Erik Firmanda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 158

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM

MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI MI ARRAHMAH


PURWOTENGAH

SKRIPSI

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:
ERIK FIRMANDA

NIM : 9335.131.18

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
NOTA DINAS
Kediri, 22 Juni 2022

Nomor :
Lampiran : 4 (empat) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada
Yth, Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kediri
Di
Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kediri

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Memenuhi permintaan Bapak Dekan untuk membimbing
penyusunan skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:
Nama : Erik Firmanda
Nim : 933513118
Judul : KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI MI
ARRAHMAH PURWOTENGAH

Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat bahwa


skripsi tersebut telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan ujian akhir
Sarjana Strata Satu (S-1).
Bersamaan dengan ini kami lampirkan berkas naskah skripsinya,
dengan harapan dapat segera diujikan dalam sidang munaqosah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan bapak kami ucapkan
terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Siti Amanah, M.Si Hj. Citra Orwela, S.Fil, M.I.Kom


NIP. 197912122011012005 NIP. 198607282018012001

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM MEMOTIVASI


BELAJAR SISWA DI MI ARRAHMAH PURWOTENGAH

ERIK FIRMANDA
NIM 933513118

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Siti Amanah, M.Si Hj. Citra Orwela, S.Fil, M.I.Kom


NIP. 197912122011012005 NIP. 198607282018012001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

iv
MOTTO

“Barang siapa keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia tergolong sabilillah

sampai ia kembali”

(HR. Bukhari)

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT sebagai maha pemberi nikmat. Puji syukur penulis
panjatkan atas rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tua bapak ibu tercinta yang tak pernah lelah mendidik dan
memberikan semua yang terbaik untuk putranya yang selalu memberikan
kasih sayang tak terhingga, dukungan serta do’a yang tidak pernah putus.
2. Seluruh civitas MI Arrahmah terkhusus ibu Arnani Faiziyah, M.Pd, selaku
kepala MI sekaligus guru. Terima kasih sudah membantu erik selama
kegiatan penelitian berlangsung.
3. Ibu Siti Amanah, M.Si. dan ibu Hj. Citra Orwela, S.Fil, M.I.Kom selaku
dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing
erik dengan sabar sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga selalu
diberikan kesehatan dan panjang umur.
4. Para informan MI Arrahmah yang telah membantu menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai serta telah
memberikan informasi data yang peneliti butuhkan.
5. Teman-teman komunikasi dan penyiaran islam yang telah memberikan
dukungan serta semangat untuk saya.

vi
ABSTRAK

Erik Firmanda, 933513118, Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi


Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah, Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Kediri 2022, dosen pembimbing I Siti
Amanah M.Si. Dosen pembimbing II Hj. Citra Orwela, S.Fil, M.I.Kom.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Guru, Motivasi, Teori Communication
Competence
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara
individu satu dengan individu yang lainnya. Komunikasi interpersonal guru sangat
penting sekali untuk memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah purwotengah. Pada
skripsi ini persoalan yang diangkat mencakup dua rumusan masalah yaitu
bagaimana komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI
Arrahmah purwotengah dan apa saja hambatan serta pendukung komunikasi
interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah purwotengah.
Dalam penelitian ini untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara
menyeluruh dan mendalam maka peneliti disini menggunakan jenis penelitian
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dengan 5 orang guru sebagai informan dan dokumentasi. Untuk menganalisis
temuan penelitian maka peneliti menggunakan Teori Communication Competence
(Kompetensi Komunikasi) oleh Brian Spitzberg dan William Cupach. Teori ini
menunjukan bahwa bagaimana cara seorang komunikator memilih perilaku
komunikasi yang baik dan efektif dalam situasi tertentu. Teori ini mempunyai tiga
komponen yaitu (pengetahuan), (keahlian), dan (motivasi).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi yang digunakan untuk
memotivasi siswa yakni berupa komunikasi interpersonal yang bersifat persuasif,
dimana guru menggunakan pendekatan-pendekatan yang efektif untuk
mengarahkan dan membimbing siswa. Seperti yang ada dalam Teori
Communication Competence (Kompetensi Komunikasi) bahwa guru berkomunikasi
secara baik dan efektif saat situasi tertentu dengan adanya komponen yang tercipta
seperti (Pengetahuan) guru mengetahui cara untuk berkomunikasi dengan siswa.
(Keahlian) keahlian yang dimiliki guru akan kemampuan mengaplikasikan
komunikasi. (Motivasi) guru mampu memberikan motivasi dengan cara
memberikan bimbingan & pendampingan, bercerita, memberikan game & kuis,
memberikan hadiah.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT sebagai maha pemberi nikmat. Puji syukur
penulis panjatkan atas rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU
DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA DI MI ARRAHMAH
PURWOTENGAH”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah ikut serta membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Wahidul Anam, M.Ag. selaku Rektor IAIN Kediri.


2. Dr. A. Halil Thahir, M.HI. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah IAIN Kediri.
3. Siti Amanah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam IAIN Kediri.
4. Dr. Prilani, M.Si, selaku penguji utama yang senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing penulis selama proses penyelesaian
skripsi.
5. Siti Amanah, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Hj. Citra
Orwela, S.Fil, M.I.Kom selaku dosen pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing erik dengan sabar
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga selalu diberikan
kesehatan dan panjang umur.
6. Orang tua Bapak dan Ibu tercinta, Teman-teman tercinta, serta para
informan MI Arrahmah yang telah membantu menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai serta
telah memberikan informasi data yang peneliti butuhkan.
7. Teman-teman mahasiswa IAIN Kediri, khususnya mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan tahun 2018 serta pihak-

viii
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih
banyak yang sebesar-besarnya.
Semoga kebaikan dari semua pihak mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu penulis sangat berharap masukan
dan saran. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk
orang banyak.

Kediri, 22 Juni 2022


Penulis

Erik Firmanda

ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

x
DAFTAR ISI

Cover

NOTA DINAS ............................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ........................................................................................... 1


B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
E. Telaah Pustaka ................................................................................................. 6
BAB II ....................................................................................................................... 14

LANDASAN TEORI............................................................................................... 14

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal .......................................................... 14


B. Proses Komunikasi Interpersonal ................................................................. 20
C. Tipe Komunikasi Interpersonal ..................................................................... 22
D. Tujuan Komunikasi Interpersonal ................................................................ 25
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interpersonal ................. 29

xi
F. Efektivitas Komunikasi Interpersonal .......................................................... 33
G. Pengertian Motivasi ....................................................................................... 35
H. Pengertian Guru ............................................................................................. 38
I. Pengertian Siswa ............................................................................................ 40
J. Teori Komunikasi Interpersonal (Teori Communication Competence) ..... 41
BAB III ...................................................................................................................... 47

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 47

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................... 47


B. Kehadiran Penelitian ...................................................................................... 49
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 50
D. Sumber Data ................................................................................................... 50
E. Pengumpulan Data ......................................................................................... 52
F. Analisis Data .................................................................................................. 54
G. Pengecekan Keabsahan Data......................................................................... 57
H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 59
BAB IV ...................................................................................................................... 61

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN........................................... 61

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 61


1. Sejarah Berdirinya MI Arrahmah Purwotengah .......................................... 61
2. Letak Geografis .............................................................................................. 64
3. Profil MI Arrahmah Purwotengah ................................................................ 65
4. Kegiatan MI Arrahmah Purwotengah........................................................... 68
5. Visi, Misi, dan Tujuan MI Arrahmah Purwotengah .................................... 70
6. Fasilitas Penunjang ........................................................................................ 71
7. Struktur Organisasi MI Arrahmah Purwotengah ......................................... 72
B. Paparan Data .................................................................................................. 73
1. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di MI
Arrahmah Purwotengah ..................................................................................... 73
2. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam
Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah ............................. 95
C. Temuan Penelitian ....................................................................................... 100

xii
1. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di MI
Arrahmah Purwotengah ................................................................................... 101
2. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam
Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah ........................... 102
BAB V...................................................................................................................... 104

PEMBAHASAN..................................................................................................... 104

A. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di MI


Arrahmah Purwotengah ...................................................................................... 104
1. Memberikan Bimbingan dan Pendampingan ............................................. 106
2. Bercerita ....................................................................................................... 107
3. Memberikan Game & Kuis ......................................................................... 108
4. Memberikan Hadiah .................................................................................... 109
1. Keterbukaan (openness) .............................................................................. 110
2. Empati (empathy) ......................................................................................... 111
3. Sikap Mendukung (supportiveness) ........................................................... 113
4. Sikap Positif (positiveness) ......................................................................... 114
5. Kesetaraan (equality) ................................................................................... 115
B. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam
Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah ............................... 118
1. Hambatan .................................................................................................. 118
2. Pendukung ................................................................................................ 120
BAB VI .................................................................................................................... 122

PENUTUP............................................................................................................... 122

A. Kesimpulan................................................................................................... 122
B. Saran ............................................................................................................. 123
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 125

LAMPIRAN ........................................................................................................... 128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 143

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Proses Komunikasi Interpersonal...................................................... 20


Gambar 3. 1 Bagan analisis data penelitian kualitatif menurut Miles & Huberman
.................................................................................................................................... 57
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi MI Arrahmah Purwotengah ............................. 72
Gambar 4. 2 Arnani Faiziyah sedang memberikan ice breaking .......................... 88
Gambar 4. 3 Game dan kuis yang diberikan oleh Antin Setyaningsih di dalam
kelas ............................................................................................................................ 89
Gambar 4. 4 Ulya Rooikhatin sedang bercerita ..................................................... 90
Gambar 4. 5 Ulya Rooikhatin sedang memberikan bimbingan kepada siswa ..... 91
Gambar 4. 6 Binti Musa'adah sedang memberikan bimbingan kepada siswa ..... 92
Gambar 4. 7 Arnani Faiziyah memberikan bimbingan dan pendampingan......... 94
Gambar 4. 8 Siswi ananda Khilda Rania Putri juara 2 MTQ putri ...................... 95

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Beberapa Gangguan yang Menghambat Komunikasi .......................... 32


Tabel 3. 1 Subjek / Narasumber Penelitian ............................................................. 51
Tabel 4. 1 Daftar Nama Guru di MI Arrahmah Purwotengah ............................... 66
Tabel 4. 2 Tenaga Administrasi di MI Arrahmah Purwotengah ........................... 67
Tabel 4. 3 Jumlah Murid MI Arrahmah Purwotengah tahun pelajaran 2021 / 2022
.................................................................................................................................... 68
Tabel 4. 4 Visi Misi dan Tujuan MI Arrahmah Purwotengah ............................... 70
Tabel 4. 5 Fasilitas di MI Arrahmah Purwotengah ................................................ 71
Tabel 4. 6 Sarana dan Prasarana .............................................................................. 71
Tabel 5. 1 Analisis Teori Communication Competence ...................................... 117

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Manusia

adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan individu lain

secara gotong royong antara individu yang satu dengan individu yang

lainnya, aktivitas yang dilakukan manusia menggunakan komunikasi.

Untuk memahami lebih dalam mengenai komunikasi maka ada ilmu

komunikasi yaitu sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara

menyampaikan pesan kepada orang lain. Dalam ilmu komunikasi yang

menjadi objek adalah komunikasi itu sendiri yaitu bagaimana usaha

penyampaian pesan kepada orang lain.1

Sedangkan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi

diartikan sebagai proses pertukaran informasi antara individu yang satu

dengan individu yang lain. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses

komunikasi yang bertujuan untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Komunikasi interpersonal merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia.

Karena tanpa adanya komunikasi interpersonal ini, interaksi yang dilakukan

oleh manusia baik secara kelompok maupun organisasi tidak mungkin akan
2
terjadi. Komunikasi memiliki hubungan dengan motivasi sehingga

komunikasi memiliki makna dan penjelasan, untuk itu komunikasi memiliki

1
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). 56.
2
Yasir, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Budi Utama, 2020). 41.

1
2

beberapa komponen agar komunikasi bisa tercipta, adapun setidaknya

komponen komunikasi yaitu, komunikator, komunikan, dan pesan.3

Komunikasi juga begitu erat kaitannya dengan pendidikan.

Pendidikan dicirikan sebagai suatu proses untuk membina sifat individu

manusia untuk merakit kepribadian agar lebih baik lagi berdasarkan, teori,

sosial budaya, dan agama. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran,

fungsi komunikasi tidak hanya untuk mendukung terciptanya pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien namun komunikasi juga memiliki kontribusi

yang besar dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam

proses pendidikan atau pembelajaran. Komunikasi dalam dunia pendidikan

memiliki peran yang cukup penting dalam mengoptimalkan pencapaian

tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran .4

Dunia pendidikan tidak lepas dari aspek seorang guru, seorang guru

hendaknya melakukan pendekatan sosialisasi dalam proses pendidikan yang

sedang berlangsung, guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa

agar siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan semangat.

Komunikasi memang erat dengan pendidikan, seperti komunikasi

interpersonal guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa.

Motivasi guru diperlukan dalam meningkatkan semangat belajar siswa.

Komunikasi interpersonal guru terbentuk ketika guru berinteraksi

dengan siswa. Dalam dunia pendidikan peran guru yang sangat menentukan

3
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). 58.
4
Nofrion, Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2016). 40.
3

untuk keberhasilan pencapaian belajar siswa. Guru memiliki peran sebagai

pengajar yang harus melaksanakan tugasnya untuk memberikan pelayanan

kepada siswa ketika berada di sekolahan agar menjadi anak didik yang

selaras sesuai dengan tujuan dari sekolahan itu sendiri, selain itu guru juga

sebagai pembimbing untuk memberikan bantuan terhadap setiap siswanya

agar bisa mencapai pemahaman.5

Dalam hal ini Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah adalah lembaga

pendidikan islam yang telah berdiri sejak tahun 1965. Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah terletak di Jl Hasyim Asy’ari No 09 Dusun Gendis Desa

Purwotengah Kecamatan Papar Kabupaten Kediri Jawa Timur. Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah merupakan lembaga pendidikan islam yang

mempunyai tujuan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk

mewujudkan generasi muda yang intelektual dan berpengetahuan agama

yang luas Ahlussunnah Wal Jamaah. Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah

merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki keunggulan

dari segala bidang, tidak hanya dalam bidang akademik secara umum saja

namun dari segi bidang keagamaannya Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah tetap

menomorsatukan keunggulan dalam bidang keagamaannya.

Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah Purwotengah, bahwa dari segala keunggulan yang ada

di Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah peneliti menemukan beberapa kendala

5
Askhabul Kirom, “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Pproses Pembelajaran Berbasis
Multikultural,” Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (2017): 69–80.
4

saat proses pendidikan sedang berlangsung bahwasanya ketika guru sedang

memberikan pendidikan kepada siswa, siswa mengalami kendala ketika

proses pendidikan berlangsung seperti rasa bosan dan kecapekan. Hal

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti yang diungkapkan siswa

kelas IV bahwa rasa bosan itu timbul karena banyaknya materi yang belum

dipahami dan tugas yang diberikan terlalu banyak. Apalagi dalam beberapa

bulan kedepan siswa kelas VI akan melakukan ujian nasional sehingga para

siswa memerlukan dukungan dan motivasi yang tinggi. Maka dari

permasalahan dan kendala yang ada bisa diselesaikan dengan menggunakan

pendekatan komunikasi seperti guru harus memberikan motivasi belajar

terhadap siswa.

Tujuan dari komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru

adalah untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah, terutama bagi siswa kelas VI yang nantinya dalam

beberapa bulan kedepan akan melaksanakan ujian akhir. Guru di Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah harus memberikan motivasi yang tinggi terhadap

siswanya agar motivasi belajarnya meningkat.

Alasan peneliti memilih tempat penelitian di Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah Purwotengah karena hasil observasi awal yang peneliti lakukan

saat ini terlihat adanya kendala yang dihadapi siswa yaitu, rasa bosan dan

capek yang timbul karena banyaknya materi yang belum dipahami ketika

proses pendidikan sedang berlangsung dan tugas yang diberikan terlalu

banyak. Maka dari itu untuk menyelesaikan permasalah dan kendala yang
5

ada harus menggunakan pendekatan komunikasi, di sini guru menggunakan

komunikasi interpersonal dalam memotivasi belajar siswa. Oleh itu perlu

digali lebih dalam lagi mengenai komunikasi interpersonal. Serta untuk

mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal guru yang digunakan

dalam memotivasi belajar siswa dan untuk mengetahui bagaimana

hambatan dan pendukung komunikasi interpersonal guru dalam

memberikan motivasi belajar kepada siswa. Berdasarkan latar belakang dan

fenomena tersebut, maka peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang

“Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di MI

Arrahmah Purwotengah”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar

siswa di MI Arrahmah Purwotengah?

2. Apa saja yang menjadi hambatan dan pendukung komunikasi

interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah

Purwotengah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah

2. Untuk mengetahui hambatan dan pendukung komunikasi interpersonal

guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah


6

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua kegunaan, yaitu kegunaan secara

teoritis dan kegunaan secara praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini

yaitu:

1. Kegunaan Secara Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

khazanah keilmuan dalam memahami ilmu komunikasi dan penyiaran

islam. Khususnya dalam penelitian komunikasi interpersonal atau

komunikasi antarpribadi.

2. Kegunaan Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna sebagai acuan evaluasi di lembaga

pendidikan di mana lokasi penelitian dilakukan yaitu di Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah Purwotengah dalam meningkatkan kompetensi

komunikasi pendidikan khususnya komunikasi interpersonal seorang

guru dalam memotivasi belajar siswa, penelitian ini juga menjadi

referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul

penelitian ini yaitu komunikasi interpersonal.

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan referensi yang telah dikumpulkan ditemukan beberapa

penelitian terdahulu untuk dijadikan acuan adapun penelitian terdahulu

yang peneliti temukan, yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal Profesional FIS UNIVED Vol.7 No.1 Juni 2020, UIN Raden

Fatah Palembang, Dengan Judul Efektivitas Komunikasi Interpersonal


7

Dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Media Whatsapp Group (Studi

kasus pada mahasiswa semester 2 program studi ilmu komunikasi UIN

Raden Fatah Palembang). Penelitian yang dilakukan Oleh Sepriadi

Saputra ini untuk mencari tahu efektivitas komunikasi interpersonal

dalam kegiatan pembelajaran melalui media whatsapp group.

Penelitiannya menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk

pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara

dengan 2 orang dosen dan mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

yang berjumlah 5 orang.

Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi interpersonal melalui

media whatsapp group tidak bisa berjalan secara efektif, proses

pembelajaran tidak bisa efektif. proses pembelajaran melalui whatsapp

group banyak sekali hambatannya seperti mahasiswa tidak bisa terbuka,

mahasiswa sulit mengikuti proses pembelajaran secara penuh, sehingga

empati sulit ditunjukan begitu pula dengan dosennya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu metode

penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu objek

penelitiannya berbeda dimana penelitian ini objek yang diteliti adalah

efektivitas komunikasi interpersonal dalam kegiatan pembelajaran

melalui media whatsapp group. Sedangkan objek penelitian penulis

adalah komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa

di MI Arrahmah purwotengah. Disamping itu penelitian terdahulu


8

penelitiannya lewat media whatsapp dalam artian tidak terjun langsung

ke lapangan, berbeda dengan penelitian penulis yang melakukan

penelitian di lapangan.

2. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 9 No. 1. 2020. Program Studi

Manajemen. Dengan Judul Analisis Komunikasi Interpersonal Antar

Mahasiswa President University. Penelitian ini dilakukan oleh

Muhammad Arbi Badawi dan Dedi Rianto Rahadi. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana mahasiswa president

university melakukan komunikasi interpersonal antar mahasiswa

dengan baik dan efektif. Penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan melalui google from.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa mahasiswa melakukan

komunikasi interpersonal dengan baik, terlihat mahasiswa selalu

antusias saat proses komunikasi berlangsung. Mahasiswa bisa menjadi

pendengar, memberikan tanggapan dan empati saat komunikasi sedang

berlangsung.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama

meneliti komunikasi interpersonal dan menggunakan penelitian

kualitatif. Perbedaannya yaitu objek dan fokus penelitian yang berbeda,

jika penelitian terdahulu meneliti efektivitas komunikasi interpersonal

antar mahasiswa, sedangkan penelitian penulis meneliti komunikasi


9

interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah

Purwotengah.

3. Jurnal Pekommas, Vol.18 No.3. 2015. Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Tarumanagara Jakarta Barat. Dengan Judul Pola

Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Siswa di Panti Sosial Taman

Penitipan Anak “Melati” Bengkulu. Penelitian yang dilakukan oleh

Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah. Penelitiannya bertujuan untuk

mengetahui pola komunikasi antara guru dan siswa di panti sosial taman

penitipan anak “melati” bengkulu. penelitiannya menggunakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan sosial psikologis yang berpusat

pada komunikasi antarpribadi guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar di panti sosial taman penitipan anak. Pengumpulan data

melalui wawancara dengan guru dan siswa yang berada di panti sosial

taman penitipan anak melati.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi yang

dilakukan itu efektif yang dimana komunikasinya memperhatikan

efektivitas dari komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi efektif

didapatkan melalui sikap keterbukaan, empati, mendukung, positif, dan

kesetaraan sehingga guru mampu membangun komunikasi terhadap

siswanya. Sehingga siswa bisa menerima pesan yang disampaikan oleh

gurunya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama

menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaannya yaitu judul dan objek


10

yang diteliti berbeda meskipun sama-sama meneliti komunikasi

interpersonal atau komunikasi antarpribadi namun penelitian penulis

lebih ke komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa

di MI Arrahmah Purwotengah.

4. Komunikasi Antarpribadi Orang tua dan Anak Balita Dalam Menghafal

Al-Qur'an. (Skripsi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2021). Karya Khoirunnisa. Fokus yang diteliti yaitu Komunikasi

Antarpribadi orang tua dan anak balita, hambatan dan pendukung

komunikasi orang tua dan anak balita dalam menghafal Al-Qur’an.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan riset lapangan (field research) dan

paradigma konstruktivisme, sedangkan teori yang digunakan adalah

teori interaksionisme simbolik. Pengambilan data dari penelitian ini

dengan menggunakan teknik observasi, dan wawancara.

Hasil penelitiannya yaitu bahwa komunikasi antarpribadi kedua

orang tua dan anak balita telah terbangun dengan baik, sedangkan

hambatan komunikasi antarpribadi dalam menghafal Al Qur’an yaitu

ketika anak balita menonton televisi sehingga mengingat-ingat tayangan

yang ada di televisi dan faktor pendukung komunikasi antar pribadinya

yaitu dari lingkungan yang didukung oleh kedua orang tuanya yang

dimana ibu juga seorang penghafal Al-Qur’an.


11

Perbedaan penelitian ini dari penelitian penulis yaitu objek

penelitiannya berbeda dan cara pengumpulan data juga berbeda. Apabila

penelitian terdahulu proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara via WhatsApp maka penelitian penulis dilakukan dengan

wawancara langsung. Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan

penelitian kualitatif.

5. Pola Komunikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

(Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2020) Karya Syifa’us Sariroh.

Fokus penelitiannya yaitu untuk mengetahui pola komunikasi dalam

pendidikan anak usia dini (PAUD). Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek pada anak usia

dini. Proses pengambilan data dari penelitian ini dengan menggunakan

teknik observasi dan wawancara. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori konstruktivisme.

Hasil penelitiannya tentang pola komunikasi pada pendidikan anak

usia dini (PAUD) adalah adanya perkembangan pada anak yang terdiri

dari komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal serta adanya

pembentukan karakter pada anak sejak dini, sedangkan cara yang

digunakan oleh guru dalam mengajar di lingkungan sekolah yaitu

dengan memberi reward, menggunakan media-media dalam

pembelajaran untuk mendukung perkembangan motorik pada anak dan


12

melakukan komunikasi secara rutin dengan orang tua anak untuk

memantau kegiatan anak selama dirumah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu fokus

penelitiannya berbeda yang dimana pada penelitian ini meneliti pola

komunikasi dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini sedangkan

penelitian penulis meneliti komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa. Persamaannya yaitu sama-sama

menggunakan penelitian kualitatif.

6. Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Dalam Menanamkan

Nilai Ibadah Shalat di Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kecamatan

Labuhan Ratu Bandar Lampung (Skripsi Program Studi Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung 2017) Karya Lesti Gustanti. Fokus penelitiannya

yaitu bagaimana proses terjadinya komunikasi interpersonal orang tua

dalam menanamkan nilai ibadah shalat pada anak di RT 02 kelurahan

Labuhan Ratu Raya Kecamatan Labuhan Ratu Bandang Lampung, serta

apa saja faktor-faktor penghambat komunikasi interpersonalnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif,

Proses pengambilan data dari penelitian ini dengan menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi,

Hasil penelitiannya menunjukan komunikasi interpersonal orang tua

dan anak dalam menanamkan nilai ibadah shalat dilakukan di waktu

yang senggang seperti (ba’da isya) yaitu dengan cara memberikan


13

Pendidikan-pendidikan agama. Adapun yang menjadi penghambat

dalam komunikasi interpersonalnya yaitu anak sulit untuk memahami,

lingkungan yang kurang baik dan tingkat emosi anak yang belum stabil.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian penulis yaitu judul dan objek

penelitian berbeda yang mana penelitian terdahulu lebih ke proses

komunikasi interpersonal dalam menanamkan nilai ibadah, sedangkan

penelitian penulis meneliti komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

penulis yaitu sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan

proses komunikasi yang sedang terjadi antara individu satu dengan individu

yang lainnya. Komunikasi interpersonal ini pada umumnya merupakan

bentuk interaksi yang sedang berlangsung secara tatap muka dan terjadi

antara dua orang atau lebih, dimana memiliki tujuan untuk mengirimkan

pesan secara langsung kepada penerima dan dapat ditanggapi secara

langsung. Little John mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal

adalah proses komunikasi yang terjadi antara individu satu dengan individu

yang lainnya.6

Mulyana mengungkapkan komunikasi interpersonal merupakan

komunikasi yang terjadi secara langsung yang melibatkan beberapa orang

di dalamnya dan dalam proses komunikasi yang sedang berlangsung dapat

ditanggapi secara langsung baik secara verbal atau nonverbal. Sedangkan

menurut Effendi komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang

dilakukan antara dua individu yang dimana setiap individu memiliki

keinginan untuk berkomunikasi secara langsung. Proses komunikasi dapat

terjadi secara langsung atau tidak langsung. Komunikasi bisa terjadi melalui

6
Sari Andhita, Komunikasi Antarpribadi (Yogyakarta: Budi Utama, 2017). 8.

14
15

media seperti telepon, whatsapp, dan sebagainya, yang bersifat dua arah

atau timbal balik .7

Agus M. Hardjana mendefinisikan bahwa komunikasi interpersonal

adalah hubungan yang terjadi secara langsung antara dua individu atau

beberapa kelompok, dimana sumber pesan dapat menyampaikan pesan

secara langsung dan penerima pesan juga dapat menerima dan bereaksi

terhadap pesan secara langsung.

