersebut
5) Siswa tidak menjawab 0
5 Strategi dan a. Memutuskan 1) Siswa mampu memutuskan 4
Taktik sebuah tindakan tindakan yang harus
dilakukan, dan mampu
merumuskan solusi
alternatif dengan benar
2) Siswa mampu memutuskan 3
tindakan yang harus
dilakukan dengan benar,
namun belum merumuskan
solusi alternative
3) Siswa ragu untuk 2
memutuskan tindakan yang
harus dilakukan dan belum
merumuskan solusi
alternative
4) Siswa belum mampu 1
memutuskan tindakan yang
harus dilakukan dan tidak
merumuskan solusi
alternative
5) Siswa tidak menjawab. 0

(Sumber: Data Set of ‘Critical Thinking Ability in the Elementary Social Studies
Education’Ni Wayan Suniasih)
96

Lampiran 11

DAFTAR NILAI UJI TERBATAS

No Butir Soal Skor Total


Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
1 c 13 8 9 5 6 7 6 62
2 5 9 3 0 3 3 5 3 31
3 5 13 5 3 3 6 7 6 48
4 5 9 3 2 2 3 3 3 30
5 8 15 5 7 5 6 5 6 57
6 3 13 3 5 5 6 10 5 50
7 8 9 5 7 7 6 5 3 50
8 5 9 3 11 2 3 3 3 39
9 3 7 0 3 3 3 5 6 30
10 5 9 5 5 3 3 3 3 36
11 8 9 8 9 2 6 2 6 50
12 3 11 8 7 5 3 10 6 53
13 5 9 3 9 5 6 5 6 48
14 5 7 8 3 3 0 2 3 31
15 8 9 8 5 5 6 7 6 54
97
98
99
100
101
102
103

Lampiran 12

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI TERBATAS

Uji Validitas

Correlations
Butir_1 Butir_2 Butir_3 Butir_4 Butir_5 Butir_6 Butir_7 Butir_8 Skor_Total
Butir_1 Pearson Correlation 1 ,194 ,514 ,359 ,277 ,512 -,283 ,110 ,523*
Sig. (2-tailed) ,488 ,050 ,189 ,318 ,051 ,306 ,696 ,045
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_2 Pearson Correlation ,194 1 ,166 ,206 ,362 ,589* ,563* ,451 ,704**
Sig. (2-tailed) ,488 ,554 ,460 ,184 ,021 ,029 ,092 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_3 Pearson Correlation ,514 ,166 1 ,272 ,206 ,088 ,077 ,208 ,533*
Sig. (2-tailed) ,050 ,554 ,327 ,462 ,755 ,784 ,456 ,041
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_4 Pearson Correlation ,359 ,206 ,272 1 ,249 ,407 -,006 ,289 ,607*
Sig. (2-tailed) ,189 ,460 ,327 ,370 ,132 ,983 ,297 ,016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_5 Pearson Correlation ,277 ,362 ,206 ,249 1 ,514* ,587* ,270 ,657**
Sig. (2-tailed) ,318 ,184 ,462 ,370 ,050 ,021 ,330 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_6 Pearson Correlation ,512 ,589* ,088 ,407 ,514* 1 ,400 ,591 *
,785**
104

Sig. (2-tailed) ,051 ,021 ,755 ,132 ,050 ,140 ,020 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_7 Pearson Correlation -,283 ,563* ,077 -,006 ,587* ,400 1 ,510 ,550*
Sig. (2-tailed) ,306 ,029 ,784 ,983 ,021 ,140 ,052 ,034
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Butir_8 Pearson Correlation ,110 ,451 ,208 ,289 ,270 ,591* ,510 1 ,652**
Sig. (2-tailed) ,696 ,092 ,456 ,297 ,330 ,020 ,052 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*
Skor_Total Pearson Correlation ,523 ,704** ,533* ,607* ,657** ,785** ,550* ,652** 1
Sig. (2-tailed) ,045 ,003 ,041 ,016 ,008 ,001 ,034 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,749 8
105

Lampiran 13

DAFTAR NILAI UJI SKALA LUAS

No Butir Soal Skor Total


Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
1 0 7 8 9 5 3 3 6 41
2 5 7 5 7 5 3 7 6 45
3 5 3 5 5 3 0 3 3 27
4 3 5 5 5 7 3 2 3 33
5 5 7 5 7 4 0 2 6 36
6 0 5 3 5 5 0 5 6 29
7 5 5 5 5 7 3 5 6 41
8 0 7 5 7 3 3 3 3 31
9 5 11 3 7 7 6 10 6 55
10 3 11 5 3 5 0 3 3 33
11 5 3 0 3 5 3 3 6 28
`12 0 5 3 0 7 3 5 6 29
13 3 11 3 7 3 3 3 0 33
14 5 5 5 3 3 3 3 3 30
15 5 5 5 5 5 6 5 3 39
16 5 7 8 3 7 3 10 6 49
17 5 9 5 3 2 6 7 6 43
18 8 9 8 7 7 6 5 6 56
19 3 11 0 5 5 3 3 6 36
20 5 9 3 9 5 3 5 6 45
21 5 5 3 3 3 0 5 3 27
106
107
108
109
110
111

Lampiran 14

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI SKALA LUAS

Uji Validitas
Correlations
Butir_1 Butir_2 Butir_3 Butir_4 Butir_5 Butir_6 Butir_7 Butir_8 Skor_Total
Butir_1 Pearson Correlation 1 ,053 ,133 ,046 ,051 ,302 ,285 ,088 ,475*
Sig. (2-tailed) ,820 ,565 ,844 ,828 ,184 ,211 ,706 ,029
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_2 Pearson Correlation ,053 1 -,018 ,352 ,023 ,287 ,218 ,000 ,520*
Sig. (2-tailed) ,820 ,939 ,117 ,920 ,208 ,343 1,000 ,016
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_3 Pearson Correlation ,133 -,018 1 ,222 ,152 ,152 ,183 ,017 ,441*
Sig. (2-tailed) ,565 ,939 ,334 ,510 ,511 ,428 ,943 ,045
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_4 Pearson Correlation ,046 ,352 ,222 1 -,023 ,135 -,085 ,047 ,441*
Sig. (2-tailed) ,844 ,117 ,334 ,922 ,558 ,716 ,840 ,045
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*
Butir_5 Pearson Correlation ,051 ,023 ,152 -,023 1 ,269 ,349 ,466 ,481*
Sig. (2-tailed) ,828 ,920 ,510 ,922 ,238 ,121 ,033 ,027
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_6 Pearson Correlation ,302 ,287 ,152 ,135 ,269 1 ,444* ,197 ,662**
Sig. (2-tailed) ,184 ,208 ,511 ,558 ,238 ,044 ,393 ,001
112

N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_7 Pearson Correlation ,285 ,218 ,183 -,085 ,349 ,444* 1 ,423 ,666**
Sig. (2-tailed) ,211 ,343 ,428 ,716 ,121 ,044 ,056 ,001
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Butir_8 Pearson Correlation ,088 ,000 ,017 ,047 ,466* ,197 ,423 1 ,480*
Sig. (2-tailed) ,706 1,000 ,943 ,840 ,033 ,393 ,056 ,028
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*
Skor_Total Pearson Correlation ,475 ,520* ,441* ,441* ,481* ,662** ,666** ,480* 1
Sig. (2-tailed) ,029 ,016 ,045 ,045 ,027 ,001 ,001 ,028
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,609 8
113

Lampiran 15

DOKUMENTASI
114
115

Anda mungkin juga menyukai