Laporan PKL

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR AIR


BENIH KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) VARIETAS BISI
DENGAN METODE OVEN SUHU KONSTAN DAN ALAT
PENGUKUR KADAR AIR (Moisture Meter)

Oleh:
Reni Seviyanti
NIM 12180223287

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023

i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR AIR


BENIH KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) VARIETAS BISI
DENGAN METODE OVEN SUHU KONSTAN DAN ALAT
PENGUKUR KADAR AIR (Moisture Meter)

Oleh:
Reni Seviyanti
NIM 12180223287

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk menyelesaikan Praktik Kerja Lapang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Judul : Validasi Metode Penetapan Kadar Air benih Kangkung


(Ipomea Reptans Poir) varietas BISI Dengan Metode Oven
Suhu Konstan Dan Alat Pengukur Kadar Air (Moisture
Meter)
Nama : Reni Seviyanti
NIM : 12180223287
Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,
Setelah diseminarkan pada (sesuaikan dengan waktu seminar PKL)

Pembimbing,

Aulia Rani Annisva, S.P., M.Sc.


NIP.

Mengetahui:

Dekan Ketua
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi

Dr. Ahmad Taufiq Arminudin, S.P.,


Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr.Sc. M.Sc.
NIP. 19710706 200701 1 031 NIP. 197705082009121001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala


atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapang ini dengan judul “tuliskan judul praktik kerja lapang”. Shalawat
dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam., yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang
penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua saya bapak Suyanto dan ibu Suntini dengan kasih sayangnya
selalu memberikan dukungan, do’a serta motivasinya.
2. Dosen pembimbing ibu Aulia Rani Annisava,S.P ,. M.Sc. yang telah
memberikan arahan kepada saya
3. Ketua Program Studi Agroteknologi bapak Dr. Ahmad Taufiq Arminudin,
S.P,. M.Sc.
4. UPT Perbenihan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktik kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk
masa yang akan datang.

Pekanbaru, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ...............................................................................i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 0
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 0
1.2. Tujuan ................................................................................................... 1
1.3. Manfaat ................................................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 2
2.1. Kangkung (Ipomoea reptans Poir) ......................................................... 2
2.2. Penetapan Kadar Air Benih .................................................................... 3
2.2.1 Metode Oven suhu konstan ............................................................. 4
2.2.2 Moisture Meter ............................................................................... 4
III. METODE PELAKSANAAN ............................................................................................ 6
3.1. Tempat Dan Waktu ................................................................................ 6
3.2. Bahan Dan Alat ..................................................................................... 6
3.3. Metodologi ............................................................................................ 6
3.3.1 Metode oven suhu tinggi ................................................................. 6
3.3.2 Metode moisture meter ................................................................... 7
3.4. Pengamatan pengujian kadar air benih ................................................... 7
3.4.1 Pengamatan metode oven suhu tinggi ............................................. 7
3.4.2 Pengamatan metode moisture meter ................................................ 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 9
4.1. Sejarah Lokasi PKL ............................................................................... 9
4.1.1 Sejarah UPT PSBTPH Provinsi Riau .............................................. 9
4.1.2 Visi Dan Misi UPT PSBTPH Provinsi Riau .................................. 10
4.1.3 Struktur UPT PSBTPH ................................................................. 11
4.2. Hasil Dan Pembahasan ........................................................................ 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 16
5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 16
5.2. Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 18

iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) merupakan salah satu sayuran populer di
masyarakat Indonesia. Tanaman sayuran daun seperti kangkung merupakan jenis
komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berperan penting dalam
pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga petani. Saat ini kebutuhan kangkung
semakin meningkat. Produksi benih kangkung berkembang pesat karena naiknya
permintaan pasar internasional. Peningkatan produksi benih kangkung selalu
dilakukan setiap tahunnya untuk mencapai target produksi tahun berikutnya. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi benih kangkung adalah
dengan melakukan pengujian mutu benih kangkung (Mustofah,2019).
Benih merupakan sarana produksi tanaman yang penting dalam proses
produksi tanaman dan kualitas benih yang dipakai dalam usaha produksi tanaman
akan menentukan produktivitas dan kualitas hasil tanaman. Sejalan dengan hal
tersebut, maka proses produksi dan penanganan benih perlu ditangani secara serius
agar diperoleh benih yang memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan. Usaha
yang dapat dilakukan adalah menekan atau mengurangi laju kemunduran benih
dengan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju kemunduran
(Fachruri,2019).
Benih kangkung perlu melewati masa pengeringan apabila benih memiliki
kadar air sebesar 15-16 %. Benih dikatakan berkualitas tinggi apabila memiliki
daya simpan yang lebih lama daripada benih berkualitas rendah. Kualitas benih
tidak dapat diperbaiki dengan perlakuan penyimpanan, karena penyimpanan
bertujuan untuk mempertahankan kualitas benih (Mustofah,2019)
Kadar air benih merupakan suatu fungsi dari kelembaban relatif udara
sekitarnya dan kadar air suatu benih bergantung pada kelembaban relatif udara
sekitarnya. Pada saat kelembaban relatif udara sekitar benih meningkat (tinggi),
maka kadar air benih akan meningkat pula sampai terjadi nilai keseimbangan antara
kadar air benih dengan kelembaban relatif udara sekitarnya (Fachruri,2019)
Pengukuran kadar air benih pada umumnya menggunakan suhu tinggi dan
suhu rendah pada beberapa jenis benih tertentu. Pada suhu yang tinggi minyak dan

0
lemak pada benih dapat teroksidasi yang dapat menyebabkan perubahan pada berat
benih. Pengeringan menggunakan oven dilakukan agar perubahan berat yang bukan
disebabkan oleh kehilangan air dapat ditekan serendah mungkin (Lestari,2023).
Selama dalam pemrosesan dan penanganan di lapang, diperlukan hasil
pengukuran yang cepat agar tahapan-tahapan selanjutnya dapat berjalan.
Akan tetapi pengukuran kadar air benih dengan menggunakan oven membutuhkan
waktu yang lama, karena itu terdapat alternatif lain yaitu menggunakan metode
tidak langsung dengan alat moisture meter. Hasil pengukuran akan muncul pada
alat moisture meter secara langsung saat digunakan (Sajuri,2022). Akan tetapi
pengaruh kondisi lingkungan dan beberapa faktor lainnya dapat memberi dampak
yang berbeda pada hasil kadar air yang diukur, sehingga perlu dilakukan validasi
metode oven suhu tinggi dan alat moisture meter untuk pengujian kadar air benih
kangkung, agar diketahui perbedaan antara pengujian keduanya akan berbeda nyata
atau tidak berbeda nyata.
Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa metode tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa
metode analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis
diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya (Sajuri,2022).
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui cara pengujian kadar air mutu benih kangkung varietas
Bisi di UPT Perbenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura,
Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Riau, menggunakan
metode oven suhu tinggi dan alat moisture meter serta untuk menambah
keterampilan dan pengalaman di bidang pengujian rutin mutu benih.

1.3. Manfaat
- Menambah wawasan mengenai penetapan kadar air benih kangkung
menggunakan metode oven suhu dan moisture meter.
- Menambah informasi penggunaan peralatan penetapan kadar air benih.
- Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan
menjadi lebih baik.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kangkung (Ipomoea reptans Poir)


Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil
dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Biasa ditemukan di dataran rendah
hingga 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman kangkung terdiri dari dua varietas,
yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh
secara alami di sawah, rawa, atau parit. Kangkung dapat berfungsi sebagai obat
tidur karena dapat menenangkan saraf. Akarnya digunakan untuk mengobati
penyakit wasir sedangkan zat besi yang terkandung didalamnya berguna untuk
pertumbuhan tubuh. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang
muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. (Sajuri,2022)
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kangkung adalah:
Klasifikasi Kangkung yaitu:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans L. Poir.
Tanaman kangkung merupakan jenis tanaman sayuran yang memiliki akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Kangkung memiliki perakaran tunggang dengan
banyak akar samping. Akar tunggang tumbuh dari batangnya yang berongga dan
membentuk buku-buku. Daun kangkung berbentuk daun tunggal dengan ujung
runcing maupun tumpul mirip dengan jantung hati, memiliki warna hijau pekat atau
berwarna hijau keputih-putihan dengan semburat ungu dibagian tengah. Bunga

