LTA Siap Print

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 195

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N .B


DI PUSKESMAS TARUS KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG
TAHUN 2022

Disusun oleh:
Theresa Arias Vivianti
Nim:145602619

PRODI D-III KEBIDANAN


STIKES MARANATHA KUPANG
2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N.B


DI PUSKESMAS TARUS KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG
TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi penilaian mata kuliah Tugas Akhir

Disusun oleh:
Theresa Arias Vivianti
Nim:14560219

PRODI DIII-KEBIDANAN
STIKES MARANATHA KUPANG
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPADA NY.N.B
DI PUSKESMAS TARUS KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG
TAHUN 2022

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguji

PEMBIMBING

DAMITA PALALANGAN, A.md.Keb., S.KM.,M.Hum


NIDN:8855300016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N.B


DI PUSKESMAS TARUSKECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG
TAHUN 2022

Laporan kasus ini telah diujikan pada tanggal 28 April 2022

Penguji I Penguji II

Deviserlina Babys,S.ST.,M.Keb Damita Palalangan, Amd.Keb., S.KM., M.Hum


NIDN. NIDN.8855300016

Mengesahkan

Ketua STIKes Maranatha Kupang KetuaProdi D III Kebidanan

Stefanus M. Kiik,S.Kep.,Ns., M.Kep.,Sp.Kep.Kom Roslin E. M.Sormin,SST.,M.Kes


NIDN : 0828058401 NIDN: 0811037803
STIKes MARANATHA KUPANG
Nama Penulis : Theresa Arias vivianti
Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHEMSIFPADA NY.
N.B DI PUSKESMAS TARUS KECAMATAN KUPANG
TENGAH KABUPATEN KUPANG TAHUN 2022.
Jumlah BAB & Halaman : V/ 160
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi,salah satu upaya dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Kasus ini di ambil di Puskesmas Tarus kecamatan kupang tengah kota kupang.
Kunjungan pertama kehamilan pada tanggal 20-01-2022. Ny.N.B G1 P0 A0
AH0 UK 37-38 minggu janin tunggal, hidup, letak kepala, intra uteri. (TD :
110/60 mmHg, suhu 36,80c, nadi 82 x/menit, pernapasan 20 x/menit). Kunjungan
kedua kehamilan pada tanggal 28-01-2022, Ny.N.B G1 P0 A0 AH0 UK 38 -39
minggu janin tunggal, hidup, letak kepala, intra uteri. (TD 100/70 MmHg, suhu
36,80C, nadi 80 x/menit, pernapasan 20x/menit).(Untuk masa Kehamilan)
Tanggal 01-02-2022 jam 03.20 WITA Ny N.B datang dengan keluhan dengan
keluhan sakit perut bagian bawah menjalar ke pinggang, hasil pemeriksaan
Ny.N.B G1 P0 A0 AH0 umur kehamilan 38-39 minggu, inpartu kala I fase aktif,
keadaan ibu dan janin baik. Ny N.B G1 P0 A0 AH0 UK 38-39 minggu inpartu
kala II, keadaan ibu dan janin baik. Jam 08.00 WITA bayi lahir spontan dengan
letak belakang kepala, BB 2.500 gram, PB 49 cm,LK 32 cm,LD 32 cm,LP 33 cm,
bayi tidak cacat dan tidak ada kelainan. Tanggal 01-02-2022 Jam 08.10 WITA Ny
N.B P1 A0 AH1 Partus kala III, keadaan ibu baik, plasenta lahir spontan lengkap.
Tanggal 01-02-2022 Jam 08.10 WITA Ny N.B Partus kala IV. (Untuk masa
Persalinan)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam, kedaan bayi baik.
Tanggal 03-02-2022 umur 2 hari, keadaan bayi baik, Tanggal 07-02-2021 jam
17.00 WITA umur 6 hari, keadaan bayi baik. Tanggal 25-02-2021 jam 17.00
WITA, di lakukan lagi kunjungan rumah ketiga, keadaan bayi baik.Tanggal 01-
02-2022 Jam 12.00 WITA Ny N.B P1 A0 AH1 mulai menjalani masa nifas hari
pertama keadaan ibu baik. Tanggal 03-02-2022 jam 16.00 WITA Ny N.B P1 A0
AH1 menjalani masa nifas hari ke 2, keadaan ibu baik. Tanggal 07-02-2022 jam
17.00 WITA menjalani masa nifas hari ke 6 Tanggal 25-02-2022 jam 16.00
WITA menjalani masa nifas hari ke 24,keadaan ibu baik. Tanggal 12-03-2022 jam
17.00 WITA menjalani masa nifas hari ke 39,keadaan ibu baik.(masa KN dan
KF)

Pustaka 20 buku (2015-2019)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala bimbingan Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dalam bentuk studi kasus ini dengan
baik.
Laporan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi D III Kebidanan STIKes Maranatha Kupang dengan
judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.N.B. Puskesmas Tarus
kecamatan Kupang tengah Kota Kupang Tahun 2022”.
Dengan terselesainya laporan tugas akhir ini, penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, saran dan motivasi
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara fisik, material
maupun sumbangan berupa pikiran, terutama kepada :
1. Stefanus Mendes Kiik,S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Ketua STIKes
Maranatha Kupang.
2. Roslin E. M. Sormin, SST., M.Kes sebagai Ketua Prodi Kebidanan.
3. Damita Palalangan ,Amd,Keb,S,KM,M,Hum sebagai Dosen Pembimbing
yang selalu mengoreksi dan memberikan masukan serta motivasi untuk
penyelesaian laporan tugas akhir ini.
4. Deviserlina Babys,S.St.,M.Keb selaku penguji 1 yang telah memberikan masukan
dan mengoreksi sehingga penyusunan LTA ini dapat terselesaikan .
5. Para Dosen yang selalu membekali penulis dengan materi-materi dalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir ini, serta semua pegawai akademik yang selalu memberikan semua
kebutuhan dan kelengkapan penulis terkait dengan surat-surat dan lain-lain
yang penulis butuhkan.
6. Ny.Nonce Ballo dan Keluarga selaku pasien yang dengan rendah hati mau
meluangkan waktunya dan membantu memberikan informasi selama penulis
melaksanakan Asuhan Kebidanan.

ii
7. Orangtua tercinta dan terkasih Bapak Leo usman, Mama Rufina Erni dan adik
yodi, kakak novi dan semua keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung
dalam bentuk apapun demi kelancaran proses Tugas Akhir ini.
8. Sahabat seperjuangan Bidan Angkatan 2019 kelas B dan teman sepembimbing
(ELEN dan EVHA) yang sama-sama berjuang dalam suka maupun
duka,saling menasehati,menopang dan memotivasi.
9. Sahabat-sahabat tercinta Yanto,Dona,Agnes,Citra,Erni,Noy,Enjel,Jestin, yang
selalu mendukung, mendoakan, menasehati, menopang dan memotivasi..
10. Singkatnya semua orang-orang terkasih yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam proses pembuatan tugas akhir ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan pengetikan Nama,Gelar dan
lain sebagainya dalam penulisan ini.semoga penulisan laporan tugas akhir ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.Sekian dan terima kasih.

Kupang, April 2022

Penulis

Theresa Arias Vivianti

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL SPESIFIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B.Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.Tujuan Umum...................................................................................................4
2.Tujuan Khusus..................................................................................................4
C.Waktu dan Tempat Pembagian Kasus..................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Antenatal Care.....................................................................................................6
B.Persalinan............................................................................................................28
C.Bayi Baru Lahir Umur <6 Jam............................................................................47
D.Neonatus usia > 6 Jam.......................................................................................64
E.Nifas.....................................................................................................................71
F.Teori Dokumentasi SOAP...................................................................................82
BAB III PERKEMBANGAN KASUS
A.Kehamilan...........................................................................................................85
B.Persalinan............................................................................................................98
C.Bayi Baru Lahir Umur < 6 jam............................................................................111
D.Neonatus usia > 6 jam.......................................................................................113
E.Nifas.....................................................................................................................118
BAB IV PERKEMBANGAN KASUS
A.Antenatal Care...................................................................................................128
B.Intranatal Care...................................................................................................131
C.Bayi Baru Lahir.................................................................................................134
D.Post Natal Care..................................................................................................136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan........................................................................................................139
B.Saran..................................................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian imunisasi TT..............................................................................19

Tabel 2.2 Adaptasi Psikologi Masa Nifas ...................................................................46

Tabel 2.3 Perbadingan TFU dan berat uterus di masa involusi...................................49

Tabel 2.4 Macam-macam Lochea ...............................................................................50

Tabel 2.5 Frekuensi kunjungan masa nifas ................................................................54

v
DAFTAR SINGKATAN

A : Abortus
AH : Anak Hidup
ANC : Antenatal Care
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Bayi Rendah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
C : Celcius
CM : Centi meter
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
DJJ : Denyut Jantung Janin
G : Gravida
GR : Gram
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IM : Intra Muscular
IU : IntranasionalUnit
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
KG : Kilo Gram
KN : Kunjungan Neonatus
KF : Kunjungan Nifas

vi
LILA : LingkarLenganAtas
LK : LingkarKepala
LD : LingkarDada
LP : Lingkar Perut
MMHG : Milimeter Hidrogenium
NTT : Nusa Tenggara Timur
PAP : Pintu Atas Panggul
P : Partus
PB : Panjang Badan
PX : Procesus Xifoideus
RR : Respirasi Rein
RS : Rumah Sakit
SKDI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TP : Tafsiran Persalinan
TT : Tetanus Toksoit
TTV : Tanda- tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultasonografi
VT : Vagina Toucher
KK : Kantong Ketuban
WHO : Word Health Organization
WITA : Waktu Indonesia Tengah

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan kesehatan

utama yang diberikan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi

baru lahir. Setiap ibu hamil akan menghadapi resiko yang bisa mengancam

jiwanya. Maka dari itu setiap ibu hamil memerlukan asuhan kebidanan

selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir (Fadila 2021)

Setiap harinya ditahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal selama

dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu (AKI) di dunia

sekitar 295.000 atau 211 kematian per 100.000 kelahiran hidup. 94% dari

kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sedangkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2018 sebesar 29

kematian per 1.000 kelahiran hidup (UNICEF, 2017; WHO, 2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2017,

angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat

kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

sinsidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari

setelah melahirkan) tanpa menghintung lama kehamilan per 100.000

kelahiran hidup.
2

Penyebab kematian ibu bersalin adalah perdarahan, partus

lama,hipertensi dan infeksi.Sementara itu penyebab lain-lain juga berperan

cukup besar dalam menyebabkan kematian ibu, yang dimaksud dengan

penyebab kematian lain-lain adalah penyebab kematian ibu secara tidak

langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, tuberkolosis,

atau penyebab lain yang diderita ibu (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Malawi pada tahun 2015

menemukan bahwa kejadian kematian ibu yang disebabkab oleh

komplikasi nifas, penyebabnya didominasi oleh kurangnya pengetahuan

ibu tentang periode nifas dan juga tidak dilakukannya rawat gabung di

Rumah Sakit (Zamawe et al, 2015).

