Makalah Fikih Kepemilikan Mti
Makalah Fikih Kepemilikan Mti
Makalah Fikih Kepemilikan Mti
TENTANG
“KEPEMILIKAN ( MILKIYYAH ) “
1. ASHIFA
XII IPA
MAS.TI PANINGGAHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “KEPEMILIKAN ( MILKIYYAH )” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Fikih. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepemilikan............................................................................................................. 3
B. Akad......................................................................................................................... 9
C. Iḥ yā ’ul Mawā t ........................................................................................................ 12
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain yang disebut dengan
kehidupan manusia. Hubungan antara manusia satu dengan manusia lain dalam
dengan proses berakad atau melakukan kontrak. Hubungan ini merupakan fitrah
yang sudah ditakdirkan oleh Allah , karena itu merupakan kebutuhan manusia
sejak manusia mulai mengenal arti hak milik. Islam sebagai agama yang
komprehensif dan universal memberikan aturan yang cukup jelas dalam akad
untuk dapat diimplementasikaan dalam setiap masa. Salah satunya dalam hal
Kepemilikan terhadap harta yang didalam Islam diatur dan diarahkan untuk
kemaslahatan. Hal ini terkait dengan konsep hal milik dalam Islam yang
1
terhadap harta menjadi salah satu tujuan disyariatkan dalam hukum Islam yang
utama selain perlindungan terhadap agama Islam, jiwa, akal dan kehormatan.
B. Rumusan Masalah
2. Apa sebab, macam, ihrazul mubahat dan khalafiyah, ihyaul mawat dan hikmah
dalam kepemilikan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemilikan
Mikiyah menurut bahasa berasal dari kata milku artinya sesuatu yang berada
atau barang yang secara hukum dapat dimilik oleh seseorang untuk
orang lain.
Secara etimologi, kata milik berasal dari bahasa arab al-milk yang berarti
dengan sesuatu harta yang diakui oleh syara’. Secara terminologi defenisi al-
milk adalah
3
Adapun menurut ulama fikih adalah kekhususan seorang pemilik terhadap
melakukan sendiri tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dan
Lebih dari itu bahwa milik pada hakikatnya hanyalah merupakan titipan dari
2. Sebab-Sebab Kepemilikan
Harta benda atau barang dan jasa dalam Islam harus jelas status
Barang atau benda tidaklah benda yang menjadi hak orang lain dan
tidak ada
4
disungai, ikan
dilaut, hewan buruan, burung-burung dialam bebas air hujan dan lain-
lainnya.
diganggu siapapun. Misal: telur dari ayam yang dimiliki, anak sapi dari
3. Macam-Macam Kepemilikan
Menurut pandangan Islam bahwa hak milik itu dapat dibedakan menjadi
terhadap benda atau harta yang dimiliki secara bebas dan dibenarkan secara
hukum.
5
c. Kepemilikan manfaat, yaitu kepemilikan seseorang terhadap benda atau
harta benda dan membenarkan pemelikan semua yang diperoleh secara halal
bermoral dan tidak anti sosial. Hak milik individu merupakan sesuatu yang
b. Hak milik umum, Konsep hak milik umum mula-mula digunakan dalam
Islam dan tidak terdapat dalam masa sebelumnya. Semua harta dan kekayaan
mengenai harta yang menjadi milik masyarakat dengan milik individu secara
c. Hak milik negara, Hak milik negara pada dasarnya adalah hak milik umum.
6
Tetapi dalam pengelolahan hak yang mengelola adalah pemerintah.
a. Benda atau harta yang ditemukan itu belum ada yang memiliki.
dimilikinya.
yang lama yang sudah tidak ada dalam berbagai macam hak. Macam-macam
Khalafiyah:
7
5. Ihyaul Mawat
Ihyaul Mawat adalah upaya untuk membuka lahan baru atas tanah yang
yang tidak produktif atau tanah tidur lainnya agar menjadi tanah produktif.
baru:
a. Tanah yang dibuka itu cukup hanya untuk keperluan saja, apabila lebih
b. Munculnya kemandirian dan percaya diri bahwa di dalam jagad raya ini
Allah Swt.
6. Hikmah Kepemilikan
8
lain sebagai berikut:
B. AKAD
Kata akad berasal dari kata al-aqd berarti mengikat, menyambung, atau
perbuatan. Contohnya: akad jual beli, akad sewa menyewa, akad pernikahan.
9
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian
itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa melakukan isi perjanjian atau
2. Rukun Akad
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun akad adalah ijab dan qabul,
membentuk akad dan menjadi rukun akad itu adalah sebagai berikut:
a. Para pihak yang membuat akad. Dua orang atau lebih yang melakukan
akad.
b. Pernyataan kehendak para pihak akad (ijab qabul). Dengan demikian ijab
keridhaan dalam berakad diantara dua orang atau lebih, sehingga terhindar
10
c. Objek akad (ma’qud ‘alaih), benda-benda yang diakad, seperti benda-benda
3. Syarat Akad
a. Syarat orang yang bertransaksi antara lain: berakal, baligh, mumayis dan
milik orang yang melakukan akad dan barang itu diketahui keberadaannya.
c. Syarat sighat: dilakukan dalam satu majlis, ijab dan qabul harus ucapan
yang bersambung, ijab dan qabul merupakan pemindahan hak dan tanggung
jawab.
