Cut Melsa 2106104030093 - Uts Multikultural

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Nama : Cut Melsa

Nim : 2106104030093

UTS Matkul :Konseling Multikultural

1. Pernyataan: Dalam perspektif konseling lintas budaya,konselor dipandang efektif


manakala memiliki kepekaan terhadap keberagaman budaya.
Pertanyaan
a. jelaskan maksud dari pernyataan tersebut?

Jawaban: Geldard & Geldard (2001) menyatakan bahwa konseling yang efektif adalah
bergantung pada kualitas hubungan antara klien dengan konselor, kaitanya dengan
konseling lintas budaya adalah bagaimana seorang konselor dari latar belakang yang
berbeda dapat menyamakan persepsi dalam menyelesaikan sebuah permaslaahan.
Dengan artian konselor di harapkan dapat memiliki kemampuan untuk bertindak dan
merespon terhadap berbagai situasi yang penuh perbedaan dan juga karakteristik konseli,
kemampuan dipandang sebagai kualitas aspek yang sangat penting dan mendasar dalam
menjalankan tugas dan merupakan kualitas konselor yang efektif.
(Hartika Utami Fitri universitas negeri semarang [email protected]. )

b. Aspek-aspek apa saja yang dipandang perlu dipahami dan diimplementasikan konselor
dalam hubungan konseling? Mengapa?

Jawaban: Dua cara dalam bekerja dengan klien multicultural diantaranya menggunakan
akronim RESPECFUL ( D‘Andrea & Daniels, 2005 )
Model konseling RESPECTFUL ini menyoroti 10 faktor yang harusdipertimbangkan
konselor dalam menangani klien multicultural, yaitu :
1) Religious/spiritual identity ( Religius )
2) Economic class background ( Latar Belakang kelas ekonomi)
3) Sexual identity ( Jenis Kelamin )
4) Psychological development ( Perkembangan Psikologis )
5) Ethnic/racial identity ( Etnis / Identitas Rasial
6) Chronological disposition ( Disposisi Kronologis )
7) Trauma and other threats to their personal well-being (Trauma dan ancaman
lainterhadap kesejahteraan pribadi mereka )
8) Family history ( Sejarah Keluarga )
9) Unique physical characteristics ( Keunikan Karakteristik Psikis
10) Language and location of residence, which may affect the helping
process(Bahasa dan Lokasi tempat tinggal , yang dapat berdampak dalam proses
layanan)

Dengan memahami 10 faktor diatas konselor dapat mengembangkan dirinyadalam memahami


kliennya yang multicultural dan konselor multikultural yang efektifakan merasa nyaman
bertanya serta berkomunikasi dengan klien mereka tentang hal berikut: Agama / identitas
spiritual, latar belakang kelas Ekonomi, jenis Kelamin ,Perkembangan psikologis, identitas etnis
/ ras, disposisi kronologis, Trauma danancaman lainnya untuk keberadaan mereka pribadi
dengan baik, Riwayat keluarga,karakteristik fisik yang unik, Bahasa dan lokasi tempat tinggal

(Hartika Utami Fitri universitas negeri semarang [email protected].)

2. Pernyataan: Konselor harus ingat kepada kenyataan, bahwa tidak ada individupun yang
persisi sama baik dalam kebutuhan, problema yang dihadapi, nilai-nilai maupun tujuan
hidupnya.Oleh karena itu konselor harus mampu memperhatikan tiga hal yaitu: 1.
manusia berada dalam keumummam, anggota dari kelompok kultur spesifik, 3 keunikan
masing individu.
pertanyaan: Jelaskan maksud peryantaan tersebut?
Adapun pernyataan di atas dapat saya pahami berkesingggungan dengan pendapat
salah satu para ahli, Corey (2005)mengemukakan bahwa dalam konseling multikultural
memiliki tiga dimensi kompetensi, yaitu : (1) Keyakinan dansikap,hal ini berkaitan
dengan keyakinannilai-nilai yang dimiliki konselor dengankeyakinan nilai yang dimiliki
konselidalam hal ini konselor harus memilikisikap yang tentunya dapat
mendukungproses konseling lintas budaya yaitumenerima dan memahami perbedaan
yangada (2) Pengetahuan, dalam konselinglintas budaya seorang konselor tentunya harus
memiliki pengetahuan yang luasmengenai sistem nilai dan kebudayaanyang beragam, dan
(3) Keterampilan danstrategi intervensi setelah konselormemahami dan memiliki
pengetahuanmengenai budaya yang dimiliki olehkonseli maka diperlukan ketrampilan
dasarkonselor dan strategi intervensi yangdiberikan konselor dalam proseskonseling.
oleh karena itu konselor memang harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap nilai-
nilai kebudayaan yang berbeda.