Berdasarkan SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) tahun 2015

bahwa AKI di indonesia adalah 305/100.000. Kelahiran hidup, dengan

hipertensi, perdarahan, komplikasi Obstetric, Komplikasi non obstetric,

infeksi dan penyebab lainnya. Demikian juga AKB di indonesia menurut

survei demografi kehidupan indonesia (SDKI) 2017 yaitu 24/1000.

Kelahiran hidup dengan penyebab kematian adalah asfiksia, infeksi dan

BBLR.

Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan tahun 2021 jumlah

kasus kematian ibu di provinsi NTT sebanyak 181 kasus dengan penyebab

komplikasi non obstetrik 36%, Perdarahan 42%, Hipertensi dalam

kehamilan 13%, Infeksi 4% sistem peredaran darah 5% . Sedangkan

jumlah kematian bayi di Nusa Tenggara Timur adalah 955 kasus dengan
3

penyebab BBLR 34%,kongenital 8% Pneumonia 7%,Sepsis 4%,Diare dan

Malaria 2%.

Hasil laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2021,

jumlah kunjungan ANC 9.573 ibu hamil, persalinan nakes 8.119 ibu

bersalin, kunjungan nifas 8.285 ibu nifas, kunjungan neonatus 8.150

neonatus. Jumlah kematian ibu di Kota Kupang sebanyak 8 kasus, jumlah

kematian bayi sebanyak 22 kasus.

Berdasarkan data yang di peroleh puskesmas tarus yang di

dapatkan penulis, tercatat bahwa AKI di puskesmas tarus pada tahun 2019

ada kematian ibu 1 orang 0,09% Target cakupan K1 dan K4 tahun 2019

adalah 100%, sedangkan hasil cakupan K1 dan K4 90% target cakupan

persalinan oleh Nakes 100% sedangkan hasil cakupan persalinan oleh

Nakes pada tahun 2019 yaitu 83,83% target KF3 dan KN lengkap

sebanyak 90% hasil cakupan KF3 pada tahun 2019 sebanyak 82,99% dan

sedangkan KN lengkap 82,1% target capaian KN1 dan KN lengkap

puskesmas tarus tahun 2019 yaitu 90% sedangkan hasil kunjungan

neonatus di puskesmas tarus di ketahui pada tahun 2019 cakupan KN 1

90,89% dan KN lengkap sebanyak 87,89% dari hasil pencapaian

pelayanan KIA (K1, K4,Persalinan,KN dan KF ) di puskesmas tarus tahun

2019 semuanya ternyata masih di bawah target yang di tentukan. Adapun

kematian ibu dan bayi terjadi selama 1 tahun terakhir di puskesmas tarus

sebanyak 1 orang.
4

Pemerintah dalam rangka menurunkan AKI dan AKB

mengadakan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K). Program perencanaan stiker ini dapat meningkatkan peran aktif

suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi

pada saat kehamilan. Provinsi NTT juga memiliki salah satu program

Revolusi KIA, yaitu semua persalinan harus ditolong oleh tenaga

kesehatan yang terlatih di fasilitas kesehatan yang memadai (Kemenkes

RI, 2019).

Masih banyak ibu hamil yang belum melakukan ANC sesuai

dengan ketentuan dan jadwal, masih ada pertolongan persalinan tidak di

tenaga kesehatan atau difasilitas kesehatan yang memadai, serta

banyaknya kematian ibu dan bayi sehingga di perlukan asuhan yang

komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus dengan

tujuan untuk mengurangi risiko kematian dan mendukung percepatan

penurunan AKI dan AKB.

Continuity Of Care dalam bahasa indonesia dapat diartikan

sebagai asuhan yang berkesinambungan.Definisi asuhan kebidanan yang

berkesinambungan dinyatakan dalam, “bidan diakui sebagai seorang

profesional yang bertangggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam

kemitraan dengan wanita selama kehamilan,persalinan,dan periode

postpartum dan untuk melakukan kelahiran merupakan tanggungjawab

bidan dan untuk memberikan perawatan pada bayi baru lahir”( Definisi
5

ICM tahun 2005). Jadi asuhan yang berkesinambungan adalah strategi

kesehatan yang efektif memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi

dalam mengambil keputusan tentang kesehatan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

menulis Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Ny N.B

.G1P0A0AH0 Mulai dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir,dan

Nifas.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif

pada Ny. N.B di Puskesmas Tarus mulai dari hamil,bersalin,bayi

baru lahir dan nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif

pada Ny. N.B. di Puskesmas Tarus mulai dari masa hamil, bersalin,

bayi baru lahir dan nifas.

b. Mampu menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada Ny. N.B di

Puskesmas Tarus mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir

dan nifas.

c. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan pada Ny. N.B di

Puskesmas Tarus mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir

dan nifas.
6

d. Mampu melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada

Ny. N.B. di Puskesmas Tarus mulai dari masa hamil, bersalin, bayi

baru lahir dan nifas.

C. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus

Pengambilan kasus dilakukan di ruang KIA Puskesmas Tarus dengan

menerapkan asuhan kebidanan yang dimulai tanggal:

A. 20 Januari 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Pertama di rumah pasien

B. 28 Januari 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Kedua di rumah pasien

C. 01 Februari 2022 : Pertolongan Persalinan di Puskesmas Tarus

D. 03 Februari2022 : Kunjungan rumah pertama,KF1 dan KN1 hari ke 2

E. 07 Februari2022 : Kunjungan rumah kedua, KF2dan KN2 hari ke 6

F. 25 Februari2022 : Kunjungan rumah ketiga KN3 dan KN3 hari ke 24

G. 12 Maret 2022 : Kunjungan rumah keempat,KF4 hari ke 39


7 7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Antenatal Care Trimester III

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai suatu proses yang diawali dengan

penyatuan dari spermatozoa dengan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan

dengan implantasi hingga lahirnya bayi, yang lamanya berkisar 40 minggu

atau 10 bulan atau 9 bulan (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Kelamilan merupakan proses yang alamia dan merupakan

pengalaman yang sangat yang bermakna bagi perempuan keluarga dan

masyarakat. Kehamilan trimester III adalah trimester akhir kehamilan pada

periode ini pertemuan janin dalam rentan waktu 29-40 minggu dan janin

berada dalam tahap penyempurnaan ( Dewi,2018).

Kehamilan Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan

kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian

pada kelahiran bayi. Ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari

bahaya, cederah dan akan menghindari orang atau hal-hal yang dianggap

membahayakan bayinya (Marni,2016).


8

2 Adaptasi perubahan fisik pada kehamilan trimester III

Perubahan Fisiologi menurut (marni,2018) adalah :

a) Sistem Reproduksi

1) Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan

dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan

ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan

bertambah panjangnya dinding vagina.

2) Serviks Uteri

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih

lanjut dari konsetrasi kolagen. Proses perbaikan serviks terjadi

setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan

berulang.

3) Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga

pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh

dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan ke atas, terus

tumbuh hingga menyentuh hati.

4) Ovarium

Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi

karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.


9

b) Sistem Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran

payudara semakin meningkat. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak

lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak

mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

c) Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat

persalinan akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.

Konsentrasi plasma hormon pada tiroid akan menurun pada trimester

pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi penting

dari hormon paratiroid ini adalah untuk memasuki janin dengan

kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran

dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu.

d) Sistem Perkemihan

Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan

mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis dan ureter

mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga

memperlambat laju aliran urin.

e) Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang

meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya

tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak


10

organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,

ke arah atas dan lateral.

f) Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh

secara bertahan dan peningkatan berat badan wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara

menyolok.

g) Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar

antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan

masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan ini belum

diketahui.

h) Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis

berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dan striae

sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan

perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan

linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada

wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma

gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan
11

terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan

biasanya akan hilang setelah persalinan.

i) Sistem Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna pada wanita

hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi. BMR meningkat hingga

15-20 % yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. Dengan

terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

j) Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh

Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-

12 kg. Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi

selama hamil, oleh karena itu dipantau setiap bulan. Jika terjadi

keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat

mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan janin intra uteri.

k) Sistem darah dan pembekuan darah

1) Sistem Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan

interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya

terdapat unsur-unsur padat sel darah.


12

2) Pembekuan darah

Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan berbagai

faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah

sebagaimana telah diterangkan.

l) Sistem Persyarafan

Perubahan sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-

perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. Perubahan fisiologik

spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologi dan

neuromuskular berikut :

1) Kompresi saraf panggul atau statis vaskuler akibat pembesaran

uterus dapat menyebabkan perubahan sensori ditungkai bawah.

2) Lordosis dosrolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan

pada saraf atau kompresi akar saraf.

3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal

tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan.

4) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu

merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya.

m) Sistem Pernapasan

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang

membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernafas.


13

3) Adaptasi Psikologis Kehamilan Trimester III

Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III yakni menurut

Walyani (2017) adalah :

a) Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian yang mana pada

trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian

dari dirinya dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya dan

ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir

tepat waktu.

b) Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua dan ini dapat menimbulkan perasaan

khawatir.

c) Pada Trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap

bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan).

Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat

mengurangi kekhawatirannya.

d) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi

oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya

perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya.

e) Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan. Ibu akan merasa canggung, jelek,

berantakan dan memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat

besar.
14

4) . Asuhan kebidanan pada kehamilan

Asuhan kebidanan dilakukan pendokumentasian menggunakan

SOAP (Marni, 2018) meliputi:

a) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari pasien berupa data

fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu yang sesuai

dengan kondisinya. Contohnya, ibu mengatakan mual dan muntah,

ibu mengatakan sudah tidak haid lagi 2 bulan yang lalu, ibu

mengatakan pusing, ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

1). Biodata

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai

keadaan klien secara keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan

suami meliputi:

(a) Nama ibu dan suami

Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk

mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.

(b) Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun

(c) Suku/bangsa

Mengetahui kondisi social budaya ibu yang mempengaruhi

perilaku kesehatan.
15

(d) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang

berkaitan dengan ketentuan agama. Dalam keadaan yang gawat

ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan

siapa harus berhubungan.

(e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan pengaruhi

sikap perilaku kesehatan seseorang.

(f) Pekerjaan

Untuk mengetahui tarif hidup dan social ekonomi agar nasehat kita

sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pada kehamilan.

(g) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila

ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya, agar

dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong. Alamat juga

diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.

1) Alasan Kunjungan

Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya

untuk memeriksakan kehamilanya.

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan sudah terlambat haid 7-9 bulan, pernah atau

tidak pernah keguguran


16

3) Riwayat Menstruasi

Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data

yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lan yaitu

menarche (usia pertama kali mengalami menstruasi yang pada

umunya wanita mengalami menarche pada usia sekitar 12-16

tahun), siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari yang

biasanya sekitar 23-32 hari), keluhan.

4) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa usia klien pertama kali

menikah, berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak,

karena tanpa status yang jelas akan berkaitan denga psikologis

5) Riwayat Obstetrik

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup

bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada

saat itu, tipe persalinan (spontan, forsep,ekstrasi vakum, atau

bedah sesar) lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi

pertama), berat lahir, jenis kelamin dan komplikasi lain

kesehatan fisik dan emosi terakhir harus diperhatikan:

(a) Usia gestasi saat bayi yang terdahulu lahir harus diketahui

karena kelahiran preterm cenderung terjadi lagi dan karena

beberapa wanita mengalami kesulitan mengembangkan


17

ikatan dengan bayi yang dihospitalisasi dalam waktu yang

lama.

(b) Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena

persalinan yang lama mencerminkan suatu masalah dapat

berulang. Persalinan pertama yang lama jarang berulang

pada persalinan berikutnya.Berat lahir sangat penting

untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa

kehamilan (BBMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan

(BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang, apabila

persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa

bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis

maternal.

(c) Jenis Kelamin

Dengan membicarakan jenis kelamin bayi terdahulu klinisi

memiliki kesempatan untuk menanyakan kepada klien

tentang perasaannya terhadap anak laki-laki dan

perempuan serta keinginannya dan pasangannya

sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang dikandungnya

saat ini.

6) Riwayat Kontrasepsi

Untuk mengetahui apakah pasien pernahmengikuti KBdengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi, dan alasan berhenti dari KB


18

7) Riwayat Kesehatan

Dari data riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai

penanda (warning) akan adanya penyulit selama masa hamil.

Adanya perubahan fisk dan fisiologi pada masa hamil yang

melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi

organ yang mengalami gangguan.

8) Keadaan Psikososial

(a) Respon ibu terhadap kehamilan ini

Dalam mengkaji data yang ini, kita dapat menanyakan

langsung kepada klien mengenai bagaimana perasaannya

terhadap kehamilannya.

(b) Respon keluarga terhadap kehamilan ini

Hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologi ibu.

Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilan,

akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima

perannya.

(c) Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan. Data ini

dapat kita peroleh dari beberapa pertayaan yang kita ajukan

kepada pasien mengenai perawatan selama hamil.

9) Pola Kehidupan Sehari-Hari

(a) Pola makan

Ini penting untuk diketahui supaya mendapatkan gambaran

bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.


19

(1) Menu

Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien kurang

seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi

tidak akan terpenuhi. Bidan dapat memberikan pendidikan

kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu.

(2) Frekuensi

Data ini akan memberi pentujuk bagi kita tentang seberapa banyak

asupan makanan yang dikonsumsi ibu.

(3) Jumlah perhari

Data ini memberi kita informasi seberapa banyak makanan yang

ibu makan dalam waktu satu kali makan.

(4) Pantangan sangat penting untuk dikaji karena ada kemungkinan

pasien berpantang terhadap makanan yang justru dapat mendukung

pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan dan telur.

(5) Pola minum

Dapat memperoleh data tentang kebiasaan pasien dalam memenuhi

kebutuhan cairannya. Dalam masa hamil asupan cairan yang cukup

sangat dibutuhkan.

(6) Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil, istrahat siang 1-2

jam/hari dan istrahat malam 7-8 jam/hari. Bidan perlu menggali

kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan ibu yang


20

mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang

pemenuhan kebutuhan istirahat.

(7) Aktifitas sehari-hari

Perlu mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena data ini

memberikan gambaran tentang seberapa berat aktifitas yang biasa

dilakukan oleh pasien dirumah.

(8) Personal hygiene

Data ini perlu dikaji karena bagaimana kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya yaitu mandi 2x/hari,

ganti pakian dalam 2x/hari, ganti pakian luar 2x/hari, gosok gigi

2x/hari, keramas rambut 3x/minggu. Jika pasien mempunyai

kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya,

maka bidan harus dapat memberi bimbingan mengenai cara

perawatan kebersihan diri sedini mungkin.

b. Data Objektif (data yang diobservasi)

Data Obyektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan

untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita

harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara

berurutan. Data-data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan Umum:

(a) Keadaan umum, baik

(b) Kesadaran, composmentis


21

(c) Tinggi badan yaitu ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari

145 cm tergolong resiko tinggi yaitu panggul sempit akan beriko

mengalami persalinan section caesarea(SC)

(d) Berat Badan, ditimbang tiap kali kunjungan untuk mengetahui

penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan berat

badan tiap minggu adalah 0,5 kg, penambahan berat badan

setiap bulan adalah 1 kg dan penambahan berat badan ibu dari

awal sampai akhir kehamilan adalah 9-12 kg.

Indeks Masa Tubuh (IMT)

Menurut Rachmawati (2008), cara menghitung IMT yaitu :

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m2)

Dengan keterangan sebagai berikut :

1) IMT 18,5-25,0 (normal), kenaikan berat badan kehamilan

11-16 kg

2) IMT ,18,5 (kurus), kenaikan berat badan kehamilan 13-18

kg.

3) IMT 25,0-27,0 (gemuk), kenaikan berat badan kehamilan

7-11 kg.

4) IMT <27 (obesitas),kenaikan berat badan kehamilan 7 kg

5) LiLA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri, LiLA

kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk


22

status gizi ibu yang kurang/buruk, sehingga ibu beresiko

untuk melahirkan BBLR.

2) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

(a) Tekanan Darah yaitu tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari

140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yatu sistolik 30

mmHg atau lebih dan distolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini

dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi kalau tidak

ditangani dengan cepat.

(b) Nadi, dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit.

Denyut nadi 100x/menit atau lebih dalam keadaan santai

merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau

lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti

tegang, ketakutan, atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan

berat, anemia sakit/demam, gangguan tiroid, gangguan jantung.

(c) Pernafasan, untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan.

Normalnya 16-24 x/menit.

(d) Suhu tubuh, suhu tubuh yang normal adalah 36,5C -37,5C perlu

diiwaspadai adanya infeksi.

3) Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :

(a) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang.

Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan

dan adanya kelainan. Inspeksi/pemeriksaan pandang tersebut

meliputi :
23

(1) Rambut : Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna,


mudah rontok atau tidak. Rambut yang
mudah dicabut menandakan kurang gizi atau
ada kelainan tertentu
(2) Muka : Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat
deposit pigment yang berlebihan, tidak
sembab. Bentuk muka oval.
(3) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva normal warna
merahmuda,bila pucat menandakan anemia.
Sklera normal berwarna putih, bila kuning
menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis,
bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.
(4) Hidung : Normal tidak ada polip, kelainan bentuk
kebersihan cukup.
(5) Telinga : Normal tidak ada serumen yang berlebihan
dan tidak berbau, bentuk simetris.
(6) Mulut : Adakah sariawan, Dalam kehamilan sering
timbul stomatitis dan gigivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah
berdarah maka perlu perawatan mulut agar
selalu bersih.
(7) Gigi : Adakah karies,atau keropos yang
menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang berkaitan
dengan emesis, hiperemesis gravidarum.
Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber
infeksi.
(8) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tidak ditemukan bendungan vena
24

jugularis.
(9) Dada : Normal bentuk simetris, hiperpigmentasi
areola, puting susu bersih dan menonjol.
(10) Abdomen : Bentuk, bekas luka operasi, linea, strie,
pergerakan janin di rasakan usia kehamilan
16 minggu.

(11) Vagina : Normal tidak terdapat varises pada vulva


danvagina, tidak odema, tidak ada condyloma
akuminata, tidak ada condyloma lata.
(12) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid

(13) Ekstremitas : Atas(Tangan): apakah oedema, pucat pada


telapak tangan jari tangan dan ujung kuku
atau tidak.

Bawah(kaki): apakah Oedema, varices, pucat


pada telapak kaki dan ujung kuku kaki atau
tidak.

b) Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba.


Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan, mengetahui
perkembangan kehamilan.

1) Leher : untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran


kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar limfe
dan vena jugularis.
2) Dada : Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan
atau massa pada payudara.
3) Abdomen

(a) Leopold I : Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan


usia kehamilan. Pada fundus teraba bagian
lunak dan tidak melenting (bokong). Apa
25

bila teraba keras, bulat dan melenting


(kepala)

Tujuan : Untuk mengetahui tinggi fundus


uteri dan bagian yang berada difundus.

(b) Leopold II : Normal pada perut teraba keras, panjang


seperti papan (punggung) pada satu sisi
uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil.

Tujuan : Untuk mengetahui batas kiri/kanan


pada uterus ibu, yaitu punggung pada letak
bujur dan kepala pada letak lintang.

(c) Leopold III : Normal pada perut bagian bawah teraba


bulat, keras dan melintang (kepala janin)
dan apa bila teraba lunak dan tidak
melenting(kepala)

Tujuan : untuk mengetahui presentasiatau


bagian terendah janin.
(d) Leopold IV : Posisi tangan masih bisa bertemu belum
masuk PAP (konvergen), posisi tangan tidak
bertemu sudah masuk PAP (divergen).

Tujuan : untuk mengetahui apakah bagian


terendah janin sudah masuk PAP atau
belum.

c) Auskultasi

Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik dibagian

kiri atau dibagian kanan). Mendengar denyut jantung bayi meliputi


26

frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama 1 menit penuh.

Jumlah DJJ normal antara 120 sampai 160 x/menit.

d) Perkusi

Reflek Pattela normal, tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika

tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini

mungkin merupakan tanda preeklamsi. Bila reflek patella negatif

kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.

4) Pemeriksaan Laboratarium

(a) Darah

Yang diperiksa adalah golongan darah, kadar hemoglobin

dan HBsAg. Pemeriksaan golongan darah dilakukan untuk

mempersiapak donor apabila ibu hamil membutukan. Pemeriksaan

hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan

yang adanya anemia. Bila kadar ibu kurang dari 10 gr% berarti ibu

dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang dari <6 gr%

berarti ibu anemia berat. Batas kadar Hb dalam kehamilan

10gr/100 ml. Wanita yang mempunyai Hb kurang dari 10gr/100ml

baru disebut menderita anemia dalam kehamilan.

(b) Urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar

protein dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita

preeklamsi atau tidak.

c. Analisa (diagnose kebidanan)


27

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang

tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin

cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan

diambil keputusan / tindakan yang tepat.