Komunikasi interpersonal dapat terjadi dalam konteks satu

komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik / komunikasi dua

orang). Dalam komunikasi interpersonal ini seorang komunikator lebih

relatif sudah mengenal lawan bicaranya dan sebaliknya pesan yang dikirim

dan diterima secara bersamaan dan spontan, demikian pula dengan umpan

balik yang diterima oleh komunikan. Dengan menggunakan komunikasi

interpersonal ini maka komunikator dapat mempengaruhi secara langsung

terhadap tingkah laku dari lawan bicaranya, yaitu dengan memanfaatkan

pesan verbal dan pesan nonverbal, serta segera mengubahnya apabila

didapat umpan balik yang kurang baik.8

Dari definisi-definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa

komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sedang terjadi antara dua

orang atau lebih yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sangat baik

antara individu-individu yang terlibat di dalamnya dan terjadi pada lingkup

7
Silfia Hanani, Komunikasi Antarpribadi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017). 15.
8
Daryanto, Ilmu Komunikasi (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011). 30.
16

individu yang terbatas, beberapa di antaranya lebih mengenal satu sama

lain. Dengan demikian, komunikasi interpersonal dipandang sebagai yang

terbaik dalam mengubah mentalitas, penilaian, atau perilaku seseorang.

Pada dasarnya dapat disimpulkan secara sederhana jika proses

komunikasi interpersonal akan bisa terjadi apabila ada keinginan dari dalam

diri individu untuk mengirimkan pesan dan menyampaikan informasi dalam

bentuk lambang verbal maupun nonverbal kepada penerima melalui suara

manusia, maupun melalui tulisan. Dalam proses komunikasi interpersonal

ini terdapat beberapa komponen-komponen komunikasi yang sangat

penting untuk mendukung proses komunikasi yang sedang berlangsung

secara integratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen

komunikasi itu sendiri. 9 adapun komponen-komponen komunikasi

interpersonal yaitu:

1. Sumber/Komunikator

Sumber/Komunikator adalah orang yang memberikan pesan

atau informasi kepada orang lain, komunikator biasanya

mempunyai tujuan tertentu dalam mengirimkan pesan atau

informasi kepada orang lain, pesan yang disampaikan bertujuan

untuk memperjelas informasi apa yang dimaksud oleh

komunikator. Komunikasi akan tercipta jika seorang

komunikator mempunyai keinginan untuk menyampaikan

pesan, sebaliknya komunikasi tidak akan tercipta jika seorang

9
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 7.
17

komunikator tidak mempunyai keinginan untuk menyampaikan

pesan.

2. Encoding

Encoding adalah kegiatan dalam diri seorang komunikator

dalam menciptakan pesan baik dalam bentuk verbal maupun

nonverbal dengan menggunakan simbol yang telah ditentukan

serta menyesuaikan karakteristik orang yang akan menerima

pesan. Secara umum pesan yang digunakan biasanya dalam

bentuk verbal yaitu dengan bentuk suara, adapun komunikasi

nonverbal yaitu dengan bentuk tulisan, baik dalam bentuk verbal

maupun nonverbal dalam penggunaannya tetap mengacu pada

aturan tata bahasa yang ada. Encoding dapat diartikan sebagai

cara mengubah pikiran dalam bentuk komunikasi sehingga

komunikator akan merasa yakin dengan pesan yang

disampaikan.

3. Pesan

Pesan adalah hasil dari pemikiran yang berbentuk suara

maupun tulisan. Pesan menjadi inti dari proses komunikasi.

Pesan juga diartikan sebagai isi pemikiran seorang komunikator

yang memiliki keinginan, isi pesan biasanya sudah terencana

dengan baik sehingga pesan yang akan diterima oleh komunikan

memiliki arti.10

10
Ibid. 8.
18

4. Saluran

Saluran adalah sebuah metode atau alat yang digunakan oleh

seorang komunikator untuk menyampaikan pesan kepada

komunikan. Saluran menjadi alat yang sangat penting untuk

menghubungkan antara individu yang satu dengan individu yang

lainnya dalam berkomunikasi. Saat komunikasi interpersonal

sedang berlangsung pemanfaatan saluran menjadi hal yang

paling penting karena keadaan dan kondisi yang mengharuskan

penggunaannya saat komunikasi tidak dapat dilakukan secara

langsung. Namun komunikasi secara langsung jauh lebih efektif

jika bisa dilakukan.

5. penerima / Komunikan

Penerima pesan atau komunikan adalah seseorang yang

menerima pesan. Baik diterima secara langsung maupun

diterima secara tidak langsung dari seorang komunikator. Pesan

yang disampaikan oleh komunikator akan diterima oleh

komunikan. Di sini komunikan akan memahami isi pesan yang

diterimannya.

6. Decoding

Decoding adalah aktivitas yang sedang terjadi dari dalam diri

seorang penerima pesan yang didapatkan melalui pendengaran

dan indranya, seperti mata dan telinga yang dimilikinya baik

berupa ucapan maupun tulisan simbol dan lambang yang akan


19

diubahnya kedalam pengalaman yang mengandung makna dan

arti. Decoding bisa diartikan sebagai pemahaman pesan yang

telah didapatkan.11

7. Respon

Respon adalah reaksi dari penerima atas apa yang dia

dapatkan lalu memilihnya untuk mengisi sebagai reaksi terhadap

pesan yang telah diterima. Reaksi bisa positif, tidak memihak,

atau negatif. Respon muncul ketika seorang komunikator

mengirimkan pesan kepada komunikan.

8. Gangguan (Noice)

Gangguan adalah hambatan ketika komunikasi sedang

berlangsung. Gangguan yang terjadi dapat berupa kesalahan

penyampaian pesan oleh komunikator dan salah memaknai

pesan oleh komunikan. Gangguan juga dapat terjadi ketika

penggunaan bahasa yang kurang tepat saat penyampaian pesan.

9. Konteks Komunikasi

Umumnya komunikasi terjadi dalam aspek tertentu, ada tiga

aspek, khususnya, ruang, waktu, dan nilai. Pengaturan ruangan

menunjukkan iklim yang substansial dan asli. Pengaturan waktu

menunjukkan saat komunikasi kapan dilakukan dan sampai

kapan komunikasi akan selesai. Pengaturan nilai

11
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) 8.
20

menggabungkan kualitas yang ada disekitarnya yang dapat

mempengaruhi terhadap komunikasi yang sedang berlangsung. 12

B. Proses Komunikasi Interpersonal

Jalannya komunikasi interpersonal terjadi ketika orang bekerja sama

dengan orang lain. Aktivitas komunikasi interpersonal terjadi secara rutin

dalam kehidupan sehari-hari sehingga seseorang tidak pernah memikirkan

terhadap komunikasi yang sedang berlangsung. Proses komunikasi sendiri

berjalan secara langsung. Komunikasi disini merupakan sarana yang

menggambarkan sebuah peristiwa saat terjadinya komunikasi, interaksi

komunikasi digambarkan sebagai proses yang dapat menghubungkan

sumber ke penerima pesan.13 Proses terjadinya komunikasi terdiri dari enam

tahap yaitu:

1 6

Keinginan. Umpan Balik


Berkomunikasi

2 3 4 5

Encoding Pengiriman Penerimaan Decoding


Oleh Pesan Pesan Oleh
Komunikator Komunikan

Gambar 2. 1 Proses Komunikasi Interpersonal

12
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 8.
13
Ibid. 10.
21

1. Keinginan berkomunikasi, pada dasarnya proses komunikasi

akan bisa tercipta jika dalam diri seorang komunikator

mempunyai kemauan untuk berkomunikasi kepada orang lain.

2. Encoding Oleh Komunikator, encoding merupakan tindakan

yang dilakukan oleh komunikator untuk memproses isi pikiran

atau gagasan yang dimilikinya kedalam simbol dan kata-kata.

3. Pengiriman Pesan, proses mengirim pesan yang dilakukan oleh

komunikator melalui beberapa cara bisa dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung (yaitu menggunakan media).

Seorang komunikator akan memilih saluran yang akan

digunakan untuk mengirimkan pesan sesuai dengan karakteristik

pesan dan karakteristik komunikan.

4. Penerimaan Pesan, pesan yang diterima oleh komunikan akan

memiliki arti dan makna dari pengirim pesan yaitu komunikator.

5. Decoding Oleh Komunikan, decoding bisa diartikan sebagai

proses untuk memahami isi pesan. Decoding terjadi di dalam diri

penerima pesan (komunikan) decoding merupakan kegiatan

internal dari dalam diri komunikan. Seorang komunikan akan

menerjemahkan pesan kedalam rangkaian pengalaman mereka

sendiri untuk membuat simbol itu menjadi bermakna.

6. Umpan Balik, setelah menerima pesan dari komunikator dan

memahaminya maka seorang komunikan akan memberikan

respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini seorang


22

komunikator dapat mengevaluasi seberapa efektif pesan yang

disampaikan oleh komunikan. Umpan balik ini biasanya juga

merupakan awal dari dimulainya suatu siklus proses komunikasi

baru, sehingga nantinya proses komunikasi akan berlangsung

secara berkelanjutan.14

C. Tipe Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal dalam penggunaannya melibatkan

beberapa tipe, karena dengan mengetahui tipe komunikasi interpersonal

maka komunikator akan mengetahui bagaimana tipe komunikasi yang

cocok ketika akan digunakan, adapun tipe dari komunikasi interpersonal,

yaitu: Komunikasi dua orang, komunikasi wawancara, dan komunikasi

kelompok-kecil.15

1. Komunikasi Dua Orang

Komunikasi dua orang atau juga disebut dengan

komunikasi diadik merupakan komunikasi yang mencakup

segala jenis hubungan yang sedang terlibat dalam komunikasi

antar pribadi yang dilakukan oleh satu individu dengan individu

lainnya, dari koneksi yang paling terbatas, hingga koneksi yang

dapat diandalkan dan mendalam. Contoh komunikasi diadik

adalah kepala sekolah dengan guru, pedagang dengan pembeli,

dll. Kualitas komunikasi diadik menunjukan bahwa orang-orang

14
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 11.
15
Ibid. 16.
23

yang terkait dengan proses komunikasi berada dalam jarak yang

dekat. Kontak individu yang terlibat di dalamnya merupakan

semacam komunikasi yang terjadi antara dua orang yang

berlangsung dalam jangka waktu yang singkat, karena antara

dua orang itu mungkin hanya, menyapa seperti kata halo dan

salam saja, dan melihat. Namun, mungkin saja kedua kontak

tersebut melanjutkan diskusi dalam hubungan yang lebih

mendalam, seperti menceritakan kembali cerita,

mempertimbangkan hal-hal lain, dll.

Selama waktu yang dihabiskan oleh komunikasi diadik,

gagasan tentang hubungan antara dua individu yang berinteraksi

dapat dikumpulkan menjadi dua klasifikasi, khususnya

komunikasi akan terbuka dan tertutup. Contoh komunikasi

terbuka yaitu antara dua individu yang digambarkan oleh

gagasan penerimaan antara keduanya dan dikenal sebagai desain

komunikasi "Dokter Pasien". Sedangkan desain komunikasi

diadik dengan sifat tertutup, misalnya, adalah proses

pemeriksaan silang. Pemeriksaan silang adalah kerjasama antara

penanggung jawab, dimana satu pihak menuntut data dari yang

lain, sementara pihak lain benar-benar berusaha untuk

menyimpan data yang benar dan memberikan data yang salah

untuk menipu spesialis investigasi. 16

16
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 16.
24

2. Wawancara

Jenis komunikasi interpersonal yang sering ditemukan

diantaranya adalah wawancara yaitu dimana saat komunikasi

dilakukan melibatkan dua individu dan di dalamnya tercipta

diskusi sebagai pertanyaan dan jawaban. Misalnya, ketika

seorang ketua organisasi sedang berbicara dengan perwakilan

anggota lainnya untuk mencari data tentang suatu rencana untuk

kegiatan minggu depan. Komunikasi interpersonal jenis

wawancara ini pembawaan peruntukan pesan umumnya tetap,

si penanya bertindak sebagai pembuat pesan dan pembuat

pertanyaan, sedangkan yang diwawancarai bertindak sebagai

penerima pertanyaan dan kemudian memberikan jawaban atau

kritik atas pertanyaan yang diterimanya. Tipe wawancara

merupakan percakapan face to face dimana salah satu individu

menggali informasi dari individu yang lain (lawan bicaranya).

Dalam hal lain teknik komunikasi wawancara digunakan dalam

mengumpulkan data.17

3. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil merupakan pertemuan

kecil hanya ada beberapa kelompok yang terlibat dalam diskusi,

percakapan, konsultasi, dll. Komunikasi kelompok kecil

memiliki tiga implikasi makna, satu jumlah pertemuan yang

17
Fadhallah, Buku Wawancara (Jakarta Timur: UNJ PRESS, 2020). 1.
25

sedikit, dan kedua bahwa individu yang terlibat di dalamnya

sudah saling mengenal terhadap anggotanya, dan yang ketiga

bahwa ketika komunikator menyampaikan pesan, pesannya

memiliki arti tersendiri. Pada komunikasi kelompok kecil ini

individu-individu yang terlibat di dalamnya adalah anggota

tertentu sehingga tidak sembarangan setiap orang dapat

bergabung dengan pertemuan kelompok kecil ini.

Komunikasi kelompok kecil atau smalll group ini hanya

memiliki beberapa anggota saja yang dimana memiliki tujuan

untuk diraih bersama. Dengan menggunakan komunikasi

kelompok kecil ini didapatkannya manfaat yaitu adanya

pertukaran sudut pandang yang digunakan dalam menghadapi

permasalahan. Komunikasi kelompok kecil ini juga sangat

bermanfaat untuk pengambilan keputusan serta komunikasi

yang tercipta juga lebih efektif.18

D. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah suatu usaha dalam berkomunikasi

yang berorientasi sehingga komunikasi interpersonal mempunyai beberapa

tujuan, adapun tujuan-tujuan tertentu yang dimiliki oleh komunikasi

interpersonal diantaranya yaitu:

18
Lynn H Turner, Richard West, Pengantar Teori Komunikasi Analisis Dan Aplikasi (Jakarta:
Salemba Humanika, 2008). 38.
26

1. Mengungkapkan Perhatian Kepada Orang Lain

Menunjukan suatu informasi kepada orang lain merupakan

salah satu tujuan dari komunikasi interpersonal, dalam situasi ini,

seseorang akan memberikan perhatiannya dengan cara

memberikan salam, menyapa, dan bertanya-tanya tentang kondisi

dan keadaan yang dialami lawan bicaranya. Secara umum dapat

dikatakan kalau komunikasi interpersonal memiliki kaitan atau

hubungan dengan orang lain untuk menunjukan perhatiannya

serta menghindari sikap individu yang tertutup, dingin dan acuh

tak acuh, misalnya seorang kepala sekolah bertanya kepada

seorang guru “bagaimana kabarmu? Apakah kamu sehat?”, dan

lain sebagainya.

2. Menemukan Diri Sendiri

Individu ketika berkomunikasi secara interpersonal bukan

tanpa alasan dikarenakan setiap individu memiliki keinginan

yaitu keinginan untuk mengetahui pribadi dalam dirinya sendiri

melalui pernyataan dari orang lain yang mengetahui tentang

peribadi dirinya sendiri. seseorang tidak dapat dengan mudah

melihat kekurangannya sendiri, namun seseorang pasti dapat

dengan mudah mengetahui kelemahan dan kekurangan yang

dimiliki oleh orang lain. Setiap individu yang mempunyai

hubungan dengan individu lain maka individu tersebut

memperoleh beberapa pengetahuan penting tentang dirinya


27

sendiri dan individu lain. Komunikasi interpersonal selalu

terbuka dengan individu lain untuk membahas suatu

permasalahan atau suatu topik tertentu yang melibatkan setiap

individu dalam pembahasannya, dengan berbicara satu sama lain

tentang keadaan mereka sendiri, seseorang akan mendapatkan

data informasi yang mereka butuhkan.

3. Menemukan Dunia Luar

Mengetahui apa yang belum diketahui seperti mencari tahu

tentang hal lain merupakan tujuan dari komunikasi interpersonal.

Dengan asumsi orang akan mendapatkan data yang signifikan dan

nyata, maka seseorang akan benar-benar ingin melihat dan

menemukan dan mengetahui hal baru yang sebelumnya belum

diketahui.

4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis

Membangun koneksi yang hebat adalah kebutuhan bagi

setiap individu sebagai makhluk sosial. Komunikasi interpersonal

digunakan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial

yang baik dengan orang lain. Seseorang akan dengan mudah bisa

mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain apabila

komunikasi interpersonal terbangun dengan baik.

5. Mempengaruhi Sikap dan Tingkah Laku

Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan

kepada orang lain untuk menerangi atau mengubah mentalitas,


28

penilaian, atau perilaku, baik secara langsung maupun tersirat.

Dalam aturan komunikasi, ketika komunikan mendapat pesan

atau data, komunikan telah terpengaruh oleh interaksi proses

komunikasi. Karena pada dasarnya komunikasi adalah sebuah

fenomena atau kekhasan dan pengalaman yang dimiliki

seseorang. Komunikasi mempunyai tujuan untuk mempengaruhi

sikap dan tingkah laku, seseorang akan terpengaruh apabila

proses komunikasi dilakukan dengan baik.

6. Memberikan Bantuan (Konseling)

Salah satu tujuan dari komunikasi interpersonal yaitu untuk

memberikan bantuan kepada individu lain ( seperti mengarahkan

kepada suatu hal tertentu) kepada individu lain. Tanpa

mengakuinya, bahwa setiap individu sering kali berperan untuk

membimbing atau memberikan bantuan kepada individu lain

yang memerlukan bantuan. Salah satu tujuan dari komunikasi

interpersonal di dunia pendidikan yaitu sebagai bantuan

konseling misalnya, seorang siswa berbicara dengan

instrukturnya tentang suatu topik yang sedang di renungkan

bersama. Nasihat yang diberikan dari seorang instruktur adalah

tindakan komunikasi interpersonal yang memiliki insentif utama

bagi instruktur untuk memberikan pemahaman kepada siswanya.

Konsultasi tersebut memang penting dalam kegiatan komunikasi


29

interpersonal karena memiliki nilai yang strategis bagi seorang

instruktur untuk memberikan pemahaman bagi siswanya.19

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi interpersonal ada beberapa faktor yang

menyebabkan keefektifan suatu komunikasi interpersonal, di dalam buku

“komunikasi antarpribadi dan medianya” Rahmat mengatakan terdapat tiga

faktor dalam komunikasi interpersonal yang bisa menumbuhkan relasi dan

hubungan yang baik, adapun faktor-faktor komunikasi interpersonal yaitu:

1. Percaya

Faktor utama yang bisa menumbuhkan sikap percaya yaitu,

bisa menerima, memiliki sifat empati, dan mempunyai sifat

jujur. Faktor pertama menerima ketika kita bisa menerima orang

lain dengan baik maka proses komunikasi bisa berjalan dengan

baik, Faktor Kedua Empati berusaha untuk menumbuhkan rasa

percaya kepada orang lain dalam kata lain empati juga berusaha

untuk memahami orang lain, Faktor Ketiga adalah kejujuran

dapat menumbuhkan keharmonisan dan rasa saling percaya.

2. Suportif

Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif, sikap

defensif sendiri diartikan sebagai sifat bertahan. orang akan

menjadi protektif jika tidak toleran, eksploitatif, dan tidak

19
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 22.
30

simpatik. Dengan mentalitas yang terjaga, ia akan lebih

melindungi dirinya dari bahaya yang ditimbulkan dalam situasi

komunikasi daripada memahami pesan orang lain. Alasan untuk

berhati-hati saat berkomunikasi karena khawatir akan

munculnya ketakutan, kegelisahan, kepercayaan diri yang

rendah, dan pengalaman yang kurang baik di masa lalu.

3. Sikap Terbuka

Setiap individu jika memiliki sikap terbuka kepada individu

lain maka akan mempermudah melakukan hubungan dengan

individu lain. Sikap terbuka akan kemampuan untuk bereaksi

dengan gembira terhadap data informasi yang diperoleh akan

mendorong terciptanya komunikasi interpersonal yang lebih

efektif. Penerimaan pesan secara terbuka akan bisa terjadi ketika

bisa mengungkapkannya kepada individu lain yang berkaitan

dengan proses komunikasi yang sedang dialami. Sikap terbuka

memiliki dampak besar dalam mengembangkan koneksi dari

dalam.20

Ketika interaksi komunikasi interpersonal sedang

berlangsung memang tidak dapat dipisahkan dari hambatan

komunikasi yang secara teratur menyebabkan komunikasi tidak

bisa berjalan dengan baik, bahkan siklus komunikasi yang

20
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarbudaya Dan Medianya, pertama. (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012). 57.
31

tercipta tidak bisa berjalan secara efektif, sehubungan dengan

hambatan yang terjadi selama interaksi komunikasi berlangsung

yaitu:

1. Hambatan fisik

Hambatan fisik akan mengganggu proses komunikasi yang

berjalan sehingga komunikasi tidak bisa berjalan secara efektif,

gangguan fisik biasanya berasal dari luar seperti, kegaduhan,

gemuruh suara di luar dan lain sebagainya.

2. Hambatan semantik

Hambatan semantik atau batas-batas semantik, khususnya

ketika kata-kata yang diberikan dalam proses komunikasi

terkadang memiliki arti yang berbeda bahkan tidak memuaskan

atau tidak jelas antara sumber pesan dan penerima.

3. Hambatan psikologi

Hambatan psikologi bisa mengganggu proses komunikasi,

biasanya bentuk hambatan gangguannya seperti berbagai

kualitas dan asumsi antara sumber pesan dan penerima pesan.

Sekali-sekali juga karena tingkat emosional yang tinggi.

Dari penelitian yang dilakukan oleh christanto bahwa Devito

mengatakan bahwa hambatan komunikasi memiliki pengertian

bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan. Hambatan

yang terjadi berupa gangguan-gangguan dari dalam dan luar.


32

Sedangkan Effendy mengatakan bahwa setiap individu-individu

yang melakukan komunikasi tidak lepas dari hambatan.21

Gangguan fisik, gangguan semantik, gangguan psikologis,

merupakan gangguan yang mungkin akan terjadi ketika proses

komunikasi sedang berlangsung, sehubungan dengan beberapa

gangguan di atas maka akan diuraikan contoh lebih jelas lagi

mengenai gangguan tersebut dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 2. 1 Beberapa Gangguan yang Menghambat Komunikasi

Bentuk Gangguan Definisi Contoh


Suara keramaian di
luar ruangan, suara
Gangguan fisik orang lain yang
Gangguan Fisik merupakan gangguan berbicara sendiri
dari luar dengan suara yang
keras, notifikasi HP,
dan lain-lain.
Kondisi perasaan yang
Gangguan yang ada sedih sehingga tidak
Gangguan Psikologis
dalam diri individu bisa berkomunikasi
dengan baik.
Individu berbicara
dengan bahasa yang
sulit dipahami.
Pesan yang sulit
Gangguan Semantik Menggunakan bahasa
untuk dipahami
yang berbeda dan
memiliki arti yang
berbeda.22

21
Universitas Kristen Petra et al., “Hambatan Komunikasi Dalam Aktivitas Bimbingan Belajar
Antara Tutor Dengan Anak Kelas V SD Di Bantaran Sungai Kalimas Surabaya,” jurnal
komunikasi 3, no. 2 (2015).
22
Daryanto, Ilmu Komunikasi (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) 176.
33

F. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal akan bisa efektif apabila dalam diri

seorang komunikator terdapat beberapa sikap. Efektifitas komunikasi yang

dilakukan seorang komunikator bisa dilihat ketika pesan dan tujuan dari

komunikasi dapat tercapai. Keberhasilan dan keefektifan juga bisa dilihat

melalui umpan balik atau tanggapan yang diberikan oleh komunikan

terhadap komunikator, untuk mencapai keefektifan dalam berkomunikasi

tersebut tentunya tidak terlepas dari lima kualitas yang ada dalam

komunikasi interpersonal, adapun disini lima kualitas keefektifan

komunikasi interpersonal yaitu :

1. Keterbukaan (Openness)

Sikap keterbukaan sangat diperlukan dalam berkomunikasi

karena sikap keterbukaan ini menunjukan seseorang bisa

menerima pendapat atau masukan dari orang lain. Sikap

keterbukaan untuk berkomunikasi dengan cara yang terbuka

untuk mengungkapkan informasi yang disampaikan. Sikap

terbuka ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang

lain secara terbuka tanpa ada sesuatu hal yang ditutupi.

2. Empati (empathy)

Sikap empati diperlukan dalam berkomunikasi, karena sikap

empati merupakan sikap dimana seseorang bisa memahami

perasaan orang lain atau seorang komunikator bisa merasakan

apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Dengan sikap empati
34

ini maka orang yang terlibat dalam komunikasi akan mampu

untuk memahami serta memberikan motivasi kepada orang lain.

3. Sikap Mendukung (Supportiveness)

Setiap individu saat berkomunikasi harus memiliki sikap

mendukung, biasanya dalam sikap mendukung akan ditandai

dengan berbagai keadaan yaitu, (1) deskriptif, (2) spontanitas,

(3) profesionalisme.