(Hartika Utami Fitri universitas negeri semarang [email protected].)


3. pertanyaan
a. Etnhosentrisme merupakan suatu yang dipandang negative dalam hubungan
konseling. Mengapa?
Jawaban: kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan
menggunakban kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria
untuk penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka,makin dekat mereka
dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauhmereka dari kita. Kita
cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budayakita sendiri, sebagai yang
paling baik, sebagai yang paling bermoral.
(https://www.scribd.com/document/333540756/Etnosentrisme-konselor)

b. Berikan penjelasan tentang “ Difference is difference, difference not difference “


Jawaban: Dengan segala perbedaan yang ada, kita dapat bersama dalam
perbedaan, perbedaan merupakan satuan dari kita, kita semua tidak ada yang
sama, sama hal nya dalam kesatuan bhineka tunggal ika, sehingga initi
multikulturalisme adalah kesedian kita dalam menerima kelompok lain, secara
sama sebagai kesatuan,tampa memperdulikan perbedan budaya,etnis, gender,
Bahasa ataupun agama, masyarkata multikulturalisme dapat di kaji dengan
paradigm positif sebagai suatu kesatuan yang integrative.
(suardi suardi universitas muhammadiyah makasar, masyarakat multicultural
indonesia)

c. Pemahaman Bahasa non verbal di anggap jauh lebih penting dari pada bahasa
verbal. Mengapa?
Jawaban: Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign),
tindakan/perbuatan (action) atau objek (object). Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh
yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh
mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap
orang. Hal menarik dari komunikasi nonverbal ialah studi Albert Mahrabian
(1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang
hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari
ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa
yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung
mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.
contohnya adalah penggunaan kata-kata. Sedangkan komunikasi non-verbal
adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya menggunakan
bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara
dan kecepatan berbicara.
(Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communication 2021), Jurnal Ilmiah
Dakwah dan KomunikasiAlqanitah Pohan1)
d. Jelaskan sejumlah halpenting yang harus di tingkatkan oleh konselor KMB yang
professional ?
Jawaban: Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan
dilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi
profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang
dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan
konseling, (3) menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan, dan (4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor
secara berkelanjutan. Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas
penguasaan keempat kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan
kecenderungan pribadi yang mendukung.
(Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Tarbiyah, STAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl. SimpangArai Pinang I Kuburajo, Limakaum, Batusangkar,
Sumatera Barat e-mail: [email protected])

e. Terkait dengan teori konseling multi budaya dikenal ada dua konsep yaitu etik
dan emik,jelaskan kedua tersebut dan berikan contohnya?
Jawaban: Secara Sederhana Etik dan Emik merupakan sebuah kebenaran yang
terakui,diterimaoleh seluruh masyarakat tampa perdebatan budaya,dengan artian
kebenaran yang dimaksud dapat di terima oleh semua orang/
universal.Sebaliknya Emik merupakan sebuah kebenaran yang hanya diterima
dan terakui oleh masyarakat setempat dan tidak berlaku bagi orang yang berasal
dari budaya yang berbeda.Emik pada hal ini memberikan sesuatu yang lebih
objectif.
contohnya: seperti pengemis, bila perilaku pengemis disebut sebagai sebuah
fakta social atau sebuah keniscayaan. Maka berlaku sebutan : pengemis adalah
sampah masyarakat. Manusia tertindas, manusia yang perlu dikasihani, manusia
kalah,manusia korban kemiskinan structural dll. Anggapan ini bukan sebuah
kesalahan berpikir, melainkan sebuah sudut pandang etik orang diluar pengemis
untuk menunjukan fakta yang semestinya berlaku seperti itu, bukan pandangan
emik, bagaimana pengemis melihat dirinya sendiri.
( Rozali Jauhari Alfani.2017. Studi Komparasi Emik Dan Etik Masyarakat
Tehadap Menjamurnya Tayangan Drama Asing Di Indonesia . Jurnal Education
And Laguage Intertatinal Confference Procedings)
4. Sampai saat ini terdapat dua kubu penyikapan terhadap munculnya konsep konseling
lintas budaya Kubu pertama berasumsi bahwa perspektif lintas budaya dalam konseling
itu tidak penting ketika seorang klien memasuki suatu hubungan yang bersifat membantu
atau helping relationship maka yang terjadi fokus adalah individu bukan budayanya,kubu
yang kedua sebaliknya berpendapat bahwa konseling itu tidak berlangsung dalam
ruangan vakum ataupun kosong ketika seorang klien memasuki ruang konseling
perilakunya sebagai fokus layanan bantuan oleh konselor memuat aspek-aspek tertentu
seperti kebiasaan-kebiasaan nilai-nilai hidupnya kepercayaan pola berpikir klien yang
tidak lain adalah faktor-faktor budaya lain Bagaimana anda menyikapi ke dua kubu ini?