Contoh : G P A AH UK... minggu janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intrauteri.

d. Penatalaksanaan (pendokumentasian dari perencanaan, tindakan, dan

evaluasi). Standar 10 T untuk pelayanan Antenatal Care (Kementrian

kesehatan RI, 2018) yakni :

1) berat badan dan ukur Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan cukup 1 kali, bila tinggi badan < 145 cm,

maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan

secara normal. Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak

bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

Indeks Masa Tubuh (IMT)

Menurut Rachmawati (2008), cara menghitung IMT yaitu :

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m2)

Dengan keterangan sebagai berikut :


28

IMT 18,5-25,0 (normal), kenaikan berat badan kehamilan


11-16 kg
(a) IMT ,18,5 (kurus), kenaikan berat badan kehamilan 13-
18 kg
(b) IMT 25,0-27,0 (gemuk), kenaikan berat badan
kehamilan 7-11 kg
(c)IMT <27(obesitas),kenaikan berat badan kehamilan
7 kg
2) Pengukuran tekanan darah (tensi)

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebiH

besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko

hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. Selama

kehamilan ada gejala-gejala sepertiTekanan darah tinggi

140/90 mmHg atau lebih, sakit kepala, pengelihatan kabur dan

proteinuria adalah pre eklamsia jika disertai dengan kejang

adalah eklamsia dapat menyebabkan bayi prematur dan BBLR.

WHO menetapkan hipertensi jika tekanan sistolik ≥

160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita

dewasa sehat yang tidak hamil memiliki kisaran denyut jantung

70 denyut per menit dengan rentang normal 60-100 denyut per

menit. Namun selama kehamilan mengalami peningkatan

sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai normal untuk suhu per

aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3° C. Sedangkan


29

menurut, pernapasan orang dewasa normal adalah antara

16-20×/menit.

3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA).

LiLA <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi

kronis (KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

4) Pengukuran tinggi rahim (TFU)

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai leopold

No Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri Leopold


1 Sebelum 12 minggu. Fundus uteri belum teraba.
2 Akhir bulan ke-3 Fundus uteri berada pada 1-2 jari di atas
(12 minggu). simfisis.
3 Akhir bulan ke-4 (16 Fundus uteri berada pada pertengahan
minggu). simfisis-pusat.
4 Akhir bulan ke-5 (20 Fundus uteri berada pada 3 jari di bawah
minggu). pusat.
5 Akhir bulan ke-6 (24 Fundus uteri berada setinggi pusat.
minggu).
6 Akhir bulan ke-7 (28 Fundus uteri berada pada 3-4 jari di atas
minggu). pusat.
7 Akhir bulan ke-8 (32 Fundus uteri berada pada pertengahan
minggu). pusat-PX.
8 Akhir bulan ke-9 (36 Fundus uteri berada atau 3-4 jari di
minggu). bawah PX.
9 Akhir bulan ke-10 (40 Fundus uteri berada pada pertengahan
30

minggu). pusat-PX.
Sumber : Kemenkes (2015).

5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut

jantung janin. Apabila trimester III bagian bawah janin bukan

kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin

kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 1 kali/menit

menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

6) Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), untuk mencegah

penyakit tetanus pada ibu dan bayi.

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval (selang %
Antigen Lama perlindungan
waktu minimal) Perlindungan
Langkah awal
Pada kunjungan pembentukan
TT1 antenatal kekebalan tubuh -
pertama terhadap penyakit
tetanus

4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80%
TT1

6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95%
TT2

1 tahun setelah
TT4 10 tahun 95%
TT3

TT 5 1 tahun setelah 25 tahun/ seumur 99%


31

TT4 hidup

Sumber : Walyani (2016).


7) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama

kehamilan. Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil

minimal mendapat 90 tablet selama kehamilannya. Setiap tablet

besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam

folat 0,5 mg.Manfaat tablet tambah darah untuk mencegah

terjadinya anemia pada ibu hamil dan zat besi digunakan untuk

membuat hemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel darah

merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam

tubuh.Selain itu, juga sebagai komponen untuk membentuk

kolagen (protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan

konektif lainnya), dan dibutuhkan untuk membentuk banyak

enzim.

8) Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,

hemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik daerah endemis

(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus

adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas


32

indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut

meliputi:

a) Pemeriksaan Golongan Darah.

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu

diperlukan apabila terjadi situasi kegawat daruratan. Pemeriksaan

kadar Hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin

darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama

dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses

tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar

hemoglobin darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas

indikasi.

b) Pemeriksaan Protein Dalam Urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada

trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan

untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria

merupakan salah satu indicator terjadinya preeklampsia pada ibu

hamil.
33

c) Pemeriksaan kadar Gula Darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal

sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan

sekali pada trimester ketiga.

d) Pemeriksaan Darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan

darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama

antenatal. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

e) Pemeriksaan Tes Sifilis

pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah risiko tinggi dan ibu

hamil yang menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya

dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

f) Pemeriksaan HIV.

Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan ke semua ibu

hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin.

Teknik penawaran ini disebut tes HIV atas inisitif pemberi

pelayanan kesehatan (TIPK).

g) Pemeriksaan BTA.

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai


menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
34

9) Konseling dan penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan

ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.

10) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

B . Persalinan

1. Persalinan

a) Pengertian

1) Persalinan Normal

Persalinan merupakan rangkaian dari ritme, kontraksi progresif pada

rahim yang biasanya memindahkan janin melalui bagian bawah rahim

(servik) dan saluran lahir (vagina) menuju dunia luar.

Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan

usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan

ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan

panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar

persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%)

merupakan persalinan patologik

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
35

kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan

kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2019).

2.) Tahapan persalinan

Proses persalinan ini terdiri dari 4 kala ( Niluh 2020),yaitu :

a) Kala I

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan

lengkap yaitu 10 cm. Dimana kala I ini dibagi menjadi dua yaitu :

1) Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai

pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu :

(a) Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4

cm.

(b) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 jam.

(c) Periode deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

b) Kala II

Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his

ditambah kekuatan mengedan, mendorong janin keluar hingga

lahir. Persalinan kala II dimulai saat pembukaan serviks lengkap

(10cm) dan berakhir dengan keluarnya janin. Tanda dan gejala kala
36

II, antara lain ibu ingin meneran (dorongan meneran/doran),

perineum menonjol, vulva membuka, tekanan anus, meningkatnya

pengeluaran lendir dan darah, kepala telah turun di dasar panggul.

Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada beberapa hal yang

kita lakukan.

c) Kala III

Waktu pelepasan dan pengeluaran ari-ari/plasenta. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena

plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah

panjang, terjadi perdarahan.

d) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melahirkan observasi karena

perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadi

perdarahan.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, (Manuaba, 2019) antara

lain:

1) Power (Kekuatan). Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin

keluar. Kekuatan tersebut meliputi kontraksi dan tenaga meneran.


37

2) Passenger (Penumpang). Penumpang dalam persalinana dalah

janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin

adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin,

sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak,

besar, dan luasnya.

3) Passage (Jalan lahir). Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir

keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari

jalan keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan

pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus

vagina.

c) Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2019), yaitu:

1) Terjadinya his persalinan.

Mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke

depan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya

makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks,

semakin beraktivitas kekuatan makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.


38

3) Pengeluaran Cairan.

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap, dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

4) Perubahan Serviks.

Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti

pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.

d) Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan menurut Prawirohardjo (2019) yakni :

1) Engagement

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas

panggul apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas

panggul. Pada nulipara,hal ini terjadi sebelum persalinan aktif

dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang sehingga bagian

presentasi terdorong kedalam panggul. Pada multipara yang otot-

otot abdomennya lebih kendur kepala seringkali tetap dapat

digerakkan diatas permukaan panggul sampai persalinan dimulai

2) Descent (penurunan)

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan, disebabkan kerena adanya kontraksi dan retraksi dari

segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi


39

dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi

serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan

lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan

intra uterin, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot

abdomen, kontraksi diafragma dan melurusnya badan anak.

3) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-

ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan

dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih

kecil melalui jalan lahir, diameter suboksipito-bregmatika (9,5cm).

Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya

mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding

panggul atau dasar panggul.

4) Putar paksi dalam

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan memutar

ke depan ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu

untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu

usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya untuk bidan tengah dan pintu bawah panggul.

5) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu

jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas,


40

sehingga kepala harus mengadakan eksitensi untuk melaluinya.

Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke

bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang

menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir

bawah simfisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di

atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah

berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi,

hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

6) Putar paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restirusi.

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala

berhadapan dengan tuber ishiadikum sepihak. Gerakan yang

terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan

disebabkan karena ukuran bahu menempatan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul.

7) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis

dan menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu belakang.

Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan

anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.


41

8) Evidence Based

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara

berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca

persalinan, eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian

besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut

sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang

efektif,beberapaa negara berkembang dan hampir semua negara

maju,berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke

tingkat yang sangat rendah (Marmi, 2018)

Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:

(a) Keluarga Berencana

Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan

yang diinginkan.

(b) Asuhan antenatal terfokus

Memantau perkembangaan kehamilan mengenali gejala dan

tanda bahaya menyiapkaan persalina dan kesediaan

menghadapi komplikasi.

(c) Asuhan pasca keguguran

Menatalaksanakan gawat darurat keguguran dan

komplikasinya serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan

kesehatan reproduksi lainnya.

(d) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan

komplikasi Kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa


42

asuhaan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan

salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya

kesakitan dan kematian.

(e) Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama

dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan kesakitan

dan kematian ibu, perlu diantisipasi adanya keterbatasan

kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada

jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas,

pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana

pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan

penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu

berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya.

Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih

dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini

merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya

dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan

komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan

komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu

mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.

e. Asuhan kebidanan pada persalinan

Asuhan kebidanan pada persalinan menurut Rukiyah (2021) adalah :

1) Data Subjektif

Tanda-tanda persalinan antara lain:


43

(a) Terjadinya his persalinan.

(b) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda).

(c) Pengeluaran cairan (air ketuban).

(d) Perubahan serviks.

2) Data Objektif

Data obyektif di dapatkan dari pemeriksaan umum, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang.

a) Pemeriksaan umum

Pemeriksaan umum mencakup keadaan umum (menilai

keadaan umum ibu lemah atau tidak) kesadaran

composmentis (sadar penuh dapat menjawab semua

pertanyaan tentang keadaan di sekelilingnya), ekspresi wajah,

(ceria atau gelisah).

b) Tanda-Tanda Vital meliputi :

(1) Suhu normal yaitu 36,5ºC-37ºC, jika lebih dari 38ºC

maka kemungkinan infeksi.

(2) Tekanan darah normal ibu hamil 110/70 mmHg-120/80

sistol 110-120 mmHg dan diastol 110-120 mmHg.

Dikatakan tinggi bila lebih dari 140-90 mmHg atau sistol

140 mmHg dan diastol 90 mmHg.

(3) Nadi dalam keadaan santai, denyut nadi normal sekitar

60-80x/menit
44

(4) Pernapasan normal 16-20x/menit

(5) Berat Badan sebelum hamil dan BB saat hamil.kenaikan

badan normal pada ibu hamil 9-12 kg.

