PKL Kacang
PKL Kacang
PKL Kacang
LAPORAN PKL
Disusun oleh :
1167060030
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
IKAMAJA Cianjur.
NIM : 1167060030
Tanggal Seminar :
Menyetujui,
NIP.1996209181988031001 NIP.
i
Mengesahkan,
Agroteknologi
NIP. 196212151987031002
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
ini. Laporan ini merupakan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang
sudah memberikan dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu atas semua
(PKL)
iv
5. Orang tua dan keluarga tercinta
Laporan ini telah ditulis dengan sebaik- baiknya baik dari penulisan
bagi para pembaca. Kritik dan saran kami harapkan bagi para pembaca untuk
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
3.4 Prosedur PKL .............................................................................................. 22
BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PRAKTIK ........................................... 24
4.1. Sejarah Singkat Okiagaru Farm.................................................................. 24
4.2 Struktur Organisasi ...................................................................................... 26
4.3 Keadaan Perusahaan .................................................................................... 26
4.3.1 Keadaan fisik................................................................................................ 26
4.3.2 Bidang Usaha ................................................................................................ 27
4.3.3 Manajemen Okiagaru Farm ......................................................................... 27
BAB V HASIL PKL DAN BAHASAN ............................................................... 29
5.1 Pemilihan Benih .......................................................................................... 29
5.2 Pengolahan Lahan ....................................................................................... 29
5.3 Persemaian ................................................................................................... 30
5.4 Penanaman ................................................................................................... 31
5.6 Pemupukan .................................................................................................. 32
5.7 Pengairan dan Penyiraman .......................................................................... 33
5.8 Penyiangan Gulma ...................................................................................... 34
5.9 Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................................... 34
5.10 Panen dan Pemasaran ................................................................................ 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ............................................................................................................... 29
Gambar 2 ............................................................................................................... 31
Gambar 3 ............................................................................................................... 32
Gambar 4 ............................................................................................................... 34
Gambar 5 ............................................................................................................... 35
Gambar 6 ............................................................................................................... 35
Gambar 7 ............................................................................................................... 36
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
program praktik keja lapangan bagi semester enam. Sarana dan prasarana kampus
yang sangat lengkap hanya menunjang aspek keahlian professional secara teori
saja. Dalam dunia kerja nantinya kolaborasi antara teori dan pengalaman guna
wawasan dan pemahaman mahasiswa dalam berbagai aspek yang terkait dengan
pertanian dalam arti luas. Selain itu praktek kerja lapangan ini juga ditujukan
Seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman sayuran yang dapat tumbuh
(Jawa Barat) dan Berastagi, Kebanjahe (Sumatera Utara) sebagai usaha tani rakyat
1
2
Seledri adalah tumbuhan serba guna, daun, dan tangkai daun. dapat digunakan
sebagai campuran sup dan bahan makanan berkuah lainnya. Seledri juga dapat
seperti demam, flu, penyakit pencernaan, penyakit limpa dan hati (Dalimartha
2005)
Tanaman seledri merupakan salah satu sayuran daun yang memiliki banyak
manfaat, antara lain dapat digunakan sebagai pelengkap masakan dan memiliki
vitamin C, dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup tinggi. Dalam 100 g
yang lansung mengenai tanaman dan meminimalisir serangan hama, selain itu
sungkup memiliki peran dalam mengstabilkan suhu pada tanah maupun tanaman.
2
3
dengan system naungan dianggap lebih baik karena tanaman biasa terbebas dari
pertanian dalam arti luas, baik itu kegiatan on farm dan off farm serta
aplikasinya dilapangan.
distribusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Tengah. Tanaman ini menyebar ke delapan wilayah yaitu dataran Cina, India,
Menurut jenisnya seledri dibagi menjadi tiga golongan, yaitu seledri daun
var. sylvestre alef), dan seledri umbi (Apium graveolens L var. rapaceum alef.