2
kangkung berbentuk seperti terompet berwarna putih dan putih keungu-unguan.
Buah kangkung berbentuk seperti telur mini berwarna coklat kehitaman, didalam
buah memiliki tiga butir biji. Umumnya dapat dimanfaatkan sebagai bibit tanaman
(Sajuri,2022).
Kangkung Darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 1500-2500 mm/tahun. Tanaman kangkung dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi dengan suhu 20 – 30 OC. Intensitas cahaya matahari
yang dibutuhkan tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200 – 400 footcandels.
Sedangkan untuk kelembaban tergolong tinggi yaitu > 60% (Sajuri,2022).
2.2. Penetapan Kadar Air Benih
Kadar air merupakan hilangnya berat benih ketika dikeringkan sesuai
dengan metode tertentu. Metode dan prosedur pengujian kadar air benih pada
beberapa komoditi tanaman pohon telah tertulis secara jelas pada ISTA Rules.
Akan tetapi beberapa komoditi belum diatur. Komoditi benih yang prosedur
pengujian kadar airnya belum diatur umumnya menggunakan metode oven suhu
rendah meskipun demikian permintaan dengan metode suhu tinggi konstan
tetap dapat dilakukan bila diperlukan walapun bersifat tidak wajib (ISTA rules,
2019). Hal ini memungkinkan banyak metode yang dapat dikembangkan.
Beberapa peneliti telah melakukan uji kadar air seperti menggunakan metode
oven suhu rendah (103±2˚C) selama 24 jam dalam keadaan benih utuh dan
memungkinkan untuk menggunakan suhu tinggi (130-133)˚C (Yunita,2019).
Kadar air suatu contoh benih merupakan hilangnya berat air pada benih yang
dikeringkan sesuai dengan metode yang digunakan. Kadar air dinyatakan dalam
sebuah persentase berdasarkan berat awal contoh benih (ISTA,2021). Metode
pengukuran kadar air yang ditetapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi,
dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan
pengurangan kelembaban sebanyak mungkin. Kadar air menjadi salah satu faktor
yang sangat penting mempengaruhi daya simpan benih. Kadar air yang terlalu
tinggi dapat memacu pertumbuhan cendawan yang merugikan (Valentin,2020).
Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah
antara 6%-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas

3
pernafasan yang berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam
benih. Selain itu dapat merangsang perkembangan cendawan pathogen di dalam
tempat penyimpanan. Akan tetapi kadar air yang terlalu rendah juga dapat
menyebabkan kerusakan pada embrio (Mustofah,2019)
Penggunaan metode penetapan kadar air dapat menggunakan dua metode,
yaitu metode langsung menggunakan Oven suhu rendah konstan 103˚C ± 2˚C
selama 17 ± 1 jam dan Oven suhu tinggi konstan 130˚C ± 2˚C ( benih jagung 4 jam,
serealia 2 jam, tanaman lain±1 jam, suhu bergantung jenis tanaman) dan metode
tidak langsung menggunakan alat moisture meter. Adapun kedua metode tersebut
adalah sebagai berikut:
2.2.1 Metode Oven suhu konstan
Oven berfungsi sebagai alat pemanas yang ditujukan untuk mengurangi kadar
air yang ada pada benih selama proses pemanasan tersebut. Metode pengeringan
oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja yang diuapkan selama proses
pengeringan. Pada umumnya penentuan kadar air menggunakan metode oven suhu
tinggi dengan waktu yang disesuaikan dengan jenis benih sampai didapat berat yang
konstan (Puspita,2023).
Dalam metode penetapan kadar air menggunakan oven yang berfungsi dalam
mengurangi kadar air pada benih. Oven yang digunakan adalah oven listrik yang
dilengkapi alat untuk mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan. Pada metode
oven suhu konstan memiliki dua cara yaitu metode oven dengan suhu rendah
konstan (105˚) dan metode oven dengan suhu tinggi konstan (130˚C) (ISTA,2021).

2.2.2 Moisture Meter


Moisture meter adalah sebuah alat uji digital yang memiliki fungsi untuk
mengukur kandungan kadar air atau tingkat kekeringan suatu bahan atau benda.
Penetapan kadar air dengan moisture tester adalah persentase kadar air yang
terkandung dalam benih yang diukur berdasarkan sifat kimia fisik maupun elektrik
yang terkandung dalam benih dengan menggunakan moisture meter, perhitungan
alat moisture meter dipengaruhi oleh beberapa variabel, meliputi spesies tanaman,
varietas, tingkat kemasakan, kelembaban, suhu, dan tingkat kotoran
(ketidakmurnian) benih (ISTA,2021).

