Perkawinan Dalam Tradisi Katolik - Kelas 12

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Perkawinan PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK
Dalam Tradisi KELAS XII
Katolik SMA MITRA KASIH
• Bersyukur atas panggilan hidupnya
sebagai umat Allah (Gereja) dengan
menentukan langkah yang tepat
dalam menjawab panggilan hidup
tersebut.
• Bertanggungjawab atas panggilan
hidupnya sebagai umat Allah (Gereja)
dengan menentukan langkah yang
tepat dalam menjawab panggilan
Kompetensi hidup tersebut.

Dasar
• Memahami panggilan hidupnya
sebagai umat Allah (Gereja) dengan
menentukan langkah yang tepat
dalam menjawab panggilan hidup
tersebut.
• Melakukan aktivitas (menyusun
doa/refleksi) tentang panggilan
hidupnya sebagai umat Allah (Gereja)
dengan menentukan langkah yang
tepat dalam menjawab panggilan
hidup tersebut.

9/3/20XX Presentation Title 2


Gambar apakah ini?
APA YANG KALIAN RASAKAN KETIKA MELIHAT GAMBAR INI?
Perkawinan
• Dari segi moral kristiani,
perkawinan merupakan
sakramen yang mempunyai
satu sifat dasar yang tak
dapat diganggu gugat,
yaitu setia.
• Kesetiaan merupakan sikap
dasar yang harus dihayati
oleh pasangan yang telah
menerima sakramen
perkawinan tersebut.
• Kesetiaan mewujudkan diri
dalam dua sifat perkawinan
yang lainnya, yakni
monogam dan tak dapat
diceraikan.
Kesetiaan
• Kesetiaan adalah hal yang sangat
utama dalam kehidupan
perkawinan Kristiani.
• Ketidaksetiaan sejak awal
digolongkan oleh Gereja di antara
dosa-dosa yang paling berat,
seperti pembunuhan dan
penyembahan berhala.
• Sebab, kesetiaan bukan hanya
dosa besar terhadap teman hidup,
tetapi dosa besar terhadap
panggilan luhur menjadi sakramen
kepada teman hidup, dan
bersama-sama kepada seluruh
umat.
• Oleh karena itu, pasangan suami-
istri harus saling setia lahir dan
batin.
Paham Dasar Perkawinan

Perjanjian Perkawinan Kebersamaan Seluruh Hidup


Perkawinan itu kodratnya adalah suatu Dari kodratnya. Perkawinan adalah suatu
perjanjian (covenant, foedus). Dalam kebersamaan seluruh hidup (consortium
tradisi Yahudi, perjanjian berarti suatu Totius Vitae. “Consortium, con = bersama,
“agreement” (persetujuan) yang sors = nasib, jadi kebersamaan senasib.
membentuk suatu hubungan sedemikian Totius Vitae = seumur hidup, hidup
rupa sehingga mempunyai hubungan seutuhnya). Ini terjadi oleh perjanjian
sedemikian rupa sehingga mempunyai perkawinan. Suami istri berjanji untuk
kekuatan mengikat sama seperti menyatukan hidup mereka secara utuh
hubungan orang-orang yang mempunyai hingga akhir hayat.
hubungan darah.

6
Paham Dasar Perkawinan

Terarah pada kesejahteraan


Antara Pria dan Wanita suami isteri (bonum coniugum)
Pria dan wanita diciptakan menurut Dalam perkawinan Katolik, St. Agustinus
gambaran Allah dan diperuntukkan satu mengajarkan adanya tiga “bona”
sama lain, saling membutuhkan, saling (Bonum=Kebaikan). Pertama, Bonum Prolis,
melengkapi, dan saling memperkaya, serta kebaikan anak, bahwa perkawinan ditujukan
menjadi satu daging (Kej 2:24). pada kelahiran dan pendidikan anak. Kedua,
bonum fidei, kebaikan kesetiaan, menunjuk
pada sifat kesetiaan dalam perkawinan, dan
bonum sacramenti, kebaikan sakramen,
menunjuk pada sifat permanensi perkawinan.
Selain itu, dalam Gaudium et Spes no. 48,
terdapat satu “bonum” yang lain, yakni
bonum coniugum (Kebaikan dan
kesejahteraan suami istri).