4
5
Seledri daun tumbuh baik di tanah yang agak kering, seledri batang cocok tumbuh
di tanah yang mengandung pasir, kerikil dan sedikit air, dan seledri umbi tumbuh
baik di tanah yang gembur dan banyak mengandung air dengan bentuk batangnya
seledri tersebut yang paling banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun
(Soewito 1991).
1. Batang
Batang tidake berkayu, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat. Batang seledri
2. Daun
3 – 7 helai. Tepi daun beringgit pada pangkal maupun ujungnya runcing. Tulang
Tangkai daun tumbuh tegak ke atas atau ke pinggir batang dengan panjang sekitar
3. Bunga
daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok.
Bunga betina majemuk yang jelas,tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering
5
6
4. Buah
aromatik.
5 . Akar
Akar tebal, sistem akarannya menyebar ke semua arah sekitar 5 – 9 cm, pada
kedalaman 30 - 40 cm.
Tanaman seledri merupakan salah satu sayuran daun yang memiliki banyak
manfaat, antara lain dapat digunakan sebagai pelengkap masakan dan memiliki
vitamin C, dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup tinggi. Dalam 100 g
pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi.
itu, daun seledri juga mengandung protein, belerang, kalsium, besi, fosfor, vitamin
Seledri dapat ditanam di manaesaja, baik dataran rendah maupun tinggi yaitu
pada ketinggian 0 - 1200 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan kelembaban
pertumbuhan dan produksi yang tinggi seledri menghendaki suhu berkisar antara
15 - 24ºC. Namun, pada saat berkecambah seledri memerlukan suhu yang lebih
sebaiknya pada akhir musim hujan atau peroide bulan-bulan tertentu yang
jam per hari. Namun, seledri tidak tahan terkena matahari langsung secara
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan layu atau menguning. Sebaliknya, jika
2.2.4 Tanah
yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat
dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi
8
tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara
Tanah yang paling ideal untuk tanaman seledri adalah jenis tanah andosol.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannyaeyaitu tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humus, tata aerasi yang baik, berwarna hitam atau coklat,
Tanaman seledri dapat tumbuh pada pH tanah berkisar antara 5,6 sampai 6,5
atau pada pH optimum 6,0 - 6,8. Tanaman seledri menyukai tanah yang
atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, serta terlalu panas atau
terlalu dingin. Sementara itu, sakit adalah kondisi menyimpang dari keadaan
normal, misalnya tanaman tomat mula-mula kelihatan segar pada waktu pagi,
2.3.1Hama
Hama adalah makhluk hidup bergerak yang dapat dilihat mata dengan berbagai
macam ukuran yang bersifat merusak pertanaman. Jenis hewan yang termasuk
hama seperti :
9
Hama ini berasal dari Amerika Selatan dan Kalifornia. Hama ini tersebar di
Filipina, Thailand, Srilanka, India, Pakistan, Laos, Cina dan Banglades (Rauf
Imago berbentuk lalat yang berukuran sangat kecil yaitu 1,7–2,3 mm, secara
umum berwarna hitam mengkilat dengan bagian tengah kepala, bagian samping
toraks dan skutelum berwarna kuning (Rauf 2001). Lama hidup imago berkisar
antara 6–18 hari. Betina meletakkan telur rata-rata 8–14 telur per hari dan
diletakkan satu per satu pada permukaan daun (Parella 1987). Betina selama
hidup dapat menghasilkan 50–300 butir telur. Larva berwarna putih kekuningan,
terdapat 3 instar aktif dan larva instar 4 merupakan peralihan antara larva instar 3
dan pupa yang disebut prapupa. Larva yang baru keluar segera mengorok
jaringan mesofil daun, dan larva selama stadianya tinggal dalam liang korokan.