4
Moisture meter merupakan suatu instrument atau peralatan yang dipakai
untuk mengukur jumlah kandungan air yang terdapat pada suatu bahan diantaranya
gabah, benih-benihan, dan lainnya. Moisture meter merupakan alat yang digunakan
pada setiap pengujian benih dilaboratorium. Moisture meter yang digunakan harus
dapat dipercaya dan dapat mendekati kadar air benih dengan benar dan teliti.
Kelebihan dari alat ini yaitu benih yang dibutuhkan hanya beberapa saja, sehingga
dapat menghemat benih. Alat ini dapat mengetahui rerata kadar air benih,
diharapkan dapat lebih valid. Kekurangannya yaitu terbatasnya jenis benih, hanya
dapat digunakan untuk pengujian jenis-jenis benih yang tertera pada pilihan jenis
benih pada layer (Yunita,2019).
Penggunaan alat moisture meter dan contoh benih harus dalam suhu yang
seimbang atau sama sebelum dilakukan pengukuran. Selama penetapan, paparan
contoh benih dengan udara di dalam laboratorium harus diusahakan seminimal
mungkin (ISTA,2021).

5
III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat Dan Waktu


Praktik kerja lapangan (PKL) dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari 3 Juli
sampai dengan Agustus 2023. Lokasi PKL di Unit Pelaksana Teknis Perbenihan
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pangan Tanaman
Pangan dan Holtikultura Provinsi Riau yang beralamat Jl. Kaharudin Nst, Simpang
Tiga, Kec. Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau.
3.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan :
- Benih Kangkung varietas BISI
Alat yang digunakan:
- Oven suhu tinggi
- Alat moisture meter
- Cawan
- Desikator
- Timbangan analitik
- Sarung tangan
- Alat tulis
3.3. Metodologi
Penelitian dilakukan sebanyak delapan kali ulangan. Pengamatan dan
pengambilan data dilakukan pada 17 Juli 2023 di Laboratorium pengujian.
Menggunakan dua metode yaitu metode oven suhu tinggi dan metode moisture
meter.
Adapun tahap pengujian menggunakan metode oven suhu tinggi dan alat
moisture meter adalah sebagai berikut:
3.3.1 Metode oven suhu tinggi
- Bersihkan peralatan sebelum digunakan
- Nyalakan oven dengan mengatur suhu mencapai 130-133˚C selama 2,5
jam
- Timbang cawan dan tutup sebelum digunakan dan diberi label M1
- Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah

6
- Masukkan contoh kerja sebanyak 5gr ke dalam cawan dan ditimbang
beserta tutupnya dan diberi label M2
- Masukkan cawan berisi contoh kerja tersebut kedalam oven
- Buka tutup cawan, dan letakkan masing-masing tutup cawan
disampingnya
- Keringkan pada suhu (130-133) ˚C selama 2,5 jam
- Setelah alarm oven berbunyi,menandakan waktu pengovenan selesai maka
cawan ditutup dan keluarkan dari oven
- Dinginkan cawan beserta isinya di dalam desikator selama 45 menit
- Timbang cawan beserta isi dan tutupnya dan diberi label M3
- Selanjutnya hitung kadar air benih menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑀2 − 𝑀3
× 100%
𝑀2 − 𝑀1

M1 = Berat wadah + tutup dalam gram


M2 = Berat wadah + isi dalam gram sebelum dikeringkan
M3 = Berat wadah + tutup + isi dalam gram setelah dikeringkan
3.3.2 Metode moisture meter
- Siapkan peralatan pengukur kadar air moisture meter
- Pasang baterai pada tempatnya dan lakukan pengecekan apakah alat
bekerja atau tidak
- Siapkan perlengkapan pelaksanaan seperti wadah, alat tulis, benih dan
sendok benih
- Siapkan benih yang akan ditetapkan kadar airnya
- Putar dan pilih tombol sesuai dengan jenis benih
- Masukkan benih ke dalam tabung benih hingga penuh
- Putar alat sehingga benih tertuang ke dalam
- Tunggu hingga muncul jumlah kadar air yang muncul pada layer
- Lakukan sebanyak 8 kali ulangan
3.4. Pengamatan pengujian kadar air benih
3.4.1 Pengamatan metode oven suhu tinggi
Tata pelaksanaan pengujian kadar air benih kangkung varietas BISI:

7
 Pengamatan dilakukan setelah pengovenan selama 2,5 jam dengan suhu
(130-133) C pada metode oven suhu tinggi
 Setelah proses pengovenan cawan dimasukkan kedalam desikator untuk
menetralkan suhu selama 45 menit dan dilanjutkan penimbangan dengan
timbangan analitik
 Menentukan nilai rata-rata kadar air benih Kangkung varietas BISI melalui
M1, M2, M3.

