2 +imam+achmad+mirza+article+ (Final)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

ISSN.

2716-2656 (Print)
E-Journal Marine Inside
https://ejournal.poltekpel-banten.ac.id/index.php/ejmi/
Vol. 4, Issue. 2, December 2022
doi.org/10.56943/ejmi.v4i2.42

Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

Amirullah1, Yohanna Nurika2, Imam Achmad Mirza Ar Rasyid


1
[email protected], [email protected]
Politeknik Pelayaran Banten

ABSTRAK

Pada kenyataan saat ini, banyaknya permasalahan pada saat bernavigasi yang tidak
sesuai prosedur akan mempengaruhi kelancaran bernavigasi di atas kapal. Permasalahan
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam proses bernavigasi.
Namun pada dasarnya segala musibah disebabkan oleh karena human error atau
kesalahan manusia. Untuk mencegah hal tersebut maka perlu dipersiapkan pengetahuan
tentang penggunaan alat navigasi yang sesuai dengan prosedur bernavigasi yang benar.
Penelitian kali ini dilakukan di atas kapal KM. Sabuk Nusantara 99 dengan meneliti salah
satu alat navigasi yang bernama ECDIS, bagaimana cara penggunaan dan pengoperasian
alat tersebut, hambatan dan permasalahan yang diperoleh setelah peneliti melakukan
observasi, dan cara menyelesaikan permasalahan yang didapat. Semua akan terjawab
pada penilitian ini.

Kata Kunci: ECDIS, Kapal, Navigasi


Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

PENDAHULUAN
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari
suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting
untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat
membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat
menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut mencakup
beberapa kegiatan pokok, antara lain:
1. Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada dipermukaan
bumi
2. Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal
dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan
3. Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui
sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan
4. Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.
Indonesia merupakan salah satu jalur transportasi laut Internasional yang
banyak dilewati oleh kapal dari berbagai Negara di dunia.Selain itu, Indonesia
adalah Negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dari Sabangsampai Merauke,
sehingga salah satu alat transportasi yang penting adalah transportasi laut yaitu
kapal.
Dari berbagai kapal tersebut telah di lengkapi alat navigasi elektronik. Untuk
menunjang keselamatan dalam alur pelayaran. Contohnya ECDIS, ECDIS adalah
salah satu peralatan navigasi elekronik dalam pelayaran. Pada dasarnya ECDIS
berfungsi sebagai alat bantu navigasi elektronik yang lebih efektif untuk
meningkatkan tingkat keselamatan di laut.Disamping dapat memberikan petunjuk
adanya kapal, buih, posisi kapal dsb.Alat ini juga dapat membuat rute pelayaran
sehingga memudahkan penggunaaan ketika bernavigasi di atas kapal.
Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) adalah salah satu
dari beberapa peralatan navigasi elektronika dengan proses navigasinya sevara
penuh otomatis di atas peta elektronik dari dara navigasi yang sudah ada. Adapun
fitur utamanya adalah tentang keselamatan bernavigasi dan syarat-syarat
pengoperasian yang lazim untuk semua informasi yang diperlukan via system menu
berdasarkan intuisi.
ECDIS atau “Electronic Chart Display and Information System” adalah suatu
alat yang fungsi dan sistemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan
yang kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada, sehingga dapat
diterima dan dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai aturan V/19
& V/27 dari konvensi SOLAS 1974 & amandemennya. Oleh karena itu peralatan
ECDIS ini harus memenuhi kriteria standar kinerja (Performance Standard) dari
IMO sesuai Bab V Solas 1974. Sebenarnya ada peralatan lain yang fungsinya sama
yang disebut ECS (Electronic Chart System) yang dapat juga digunakan untuk