Korokan ini makin melebar dengan makin besarnya ukuran larva (Rauf 2001;
Mau dan Kessing 2007). Puparium berwarna kuning keemasan hingga coklat
kekuningan, berukuran 2,5 mm. Stadia pupa berlangsung selama 8–11 hari
(Parella 1987).
Kerusakan pada daun seledri terjadi akibat aktivitas hidup hama. Daun yang
imago betina saat peletakan telur, dan liang korokan akibat larva yang hidup di
secara hayati dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami seperti parasitoid,
selain itu penggunaan insektisida berbahan aktif siromazine dan abamektin diduga
dapat membantu menekan populasi hama ini (Mau dan Kessing 2007).
Aphis spp termasuk dalam ordo Hemiptera dan famili Aphididae (Borror
1996). Imago kutu daun dapat bersayap atau tidak bersayap. Kebanyakan kutu
daun tidak bersayap. Bentuk kutu daun yang bersayap berperan dalam melakukan
baik (Kalshoven 1981). Aphis spp dapat berperan dalam menularkan penyakit
pada tanaman, dan hal ini berkaitan dengan kebiasaan hama ini mengisap cairan
spp relatif tinggi terutama pada awal musim kemarau. Populasi kutu daun
cenderung tinggi pada awal musim kering dan akan turun pada musim hujan
(Kalshoven 1981). Aphis spp merupakan hama minor pada pertanaman seledri,
tetapi kehadiran hama ini mendapat perhatian karena peranannya sebagai vektor
virus (Mossler et al. 2007). Beberapa spesies penting Aphis spp pada pertanaman
Imago M. persicae Sulz (green peach aphid) atau kutu daun persik memiliki
panjang tubuh sekitar 1–2 mm, berwarna hijau menyala dan berbentuk seperti
11
buah pear (Radcliffe 2001). Tubercles berbentuk cekungan ke arah dalam dan
merupakan ciri khas yang membedakan spesies kutu ini dengan yang lainnya.
(Web 2006). Nimfa dan imago mempunyai sepasang tonjolan pada ujung
abdomen yang disebut kornikel dengan bagian ujung berwarna hitam. Hidup
secara berkelompok pada bagian bawah helaian daun atau pada pucuk tanaman.
Nimfa terdiri atas 4 instar. Setelah 7–10 hari, nimfa akan berkembang menjadi
imago. Satu ekor imago betina dapat menghasilkan 40 ekor nimfa. Lama stadium
A. gossypii Glov (melon aphid), imago berbentuk seperti telur jika dilihat dari
atas, dengan ukuran panjang tubuh tidak lebih dari 1,5 mm. Warna sangat
beragam dari kuning, orange, hijau kegelapan sampai hitam. Warna kornikel
gelap dan kauda (bentuk seperti ekor kecil pada bagian ujung belakang tubuh)
berwarna pucat atau kehitam-hitaman. Hama ini dapat bereproduksi secara cepat,
satu generasi berlangsung 6–8 hari pada kondisi lingkungan dengan suhu sekitar o
2–3 minggu. Nimfa berwarna kuning dan imago berwarna hijau kehitaman, dapat
tubuhnya lunak, berbentuk seperti buah pear, mobilitasnya rendah dan hidup
secara berkoloni. Populasi hama ini bisa meningkat dengan cepat, ketika populasi
hama mulai padat atau jika tanaman inang rusak, maka akan terbentuk kutu daun
Secara umum kutu daun menyerang permukaan daun seledri bagian bawah dan
umum kutu daun merugikan karena mengurangi nutrisi jaringan tanaman dan
hadirnya embun madu sehingga dapat merendahkan harga jual tanaman seledri
(Webb 2006).
Paelomyces sp., dan Verticillium (Anonim 2008). Selain itu, juga dapat
c. Trips.