4. Sikap Positif (Positiveness)

Berpikir dan bertindak secara positif saat berkomunikasi sangat

diperlukan, saat seseorang sedang berkomunikasi secara

interpersonal maka sikap positif akan ditunjukan dengan ucapan

yang positif dan perilaku yang positif. Dalam bentuk sikap ini

bahwa orang yang terlibat dalam komunikasi memiliki perasaan

dan pikiran positif, sedangkan dalam bentuk perilaku bahwa

orang yang terlibat dalam komunikasi memiliki tujuan yang

sama terhadap komunikasi interpersonal itu sendiri.

5. Kesetaraan (Equality)

Kesetaraan dalam komunikasi interpersonal artinya menerima

pihak lain, maksudnya ketika seorang komunikator terlibat

dalam komunikasi maka harus mendukung terhadap komunikasi


35

yang sedang berlangsung, karena komunikator dan komunikan

sama-sama saling memerlukan.23

G. Pengertian Motivasi

Motivasi berawal dari kata motif, kata motif dalam motivasi ini

memiliki arti sebagai kekuatan seseorang untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Motif juga diartikan sebuah kekuatan atau dorongan dari dalam diri

seseorang. Motif yang berada dalam diri seseorang tidak dapat diamati dan

dilihat secara langsung, namun motif yang ada dalam diri seseorang berupa

dorongan, keinginan dan tindakan yang bersifat nyata untuk meraih apa

yang diinginkan. Kata motif disini ada tiga macam yaitu :

1. Motif Biogenetis yaitu sebuah kebutuhan dari dalam diri manusia, dalam

artian lain motif biogenetis merupakan kebutuhan biologis seseorang,

seperti memiliki rasa lapar dan haus lalu dipenuhi dengan makan dan

minum, rasa capek dan ngantuk lalu dipenuhi dengan cara istirahat dan

tidur. Kebutuhan biologis ini berasal dari dalam diri individu dan lain-

lain.

2. Motif Sosiogenetis adalah motif-motif dari dalam individu sendiri yang

berkembang secara alami namun motif ini dipengaruhi oleh keadaan

yang berada disekitar individu tersebut. Misalnya seperti ingin

23
Nanda Paramithasari and Risma Kartika, “LIMA KUALITAS SIKAP KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI OLEH UNIT CUSTOMER COMPLAINT HANDLING PT BNI LIFE INSURANCE,”
journal of strategic communication 8, no. 1 (2017): 1–11.
36

mendengarkan sebuah musik, minum es, makan nasi maupun buah, dan

lain-lain.

3. Motif Teologis motif ini mempunyai arti bahwa manusia sebagai

individu yang mempunyai kebutuhan kepada sang pencipta, jadi dapat

diartikan bahwa manusia membutuhkan hubungan dengan sang

pencipta sehingga ada interaksi antara manusia dengan sang pencipta.

Kebutuhan tersebut ditunjukan manusia dengan cara beribadah sesuai

agama, dan menjalankan kehidupan dengan tuntunan agama. Kata motif

juga memiliki arti sebagai usaha dalam diri individu untuk berbuat dan

bertindak untuk meraih apa yang diinginkan. Secara sederhana maka

motivasi memiliki arti sebagai dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang yang berusaha untuk melakukan perubahan secara lebih baik

lagi dari dalam diri.24

Motivasi disebut juga inspirasi yaitu suatu interaksi untuk mencapai

tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki inspirasi menunjukan bahwa ia

memiliki kemampuan untuk mendapatkan prestasi dan pencapaian dalam

hidupnya. Inspirasi juga dicirikan sebagai motivasi/gerakan sebagai

dorongan dari dalam. Dorongan yang membuat seseorang bertindak dan

mencapai sesuatu, seperti suatu gerakan atau dorongan yang timbul dari

dalam hati. Jadi motivasi diartikan sebagai dorongan.

Dorongan atau energi adalah perkembangan jiwa dan raga untuk

bertindak. Jadi proses berpikir merupakan daya dorong utama yang

24
Hamzah B Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2016). 3.
37

menggerakkan individu untuk bertindak dan dalam aktivitasnya mempunyai

alasan tertentu. Setiap aktivitas yang dilakukan orang umumnya diawali

dengan inspirasi. Inspirasi membahas proses mental yang mengarah pada

munculnya bentuk dan peristiwa-peristiwa yang dikoordinasikan menuju

tujuan tertentu.

Menurut Soemanto secara umum motivasi diartikan sebagai proses

terjadinya perubahan tenaga manusia yang berasal dari dalam diri dengan

ditandai adanya tindakan nyata serta dorongan yang efektif untuk mencapai

tujuan tertentu. karena orang pada umumnya memiliki tujuan. Kita dapat

beralasan bahwa penyesuaian energi yang memperkuat perilaku untuk

mencapai tujuan telah terjadi dalam diri seseorang. 25 Motivasi sendiri

memiliki dua macam yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif yang sudah aktif dari dalam diri

individu sehingga tidak perlu adanya dorongan lagi. Dalam artian lain

bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri

dengan adanya dorongan dan keinginan yang kuat yang berasal dari

dalam diri. semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki seseorang

maka akan semakin besar kemungkinan orang tersebut mempunyai

kekuatan untuk meraih apa yang diinginkannya.

Motivasi intrinsik jika dimiliki oleh siswa maka siswa akan

memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik, yang memiliki

25
Dwi Prasetia Danarjati, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). 29.
38

pengetahuan dan memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Siswa yang

benar-benar memiliki keinginan dari dalam dirinya untuk bisa pintar dan

memiliki pengetahuan, maka siswa harus giat dalam belajar. Jadi dalam

hal ini dorongan berasal dari dalam dirinya sendiri yang berpusat dari

kebutuhan dan keinginan untuk menjadi orang pintar dan memiliki

pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik mempunyai tujuan untuk meraih tujuan tertentu

yang dimana tujuan tersebut berasal dari usaha yang dilakukan

seseorang dari dalam dirinya sendiri. Untuk mendapatkan motivasi

ekstrinsik ini maka harus melalui pengamatan dan dorongan dari orang

lain. Secara sederhana motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang

didapatkan melalui pengamatan sendiri atau dorongan dari orang lain.26

H. Pengertian Guru

Guru atau pengajar berasal dari bahasa sansekerta berarti berbobot,

besar, penting, sangat baik, layak, dan pendidik. Dalam bahasa inggris guru

memiliki beberapa kata, misalnya kata teacher yang berarti pengajar atau

instruktur, sedangkan educator yang mempunyai arti sebagai guru. Dalam

pengertian lain, guru atau pendidik adalah individu yang mengemban tugas

sebagai fasilitator dengan tujuan agar siswa dapat mempelajari dan

mengembangkan kemampuan dan kapasitas esensialnya tanpa batas.

26
Endang Titik Lestari, Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar (Yogyakarta:
Budi Utama, 2020). 6.
39

Sehingga siswa bisa menjadi peserta didik yang cerdas dan mampu

menguasai suatu ilmu yang dipelajarinya.

Guru memiliki peran dan tugas untuk mengajar di suatu lembaga

pendidikan baik di swasta, maupun lembaga pendidikan yang didirikan

pemerintah. Seorang guru atau instruktur tidak hanya dikenal sebagai

pengajar, pendidik, pembina, pembimbing, tetapi juga seorang pendidik

sebagai spesialis di lingkungan sosial yang didekati oleh masyarakat

setempat untuk memberikan bantuan kepada masyarakat setempat yang

akan atau sedang berada di sekolah.27

Dalam kamus besar bahasa indonesia guru memiliki arti sebagai

orang yang mempunyai pekerjaan sebagai pengajar dan pendidik. Secara

sederhana guru sebagai orang yang sudah mendapatkan surat keputusan

baik dari pemerintah atau dari pihak lainnya yang mempunyai kewajiban

mengurus guru untuk menjalankan tugas yang dimana harus memberikan

pendidikan kepada siswa, seorang guru memiliki keahlian khusus dalam

suatu bidang yang dikuasai dimana memiliki tujuan untuk mengajar dan

mendidik siswa pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pendidikan dasar SD/MI, SMP/MTS, dan satuan pendidikan menengah

SMA/MA dan SMK/MAK. Dengan tujuan untuk mencerdaskan bangsa dan

negara. Dalam dunia pendidikan guru memiliki beberapa tugas :

27
Said Hasan, Profesi Dan Profesionalisme Guru (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018). 4.
40

1. Sebagai Pendidik, dalam hal ini guru harus bisa memberikan

arahan bagaimana siswa bisa dan mampu menjadi anak yang

memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai kehidupan.

2. Sebagai Pengajar, berati guru memiliki tugas untuk memberikan

pengajaran suatu ilmu kepada siswa.

3. Sebagai Pelatih, guru disini melatih para siswa agar siswa dapat

mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki.28

I. Pengertian Siswa

Siswa atau peserta didik dilihat dari kedudukannya adalah individu-

individu yang sedang maju dan berkembang sesuai dengan kualitasnya

masing-masing. Dalam pandangan akademis, siswa di cirikan sebagai humo

educandum, yaitu makhluk yang menginginkan suatu pendidikan dan

pengajaran. Siswa merupakan individu yang memerlukan bimbingan dari

seorang pembimbing untuk mencapai suatu pemahaman. Dalam hal ini

siswa dilihat sebagai orang yang mempunyai kemampuan, sehingga

membutuhkan arahan serta bimbingan untuk menyempurnakannya agar

bisa menjadi pribadi yang hebat.

Dalam sudut pandang dunia psikologi, siswa adalah orang-orang

yang saat ini sedang berkembang dan maju baik secara lahir maupun batin

yang membutuhkan arahan yang dapat diandalkan untuk menuju ke tempat

yang ideal dari kemampuan bawaan mereka. Pemahaman ini menyimpulkan

28
Ahmad Sopian, “Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan,” raudhah H Proud To Be
Professionals jurnal tarbiyah islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97.
41

bahwa siswa pada umumnya berkembang dan berkreasi secara positif dan

normal, serta membutuhkan bantuan, seperti ingin mendapatkan arahan dari

orang lain. Dalam pandangan islam, siswa atau peserta didik diartikan

sebagai orang yang belajar untuk bertumbuh kembang dalam

mengembangkan kemampuan, kemampuan yang dimiliki ataupun

kemampuan dalam hal lain secara sungguh-sungguh, dan religius dalam

mengeksplorasi kehidupan di dunia dan di akhirat.29

Dari penjelasan dan pengertian di atas menunjukan bahwa siswa

diartikan sebagai orang yang sedang berusaha untuk mengembangkan

potensi diri, siswa membutuhkan pengarahan, bimbingan, dan bantuan

untuk mencari informasi melalui sistem persekolahan, dan pendidikan

dalam rangka pembinaan potensi jasmani dan rohaninya untuk menuju ke

arah yang lebih baik dan jalan yang menakjubkan.

J. Teori Komunikasi Interpersonal (Teori Communication Competence)

Teori didefinisikan sebagai penjelasan dari suatu fenomena yang

telah diuji kebenarannya. Teori disebut juga sebagai gabungan-gabungan

konsep. Pengertian dan letak teori menunjukan suatu pengetahuan-

pengetahuan yang tersusun secara rapi untuk menjawab persoalan yang ada.

Willburr Schramm, mengemukakan bahwa teori merupakan suatu bagian

dari pernyataan yang sama dimana memiliki keterkaitan pada sesuatu yang

tidak nyata. Menurut Little jhon teori di dalam komunikasi dapat digunakan

29
Sukring, Pendidikan Dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013). 90.
42

untuk menjelaskan tentang beragam macam kejadian peristiwa yang

didapatkan dari kerangka teori yang berhubungan dengan proses

komunikasi.30

Fungsi teori disini mempunyai peran yang sangat penting, teori

berperan sebagai alat untuk membantu mendapatkan pengertian dan

mengorganisasikan pengalaman. Kebenaran dari teori menjadikan

fungsinya untuk menjelaskan kebenaran serta menunjukan suatu fenomena

yang ada dengan gejala yang ada serta dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah karena didukung oleh fakta-fakta yang ada.31

Teori komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah

teori yang diaplikasikan ke dalam hubungan antarpribadi, yaitu proses

komunikasi yang terjadi antara dua orang, baik secara langsung maupun

tidak langsung, di dalam komunikasi interpersonal terdapat jenis-jenis teori

komunikasi interpersonal, yang dimana dari setiap teori yang ada memiliki

kegunaan dan karakteristik yang berbeda, sehingga kegunaan dari teori-teori

komunikasi interpersonal sangat beragam sehingga kegunaannya akan

dilihat berdasarkan kebutuhannya saja yaitu ketika komunikasi sedang

berlangsung dalam konteks tertentu.

Teori-teori komunikasi interpersonal adalah teori-teori yang banyak

diaplikasikan saat proses komunikasi sedang berlangsung dalam konteks

hubungan antar pribadi, yaitu bagaimana proses komunikasi yang terjadi

30
Ali Nurdin, Teori Komunikasi Interpersonal (Jakarta: Kencana, 2020). 9.
31
Heriyadi, “Peran Teori Dalam Studi Komunikasi,” Journal Tasamuf 16, no. 1 (2018): 97–118.
43

antara dua orang, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun teori komunikasi interpersonal:

1. Teori Communication Competence

Teori communication competence atau teori kompetensi

komunikasi adalah teori yang menunjukan suatu kemampuan

untuk memilih perilaku komunikasi yang cocok dan efektif bagi

situasi tertentu. Teori communication competence dikemukakan

oleh Brian Spitzberg & William Cupach 1984. Dalam teori

kompetensi komunikasi antar pribadi ini seseorang dibolehkan

untuk berkomunikasi untuk mencapai tujuan tertentu saat

berkomunikasi tanpa harus merugikan orang lain. untuk

menjelaskan teori kompetensi komunikasi ini maka ada model

yang sering digunakan yaitu komponen.

Model komponen dalam teori kompetensi komunikasi ini

mengisyaratkan bahwa seorang komunikator harus bisa

memahami akan kemampuan komunikasi praktis, karena

memiliki kemampuan untuk menerapkan komunikasi yang

efektif pada saat situasi tertentu.32 Brian Spitzberg dan William

Cupach mengungkapkan bahwa terdapat tiga komponen

kompetensi komunikasi. Adapun komponen dalam teori ini yaitu

Pengetahuan (Knowledge), Keahlian (Skill), dan Motivasi

(Motivation).

32
Nia Karnia Kurniawati, Komunikasi Antarpribadi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). 81.
44

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan dalam teori ini yaitu sebagai pemilihan

perilaku komunikasi yang terbaik untuk digunakan dalam

situasi tertentu. Setiap orang perlu memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi

secara efektif dan tepat agar bisa mencapai tujuan dalam

berkomunikasi. Spitzberg dan Cupach menyatakan

pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang

bagaimana komunikasi itu “bekerja lebih penting” daripada

“apa itu komunikasi”.

Pengetahuan ini termasuk mengetahui apa yang harus

dikatakan, dan perilaku seperti apa yang harus dilakukan

dalam situasi yang berbeda, bagaimana orang lain akan

menjawab dan bertindak, dengan siapa mereka

berkomunikasi, dan memahami substansi pesan yang

disampaikan. Pengetahuan dalam hal ini sangat diperlukan

supaya komunikasi yang sedang terjadi dapat berjalan

efektif.

Pengetahuan ini akan meningkat seiring dengan

pendidikan yang lebih tinggi dan pengalaman yang lebih

banyak, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan dan

semakin banyak pengalaman seseorang, maka orang tersebut

akan dengan mudah memahami bagaimana berkomunikasi


45

dalam situasi yang berbeda, serta akan semakin baik

kompetensi atau kemampuan berkomunikasinya.

2) Keahlian (Skill)

Keahlian adalah kemampuan untuk menerapkan

perilaku komunikasi dalam situasi yang sama. Keahlian

disini adalah sesuatu yang dikuasai dalam diri individu.

Keahlian yang dikuasi oleh seseorang dalam berkomunikasi.

3) Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah kemauan dari dalam diri individu untuk

berkomunikasi dengan membawakan sifat-sifat seseorang

yang ahli di bidangnya. Motivasi mengacu pada keinginan

individu untuk berkomunikasi dengan cara yang dianggap

kompeten, seperti ingin mendekati atau menghindari situasi

tertentu atau mencapai tujuan tertentu.33 Model komponen

dalam teori ini menyatakan bahwa komunikator harus.

a) Orang yang terlibat dalam komunikasi harus

mempunyai pengetahuan untuk memilih komunikasi

yang praktis dan sesuai dengan situasi

b) Dapat berkomunikasi secara aplikatif

c) Dapat berkomunikasi secara efektif dengan situasi

tertentu.

33
Burleson & Greene, Handbook of Communication and Social Interaction Skills Edited (Taylor
& Francis 2003), 7-11.
46

Dalam penelitian ini nanti penulis akan menggunakan jenis

teori communication competence / (kompetensi komunikasi)

karena teori ini menunjukan bahwa bagaimana cara seorang

komunikator memilih perilaku komunikasi yang baik dan efektif

dalam situasi tertentu. Dari teori tersebut peneliti

menggunakannya sebagai cara untuk mendapatkan hasil dari

penelitian yang dilakukan di MI Arrahmah Purwotengah yaitu

bagaimana komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi

belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif memiliki beberapa arti Anis Fuad memaparkan

berbagai definisi penelitian kualitatif dalam bukunya “Pedoman Praktis

Penelitian Kualitatif”. Realitas penelitian kualitatif didasarkan pada

interaksi yang memiliki komponen yang banyak dan saling berkaitan.

Kebenaran dan kenyataan akan selalu berlipat ganda (berlapis), tidak

memihak tetapi lebih subjektif karena bergantung pada persepsi orang yang

melihat dan mengalaminya.34

Penelitian kualitatif adalah teknik pemeriksaan yang menghasilkan

informasi data deskriptif berupa kata-kata dan tulisan dari perilaku orang-

orang yang diamati. Dalam pengertian yang berbeda, penelitian kualitatif

adalah studi yang menyajikan tanggapan subjek dan cara subjek berperilaku

dengan menggunakan prosedur seperti observasi, wawancara, dan berbagai

strategi pengumpulan informasi data lainnya.

Di dalam buku “memahami metode penelitian kualitatif” Lexy J

Moleong menjelaskan penelitian kualitatif adalah pemeriksaan yang

bertujuan untuk memahami kekhasan apa yang mampu dilakukan oleh

subjek penelitian, seperti perilaku, wawasan, inspirasi, aktivitas dan lain-

lain, melalui cara penggambaran keadaan secara deskripsi dalam bentuk

34
Anis Fuad, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013). 2.

47
48

kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus secara alamiah dan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.35

Nasution mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah

proses pengamatan seseorang yang berada di lingkungannya, berinteraksi

dengan mereka, dan berusaha untuk memahami bahasa perilaku tentang

dunia mereka. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh

pengertian serta untuk memahami suatu peristiwa dan perilaku manusia.36

Dalam hal ini jenis penelitian yang peneliti gunakan merupakan

jenis penelitian lapangan (field research), metode yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif, penelitian deskriptif menghasilkan data deskriptif

berupa ucapan dan tulisan yang dapat diamati secara langsung dari subjek

penelitian. Teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teori dari

komunikasi interpersonal yaitu teori Communication Competence teori

yang digagas oleh Brian Spitzberg & William Cupach. Teori ini peneliti

gunakan untuk mencari tahu bagaimana komunikasi yang digunakan guru

dalam memotivasi belajar siswa dalam situasi tertentu. Dengan demikian

peneliti akan menganalisa hasil penelitian tentang komunikasi interpersonal

guru dalam memotivasi belajar siswa dengan Teori Communication

Competence.

35
Danu Eko Agustiono, Memahami Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Calpulis, 2015).
63.
36
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Budi Utama, 2018). 1.
49

Alasan peneliti memilih penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif karena peneliti akan mendeskripsikan dan menggambarkan

dengan jelas hasil penelitian yang dilakukan di MI Arrahmah Purwotengah

tentang komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa.

Menurut Bogdan & Taylor bahwa penelitian kualitatif akan menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pelaku yang diteliti.37

Dengan menggunakan penelitian kualitatif peneliti akan melakukan

pendekatan investigasi untuk mengumpulkan data dengan cara bertatap

muka dan berinteraksi secara langsung dengan objek yang akan diteliti.

Dengan demikian nanti hasil dari penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran bagaimana komunikasi interpersonal

yang digunakan guru dalam memotivasi belajar siswa yang telah didapatkan

dari hasil observasi, wawancara dengan guru di MI Arrahmah, dengan alat

sebagai pendukung dan bukti hasil penelitian berupa rekaman audio hasil

wawancara, foto, catatan di lapangan, dokumen sekolahan di MI Arrahmah

Purwotengah.

B. Kehadiran Penelitian

Keberadaan serta kehadiran peneliti di lokasi penelitian dalam hal

ini sangat penting sekali sesuai dengan metode yang digunakan yaitu

penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti dalam objek penelitian sangat perlu

dilakukan, karena dengan kehadiran peneliti akan diperoleh data yang

37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021). 4.
50

sebenarnya mengenai objek penelitian tanpa adanya penambahan-

penambahan dan rekayasa data. Dilain sisi dengan hadirnya peneliti akan

terjalin interaksi yang erat antara peneliti dengan objek penelitian maka

dengan begini nantinya akan diperoleh hasil penelitian yang benar-benar

valid.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi penelitian adalah Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah Purwotengah yang berada di Jl Hasyim Asy’ari No.09 Dsn

Gendis. Ds Purwotengah. Kec Papar. Kab Kediri. Jawa Timur.

D. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Subjek penelitian disini adalah narasumber seorang guru yang

bisa memberikan informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian dan

untuk menjelaskan fokus yang dikaji dari peneliti. Disini peneliti sudah

mempertimbangkan guru yang paling tahu tentang apa yang peneliti

harapkan, peneliti memilih beberapa orang guru yang dianggap sudah

mewakili serta memiliki informasi yang banyak tentang topik dan fokus

penelitian yaitu komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar

siswa di MI Arrahmah Purwotengah. Disini yang menjadi subjek penelitian

adalah guru kelas VI di MI Arrahmah Purwotengah yang akan dijadikan

narasumber untuk diwawancarai untuk memberikan data dan informasi

yang peneliti butuhkan. Disini peneliti telah memilih 5 orang guru yang
51

telah mengajar lebih dari 6 tahun, alasan inilah peneliti menganggap bahwa

dengan masa mengajar lebih dari 6 tahun maka akan bisa memberikan

informasi yang akurat.

Tabel 3. 1 Subjek / Narasumber Penelitian

Tempat / Pendidikan
No Nama Jabatan
Tgl Lahir Terakhir
S2
Kediri
1 Arnani Faiziyah, M.Pd. Kamad Pendidikan
13/11/1975
Agama Islam
Antin Setyaningsih, Madiun
2 Guru S1 PGSD
S.Pd. 26/05/1985
S2
Kediri
3 Binti Musa'adah, M.Pd. Guru Pendidikan
05/02/1978
Agama Islam
S2
Izza Nurul Fitria, Kediri
4 Guru Pendidikan
M.Pd.I 28/11/1974
Agama Islam
S1
Kediri
5 Ulya Rooikhatin, S.Pd.I Guru Pendidikan
14/09/1982
Agama Islam

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek

penelitian yang berada di lapangan dengan menggunakan alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

dicari. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. 38 Sumber data

primer didapatkan peneliti melalui kata-kata dan pengamatan. Dalam

penelitian ini data primernya yaitu informasi yang didapatkan dari hasil

wawancara dengan guru serta melalui observasi di lokasi penelitian

38
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010). 236.
52

yaitu di MI Arrahmah Purwotengah, nantinya peneliti akan melakukan

observasi terlebih dahulu untuk mengamati fenomena yang terjadi di

lapangan serta mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi di

MI Arrahmah Purwotengah lalu melakukan wawancara dengan subjek

penelitian dengan menggunakan jenis wawancara terstruktur.

b. Data Sekunder

Setelah data primer didapatkan maka penulis akan mengumpulkan

data sekunder, yaitu data yang didapatkan penulis secara tidak langsung,

nantinya data sekunder didapatkan dari beberapa buku, literatur yang

berkaitan dengan judul penelitian ini, hasil catatan lapangan, dan

dokumen sekolahan MI Arrahmah Purwotengah.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitiaan,

karena dari itu adapun upaya-upaya yang dilakukan melalui beberapa tahap,

yaitu:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan diarahkan kepada masalah yang diteliti

untuk memperoleh informasi yang harus dikumpulkan dalam penelitian,

dalam artian lain peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa dan

guru di MI Arrahmah Purwotengah untuk memperoleh data awal yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Dalam tinjauan ini, peneliti

menggunakan persepsi non-anggota (Non-Participatn Observation),


53

yaitu dimana peneliti tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan yang

sedang terjadi di lapangan atau aktivitas subjek yang sedang

berlangsung, disini peneliti hanya sebagai pengamat pasif saja, melihat,

mengamati, mendengarkan semua aktivitas dan mengambil kesimpulan

dari hasil observasi yang telah dilakukan.39

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi komunikasi atau

percakapan yang sedang berlangsung antara pewawancara (interviewer)

dan yang diwawancarai (interview) Lincoln & Guba. 40 Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, dalam

wawancara terstruktur peneliti akan mencari data dan informasi terkait

fokus penelitian ini yaitu bagaimana komunikasi interpersonal guru

dalam memotivasi belajar siswa, untuk itu nantinya pertanyaan-

pertanyaan akan peneliti susun secara rapi dan ketat. yaitu dengan

pertanyaan yang sudah dipersiapkan, nantinya peneliti akan

memberikan pertanyaan kepada beberapa orang guru kelas VI yang

berada di MI Arrahmah Purwotengah yang dirasa bisa memberikan

informasi data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Proses wawancara

akan dilakukan secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung

(melalui alat). Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara ini

39
Ibid. 237.
40
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021) 186.
54

karena peneliti ingin mendapatkan data informasi yang lengkap serta

adanya keterbukaan antara peneliti dengan narasumber.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data untuk melengkapi

hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dari hasil

penelitian di MI Arrahmah Purwotengah. Dokumentasi merupakan cara

yang paling umum digunakan untuk mengumpulkan informasi dan

melengkapi data. Teknik dokumentasi yang dapat digunakan nanti

seperti hasil foto, bukti wawancara (tulisan / rekaman suara) serta

catatan-catatan penting lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Analisis Data

Pemeriksaan informasi dan analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah metode yang dilakukan dengan mencari informasi secara efisien

dengan cara menggabungkan informasi yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang berbeda

sehingga mudah untuk dipahami, sehingga nantinya dapat di informasikan

kepada orang lain. Dalam pemeriksaan subyektif, informasi diperoleh dari

berbagai sumber dengan menggunakan strategi teknik pengumpulan data.