Jawaban: Dalam kajian antropologi dikenal konsep emik dan ethic konsep yang
dikembangkan oleh Pike padatahun 1950 han, Ethic dan emic secara etimologis diangkat
dari kajian antropologi bahasa. Ethic berasal dari phonetics yaitu studi yang mempelajari
bunyi-bunyian yang digunakan dan ditemukan pada semua bahasa secara universal pada
berbagai budaya. Sebaliknya emic berasal dari kata phonemic yaitu studi yang
mempelajari bunyi-bunyian yang unik pada bahasa tertentu. Pike selanjutnya mengadopsi
dua istilah di atas sebagai titik pandang dalam mempelajari perilaku dalam latar budaya.
Para ilmuwan psikologi yang tertarik pada kajian lintas budaya kemudian memakai dua
konsep itu untuk menjelaskan dua hal yang berbeda, yaitu, Ethic adalah aspek kehidupan
yang muncul konsisten pada semua budaya sedangkan Emic adalah aspek kehidupan
yang muncul dan benar pada budaya tertentu saja. Upacara pernikahan adalah contoh
ethic, tetapi carok bagi budaya Madura atau harakiri bagi budaya Jepang adalah contoh
emic.
Dua pandangan dalam konseling, yang satu mengabaikan faktor budaya klien dan
yang lainnya mempertimbangkannya, berasal dari perspektif antropologi tentang prinsip
etic dan emic. Kubu pertama meyakini bahwa prinsip-prinsip umum dan universal
berlaku pada semua manusia, sedangkan kubu kedua mengakui keunikan individu dengan
latar belakang budayanya.
(Dedi Supriadi, 2001. Konseling Lintas Budaya : Isu-isu dan Relevansinya di Indonesia
(Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI) . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia)
5. .konseling konvesinal

