2 +imam+achmad+mirza+article+ (Final)
2 +imam+achmad+mirza+article+ (Final)
2 +imam+achmad+mirza+article+ (Final)
2716-2656 (Print)
E-Journal Marine Inside
https://ejournal.poltekpel-banten.ac.id/index.php/ejmi/
Vol. 4, Issue. 2, December 2022
doi.org/10.56943/ejmi.v4i2.42
ABSTRAK
Pada kenyataan saat ini, banyaknya permasalahan pada saat bernavigasi yang tidak
sesuai prosedur akan mempengaruhi kelancaran bernavigasi di atas kapal. Permasalahan
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam proses bernavigasi.
Namun pada dasarnya segala musibah disebabkan oleh karena human error atau
kesalahan manusia. Untuk mencegah hal tersebut maka perlu dipersiapkan pengetahuan
tentang penggunaan alat navigasi yang sesuai dengan prosedur bernavigasi yang benar.
Penelitian kali ini dilakukan di atas kapal KM. Sabuk Nusantara 99 dengan meneliti salah
satu alat navigasi yang bernama ECDIS, bagaimana cara penggunaan dan pengoperasian
alat tersebut, hambatan dan permasalahan yang diperoleh setelah peneliti melakukan
observasi, dan cara menyelesaikan permasalahan yang didapat. Semua akan terjawab
pada penilitian ini.
PENDAHULUAN
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari
suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting
untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat
membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat
menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut mencakup
beberapa kegiatan pokok, antara lain:
1. Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada dipermukaan
bumi
2. Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal
dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan
3. Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui
sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan
4. Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.
Indonesia merupakan salah satu jalur transportasi laut Internasional yang
banyak dilewati oleh kapal dari berbagai Negara di dunia.Selain itu, Indonesia
adalah Negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dari Sabangsampai Merauke,
sehingga salah satu alat transportasi yang penting adalah transportasi laut yaitu
kapal.
Dari berbagai kapal tersebut telah di lengkapi alat navigasi elektronik. Untuk
menunjang keselamatan dalam alur pelayaran. Contohnya ECDIS, ECDIS adalah
salah satu peralatan navigasi elekronik dalam pelayaran. Pada dasarnya ECDIS
berfungsi sebagai alat bantu navigasi elektronik yang lebih efektif untuk
meningkatkan tingkat keselamatan di laut.Disamping dapat memberikan petunjuk
adanya kapal, buih, posisi kapal dsb.Alat ini juga dapat membuat rute pelayaran
sehingga memudahkan penggunaaan ketika bernavigasi di atas kapal.
Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) adalah salah satu
dari beberapa peralatan navigasi elektronika dengan proses navigasinya sevara
penuh otomatis di atas peta elektronik dari dara navigasi yang sudah ada. Adapun
fitur utamanya adalah tentang keselamatan bernavigasi dan syarat-syarat
pengoperasian yang lazim untuk semua informasi yang diperlukan via system menu
berdasarkan intuisi.
ECDIS atau “Electronic Chart Display and Information System” adalah suatu
alat yang fungsi dan sistemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan
yang kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada, sehingga dapat
diterima dan dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai aturan V/19
& V/27 dari konvensi SOLAS 1974 & amandemennya. Oleh karena itu peralatan
ECDIS ini harus memenuhi kriteria standar kinerja (Performance Standard) dari
IMO sesuai Bab V Solas 1974. Sebenarnya ada peralatan lain yang fungsinya sama
yang disebut ECS (Electronic Chart System) yang dapat juga digunakan untuk
bernavigasi, namun tidak memenuhi kriteria persyaratan yang diminta oleh IMO,
walaupun memenuhi persyaratan ISO. Peralatan lain yang digunakan bersamaan
dengan ECDIS adalah ENC (Electronic Navigational Charts). ENC ini sebenarnya
merupakan suatu Data Base yang distandarisasikan baik mengenai muatan, struktur
dan formatnya disesuaikan untuk digunakan bersama ECDIS namun harus ada
persetujuan dari IHO ( International Hydrographic Office ). Demikian juga halnya
dengan RCDS (Raster Chart Display System), yang fungsinya hampir sama dengan
ECDIS dan bahkan juga telah disetujui oleh IMO dan IHO, namun perbedaannya
hanya sedikit, yaitu ECDIS dilengkapi dengan alarm yang langsung berhubungan
dengan peta yang digunakan apabila misalnya posisi atau haluan yang digunakan
tidak tepat. Sedangkan RCDS atau RNC dilengkapi dengan kertas peta (Chart
paper) yang tidak dipunyai oleh ECDIS, dimana ECDIS sendiri hanya
menggunakan tampilan yang hampir sama dengan peta. Spesifikasi dan kegunaan
dari kedua jenis tersebut diatas hampir sama.
Ada dua jenis ECDIS dan keduanya digunakan dalam berbagai sektor wilayah
laut, terlepas dari teknologi yang terlibat menjadi sama.
1. Peta Laut Elektronik Vektor (Electronic Navigational Charts/ENC)
ENC merupakan peta laut vektor yang mematuhi spesifikasi IHO, ENC
dikompilasikan dari basis data dari item individual (objek) dari data peta
laut terdigitasi yang dapat ditampilkan sebagai peta yang tidak berkerut.
Ketika digunakan dalam sebuah sistem navigasi elektronik, data tersebut
dapat disusun ulang untuk menampilkan baik gambar peta laut secara
keseluruhan maupun kombinasi data yang dipilih oleh pengguna. Sistem
yang menggunakan ENC dapat diprogram untuk memberikan peringatan
akan adanya bahaya terdekat terkait dengan posisi dan pergerakan kapal.