(6) Lila di periksa pada tangan kiri, normalnya 23,5 cm jika

kurang dari 23,5 cm merupakan indikator status gizi

kurang.

(7) Tinggi badan, normalnya > 145 cm, jika < 145 cm

beresiko tinggi seperti panggul sempit.

c) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi.

(1) Inspeksi

(a) Muka

Periksa palpebra, konjungtiva, dan sklera. Periksa palpebra

untuk memperkirakan gejala oedema umum. Periksa

konjungtiva dan sklera untuk memperkirakan adanya

anemia dan ikterus.

(b) Mulut/gigi

Periksa adanya karies, tonsilitis atau faringitis. Hal

tersebut merupakan sumber infeksi.


45

(c) Jantung

Infeksi bila tampak sesak, kemungkinan ada kelainan

jantung yang dapat meningkatkan terjadinya resiko yang

lebih tinggi baik ibu maupun bayinya

(d) Payudara

Inspeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi puting

susu, palpasi adanya benjolan (tumor mamae) dan

kolostrum.

(e) Abdomen

Infeksi abdomen dilakukan dengan untuk meihat ukuran,

bentuk, adanya ruam, strie gravidarm, bekas luka, gerakan

janin atau kontraksi. Mengetahui riwayat dan minggu

kehamilan, dalam inspeksi abdomenukuran perut dapat

memgambaran memenai ukuran janin dan apakah

kehamilan tunggal atau tidak.

(f) Tangan dan tungkai

Inspeksi pada tibia (tungkai), jari untuk melihat adanya

oedema dan varises dan kuku untuk apakah pucat atau

tidak pucat. Bila terjadi oedema pada tempat-tempat

tersebut kemungkinan terjadinya pre-eklampsi.


46

(g) Vulva

Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varises,

keputihan, perdarahan, luka, cairan yang keluardan

sebagainya.

(2) Palpasi

(a) Leopold I

Untuk menentukan usia kehamilan, tinggi fundus uteri

dan bagian apa yang terdapat pada fundus. Pada Trimester

III usia kehamilan:

7 bulan : 3 jari atas pusat

8 bulan : ½ pusat – PX

9 bulan : 3 jari bawah PX

(b) Leopold II

Untuk menentukan letak punggung janin sebelah kanan

atau kiri dan bagian terkecil janin, jika teraba keras, datar

dan memanjang seperti papan( punggung).

(c) Leopold III

Untuk menentukan bagian terendah janin ( jika kepala

maka teraba bulat, melenting, dan keras), bokong (bulat,

lunak, melenting) dan apakah bagian terendah janin sudah

atau belum masuk pintu atas panggul (PAP).


47

(d) Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian janin sudah masuk pintu

atas panggul atau belum. Jika sudah masuk tangan tidak

bersentuhan dan jika belum masuk tangan akan

bersentuhan.

(3) Auskultasi

Apakah DJJ terdengar atau tidak,frekuensi, jelas dan teratur

atau tidak, dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu. DJJ

normal 120-160x/menit

(4) Perkusi

Menilai ada tidaknya reflek patella, dengan cara mengetuk

pada tendon di bawah tempurung lutut. Perkusi di lakukan

pada kedua tungkai/ekstremitas bawah

(5) Pemeriksaan dalam

Hasil pemeriksaan dalam sesuai dengan keadaan pasien dan

kemajuan persalinan meliputi :

(a) Keadaan vulva tidak ada oedema, tidak ada massa, tidak

ada varises.

(b) Vagina ada pengeluaran lendir, darah dan air ketuban.

(c) Porsio tebal lunak, tipis lunak tidak teraba.

(d) Pembukaan pembukaan dimulai dari 1-10 cm.

(e) Kantong ketuban ketuban positif atau negatif.


48

(f) Kepala proses penurunan kepala dalam tahapan persalinan

yaitu hodge I-IV.

3). Analisa

G P A AH UK minggu, tunggal/Gemeli, hidup, Presentasi

kepala/sungsang/lintang inta uterine, Inpartu kala Fase laten/aktif.

4). Penatalaksanaan

Menurut Prawirohardjo (2019) prosedur asuhan persalinan normal 60

langkah antara lain :

(a) Mengenali tanda dan gejala kala II

Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan kala dua.

Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran,ibu merasakan tekanan

yang semakin meningkat pada rektum/vaginanya, perineum

menonjol,vulva vagina dan singfester ani membuka.

(b) Menyiapkan pertolongan persalinan

(1) Memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan

komplikasi ibu dan BBL. Untuk asfiksia tempat datar, keras, 2

kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan

jarak 60 cm dari tubuh bayi. Merentang kain diatas perut ibu dan

tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, menyiapkan oksitosin 10

unit dan alat suntik steril sekali pakai dalam partus set.
49

(2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

(3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku.

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

(4) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk

semua pemeriksaan dalam.

(5) Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau sarung

tangan steril).

(c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

(1) Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa

yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut

vagina, perineum dan anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,

membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari

depan kebelakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi kedalam wadah yang benar, mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi.

(2) Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memstikan bahwa serviks sudah lengkap,bila

selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah

lengkap lakukan amniotomi.


50

(3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit, mencuci tangan.

(4) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua hasil-hasil penilaian

serta asuhan lainnya di catat pada partograf.

(d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran

(1) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dankeadaan janin

baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya, menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan

ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan-temuan, menjelaskan kepada

anggota bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi

semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

(2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

meneran.

(3) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan untuk meneran. Bimbing ibu agar dapat meneran

secara benar dan efektif. Dukung dan beri semangat pada saat
51

meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya.

Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi. Anjurkan

keluarga untuk memberi semangat pada ibu. Berikan cukup

asupan cairan. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera

rujuk bila bayi tidak lahir setelah 2 jam meneran (primigravida)

atau 1 jam meneran (multigravida).

(4) Anjurkan pada ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

(5) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu,jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-

6cm.

(6) Letakan kain bersih yang diletakan 1/3 bagian di bawah bokong

ibu.

(7) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali perlengkapan alat

dan bahan.

(8) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

(e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi

(1) Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain

bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk

menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.Anjurkan


52

ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.

Dengan lembut, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa

yang bersih.

(2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

(3) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

(4) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara

biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi berikutnya

dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk

melahirkan bahu posterior.

(5) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum

tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat melewati

perineum,gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh

bayi saat dilahirkan.

(6) Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat


53

punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi,

dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.

(f) Penanganan bayi baru lahir

(1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), apakah bayi

menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi

bergerak kesulitan. Jika bayi tidak bernafas, tidak menangis

lakukan resusitasi, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu

dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila

tali pusat terlalu pendek,meletakkan bayi di tempat yang

memungkinkan).

(2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan penyuntikan

oksitosin/IM.

(3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah

ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama (ke arah

ibu).

(4) Memegang tali pusat dengan satu tangan,melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

(5) Mengeringkan bayi,mengganti handuk yang basah,dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.


54

Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang

sesuai.

(6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.

(g) Oksitosin

(1) Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

(2) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

(3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit Imdi gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

(h) Penegangan tali pusat terkendali.

(1) Memindahkan klem pada tali pusat

(2) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu tepat

di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

(3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut,

lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus

ke arah atas dan belakang (dorsokranial) dengan hati-hati untuk

membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak

lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan


55

menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak

berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk

melakukan rangsangan puting susu.

(i) Mengeluarkan plasenta

(1) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang,

pindahkan klem hingga berjarak 5-10cm dari vulva. Jika plasenta

tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15

menit, mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM, menilai

kandung kemih dan dilakukan katerisasi kandung kemih dengan

menngunakan teknik aseptik jika perlu. Meminta keluarga untuk

menyiapkan rujukan. Melakukan penegangan tali pusat selama

15 menit berikutnya, rujuk jika plasenta tidak lahir dalam waktu

30 menit sejak kelahiran bayi.

(2) Jika plasenta terlihat di introitus vagina,melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek,

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan

memeriksa vagina daan serviks ibu dengan seksama


56

menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi

tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang

tertinggal.

(j) Pemijatan Uterus

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus menjadi keras).

(k) Menilai Perdarahan

(1) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.Meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.Jika uterus

tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik

mengambil tindakan yang sesuai.

(2) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

(l) Melakukan Prosedur Pascapersalinan

(1) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

(2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih


57

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

(3) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan simpul

mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

(4) Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang bersebrangan

dengan simpul mati yang pertama.

(5) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5%

(6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

(7) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

(8) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalina

(b) Setiap 15 menit pada 1 menit pertama pasca persalinan

(c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana antonia uteri

(e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan

teknik yang sesuai.


58

(9) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontaraksi uterus

(10) Mengevaluasi kehilangan darah.

(11) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaaan kandung kemih

setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalina dan setiap

30 menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa

temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama

pascapersalinan.Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan

yang tidak normal.

(m) Kebersihan dan Keamanan

(1) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk didekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi.

(2) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

(3) Memebersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

(4) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum dan

makanan yang di inginkan.

(5) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.


59

(6) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

(7) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

(8) Melengkapi partograf

C.Bayi Baru Lahir Umur <6 Jam

1. Pengertian Bayi baru lahir

Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan

2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,

2021).

Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai

dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari

kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi

pematangan organ hampir pada semua sistem. Sedangkan beberapa

pendapat mengatakan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir

2500 gram sampai 4000 gr (Widia, 2015).

a) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir normal

Ciri-ciri bayi baru lahir normal (Yulianti, 2016) yaitu :

1) Berat badan 2500 - 4000 gram.

2) Panjang badan 48 - 52 cm.


60

3) Lingkar dada 30 - 38 cm.

4) Lingkar kepala 33 - 35 cm.

5) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit

6) Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.

7) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan

cukup.

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genetalia

a) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

b) Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik.

14) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

b) Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (Kunjungan Neonatal)

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan/perawat/dokter

dilaksanakan minimal 3 kali menurut Yulianti (2016) adalah :

1) Pertama pada 6 jam – 48 jam setelah lahir.

2) Kedua pada hari ke 3 – 7 setelah lahir

3) Ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir.


61

c) Penanganan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek

penting dari asuhan segera bayi baru lahir menurut Prawirohardjo

(2019).

1) Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat

Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya

sesegera mungkin. Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan

penilaian sepintas:

2) Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi

bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan

handuk diatas perut ibu.

3) Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari

wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa

ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau

bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir).

4) Dan nilai APGAR skornya, jika bayi bernafas megap- megap atau

lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

5) Tahapan bayi baru lahir Tahap I terjadi segera setalah lahir,

selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan

sistem scoring, apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi

bayi dan ibu.