Adapun model analisis data triangulasi Miles dan Huberman.41

41
Danu Eko Agustiono, Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Hlm 63.
55

a. Tahap Reduksi Data

Tahap reduksi data merupakan tahap penurunan informasi yaitu

suatu metode dan cara untuk menyempurnakan data hasil penelitian,

dari perspektif yang lebih luas ini adalah cara yang paling umum untuk

mengembangkan informasi lebih lanjut, baik penurunan informasi yang

kurang mendasar maupun immaterial, maupun perluasan informasi yang

dirasa masih kurang. Jadi penurunan informasi dan pengurangan data

adalah suatu proses memilih dan memilih data mentah dari written notes

di lapangan yang dilakukan secara konsisten hingga laporan terakhir

selesai.42

Nantinya proses reduksi data dilakukan setelah peneliti

mendapatkan data hasil observasi dan wawancara lalu mencatat semua

hal yang masih bersifat umum mengenai komunikasi interpersonal guru

dalam memotivasi belajar siswa, lalu selanjutnya data akan dipilih dari

yang bersifat umum menjadi khusus. Dengan demikian nantinya akan

mempermudah peneliti untuk mencari tahu pokok permasalahan. Data

yang telah direduksi nanti akan memberikan gambaran yang lebih jelas

bagaimana komunikasi interpersonal yang digunakan oleh guru dalam

memberikan motivasi belajar kepada siswa.

42
Ibid. 64.
56

b. Tahap Penyajian Data

Setelah tahap reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah tahap

penyajian data. Tahap penyajian data adalah cara yang paling umum

digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan klasifikasi atau

pengelompokan data yang diperlukan. Huberman mengungkapkan

bahwa dalam tahap information show, yang paling sering digunakan

adalah teks cerita, dan pembicaraan.

Dalam penelitian ini penyajian data yang peneliti lakukan dengan

cara penyajian berupa teks naratif dalam bentuk catatan hasil wawancara

dengan guru. Penyajian data ini dapat memberikan kesimpulan

mengenai komunikasi interpersonal guru.

c. Tahap Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga adalah tahap penarikan kesimpulan, tahap penarikan

kesimpulan/pemeriksaan akhir adalah cara yang paling umum untuk

merencanakan pentingnya hasil pemeriksaan yang dikomunikasikan

dalam kalimat pendek yang kuat dan mudah dipahami, dan dilakukan

dengan cara berulang-ulang mengamati kebenaran dari penyimpulan,

terutama mengenai relevansi dan konsistensinya terhadap judul

penelitian ini, target dan perincian masalah yang ada. 43 Pada tahap

penarikan kesimpulan ini peneliti akan menjelaskan data hasil penelitian

dengan bentuk teks secara deskriptif dengan menggunakan kata-kata

yang jelas dan mudah untuk dipahami.

43
Ibid. 65.
57

Tahap Pengumpulan Data Tahap Penyajian Data

Tahap Verifikasi /
Tahap Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan

Gambar 3. 1 Bagan analisis data penelitian kualitatif menurut Miles &


Huberman

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data memiliki beberapa macam, Moleong

menyatakan terdapat empat pengecekan keabsahan data, yaitu

Kepercayaan, Keteralihan, Kebergantungan, dan Kepastian.44 Pengecekan

keabsahan data adalah kebenaran dan kejujuran suatu uraian, kesimpulan,

penjelasan, penafsiran, dan segala macam laporan. Dalam penelitian ini

nantinya untuk melakukan pengecekan terhadap data yang telah peneliti

dapatkan peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan

pemeriksaan dan pengecekan suatu data dengan cara memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding saja terhadap data tersebut. 45 Dengan Triangulasi peneliti

dapat mengecek ulang temuannya dengan membandingkan dengan berbagai

sumber dan metode. Langkah yang digunakan dalam teknik triangulasi ini

dengan menggunakan triangulasi sumber dan metode46.

44
Radita Gora, Riset Kualitatif Public Relations (Surabaya: Jakad Publishing, 2019). 401.
45
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan Sastra, pertama.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 85
46
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021). 130
58

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji suatu kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Triangulasi sumber membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda. Triangulasi sumber ini mengecek hasil informasi

dengan sumber yang berbeda. Nantinya peneliti menggunakan

wawancara terstruktur untuk mengumpulkan data dan hasil data yang

telah didapatkan diuji lagi dengan informasi sebelumnya. Triangulasi

sumber disini peneliti mewawancarai lima orang guru yang berbeda

untuk mendapatkan data yang akurat. 47

b. Triangulasi metode

Sedangkan triangulasi metode adalah pengecekan data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh

dari hasil wawancara, lalu di cek dengan observasi, dan dokumentasi.

Dengan menggunakan teknik triangulasi metode tersebut peneliti mampu

membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan.48

47
Ibid. 331.
48
Ibid. 331.
59

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disini bertujuan untuk mengetahui tahapan

yang peneliti lakukan di setiap bab-nya, agar mudah untuk dipahami dan

mempertegas penjelasan penelitian maka peneliti akan membagi dan

mengklasifikasikannya ke dalam VI (enam) Bab.

BAB I

Pada bab satu ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan

mengenai latar belakang masalah penelitian dan juga menjelaskan

permasalahan yang ada di lapangan kemudian diangkat menjadi fokus

penelitian dan tujuan penelitian serta kegunaan penelitian.

BAB II

Pada bab dua ini berisi tentang landasan teori yang sesuai dengan

judul penelitian yang dibagi berdasarkan kategori yaitu pengertian

komunikasi interpersonal, pengertian guru, pengertian siswa, pengertian

motivasi, dan paparan teori komunikasi interpersonal.

BAB III

Pada bab tiga ini berisi tentang metodologi penelitian, jenis

penelitian dan metode yang digunakan serta teori yang digunakan serta

menjelaskan dengan jelas sumber data penelitian, cara mengumpulkan data,

analisis data, serta dijelaskan juga sistematika penulisan skripsi.


60

BAB IV

Pada bab empat ini berisikan paparan data yang menggambarkan

secara umum mengenai lokasi penelitian dan temuan penelitian serta

pemaparan data penelitian yang telah didapatkan ke dalam kata-kata secara

deskripsi.

BAB V

Pada bab lima ini akan membahas hasil dari penelitian yang sudah

dilakukan, peneliti akan membahas mengenai temuan penelitian yang

meliputi hasil data lalu mengkombinasikannya dengan teori communication

competence maupun teori-teori yang relevan dan dijelaskan dengan bahasa

yang mudah dipahami.

BAB VI

Pada bab enam ini berisi tentang kesimpulan yang diambil dari

seluruh hasil penelitian yang sudah selesai, sekaligus menjawab pertanyaan

dari rumusan masalah yang sudah ditetapkan.


BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI Arrahmah Purwotengah

Sebelum Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah didirikan di desa

purwotengah pada saat itu sudah pernah berdiri madrasah-madrasah

diniyah yang pernah didirikan oleh alumni dari pondok pesantren.

Namun madrasah yang telah berdiri tersebut tidak bertahan lama, karena

keadaan umat islam saat itu sangat memprihatinkan, terutama bagi anak-

anak kecil, terutama sebelum pemberontakan PKI, waktu itu banyak

anak-anak yang tidak suka untuk belajar dan menuntut ilmu agama,

sehingga pada waktu itu tempat ibadah hanya dihuni oleh orang tua saja.

Maka dari itu berdirinya lembaga pendidikan islam seperti madrasah

sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat terkhusus masyarakat yang

berada di desa purwotengah.

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah didirikan pada tanggal 03 Agustus

1965 oleh In’am Mansuri. Pada awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah ini masih berbentuk diniyah dan belum diberi nama Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah. Awal berdirinya madrasah ini hanya mempunyai

7 orang siswa yang terdiri dari empat orang siswi perempuan dan tiga

orang siswa laki-laki dan bertempat di surau.49

49
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2009.

61
62

Setelah madrasah berdiri selama dua tahun jumlah muridnya terus

bertambah hingga mencapai 150 orang. Untuk menangani murid

sebanyak 150 orang itu, maka dibentuklah susunan pengurus di

madrasah tersebut dan sebagai ketuanya dipercayakan kepada

Muliyana. Tujuan dari dibentuknya Madrasah yaitu :

1. Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mewujudkan

generasi muda yang intelektual dan berpengetahuan agama yang

luas.

2. Mendidik generasi muda yang taat beragama dan memiliki

dedikasi yang tinggi terhadap agama.

3. Mendidik generasi muda yang memiliki rasa tanggung jawab

terhadap agama dan masyarakat.

4. Mengembangkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.50

Setelah pengelolaan madrasah diserahkan kepada pengurus, sebagai

langkah awal adalah

1. Pengurus mengangkat kepala madrasah baru yaitu Imam Sanusi

sedangkan In’am Mansuri diserahi tugas mendirikan TK

Arrahmah

2. Merubah sistem madrasah dari diniyah menjadi madrasah

ibtidaiyah dan diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda

3. Menetapkan penggunaan kurikulum LP Ma’arif

50
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2009.
63

4. Menetapkan VI (enam) kelas dan sementara bertempat di rumah-

rumah penduduk.

Kemudian membentuk dewan pengurus madrasah ibtidaiyah yang

mempunyai tugas dan beranggotaan :

1. Pelindung :H. Mukhlas Fauzi

2. Pembina :H. Kholiq Sidiq

3. Ketua Yayasan :H. Imam Suhadi, BA

4. Wakil Ketua :Ma’ruf

5. Sekretaris I :Masrukin

Sekretaris II :In’am Mansuri, BA

6. Bendahara I :H. Imam Muhayat Syah

Bendahara II :Imam Shopingi

7. Pengurus Harian :Nuriman

:Nurhadi

:Muliyan

:Nasukhan

Setelah Imam Sanusi menjabat kepala madrasah selama 2 tahun

beliau mengundurkan diri tepatnya pada tahun 1969. dan sebagai

pengganti kepala madrasah adalah Imam Suhadi (kakak kandung In’am

Mansuri). Selama Imam Suhadi menjadi kepala madrasah banyak sekali

kemajuan-kemajuan yang telah dicapai antara lain :


64

1. Mendapat bantuan guru negeri sebanyak 5 orang

2. Pengadaan administrasi madrasah

3. Membangun gedung madrasah sendiri

4. Mengganti nama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda menjadi

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah

Setelah gedung madrasah diresmikan bersamaan dengan

penempatan gedung baru, nama madrasah juga diganti menjadi

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. Mengingat perkembangan madrasah

yang begitu pesat, dan mengingat ketika membangun gedung madrasah

begitu banyak sumbangan yang berdatangan.51

2. Letak Geografis

Letak geografis Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah sangat mudah sekali

untuk diakses karena sudah didukung sarana jalan yang memadai

sehingga akan mempermudah orang yang akan datang ke Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah. Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah

terletak di Jl Hasyim Asy’ari No 09 Dusun Gendis Desa Purwotengah

Kecamatan Papar Kabupaten Kediri Jawa Timur. Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah sekarang memiliki gedung yang berlantai 2. Dalam peta

geografis Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah berada dekat dengan

lingkungan pesantren.

51
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2009.
65

1. Sebelah timur adalah MTS Arrahmah, MA Arrahmah, MI

Arrahmah

2. Sebelah barat adalah pondok pesantren Arrahmah

3. Sebelah selatan adalah PAUD Arrahmah, RA Arrahmah, SMA

Arrahmah, dan SMK Arrahmah

4. Sebelah utara adalah panti asuhan yatim piatu Arrahmah.

3. Profil MI Arrahmah Purwotengah

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah merupakan lembaga pendidikan

islam yang sudah terakreditasi A serta didukung dengan guru-guru yang

ahli dibidangnya masing-masing, disini ada pun profil dari Madrasa

Ibtidaiyah Arrahmah

1. Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah

2. Alamat Statistik : 111235060137

3. Propinsi. : Jawa Timur

4. Otonomi Daerah. : Kediri

5. Kecamatan. : Papar

6. Desa / Kelurahan : Purwotengah

7. Kode POS. : 64153

8. Telp / HP : 085735138148

9. Daerah. : Pedesaan

10. Status Madrasah. : Swasta

11. Kelompok Madrasah. : Inti


66

12. Akreditasi. :A

13. Surat keputusan / SK. : Nomor:A/KW.13.4/

MI/2455/2006

14. Penerbit SK Ditandatangani oleh : Kantor Wilayah Departemen

Agama Propinsi Jawa Timur

15. Tahun berdiri. : 1965

16. Kegiatan belajar mengajar. : Pagi

17. Bangunan sekolah. : Milik Sendiri

18. Organisasi penyelenggara. : Yayasan Pendidikan Islam

dan Sosial Arrahmah.

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah dalam proses pembelajarannya di

dukung oleh guru-guru yang berkompeten dan ahli di bidangnya

masing-masing, adapun guru-guru yang berada di Madrasah Ibtidaiyah

Arrahmah:

Tabel 4. 1 Daftar Nama Guru di MI Arrahmah Purwotengah


Tempat tgl Pendidikan
No Nama Jabatan
Lahir Terakhir
Kediri S2 Pendidikan
1 Arnani Faiziyah, M.Pd. Kamad
13/11/1975 Agama Islam
Madiun
2 Antin Setyaningsih, S.Pd. Guru S1 PGSD
26/05/1985
Arfi Ardi Sukmawan, Kediri
3 Guru S1 Penjaskesrek
S.Pd. 07/02/1989
Kediri S2 Pendidikan
4 Binti Musa'adah, M.Pd. Guru
05/02/1978 Agama Islam
Fakhyaruddin Massa Kediri S1 Pendidikan
5 Guru
Arghobi, S.Pd.I 13/10/1987 Agama Islam
Kediri S1 Pendidikan
6 Fitrotul Muniroh, S.Pd.I Guru
19/04/1991 Bahasa Arab
Kediri S1 Tadris Bahasa
7 Iffatur Rohmah, S.Pd. Guru
27/12/1993 Inggris
67

Kediri S2 Pendidikan
8 Izza Nurul Fitria, M.Pd.I Guru
28/11/1974 Agama Islam
Kediri S1 Pendidikan
9 Latifatun Na'imah, S.Pd.I Guru
04/04/1976 Agama Islam
Lutfi Dinda Novantia, Kediri
10 Guru S1 Penjaskesrek
S.Pd. 02/10/1993
Kediri
11 Mar'atus Sholikhah Guru SMA
01/04/2000
Mohamad Burhanudin, Kediri S1 Pendidikan
12 Guru
S.Pd.I 14/12/1980 Agama Islam
Muhammad Ahluddin Kediri S1 Tadris Bahasa
13 Guru
Fathus Salmi, S.Pd.I 19/06/1989 Inggris
Nilna Rizqiyah Gresik
14 Guru S1 Biologi
Mubarokah, S.Si. 09/04/1993
Kediri S1 Pendidikan
15 Rini Nur Fadillah, S.Pd.I Guru
23/01/1990 Agama Islam
Kediri
16 Triani Zumala Guru S1 PGMI
03/02/1983
Kediri S1 Pendidikan
17 Ulya Rooikhatin, S.Pd.I Guru
14/09/1982 Agama Islam
Kediri
18 Latifa, S.Pd. Guru S1 PGMI
4/04/1990

Tenaga administrasi
Tabel 4. 2 Tenaga Administrasi di MI Arrahmah Purwotengah
Tempat tgl
No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir
Lahir
Kediri
1 Ilham Mubasir Operator SMK
13/12/1993
Staf Tata Kediri
2 Ahmad Saichu Muhadi SMA52
Usaha 1/8/1990

Kurikulum

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah selalu mengikuti kurikulum nasional

berdasarkan kebijakan pemerintah serta memakai kurikulum lokal. Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah selalu menggunakan kurikulum yang telah ditentukan oleh

pusat.

52
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2021.
68

Tabel 4. 3 Jumlah Siswa MI Arrahmah Purwotengah tahun pelajaran

2021/2022
No Kelas Jumlah
Siswa Kelas I A 34
1
Siswa Kelas I B 28
Siswa Kelas II A 33
2
Siswa Kelas II B 28
Siswa Kelas III A 32
3
Siswa Kelas III B 28
Siswa Kelas IV A 40
4
Siswa Kelas IV B 24
Siswa Kelas V A 25
5
Siswa Kelas V B 18
Siswa Kelas VI A 25
6
Siswa Kelas VI B 23
Jumlah keseluruhan Siswa 33853

4. Kegiatan MI Arrahmah Purwotengah

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah merupakan lembaga pendidikan

islam yang sangat memperhatikan proses pendidikan dan pembelajaran

agar siswa bisa berkembang dan maju, untuk itu adanya beberapa

kegiatan yang sangat penting antara lain kegiatan harian, mingguan, dan

bulanan, adapun kegiatan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah

Purwotengah:

a. Kegiatan Harian

1. Kegiatan Pembelajaran

2. Menghafal Vocabulary, Mufrodat, Kosa Kata

3. Membaca dan menghafal Juz’Amma

4. Bimbingan ibadah (shalat)

53
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2021.
69

5. Melaksanakan senam kesegaran jasmani (senam

santri terbaru)

6. Les seluruh mata pelajaran

7. Shalat dhuha

b. Kegiatan Mingguan

1. Melaksanakan upacara

2. Kegiatan ekstra drum band

3. Komputer

4. Pramuka

5. Sempoa

6. Seni baca Al-Qur’an

7. Qosidah Rebana

8. Pemeriksaan kebersihan (kuku dan rambut)

c. Kegiatan Bulanan

1. Khotmil Qur’an

2. Istighosah54

54
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2021.
70

5. Visi, Misi, dan Tujuan MI Arrahmah Purwotengah

Visi,Misi,dan Tujuan di dalam lembaga pendidikan sebagai acuan

ketika proses pendidikan sedang berlangsung disini Madrasah

Ibtidaiyah Arrahmah memiliki visi,misi,dan tujuan sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Visi Misi dan Tujuan MI Arrahmah

Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah Unggul dalam prestasi,


Visi pelopor dalam IPTEK dan IMTAQ, teladan dalam bersikap dan
bertindak.
a. Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah Membimbing murid
mewujudkan keunggulan prestasi, diberbagai bidang
melalui pembinaan peningkatan mutu secara
terprogram.
b. Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah Membina dan
Misi
mendidik murid menjadi anak yang unggul dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ.
c. Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah Memberikan
keteladanan sikap dan perilaku yang baik dalam
kehidupan.
a. Siswa dapat unggul dalam prestasi di berbagai bidang.
b. Siswa mampu menguasai ilmu di dunia dan akhirat.
Tujuan
c. Siswa mampu bersikap sesuai dengan nilai-nilai islam
dan budaya bangsa indonesia.55

55
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2021.
71

6. Fasilitas Penunjang

Fasilitas dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan memang

sangat penting dan berpengaruh disini Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah

memiliki fasilitas penunjang agar dapat membantu guru, siswa, maupun

anggota sekolah lainnya untuk mengakses atau menyediakan informasi

agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan maksimal.

Tabel 4. 5 Fasilitas di MI Arrahmah


No Fasilitas
1 Laboratorium
2 Unit Drum Band
3 Unit Kesenian (Qasidah/Rebana)
4 Pondok Pesantren / Mahad
5 Koperasi
6 Sarana Ibadah (Masjid)
7 Perpustakaan56

Tabel 4. 6 Sarana dan Prasarana


No Jenis Prasarana Jumlah yang ada Kondisi
1 Ruang Kelas 11 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Pimpinan 1 Baik
4 Ruang Laboratorium 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 Lapangan Olahraga 1 Baik
8 Masjid 1 Baik
9 Tempat Parkir 1 Baik
10 Kantin 1 Baik

56
Dokumen Administrasi Madrasah Ibtidaiyah Arrahmah. 2021.
72

7. Struktur Organisasi MI Arrahmah Purwotengah

Yayasan Pendidikan Islam


Arrahmah

Kepala MI Arrahmah
Arnani Faiziyah, M.Pd.

KA-TU
Ahmad Saichu Muhadi

Kurikulum Kesiswaan Sarana Prasarana Humas


Binti Musa'adah, Arfi Ardi Sukmawan, Fakhyaruddin Massa Muh. Ahluddin Fathus
M.Pd. S.Pd. Arghobi, S.Pd.I Salmi, S.Pd.I

Guru Siswa BP

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi MI Arrahmah Purwotengah


73

B. Paparan Data

Setelah melalui beberapa tahapan dalam penelitian hasil yang

diperoleh dari observasi, wawancara, serta dari dokumentasi yang

dideskripsikan guna mendapatkan jawaban untuk rumusan masalah

mengenai komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di

MI Arrahmah Purwotengah, maka peneliti disini akan mendeskripsikan data

hasil observasi dan wawancara oleh sejumlah informan. Dari data ini

nantinya akan ditarik intisari mengenai komunikasi interpersonal guru

dalam memotivasi belajar siswa. Adapun penyajian data peneliti sebagai

berikut :

1. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di

MI Arrahmah Purwotengah

Komunikasi interpersonal guru dalam dunia pendidikan sangatlah

penting sekali bagi keberhasilan pencapaian belajar siswa. Komunikasi

yang dibangun oleh guru merupakan awal dimulainya interaksi antara guru

dan siswa. Proses belajar mengajar antara guru dan siswa tidak akan berarti

tanpa adanya motivasi, begitu pula sebaliknya motivasi belajar siswa akan

sulit mengarah tanpa ada tujuan yang jelas jika tidak ada bimbingan dari

guru. Komunikasi memang menjadi hal yang sangat penting bagi guru.

Pentingnya komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi seorang

guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan berdasarkan hasil

wawancara yang peneliti lakukan bersama Arnani Faiziyah selaku kepala

MI Arrahmah Purwotengah.
74

Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran itu sangat penting, karena


dari komunikasi yang tercipta itu, itu nanti akan menciptakan
kegiatan pembelajaran yang bisa maksimal, jadi kalau komunikasi
itu bisa terjalin dengan bagus itu kan nanti akan melahirkan sebuah
cara, mungkin dari hasil komunikasi itu penemuan-penemuan dari
antar guru dengan kepala madrasah, antar guru dengan siswa, itu
nantikan akhirnya berdampak juga kepada kegiatan pembelajaran,
dampaknya otomatis juga dampak yang positif.57

Arnani Faiziyah mengungkapkan bahwa komunikasi itu menjadi

sesuatu yang sangat penting sekali dalam kegiatan pembelajaran, karena

dengan adanya komunikasi yang tercipta nantinya akan bisa berdampak

pada proses pembelajaran yang positif. Hal senada juga disampaikan oleh

Antin Setyaningsih selaku guru matematika di MI Arrahmah Purwotengah

bahwa komunikasi dalam proses pembelajaran itu sangat penting.

Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran menurut saya itu ya


sangat penting, karena dengan adanya komunikasi yang baik antara
guru dan siswa kita tau apa yang diinginkan siswa, sehingga
pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan siwa,
sesuai dengan minatnya siswa. 58

Apa yang diungkapkan Antin Setyaningsih bahwa komunikasi

menjadi hal utama yang sangat penting sebelum proses pembelajaran

dimulai, karena dengan komunikasi yang tercipta nantinya proses

pembelajaran akan bisa berjalan sesuai dengan minatnya siswa. Peneliti

juga menanyakan pentingnya komunikasi kepada Binti Musa'adah selaku

guru seni budaya. “komunikasi itu sangat penting sekali dalam

57
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
58
Wawancara dengan Antin Styaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
75

pembelajaran, dengan komunikasi nanti kita akan mengetahui keadaan

siswa itu bagaimana, kita juga akan mengetahui kemampuan siswa”.59

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh sejumlah informan bahwa

komunikasi sangat penting sekali untuk dibangun, karena komunikasi

menjadi sarana yang efektif dalam kegiatan pembelajaran bahkan

komunikasi digunakan dalam segala macam aktivitas di sekolah. Dengan

komunikasi yang tercipta guru akan mampu mengetahui kemampuan

siswanya, seperti yang di ungkapkan oleh Izza Nurul Fitria selaku guru

bahasa arab ketika peneliti bertanya apakah komunikasi itu menjadi sesuatu

yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

Penting banget sih, kalau ga ada komunikasi nanti kita nggak tau
juga kemampuan anak, terutama dalam pelajaran, kan saya mengajar
bahasa arab, bahasa arab itu kan merupakan bahasa asing, fokusnya
juga di percakapannya, jadi nggak hanya di kemampuan menulis saja
tapi di komunikasinya juga, bahasa arab itu memang meliputi segala
hal.60

Dari komunikasi guru yang tercipta di MI Arrahmah Purwotengah

nantinya guru akan bisa berinteraksi dengan siswa, ketika komunikasi sudah

terbangun dengan baik maka proses pembelajaran akan bisa berjalan dengan

baik sesuai dengan minatnya siswa. Ulya Rooikhatin selaku guru

pendidikan agama islam mengungkapkan pentingnya komunikasi.

“komunikasi itu memang sangat penting untuk menyampaikan pesan

kepada siswa, kalau kita tidak bisa menyampaikan pesan dengan baik nanti

59
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
60
Wawancara dengan Izza Nurul Fitria (Guru Bahasa Arab MI Arrahmah Putwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
76

anak-anak tidak bisa mengikuti apa yang kita perintahkan, dan apa yang kita

perintahkan itu juga harus bisa diterima oleh anak-anak”.61

Pentingnya komunikasi interpersonal guru maka akan diikuti juga

dengan efektivitas komunikasi interpersonal yang dibangun oleh guru

kepada siswa. Dengan begitu komunikasi interpersonal guru akan mampu

mencapai keberhasilan dalam memberikan motivasi belajar. Hasil observasi

dan wawancara yang peneliti lakukan bahwa guru di MI Arrahmah

Purwotengah selalu berupaya untuk terbuka kepada siswa, serta selalu

membuka diri terhadap permasalahan yang dihadapi siswa.