3.4.2 Pengamatan metode moisture meter


Tata pelaksanaan pengujian kadar air benih kangkung varietas BISI:
 Metode moisture meter diamati persentase yang muncul pada indikator alat
tersebut sebanyak 8 ulangan.
 Menentukan nilai rata-rata kadar air benih Kangkung varietas BISI
menggunakan aplikasi Microsoft Excel

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Lokasi PKL


4.1.1 Sejarah UPT PSBTPH Provinsi Riau
Unit Pelaksana Teknis Perbenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura atau (UPT PSBTPH) Provinsi Riau Merupakan Unit Pelaksana
Teknis dan Dinas Pangan,Tanaman Pangan dan Hortikultura yang mempunyai
tugas dan fungsi di bidang pelayanan pengawasan mutu dan sertifikasi benih.
Wilayah kerja layanan mencakup semua penangkar atau produsen benih baik atau
perseorangan, BUMN, BUMD, maupun swasta di Kabupaten/ Kota di Provinsi
Riau. UPTPSBTPH Provinsi Riau semula merupakan institusi Satuan Tugas
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (SADGAS
BPSBTPH).
Seiring berlakunya otonomi daerah dan kemudian berdasarkan Peraturan
Daerah No.44 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Riau, SATGAS BPSBTPH menjadi UPT PSBTPH Provinsi Riau.
Kemudian pada tahun 2017 perubahan UPT PSBTPH menjadi UPT PSBTPHBUN
Berdasarkan Peraturan Gubernur No.71 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau.
Unit Pelaksana Teknis Perbenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Riau, dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah
Provinsi Riau No. 7 Tahun 2019 tentang pembentukan dan susunan perangkat
daerah Provinsi Riau dan Peraturan Gubernur No. 42 tahun 2020 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Kantor pusat UPT PSBTPH Provinsi Riau Terletak di Jl. Kaharuddin
Nasution No. 69 Simpang tiga, Kota Pekanbaru. Kode pos 28284, Telp / Fax (0761)
67489. Kantor UPT PSBTPH Provinsi Riau dapat dilihat pada Gambar.

9
Gambar 1 Kantor UPT PSBTPH Provinsi Riau
4.1.2 Visi Dan Misi UPT PSBTPH Provinsi Riau
UPT PSBTPH memiliki visi yaitu terwujudnya UPT PSBTPH sebagai pusat
pelayanan pengawasan mutu dan sertifikasi benih yang prima di Provinsi Riau.
Dalam rangka mewujudkan dan merealisasikan visi UPT Perbenihan dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau tersebut, maka
dirumuskan misi-misi UPT PSBTPH Provinsi Riau yaitu meningkatkan
pengawasan mutu dan sertifikasi benih baik untuk tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan, melaksanakan tugas pengawasan baik hulu, hilir maupun madya,
meningkatkan layanan pengujian atau analisa mutu benih, mendorong
pemberdayaan SDM Pertanian dalam upaya menumbuh kembangkan
profesionalisme Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan stake holder
perbenihan, serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal
pengawasan dan sertifikasi benih.

10
4.1.3 Struktur UPT PSBTPH
STRUKTUR ORGANISASI UPT PSBTPHBUN PROVINSI RIAU
Kepala UPT PSBTPH
MOHAMMAD KHAMSI
PURNAMA, S.TP, M.Si
NIP. 19791004 200501 1 001

NIP. 19640831 199103 2 003 Kasubbag Tata Usaha


IRMA ISNAINI, SP
NIP. 19720018 200012 2 002

Kasi Produksi Kasi Pengawasan dan


RASYIDAHBAD, SP Sertifikasi Benih
NIP. 19671004 199803 2 001 ROHALIANIS, A.Md
NIP. 19650111 198903 2 002