62

Tabel 2.3Penilaian APGAR SCORE


Nilai
Tanda
0 1 2
Appeareance Seluruh tubuh Warna kulit Warna kulit seluruh
(Warna kulit) bayi berwarna tubuh normal tubuh normal, merah
kebiruan atau ,tetapi tangan muda
pucat dan kaki
berwarna
kebiruan

Pulse (Nadi) Denyut jantung Denyut Denyut jantung >100


tidak ada jantung <100 kali permenit
kali permenit
Grimace Tidak ada Wajah Meringis, menarik,
(Respon respon terhadapmeringis saat batuk atau bersin saat
refleks) stimulasi distimulasi stimulasi
Activity (Tonus Lemah,tidak adaLengan dan Bergerak aktif dan
otot) gerakan kaki dalam spontan
posisi fleksi
dengan
sedikit
gerakan
Respiratory Tidak bernafas, Menangis Menangis kuat,
(Pernafasan) pernafasan lemah, pernafasan baik dan
lambat dan tidak terdengar teratur
teratur seperti
merintih
Sumber : fadila(2021)
1) Interpretasi :

(a) Nilai 1- 3 : asfiksia berat.

(b) Nilai 4 - 6 : asfiksia sedang.

(c) Nilai 7 - 10: asfiksia ringan (normal).

2. Tanda bayi lahir serotinus

Kehamilan serotinus (sering disebut juga kehamilan lebih bulan,

atau kehamilan memanjang atau lewat bulan) merupakan kehamilan

dengan waktu yang memanjang melebihi akhir minggu 42 gestasi, atau


63

294 hari dari hari pertama periode menstruasi terakhir (Lowdermik,

Perry, Cashion, 2012)

WHO, dalam Kemenkes RI (2013) mendefinisikan kehamilan

serotinus sebagai kehamilan dengan usia kehamilan lebih dari 42

minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama haid terakhir.

serotinitas atau postdatism adalah istilah yang menggambarkan

sindrom dismaturitas yang dapat terjadi pada kehamilan serotinus.

Keadaan ini terjadi pada 30% kehamilan serotinus dan 3% kehamilan

aterm.

Tanda-tanda baru lahir serotinus sebagai berikut:

a) menghilangnya lemak subkutan.

b) kulit kering, keriput atau retak-retak.

c) pewarnaan mekonium pada kulit.

d) umbilikus dan selaput ketuban, kuku dan rambut panjang.

e) bayi malas.

3 .Tanda bayi lahir kurang bulan

Bayi lahir kurang bulan atau prematur adalah bayi yang lahir

sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Berbeda dengan bayi yang

lahir cukup bulan, bayi yang terlahir prematur membutuhkan penanganan

intensif karena organ tubuhnya belum berkembang dengan sempurna.

Bayi yang lahir secara prematur biasanya memiliki ukuran kepala

sedikit lebih besar, dengan tubuh berukuran kecil. Kebanyakan bayi

prematur juga memiliki berat badan lahir yang rendah.


64

Tanda-tanda bayi kurang bulan meliputi: kulit tipis dan

mengkilap, tulang rawan telinga sangat lunak karena belum terbentuk

sempurna, lanugo masih banyak ditemukan terutama pada bagian

punggung, jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik,

pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora, pada

laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun, rajah

telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk, kadang disertai

dengan pernapasan tidak teratur, aktifitas dan tangisnya lemah, serta

reflek menghisap dan menelan tidak efektif/lemah (Depkes RI, 2008).

4. Evidence Based

a) Memulai Pemberian Asi Dini dan Ekslusif

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk peningkat

an sumber daya manusia antara lain dengan jalan memberikan ASI

sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk meningkatkan

kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk

menurunkan angka kematian bayi (Prawirohardjo, 2019)

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera

setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya

sendiri. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit

ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas

mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan),

kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan

tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama
65

dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini

menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang

menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel. Kontak

antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai

menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu

dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi

menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu

berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula.

Proses ini juga membantu pengeluaran plasenta, mengurangi

perdarahan, merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan ambang

nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai

bayi (Nursalam, 2015).

b) Baby Friendly

Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative

(inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang

didirikan oleh WHO/UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan,

melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui. Program

ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan

tingkat optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby

Friendly Hospital/ Maternity terfokus pada kebutuhan bayi dan

memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka awal kehidupan

yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong

dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi
66

mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah

melakukannya. Sejak awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di

seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-negara

industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang,

Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika

Serikat telah resmi di tetapkan sebagai rumah sakit sayang bayi

(Yulianti, 2016).

c) Regulasi suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit dan kulit.

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga

akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari

dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu

dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada

lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi dengan ibu dengan

perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan

mencegah bayi kedinginan atau hipotermi. Keuntungan cara

perawatan bayi dengan metode ini selain bisa memberikan

kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak

rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa

lebih dekat dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap beraktivitas sambil

menggendong bayinya (Prawirohardjo, 2019)


67

d) Perawatan Tali Pusat

Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkan

dan plasenta ibunya akan di potong meski tidak semuanya. Tali pusar

yang melekat di perut bayi, akan di sisakan beberapa senti. Sisanya ini

akan di biarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu

terlepas dengan sendirinya. agar tidak menimbulkan infeksi, sisa

potongan jadi harus di rawat dengan benar (Karyuni, 2021).

Cara merawatnya adalah sebagai berikut:

1) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.

Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air.

Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa menyebabkan

hipotermi.

2) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat

terlebih dahulu.

3) Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril kering

tanpa diolesi dengan alkohol. Jangan pakai betadine karena

yodium yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam

peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan

kelenjar gondok.

4) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak

karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman.


68

e) Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita.

Menurut Soetjiningsih (2017) pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran

berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses

pematangan. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan

setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,

penglihatan perabaan, pembauan dan pengecapan)

Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki,

tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi serta merangsang perasaan

yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang

dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan suasana bermain

dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak stimulasi dilakukan

setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita setiap hari,

terus-menerus, bervariasi dan disesuaikan dengan umur perkembangan

kemampuannya (fadila,2021)

Stimulasi juga harus dilakukan dalam suasana yang

menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/ balitanya.

Jangan memberikan stimulasi yang terburu-buru dan tidak


69

memperhatikan minat atau keinginan bayi/ balita atau bayi sedang

mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain Prawirohardjo (2019).

Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari

pengasuhjustru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena

pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh

merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru

menimbulkan ketakutan bagi bayi/ balitanya (fadila, 2021).

5.Tanda bahaya pada bayi baru lahir :

a) Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum

Bayi tidak mau menyusu, Anda harus merasa curiga jika bayi anda

tidak mau menyusu. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah

dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi

berat. Bawalah bayi anda ke petugas medis terdekat.

b) Kejang

Kejang pada bayi memang kadang terjadi. Yang perlu anda

perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang

terjadi saat bayi demam. Jika YA kemungkinan kejang dipicu dari

demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis

anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi

demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan

lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.


70

c) Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang

Jika bayi tidak terlihat seaktif biasanya, maka waspadalah.

Jangan biarkan kondisi itu berlanjut. Kondisi lemah biasanya dipicu

dari diare, muntah yang berlebihan atau infeksi berat.

d) Sesak nafas

Pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 40-

60 kali permenit. Jika bayi bernafas kurang dari 40 kali permenit atau

lebih dari 60 kali permenit maka anda wajib waspada. Lihat dinding

dadanya, ada tarikan atau tidak.

e) Bayi merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Ketika

bayi kita merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah

dihapuk-hapuk, maka konsultasikan ini pada dokter. Bisa jadi ada

ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.

f) Pusar kemerahan sampai dinding perut

Tali pusar yang berwarna kemerahan menunjukan adanya

infeksi. Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah

jaga tali pusat bayi agar tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan

air hangat dan biarkan kering, tutup dengan kassa steril yang bisa

anda beli di apotik.

g) Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu

tubuh kurang dari 36,5°c


71

Suhu normal bayi berkisar antara 36,5°c – 37,5°c. Jika anak anda

mengalami demam berikan ASI sesering mungkin untuk mencegah

kekurangan cairan, pakaian baju yang tipis agar panas cepat

menguap, berikan kompres hangat di dahi dan ketiak, jika suhu lebih

dari 38°c rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat.

h) Mata nanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta

Nanah yang berlebihan pada bayi menunjukan adanya infeksi yang

berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas

dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

i) Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan

kembali lambat

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun

jika kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam setelah

lahir atau lebih dari 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga

telapak tangan dan kaki bahka tinja bayi berwarna kuning maka ibu

harus mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter.

6. Komplikasi BBLR pada Bayi Prematur

a) Asfiksia

Asfiksia disebabkan karena kurangnya surfaktan (ratio lesitin atau

sfingomielin kurang dari 2), pertumbungan dan pengembangan yang

belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah, dan tulang iga yang

mudah melengkung atau pliable thorax (Momeni, 2018).


72

b ) Masalah pemberian ASI

Hal tersebut dikarenakan ukuran tubuh BBLR yang kecil, kurang energi,

lemah,dan tidak dapat menghisap dengan kuat (Latief, 2018).

c). Hiperbilirubinemia

Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin

indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna (Latief, 2018).

d) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik

Disebut juga penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir

akan terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru (Latief,

2018).

7. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1 jam .

a) Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan bayi baru lahir umur 1 jam yang lalu

secara normal dengan jenis kelamin laki-laki dan Bayi dalam keadaan

sehat.

b) Objektif

1) Pemeriksaan umum

Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum,antara lain

keadaan umum, kesadaran: composmentis , keaktifan: gerakan aktif

dan warna kulit: kemerahan. Observasi warna kulit bayi dalam

hubungannya dengan perubahan aktifitas, posisi dan temperatur: suhu

tubuh normal 36,5℃-37,5℃. Jika suhu tubuh <36,5℃ (hipotermi),

>37,5℃ (hipertermi) Pada umumnya bayi akan memerah jika dia


73

menangis, penurunan temperatur dapat meningkatkan derajat sianosis

karena vasokontriksi (Maryunani dkk, 2019).