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


12
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

bernavigasi, namun tidak memenuhi kriteria persyaratan yang diminta oleh IMO,
walaupun memenuhi persyaratan ISO. Peralatan lain yang digunakan bersamaan
dengan ECDIS adalah ENC (Electronic Navigational Charts). ENC ini sebenarnya
merupakan suatu Data Base yang distandarisasikan baik mengenai muatan, struktur
dan formatnya disesuaikan untuk digunakan bersama ECDIS namun harus ada
persetujuan dari IHO ( International Hydrographic Office ). Demikian juga halnya
dengan RCDS (Raster Chart Display System), yang fungsinya hampir sama dengan
ECDIS dan bahkan juga telah disetujui oleh IMO dan IHO, namun perbedaannya
hanya sedikit, yaitu ECDIS dilengkapi dengan alarm yang langsung berhubungan
dengan peta yang digunakan apabila misalnya posisi atau haluan yang digunakan
tidak tepat. Sedangkan RCDS atau RNC dilengkapi dengan kertas peta (Chart
paper) yang tidak dipunyai oleh ECDIS, dimana ECDIS sendiri hanya
menggunakan tampilan yang hampir sama dengan peta. Spesifikasi dan kegunaan
dari kedua jenis tersebut diatas hampir sama.
Ada dua jenis ECDIS dan keduanya digunakan dalam berbagai sektor wilayah
laut, terlepas dari teknologi yang terlibat menjadi sama.
1. Peta Laut Elektronik Vektor (Electronic Navigational Charts/ENC)
ENC merupakan peta laut vektor yang mematuhi spesifikasi IHO, ENC
dikompilasikan dari basis data dari item individual (objek) dari data peta
laut terdigitasi yang dapat ditampilkan sebagai peta yang tidak berkerut.
Ketika digunakan dalam sebuah sistem navigasi elektronik, data tersebut
dapat disusun ulang untuk menampilkan baik gambar peta laut secara
keseluruhan maupun kombinasi data yang dipilih oleh pengguna. Sistem
yang menggunakan ENC dapat diprogram untuk memberikan peringatan
akan adanya bahaya terdekat terkait dengan posisi dan pergerakan kapal.
2. Peta Laut Raster (Raster Nautical Charts/RNC) RNC merupakan peta laut
raster yang memenuhi spesifikasi IHO dan diproduksi secara digital dengan
melakukan scan pada peta laut kertas. Peta tersebut mungkin peta laut yang
telah selesai itu sendiri atau berbasis warna stabil yang digunakan dalam
proses pencetakan banyak warna. File digital yang dihasilkan kemudian
dapat ditampilkan dalam sebuah sistem navigasi elektronik dimana dapat
ditunjukkan posisi kapal, yang secara umum diambil dari system penentuan
posisi elektronik. Karena data yang ditampilkan hanya salinan digital dari
peta laut kertas yang asli, maka data tersebut tidak dapat diinterogasi selain
hanya dapat dilihat secara visual.
Untuk menghidupkan dalam menggunakan dan mengoperasikan ECDIS
dapat dilakukan dengan cara menekan tombol on atau start. Setelah menekan
tombol tersebut layar ECDIS akan menyala dan ECDIS siap untuk digunakan dan
dioperasikan.
Secara umum kegiatan navigasi adalah merencanakan rule pelayaran,
memonitor rute dan mendokumentasikannya. Sama halnya pada peta kertas, ECDIS
ini juga mempunyai kemampuan dapat melakukan kegiatan navigasi dengan

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


13
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

menentukan rute yang optimal dengan mempertimbangkan aspek ekonomis dalam


bernavigasi, meyakinkan bahwa rute dapat dilayari dengan selamat, misalnya dapat
mengidentifikasi rambu navigasi, menandai garis haluan, posisi fixed kapal,
koreksi-koreksi haluan dan kecepatan kapal. Dengan alasan ini, fungsi-fungsi peta
elektronik tidak dibatasi hanya untuk memperlihatkan gambaran peta saja tetapi
dapat juga memanfaatkan semua fungsi dasar navigasi dan keselamatan yang terkait
dengan perencanaan pelayaran–pemonitoran dan fungsi-fungsi control lainnya.
Bila dipakai untuk tujuan navigasi, kedua dasar sistem Vektor dan Raster
mempunyai kemampuan fungsionalnya yang luas.
Setiap mualim yang bersangkutan bahkan calon mualim harus dibekali
dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan posisi kapal
dengan alat navigasi ECDIS sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran
dapat dicapai.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis berkeinginaan untuk
memgambil judul karya ilmiah yang berjudul: “Pengoptimalan dan Keefisiensian
Penggunaan Ecdis pada Kapal”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
memahami serta pengoptimalan pengunaan ECDIS dalam bernavigasi di atas kapal,
dan mengetahui dan memahami kemampuan perwira dek kapal dalam
menggunakan ECDIS sesuai dengan prosedur yang diterapkan.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Moleong (2018), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalm bentuk angket data
yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip) (Raco, 2010). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang
diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video, sedangkan sumber data yang
digunakan adalah data primer yakni pendekatan penelitian dengan cara
mengumpulkan data dari responden secara langsung oleh peneliti. Data yang
digunakan bukan dari hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data
pada penelitian primerini dapat berupa kuisioner, wawancara, observasi, opinion
pooling. Penulis melaksanakan penelitian, Pada saat penulis melaksanakan Praktek
Laut (PRALA) selama berada diatas kapal hingga saat ini.