Konsepsi Budaya Barat


NO Tinjauan
Freudianisme Behaviorisme Humanisme Budaya Indonesia
Intervensi konseling
perilaku telah
digunakan dengan
klien dari berbagai
latar belakang
budaya dan etnis,
terutama dalam Konselor terapi
dekade terakhir. realitas
Seiring memperlakukan
Teori psikoanalitik berkembangnya semua perilaku
adalah kekuatan yang pemahaman seolah-olah
sangat berpengaruh pada tentang kebutuhan beberapa elemen
paruh pertama abad ke- klien yang beragam, pilihan hadir.
20 dan didasarkan pada adaptasi perawatan Dengan cara ini,
karya perintis Sigmund konseling perilaku klien merasakan Hakikat konseling
Freud (1856-1939). telah dikembangkan harapan dan lintas budaya timur
Dalam karir profesional dan dipelajari. pemberdayaan. sering di pandang
Freud, pemikirannya Adaptasi budaya Mereka sebagi pendekatan
tentang motivasi bawah sangat penting menyadari bahwa yang hoistik dan
sadar, perkembangan karena kegagalan kehidupan yang kontekstual, yang
psikologis, dan wawasan untuk lebih baik dapat mempertimbangkan
dinamis ke dalam mempertimbangkan diakses dan nilai-nilai budaya
mekanisme koping peran budaya dapat mereka tidak system kepercayaan
Pandangan adalah penjelasan mengasingkan dapat kembali ke dan dinamika sosial
mengenai psikologis tentang orang-orang yang kehidupan yang unik dalamupaya
Hakekat bagaimana pikiran sudah dirugikan dan penyakit mental. untuk mendukung
1 Manusia manusia bekerja. distigmatisasi. T kesejahteraan
Beberapa praktisi Isu-isu seperti
mengatakan bahwa bagaimana depresi
psikoanalisis sama sekali terlihat pada remaja
tidak pantas untuk Haiti, apa yang
budaya tertentu karena mungkin dianggap
kurangnya struktur, sebagai penyebab
kurangnya pemecahan depresi, dan strategi
masalah langsung, dan pengobatan yang
penekanan yang dapat diterima
konsisten pada refleksi dibahas dalam
pada pengalaman anak. kelompok fokus.
Sementara beberapa Banyak langkah
Pandangan teknik psikoanalitik tinjauan dan
Mengenai mungkin lebih cocok adaptasi digunakan
Kepribadian: untuk budaya tertentu untuk mengadaptasi
2 Sakit dan Sehat daripada yang lain, pengobatan yang
banyak praktisi didukung secara
benarbenar memahami empiris dengan
budaya klien dan kebutuhan
bagaimana budaya itu kelompok ini.
mempengaruhi
pengobatan
Konselor Kurang
Hubungan psikologis dan Memiliki Kesadaran
sosial menginternalisasi (Kepekaan)Budaya.
norma-norma yang Konselor perlu
menindas dan orang- mengembangkan
orang menolaknya untuk kerangka kerja
memasukkan konseptual
pertimbangan budaya untukmemahami salah
modern ke dalam praktik satu dinamika yang
psikoanalisis tradisional. paling penting yang
Ini menunjukkan bahwa Cenderung harus
kita memerlukan model dengan diperhatikandalam
Penyebab untuk memahami bahwa ketidakmampuan konseling praktik
Masalah/Sakit- kita harus berdaptasi atau pengembangan
3 Sehat memperhitungkannya. pun entrosentris identitas budaya.
Praktisi yang
menggunakan
prinsip-prinsip
Proses untuk terapi realitas
mengadaptasi menyadari
konseling perilaku keyakinan dan
untuk memenuhi sikap mereka
kebutuhan unik sendiri tentang
remaja Amerika budaya mereka
Haiti termasuk sendiri dan
membuat dewan budaya klien
penasihat, bermitra mereka.
dengan masyarakat, Penerapan sistem
melatih pemimpin WDEP mereka
Peran konselor dalam kelompok fokus didasarkan pada
praktik pengobatan untuk melakukan pengetahuan
adalah membantu klien kelompok fokus mereka tentang
menetapkan identitasnya khusus dengan kelompok
dan menunjukkan Remaja Haiti, dan tertentu yang
penerimaan penuh menggunakan mereka tangani,
terhadap klien dengan informasi tersebut dan seperti
mengenali untuk membuat konselor lainnya
ketidakmampuan adaptasi terhadap perlu menyadari
pengobatan dan program bias mereka
prasangka yang pengobatan yang sendiri serta
Tujuan mengarah pada diterima untuk kekuatan dan
4 Konseling kecacatan. depresi remaja. perbedaan
budaya klien
individu.
Peran konselor dalam
praktik pengobatan
adalah membantu klien
menetapkan identitasnya
dan menunjukkan
penerimaan penuh
terhadap klien dengan
mengenali
ketidakmampuan
pengobatan dan
prasangka yang
mengarah pada
kecacatan. Untuk
pekerjaan klinis dengan
klien dari budaya yang
Peran Konselor berbeda, konsultan harus Memberikan
dalam Strategi benar-benar netral dan dukungan secara
5 Penyembuhan tidak menghakimi. empatik
Dalam membantu
konseli untuk
menciptakan
identitas
keberhasilan,
konselor bisa
menggunakan
beberapa teknik
sebagai berikut: a.
Terlibat dalam
permainan peran aktivitas pedagogik
Teori psikoanalisis dengan konseli b. itu efektif
dengan perspektif Menggunakan dalammewujudkan
Budaya dapat dikaitkan humor c. konsep kursus
dengan hasil studi yaitu Mengkonfrontasikan multikultural dan
tentang Peran dukungan konseli d. merangsang
sosial dan self-efficacy Menawarkan umpan perdebatan
orang tua dalam stres balik e. Membantu percakapan yang
sekolah. Stres sekolah konseli dalam diperlukan tentang
dapat berdampak buruk merumuskan ras, etnisitas, hak
dan menurunkan kualitas rencana-rencana istimewa, dan
Teknik-teknik tidur dan dapat yang spesifik bagi kekuasaan(Jay M.
yang menurunkan kinerja tindakan f. Nittoli & Douglas A.
6 Memungkinkan akademik. Membuat kontrak Guiffrida, 2017).
Interaksi ini leh sebab itu, pada Dalam konseling
Pemantauan mencerminkan model ini budaya ini penemuan dan
dan Evaluasi pandangan dunia bawah menjadi pusat pemahaman
7 Hasil sadar dari budaya perhatian.Artinya, konselor
dominan dan fokus utama model dankonseli
melanggengkan bias ini adalah terhadap akar
mengabaikan realitas pemahaman yang budaya menjadi
budaya yang tertindas tepat atas nilai-nilai sangat penting.
secara historis budaya yang telah Dengan cara
menjadi keyakinan inimereka dapat
dan menjadi pola mengevaluasi diri
perilakuindividu. masing-masing
sehingga terjadi
pemahaman
terhadap
identitas dan
keunikan cara
pandang masing-
masing

sumber konsepsi budaya barat : Book, ahmad dahlan,teori dan pendekatan dalam multi
budaya, di publis oleh purwardi
sumber konsepsi budaya timur: scribd budaya multicultural, di publis oleh yull reinita
edrison

Anda mungkin juga menyukai