Trips yang ditemukan berukuran sangat kecil sekitar 1 mm, berwarna coklat
kehitaman, dengan abdomen seperti kerucut dan berwarna gelap. Trips ditemukan
diantara tangkai daun dan pada permukaan bawah daun (Gambar 8). Hasil
Gejala serangan hama trips pada tanaman seledri diduga berupa bercak
berwarna putih seperti keperakan pada permukaan bawah daun (Gambar 9). Hal
ini dikarenakan gejala seperti itu selalu ada ketika imago hama ini ditemukan pada
Noctuidae (Borror 1996). Hama ini merupakan hama penting pada tanaman
seledri dan menyerang tanaman budidaya lain seperti jagung, cabai, tomat,
Webb 2006; Mossler et al. 2007). Imago hama ini berupa ngengat dengan
panjang sayap berkisar antara 25–30 mm. Sayap depan berwarna coklat tua
dengan garis-garis yang kurang tegas dan bintik-bintik hitam. Sayap belakang
berwarna keputihan dengan bagian tepi bergaris hitam. Ngengat betina mulai
bertelur pada umur 2–10 hari. Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang dan
diletakkan secara berkelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup
oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat
80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ngengat betina sekitar
500– 600 butir. Setelah 2 hari, telur menetas menjadi larva. Larva instar awal
berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Larva instar akhir
mempunyai beberapa variasi warna, yaitu hijau, coklat muda dan hitam
kecoklatan. Stadium larva terdiri dari 5 instar. Instar pertama panjangnya sekitar
1,2–1,5 mm, sedangkan panjang instar kedua sampai instar terakhir antara
14
1,5–19 mm. Larva instar akhir, terdapat pada pangkal batang tanaman yang dekat
dengan tanah (Mossler et al. 2007). Menjelang menjadi pupa, larva instar akhir
8–10 hari. Pupa berwarna coklat muda dengan panjang 9–11 mm. Pupa berada di
dalam tanah pada kedalaman ± 1 cm, juga dapat ditemukan pada pangkal batang,
tempat yang terlindung seperti di bawah daun kering atau di bawah permukaan
(Webb 2006).
Bagian tanaman yang terserang terutama daunnya, baik daun pada tanaman
yang masih muda maupun tanaman yang sudah tua. Kerusakan pada tanaman
seledri diakibatkan oleh aktivitas makan hama ini dan meninggalkan kotoran
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman yang
sp. dan Telenomous sp.), dan patogen (Se-NPV) serta pengendalian mekanik
seperti pembersihan lahan secara rutin dari gulma dan penghancuran tanaman sisa
pada lahan dapat menghambat infestasi telur hama ini (Webb 2006).
dari 1 mm, warna tubuhnya kuning, coklat, kehijauan, atau merah tergantung dari
Tubuh tungau imago terdiri dari propodosoma pada bagian interior dan
hysterostema pada bagian posterior yang dipisahkan oleh sutura diantara tungkai
mengalami pergantian kulit. Siklus hidupnya berlangsung selama 7–14 hari, dan
populasinya berkurang jika terjadi hujan lebat (Kalshoven 1981). Imago betina
tungau berbentuk oval, berwarna merah tua dan memiliki bulu-bulu yang panjang
dan menarik perhatian. Tungau jantan ukuran tubuhnya lebih kecil, lebih runcing
dan mempunyai kaki yang relatif panjang dan geraknya lebih aktif daripada
(Oliver 1971). Imago betina tungau dapat menghasilkan 19–100 telur selama
hidupnya (Webb 2006). Telur diletakkan di atas atau di bawah permukaan daun
atau diletakkan secara bebas di dalam jaringan tanaman (Krantz 1978). Larva
menetas setelah 16–19 hari, kemudian makan bagian epidermis daun. Setelah fase
larva tungau mengalami fase istirahat, kemudian dilanjutkan dengan dua fase
nimfa yang pada masing-masing fase memiliki fase istirahat (Webb 2006).