Guru menggunakan komunikasi interpersonal yang efektif kepada

siswa untuk menjalin hubungan yang lebih terbuka. Guru memberikan

arahan kepada siswa agar menyampaikan permasalahan pribadi ataupun

masalah akademik di sekolah kepada guru, apabila siswa mengalami

kesulitan dalam hal apapun, agar permasalahan bisa diatasi melalui

bimbingan dan motivasi dari guru. Dengan demikian akan terjalin

komunikasi interpersonal yang terbuka antara guru dengan siswa. Seperti

yang diungkapkan oleh Arnani Faiziyah.

Bagaimana caranya membangun komunikasi interpersonal yang


terbuka dengan siswa, yaa dengan melakukan pendekatan-
pendekatan secara bersahabat, secara terbuka, kadang kita bisa
berperan sebagai teman mereka, kadang kita bisa berperan sebagai
ibu mereka, kadang kita juga berperan sebagai guru, jadi paling tidak
pendekatan yang kita lakukan itu anak-anak itu efeknya merasa
dekat dengan kita, sehingga apa yang kita sampaikan mudah mereka

61
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
77

terima dan bisa dilaksanakan. Saya juga bilang kalau punya masalah
supaya disampaikan. 62

Dengan berperan sebagai teman dan ibu untuk anak-anak maka

hubungan interpersonal antara guru dan siswa akan terbuka. Komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh Arnani Faiziyah dengan mengedepankan

keterbukaan saat berkomunikasi adalah cara yang paling efektif digunakan

dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Komunikasi interpersonal

dengan sikap terbuka yang dilakukan oleh guru kepada siswa yang telah

peneliti gambarkan disampaikan juga oleh Antin Setyaningsih.

Agar anak bisa terbuka dan nyaman dengan kita, kita kadang
bertindak sebagai teman bagi mereka, kadang kita tidak sepenuhnya
bersikap tegang, anak-anak kadang kita ajak ngobrol, kita ajak
bercanda, kita ajak curhat juga, terus kadang kita ajak ngobrol
berdua seputar kehidupan pribadi mereka, dengan begitu mereka
akan nyaman, ya seperti itu caranya.63

Untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan siswa memang

harus menggunakan pendekatan yang baik serta membutuhkan kesabaran,

seperti yang diungkapkan oleh Binti Musa'adah.

Membangun komunikasi yang baik supaya anak bisa terbuka ya kita


harus sabar menghadapi anak-anak, kalau anak jaman sekarang ya,
kalau di sabari itu ngelunjak, kalau diberi tahu agak keras dikit
katanya gurunya kereng, kalau saya membangun komunikasi dengan
anak dengan menggunakan pendekatan-pendekatan, menerangkan
materi dengan sabar, seperti itu.64

62
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
63
Wawancara dengan Antin Styaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
64
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
78

Para guru terlihat selalu membangun komunikasi yang terbuka

dengan siswa seperti yang diungkapkan oleh Izza Nurul Fitria “Keterbukaan

yang saya tunjukan ketika saya mengajar di kelas, sikap keterbukaan saya

tunjukan dengan mengarahkan siswa, memberi latihan, memberi tugas, dan

mengajak praktek”. 65 Para guru di MI Arrahmah selalu berupaya untuk

terbuka kepada siswa, guru juga menyadari bahwa tidak semua siswa

memiliki karakter yang sama, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-

beda. Jadi ada anak yang terbuka jika diajak berkomunikasi ada juga anak

yang kurang terbuka ketika diajak berkomunikasi. Hal tersebut dikarenakan

latar belakang anak yang berbeda-beda. Namun guru selalu berupaya untuk

terbuka kepada siswa, seperti yang disampaikan oleh Ulya Rooikhatin

“Anak-anak itu karakternya tidak sama, makanya kita harus bisa

membangun komunikasi yang terbuka, anak-anak kita tanya, kenapa kok

kamu nilainya segini, kenapa, dirumah apa nggak mau belajar, masalahnya

apa, ditanya, ditanya terus kemudian nanti dicari solusinya ”.66

Dalam proses komunikasi interpersonal salah satu aspek yang

mendukung keefektifan saat berkomunikasi adalah dengan adanya

kepedulian dari guru. Sikap kepedulian atau empati adalah sikap dimana

guru harus bisa merasakan apa yang sedang dirasakan oleh siswa. Guru

disini harus bisa memahami perasaan dan kondisi siswa. Sikap empati yang

ditunjukan oleh guru di MI Arrahmah Purwotengah dalam memberikan

65
Wawancara dengan Izza Nurul Fitria (Guru Bahasa Arab MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
66
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah). pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
79

motivasi kepada siswa adalah dengan bentuk menempatkan diri. Dalam hal

ini guru mencoba menggali lebih dalam tentang siswa. Memahami dan

merasakan posisi yang sedang dirasakan oleh siswa. Seperti komunikasi

interpersonal dengan aspek empati yang ditunjukan Arnani Faiziyah.

Sikap empati saya tunjukan dengan memahami apa yang dirasakan


siswa serta memperhatikan pesan, jadi sebelum menyampaikan apa
yang mau di komunikasikan saya akan memperhatikan pesan yang
ingin disampaikan, paling tidak itu pesannya bersifat membangun
bukan yang menyalahkan, nah jadi sebelum kita menyampaikan
pesan kita harus berpikir dulu, kita harus bisa memilah-milah pesan
yang akan disampaikan kepada siswa pesannya itu bagaimana, dan
pesannya cenderung menghakimi atau mendidik. Pesan harus
terkonsep dengan bagus, dengan mempertimbangkan kondisi siswa
tersebut, jadi paling tidak kita kan mau menyampaikan pesan ke
anak, ya kita harus lihat anaknya dulu. Apakah anaknya (ceklekan
apa endak, lapang dada apa endak), jadi kita harus bisa
memperhatikan itu. 67

Ketika Arnani Faiziyah berkomunikasi dengan siswa beliau

memperhatikan perasaan dan kondisi siswa melalui pesan untuk

menunjukan empati kepada siswa. Hal serupa juga ditunjukan oleh Antin

Setyaningsih.

Anak-anak itu butuh orang yang bisa memahami mereka, maka kita
harus bisa menempatkan diri dan memahami anak-anak, kan saya
mengajar di kelas atas, biasanya anak kelas atas itu sudah masa-masa
puber kan, ya kita memberikan pesan sesuai dengan tingkat
kedewasaan mereka, misalkan seperti anak yang sudah pubertas,
bagaimana cara mereka bergaul agar tidak salah pergaulan, kita
tunjukan kepedulian dengan memberi arahan bagaimana caranya
memilih teman supaya tidak salah pergaulan, ya seperti itu, sikap
kepedulian kita tunjukan sesuai tingkat usia siswa. 68

67
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
68
Wawancara dengan Antin Styaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
80

Hal senada juga disampaikan oleh Binti Musa’adah dengan

menunjukan sikap empati.

Sebelum melaksanakan pelajaran esok harinya anak-anak saya beri


penjelasan begini “besok waktunya materi A, jadi jangan lupa
dipelajari materi A”, begitu juga dengan saya, saya juga mempelajari
lagi tentang materi A atau bahan ajar yang akan saya ajarkan kepada
anak-anak, terus keesokan harinya saya bertemu dengan anak-anak
di kelas kan, nah saya jelaskan lagi materinya, jadi saya mengajar
tidak untuk memenuhi tanggung jawab saya sebagai guru saja, saya
juga ikut mempelajari lagi materi yang akan saya sampaikan, dengan
demikian saya dapat memahami bagaimana kondisi siswa saat
belajar, sehingga ketika berada di kelas nanti dapat menciptakan
perasaan yang sama dengan siswa, sehingga siswa tidak merasa
terabaikan.69

Selanjutnya sikap empati juga diungkapkan oleh Ulya Rooikhatin

selaku guru PAI di MI Arrahmah Purwotengah. “Sikap empati kita tunjukan

dengan memperhatikan siswa, dengan memberikan perhatian kepada siswa,

misalnya ketika siswa sedang mempunyai masalah dalam belajarnya.

kenapa siswa kesulitan, kita tanya, kita cari tau dimana letak kesulitannya,

dan kita bantu”.70

Komunikasi interpersonal akan efektif jika didalam diri seseorang

memiliki sikap mendukung. Sikap mendukung yang ditunjukan guru

kepada siswa di MI Arrahmah Purwotengah adalah dengan respon

pemberian motivasi belajar. guru mencoba untuk membangun komunikasi

interpersonal yang efektif dengan siswa dalam kondisi apapun, seperti

69
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
70
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
81

memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi sebagai dukungan ditunjukan

oleh Arnani Faiziyah.

Sikap mendukung itu saya tunjukan kepada anak-anak dengan


pemberian motivasi-motivasi, misal kalau saya di awal
pembelajaran dan diakhir pembelajaran saya selalu berikan
masukan-masukan kepada anak-anak, saya berpesan kepada anak-
anak agar menggunakan waktu belajar dengan baik, jangan main hp
terus, kan anak sekarang sudah pegang hp.71

Pentingnya motivasi sebagai bentuk dukungan kepada siswa juga

diungkapkan oleh Antin Setyaningsih.

Motivasi belajar siswa itu juga sangat penting menurut saya, karena
anak-anak itu untuk belajar memang perlu motivasi, agar mereka
senang itu gimana ya, agar mereka tertarik dengan pelajaran saya
gimana ya, misalkan nanti yang bisa menjawab dulu, bisa pulang
dulu, seperti itu anak akan termotivasi untuk belajar dan bisa
menjawab free test nanti sebelum pulang sekolah, biasanya seperti
itu.72

Apa yang diungkapkan oleh Arnani Faiziyah dan Antin Setyaningsih

menunjukan bahwa sikap mendukung adalah dengan respon pemberian

motivasi belajar kepada siswa, guru mencoba membangun komunikasi

dengan pesan-pesan yang mendukung, guru berusaha agar siswa tetap

merasa nyaman dan semangat saat belajar. Binti Musa'adah juga

memberikan pernyataan terkait sikap mendukung. “Anak-anak itu kita beri

motivasi mas, kita sebagai guru menunjukan sikap dukungan kepada siswa

dengan memberikan motivasi, hampir setiap hari saat pembelajaran

71
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
72
Wawancara dengan Antin Styaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
82

motivasi kita berikan kepada anak-anak”. 73


Sikap mendukung yang

ditunjukan oleh guru kepada siswa yakni guru selalu memberikan motivasi

belajar. Ulya Rooikhatin juga memberikan penjelasan tentang sikap

mendukung.

Kalau untuk bentuk dukungan yang sering saya tunjukan kepada


anak-anak misalnya dari hal kecil saja, yaitu dengan mengapresiasi
setiap kemajuan anak-anak dalam bidang akademis, misal begini,
ketika siswa telah mampu mengerjakan tugas yang telah saya
berikan, maka saya akan mengapresiasi dengan kata-kata yang
mendukung, “kalau kamu sregep nanti kamu akan jadi anak yang
pandai, besok kalau ada tugas dikerjakan lagi ya tugasnya”, jadi
sebagai guru kita berperan sebagai apresiator bagi anak-anak.74

Selanjutnya Izza Nurul Fitria juga memberikan pernyataan

mengenai pentingnya motivasi sebagai sikap dukungan. “Motivasi itu

penting mas, kalau menurut saya engga hanya di siswanya yang di motivasi

kita hanya berapa jam to mas ketemu anak di sekolah, dari orang tua juga

harus. Kalau saya memberikan motivasi siswa setiap saat pertemuan di

dalam kelas”.75

Komunikasi interpersonal akan dirasa efektif apabila seseorang

mempunyai sikap positif terhadap dirinya sendiri dan dikomunikasikan

kepada orang lain, dengan begitu akan membuat orang lain juga memiliki

sikap positif. Sikap positif disini merupakan isyarat dan tindakan yang

dilakukan oleh guru secara positif dalam bereaksi terhadap keadaan yang

73
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
74
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
75
Wawancara dengan Izza Nurul Fitria (Guru Bahasa Arab MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
83

dialami. Sikap positif yang ditunjukan oleh guru kepada siswa adalah

dengan memberikan contoh yang positif dengan memposisikan diri menjadi

seseorang yang bisa berfikir positif. Seperti yang diungkapkan oleh Arnani

Faiziyah yang memberikan sikap positif terhadap siswa.

Saya selalu bersikap positif terhadap anak-anak, pernah ada ketika


anak-anak itu mencabut kunci busi motor saya, dulu saya pake motor
vega, kan nggak bisa to diselah, terus ada yang bantu guru mts, “oo
ini bu businya dicabut” terus dimasukan lagi, saya nggak marah,
besoknya lagi ketika saya masuk ke kelas saya gini bilangnya ke
anak-anak “kalian rugi kalau hanya mencabut saluran busi saya
sehingga saya tidak bisa pulang, seharusnya kalau kalian pengen
bikin saya ndak nyaman dengan kalian, seharusnya ini di tubles ban
depan belakang saya, sehingga saya ndak bisa pulang” dan saya
nangis. Tapi nangis saya disitu kenapa karena saya sampek
sebegitunya itu anak-anak kok, yang merasa dia mencabut saluran
busi itu, dia itu langsung minta maaf nangis dan tidak akan diulangi,
nah itu malah disitu membuat saya nangis, kamu melakukan
kesalahan kamu bertanggung jawab minta maaf, sampai sekarang
masih ingat, anaknya juga masih ingat sampai sekarang, Jadi endak
saya panggil saya hukum saya marahin endak, cuman malah saya
kasih jalan kalau pengen bikin saya enggak bisa pulang seharusnya
jangan saluran businya yang dicabut “di benakne masih bisa jalan
lagi seharusnya ban depan belakang di tubles pakai paku sudah saya
dak bisa pulang wes”. 76

Apa yang diungkapkan oleh Arnani Faiziyah menunjukan bahwa

ketika guru berada dalam kondisi keadaan tertentu guru harus selalu

bersikap positif. Meskipun guru sedang dalam kondisi yang tidak

bersahabat guru harus tetap bersikap positif terhadap siswa. Antin

Setyaningsih menuturkan bahwa sikap positif ditunjukan oleh guru kepada

siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. “Sikap positif dari

kita, ya kita selalu memberikan contoh yang positif kepada mereka, kalau

76
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
84

ada yang ramai itu kita tegur, kalo ada yang salah kita tegur, tapi sifatnya

yang tidak melukai perasaan anak-anak”.77 Hal serupa juga dituturkan oleh

Arnani Faiziyah ketika ada anak-anak yang ramai saat proses pembelajaran

berlangsung.

Kalau ada anak yang ramai saya kasih pengertian begini “la kamu
sudah ga bisa matematika kok malah bikin rame, itu ketidak
bisaanmu akan semakin bertumpuk-tumpuk nanti sampai kamu
sekolah lanjutan akan tetep ga bisa matematika kalau kamu tetap
berputar pada perasaan tidak bisa dan tidak ingin mencoba” jadi saya
sampaikan motivasi semacam itu, anak pintar itu bukan karena dia
pintar dari bawaan lahir, tapi karena dia berusaha. 78

Kemudian Binti Musa’adah memberikan tanggapan mengenai sikap

positif.

Untuk sikap positif saya tunjukan kepada siswa saat saya mengajar,
ketika saya menyampaikan materi pelajaran, kita sebagai guru juga
harus menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang baik dan
benar, sikap positif lainnya yang paling sering saya tunjukan kepada
siswa yaitu dengan saya ajarkan sikap saling tolong menolong atau
bekerja sama, biasanya saya realisasikan dalam bentuk kerja
kelompok atau diskusi kelompok. 79

Dari penuturan informan di atas bahwa sikap positif sangat

diperlukan untuk memberikan dorongan motivasi belajar siswa. Dengan

menegur kepada anak-anak yang berbuat salah, memberikan penjelasan

kepada anak tanpa harus melukai perasaan anak-anak itu merupakan sikap

positif yang ditunjukan oleh guru terhadap siswa. Ulya Rooikhatin juga

menuturkan pemberian sikap positif terhadap siswa. “Saya selalu berikan

77
Wawancara dengan Antin Styaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
78
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
79
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
85

apresiasi pada anak-anak ketika mereka berhasil mengerjakan tugasnya

dengan baik, misal dengan pemberian pujian atau dengan pemberian kata-

kata penyemangat, dengan begitu mereka akan merasa apa yang telah

dilakukan itu dihargai oleh gurunya”.80 Selanjutnya peneliti juga mencari

tau dan menanyakan mengenai kesetaraan yang ditunjukan oleh guru

kepada siswa di MI Arrahmah Purwotengah. Peneliti menanyakan kepada

Arnani Faiziyah bahwa beliau selalu berusaha bersikap adil dan tidak

membeda-bedakan siswa.

Kalau untuk sikap kesetaraan ini selama saya mengajar, saya tidak
pernah membeda-bedakan siswa yang pintar atau siswa yang kurang
pintar, yang cantik atau yang ganteng dll, karena saya tau setiap
orang itu pasti memiliki bagroundnya atau latar belakangnya
masing-masing yang jelas berbeda-beda. Jadi saya akan tetap
memberikan pengajaran kepada siswa secara keseluruhan dan
memberikan hak yang seharusnya mereka dapatkan, jadi saya tidak
membeda-bedakan atau memihak salah satu siswa, karena semua
siswa memiliki tujuan yang sama yaitu menimba ilmu. Serta kita
juga harus bisa memberikan contoh kepada siswa, supaya mereka
juga tidak memiliki sikap membeda-bedakan satu sama lain, jadi
tidak ada yang merasa unggul atau rendah, hal tersebut bisa kita
terapkan dengan cara memberikan contoh dan menjadi teladan yang
baik bagi siswa, mungkin itu yang saya tunjukan kepada siswa.81

Selanjutnya kesetaraan juga diungkapkan oleh Antin Setyaningsih.

Kesetaraan yang saya tunjukan kepada anak-anak itu kita


memandang mereka sama semua, nggak ada yang dibeda-bedakan,
ketika saya sedang menerangkan materi saya usahakan untuk tidak
terlalu memihak dan memilih-milih, ohh anak ini kelihatannya sudah
paham dengan materi yang saya jelaskan, terus saya lanjutkan ke
materi selanjutnya, tidak mas tidak begitu, setelah menerangkan
materi saya tanyakan kepada anak-anak, apakah kalian sudah paham
semua, nah biasanya ada beberapa anak yang belum paham, jika ada
anak yang kelihatannya kok belum paham, ya kita bantu, kita

80
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
81
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
86

jelaskan lagi biar paham, kadang kita jelaskan secara interpersonal


juga, siapapun anak-anak kita bantu dengan tidak ada yang dibeda-
bedakan.82

Kesetaraan yang ditunjukan oleh Antin Setyaningsih tanpa

membeda-bedakan siswa saat proses pembelajaran merupakan bentuk

dukungan dari guru kepada semua siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Sikap kesetaraan pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas sangat

berpengaruh terhadap pencapaian belajar siswa. Antin Setyaningsih

berusaha untuk bersikap adil kepada semua siswa, memposisikan berada di

tengah-tengah siswa tanpa membeda-bedakan siswa. Jadi dengan begitu

anak-anak akan nyaman dan proses komunikasi yang dilakukan bisa efektif,

sehingga apa yang disampaikan bisa diterima oleh siswa. Binti Musa’adah

juga mengungkapkan kesetaraan yang ditunjukan dengan bersikap adil saat

memberikan penjelesan materi pelajaran kepada siswa.

Saat saya mengajar di kelas, yang saya lakukan kepada anak-anak


tentunya bersikap adil, semua siswa itu di mata kami sama, semua
anak-anak kita rangkul bersama-sama, jika ada anak yang kesulitan
pasti kita bantu, tanpa membeda-bedakan, karena dengan begitu
anak-anak akan merasa nyaman dengan kita 83.

Sikap kesetaraan juga diungkapkan oleh Ulya Rooikhatin dengan

bersikap adil dan tidak membeda-bedakan.

Sikap kesetaraan yang kita tunjukan ke anak-anak yaitu kita melihat


mereka semua sama, misal pas waktu ngajar saya sabar saat
memberikan penjelasan materi ke anak-anak, setelah materi saya
jelaskan anak-anak saya suruh baca ulang materi yang sudah saya
jelaskan, semuanya saya suruh baca lagi, setelah itu saya suruh
menjelaskan apa yang sudah mereka baca, bisa apa nggak, tapi ada

82
Wawancara dengan Antin Setyaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
83
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 13 April 2022
87

beberapa anak yang engga bisa, ya kita harus bisa memaklumi


mereka, kan kemampuan anak juga berbeda-beda ya, jadi kita harus
bisa memaklumi, tapi memaklumi mereka sambil di motivasi. 84

Dalam membangun komunikasi interpersonal dengan siswa guru

selalu bersikap adil, setiap guru mempunyai cara sendiri untuk

berkomunikasi dengan siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Izza Nurul

Fitria selaku guru bahasa arab. “Saya bersikap adil kepada semua siswa,

engga satu persatu ya mas saya berkomunikasi atau secara interpersonal,

mungkin bagi anak-anak yang kemungkinan punya kelebihan khusus dalam

arti tidak bisa sama sekali atau pintar sekali itu yang saya ajak

berkomunikasi”.85

Setelah membangun komunikasi interpersonal yang efektif, maka

akan diikuti dengan bentuk-bentuk motivasi yang digunakan dalam

memberikan motivasi belajar kepada siswa. Para guru di MI Arrahmah

Purwotengah melakukan beberapa cara untuk memotivasi para siswa agar

lebih maksimal dalam belajar. Guru di MI Arrahmah Purwotengah akan

memberikan game dan kuis. Selain untuk memotivasi belajar siswa game

yang diberikan juga untuk menghilangkan kejenuhan saat belajar, seperti

yang diungkapkan oleh Arnani Faiziyah.

Untuk memberikan motivasi belajar kepada anak-anak saya akan


ciptakan suasana belajar yang harmonis dan santai, yaitu dengan
memberikan ice breaking atau game kepada anak-anak, dengan
adanya game yang kita berikan kepada anak-anak nantinya anak-
anak akan bisa lebih santai dan rileks, kalau sudah rileks maka
anak-anak itu nanti akan mudah untuk menerima materi yang kita

84
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
85
Wawancara dengan Izza Nurul Fitria (Guru Bahasa Arab MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 13 April 2022
88

sampaikan, jadi kalau saat proses pembelajaran sedang


berlangsung itu anak-anak pasti akan jenuh, lelah, dan capek,
makanya untuk menghilangi kejenuhan saya berikan ice breaking
kepada anak-anak. Kan saya juga aktif di pramuka jadi saya
gunakan waktu saya untuk memberikan ice breaking saat
pramuka, ketika anak-anak sudah merasa santai dan senang
nantinya ketika mereka kembali ke kelas akan lebih fresh dan
akan lebih semangat lagi dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga materi yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik
oleh anak-anak.86

Gambar 4. 2 Arnani Faiziyah sedang memberikan ice breaking

Langkah yang dilakukan oleh Arnani Faiziyah dengan

menggunakan pendekatan yang akrab lalu bentuk komunikasi interpersonal

ditunjukan dengan pemberian ice breaking atau game saat kegiatan

pramuka. Apa yang dilakukan Arnani Faiziyah juga diikuti oleh Antin

Setyaningsih bahwa beliau memberikan kuis kepada siswa.

Bentuk komunikasi interpersonal yang saya gunakan untuk


memotivasi belajar siswa yaitu saat belajar kita selingi dengan
kata-kata yang memotivasi anak, dengan memberikan ice
breaking, terus kita selipi juga dengan kuis, dengan membentuk
kelompok nantinya anak-anak dikasih kuis secara bergilir, biar ga
bosan lah pokokya anak gimana itu caranya, jadi kita buat santai,

86
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
89

tidak sepenuhnya fokus dengan materi mas ya, kadang memang


dalam pelajaran kan perlu juga refreshing.87

Gambar 4. 3 Game dan kuis yang diberikan oleh Antin


Setyaningsih di dalam kelas

Pemberian game dan kuis yang dilakukan oleh Antin Setyaningsih

dengan cara membentuk kelompok lalu dibagi menjadi beberapa kelompok

kemudian siswa akan berebut soal yang sudah disiapkan. Guru yang berada

di MI Arrahmah juga menggunakan metode bercerita untuk memberikan

motivasi belajar kepada siswa. Metode bercerita digunakan ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung, seperti menceritakan tentang perjalanan

hidup nabi-nabi dan menceritakan cita-cita yang ingin diraih di masa depan.

Seperti yang diungkapkan oleh Ulya Rooikhatin.

Kalau saya ya mas, bentuk motivasi yang saya gunakan yaitu, ya


kita bisa bercerita dulu, seperti menceritakan perjalanan hidup
para nabi-nabi, seperti kisah nabi Muhammad, saya sampaikan
kepada anak-anak begini “di dalam Al-Qur’an Allah telah
menjelaskan bahwa dalam diri Nabi Muhammad SAW terdapat
suri tauladan yang baik, karena itu kita sebagai umat muslim
harus mengetahui kisah hidup Nabi Muhammad SAW, saya

87
Wawancara dengan Antin Setyaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
90

sampaikan cerita seperti itu kepada anak-anak agar anak-anak


termotivasi dan bisa meneladani kisah hidup nabi. Pemberian
motivasi bisa juga dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
seputar cita-cita anak-anak, mereka ingin jadi apa, jadi anak-anak
nanti bisa lebih semangat lagi untuk belajar. 88

Gambar 4. 4 Ulya Rooikhatin sedang bercerita

Metode bercerita yang digunakan oleh Ulya Rooikhatin dalam

memotivasi belajar siswa dengan menceritakan kisah nabi Muhammad

SAW. Metode bercerita Ulya Rooikhatin juga diikuti dengan semangat dari

para siswa yang antusias dalam mendengarkan cerita.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar di MI Arrahmah

Purwotengah tidak semua siswa yang ada bisa menerima materi dengan

baik. Jika ada siswa yang memerlukan bimbingan yang lebih maka guru

akan memberikan bimbingan kepada siswa. Seperti yang dilakukan oleh

Ulya Rooikhatin saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, beliau

88
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
91

memberikan bimbingan secara interpersonal kepada siswa yang kesulitan

dalam memahami materi pelajaran.