7
Paham Dasar Perkawinan

Tujuan Perkawinan Dalam Sifat Perkawinan dalam


Gereja Katolik Gereja Katolik
1. Kesejahteraan suami-isteri 1. Monogami
2. Kelahiran anak Monogami berarti bahwa perkawinan dalam Gereja
Katolik dilangsungkan antara seorang laki-laki dan
3. Pendidikan anak seorang perempuan. Hal ini didasarkan pada
martabat pribadi manusia yang tiada taranya
antara pria dan wanita yang saling menyerahkan
dan menerima diri dalam cinta kasih total dan tanpa
syarat dan secara ekslusif.
2. Tak Terceraikan
Hal ini berarti bahwa perkawinan berlaku seumur
hidup karena perkawinan berarti penyerahan diri
secara totol tanpa syarat, juga tanpa pembatasan
waktu di dunia fana ini.

8
Kira-kira, apakah
diperkenankan
pasangan yang tidak
memiliki anak
(Mandul) bercerai?

9
Hukum Gereja Katolik dengan tegas
menjelaskan bahwa perkawinan Katolik
ialah satu dan tak tidak terceraikan.
Gereja Katolik tidak memperkenankan
perceraian. Akan tetapi, pada kasus tertentu,
terdapat istilah ANULASI

10
Apa itu anulasi?
• Secara etimologis kata anulasi berarti membuatnya hampa
atau kosong.
• Dalam konteks Gereja Katolik menjelaskan bahwa anulasi
adalah sebuah deklarasi atau pernyataan resmi Gereja yang
menunjukkan bahwa sebuah perkawinan tidak sah sejak awal
mula.
• Berbeda dengan perceraian, konsep anulasi yang menjaga
keluhuran rumah tangga yang satu dan tak terpisahkan.
Gereja meyakini bahwa perkawinan yang sah tidak dapat
dipisahkan oleh manusia dan hukum. Maka janji suci
perkawinan yang pernah diikrarkan dihadapan altar Tuhan
dibatalkan dengan berbagai pertimbangan berat. Kebersaman
yang sebelumnya pernah terjalin sekalipun relasi tersebut
selama beberapa tahun dianggap tidak pernah ada.

11
Apa itu anulasi?
Pembatalan perkawinan dalam KHK diatur
dalam kanon 1676-1691. Yang memiliki
wewenang untuk memohon anulasi atau
pembatalan perkawinan hanyalah suami atau
istri itu sendiri, bukan orang lain. Menurut
Kitab Hukum Kanonik ada beberapa hal
mendasar yang dapat menyebabkan sebuah
perkawinan dapat dibatalkan yakni, kasus
karena halangan yang menggagalkan
perkawinan, terdapat cacat pada salah satu
dari 12 halangan nikah sebagaimana
terdapat dalam kanon 1083-1094.

12
12 Halangan Kanonik
1. Belum mencapai umur kanonik
2. Impotensi (Ingat, ratum et consumatum)
3. Ligamen/perkawinan terdahulu
4. Perkawinan beda agama/disparitas
cultus
5. Tahbisan Suci
6. Kaul kemurnian publik dan kekal
7. Penculikan
8. Pembunuhan teman perkawinan
(conjungicide)
9. Hubungan darah (Konsanguinitas)
10. Hubungan semenda (affinitas)
11. Kelayakan public
12. Hubungan adopsi
13
Apakah ada
pertanyaan?

14
Buatlah refleksi
mengenai tantangan
dan peluang untuk
membangun keluarga
yang dicita-citakan.

15

Anda mungkin juga menyukai