Serangan hama tungau pada tanaman seledri dimulai dengan bercak keperakan
pada daun dan juga bintik kuning sampai coklat kemerahan pada permukaan daun.
seledri rontok dan berguguran (Webb 2006). Menurut Rukmana (1995) serangan
Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, dan Agrimec 18 EC. Pengendalian juga dapat
2.3.2 Penyakit
Penyakit adalah suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan merugikan
yang disebabkan oleh primer (virus dan bakteri) dsn gngguannya bersifat terus
menerus dan jika tidak ditangani segera akan menyebar pada tanaman yang lain.
Bercak daun septoria (late blight) adalah penyakit yang terpenting pada
pertanaman seledri. Penyakit ini diketahui tersebar luas di seluruh dunia termasuk
kuantiítas hasil. Penyebab penyakit adalah cendawan Septoria sp., yang terdiri
dari dua spesies yang berbeda yaitu S. apii (Br. & Cav.) Chester dan S. apii–
piknidium dengan garis tengah 73–147 µm, ostiol berukuran 1/3–1/2 garis tengah
piknidium (Semangun 2007). Hifa dari S. apii Chester, bergaris tengah 1–5,5
(Pracaya 2007).
klorotik kecil, lalu menjadi bercak cokelat dan menyebabkan kematian jaringan
tanaman. Bercak dimulai pada daun tua bagian bawah, kemudian menjalar ke
daun bagian atas, beberapa bercak akan menyatu dapat mengakibatkan daun
menjadi layu. Ukuran bercak S. apii Chester besar dengan garis tengah 1,5–1 mm.
Bercak ini mempunyai batas yang jelas, bentuk ini disebut “bentuk-bercak besar”
dengan garis tengah 0,5–3,5 mm. Bagian pinggir bercak berwarna kecoklatan
sampai hitam atau kelabu. Tangkai daun tanaman juga terserang sehingga bercak
meluas ke seluruh bagian tanaman (Pracaya 2007). Bercak ini disebut “bentuk
Cendawan ini dapat bertahan dari musim ke musim pada biji-biji dan pada
sisa-sisa tanaman sakit. Cendawan dapat membentuk piknidium pada kulit biji.
Penyakit dapat berkembang dalam cuaca yang basah dan suhu yang sejuk dengan
menanam biji yang sudah disimpan selama 3 tahun dengan memberikan perlakuan
Bercak daun cercospora (early blight) adalah penyakit yang umum pada
(Semangun 2007). Penyakit dapat mulai timbul di persemaian, bercak daun ini
bersekat 3–10 dan berukuran 50–80 x 4 µm. Konidiofor berwarna cokelat muda,
agak bengkok, bersekat 1–2, dengan ukuran 40–60 x 4–5 µm (Semangun 2007).
Gejala penyakit mirip dengan gejala bercak septoria, yaitu bercak nekrotis
berwarna keabu-abuan dan tidak memiliki titik-titik hitam. Gejala awal pada daun
meluas (Semangun 2007). Cendawan ini menyerang semua daun pada berbagai
umur, tetapi umumnya yang diserang hanya daun yang agak tua (Pracaya 2007).
Spora berkembang pada malam hari ketika suhu berkisar 14,4–30 C, dengan
kelembaban relatif mendekati 100%. Spora disebarkan angin pada pagi hari saat
kelembaban relatif meningkat (Mossler et al. 2007). Patogen bertahan pada sisa-
sisa tanaman yang terdapat di tanah dan pada biji (Semangun 2007). Menurut
2007).
suk bahkan hancur saat air hujan menerjang. Oleh sebab itu, diperlukan pelindung
yang dapatmenghindari tanaman dari air hujan. Salah satu pelindungnya bisa den
astik tersebut, bisa digunakan rangka bambuatau rangka besi (Anonim, 2011).
