Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persidangan - Lembaga Legislatif Amgpm
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persidangan - Lembaga Legislatif Amgpm
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persidangan - Lembaga Legislatif Amgpm
PENDAHULUAN
Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti
membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus
dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Keputusan
terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan terhadap
aturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan atau Lembaga Legislatif AMGPM dimaknai sebagai pertemuan
formal organisasi guna membahas berbagai hal sebagaimana diatur dalam
AD/ART maupun PO dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang
dijadikan sebagai sebuah Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan
ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final
sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak
hadir ketika persidangan berlangsung.
DASAR
1. Anggaran Dasar AMGPM BAB IX Pasal 14 tentang Alat-Alat Kelengkapan,
Ayat 2 tentang Lembaga Legislatif.
2. Anggaran Rumah Tangga AMGPM BAB III tentang Quorum dan
Pengambilan Keputusan, Pasal 8 dan BAB IV tentang Lembaga Legislatif
Pasal 9,10,11,12,13,14,15 dan 16.
3. PO-1 Pasal 4 tentang Kongres, Pasal 7 tentang Konferensi Daerah, Pasal
9 tentang Konferensi Cabang, Pasal 11 tentang Rapat Ranting, Pasal 20
tentang Mekanisme Protokoler dan Pasal 22 tentang Atribut Organisasi.
4. PO-2 Pasal 5 tentang Pelayanan Tata Usaha, Ayat 3 butir d point 4
tentang Kode Surat Keputusan Lembaga Legislatif, butir e tentang Kode
Surat Rekomendasi, point 1,2,3,5,6,7,9,10,11,13,14 dan 15.
5. PO-6 tentang Tata Tertib Lembaga Legislatif AMGPM.
KELENGKAPAN PERSIDANGAN
1. Pimpinan Sidang
a. KONGRES/Kongres Istimewa; dipimpin oleh Pengurus Besar sampai
terpilihnya Majelis Ketua. Sekretaris Persidangan adalah Sekretaris
Umum Pengurus Besar.
b. MPP; dipimpin oleh Pengurus Besar sebagai Mandataris Kongres.
Sekretaris Persidangan adalah Sekretaris Pengurus Daerah.
c. KONFERDA; dipimpin oleh Pengurus Daerah sampai terpilihnya
Majelis Ketua. Sekretaris Persidangan adalah Sekretaris Pengurus
Daerah.
d. KONFERDA ISTIMEWA; dipimpin oleh Pengurus Daerah atau Pejabat
Sementara/Care Taker Pengurus Daerah sampai terpilihnya Majelis
Ketua. Sekretaris Persidangan adalah Sekretaris Pengurus Daerah.
INTERUPSI
1. Pengertian
Interupsi ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam
sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk
pelaksanaan sidang tersebut.
2. Macam-macam Interupsi
a. Point of Clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan
permasalahan atau isi pembahasan.
b. Point of View : interupsi untuk menyampaikan pendapat, tanggapan,
usulan, saran.
c. Point of Order : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan usul
atau saran atas permasalahan yang dibahas, atau juga dapat untuk
meminta pimpinan sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar
dari konteks, atau sidang dianggap janggal.
d. Point of Information : interupsi untuk memberikan informasi, baik
tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan
dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau hal- hal yang
dipandang urgen untuk diinformasikan.
e. Point of Privilege (rehabilitation) : interupsi yang berfungsi untuk
membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok
karena dipandang pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau
menyinggung perasaan.
3. Pelaksanaan Interupsi
a. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang.
b. Interupsi diatas hanya berlaku selama tidak menggangu
persidangan.
c. Apabila dalam persidangan, Pimpinan Sidang tidak mampu
menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka
Pengurus Jenjang di atasnya sebagai Pengarah, diberikan wewenang
TATA TERTIB
Tata tertib persidangan yang digunakan adalah Tata Tertib baku yang telah
ditetapkan dalam MPP. Hingga saat ini, Tata Tertib Lembaga Legislatif yang
digunakan adalah yang ditetapkan dengan Keputusan Musyawarah
Pimpinan Paripurna AMGPM Nomor 05/KPTS/MPP-XXIX/2016 tanggal 26
Oktober 2016.
2. MPP/MPPD/MPPC/RKR
2.1. Pembukaan Sidang-Sidang
a. Sebelum dimulainya sidang-sidang, sekretaris mengedarkan
daftar hadir untuk diisi oleh seluruh peserta.
b. Ketua dan Sekretaris mengambil tempat di meja pimpinan sidang.
c. Ketua mengundang semua peserta untuk hadir dalam ruang sidang.
d. Setelah dianggap peserta telah memenuhi qorum, Ketua mengajak
semua peserta berdiri untuk membuka persidangan
DENGAN MEMANJATKAN PUJI DAN SYUKUR KEPADA YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA DAN KEPALA ANGKATAN MUDA GEREJA
PROTESTAN MALUKU, SAYA MEMBUKA SIDANG-SIDANG DALAM
MPP/MPPD/MPPC/RAPAT KERJA RANTING KE-......AMGPM
DAERAH/CABANG/RANTING......DALAM NAMA BAPA, PUTRA
YESUS KRISTUS DAN ROH KUDUS
(Mengetuk palu 3 kali)...HADIRIN DIMOHON DUDUK KEMBALI
2.2. Pengesahan Peserta
a. Pimpinan Sidang mempersilahkan sekretaris persidangan
membacakan nama-nama peserta biasa dan peserta luar biasa.
PENUTUPAN SIDANG-SIDANG
SAYA MENGUNDANG SEMUA PESERTA UNTUK BERDIRI. .....DENGAN
MEMANJATKAN PUJI DAN SYUKUR KEPADA YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA DAN KEPALA ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU,
SAYA MENUTUP SELURUH RANGKAIAN SIDANG-SIDANG BAIK
PARIPURNA MAUPUN KOMISI DALAM KONFERDA
ISTIMEWA/KONFERCAB ISTIMEWA/RAPAT RANTING ISTIMEWA KE-
......AMGPM DAERAH/CABANG/RANTING......DALAM NAMA BAPA, PUTRA
YESUS KRISTUS DAN ROH KUDUS
(Mengetuk palu 3 kali).........HADIRIN DIMOHON DUDUK KEMBALI.....