Kita berikan bimbingan kepada anak-anak yang dirasa kesulitan


dalam memahami materi pelajaran, ataupun kepada anak-anak
yang membutuhkan bimbingan, misalkan, kalau anak tidak tau,
iya to, kita beri arahan untuk mencari tau, ogak langsung oo ini
jawabannya ini disini ya, engga, coba dibaca lagi, dibaca lagi di
halaman yang depannya nanti lak ketemu, kalau kita langsung
ngasikan, oo ini jawabannya, itu anak-anak ndak bisa
berkembang, jadi dibimbing dan diarahkan. 89

Gambar 4. 5 Ulya Rooikhatin sedang memberikan


bimbingan kepada siswa

Ulya Rooikhatin memberikan bimbingan belajar pendidikan agama

islam kepada siswa, bimbingan yang beliau lakukan bertujuan untuk

membantu para siswa agar dapat menyelesaikan masalah kesulitan belajar

di sekolah, dengan begitu aktivitas belajar mengajar akan lebih efisien,

sehingga siswa dapat lebih optimal mengembangkan kemampuannya.

Memberikan bimbingan kepada siswa juga dilakukan oleh Binti Musa'adah.

89
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
92

Sebagai seorang guru kita wajib membantu setiap siswa yang


mempunyai masalah dan kesulitan dalam belajar, bimbingan
yang saya berikan yaitu ketika saat jam pelajaran di kelas, lebih
sering lagi saya lakukan ketika siswa akan menjalani ujian, saya
berikan bimbingan dengan menanyakan kepada siswa dimana
letak kesulitan yang dialami, lalu saya arahkan untuk lebih giat
lagi belajar, menghafal, lebih giat lagi untuk mengulang-ulang
pelajaran yang sudah dipelajari sewaktu di kelas.90

Gambar 4. 6 Binti Musa'adah sedang memberikan


bimbingan kepada siswa

Langkah memberikan bimbingan juga dilakukan oleh Arnani

Faiziyah kepada siswa yang memerlukan bimbingan secara lebih. Arnani

Faiziyah bertindak sebagai teman sekaligus ibu untuk siswa, seperti yang

beliau ungkapkan.

Kalau yang bentuk komunikasi interpersonal yang saya gunakan


dalam memberikan motivasi kepada anak-anak ini, ini saya
tempatkan diri saya sebagai seorang ibu, jadi tidak melihat
mereka anak orang lain. Jadi seorang ibu yang ingin memberikan
yang terbaik untuk anaknya, apabila mereka melakukan
kesalahan juga kita tegur, apabila mereka bisa melahirkan

90
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
93

prestasi-prestasi kita kasih penghargaan, jadi disini saya


tempatkan diri saya sebagai seorang ibu.91

Dari pernyataan Arnani Faiziyah menunjukan bahwa dengan

berperan sebagai ibu sekaligus teman dan guru bagi siswa, maka hubungan

interpersonal dalam rangka memberikan motivasi kepada siswa akan bisa

tercapai. Terbukti dengan adanya bimbingan dan pendampingan yang

dilakukan Arnani Faiziyah kepada siswa. Bimbingan dan pendampingan

yang beliau berikan sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi belajar

siswa, seperti yang beliau ungkapkan.

Memberikan pendampingan kepada anak-anak secara lebih, kan


sebelum ujian madrasah dilaksanakan itu ada kegiatan do’a
bersama, itu semua anak-anak dan orang tua ikut dalam kegiatan
do’a bersama, pendampingan yang dilakukan orang tua kepada
anaknya itu sangat berpengaruh sekali terhadap perasaan anak-
anak, kan ada sebagian anak itu yang tidak dihadiri oleh orang
tuanya kan kasihan mereka, untuk itu saya berikan pendampingan
kepada mereka, saya bilang gini ke anak-anak. Kalian juga anak-
anak ku meskipun ayah ibu kalian tidak datang, anggap saya juga
ibu kalian, do’a terbaik untuk kalian semua.92

91
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
92
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Selasa,
tanggal 10 Mei 2022
94

Gambar 4. 7 Arnani Faiziyah memberikan

bimbingan dan pendampingan

Dari paparan data di atas menunjukan bahwa tidak semua guru di

MI Arrahmah Purwotengah menggunakan metode yang sama dalam

memberikan motivasi belajar kepada siswa. Arnani Faiziyah

menyampaikan bahwa pemberian motivasi yang dilakukan guru juga

ditujukan kepada siswa yang berprestasi. Guru memberikan hadiah kepada

siswa yang berprestasi dalam bentuk pemberian penghargaan, sertifikat,

piala, dan uang tabungan. Arnani Faiziyah menyampaikan “Siswa akan

lebih termotivasi apabila mereka mendapatkan hadiah, seperti siswa yang

meraih juara MTQ, siswa yang berprestasi seperti itu akan mendapatkan

hadiah sertifikat, piala, dan uang tabungan”.93

93
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
95

Gambar 4. 8 Siswi ananda Khilda Rania


Putri juara 2 MTQ putri

2. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam

Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan sejumlah

informan ditemukan beberapa hambatan dan pendukung komunikasi

interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah

Purwotengah. Adapun yang menjadi hambatan dan pendukung komunikasi

interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa tersebut adalah :

1. Hambatan

Faktor penghambat komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah yaitu ketika materi

dan motivasi yang disampaikan oleh guru tidak sepenuhnya bisa diterima

oleh siswa dikarenakan tingkat kedewasaan siswa berbeda-beda, sesuai


96

dengan yang diungkapkan oleh kepala sekolah Arnani Faiziyah, berikut

penuturannya.

Hambatannya ketika mereka (siswa) tidak memahami apa yang


kita sampaikan, bahasanya terlalu tinggi mungkin atau mungkin
kadang mereka tingkat kesadaran untuk menerima motivasi dari
guru itu kurang, karena mungkin (mohon maaf) kadang anak-
anak itu kan tidak seperti yang tingkat lanjut yang mudah
menerima motivasi, kalau anak-anak itu kadang apa yang kita
sampaikan sebatas masukan, masuk kuping kanan keluar kuping
kiri enggak dipakek, tapi tidak menuntut kemungkinan sebagian
ada anak yang memang betul-betul apa yang kita sampaikan itu
mereka terapkan, hambatannya ya itu tadi tingkat kesadaran anak
yang masih kurang menerima motivasi.94

Penuturan dari Arnani Faiziyah dibenarkan serta diperkuat oleh

penuturan Antin Setyaningsih. “Untuk hambatan ya itu anak-anak suka

bicara sendiri kalau sedang diterangkan, kalau dikasih motivasi anak-anak

juga tidak sepenuhnya memperhatikan semua, hambatannya ya berkaitan

dengan situasi di dalam kelas dimana banyak anak-anak yang ramai

sendiri”.95

Faktor penghambat komunikasi interpersonal guru dalam

memberikan motivasi belajar kepada siswa diantaranya adalah ada sebagian

siswa yang ramai sendiri dan tingkat kesadaran siswa dalam menerima

motivasi dari guru yang masih kurang. Lalu selanjutnya hambatan

komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa

disampaikan oleh Binti Musa’adah

Faktor penghambat yang berpengaruh yaitu seperti halnya, anak-


anak sulit untuk diarahkan dan anak-anak kurang mandiri,

94
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
95
Wawancara dengan Antin Setyaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
97

disamping itu anak-anak juga bosan ketika terlalu lama


mendengarkan materi yang saya sampaikan, tingkat kebosanan
pada anak sangat mempengaruhi sekali terhadap motivasi yang
saya berikan, ketika anak-anak sudah bosan maka anak-anak
tidak akan memperhatikan lagi terhadap gurunya. 96

Dalam proses pembelajaran tidak jarang para siswa merasa bosan

dalam menerima materi yang disampaikan oleh gurunya, terlebih jika siswa

terlalu lama berada di dalam kelas dan sudah terlalu lama mengikuti

pelajaran. Jika siswa sudah merasa bosan tentu akan sulit untuk menerima

pesan yang disampaikan oleh gurunya. Oleh karena itu untuk mengurangi

rasa bosan pada diri siswa guru harus bisa memberikan motivasi, agar

nantinya siswa bisa mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan

oleh gurunya, dengan begitu siswa akan lebih semangat dan aktif. Hambatan

dalam memberikan motivasi juga dirasakan oleh Ulya Roikhatin, seperti

yang beliau ungkapkan.

Hambatan yang saya alami ketika memberikan motivasi kepada


siswa yaitu siswa sulit untuk menuruti apa yang saya perintahkan,
hambatannya kadang anak itu tidak mau menerima pesan dan
kata-kata yang saya berikan, yaa artinya anak-anak masih suka
becanda, belum bisa serius, belum bisa kosen, belum bisa
menerima apa yang kita sampaikan, pokonya santai. 97

Dari penuturan yang disampaikan oleh guru di MI Arrahmah

Purwotengah mengenai hambatan komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa, dapat diketahui bahwa ada siswa yang tidak bisa

menerima pesan yang disampaikan oleh gurunya, adanya siswa yang ramai

96
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada hari
Sabtu, tanggal 16 April 2022
97
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
98

sendiri ketika sedang dikasih penjelasan materi, serta siswa masih suka

becanda dan belum bisa serius dalam menerima masukan-masukan dari

gurunya.

2. Pendukung

Faktor pendukung komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi

belalajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah dengan adanya efektifitas

komunikasi interpersonal, serta adanya kesediaan waktu yang digunakan

guru untuk memberikan motivasi kepada siswa, serta adanya usaha dari

guru untuk memberikan motivasi kepada siswa. Seperti adanya kegiatan

ekstrakurikuler dan adanya kegiatan-kegiatan lainnya di luar jam pelajaran

kelas. Dengan menggunakan cara seperti itu guru akan mampu untuk

memberikan motivasi kepada siswa, seperti yang dituturkan oleh kepala

sekolah Arnani Faiziyah.

Faktor pendukung untuk keberhasilan dalam memberikan


motivasi kepada siswa yaitu dengan penyediaan waktu yang agak
diluangkan untuk siswa, agar ada waktu-waktu yang bisa
digunakan untuk berkomunikasi dalam langkah memberikan
motivasi belajar siswa, jadi waktu, waktu itu harus ada, terus itu
ketika kita ada kegiatan ekstra pramuka, ada upacara, nah disitu
kita akan sampaikan motivasi-motivasi, ada kegiatan shalat duha,
hafalan asmaul husna seperti itu kita berikan motivasi untuk
meningkatkan belajar anak-anak.98

Faktor pendukung komunikasi interpersonal yang ditunjukan Arnani

Faiziyah dalam memberikan motivasi belajar siswa yaitu adanya waktu

yang disediakan dari guru, serta adanya kegiatan-kegiatan lain di luar jam

98
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
99

pelajaran, dengan demikian para guru memanfaatkan kegiatan yang ada

untuk memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya mengenai faktor

pendukung disampaikan oleh Antin Setyaningsih, berikut penuturannya

Sebenarnya kembali kepada diri anak-anak, jika anak-anak bisa


menerima apa yang kita sampaikan maka motivasi yang kita
berikan akan efektif, ketika memberikan motivasi itu kan kita
selingi dengan candaan, bercerita tentang kehidupan pribadi
anak-anak, kalau anak-anak ramai sendiri dan tidak
memperhatikan ya motivasi yang kita berikan tidak bisa diterima
oleh anak-anak. Jadi faktor keberhasilan dalam menyampaikan
motivasi kepada anak-anak adalah melihat situasi kelas dan
kondisi anak-anak itu sendiri. 99

Antin Setyaningsih mengungkapkan bahwa keberhasilan

komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa dilihat dari

individu-individu siswa dan kondisi lingkungan sekitar yang dimana jika

para siswa antusias dalam mendengarkan pesan yang disampaikan oleh

gurunya dan siswa bisa memahami motivasi yang diberikan oleh gurunya,

maka tingkat efektifitas pemberian motivasi akan berhasil. Selanjutnya

Binti Musa’adah juga memberikan pernyataan yang sama mengenai faktor

pendukung. “faktor pendukung ya dari siswa nya sendiri juga ya. kalau

siswa bisa menerima apa yang kita sampaikan, faktor lainnya juga dari

orang tua nya sendiri, orang tua juga harus mendukung”. 100 Selanjutnya

Ulya Roikhatin menyampaikan faktor pendukung komunikasi interpersonal

guru dalam memotivasi belajar siswa. “Adanya keinginan yang kuat dari

dalam diri anak-anak untuk belajar dan keinginan untuk sukses dalam

99
Wawancara dengan Antin Setyaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
100
Wawancara dengan Binti Musa’adah (Guru Seni Budaya MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Sabtu, tanggal 16 April 2022
100

menggapai cita-cita, selain itu adanya keterbukaan antara guru dengan

siswa, sehingga guru bisa memberikan bantuan maupun motivasi kepada

siswa”.101

Dari penuturan yang disampaikan oleh para guru di MI Arrahmah

Purwotengah mengenai faktor pendukung komunikasi interpersonal guru

dalam memotivasi belajar siswa dapat diketahui, bahwa dengan adanya

jalinan komunikasi yang baik ditunjukan dengan adanya waktu senggang

yang diberikan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa, dengan

adanya kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lainnya, dengan adanya

sikap bisa menerima motivasi dari guru, dan dengan adanya sikap

keterbukaan antar guru dan siswa.

C. Temuan Penelitian

Temuan penelitian disini adalah hasil yang telah berhasil peneliti

kumpulkan setelah peneliti melakukan pencarian data melalui observasi dan

wawancara dengan sejumlah informan di MI Arrahmah Purwotengah.

Disini ditemukan dua temuan data yang telah teridentifikasi, adapun temuan

data penelitian yaitu :

101
Wawancara dengan Ulya Rooikhatin (Guru Pendidikan Agama Islam MI Arrahmah
Purwotengah), pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022
101

1. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di

MI Arrahmah Purwotengah

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa komunikasi interpersonal

guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah para

guru menggunakan beberapa pendekatan komunikasi interpersonal yang

efektif, yaitu seperti adanya sikap keterbukaan (Openness), sikap

keterbukaan dari guru ini ditunjukan dengan sikap dapat menerima

pendapat/masukan dari orang lain. Sikap keterbukaan untuk mambangun

komunikasi yang terbuka antar guru dan siswa, sehingga nantinya proses

komunikasi dengan siswa bisa terjalin secara efektif.

Sikap empati (Empathy), sikap empati ditunjukan dengan

memahami apa yang sedang dirasakan oleh siswa, serta guru memahami

setiap permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sikap mendukung

(Supportiveness), sikap mendukung yang ditunjukan oleh guru terhadap

siswa yaitu dengan respon baik terhadap setiap komunikasi yang terjadi.

Guru memberikan pesan- pesan yang sifatnya mendukung terhadap siswa.

Sikap mendukung dengan memberikan motivasi kepada siswa. Sikap positif

(Positiveness), sikap positif dari guru ditunjukan dengan perilaku yang

positif dengan cara memberikan contoh yang positif kepada siswa. Sikap

kesetaraan (Equality), guru memposisikan diri berada di tengah-tengah

siswa dengan bersikap adil.

Setelah membangun komunikasi interpersonal yang efektif maka

akan diikuti dengan bentuk-bentuk motivasi yang digunakan dalam


102

memberikan motivasi belajar kepada siswa. Guru di MI Arrahmah

Purwotengah melakukan beberapa cara untuk memotivasi para siswa agar

lebih maksimal dalam belajar melalui beberapa cara yaitu:

a) Memberikan Game dan kuis

b) Bercerita

c) Memberikan Bimbingan dan Pendampingan

d) Memberikan Hadiah

2. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam

Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di

MI Arrahmah Purwotengah peneliti menemukan beberapa hambatan yang

dialami guru ketika memberikan motivasi kepada siswa, adapun

hambatannya yaitu:

a) Pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya diterima oleh siswa. (bahasa

yang digunakan terlalu tinggi & tingkat kesadaran siswa untuk menerima

motivasi dari guru kurang).

b) Kondisi dan lingkungan yang tidak kondusif (siswa ramai, siswa tidak

memperhatikan).

Selain itu faktor pendukung komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah yaitu:

a) Adanya sikap keterbukaan (openness), empati (empathy), mendukung

(supportiveness), positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).


103

b) Adanya kegiatan-kegiatan lain di luar jam pelajaran, adanya kegiatan

ekstra pramuka, hafalan asmaul husna.

c) Kesediaan waktu dari guru dalam menjalin komunikasi interpersonal

dengan siswa untuk memberikan motivasi.


BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab lima ini peneliti membahas bagaimana komunikasi

interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah

Purwotengah, lalu mengkombinasikan hasil temuan dengan Teori

Communication Competence dari Brian Spitzberg & William Cupach.

A. Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa di

MI Arrahmah Purwotengah

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi selama penelitian,

peneliti menemukan bahwa guru melakukan komunikasi interpersonal

dalam memotivasi belajar siswa. Pendekatan komunikasi interpersonal yang

dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah

Purwotengah dengan memperhatikan individu-individu siswa, serta bentuk

pesan yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga guru akan bisa dan

mengetahui bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan agar

komunikasi bisa berjalan efektif.

Teori communication competence ini menunjukan suatu

kemampuan untuk memilih perilaku komunikasi yang cocok dan efektif

pada saat situasi tertentu. Teori ini memungkinkan dan membolehkan

seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasinya tanpa harus

menyebabkan orang lain terpojok dan malu. Untuk menjelaskan teori

communication competence ini maka ada model yang sering digunakan

104
105

yaitu komponen. adapun komponen-komponen tersebut Pengetahuan,

pengetahuan sebagai pemilihan perilaku yang terbaik untuk digunakan

dalam situasi tertentu. Pengetahuan guru disini adalah pengetahuan untuk

memberikan bimbingan & pendampingan kepada siswa. Guru memiliki

pengetahuan-pengetahuan seperti mengetahui apa yang harus diucapkan,

tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi yang berbeda.

Keahlian, kemampuan seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan

dalam berkomunikasi. Keahlian disini adalah keahlian guru untuk bercerita.

Metode bercerita dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dikelas.

Motivasi, kemauan untuk berkomunikasi dengan membawakan sifat-sifat

seseorang yang ahli di bidangnya. Motivasi disini adalah motivasi dari guru

yang ditujukan kepada siswa dengan cara memberikan game & quiz dan

dengan cara memberikan hadiah.102

Model komponen dalam teori communication competence ini

mengisyaratkan bahwa seorang komunikator harus bisa memahami akan

kemampuan komunikasi praktis yang sesuai dengan situasi. Memiliki

kemampuan untuk mengungkapkan komunikasi secara tepat, dan

berkeinginan untuk berkomunikasi dengan efektif sesuai dengan karakter

komunikan. Teori communication competence yang dikemukakan oleh

Brian Spitzberg & William Cupach ini mengisyaratkan seorang

102
Burleson & Greene, Handbook of Communication and Social Interaction Skills Edited (Taylor
& Francis 2003), 7-11.
106

komunikator harus bisa memahami akan kemampuan untuk menerapkan

komunikasi yang efektif pada saat situasi tertentu.103

Menurut Devito kompetensi komunikasi mengacu kepada

kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Kemampuan ini

mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang suatu topik layak untuk

dikomunikasikan kepada komunikan. 104 Komunikasi interpersonal yang

dilakukan oleh guru untuk memotivasi belajar siswa yakni melalui:

1. Memberikan Bimbingan dan Pendampingan

Guru memberikan bimbingan secara interpersonal kepada siswa

yang sedang mempunyai masalah dalam bidang akademik maupun non

akademik. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang

membutuhkan bimbingan yang bertujuan untuk membantu para siswa

agar dapat menyelesaikan masalah kesulitan belajar di sekolah. Dengan

begitu aktivitas belajar mengajar akan lebih efisien sehingga siswa dapat

lebih optimal mengembangkan kemampuannya. Bimbingan dan

pendampingan dilakukan dalam kondisi apapun baik saat jam pelajaran

maupun di luar jam pelajaran.

Metode memberikan bimbingan dan pendampingan ini jika

dianalisis dengan menggunakan teori communication competence maka

masuk kedalam komponen pengetahuan (knowledge). Guru memiliki

pengetahuan-pengetahuan seperti mengetahui apa yang harus diucapkan,

103
Nia Karnia Kurniawati, Komunikasi Antarpribadi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). 81.
104
Devito, Komunikasi Antar Manusia (Tanggerang: Karisma Publishing Group, 2011). 89.
107

tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi yang berbeda,

siapa yang diajak berkomunikasi, serta guru memiliki pengetahuan untuk

memberikan bimbingan konseling kepada siswa. 105

2. Bercerita

Metode bercerita dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung di

kelas. Guru yang berada di MI Arrahmah Purwotengah menggunakan

metode bercerita untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.

Metode bercerita digunakan ketika proses pembelajaran sedang

berlangsung, seperti menceritakan tentang perjalanan hidup nabi-nabi

dan menceritakan cita-cita yang ingin diraih di masa depan.

Metode bercerita jika dianalisis dengan menggunakan teori

communication competence maka masuk kedalam komponen keahlian

(skill). Keahlian yang dimiliki guru akan kemampuan mengaplikasikan

komunikasi untuk bercerita. Keahlian disini adalah sesuatu yang dikuasai

dalam diri individu yang meliputi tindakan nyata dari perilaku yang

merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah perilaku yang

diperlukan dalam berkomunikasi. 106

105
Ibid. 7-11.
106
Burleson & Greene, Handbook of Communication and Social Interaction Skills Edited (Taylor
& Francis 2003), 7-11.
108

3. Memberikan Game & Kuis


Komunikasi interpersonal guru di MI Arrahmah Purwotengah dalam

memberikan motivasi kepada siswa yakni dengan memberikan game

serta kuis. Pemberian game dilakukan saat kegiatan pramuka serta

memberikan kuis saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Metode

memberikan game dan kuis termasuk kedalam salah satu tujuan dari

komunikasi interpersonal yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan

pesan kepada orang lain, untuk mengubah mentalitas, penilaian, atau

perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bentuk komunikasi interpersonal ditunjukan dengan memberikan

game saat kegiatan pramuka, serta memberikan kuis saat proses

pembelajaran berlangsung di kelas dengan cara membentuk kelompok

lalu dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian anggota kelompok

akan berebut soal yang sudah disiapkan. Metode ini merupakan cara yang

tepat karena sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal bahwa dalam

aturan komunikasi, ketika komunikan mendapat pesan atau data

komunikan telah terpengaruh oleh interaksi proses komunikasi. Karena

pada dasarnya komunikasi adalah sebuah fenomena atau kekhasan dan

pengalaman yang dimiliki seseorang. Komunikasi mempunyai tujuan

untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku, seseorang akan terpengaruh

apabila proses komunikasi dilakukan dengan baik. 107

107
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 22.
109

Metode memberikan game dan kuis jika dianalisis dengan

menggunakan teori communication competence maka masuk kedalam

komponen motivasi (motivation). 108 Guru mempunyai kemauan untuk

berkomunikasi dengan cara mengolahnya kedalam bentuk pemberian

game dan kuis. Motivasi dari guru ini mengacu pada keinginan agar

pesan yang disampaikan bisa diterima secara tepat oleh siswa. Motivasi

yang diberikan oleh guru merupakan motivasi ekstrinsik yaitu kegiatan

dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang terletak di luar

aktivitas belajar itu sendiri. Jadi motivasi ekstrinsik merupakan segala

sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui

saran anjuran atau dorongan dari orang lain. 109

4. Memberikan Hadiah

Guru memberikan hadiah kepada setiap siswa yang berprestasi atau

unggul dalam pelajarannya, hadiah yang diberikan biasanya dalam

bentuk pemberian penghargaan, sertifikat, piala, dan uang tabungan.

Biasanya pemberian hadiah akan dilakukan oleh kepala sekolah, wali

kelas, ataupun guru lainnya yang diberi amanat untuk menyerahkan

hadiah kepada siswa.

pemberian hadiah ini jika dianalisis dengan menggunakan teori

communication competence maka masuk kedalam komponen motivasi

108
Ibid 7-11.
109
Endang Titik Lestari, Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar (Yogyakarta:
Budi Utama, 2020). 6.
110

(motivation). Guru memiliki kemauan untuk membangun motivasi yang

lebih kepada siswa melalui pemberian hadiah, dengan begini diharapkan

siswa memiliki keinginan dan kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi

yang lebih banyak lagi.110

Keberhasilan guru dalam memberikan motivasi kepada siswa

tentunya tidak lepas dari komunikasi interpersonal efektif yang

dilakukan antar guru dan siswa. Devito menyatakan terdapat lima kriteria

komunikasi interpersonal yang efektif yaitu keterbukaan (openness),

empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif

(positiveness), kesetaraan (equality). Devito menyatakan kompetensi

komunikasi mengacu kepada kemampuan seseorang untuk

berkomunikasi secara efektif. Dalam teori communication competence

terdapat tiga komponen antara lain pengetahuan (knowledge), keahlian

(skill), dan motivasi (motivation).111

1. Keterbukaan (openness)

Proses komunikasi interpersonal yang terjadi akan bisa efektif jika

seorang komunikator itu bisa terbuka dengan komunikan, dalam artian

lain seorang individu harus bisa terbuka terhadap individu lain kedua

belah pihak harus bersedia dalam membuka diri dan memberikan

informasi.112 Dalam paparan data yang telah peneliti sampaikan di bab

110
Ibid. 7-11.
111
Mufadhal Barseli, The concept of student interpersonal communication. JPPI (Jurnal
Penelitian Pendidikan Indonesia), No 2. Vol 4. (2018): 129-134.
112
Puji Lestari Poppy Ruliana, Teori Komunikasi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2019). 121.
111

sebelumnya bahwa ketika membangun komunikasi dengan siswa guru

selalu terbuka kepada siswa. Sikap keterbukaan yang ditunjukan dengan

sikap dapat menerima pendapat atau masukan dari orang lain. Sikap

keterbukaan untuk mambangun komunikasi yang terbuka antar guru dan

siswa, sehingga nantinya proses komunikasi dengan siswa bisa terjalin

secara efektif.

