Akhlaq Rosululluh
Akhlaq Rosululluh
Akhlaq Rosululluh
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayat-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan
agar memiliki kepribadian yang lebih baik di masa yang akan mendatang dan bisa sebagai bahan
acuan.
Kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kelancaran dan
terciptanya makalah ini. Terutama kepada. Hendri Jaya, M.pdi. selaku dosen mata kuliah
psikologi pendidikan.
Kami sangat menyadari bahwasannya makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat dibutuhkan agar di masa yang akan datang
dapat menyempurnakan makalah ini atau dapat menjadikannya lebih baik dari sekarang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………………..… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akalaq kepada rosulullah………...……………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman
kepada rasul, ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan
sebagaimana hadist nabi saw; Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam sebagai agama
dan muhammad sebagai nabi dan rasul. Beriman kepada nabi dan rasul, yaitu berarti bahwa
kitaberiman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada umat manusia. Kita
mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya. Banyak cara yang
dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya Mengikuti dan mentaati
Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu,
hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan
menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul kedalam derajat yang tinggi dan mulia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada
Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun
keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan
kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian,
akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah
atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa
menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan sehingga
membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Karenanya
membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban yang
memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah
sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan
Rasul (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah).
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai
beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul
setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah yang artinya:
2
Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS 9:24).
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang lain
selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang
beriman, beliau bersabda:
Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri,
orang tuanya, anaknya dan semua manusia (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
Hikmah dan keutamaan dari rasa cinta terhadap Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam,
diantaranya adalah :
1. Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam adalah teladan yang baik bagi umatnya
Mereka yang meneladani Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam baik ucapan maupun
perbuatan beliau adalah orang-orang. yang telah menempuh jalan yang lurus yang pada
akhirnya akan membawa mereka menuju kemuliaan serta rahmad dari Allah SWT.
2. Dengan mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam akan membawa kita untuk
melakukan hal-hal yang beliau cintai
Suatu ungkapan menyatakan bahwa “bukankah pecinta akan melakukan hal-hal yang
disukai oleh yang dicintai?” jadi dengan mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam maka kita akan terbawa untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh Beliau
Sholallahu Alaihi Wassalam. Dan itu artinya bahwa kita akan berjalan di jalan yang
diridhoi Allah SWT. Selain itu, orang yang mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam dengan sungguh-sungguh, maka Beliau akan membalas dengan cintanya pula.
3
3. Mereka yang mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam akan senantiasa bersama
Beliau
Ini sesuai dengan sebuah Hadist yang diriwayatkanoleh Bukhari, yaitu : Dari Anas bin
Malik Rhadiyallahu Anhu bahwasannya “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi
SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa
yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai
Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku
mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang
(di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang
engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan
sabda Nabi SAW, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali
berkata, “Aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa
bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku
sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.”
4. Dengan tulus mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, maka orang tersebut
akan merasakan manisnya iman
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam “Ada tiga hal,
barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman:
Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang
mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran
sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.“(HR. Bukhari)
Jadi, mereka yang mencintai Rasulullah sholallahu Alaihi wassalam adalah orang-orang yang
berpegang teguh serta selalu bersemangat dalam menghidupkan serta mengamalkan ajaran-
4
ajaran Beliau Sholallahu Alaihi wassalam, yaitu dengan mengamalkan sunnah beliau,
melaksanakan perintahnya, dan menjauhi segala yang dilarangan olehnya baik dalam perkataan
maupun perbuatan serta senantiasa mendahulukan hal-hal tersebut daripada hanya mengikuti
hawa nafsu.
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang
beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan
Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi
dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya: Dan barangsiapa yang mentaati
Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-
orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt akan
mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita
melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-
dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31)
Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati, Allah Swt
berfirman yang artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan
izin Allah (QS 4:64).
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya,
maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian,
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan
tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa mentaati rasul,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka
Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
5
4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul
Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah.
Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada
Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya: Sesungguhnya Allah dan para
Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS 33:56).
Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi
kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw : Barangsiapa bershalawat untukku satu kali,
maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan
shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang yang paling utama
kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang
paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).
Adapun orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasul dianggap sebagai orang yang kikir atau
bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw:
Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia tidak
mengucapkan shalawat kepadaku (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau
wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik
kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat,
beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh
kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
6
Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala
bahayanya, beliau bersabda:
Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,.
Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang
teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru,
karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka
(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga
begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para
ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada
Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang
dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka
barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya
memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati.
Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak
mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada
kewajiban kita untuk menghormatinya.
7
7. Melanjutkan Misi Rasul
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini
harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus
lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian
agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw.
Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada
larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu
Umar).
Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki
akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
8
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Akhlak merupakan tingkah laku atau sikap seseorang yang sudah menjadi kebiasaan setiap
individu, dan kebiasaan tersebut selalu terlihat dalam kehidupan seharihari. Berakhlak dengan
akhlak yang disyariatkan dalam Islam, bukan hanya kepada sesama mausia tetapi juga kepada
sang Khaliq yaitu Allah SWT, kepada Rasulullah SAW dan Lingkungan Alam. kecintaan kita
kepada Rasulullah SAW bisa ditunjukan dengan cara seperti melaksanakan Sunnahnya,
bershalawat atasnya, kemudian saling menghormati sesama manusia dan menjaga kelestarian
lingkungan alam sekitar. Akhlak yang baik adalah tanda kebahagiaan seseorang di dunia dan di
akhirat. Tidaklah kebaikan-kebaikan datang atau didapatkan di dunia dan di akhirat kecuali
dengan berakhlak dengan akhlak yang baik. Dan tidaklah keburukan-keburukan ditolak kecuali
dengan cara berakhlak dengan akhlak yang baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Modul-3-PKBR2018-ETIKA-TERHADAP-
RASULULLAH-SAW.pdf
https://www.scribd.com/document/361125671/AKHLAK-Terhadap-Rasulullah-SAW
10