Jenis Data
Data berdasarkan dan data penelitian bisa dikelompokkan kedalam dua jenis

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


14
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

yakni data primer serta data skunder. Data primer merupakan data yang didapat atau
dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer
biasanya disebut dengan dataasli atau data baru yang mempunyai sifat up to date.
Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.
Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi,
diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner.
a) Data primer, yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data
dari responden secara langsung oleh peneliti. Data tang digunakan bukan
dari isi pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada
penelitian primer ini dapat berupa kuesioner, wawancara, observasi, opinion
pooling.
b) Data Sekunder, yakni pendekatan penelitian yang menggunakan data-data
yang suda ada untuk dianalisis dan diinterpretasi sesuai tujuan peneliti.
Data-data yang sudah ada itu bisa berupa hasil kajian sejarah atau data
kepustakaan yang sudah ada.
Kuesioner data sekunder merupakan data yang dapat / dikumpulkan peneliti
dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data
sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik (BPS),
jurnal buku, laporan dan lain sebagainya. Pemahaman pada ke 2 jenis data diatas
dibutukan sebagai landasan untuk menentukan cara dan langkah-langkah
pengumpulan data penelitian.

Teknik Pengumpulan Data


a) Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. observasi berarti
mengumpulkan data langsung dari lapangan. Adapun menurut Sutrisno
Hadi (1987) observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian,
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam
melakukan observasi peneliti menggunakan observasi terbuka dimana
peneliti dalam pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber
data, bahwa sedang dilakukan penelitian.
b) Wawancara
Menurut Moleong (Moleong) mendiskripsikan wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Sedangkan menurut Sugiyono (2019), mengungkapkan wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab. Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan metode
wawancara semi terstrukur, dimana dalam pelaksanaannya lebih
bebas.Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


15
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,


tentang pengalamannya.
c) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yangdilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Dalam penelitian ini angket atau kuesioner diberikan kepada
perwira yang berada di atas kapal (Sugiyono, 2019).
d) Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan merupakan awak kapal
yang sehari-hari bersinggungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan
kerja. (Dilakukan padasaat nanti selama penulis melakukan praktek laut /
PRALA). Dalam pelaksanaanya di atas kapal penulis akan melakukan
Wawancara atau Interview dengan:
a. Nakhoda
b. Mualim 1
c. Mualim 2
d. Mualim 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian


Tempat penelitian yang dilakukan taruna yaitu diatas kapal KM. SABUK
NUSANTARA 99 yang merupakan kapal lokal milik PT. PELNI (Pelayaran
Nasional Indonesia) yang memuat penumpang. Penulis melaksanakan prala di
kapal ini pada tanggal17 Januari 2022 hingga saat ini.
Dalam penelitian ini saya lakukan diatas kapal selama 1 Tahun di masapraktek
layar. Kapal ini beroperasi pada tahun 2015 hingga sekarang dengan membawa
muatan serta penumpang. Kapal ini berlayar di daerah kepulauan Indonesia dengan
tujuan Line Surabaya, Masalembo, Keramian, Matasairih, Maradapan, Marabatuan,
Batulicin, Kotabaru. Kapal ini sandar pada pelabuhan/dermaga pulau yang menjadi
tujuan.
Taruna melakukan penelitian ini diatas kapal untuk melakukan penerapan alat
navigasi yang sudah tersedia dan mengetahui bagaimana alat tersebut dapatberkerja
dengan baik.
Dalam hal ini perlu adanya pelatihan dan pengetahuan yang cukup untuk
mempelajarinya agar suatu saat dapat menggunakannya dengan baik dikarenakan
banyak sekali factor ketidaktahuan yang disebabkan kurangnya pemahaman dalam
mengoperasikannya sehingga dapat mengakibatkan hal yangtidak diinginkan terjadi

Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini yang saya lakukan diatas kapal yaitu sesuaidengan
inti permasalahan yang saya kaji dalam KIT ini, yaitu penggunaan ECDIS dalam
bernavigasi di atas kapal, itu meliputi sebagai berikut :

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


16
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

1. Penggunaan ECDIS
Dalam hasil yang saya dapatkan saat menggunakan dan mengoperasikan
ECDIS di kapal KM. SABUK NUSANTARA 99 ini. Ada perbedaan yang
cukup mendasar bila dibandingkan ketika saya belajar sebelumnya di
Poltekpel Banten, perbedaan itu seperti ;
a. Pengoperasian dalam membuat passage plan berbeda
b. Bahasa yang tertulis di layar ECDIS terkadang sulit dicerna karena
memakai bahasa asing
c. Merk ECDIS yang berbeda
Namun dalam penggunaan ECDIS ini peneliti bisa dengan cepat beradaptasi
dan dapat mengoperasikannya dengan baik. Hal itu diperolehdengan bantuan dan
ilmu yang didapat dari perwira di atas kapal.

Masalah yang didapat selama menggunakan ECDIS


Dari hasil yang saya dapat selama saya berada di atas kapal KM. Sabuk
Nusantara 99 saya menemukan berbagai permasalahan diantaranya sebagaiberikut;

1. Rute pelayaran di ECDIS berbeda dengan peta


Pada saat melakukan dinas jaga di anjungan, terjadi kejadian dimana saat
itu rute tujuan yang dibuat di ECDIS berbeda dengan rancangan rute
pelayaran yang telah dibuat di peta, hal itu disadari ketika jalur yang akan
dilalui terlihatakan lurus menuju pulau, padahal di peta aslinya tidak seperti
itu, hal ini menjadi permasalahan yang serius.
2. Data Informasi kapal lain yang tidak terdeteksi
Ketika kapal sedang melakukan pelayaran terlihat sosok benda baik pada
penglihatan visual maupun layar di alat navigasi, namun ketika hendak
mencoba untuk mengetahui sosok benda tersebut, tidak terdeteksi informasi
dari data kapal itu di ECDIS.
Analisis Data Penyebab Masalah
Dalam observasi yang saya dapat, telah ditemukan berbagai permasalahan
seperti tidak sesuainya ECDIS dengan di peta kertas lalu tidak terbacanya petayang
dimuat di ECDIS, serta data Informasi dari kapal lain tidak terdeteksi. halitu disadari
karena ada penyebab dari kejadian tersebut, diantaranya adalah :
1. Kurangnya waypoint yang dimasukkan / salah dalam memasukkan posisi.
Kejadian itu terjadi karena dalam rute tersebut kurang lengkap dalam
memasukkan waypoint sehingga membuat jalur rute pelayaran tidak
berjalandengan baik. Begitu juga jika salah dalam memasukkan posisi itu
akan berpengaruh dan berdampak dalam pembuatan rute pelayaran tersebut.
2. Kurang Up-date peta
Bagian layar tidak menampilkan peta secara utuh dikarenakan peta tersebut
tidak up-date sehingga membuat peta tidak terbaca. Rute pelayaran yang
harusnya sudah dibuat untuk melaksanakan kegiatan berlayar tidak akan

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


17
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

sepenuhnya terlihat sebab ECDIS yang digunakan pada saat itu belum ter
up-date.
3. Terlalu jauh jarak membuat kapal lain tidak terdeteksi
Pada jarak yang jauh kapal lain tidak akan terbaca dan terdeteksi di layar,
sehingga ECDIS mempunyai batasan maksimal jarak untuk mendapatkan
informasi tersebut. Hal itu disadari pada layar ECDIS yang tidak dapat
menampilkan data dari kapal lain dimana hal itu menjadi penyebab utama
mengapa kapal lain tidak terdeteksi dengan baik.