a saatmusim hujan banyak tanaman yang rusak terpukul air hujan dan terserang pe
nyakit,sedangkan pada saat musim kemarau kualitasnya turun karena daun caisin
mah plastik, atau rumah kassa. Selainmampu menahan pukulan air hujan dan sera
ngan hama, bangunan ini juga dapatpenggunaan pupuk daun, pestisida, mengawet
kan lengas tanah, danmenaikkan suhu di malam hari. Pada rumah tanam modern,
kondisi mikroklimat seperticahaya, suhu, dan CO2 bahkan dapat dimanipulasi aga
Salah satu jenis rumah tanam adalah sungkup plastik. Sungkup plastik merupa
METODOLOGI
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Juni sampai dengan 20 Juli 2019 di
Alat yang digunakan pada saat praktik kerja lapangan adalah cangkul, parang,
golok, knapsack, topi, sepatu bot, sarung tangan dan masker. Bahan yang
digunakan pada saat praktik kerja lapangan adalah benih seledri, kapur tanah,
pemanenan.
21
22
dilakukan dengan teori yang ada atau penelitian yang pernah dilakukan
Table 1 Kegiatan
sholat shubuh
masing
masing
pengemasan pangsit, ke
lahan kembali)
23
masing
Majalengka, Jawa Barat. Perintis sekaligus ketua KPT okiagaru adalah Agus Ali
Nurdin, SE. (Mr. Guslee). Okiagaru berasal dari bahasa jepang yang artinya
sampai dengan tahun 2008 dengan luas lahan 1,8 ha yaitu budidaya tanaman padi,
Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, Mr. Guslee dipilih oleh
produk sayuran jepang yang diberi nama Okiagaru Farm. Lokasi yang dipilih
sebagai tempat usaha adalah wilayah Cianjur karena lokasi tersebut lebih dekat
dan lebih mudah untuk mengakses bahan baku dan mengakses pasar. Pada tahun
24
25
2009 sampai dengan saat ini, Okiagaru Farm mengelola lahan seluas 3,5 hektar
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Produk Okiagaru Farm dijual ke restoran
dan swalayan Jepang serta ke pasar lokal yang ada di wilayah Bandung, Jakarta,
dan Bogor.
Pada bulan April 2014 Okiagaru Farm sudah tidak menggarap lahan lagi,
karena kontrak lahan sudah habis dan tidak diperpanjang. Juli 2014 Okiagaru
Farm berpindah lokasi dan menetap di Kampung Tunggilis, Desa Ciputri, Kec.
Pacet, Kab. Cianjur, Jawa Barat dan resmi dikukuhkan oleh Kepala Dinas
(KTNA), dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pendesaan Swadaya (P4S) Agro
Farm Cianjur.
-
26
Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang secara geografis terletak di kaki
Gunung Gede yang sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi pegunungan
Cianjur berada pada ketinggian 1.110 mdpl dan berada pada perbukitan berelief
halus dengan kemiringan lereng 8-15%. Curah hujan rata-rata berkisar 1.000-
1.500 mm/tahun. Jenis tanah pada wilayah Kabupaten Cianjur didominasi oleh
ciputri memiliki jenis tanah latosol. Kabupaten Cianjur memang terkenal dengan
Bidang usaha yang dijalankann oleh Okiagaru Farm yaitu farming, trading dan
persemaian sampai panen. Trading merupakan kegiatan off farm yaitu proses
berwirausaha dalam pertanian. Kegiatan ini dilakukan baik on farm maupun off
farm.
Okiagaru Farm adalah Kelompok Pemuda Tani (KPT) yang dipimpin oleh
Agus Ali Nurdin, SE sebagai pemilik sekaligus perintis Okiagaru Farm. Bentuk
struktur organisasi pada Okiagaru Farm adalah organisasi lini atau garis. Bentuk
organisasi ini dipilih karena terbatasnya jumlah karyawan dan tuntutan pekerjaan
yang tidak terlalu tinggi. Dalam menjalankan bisnisnya, Okiagaru Farm memiliki
kualitas tinggi.
sistem agribisnis.