4. Macam-Macam Akad
a. Akad lisan, akad terjadi apabila ijab dan qabul dinyatakan secara lisan oleh
b. Akad isyarat, apabila seseorang tidak mungkin menyatakan ijab dan qabul
c. Akad tulisan, akad yang dilakukan secara tertulis, seperti perjanjian pada
d. Akad perantara utusan (wali), akad dilakukan melalui utusan atau wakil
11
kepada orang lain agar bertindak atas nama pemberian mandat.
5. Hikmah Akad
1. PENGERTIAN
Ihya al-mawat adalah dua lafadz yang menunjukkan satu istilah dalam Fiqh
berarti menghidupkan dan mawat berasal dari maut yang berarti mati atau
Artinya: “Tanah yang tidak ada pemiliknya dan tidak ada yang
12
هو الذى لم يكن عامرا وال حريمالعامر قرب من العامر اوبعد
Artinya: “Tidak ada yang menanami, tidak ada halangan karena yang
Rujukan (sumber hukum) yang dipakai oleh para ulama mengenai ihya a-
mawat adalah al-Hadis, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Samurah Ibn
Artinya: “Barangsiapa yang telah membuat suatu dinding di bumi, itu berarti
13
Juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Nasa’i bahwa Nabi SAW
bersabda:
من احيا ارضاميتة فله فيها اجر وما اكلت العوا فى منها فهوله صدقة
maka dia mendapat ganjaran dan tanaman yang dimakan hewan adalah
shadaqah.”
hukumnya adalah ja’iz (boleh) dan sebagian ulama lagi berpendapat sunnat.
Lahan (tanah) boleh dianggap tak bertuan dengan syarat bahwa tanah
di tanah itu tidak ada fasilitas bangunan dan tidak ada dugaan ada orang yang
menghuninya.
4. MACAM-MACAM HARIM
Harim ma’mur artinya sesuatu yang dilarang dikuasai oleh seseorang atau
14
apa-apa yang dihajati untuk penyempurnaan manfaat yang diambil (didapat)
pada tanah yang diusahakan. Harim itu ada bermacam-macam, yaitu sebagai
berikut:
kuda, pasar, tanah lapang, tempat pemandian, tempat keramaian, dan lain-
lain.
b) Harim perigi (telaga), yang digali di tanah yang mati (yang baru
Adapun perigi yang baru digali, harimnya ialah 25 hasta sekelilingnya. Kalau
perigi sudah lama ada (sebelum) Islam, harimnya ialah 50 hasta sekitarnya.
Cara-cara menghidupkan tanah yang mati atau dapat juga disebut dengan
cara ini dipengaruhi oleh adat dan kebiasaan masyarakat. Cara-cara ihya al-
daerah yang tanaman tidak dapat tumbuh, maka tanah tersebut diberi pupuk,
15
baik pupuk dari pabrik maupun pupuk kandang sehingga tanah itu dapat
belum dijamah oleh tangan-tangan manusia. Sebagai tanda tanah itu telah
c) Menggarisi atau membuat pagar – hal ini dilakukan untuk tanah kosong
yang luas sehingga tidak mungkin untuk dikuasai seluruhnya oleh orang yang
menyuburkannya, maka dia harus membuat pagar atau garis batas tanah
dengan maksud supaya orang lain mengetahui bahwa tanah tersebut sudah
ada yang menguasai sehingga menutup jalan bagi orang lain untuk
menguasainya.
6. PEMBAGIAN TANAH
Membagi-bagikan tanah dibolehkan menurut ajaran Islam, asal saja tanah itu
belum menjadi milik seseorang atau suatu lembaga, misalnya tanah yang
16
pemerintah, apakah akan dimanfaatkan melalui perusahaan-perusahaan
pengelola, tetapi tanah tersebut bukan atau tidak menjadi hak milik.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mikiyah menurut bahasa berasal dari kata milku artinya sesuatu yang berada
dalam kekuasaanya, sedangkan milkiyah menurut istilah adalah suatu harta atau
barang yang secara hukum dapat dimilik oleh seseorang untuk dimanfaatkan
menurut ulama fikih adalah kekhususan seorang pemilik terhadap sesuatu untuk
sesuatu yang dikuasainya itu dan dan dapat dinikmati manfaatnya apabila tidak
Kata akad berasal dari kata al-aqd berarti mengikat, menyambung, atau
18
dengan orang lain (yang menerima) untuk pelaksanaan suatu perbuatan.
Ihya al-mawat adalah dua lafadz yang menunjukkan satu istilah dalam Fiqh yang
menghidupkan dan mawat berasal dari maut yang berarti mati atau wafat
B. SARAN
Kami selaku penulis menyarankan bahwa setelah membaca makalah ini diharapkan
C.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, Akad dan Produk Bank syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Basyir. Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,
2000.
Ghazaly. Abdul Rahman, dkk. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Predana Media Group,
2010.
Ghofur Anshori. Abdul, filsafat hukum hibah dan wasiat di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah
Kementerian Agama Islam RI, Fikih kurikulum 2013 MA kelas X. Jakarta: Kementerian
Agama, 2014.
Rahman. Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
20