Seperti guru selalu terbuka terhadap siswa, guru menjadi teman dan

ibu bagi siswa, guru bersikap sabar kepada siswa, guru selalu membuka

diri terhadap permasalahan yang sedang dihadapi siswa, serta guru

memberikan instruksi kepada siswa agar melakukan konsultasi tentang

permasalahan yang sedang dihadapi. Hal seperti ini dirasa penting

karena dengan demikian akan terjalin komunikasi interpersonal yang

terbuka antar guru dan siswa.

Sikap keterbukaan guru jika dianalisis dengan menggunakan teori

communication competence bahwa guru selalu terbuka, guru menjadi

teman dan ibu untuk siswa, guru bersikap sabar serta guru selalu

membuka diri kepada siswa, maka itu semua masuk kedalam komponen

pengetahuan (knowledge) dikarenakan guru mengetahui bagaimana

caranya membangun komunikasi yang terbuka dengan siswa.

2. Empati (empathy)

Sikap empati diartikan sebagai pemahaman dan memahami apa

yang sedang dirasakan oleh individu lain atau dalam artian lain sikap

empati adalah sikap dari dalam diri seseorang untuk memahami


112

perasaan yang sedang terjadi dalam diri orang lain. Orang yang memiliki

empati akan mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang

lain. 113 Dengan sikap empati ini guru akan mampu melakukan

komunikasi interpersonal secara efektif. Dalam paparan data yang telah

peneliti sampaikan di bab sebelumnya sikap empati ditunjukan dengan

memahami apa yang sedang dirasakan oleh siswa, serta guru

memposisikan diri melihat individu-individu siswa dan memahami

setiap permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

Melihat individu-individu siswa, memahami setiap permasalahan

yang dihadapi siswa, lalu guru menjadi pendengar yang baik serta

menjadi teman bicara yang menyenangkan bagi siswa. Guru juga harus

dapat memberikan motivasi serta mencari jalan keluar dari

permasalahan yang dihadapi siswa. Dengan adanya sikap empati dari

guru ini maka guru mampu untuk memberikan bimbingan dan

pendampingan kepada siswa.

Sikap empati jika dianalisis dengan menggunakan teori

communication competence maka masuk kedalam komponen

pengetahuan (knowledge) dikarenakan guru memiliki pengetahuan

untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh siswa, serta guru

memposisikan diri melihat individu-individu siswa dan memahami

setiap permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Selain itu guru juga akan

memperhatikan pesan sebelum dikomunikasikan kepada siswa, guru

113
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 81.
113

membangun pesan-pesan yang baik terhadap siswa. Sesuai dengan teori

communication competence bahwa pengetahuan-pengetahuan yang

dimaksud adalah individu mengetahui apa yang harus diucapkan,

tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi yang berbeda

dan memahami isi pesan yang akan disampaikan. Pengetahuan ini

dibutuhkan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. 114

3. Sikap Mendukung (supportiveness)

Sikap mendukung ini ditujukan kepada pesan yang akan

disampaikan kepada komunikan, seorang komunikator saat

berkomunikasi harus memiliki sikap mendukung. Dari paparan data

yang telah peneliti sampaikan bahwa sikap mendukung yang ditunjukan

oleh guru terhadap siswa yaitu dengan respon baik terhadap setiap

komunikasi yang terjadi. Sikap mendukung yang ditunjukan oleh guru

terhadap siswa yakni dengan bentuk pemberian motivasi, guru mencoba

membangun komunikasi dengan pesan-pesan yang mendukung. Sikap

mendukung dari guru diperkuat dari pernyataan Suranto AW. Dari

bukunya Suranto AW menjelaskan bahwa masing-masing individu yang

terlibat dalam komunikasi memiliki komitmen untuk mendukung

keberhasilan dalam berkomunikasi.115

Dengan adanya sikap mendukung dari guru yang ditunjukan melalui

pemberian respon baik dari setiap komunikasi yang terjalin, serta

114
Puji Lestari Poppy Ruliana, Teori Komunikasi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2019). 121.
115
Ibid. 83.
114

adanya pemberian motivasi terhadap siswa, siswa diharapkan mampu

terhindar dari sikap defensif atau sikap bertahan. Sikap mendukung jika

dianalisis dengan menggunakan teori communication competence maka

masuk kedalam komponen motivasi (motivation) dikarenakan guru

memiliki keinginan yang kuat untuk berkomunikasi. Dengan

menunjukan adanya pemberian pesan-pesan yang mendukung untuk

memotivasi siswa. Motivasi dari guru berkembang dari dalam diri,

motivasi yang berkembang dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh

lingkungan yang ada disekitarnya.116

4. Sikap Positif (positiveness)

Sikap positif dalam komunikasi interpersonal ini ditunjukan dalam

bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap bahwa pihak yang

terlibat komunikasi harus memiliki perasaan dan pikiran positif.

Sedangkan dalam bentuk perilaku bahwa tindakan yang dipilih harus

sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal. Dari paparan data yang

telah peneliti sampaikan bahwa sikap positif yang ditunjukan oleh guru

kepada siswa yakni guru memberikan contoh yang positif. Dengan

memposisikan diri menjadi seseorang yang bisa berfikir positif. Seorang

guru juga harus tetap menunjukan sikap positif ketika ada siswa yang

melakukan kesalahan. Guru harus memberikan contoh yang positif

116
H amzah B Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016). 3.
115

kepada siswa. Sikap positif ditunjukan ketika guru sedang memberikan

materi di kelas atau di luar kelas.

Dalam bukunya Suranto AW juga menjelaskan bahwa setiap

individu yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki

pikiran yang positif. 117 Sikap positif jika dianalisis dengan

menggunakan teori communication competence maka masuk ke dalam

komponen pengetahuan (knowledge). Terlihat bahwa guru memiliki

pengetahuan untuk bersikap positif saat dalam situasi yang kurang

bersahabat. Guru memberikan contoh yang positif terhadap siwa. Guru

memiliki pengetahuan agar komunikasi interpersonal dapat terjalin

secara efektif yaitu guru selalu bersikap positif terhadap siswa.

5. Kesetaraan (equality)

Kesetaraan yaitu suatu bentuk komunikasi yang mengedepankan

kesamaan serta kesetaraan antara masing-masing individu. Setiap

individu-individu yang memiliki sifat, pemikiran, nilai dan kebiasaan

yang sama cenderung akan bisa membangun komunikasi interpersonal

yang lebih efektif.118 Dari paparan data yang telah peneliti sampaikan

mengenai kesetaraan yang ditunjukan oleh guru terhadap siswa, yakni

dengan memposisikan diri berada ditengah-tengah siswa dengan

bersikap adil. Guru bersikap adil kepada semua siswa meskipun siswa

mempunyai background yang berbeda-beda, seperti guru tidak bersikap

117
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). 83.
118
Puji Lestari Poppy Ruliana, Teori Komunikasi (Depok: Raja Grafindo Persada, 2019). 122.
116

adil hanya kepada siswa yang pintar saja namun juga bersikap adil

kepada siswa yang dirasa kurang pintar. Kesetaraan tersebut sangat

diperlukan untuk mendorong para siswa bersikap baik. Dari konsep

kesetaraan inilah juga akan tercipta proses komunikasi interpersonal

guru dalam memotivasi belajar siswa yang efektif ketika sumber dengan

penerima memiliki persamaan.

Sikap kesetaraan jika dianalisis dengan menggunakan teori

communication competence maka masuk kedalam komponen

pengetahuan (knowledge). Bahwa guru mempunyai pengetahuan untuk

bersikap adil terhadap siswa dengan menempatkan diri berada ditengah-

tengah siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi yang digunakan

untuk memotivasi belajar siswa yaitu berupa komunikasi interpersonal

yang bersifat persuasif, yang dimana bahwa komunikasi interpersonal

guru untuk memotivasi belajar siswa berlangsung dengan baik

ditunjukan dengan adanya motivasi yang diberikan, yang dimana

keberhasilan dalam memberikan motivasi tidak terlepas dari efektivitas

komunikasi interpersonal yang dibangun oleh guru. Di sini guru berhasil

membangun komunikasi interpersonal terhadap siswa dengan efektif

serta relevan dan sesuai dari teori yang peneliti gunakan yaitu teori

communication competence. Untuk mempermudah dan memahami hasil

analisis data penelitian dengan menggunakan teori communication

competence maka peneliti akan menyajikannya dalam bentuk tabel.


117

Tabel 5. 1 Analisis Teori Communication Competence

Komunikasi
No Teori Communication Competence
Interpersonal
Memberikan komponen
1 Bimbingan dan pengetahuan
Pendampingan (knowledge)
komponen
2 Bercerita keahlian
(skill)
komponen
Memberikan Game
3 motivasi
dan Kuis
(motivation)
komponen
4 Memberikan Hadiah motivasi
(motivation)
komponen
Keterbukaan
5 pengetahuan
(openness)
(knowledge)
komponen
Empati
6 pengetahuan
(empathy)
(knowledge)
komponen
Sikap Mendukung
7 motivasi
(supportiveness)
(motivation)
komponen
SikapPositif
8 pengetahuan
(positiveness)
(knowledge)
komponen
Kesetaraan
9 pengetahuan
(equality)
(knowledge)
118

B. Hambatan dan Pendukung Komunikasi Interpersonal Guru Dalam

Memotivasi Belajar Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

1. Hambatan

Proses komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar

siswa peneliti menemukan adanya beberapa hambatan yang dihadapi oleh

guru ketika berkomunikasi dengan siswa, adapun faktor penghambat

diantaranya yaitu:

a. Pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya diterima oleh siswa

Hambatan yang dihadapi guru di MI Arrahmah Purwotengah yaitu

pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya bisa diterima oleh siswa

dikarenakan tingkat pemahaman setiap siswa berbeda-beda. Sebagaimana

yang diungkapkan kepala sekolah Arnani Faiziyah “Hambatannya ketika

mereka (siswa) tidak memahami apa yang kita sampaikan, bahasanya terlalu

tinggi mungkin atau mungkin kadang mereka tingkat kesadaran untuk

menerima motivasi dari guru itu kurang”. 119 Jika dilihat dari proses

komunikasi interpersonal maka pesan yang disampaikan oleh Arnani

mempunyai tujuan dan keinginan namun tidak bisa efektif karena tingkat

kedewasaan dan tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda. Dalam

bukunya Edi & Syarwani mengemukakan bahwa pesan merupakan inti dari

komunikasi, pesan mewakili perasaan, pikiran, keinginan atau tujuan. Maka

119
Wawancara dengan Arnani Faiziyah (Kepala MI Arrahmah Purwotengah), pada hari Senin,
tanggal 11 April 2022
119

pesan yang disampaikan harus efektif. 120 Hambatan yang ada disini

merupakan hambatan semantik yaitu hambatan dalam proses penyampaian

pesan. ketika kata-kata yang diberikan dalam proses komunikasi terkadang

memiliki arti yang berbeda dan tidak bisa dipahami oleh komunikan. 121

b. Kondisi dan lingkungan yang tidak kondusif

Faktor penghambat dalam komunikasi interpersonal guru di MI

Arrahmah Purwotengah dalam memberikan motivasi kepada siswa

diantaranya ada sebagian siswa yang ramai sendiri ketika guru sedang

berinteraksi dengan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh guru matematika

Antin Setyaningsih “Untuk hambatan ya itu anak-anak suka bicara sendiri

kalau sedang diterangkan, kalau dikasih motivasi anak-anak juga tidak

sepenuhnya memperhatikan semua, hambatannya ya berkaitan dengan

situasi di dalam kelas dimana banyak anak-anak yang ramai sendiri”. 122

Komunikasi yang dilakukan oleh Antin Setyaningsih merupakan

komunikasi yang tidak efektif karena peneliti menemukan gangguan dalam

bentuk fisik yang dimana hambatan fisik akan mengganggu proses

komunikasi yang berjalan sehingga komunikasi tidak bisa berjalan secara

efektif. Gangguan fisik biasanya berasal dari luar seperti, kegaduhan,

gemuruh suara di luar dan lain sebagainya. 123

120
Edi Harapan, Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi (Depok: Raja Grafindo Persada,
2014). 16.
121
Daryanto, Ilmu Komunikasi (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) 176.
122
Wawancara dengan Antin Setyaningsih (Guru Matematika MI Arrahmah Purwotengah), pada
hari Rabu, tanggal 13 April 2022
123
Daryanto, Ilmu Komunikasi (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) 176.
120

2. Pendukung

a. Adanya efektivitas komunikasi interpersonal dari guru

Dengan adanya efektivitas komunikasi interpersonal dari guru maka

tujuan dalam berkomunikasi akan bisa tercapai terbukti dengan adanya lima

efektivitas komunikasi interpersonal guru yaitu:

1. Openness, Adanya keterbukaan akan sikap dapat menerima pendapat atau

masukan dari orang lain. Sikap keterbukaan dari guru untuk membangun

komunikasi interpersonal yang efektif. Komunikasi interpersonal yang

dilakukan oleh guru dengan mengedepankan keterbukaan saat

berkomunikasi adalah cara yang paling efektif digunakan dalam

menyampaikan pesan kepada siswa.

2. Empathy, Adanya sikap untuk memahami perasaan orang lain atau sikap

memahami apa yang dirasakan orang lain. Sikap empati ditunjukan oleh

guru dengan memperhatikan siswa, dengan memberikan perhatian kepada

siswa, dengan merasakan apa yang dirasakan oleh siswa. Saat siswa

mengalami kesulitan dalam belajar, guru akan mencari tau dimana letak

kesulitannya lalu membantunya.

3. Supportiveness, Adanya sikap mendukung saat proses komunikasi sedang

berlangsung, Sikap mendukung yang ditunjukan guru kepada siswa di MI

Arrahmah Purwotengah adalah dengan respon baik terhadap setiap

komunikasi yang terjadi, sikap mendukung ditunjukan dengan respon

pemberian motivasi belajar. Guru mencoba untuk membangun komunikasi

interpersonal dengan pesan-pesan yang mendukung.


121

4. Positiveness, Adanya sikap positif yang ditunjukan komunikator terhadap

komunikan maupun sebaliknya. Sikap positif disini merupakan isyarat dan

tindakan yang dilakukan oleh guru secara positif dalam bereaksi terhadap

keadaan yang dialami. Sikap positif yang ditunjukan oleh guru kepada siswa

adalah dengan memberikan contoh yang positif dengan memposisikan diri

menjadi seseorang yang bisa berfikir positif.

5. Equality. Adanya kesetaraan yang ditunjukan ketika komunikasi sedang

berlangsung. Sikap kesetaraan dari guru ditunjukan pada saat proses

kegiatan belajar mengajar di kelas. Sikap kesetaraan sangat berpengaruh

terhadap pencapaian belajar siswa. Guru berusaha untuk bersikap adil

kepada semua siswa, memposisikan berada di tengah-tengah siswa tanpa

membeda-bedakan siswa. Jadi dengan bersikap adil siswa akan nyaman dan

proses komunikasi bisa efektif.

b. Kesediaan waktu dari guru dalam menjalin komunikasi interpersonal

dengan siswa untuk memberikan motivasi

Faktor pendukung komunikasi interpersonal yaitu dengan adanya

waktu yang disediakan dari guru serta adanya kegiatan-kegiatan lain di luar

jam pelajaran. Dengan demikian para guru memanfaatkan kegiatan yang ada

seperti kegiatan ekstra pramuka, hafalan asmaul husna dan kegiatan lainnya

untuk memberikan motivasi kepada siswa.


122

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan serta dari hasil analisis yang telah

peneliti paparkan pada bab sebelumnya maka peneliti disini dapat

menyimpulkan mengenai komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi

belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah.

1. Komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi belajar siswa di MI

Arrahmah Purwotengah

Guru di MI Arrahmah Purwotengah melakukan komunikasi

interpersonal dengan baik kepada siswa. Komunikasi interpersonal yang

dibangun oleh guru dengan memperhatikan efektivitas komunikasi

interpersonal yaitu dengan memperhatikan beberapa aspek seperti openness

(keterbukaan), empathy (empati), supportiveness (sikap mendukung),

positiveness (sikap positif), & equality (kesetaraan). Upaya komunikasi

interpersonal yang dibangun oleh guru dalam rangka memberikan motivasi

kepada siswa juga ditunjukan dengan pemberian bentuk-bentuk motivasi

yaitu dengan cara, memberikan game & kuis, bercerita, memberikan

bimbingan & pendampingan, memberikan hadiah.

Komunikasi interpersonal yang dibangun oleh guru dalam rangka

untuk memotivasi belajar siswa sesuai dan relevan dengan teori

communication competence yang dimana komunikasinya masuk kedalam


123

komponen pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan motivasi

(motivation).

2. Hambatan dan pendukung komunikasi interpersonal guru dalam

memotivasi belajar siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Hambatan yang dihadapi guru di MI Arrahmah Purwotengah yaitu

pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya bisa diterima oleh siswa

dikarenakan tingkat pemahaman setiap siswa berbeda-beda. Kemudian

kondisi dan lingkungan yang tidak kondusif seperti siswa yang ramai sendiri

ketika guru sedang berinteraksi dengan siswa. Sedangkan faktor pendukung

komunikasi interpersonal dari guru yaitu adanya dan terciptanya efektivitas

komunikasi interpersonal dari guru, serta adanya kesediaan waktu dari guru

dalam menjalin komunikasi interpersonal dengan siswa untuk memberikan

motivasi.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian di MI Arrahmah Purwotengah maka

peneliti berupaya untuk memberikan saran. Adapun saran yang peneliti

berikan yaitu

1. Lembaga pendidikan MI Arrahmah Purwotengah

Meningkatkan hubungan yang lebih secara interpersonal kepada

siswa agar siswa lebih terbuka dan dekat dengan guru. Temuan dan hasil

penelitian diharapkan bisa menjadi acuan dan evaluasi di lembaga

pendidikan MI Arrahmah Purwotengah untuk meningkatkan kompetensi

komunikasi interpersonal guru.


124

2. Penelitian Selanjutnya

Dalam penelitian selanjutnya peneliti berharap agar kedepannya

hasil penelitian komunikasi interpersonal ini bisa digunakan sebagai kajian

dan dapat dibahas lebih spesifik lagi. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu

komunikasi sangat begitu pesat sekali di dalam kehidupan sehari-hari, maka

sudah semestinya perlu untuk dilakukan penelitian selanjutnya agar

pembahasan mengenai komunikasi interpersonal bisa lebih luas dan bisa

memberikan kebaharuan terhadap penelitian yang telah ada.


125

DAFTAR PUSTAKA

Ajat Rukajat. Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Budi Utama, 2018.

Askhabul Kirom. “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Berbasis Multikultural.” Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no.
1 (2017): 69–80.

Danu Eko Agustiono. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:


Calpulis, 2015.

Daryanto. Ilmu Komunikasi. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011.

Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarbudaya Dan Medianya. Pertama. Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2012.

Devito, Komunikasi Antar Manusia Tangerang: Karisma Publishing Group, 2011.

Dwi Prasetia Danarjati. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Edi Harapan, Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi Depok: Raja Grafindo


Persada, 2014

Fadhallah. Buku Wawancara. Jakarta Timur: UNJ PRESS, 2020.

Fuad, Anis. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu,


2013.

Greene, Burleson. Handbook of Communication and Social Interaction Skills


Edited. London: LAWRENCE ERLBAUM ASSOCIATES, 2003.

Hamzah B Uno. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Heriyadi. “Peran Teori Dalam Studi Komunikasi.” Journal Tasamuf 16, no. 1
(2018): 97–118.

Lestari, Endang Titik. Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Budi Utama, 2020.
126

Mahi M. Hikmat. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan


Sastra. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2021.

Mufadhal Barseli, The concept of student interpersonal communication. JPPI


(Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), No 2. Vol 4. (2018): 129-134.

Nia Karnia Kurniawati. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Nofrion. Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2016.

Nurani Soyomukti. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,


2012.

Nurdin, Ali. Teori Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Kencana, 2020.

Paramithasari, Nanda, and Risma Kartika. “LIMA KUALITAS SIKAP


KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI OLEH UNIT CUSTOMER
COMPLAINT HANDLING PT BNI LIFE INSURANCE.” journal of
strategic communication 8, no. 1 (2017): 1–11.

Petra, Universitas Kristen, Timotius Christianto Chandra, Prodi Ilmu Komunikasi,


and Universitas Kristen Petra. “Hambatan Komunikasi Dalam Aktivitas
Bimbingan Belajar Antara Tutor Dengan Anak Kelas V SD Di Bantaran
Sungai Kalimas Surabaya.” jurnal komunikasi 3, no. 2 (2015).

Poppy Ruliana, Puji Lestari. Teori Komunikasi. Depok: Raja Grafindo Persada,
2019.

Radita Gora. Riset Kualitatif Public Relations. Surabaya: Jakad Publishing, 2019.

Restu Kartiko Widi. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Richard West, Lynn H Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis Dan


Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008.

Said Hasan. Profesi Dan Profesionalisme Guru. Ponorogo: Uwais Inspirasi


127

Indonesia, 2018.

Sari Andhita. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Budi Utama, 2017.

Silfia Hanani. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, n.d.

Sopian, Ahmad. “Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan.” raudhah H
Proud To Be Professionals jurnal tarbiyah islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97.

Sukring. Pendidikan Dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2013.

Suranto AW. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Yasir. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Budi Utama, 2020.


128

LAMPIRAN

Transkrip Wawancara Informan 1


Nama : Arnani Faiziyah, M.Pd.
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 13/11/1975
Jabatan : Kepala Madrasah
Judul Penelitian : Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Peneliti Apakah komunikasi itu menjadi sesuatu yang sangat penting


dalam kegiatan pembelajaran ? dan mengapa ?
Narasumber Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran itu sangat penting,
karena dari komunikasi yang tercipta itu, itu nanti akan
menciptakan kegiatan pembelajaran yang bisa maksimal, jadi
kalau komunikasi itu bisa terjalin dengan bagus itu kan nanti
akan melahirkan sebuah cara, mungkin dari hasil komunikasi itu
penemuan-penemuan dari antar guru dengan kepala madrasah,
antar guru dengan siswa, itu nantikan akhirnya berdampak juga
kepada kegiatan pembelajaran, dampaknya otomatis juga
dampak yang positif.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun komunikasi interpersonal yang
baik dan terbuka dengan siswa ?
Narasumber Bagaimana caranya membangun komunikasi interpersonal yang
terbuka dengan siswa, yaa dengan melakukan pendekatan-
pendekatan secara bersahabat, secara terbuka, kadang kita bisa
berperan sebagai teman mereka, kadang kita bisa berperan
sebagai ibu mereka, kadang kita juga berperan sebagai guru, jadi
paling tidak pendekatan yang kita lakukan itu anak-anak itu
efeknya merasa dekat dengan kita, sehingga apa yang kita
sampaikan mudah mereka terima dan bisa dilaksanakan. Saya
juga bilang kalau punya masalah supaya disampaikan.
Peneliti Bagaimana ibu menunjukan sikap empati kepada siswa ?
Narasumber Sikap empati saya tunjukan dengan memahami apa yang
dirasakan siswa serta memperhatikan pesan, jadi sebelum
menyampaikan apa yang mau di komunikasikan saya akan
memperhatikan pesan yang ingin disampaikan, paling tidak itu
pesannya bersifat membangun bukan yang menyalahkan, nah
jadi sebelum kita menyampaikan pesan kita harus berfikir dulu,
kita harus bisa memilah-milah pesan yang akan disampaikan
kepada siswa pesannya itu bagaimana, dan pesannya cenderung
menghakimi atau mendidik. Pesan harus terkonsep dengan
129

bagus, dengan mempertimbangkan kondisi siswa tersebut, jadi


paling tidak kita kan mau menyampaikan pesan ke anak, ya kita
harus lihat anaknya dulu. Apakah anaknya (ceklekan apa endak,
lapang dada apa endak), jadi kita harus bisa memperhatikan itu.
Peneliti Bagaimana sikap mendukung dari ibu terhadap siswa ?
Narasumber Sikap mendukung itu saya tunjukan kepada anak-anak dengan
pemberian motivasi-motivasi, misal kalau saya diawal
pembelajaran dan diakhir pembelajaran saya selalu berikan
masukan-masukan kepada anak-anak, saya berpesan kepada
anak-anak agar menggunakan waktu belajar dengan baik, jangan
main hp terus, kan anak sekarang sudah pegang hp.
Peneliti Sebagai seorang guru penting untuk mengajarkan perilaku
positif, bagaimana sikap positif yang ibu tunjukan terhadap
siswa?
Narasumber Saya selalu bersikap positif terhadap anak-anak, pernah ada
ketika anak-anak itu mencabut kunci busi motor saya, dulu saya
pake motor vega, kan engga bisa to diselah, terus ada yang bantu
guru mts, “oo ini bu businya dicabut” terus dimasukan lagi, saya
engga marah, besoknya lagi ketika saya masuk ke kelas saya gini
bilangya ke anak-anak “kalian rugi kalau hanya mencabut
saluran busi saya sehingga saya tidak bisa pulang, seharusnya
kalau kalian pengen bikin saya ndak nyaman dengan kalian,
seharusnya ini ditubles ban depan belakang saya, sehingga saya
ndak bisa pulang” dan saya nangis. Tapi nangis saya disitu
kenapa karena saya sampek sebegitunya itu anak-anak kok, yang
merasa dia mencabut saluran busi itu, dia itu langsung minta
maaf nangis dan tidak akan diulangi, nah itu malah disitu
membuat saya nangis, kamu melakukan kesalahan kamu
bertanggung jawab minta maaf, sampai sekarang masih ingat,
anaknya juga masih ingat sampai sekarang, Jadi endak saya
panggil saya hukum saya marahin endak, cuman malah saya
kasih jalan kalau pengen bikin saya enggak bisa pulang
seharusnya jangan saluran businya yang dicabut “dibenakne
masih bisa jalan lagi seharusnya ban depan belakang ditubles
pake paku sudah saya dak bisa pulang wes.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun sikap kesetaraan terhadap
siswa?
Narasumber Kalau untuk sikap kesetaraan ini selama saya ngajar, saya tidak
pernah membeda-bedakan siswa yang pintar atau siswa yang
kurang pintar, yang cantik atau yang ganteng dll, karena saya tau
setiap orang itu pasti memiliki bagroundnya atau latar
belakangnya masing-masing yang jelas berbeda-beda. Jadi saya
akan tetap memberikan pengajaran kepada siswa secara
keseluruhan dan memberikan hak yang seharusnya mereka
dapatkan, jadi saya tidak membeda-bedakan atau memihak salah
130