Benih yang mayoritas digunakan oleh petani di kampung Tunggilis ini yaitu
dengan merek dagang Bintang Asia Aroma (Var.SD 1011 Kepmentan No.
066/kpts/D.2.7/8/2014) memiliki potensi produktivitas 10-12 ton/ha dan tumbuh
optimal di dataran menengah – tinggi.
Standar Mutu :
Jumlah benih : 20 Gr
kedalaman 20-30 cm. tanah lalu dibiarkan beberapa hari agar hama dan penyakit
29
30
mati terkena sinar matahari. Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar 90-100
cm dan panjang 5-10 m. Bila tanah tidak tergenang air tinggi bedengan dibuat
sekitar 20 cm. namun bila sering tergenang air atau pada lahan sawah, tinggi
Menurut A Ujang tanah yang sudah di cangkul lalu di campur pupuk kandang
digunakan budidaya au jang yaitu 600m dan efektivitas lahannya adalah 500m.
dan fakta dilapangan ada yang sampai 200 cm tergantung lahan dan kebiasaan
petani. Tinggi bedengan di sesuaikan dengan kondisi lahan yaitu 20 cm jika lahan
tergenang air dan 50-60 cm dan jarak antar bedengan 50 cm. Selanjutnya
5.3 Persemaian
disemai, benih direndam di air hangat 55–60 °C selama 15 menit. Benih di semai
dalam alur atau larikan sedalam 0,5 cm, jarak antar alur 10–20 cm. Bibit
dipindahkan saat berumur 1 bulan atau memiliki 3–4 daun. Pemindahan sebaiknya
dilakukan pada sore hari, dan selesai pemindahan harus dilakukan penyiraman
(Rukmana 1995).
31
Gambar 2Persemaian
5.4 Penanaman
Bibit yang siap ditanam berumur 30-40 hari atau telah berdaun 3-4 helai.
Pemilihan bibit diusahakan sama rata untuk pertumbuhan tanaman yang merata
Sebelum bibit dicabut dari media persemaian. Media di siram terlebih dahulu
hingga cukup basah agar saat bibit tanam dicabut agar lebih mudah saat proses
pengambilan bibit dan akar tidak patah. Bibit kemudian dimasukkan ke dalam
wadah dengan rapih agar tidak rusak dan pengerjaan le bih efektif karena lahan
budidaya cukup jauh dari tempat persemaian. Kegiatan ini dilakukan dengan hati-
hati.
Pemindahan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dan selesai pemindahan harus
Penanaman dilakukan pada 24 Juni 2019 pada pukul 15.44 WIB di lahan
Hal yang harus dilakukan pada sebelum penanaman yaitu bengan di gebmburkan
Gambar 3Penanaman
5.5 Penyulaman
Penyulaman dilakukan petani jika ada bibit yang tidak tumbuh dalam jangka
sekali melakukan penyulaman. Secara umum semua bibit yang ditanam tumbuh
dengan baik.
5.6 Pemupukan
seledri dilakukan 4 kali dari masa persemaian hingga panen. Pupuk dasar yang
diberikan yaitu NPK 15 g/m2, urea 30 g/m2, dan TSP 15 g/m2 lahan. Pada saat
33
persemaian memasuki umur satu minggu kembali diberikan pupuk urea dengan
dosis 15 g/m2. Setelah tanaman dipindahkan ke lahan tanam kurang lebih 7–10
hari sesudah tanam dilakukan pemberian pupuk urea 30 g/m2 , NPK 15 g/m2,dan
TSP 15 g/m2. Pemberian pupuk dengan dosis yang sama dilakukan lagi saat usia
kali selama masa tanam, yaitu 1 kali pupuk dasar pada saat tanam, dan 2 kali
pemberian pupuk alternatif yaitu pada saat tanaman berusia 2 MST dan 4 MST.