2) Pemeriksaan fisik

a) Kepala

Periksa adanya trauma kelahiran seperti caput sucedaneum

(menyebabkan kulit kepala sedikit menonjol keluar atau bentuk

kepala yang tidak bulat sempurna), cepal hematom (pembengkakan

pada daerah kepala bayiyang di sebabkan karena adanya penumpuka

darah dibawah kepala), fraktur tulang tengkorak(retak atau patahnya

tulang tengkorang)

b) Telinga

Periksa jumlah, bentukdan posisinya. Pada bayi cukup bulan tulang

rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna

dengan lengkungan yang jelas dibagian atas.

c) Mata

Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau

retina, adanya sekret pada mata, konjungtiva anemis atau tidak,

sklera ikterik atau tidak.

d) Hidung dan mulut

Periksa bibir pada bayi baru lahir kemerahan ataau tidak, lidah rata

dan simetris atau tidak, ada labiopalatoskizis atau tidak. Pada hidung

ada pengeluaran sekret atau tidak, ada pernapasan cuping hidung

atau tidak.
74

e) Leher

Periksa adanya pembesaran kelenjaran tiroid dan pembendungan vena

jugularis.

f) Dada

Periksa apakah adanya tarikan dinding ada atau tidak. Normalnya bayi

yang bayi lahir 40-60x/menit

g) Abdomen

Periksa apakah abdomen kembung atau tidak, adanya pembengkakan

atau tidak, tali pusat berdaraah atau tidak.

h) Genetalia

Periksa apakah ada kelainan atau tidak, pada bayi perempuan

normalnya labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada bayi laki-

laki normalnya testis sudah turun kedalam skrotum dan meatus

urinrius terletak pada ujung glans penis.

i) Anus

Periksa adanya lubang anus atau tidak.

j) Ekstrimitas

Periksa apakah ada oedema, tanda sionosis, polidaktili atau sindaktili.

k) Kulit

Periksa warna kulit bayi kemerahan, pucat, kebiruan atau tidak

l) Refleks

Periksa apakah refleks morro(suatu respon pada bayi yang baru lahir

akibat suara atau gerakan yang mengejutka), rooting(ketika pipi bayi


75

di usap atau di belai lembut pada bagian pinggir mulutnya,

sucking(mengisap,ketika bagian atas mulu bayi di sentu,bayi oun akan

mulai menghisap), grasp (ketika jari mama menyentu telapak

tangannya maka bayi akan merespon dengan cara menggenggam

secara kuat), asymetric tonic neck (merupkan suatu tanda awal

koordinasimata dan kepala bayi yang akan menyediaka bayi untuk

mencapai gerak sadar), babinski (gerakan jari-jari mencengkram

ketika bagian bawah kaki di usap) baik atau tidak.

3) Analisa

Bayi Baru Lahir umur 1 jam.

4) Penatalaksanaan

a) Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikrooganisme yang

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir oleh karena itu dalam asuhan BBL

pastikan tangan, semua peralatan dan pakaian dalam keadaan

bersih.

b) Penilaian segera setelah lahir

Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air

ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium dan darah,

apakah bayi menangis atau bernafas, apakah tonus otot bayi

baik.
76

c) Pencegahan kehilangan panas

Langkah awal untuk pencegahan kehilangan panas adalah

menghangatkan bayi dengan cara menyelimuti bayi dengan

selimut yang bersih dan kering. BBL dapat mengalami

kehilangan panas tubuhnya melalui proses konduksi, konveksi,

evaporasi dan radiasi. Segerasetelah bayi lahir upayakan

untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi, hal ini dapat

dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi

terutama bagian kepala dengan kain yang kering, jangan

mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya stabil, yaitu 6 jam

setelah bayi lahir, lingkungan yang hangat

d) Asuhan tali pusat

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap

dalam keadaan terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat.. Apabila tali pusat berdarah,

bernanah, kemerahan yang meluas dan berbau maka segera ke

pelayanan kesehatan untuk segera ditangani.

e) IMD (inisiasi menyusu dini)

Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya

segera setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus

menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD

(inisiasi menyusu dini).


77

f) Manajemen laktasi

Memberikan ASI dini akan membina ikatan emosional dan

kehangatan ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa

antenatal, segera setelah bayi lahir, masa neonatal dan masa

menyusui selanjutnya.

g) Pencegahan infeksi mata

Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika

tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat di berikan pada

waktu satu jam setelah kelahiran (sukoco, Bekti 2021)

h) Pemberian vitamin K1

Pemberian K1 diberikan secara injeksi IM (intra

muscular),dosis 0,5-1mg setelah kontak kulit ke kulit dan bayi

selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat

defisiensi vitamin K yang dialami sebagian BBL.

i) Pemberian imunisasi HB0

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu

kepada bayi. Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah pemberian

vitamin K1.

j) Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak kulit

ke kulit. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antropometri.


78

Menurut Saputra (2021), mengatakan asuhan kebidanan yang

diberikan pada Bayi Baru Lahir, antara lain:

1) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setiap 2 jam.

2) Beritahu tanda-tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir.

(a) Tidak mau menyusui

(b) Kejang-kejang

(c) Lemah

(d) Sesak napas

(e) Bayi merintih atau menaguis terus-menerus

(f) Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbauh atau

bernanah

(g) Demam atau panas tinggi

(h) Mata bernanah

(i) Diare

(j) Kulit dan mata bayi kuning

3). Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif

(a) ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan

makanan atau minuman lain pada bayi berumuir 0-6 bulan.

(b) Manfaat ASI bagi bayi

(1) Mencegah terserang penyakit

(2) Membantu perkembanmgan otak dan fisik bayi

(3) Meningkatkan perkembangan kognitif

(4) Berat badan bayi ideal


79

(5) Memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi

(6) Mengatasi rasa trauma

Menurut Kemenkes RI (2019) asuhan kebidanan yang diberikan

pada Bayi Baru Lahir meliputi:

1) Lakukan kunjungan ulang

(a) 6 jam- 48 jam setelah lahir

(b) 4-28 hari setelah melahirkan

(c) 29-42 hari setelah melahirkan

2) Lakukan imunisasi sesuai jadwal yang ditentukan.

(a) 0-7 hari :HB0

(b) 1 bulan BCG, polio 1

(c) 2 bulan DPT-HB-Hib 1, polio 2

(d) 3 bulan DPT-HB-Hib 2, polio 3

(e) 4 bulan DPT-HB-Hib 3, polio 4, IVP

(f) 9 bulan Campak

(g) 18 bulan DPT-HB-Hib lanjutan dan Campak lanjutan.

D.Neonatus Usia > 6 Jam

1. Pengertian Neonatus

Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang

sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kahidupan ekstrauterin.

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga


80

faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu

maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir

yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernafasan ,sir

kulasi, kemampuan menghasilkan glukosa.

2. Perubahan fisiologis pada masa neonatus Menurut Johariyah (2018)

Perubahan fisiologis masa neonatus sebagai berikut ;

a) Perubahan sistem Pernafasan

1) Perkembangan Paru-paru

Paru-paru bersal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang

bercbang dan kemudian kembali mmembentuk struktur percabangan

bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia

8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya

berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan

nafas sepanjang trimester II dan III.

2) Awal Adanya Nafas

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi .

(a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan

luar rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.

(b) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena

kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang

masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.

3) Surfaktan dan upaya infirasibernafas

Upaya pernafasan pertama bayi berfungsi untuk :


81

(a) Mengeluarkan cairan dalamparu-paru

(b) Mengeluarkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertamakali

4) Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan dalam paru-parunya. Pada saat

bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini

diperas keluar dari paru-paru.

5) Fungsi sistem pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi

kardiovaskuler.

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting

dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Peningkatan

pembuluh darah paru-paru akan memperlancarkan pertukaran gas

dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang

perubahan sirkulasi janin menjadi di luar rahim.

b) Perubahan sistem Sirkulasi

Setelah lahir bayi harus melewati paru-paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan

oksigen ke jaringan.Venaumlicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika

dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah

bayi lahir dan setelah tali pusat di klem. Penutupan jaringan fibrosa

berlangsung dalam 2-3 bulan.

c) Perubahan system termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada


82

saat bayi meninggalkan lingkungan rahim yang hangat, setelah lahir bayi

tersebut berada di lingkungan yang dingin . suhu dingin ini menyebabkan

air ketubah menguap lewat kulit ,sehingga mendinginkan darah

bayi.Pembentukan suhu tanpa mekanisme mengigil merupakan hasil

penggunaan lemak coklat terdapat diseluruh tubuh bayi dan mereka

mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak

coklat, seorang bayi menggunakan glukosa untuk mendapatkan panas

tubuh . Lemak cokelat tidak dapat di produksi ulang oleh bayi baru lahir

dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan

adanya stress dingin.

d) Perubahan sistem Metabolisme

Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat bayi lahir

seorang bayi harus mulai mempertahankan glukosa darahnya sendiri. Pada

setiap beyi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat.

Pencegahan penurunan glukosa pada bayi dapat dilakukan dengan 3 hal:

1) Melalui pemberian ASI ( bayi baru lahir sehat harus didorong

untuk menyusu secepat mungkin setelahlahir)

2) Melalui penggunaan cadangan glikogen(glikogenesis)

3) Melalui pembuatan glukosa darisumber lain terutamalemak

(glukoneogenesis).

e) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan

menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk
83

dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan

untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.

Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna

yang mengakibatkan gumoh pada bayi dan neonatus. Pengaturan makan

yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI ondemand.

f) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sitem

kekebalan tubuh yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun

yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang

mencegah atau meminimalkan infeksi.

Contoh kekebalan tubuh alami :

1) Perlindungan oleh kulit membarane mukosa.

2) Fungsi saringan salurannafas.

3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit danusus.

4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asamlambung.

Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek

persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan

deteeksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

2. Kebutuhan dasar neonatus

Menurut Jamil (2017) kebutuhan dasar neonatus terdiri dari kebutuhan

ASUH, ASIH dan ASAH.


84

a) Asuh

Yang termasuk kebutuhan asuh adalah:

1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang

Pemberian nutrisi sacara mencukupi pada anak harus sudah dimulai

sejak dalam kandungan,yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup

memadai pada ibu hamil. Setelah lahir harus diupayakan pemberian

asi secara eksklusif yaitu pemberian asi saja samapi anak berumur

4-6 bulan. Sejak berumur enam bulan, sudah waktunya anak diberi

makanan tambahan atau makanan pendamping asi. Pemberian

makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang

baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai

meningkatpada masa bayi dan pra sekolah, karena pada masa ini

pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat,

terutama pertumbuhan Otak.

2) Perawatan kesehatan dasar

Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan

beberapa upaya mis: imunisasi, kontrol ke puskesmas secara

berkala, diperiksa segera bila sakit. Dengan upaya tersebut, keadaan

kesehatan anak dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada

kelainan maka anak segera mendapatkan penanganan yang benar.

3) Pakaian

Anak perlu mandapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai.

Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari


85

bahan yang mudah menyerap keringat.

4) Perumahan

Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut

akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang secara

optimal. Tempat tinggal yang layak tidak berarti rumah yang

berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita untuk mengatur

rumah kita menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga kebersihan

dan kerapiannya, tanpa mempedulikanberapapun ukurannya.

5) Higiene diri dan lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah

mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu

lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak

untuk melakukan aktifitas bermain secara aman.

6) Higiene diri dan lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah

mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu

lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak

untuk melakukan aktifitas bermain secara aman.

7) Kesegaran jasmani

Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan

otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga

membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan

lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi bagi anak balita merupakan


86

aktivitas bermain yang menyenangkan.

b) Asih

Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini

mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu

diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, mis: dengan

mengajak berbicara. Setelah lahir upaya tersebut dapat dilakukan

dengan mendekap bayi di dada ibu. Ikatan emosi dan kasih sayang yang

erat antara ibu dan anak sangatlah penting, karena berguna untuk

menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang perkembangan

otak anak,serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.

