Revisian Makalah Ilmu Fiqih KLMPK 7
Revisian Makalah Ilmu Fiqih KLMPK 7
Revisian Makalah Ilmu Fiqih KLMPK 7
Dosen Pengampu:
Assalamualaikum wr.wb
i
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................9
B. Saran..........................................................................................9
DAFTAR FUSTA..............................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kepemilikan dan Kesewaan?
2. Apa konsep Kepemilikan dalam islam?
3. Apa Rukun dan Syarat sewa menyewa?
4. Jelaskan apa itu Akad?
C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui pengertian kepemilikan dak
kesewaan 2.Untuk mengetahui konsep kepemilikan dalam
islam 3.Untuk mengetahui Rukun dan Syarat sewa
menyewa 4.Untuk mengetahui apa itu akad
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sayyid Sabiq,Fiqih Sunnah 13,terj.Kamaluddin A.Marzuki ,(Bandung:Al Ma’arif,1987),hal.7.
2
B. Konsep Kepemilikan dalam islam
“Kepemilikan” sebenarnya berasal dari Bahasa Arab dari kata “Malaka”
yang artinya memiliki. Dalam Bahasa Arab”Milik”berarti kepenguasaan orang
terhadap sesuatu (Barang atau Harta) dan barang tersebut dalam genggamanya
baik secara rill maupun secara hukum. Dimensi Kepenguasaan ini di refleksikan
dalam bentuk bahwa orang yang memiliki seasuatu berarti mempunyai kekuasaan
terhadap barang tersebut sehingga ia dapat mempergunakanya menurut
kehedaknya dan tidak ada orang lain, baik itu secara ivdividual maupun
kelembagaan, yang dapat menghalang –halanginya dari memanfaatkan barang
yang dimilikinya itu. Contohnya Ahmad memiliki sepeda motor. Ini berarti bahwa
sepeda motor itu dalam genggaman Ahmad. Dia bebas untuk memanfaatkanya
dan orang lain tidak boleh menghalanginya dalam menikmati sepada motornya.
Konsep dasar kepemilikan dalam islam adalah firman Allah swt:
َ ي
اال ْرض ت َ ِ لله ي
وما َ
ما ال م
َو
س
Milik Allah-lah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.QS. Al-Baqarah:2842
3
2
Chairuman Pasaribu Suhrawadi K.Lubis,Hukum Perjanjian Dalam Islam,hal 153.
3
tetapi dalam hal memanfaatkan dan menggunakanya barang-barang “miliknya”
mereka terhalang oleh hambatan syara‟ yang timbul karena sifat-sifat kedewasaan
tidak dimiliki. Meskipun demikian hal ini dapat di wakilkan kepada orang lain
seperti wali, washi(yang diberi wasiat) dan wakil(yang diberi kuasa untuk
mewakili).
Menurut ulama hanafiyah, rukun al-ijarah itu hanya satu yaitu ijab
(ungkapan menyewakan). Akan tetapi ,jumhur ulama mengatakan baahwa rukun
al-ijarah itu ada 3 yaitu:
3
Dimayauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010),hal.153.
4
ada dalam kitab fiqh nabawi yaitu: yang menyewakan yang menyewa , barang
atau sesuatu yang disewakan dan harga atau nila sewa. Sewa menyewa dipandang
sah, jika memenuhi syarat syarat sebagai berikut:4
1. Yang menyewakan dan yang menyewa telah baligh, berakal sehat dan
sama-sama ridho.
2. Barang atau sesuatu yang disewakan itu mempunyai faedah yang
berharga, faedahnya dapat dinikmati oleh yang menyewa dan kadarnya
jelas, misalnya :rumah disewa satu tahun ,taksi disewa dariyogya sampai
solo satu hari , atau seorang pekerja disewa mengerjakan membuat pintu
berukuran sekian meter.
3. Harga sewanya dan keadaanya jelas, misalnya :rumah
Rp.1.000.000/bulan ,dibayar tunai atau angsuran.
4. Barang yang diambil manfaatnya , harus masih tetap wujudnya sampai
waktu yang telah ditentukan menurut perjanjiaan.
5. Waktunya harus dapat diketahui dengan jelas, misalnya sehari seminggu
atau sebulan dan seterunya.
6. Dalam sewa-menyewa ini adakalanya berupa jasa, seperti dokter.tukang
pijat, supir dan lain-lain. Dan adalanya berupa “kegunaan”suatu barang
,seperti : kebun ditanami, rumah untuk dihuni, mobil untuk mengangkat
barang.
Mereka yang melakukan akad itu mestilah orang yang sydah dewasa dan
tidak cukup hanya sekedar mumayyiz saja. Untuk ijarah yang sah ada unsur-unsur
penting dari yang terdiri dari penyewa dan yang menyewakan, barang yang
disewakan,harga sewa, persetujuaan persewaan . puhak-pihak yang melakukan
perjanjian harus secara legal memenuhi syarat berpatisipasi dalam kontrak ijarah
dan harus ada harga sewa yang pasti.