musim tanam. Keadaan tanah lahan pertanaman seledri tidak boleh dalam keadaan
terlalu kering atau terlalu basah, karena hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan
dilakukan dengan menggunakan air yang tergenang pada parit antara bedengan
dilakukan 1–2 kali sehari, sedangkan pengairan berikutnya dikurangi menjadi 2–3
Gambar 4 Irigasi
Penyiangan dilakukan 1–2 kali sampai panen, tetapi jika dianggap perlu
penggemburan dan pemupukan yaitu pada saat 2 MST dan 4 MST agar unsur hara
Hama yang ditemukan pada saat praktik kerja lapangan adalah ulat grayak,
mencabut langsung tanaman yang terlihat layu dan tidak tumbuh normal.
pengendalian yang rutin dilakukan oleh semua petani seledri setempat. Aplikasi
pestisida dilakukan 1–2 kali seminggu pada saat tanam sampai menjelang panen.
35
Pada saat menjelang panen (kira-kira 5–6 MST), aplikasi pestisida ditingkatkan
menjadi 2–3 kali seminggu. Pada saat 8 MST lahan tidak diaplikasikan
meningkat apabila serangan hama dan penyakit pada lahan pertanaman seledri
dirasa berat atau merugikan. Pestisida yang digunakan antara lain Orthene 75 SP,
Curacron 500 EC, Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC, Dursban 20 EC (Insektisida),
Antracol 70 WP, Score 250 EC, Revus 250 SC, Amistar 250 SC, Bion – M 1/48
diberikan dengan cara mencampur Curacron, Antracol dan Decis dengan dosis
masing-masing 1 tutup, 1 sendok, dan 1 tutup/15 liter air. Selain itu beberapa
tergantung keadaan harga. Pada keadaan tertentu. Bila haga tinggu petani
memanen lebih awal, tetapi jika harga rendah maka petani mmanen di waktu
akhir.
Pada saat ini prektik kerja lapangan berlangsung harfa seledri petani
Hasil panen seledri petani setempat dapat mencapai rata-rata 15-18 kwintal/lahan.
Pemasaran hasil panen dilakukan melalui dua cara, yaitu menjual ke pasar
tradisional secara langsung ata menjual seledri pada saat masih di lahan dengan
sistem borongan.
Gambar 7 Pemasaran
BAB VI
6.1 SIMPULAN
berikut :
luas, baik itu kegiatan on farm dan off farm serta aplikasinya dilapangan
2. Proses budidaya tanaman seledri dengan sistem naungan , mulai dari pemilihan
penyiraman, penyiangan gulma, penendalian hama dan penyakit dan panen serta
tanaman karena mampu menahan tanaman dari air hujan scara langsung,
meminimalisir serangan hama dan penyakit dan menjaga kestabilan suhu baik
38
39
6.2 SARAN
Okiagaru yaitu ;
kapasitas CV Okiagaru.
dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
.
Aji K. (2007). Manfaat Seledri Bagi Kesehatan. Opensource Jawa Tengah
Melalui http://opensource.opencrack.or.id-opensource.jawatengah.go.id-
opensource powered by Mambo.pdf [13 Juni 2008].
Radcliffe EB. 2001. Aphid Alert: region-wide virus vector surveillance for the
Minnesota and North Dakota potato industry. Department of
Entomology,College of Agricultural, Food & Environmental Sciences,
University of Minnesota, the University of Minnesota Extension Service, and
the State Seed Potato Programs of Minnesota and North Dakota.
http://ipmworld.umn.edu/alert.htm. [10 April 2008].
Rauf A. 1995. Liriomyza: hama pendatang baru di Indonesia. Bul HPT 8(1): 46–
48.
Pracaya. 2007. Hama & Penyakit Tanaman. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Webb SE. 2006. 2006 Insect Management for Celery and Parsley. Department of
Entomology and Nematology Document ENY-463, Florida Cooperative
Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, University of
Florida.