Ka. BBI Terpadu Pasir Ka. BBI Hortikultura Padang Ka. Laboratorium Kultur Laboratorium Pengujian Mutu
Pangaraian Kab. RoHul Marpoyan Kota Pku Jaringan Padang Marpoyan Benih PBT yang Di
TENGKU YUSNIDAR, SP MUHAJI, SP SUPENO DEBI FITRIA GERNIWATI, SP Perbantukan
NIP. 19690711 200701 2 004 NIP. 19650528 199903 1 002 NIP. 19710103 198909 1 001 NIP. 19850622 201102 2 003

Ka. BBI Padi Kampar Kab. Ka. BBI Pasang Surut Ka. BBI Palawijaya Batu
Kampar Sanglar Kab. InHil Gajah Kab. InHu
PRAMUJI, A.Md ROSNANI MUSLIM, SP
Kekompok Jabatan
NIP. 19650514 199203 1 005 NIP. 19750524 200701 2002 NIP. 19690927 200701 1 005
Fungsional

11
4.2. Hasil Dan Pembahasan
Hasil pengamatan validasi penetapan kadar air pada benih kangkung varietas
bisi. Dimana hasil pengamatan tersebut diuji secara statistik dengan uji t-Test
(Paired Two sample for means).
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Tidak terdapat perbedaan nyata pada hasil pengujian kadar air
menggunakan metode oven suhu tinggi dan metode moisture meter
H1 : Terdapat perbedaan nyata pada hasil pengujian kadar air menggunakan
metode oven suhu tinggi dan metode moisture meter

Tabel 1. Hasil rata-rata penetapan kadar air benih kangkung varietas BISI
pada metode oven suhu tinggi dan metode moisture meter.

Ulangan Metode Oven Moisture Meter


K1 10.9 10.8
K2 10.8 10.8
K3 10.8 10.9
K4 10.8 11.0
K5 10.8 11.0
K6 10.8 11.0
K7 10.8 11.0
K8 10.7 11.0
Rata-Rata 10.8 10.9

Berdasarkan tabel 1. Didapatkan hasil rata-rata perhitungan kadar air pada


benih kangkung dengan kedua metode tersebut. Pada metode oven persentase kadar
air tertinggi ada pada ulangan 1 (K1) yaitu 10.9%, dan persentase terendah pada
ulangan 8 (K8) yaitu 10.7%. Sedangkan menggunakan moisture meter persentase
tertinggi ada pada ulangan 8 (K8) yaitu 11.0% dan persentase terendah pada
ulangan 1 (K1) yaitu 10.8%.

13
Tabel 2. Hasil uji t-Test: Paired Two sample for means pada benih Kangkung
varietas BISI pada metode oven suhu tinggi dan metode moisture meter

Metode oven Moisture meter


Mean 10.78571429 10.95714286
Variance 0.001428571 0.006190476
Observations 7 7
Pearson Correlation -0.240192231
Hypothesized Mean
Difference 0
df 6
t Stat -4.768316485
P(T<=t) one-tail 0.001549891
t Critical one-tail 1.943180281
P(T<=t) two-tail 0.003099782
t Critical two-tail 2.446911851

Berdasarkan tabel 2. Dari hasil uji statistik menggunakan t-Test Paired two
sample for means diperoleh t Stat < t Critical two tail dengan nilai -4.768316485 <
2.446911851 sehingga H0 dapat diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan yang
nyata untuk hasil pengujian kadar air menggunakan metode oven suhu tinggi dan
metode moisture meter.
Terdapat penambahan kadar air benih pada metode moisture meter yang
dapat disebabkan oleh faktor suhu ruangan, dan pada penelitian sebelumnya terkait
pengujian kadar air menggunakan moisture meter mengalami beberapa human
error dikarenakan prinsip kerja kurang sesuai dan ketelitian penggunaan petani
yang kurang tepat sehingga tingkat erornya perangkat digital moisture meter masih
tinggi (Mustofah,2019).
Alat pengukur kadar air benih memiliki kelebihan serta kekurangannya
masing-masing. Pengukuran kadar air benih dengan menggunakan oven lebih
akurat, memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi, dapat memuat banyak contoh dalam
satu waktu pengukuran, dan merupakan cara yang paling umum dilakukan.
Kekurangan metode oven disebutkan yaitu, penggunaan metode oven
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil serta suhu yang tepat
tergantung dari jenis benihnya, selain itu membutuhkan peralatan yang banyak serta
harus seringnya menimbang benih yang diuji. (Yusuf,2022).