Analisis Data Pemecahan Masalah


Adapun cara untuk menyelesaikan penyebab permasalahan itu dengan cara:
1. Memasukkan data waypoint dengan teliti dan hati–hati
Untuk mendapatkan rute yang seusai dengan rancangan pelayaran di kertas
peta, dalam menginput data seperti waypoint diperlukan ketilitian dalam
memasukkan data tersebut dan hati – hati, karena jika salah 1 derajat saja
itu akan membuat perbedaan yang cukup jelas, dan jangan sampai tertinggal
dalam memasukkan waypoint ke dalam rute, satu waypoint penting dalam
membuatrute tersebut.
2. Up-date Peta
Sama seperti peta kertas pada umumnya, jika mendapatkan tujuan
pelabuhan baru yang belum pernah di datangi, perlu adanya pemesanan peta
baru melalui perusahaan, hal itu juga berlaku di ECDIS, dengan memesan
peta baru, membuat ECDIS menjadi Up-date dan peta di ECDIS akan
terbaca dan terlihatdi layar.
3. Mendekat dengan jarak yang aman dan tidak terlalu jauh
ECDIS akan bekerja mendapatkan informasi dari kapal lain apabila jarak
antarakapal sendiri dan kapal lain tidak terlalu jauh. Contohnya ketika akan
melakukan situasi penyusulan namun kapal tersebut tidak terdeteksi cara
efektif untuk mendapatkan informasi dari kapal tersebut dengan
mendekatinya, sehingga akan terdeteksi identitas dari kapal itu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Penggunaan ECDIS sangat mempermudah membantu bernavigasi bagi para
crew di atas kapal. Dalam penggunaannya ECDIS dapat mempermudah untuk
mambantu membuat passage plan dalam bentuk peta elektronik, ECDIS juga
berguna untuk mengurangi resiko bahaya tubrukan ataupun kandas. Dan para
perwira sangat mahir dalam mengoperasikannya. Namun di lain sisi selama saya
amati ternyata ditemukan berbagai permasalahan ketika mengoperasikan ECDIS
tersebut diantaranya adalah;
a) Permasalahan yang dihadapi seperti rute pelayaran ECDIS berbeda dengan
peta asli, bagian peta ECDIS yang tidak terbaca, dan data informasi kapal

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


18
Pengoptimalan dan Keefisiensian Penggunaan ECDIS pada Kapal

lainyang tidak terdeteksi.


b) Adapun penyebab dari permasalahan itu disebabkan karena kurangnya
waypoint yang dimasukkan, kurangnya up-date peta, dan terlalu jauh jarak
membuat kapal lain tidak terdeteksi.
c) Untuk memecahkan penyebab permasalahan tersebut dengan cara mengatur
ulang waypoint atau memasukkan data waypoint dengan teliti dan hati –
hati, up-date peta, dan mendekat dengan jarak yang aman dan tidak terlalu
jauh.
Saran
a) Perusahaan agar dapat melakukan familirisasi berkaitan dengan
kemampuan dalam menggunakan alat navigasi terlebih dahulu agar
nantinya dapat dipahamioleh para perwira yang hendak melakukan on
board di kapal.
b) Nakhoda diharapkan melakukan jadwal pelatihan dalam upaya
mengoperasikan alat navigasi yang ada di kapal agar nanti seluruh
perwira dapat dengan mudah dan memahami sepenuhnya dalam
mengoperasikan alat tersebut.
c) Pemahaman para mualim agar bisa mengoptimalkan pengunaan
ECDIS di kapal.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, S. (1987). Metodologi Research. Andi Afset.


Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Raco, D. J. R. (2010). Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya. PT Gramedia Widiasarana.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (2th
Edition). CV. Alfabeta.

E-Journal Marine Inside Vol. 4, Issue. 2, December 2022


19

Anda mungkin juga menyukai