Agama menghendaki agar dalam pelaksaan ijarah itu senantiasa
diperhatikan ketentuan-ketentuan yang bisa menjamin pelaksaannya yng tidak
4
Ghufron A.Mas’adi,Fiqih Muamalah Kontekstual,(Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2002),hal183.
5
merugikan salah satu pihak dari serta terpelihara pula maksud-maksud mulia yang
diinginkan agama ,ada berapa hal perlu dapat perhatian dalam pelaksnaan
aktivitas ijarah ,yaitu:5
5
Chalil,Zaky Fuad.Djuwaini:Pengantar Fiqih Muamalah.PustakaPelajar(.Yogyakarta.April
2008)hal,190.
6
c) Shighat ,yaitu ijab dan qobul(ijab qobul merupakan ungkapan
menunjukan kerelaan atau kesepakatan dua pihak yang melakukan
akad 6
2. Macam-macam Akad
Diantaranya macam-macam akad :
a. Berdasarkan segi sah tidaknya ,Aka dada dua macam:
Akad shahih, akad yang memenuhi unsur dan syarat yang
ditetapkan oleh syara.
Akad tidak shahih (fasidah), akad yang cacat /tidak sempurna.
b. Berdasarkan segi ditetapkan atau tidaknya oleh syar‟a:
Akad musamah , yaitu akad yang telah ditetapkan syar‟a dan telah
ada hukum-hukumnya, seperti jual beli,hibah,dan ijarah.
Ghair musamah yaitu akad yang belum ditetapkan oleh syar‟a dan
belum ditetapkan .
c. Berdasarkan zat benda yang diakadkan
Benda yang terwujud
Benda yang tidak terwujud
d. Berdasarkan disyariatkan atau tidaknya akad:
Akad musyawara‟ah ialah akad-akad yang dibenarkan syar‟a
seperti gadai dan jual beli.
Akad mamnua‟ah ialah akd-akad yang dilarang syar‟a menjual
anak kambing dalam perut ibunya
e. Berdasarkan sufat benda yang menjadi objek saat akad
Akad ainnyah ialah akad yang disyaratkan dengan penyerahan
barang seperti jual beli.
Akad ghair‟ainiyah ialah akad yang tidak disertai dengan
penyerahan barang-barang karena tanpa penyerahan barang-barang
karena tanpa penyerahan barang pun akad sudah sah
f. Berdasarkan tukar menukar hak
6
M.Thalib,Fiqih Nabawi,(Surabaya:al-ikhlas,1999)hal,193.
7
Akad mu‟awadhah, yaitu akad berlaku atas dasaar timbale balik
seperti akad jual beli
Akad tabarru‟ut ,yaitu akad-akad yang berlaku atas dasar
pemberian dan pertolongan seperti akad hibah
Akad yang tabaru‟ut pada awalnya namun menjadi akad
mu‟awadah pada akhirnya seperti akad qarad dan kafalah
g. Berdasarkan harus diganti dan tidaknya
Akad dhaman, yaitu akad yang menjadi tanggung jawab pihak
kedua setelah benda-benda akad di terima seperti qarad
Akad amanah ,yaitu akad tanggung jawab kerusakan oleh pemilik
benda bukan, oleh yang memegang benda , seperti titipan.
Akad yang dipengaruhi oleh beberapa unsure ,salah satu seginya
adalah dhaman dan segi yang lain merupakan amanah ,seperti rahn
h. Berdasarkan tujuan akad
Tamlik :seperti jual beli
Mengadakan usaha bersama seperti syirkah dan mudharabah
Tautsqiq (memperkokoh kepercayaan) seperi rahn dan kafalah
Menyerahkan kekuasaan seperti wakalah dan washiyah
Mengadakan pemeliharaan seperti ida‟ ataupun titipan
i. Berdasarkan faur dan istimrar
Akad fauriyah, yaitu akad-akad yang tidak memerlukan waktu
yang lama, pelaksanaan akad hanya sebentar saja seperti jual beli
Akad istimrar atau zamaniyah, yaitu hukum akad terus berjalan,
seperi I,arah.
j. Berdasarkan asliyah dan tabi‟iyah
Akad asliyah yaitu akad yang berdiri sendiri tanpa memerlukan
adanya sesuatu yang lain seperi jual beli dan I‟arah.
Akad tahi‟iyah, yaitu akad yang membutuhkan adanya yang lain,
seperti akad rahn tidak akan dilakukan tanpa adanya utang.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpul
B. Saran
Semoga dengan adanya pembahasan makalah kami dapat menjadi masukan
dan sumber inspirasi bagi semua orang dan semoga bermanfaat.kami menyadari
sepenuhnya bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan
lupa. Oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah yang kami beri judul
“kepemilikan dan kesewaan “ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terutama dari guru pembimbing. Agar kedepanya dapat membuat makalah ini
lebih baik lagi
9
DAFTAR FUSTAKA
10