14
Kelebihan alat pengukur moisture meter antara lain, hasil dapat diperoleh
dalam waktu cepat, mudah dibersihkan, mudah dibawa, dan sumber arus listrik
kecil (empat baterai). Kekurangan moisture meter yaitu tidak bisa digunakan untuk
mengukur kadar air berbagai jenis benih, hasil tidak seragam atau kekurangtelitian
dalam mengukur benih yang berkadar air sangat tinggi atau sangat rendah dan
jumlah sample yang dapat diukur sedikit. Jumlah sample dapat menjadi faktor
penentu ketepatan dalam pengukuran. Sample dengan jumlah yang lebih besar,
hasil pengukuran kadar airnya akan lebih tepat daripada sample dengan jumlah
yang sedikit (Valentin,2020).

15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a) Berdasarkan hasil uji analisa statistik dengan menggunakan t-Test: Paired
Two Sample for Means adalah tidak terdapat perbedaan hasil penetapan
kadar air dengan menggunakan metode oven suhu tinggi dan moisture
meter. maka H0 dapat diterima yaitu diperoleh t Stat < t Critical two tail dengan
nilai -2.985931927 < 2.364624252
b) Penggunaan metode oven memiliki kelebihan tingkat ketelitian lebih tinggi,
memuat banyak contoh kerja dalam satu waktu pengujian, sedangkan
kelemahannya memerlukan waktu yang lama dan peralatan yang banyak
c) Penggunaan alat moisture meter memiliki kelebihan hasil dapat diperoleh
dengan cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kelemahan pada
moisture metet ini yaitu tingkat ketelitian yang rendah dan tidak seragam.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan penulis menyadari
bahwa terdapat kekurangan selama proses pelaksanaan. Oleh karena itu penulis
menyarankan apabila dilakukan pengujian selanjutnya untuk menggunakan metode
terbaru dan variasi varietas benih yang lain, agar bisa dikomparasikan dengan
pengujian ini supaya memiliki validasi yang pasti dan dijadikan acuan yang jelas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ai nurlaila, y. h. (2019). PENGARUH PERLAKUKAN PRIMING TERHADAP


PERKECAMBAHAN BENIH POHON ASLI GUNUNG CIREMAI., (pp.
211-220).

Erma yunita, e. n. (2019, Juli). VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR


VITAMIN C KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulata) secara
spektrofotometri UV-VIS. Jurnal farmasi indonesia, 16(01), 118-131.

Muhammad Fachruri, J. M. (2019, oktober). analisis pengaruh suhu dan


kelembaban ruang terhadap kadar air benih padi di gudang penyimpanan PT
sang hyang seri. Agritechno, 12(2), 131-137.

Mustofah, p. u. (2019, mei). Perangkat Penentu Kualitas Beras Ditinjau dari Kadar
Air dan Berat Butir Menir Berbasis Arduino Uno. Elinvo, 4, 39-48.

Rut dias valentin, b. d. (2020, Juni). ALAT UJI KADAR AIR PADA BUAH
KAKAO KERING BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO. Jurnal
teknik dan sistem komputer, 1(1), 28-33.

Sajuri, h. d. (2022, Maret). RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN


KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) PADA PERLAKUAN JUMLAH
BENIH DAN NUTRISI DENGAN SYSTEM HIDROPONIK SUMBU DI
WILAYAH PESISIR. Jurnal Agrotek, 6(1), 83-89.

Vinanda puspita sari, w. p. (2023). Analisis Pengujian Mutu Benih Secara


Fisiologis Pada Tanaman Pangan.

yusuf, H. o. (2022, September). tingkat pertumbuhan aspergillus flavus sp dan


pembentukan aflatoksin pada berbagai metode penyimpanan dengan kadar
air biji jagung pakan. Jurnal Agrotek, 6(2), 55-62.

17
LAMPIRAN

Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kadar Air pada Benih


Kangkung Varietas BISI

Alat Moisture meter Desikator

Oven Timbangan Analitik

Penghitungan kadar air dengan Penimbangan cawan dan tutup


moisture meter

Penimbangan cawan dan benih Cawan berisi benih kangkung setelah


ditimbang

18
Proses pengovenan benih pada suhu Benih setelah dikeluarkan dari oven
tinggi

Benih hasil pengovenan diletakkan Penghitungan hasil pengujian


didalam desikator

19
20

Anda mungkin juga menyukai