satu siswa, karena semua siswa memiliki tujuan yang sama yaitu
menimba ilmu. Serta kita juga harus bisa memberikan contoh
kepada siswa, supaya mereka juga tidak memiliki sikap
membeda-bedakan satu sama lain, jadi tidak ada yang merasa
unggul atau rendah, hal tersebut bisa kita terapkan dengan cara
memberikan contoh dan menjadi teladan yang baik bagi siswa,
mungkin itu yang saya tunjukan kepada siswa
Peneliti Bagaimana tanggapan ibu tentang motivasi belajar siswa ?
Narasumber Kalau motivasi belajar siswa saat ini atau sebelum-sebelumnya
sebenarnya masih stagnan ya mas jalan ditempatnya. Karena
tidak semua guru itu,,, kadang ketika masuk itu memberikan
amanat-amanat atau pesan-pesan yang bisa memotivasi anak,
kadang mereka masuk itu hanya untuk menyelesaikan tugas
target belajar mereka... misalnya seperti tema 1 itu harus selesai
dalam kurun waktu sekian hari. La kadang mereka begitu masuk
salam tanpa apresepsi langsung mengerjakan tugas, kadang ada
yang seperti itu… tapi kadang ada juga yang sebagaian guru itu
juga selain fokus pembelajaran di akhir pembelajaran mereka
memberikan motivasi-motivasi terhadap murid.
Peneliti Bagaimana bentuk komunikasi yang ibu gunakan dalam
memberikan motivasi belajar kepada siswa ?
Narasumber Untuk memberikan motivasi belajar kepada anak-anak saya akan
ciptakan suasana belajar yang harmonis dan santai, yaitu dengan
memberikan ice breking atau game kepada anak-anak, dengan
adanya game yang kita berikan kepada anak-anak natinya anak-
anak akan bisa lebih santai dan rileks, kalau sudah rileks maka
anak-anak itu nanti akan mudah untuk menerima materi yang
kita sampaikan, jadi kalau saat proses pembelajaran sedang
berlangsung itu anak-anak pasti akan jenuh, lelah, dan capek,
makanya untuk menghilangi kejenuhan saya berikan ice
breaking kepada anak-anak. Kan saya juga aktif dipramuka jadi
saya gunakan waktu saya untuk memberikan ice breking saat
pramuka, ketika anak-anak sudah merasa santai dan senang
nantinya ketika mereka kembali ke kelas akan lebih fresh dan
akan lebih semangat lagi dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga materi yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik
oleh anak-anak.
Peneliti Menurut ibu cara yang efektif untuk memberikan motivasi itu
melalui cara seperti apa?
Narasumber Kalau menurut saya melalui bimbingan.
Peneliti Apa hambatan komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi
belajar siswa ?
Narasumber Habatannya ketika mereka (siswa) tidak memahami apa yang
kita sampaikan, bahasanya terlalu tinggi mungkin atau mungkin
131

kadang mereka tingkat ke sadaran untuk menerima motivasi dari


guru itu kurang, karena mungkin (mohon maaf) kadang anak-
anak itu kan tidak seperti yang tingkat lanjut yang mudah
menerima motivasi, kalau anak-anak itu kadang apa yang kita
sampaikan sebatas masukan, masuk kuping kanan keluar kuping
kiri enggak dipakek, tapi tidak menuntut kemungkinan sebagian
ada anak yang memang betul-betul apa yang kita sampaikan itu
mereka terapkan, hambatannya ya itu tadi tingkat kesadaran anak
yang masih kurang menerima motivasi.
Peneliti Bagaimana guru mengatasi hambatan komunikasi tersebut ?
Narasumber Kita panggil anaknya ke kantor, jadi kita ajak bicara berhadapan
sendiri tanpa dihadapan teman-temannya, paling tidak dia bisa
mencurahkan seluruh masalahnya tanpa harus malu dan saya
suruh menyampaikan semuanya, anggap saja saya ibu kamu.
Peneliti Apa faktor pendukung komunikasi interpersoal guru dalam
memotivasi belajar siswa ?
Narasumber Penyediaan waktu yang agak diluagkan untuk siswa, agar ada
waktu-waktu yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dalam
langkah memberikan motivasi belajar siswa, jadi waktu, waktu
itu harus ada, terus itu ketika kita ada kegiatan ekstra pramuka,
ada upacara, nah disitu kita akan sampaikan motivasi-motivasi,
ada kegiatan shalat duha, hafalan asmaul husna seperti itu kita
berikan motivasi untuk meningkatkan belajar anak-anak.

Transkrip Wawancara Informan 2


Nama : Antin Setyaningsih, S.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Madiun, 26/05/1985
Jabatan : Guru
Judul Penelitian : Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Peneliti Apakah komunikasi itu menjadi sesuatu yang sangat penting


dalam kegiatan pembelajaran ? dan mengapa ?
Narasumber Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran menurut saya itu ya
sangat penting, karena dengan adanya komunikasi yang baik
antara guru dan siswa kita tau apa yang diinginkan siswa,
sehingga pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan siwa, sesuai dengan minatnya siswa.
132

Peneliti Bagaimana cara ibu membangun komunikasi interpersonal yang


baik dan terbuka dengan siswa ?
Narasumber Agar anak bisa terbuka dan nyaman dengan kita, kita kadang
bertindak sebagai teman bagi mereka, kadang kita tidak
sepenuhnya bersikap tegang, anak-anak kadang kita ajak
ngobrol, kita ajak becanda, kita ajak curhat juga, terus kadang
kita ajak ngobrol berdua seputar kehidupan pribadi mereka,
dengan begitu mereka akan nyaman, ya seperti itu caranya.
Peneliti Bagaimana ibu menunjukan sikap empati kepada siswa ?
Narasumber Anak-anak itu butuh orang yang bisa memahami mereka, maka
kita harus bisa menempatkan diri dan memahami anak-anak, kan
saya ngajar di kelas atas, biasanya anak kelas atas itu sudah masa-
masa puber kan, ya kita memberikan pesan sesuai dengan tingkat
kedewasaan mereka, misalkan seperti anak yang sudah pubertas,
bagaimana cara mereka bergaul agar tidak salah pergaulan, kita
tunjukan kepedulian dengan memberi arahan bagaimana caranya
memilih teman supaya tidak salah pergaulan, ya seperti itu, sikap
kepedulian kita tunjukan sesuai tingkat usia siswa
Peneliti Bagaimana tanggapan ibu tentang motivasi belajar siswa ?
Narasumber Motivasi belajar siswa itu juga sangat penting menurut saya,
karena anak-anak itu untuk belajar memang perlu motivasi, agar
mereka senang itu gimana ya, agar mereka tertarik dengan
pelajaran saya gimana ya, misalkan nanti yang bisa menjawab
dulu, bisa pulang dulu, seperti itu anak akan termotivasi untuk
belajar dan bisa menjawab free test nanti sebelum pulang
sekolah, biasanya seperti itu.
Peneliti Bagaimana sikap mendukung dari ibu terhadap siswa ?
Narasumber Dengan memberikan motivasi setiap kali pelajaran dikelas.
Peneliti Sebagai seorang guru penting untuk mengajarkan perilaku
positif, bagaimana sikap positif yang ibu tunjukan terhadap
siswa?
Narasumber Sikap positif dari kita, ya kita selalu memberikan contoh yang
positif kepada mereka, kalau ada yang ramai itu kita tegur, kalo
ada yang salah kita tegur, tapi sifatnya yang tidak melukai
perasaan anak-anak.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun sikap kesetaraan terhadap
siswa?
Narasumber Kesetaraan yang saya tunjukan kepada anak-anak itu kita
memandang mereka sama semua, engga ada yang dibeda-
bedakan, ketika saya sedang menerangkan materi saya usahakan
untuk tidak terlalu memihak dan memilih-milih, ohh anak ini
kelihatannya sudah paham dengan materi yang saya jelaskan,
terus saya lanjutkan ke materi selanjutnya, tidak mas tidak begitu,
setelah menerangkan materi saya tanyakan kepada anak-anak,
apakah kalian sudah paham semua, nah biasanya ada beberapa
anak yang belum paham, jika ada anak yang kelihatannya kok
133

belum paham, ya kita bantu, kita jelaskan lagi biar paham,


kadang kita jelaskan secara interpersonal juga, siapapun anak-
anak kita bantu dengan tidak ada yang dibeda-bedakan.
Peneliti Bagaimana bentuk komunikasi yang ibu gunakan dalam
memberikan motivasi belajar kepada siswa ?
Narasumber Bentuk komunikasi interpersonal yang saya gunakan untuk
memotivasi belajar siswa yaitu saat belajar kita selingi dengan
kata-kata yang memotivasi anak, dengan memberikan ice
breaking, terus kita selipi juga dengan kuis, dengan membentuk
kelompok nantinya anak-anak dikasih kuis secara bergilir, biar
ga bosan lah pokokya anak gimana itu caranya, jadi kita buat
santai, tidak sepenuhnya fokus dengan materi mas ya, kadang
memang dalam pelajaran kan perlu juga refresing
Peneliti Apa hambatan komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi
belajar siswa ?
Narasumber Untuk hambatan ya itu anak-anak suka bicara sendiri kalau
sedang diterangkan, kalau dikasih motivasi anak-anak juga tidak
sepenuhnya memperhatikan semua, hambatannya ya berkaitan
dengan situasi di dalam kelas dimana banyak anak-anak yang
ramai sendiri.
Peneliti Bagaimana guru mengatasi hambatan komunikasi tersebut?
Narasumber Dengan menggunakan pendekatan interpersonal, misalkan dari
anak ke gurunya langsung kan kita bisa memperhatikan langsung
nanti, dari pada kita memotivasi didalam kelas, mungkin anak-
anak khusus kita panggil.
Peneliti Apa faktor pendukung komunikasi interpersoal guru dalam
memotivasi belajar siswa ?
Narasumber Sebenarnya kembali kepada diri anak-anak, jika anak-anak bisa
menerima apa yang kita sampaikan maka motivasi yang kita
berikan akan efektif, ketika memberikan motivasi itu kan kita
selingi dengan candaan, bercerita tentang kehidupan pribadi
anak-anak, kalau anak-anak ramai sendiri dan tidak
memperhatikan ya motivasi yang kita berikan tidak bisa diterima
oleh anak-anak. Jadi faktor keberhasilan dalam menyampaikan
motivasi kepada anak-anak adalah melihat situasi kelas dan
kondisi anak-anak itu sendiri.
134

Transkrip Wawancara Informan 3


Nama : Binti Musa'adah, M.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 05/02/1978
Jabatan : Guru
Judul Penelitian : Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Peneliti Menurut ibu, apakah komunikasi itu menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran ? dan mengapa ?
Narasumber komunikasi itu sangat penting sekali dalam pembelajaran,
dengan komunikasi nanti kita akan mengetahui keadaan siswa itu
bagaimana, kita juga akan mengetahui kemampuan siswa.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun komunikasi interpersonal yang
baik dan terbuka dengan siswa ?
Narasumber Membangun komunikasi yang baik supaya anak bisa terbuka ya
kita harus sabar menghadapi anak-anak, kalau anak jaman
sekarang ya, kalau di sabari itu ngelunjak, kalau di beri tahu agak
keras dikit katanya gurunya kereng, kalau saya membangun
komunikasi dengan anak dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan, menerangkan materi dengan sabar, seperti itu.
Peneliti Bagaimana ibu menunjukan sikap empati kepada siswa ?
Narasumber Sikap empati saya tunjukan dengan merasakan apa yang sedang
dialami anak-anak, biasanya sebelum melaksanakan pelajaran
esok harinya anak-anak saya beri penjelasan begini “besok
waktunya materi A, jadi jangan lupa dipelajari materi A”, begitu
juga dengan saya, saya juga mempelajari lagi tentang materi A
atau bahan ajar yang akan saya ajarkan kepada anak-anak, terus
ke esokan harinya saya bertemu dengan anak-anak di kelas kan,
nah saya jelaskan lagi materinya, jadi saya mengajar tidak untuk
memenuhi tanggung jawab saya sebagai guru saja, saya juga ikut
mempelajari lagi materi yang akan saya sampaikan, dengan
demikian saya dapat memahami bagaimana kondisi siswa saat
belajar, sehingga ketika berada di kelas nanti dapat menciptakan
perasaan yang sama dengan siswa, sehingga siswa tidak merasa
terabaikan.
Peneliti Bagaimana sikap mendukung dari ibu terhadap siswa ?
Narasumber Dengan memberikan motivasi, anak-anak itu kita beri motivasi
mas, kita sebagai guru menunjukan sikap dukungan kepada siswa
dengan memberikan motivasi, hampir setiap hari saat
pembelajaran motivasi kita berikan kepada anak-anak.
135

Peneliti Sebagai seorang guru penting untuk mengajarkan perilaku


positif, bagaimana sikap positif yang ibu tunjukan terhadap
siswa?
Narasumber Untuk sikap positif saya tunjukan kepada siswa saat saya
mengajar, ketika saya menyampaikan materi pelajaran, kita
sebagai guru juga harus menyampaikan materi pelajaran dengan
cara yang baik dan benar, sikap positif lainnya yang paling sering
saya tunjukan kepada siswa yaitu dengan saya ajarkan sikap
saling tolong menolong atau bekerja sama, biasanya saya
realisasikan dalam bentuk kerja kelompok atau diskusi
kelompok.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun sikap kesetaraan terhadap
siswa?
Narasumber Saat saya mengajar dikelas, yang saya lakukan kepada anak-anak
tentunya bersikap adil, semua siswa itu dimata kami sama, semua
anak-anak kita rangkul bersama-sama, jika ada anak yang
kesulitan pasti kita bantu, tanpa membeda-bedakan, karena
dengan begitu anak-anak akan merasa nyaman dengan kita
Peneliti Menurut ibu cara yang efektif untuk memberikan motivasi itu
melalui cara seperti apa?
Narasumber Melalui bimbingan, Sebagai seorang guru kita wajib membantu
setiap siswa yang mempunyai masalah dan kesulitan dalam
belajar, bimbingan yang saya berikan yaitu ketika saat jam
pelajaran dikelas, lebih sering lagi saya lakukan ketika siswa
akan menjalani ujian, saya berikan bimbingan dengan
menanyakan kepada siswa dimana letak kesulitan yang dialami,
lalu saya arahkan untuk lebih giat lagi belajar, menghafal, lebih
giat lagi untuk mengulang-ulang pelajaran yang sudah dipelajari
sewaktu dikelas
Peneliti Apa hambatan komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi
belajar siswa ?
Narasumber Faktor penghambat ada didalam diri anak-anak sendiri, Faktor
penghambat yang berpengaruh yaitu seperti halnya, anak-anak
sulit untuk diarahkan dan anak-anak kurang mandiri, disamping
itu anak-anak juga bosan ketika terlalu lama mendengarkan
materi yang saya sampaikan, tingkat kebosanan pada anak sangat
mempengaruhi sekali terhadap motivasi yang saya berikan,
ketika anak-anak sudah bosan maka anak-anak tidak akan
memperhatikan lagi terhadap gurunya.
Peneliti Apa faktor pendukung komunikasi interpersoal guru dalam
memotivasi belajar siswa ?
Narasumber Faktor pendukung ya dari siswa nya sendiri juga ya. kalau siswa
bisa menerima apa yang kita sampaikan, faktor lainnya juga dari
orang tua nya sendiri, orang tua juga harus mendukung.
136

Transkrip Wawancara Informan 4


Nama : Izza Nurul Fitria, M.Pd.I
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 28/11/1974
Jabatan : Guru
Judul Penelitian : Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Peneliti Menurut ibu, apakah komunikasi itu menjadi sesuatu yang


sangat penting dalam kegiatan pembelajaran ? dan mengapa ?
Narasumber Penting banget sih, kalau ga ada komunikasi nanti kita engga tau
juga kemampuan anak, terutama dalam pelajaran, kan saya
ngajar bahasa arab, bahasa arab itu kan merupakan bahasa asing,
fokusnya juga di percakapannya, jadi engga hanya di
kemampuan menulis saja tapi di komunikasinya juga, bahasa
arab itu memang meliputi segala hal.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun komunikasi interpersonal yang
baik dan terbuka dengan siswa ?
Narasumber Degan cara berkomunikasi dengan siswa saat kegiatan.
Keterbukaan yang saya tunjukan ketika saya mengajar dikelas,
sikap keterbukaan saya tunjukan dengan mengarahkan siswa,
memberi latihan, memberi tugas, dan mengajak praktek.
Peneliti Bagaimana ibu menunjukan sikap empati kepada siswa ?
Narasumber Setiap pelajaran ditanya ke siswa apa ada yang kesulitan,
kesulitannya dimana.
Peneliti Seberapa penting pemberian motivasi dari guru terhadap siswa
dan bagaimana motivasi yang ibu berikan ?
Narasumber Penting mas, kalau menurut saya engga hanya di siswanya yang
di motivasi kita hanya berapa jam to mas ketemu anak di sekolah,
dari orang tua juga harus. Kalau saya memberikan motivasi
siswa setiap saat pertemuan pelajaran.
Peneliti Sebagai seorang guru penting untuk mengajarkan perilaku
positif, bagaimana sikap positif yang ibu tunjukan terhadap
siswa?
Narasumber Anak- anak dikasih motivasi aja, diberikan contoh yang positif,
biar anak- anak tetap semangat.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun sikap kesetaraan terhadap
siswa?
Narasumber Ya dengan saya bersikap adil kepada semua siswa, engga satu
persatu ya mas saya berkomunikasi atau secara interpersonal,
mungkin bagi anak-anak yang kemungkinan punya kelebihan
khusus dalam arti tidak bisa sama sekali atau pintar sekali itu
yang saya ajak berkomunikasi
137

Transkrip Wawancara Informan 5


Nama : Ulya Rooikhatin, S.Pd.I
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 14/09/1982
Jabatan : Guru
Judul Penelitian : Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa di MI Arrahmah Purwotengah

Peneliti Apakah komunikasi itu menjadi sesuatu yang sangat penting


dalam kegiatan pembelajaran ? dan mengapa ?
Narasumber komunikasi itu memang sangat penting untuk menyampaikan
pesan kepada siswa, kalau kita tidak bisa menyampaikan pesan
dengan baik nanti anak-anak tidak bisa mengikuti apa yang kita
perintahkan, dan apa yang kita perintahkan itu juga harus bisa
diterima oleh anak-anak.
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun komunikasi interpersonal yang
baik dan terbuka dengan siswa ?
Narasumber Kita dekati anak-anak, mereka kan itu karakternya tidak sama,
makanya kita harus bisa membangun komunikasi yang terbuka,
anak-anak kita tanya, kenapa kok kamu nilainya segini, kenapa,
dirumah apa egga mau belajar, masalahnya apa, ditanya, ditanya
terus kemudian nanti dicari solusinya.
Peneliti Bagaimana ibu menunjukan sikap empati kepada siswa ?
Narasumber Sikap empati kita tunjukan dengan memperhatikan siswa,
dengan memberikan perhatian kepada siswa, misal saat siswa
mengalami kesulitan dalam belajar, kenapa siswa kesulitan, kita
tanya, kita cari tau dimana letak kesulitannya, dan kita bantu.
Peneliti Bagaimana sikap mendukung dari ibu terhadap siswa ?
Narasumber Kalau untuk bentuk dukungan yang sering saya tunjukan kepada
anak-anak misalnya dari hal kecil saja, yaitu dengan
mengapresiasi setiap kemajuan anak-anak dalam bidang
akademis, misal begini, ketika siswa telah mampu mengerjakan
tugas yang telah saya berikan, maka saya akan mengapresiasi
dengan kata-kata yang mendukung, “kalau kamu seregep nanti
kamu akan jadi anak yang pandai, besok kalau ada tugas
dikerjakan lagi ya tugasnya”, jadi sebagai guru kita berperan
sebagai apresiator bagi anak-anak.
Peneliti Sebagai seorang guru penting untuk mengajarkan perilaku
positif, bagaimana sikap positif yang ibu tunjukan terhadap
siswa?
Narasumber Saya selalu berikan apresiasi pada anak-anak ketika mereka
berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik, misal dengan
pemberian pujian atau dengan pemberian kata-kata
138

penyemangat, dengan begitu mereka akan merasa apa yang telah


dilakukan itu dihargai oleh gurunya
Peneliti Bagaimana cara ibu membangun sikap kesetaraan terhadap
siswa?
Narasumber Sikap kesetaraan yang kita tunjukan ke anak-anak yaitu kita
melihat mereka semua sama, misal pas waktu ngajar saya sabar
saat memberikan penjelasan materi ke anak-anak, setelah materi
saya jelaskan anak-anak saya suruh membaca ulang materi yang
sudah saya jelaskan, semuanya saya suruh baca lagi, setelah itu
saya suruh menerangkan apa yang sudah mereka baca, bisa apa
engga, tapi ada beberapa anak yang engga bisa, ya kita harus bisa
memaklumi meraka, kan kemampuan anak juga berbeda-beda
ya, jadi kita harus bisa memaklumi, tapi memaklumi mereka
sambil di motivasi.
Peneliti Bagaimana bentuk komunikasi yang ibu gunakan dalam
memberikan motivasi belajar kepada siswa ?
Narasumber Kalau saya ya mas, bentuk motivasi yang saya gunakan yaitu, ya
kita bisa bercerita dulu, seperti menceritakan perjalanan hidup
para nabi-nabi, seperti kisah nabi Muhammad, saya sampaikan
kepada anak-anak begini “di dalam Al-Qur’an Allah telah
menjelaskan bahwa dalam diri Nabi Muhammad SAW terdapat
suri tauladan yang baik, karena itu kita sebagai umat muslim
harus mengetahui kisah hidup Nabi Muhammad SAW, saya
sampaikan cerita seperti itu kepada anak-anak agar anak-anak
termotivasi dan bisa meneladani kisah hidup nabi. Pemberian
motivasi bisa juga dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
seputar cita-cita anak-anak, mereka ingin jadi apa, jadi anak-
anak nanti bisa lebih semangat lagi untuk belajar.
Peneliti Menurut ibu cara yang efektif untuk memberikan motivasi itu
melalui cara seperti apa?
Narasumber Melalui bimbingan mas, Kita berikan bimbingan kepada anak-
anak yang dirasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran
ataupun kepada anak-anak yang membutuhkan bimbingan,
misalkan, kalau anak tidak tau, iya to, kita beri arahan untuk
mencari tau, ogak langsung oo ini jawabannya ini disini ya,
engga, coba dibaca lagi, dibaca lagi di halaman yang depannya
nanti lak ketemu, kalau kita langsung ngasikan, oo ini
jawabannya, itu anak-anak ndak bisa berkembang, jadi
dibimbing dan diarahkan.
Peneliti Apa hambatan komunikasi interpersonal guru dalam memotivasi
belajar siswa ?
Narasumber Hambatan yang saya alami ketika memberikan motivasi kepada
siswa yaitu siswa sulit untuk menuruti apa yang saya
perintahkan, hambatannya kadang anak itu tidak mau menerima
pesan dan kata-kata yang saya berikan, yaa artinya anak-anak
139

masih suka becanda, belum bisa serius, belum bisa kosen, belum
bisa menerima apa yang kita sampaikan, pokonya santai.
Peneliti Bagaimana guru mengatasi hambatan komunikasi tersebut ?
Narasumber Diulangi lagi, diulang-ulang terus, ya,,, kadang kan ya bosan mas
ya kalo ngulang-ngulang terus gitu, tapi ya harus gitu
Peneliti Apa faktor pendukung komunikasi interpersoal guru dalam
memotivasi belajar siswa ?
Narasumber Adanya keinginan yang kuat dari dalam diri anak-anak untuk
belajar dan keinginan untuk sukses dalam menggapai cita-cita,
selain itu adanya keterbukaan antara guru dengan siswa,
sehingga guru bisa memberikan bantuan maupun motivasi
kepada siswa.
140

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Wawancara dengan Wawancara dengan


Arnani Faiziyah, M.Pd selaku Antin Setyaningsih, S.Pd selaku
Kepala MI Arrahmah Purwotengah guru Matematika

Wawancara dengan wawancara dengan


Binti Musa'adah, M.Pd selaku guru Izza Nurul Fitria, M.Pd.I
Seni Budaya selaku guru Bahasa Arab

Wawancara dengan Ulya Rooikhatin, S.Pd.I


Selaku guru PAI
141
142
143

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Erik Firmanda, Lahir di Kediri, 2 April 1998. Bertempat

tinggal di Jl. Brawijaya RT 03 / RW 01. Dusun Kalipang.

Desa Senden. Kecamatan Kayen Kidul. Kabupaten Kediri.

Putra dari Bapak Suginoto dan Ibu Marsitin. Merupakan

anak tunggal. Riwayat pendidikan dimulai dari TK Dharma

Wanita lulus tahun 2004. Melanjutkan Sekolah Dasar di

SDN Bangsongan 3 (sekarang telah berganti nama menjadi SDN Bangsongan 2)

lulus pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di

SMPN 2 Papar lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah

Kejuruan di SMK Al Huda Kota Kediri lulus pada tahun 2016. Dan melanjutkan

kuliah strata 1 di Institut Agama Islam Negeri IAIN Kediri, Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

Anda mungkin juga menyukai