2. Peta Laut Raster (Raster Nautical Charts/RNC) RNC merupakan peta laut
raster yang memenuhi spesifikasi IHO dan diproduksi secara digital dengan
melakukan scan pada peta laut kertas. Peta tersebut mungkin peta laut yang
telah selesai itu sendiri atau berbasis warna stabil yang digunakan dalam
proses pencetakan banyak warna. File digital yang dihasilkan kemudian
dapat ditampilkan dalam sebuah sistem navigasi elektronik dimana dapat
ditunjukkan posisi kapal, yang secara umum diambil dari system penentuan
posisi elektronik. Karena data yang ditampilkan hanya salinan digital dari
peta laut kertas yang asli, maka data tersebut tidak dapat diinterogasi selain
hanya dapat dilihat secara visual.
Untuk menghidupkan dalam menggunakan dan mengoperasikan ECDIS
dapat dilakukan dengan cara menekan tombol on atau start. Setelah menekan
tombol tersebut layar ECDIS akan menyala dan ECDIS siap untuk digunakan dan
dioperasikan.
Secara umum kegiatan navigasi adalah merencanakan rule pelayaran,
memonitor rute dan mendokumentasikannya. Sama halnya pada peta kertas, ECDIS
ini juga mempunyai kemampuan dapat melakukan kegiatan navigasi dengan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Moleong (2018), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalm bentuk angket data
yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip) (Raco, 2010). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang
diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video, sedangkan sumber data yang
digunakan adalah data primer yakni pendekatan penelitian dengan cara
mengumpulkan data dari responden secara langsung oleh peneliti. Data yang
digunakan bukan dari hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data
pada penelitian primerini dapat berupa kuisioner, wawancara, observasi, opinion
pooling. Penulis melaksanakan penelitian, Pada saat penulis melaksanakan Praktek
Laut (PRALA) selama berada diatas kapal hingga saat ini.
Jenis Data
Data berdasarkan dan data penelitian bisa dikelompokkan kedalam dua jenis
yakni data primer serta data skunder. Data primer merupakan data yang didapat atau
dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer
biasanya disebut dengan dataasli atau data baru yang mempunyai sifat up to date.
Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.
Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi,
diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner.
a) Data primer, yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data
dari responden secara langsung oleh peneliti. Data tang digunakan bukan
dari isi pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada
penelitian primer ini dapat berupa kuesioner, wawancara, observasi, opinion
pooling.
b) Data Sekunder, yakni pendekatan penelitian yang menggunakan data-data
yang suda ada untuk dianalisis dan diinterpretasi sesuai tujuan peneliti.
Data-data yang sudah ada itu bisa berupa hasil kajian sejarah atau data
kepustakaan yang sudah ada.
Kuesioner data sekunder merupakan data yang dapat / dikumpulkan peneliti
dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data
sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik (BPS),
jurnal buku, laporan dan lain sebagainya. Pemahaman pada ke 2 jenis data diatas
dibutukan sebagai landasan untuk menentukan cara dan langkah-langkah
pengumpulan data penelitian.
Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini yang saya lakukan diatas kapal yaitu sesuaidengan
inti permasalahan yang saya kaji dalam KIT ini, yaitu penggunaan ECDIS dalam
bernavigasi di atas kapal, itu meliputi sebagai berikut :
1. Penggunaan ECDIS
Dalam hasil yang saya dapatkan saat menggunakan dan mengoperasikan
ECDIS di kapal KM. SABUK NUSANTARA 99 ini. Ada perbedaan yang
cukup mendasar bila dibandingkan ketika saya belajar sebelumnya di
Poltekpel Banten, perbedaan itu seperti ;
a. Pengoperasian dalam membuat passage plan berbeda
b. Bahasa yang tertulis di layar ECDIS terkadang sulit dicerna karena
memakai bahasa asing
c. Merk ECDIS yang berbeda
Namun dalam penggunaan ECDIS ini peneliti bisa dengan cepat beradaptasi
dan dapat mengoperasikannya dengan baik. Hal itu diperolehdengan bantuan dan
ilmu yang didapat dari perwira di atas kapal.
sepenuhnya terlihat sebab ECDIS yang digunakan pada saat itu belum ter
up-date.
3. Terlalu jauh jarak membuat kapal lain tidak terdeteksi
Pada jarak yang jauh kapal lain tidak akan terbaca dan terdeteksi di layar,
sehingga ECDIS mempunyai batasan maksimal jarak untuk mendapatkan
informasi tersebut. Hal itu disadari pada layar ECDIS yang tidak dapat
menampilkan data dari kapal lain dimana hal itu menjadi penyebab utama
mengapa kapal lain tidak terdeteksi dengan baik.
Kesimpulan
Penggunaan ECDIS sangat mempermudah membantu bernavigasi bagi para
crew di atas kapal. Dalam penggunaannya ECDIS dapat mempermudah untuk
mambantu membuat passage plan dalam bentuk peta elektronik, ECDIS juga
berguna untuk mengurangi resiko bahaya tubrukan ataupun kandas. Dan para
perwira sangat mahir dalam mengoperasikannya. Namun di lain sisi selama saya
amati ternyata ditemukan berbagai permasalahan ketika mengoperasikan ECDIS
tersebut diantaranya adalah;
a) Permasalahan yang dihadapi seperti rute pelayaran ECDIS berbeda dengan
peta asli, bagian peta ECDIS yang tidak terbaca, dan data informasi kapal
DAFTAR PUSTAKA