Kebutuhan asih ini meliputi:

1) Kasih sayang orang tua

Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak

dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan

atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua

menciptakan hubungan yang hangat dengan anak,sehingga anak

merasa aman dan senang.

2) Rasa aman

Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-

harinya.

3) Harga diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.Apabila anak


87

diacuhkan maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.

4) Dukungan dan dorongan

Dalam melakukan aktifitas anak perlu memperoleh dukungan dari

lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang

akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-

ragu dal am melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu orang tua

perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stress atau

masalah yang dihadapi.

5) Mandiri

Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak

harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya.

Dalam melatih anakuntuk mandiri tentunya harus menyesuaikan

dengan kemampuan dan perkembangan anak.

6) Rasa memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap

barang- barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan

mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

7) Kebutuhan akan sukses

Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan

kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika

orang tua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak

tanpa memperhatikan kemauan anak.


88

c) Asah

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang

berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang

sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak

yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan

stimulasi. Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa

prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya

sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan

mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan

dan pelatihan.

3. Jadwal Kunjungan neonatus

Menurut Jamil (2017) standar kunjungan neonatus minimal dilakukan 3

kali;

a. Kunjungan pertama dilakukan saat usia bayi 6 sampai 48 jam.

b. Kunjungan kedua dilakukan saat usia bayi 3 sampai 7 hari.

c. Kunjungan ketiga dilakukan saat usia bayi 8 sampai 28 hari.

E.Nifas

1. Pengertian

Masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, periode masa

nifas dihitung dari 6 jam pertama postpartum hingga 42 hari ( Kemenkes

RI 2021)
89

2. Adaptasi psikologis masa nifas

Menurut Sutanto (2018) berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu

dalam masa nifas yaitu:

Tabel 2.2 Adaptasi psikologi masa nifas


Nama Waktu Ciri-ciri
fase
Fase Setelah 1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya.
Taking In melahirkan 2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan
sampai hari orang lain.
ke-2 3) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran
perubahan tubuhnya.
4) Ibu akan mengulangi pengalaman
waktu melahirkan.
5) Memerlukan ketenangan dalam tidur
untuk mengembalikan keadaan tubuh
ke kondisi normal
6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah
sehingga membutuhkanpeningkatan
nutrisi.
7) Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi tubuh
tidak berlangsung normal.
8) Gangguan psikologis yang mungkin
dirasakan ibu.
9) Rasa bersalah karena belum biasa
menyusui bayinya.
Fase Hari ke-3 1) Ibu merasa khawatir akan
taking sampai 10 ketidakmampuan merawat bayi,
hold muncul perasaan sedih (baby blues).
2) Ibu memperhatikan kemampuan
menjadi orang tua dan bertanggung
jawab terhadap bayinya.
3) Ibu memfokuskan perhatian pada
pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB,
dan daya tahan tubuh.
4) Ibu berusaha untuk menguasi
keterampilanya merawat bayi seperti
menggendong, menyusui,
memandikan, dan mengganti popok.
5) Ibu cenderung terbuka menerima
nasehat bidan dan kritikan pribadi.
6) Kemungkinan ibu mengalami depresi
90

karena merasa tidak mampu


membesarkan bayinya.

Fase Hari ke-10 1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat


Letting sampai akhir diri dan bayinya. Setelah ibu pulang ke
Go masa nifas rumah dan dipengaruhi oleh dukungan
serta perhatian keluarga.
2) Ibu sudah menggambil tanggung jawab
dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi.
Sumber: Sutanto (2018).
3. Adaptasi perubahan fisik masa nifas

Perubahan Fisologis yang terjadi pada Masa Nifas Menurut Sutanto(2018):

a) Perubahan sistem reproduksi

1) Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan retraksi otot-ototnya, sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi

plasenta. Otot rahim tersebut terdiri dari tiga lapis otot yang

membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup

sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan

postpartum.Fundus uteri 3 jari dibawah pusat selama 2 hari,

berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah2 hari

ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke 10 tidak

teraba lagi dan sampai dengan 6 minggu tercapai lagi ukurannya

yang normal.
91

Tabel 2.3 perbandingan TFU dan berat uterus di masa involusi


Involusi TFU Berat
Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gr
(Sutanto, 2018)
2) Lokhea
Lokhea merupakan cairan yang berasal dari vagina.
Tabel 2.4 macam-macam lokhea
Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah segar,
(kruenta) kehitaman jaringan sisa plasenta,dinding
rahim, lemak bayi, lanugo
(rambut bayi) dan sisa
meconium. Lokhea rubra yang
menetap pada awal periode
postpartum menunjukkan
adanya perdarahan postpartum
sekunder yang mungkin
disebabkan tinggalnya sisa
atau selaput plasenta.

Sanginolenta 4-7 hari Merah Sisa darah bercampur lendir


kecoklatan
dan
berlendir

Serosa 8-14 Kuning Lebih sedikit darah dan lebih


hari kecoklatan banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan atau
laserasi plasenta. Lokhea
serosa dan alba yang berlanjut
bisa menandakan adanya
endometritis, terutama jika
disertai demam, rasa sakit atau
nyeri tekan pada abdomen.
Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit,sel desi
92

dua dan sel epitel, selaput


lendir serviks serta serabut
jaringan yang mati
Lokhea Terjadi infeksi keluar cairan
purulenta seperti nanah berbau busuk
(Sutanto, 2018)
3) Vulva dan Vagina

Setelah 3 minggu Vulva dan vagina kembali ke keadaansebelum

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan muncul

kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

4) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama sama uterus. Setelah

persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki 2 hingga 3 jari tangan,

setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

5) Payudara

Setelah kelahiran plasenta konsentrasi estrogen danprogesteron

menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Air susu

saat di produksi di simpan di alveoli dan pelepasan oksitosin dari

kelenjar hipofise posterior distimulsi oleh isapan bayi. Asi yang di

dapat di hasilkan oleh ibu pada setiap harinya 150-300 ml, Asi

dapat di hasilkan oleh kelenjar susu yang di pengaruhi oleh kerja

hormon-hormon diantaranya hormon laktogen.

ASI yang pertama muncul pada awal nifas adalah ASI berwarna

kekuningan yang biasa dikenal dengan colostrum, yang sudah

terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu .

Perubahan pada payudara :


93

(a) penurunan kadar progesteron secara tepat dengan

peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.

(b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi asi menjadi pada

hari ke-2 atau hari ke-3 setelahpersalinan.

(c) Payudara menjadi keras dan besar sebagai tanda mulainya

proses laktasi.

6) Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari

pada keadaan sebelum melahirkan.

b) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini umumnya

disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama

persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar sehubung dengan

jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri.

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana

masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras dapat diberikan

obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga belum berhasil

dilakukan klisma/enema.

c) Perineum
94

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan

sebelum melahirkan.

d) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini

umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat

selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar sehubung

dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa

nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.

Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras dapat

diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga belum

berhasil dilakukan klisma/enema.

e) Sistem Perkemihan

Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama

kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah

melahirkan.Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin

sampai hari kelima setelah persalinan. Jumlah urine yang keluar dapat

melebihi 3000 ml perharinya. Tindakan ini diperkirakan merupakan


95

bagian normal dari kehamilan. Selain itu, didapati adanya keringat yang

banyak beberapa hari pertama setelah melahirkan.

f) Sistem Gastrointestinal

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progerteron menurun setelah melahirkan,

namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau

sampai dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering

kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah

perineum dapat menghalangi keinginan belakang.

g) Sistem endokrin

Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam post partum.

Progesteron pada hari ke 3 post partum. Kadar prolaktin dalam darah

berangsur- angsur hilang.

h) Sistem muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini

sangat membantu untuk mencegah kompilasi dan mempercepat proses

involusi.

i) Sistem integumen

1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan

Berkurangnya hyperpigmentasi kulit.

2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pad kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.

4. Standar kunjungan masa nifas


96

Menurut Kemenkes RI (2021) Kebijakan Program Nasional

Kunjungan Masa Nifas ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan

untuk menilai status ibu :

Tabel 2.5 frekuensi kunjungan masa nifas


Kunjungan Waktu Tujuan
Pertama 6-48jam a. Mencegah pendarahan masa nifas
setelah karena atonia uteri.
persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain pendarahan, merujuk bila
pendarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana
mencegah pendarahan masa nifas
karena atoniauteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
Kedua 3-7 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal: uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal,tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda
demam infeksi atau pendarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, minuman, danistirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan
dan memperhatikan tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari – hari.
Ketiga 8 -28 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal: uterus berkontraksi, fundus
persalinan dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal,tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda demam infeksi
atau pendarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
97

makanan, minuman, danistirahat.


d. Memastikan ibu menyusui dengan
memperhatikan tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat,menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-har
.
Keempat 29-42 hari a. Menanyakan ibu tentang penyakit
setelah yang dialami.
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB
secara dini.

5. Tanda bahaya dalam masa nifas (Sutanto, 2018)

Berikut ini beberapa tanda bahaya dalam masa nifas, yaitu:

a) Adanya tanda-tanda infeksi puerperalis

Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang

masih membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan apakah

ibu bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi

karena keadaan-keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala

peningkatan suhu tubuh.

b) Demam, Muntah, Rasa sakit waktu berkemih

Pada masa nifas dini, sensivitas kandung kemih terhadap

tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat traum

persalinan serta analgesia epidural atau spinal.

Setelah melahirkan terutama saat infus oksitosin dihentikan

terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi


98

kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk

mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.

c) Sembelit atau hemoroid

Asuhan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu:

1) Memasukkan kembali haeomoroid yang keluar ke dalam rektum

2) Rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm

selama 30 menit, 2-3 kali sehari

3) Meletakkan kantong es pada daerah anus

4) Berbaring miring

5) Minum lebih banyak dan makan dengan diet tinngi serat

6) Kalau perlu pemberian obat supositoria

d) Sakit kepala, nueri epigastik dan penglihatan kabur

Kondisi sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabr biasanya

dialami ibu yang baru melahirkan sering mengelih sakit kepala dan

pemglihatan kabur.

e) Perdarahan vagina yang luar biasa

Penyebab utama perdarahan kemungkinan adalah terdapatnya sisa

6. Laktasi

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk

membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi

atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (refleks

prolaktin) dan pengeluaran ASI oleh oksitosin (refleks aliran atau let down

reflect). (Sutanto, 2018)


99

a) Produksi ASI (Refleks Prolaktin)(Sutanto, 2018)

Produksi ASI dan payudara yang membesar selain disebabkan oleh

hormon prolaktin juga disebabkan oleh Human Chorionic

Somatomammotropin (HCS) atau Human Placental Lactogen (hPL),

yaitu hormon peptida yang dikeluarkan oleh plasenta. Human

Placental Lactogen (hPL)memiliki struktur kimia yang mirip dengan

prolaktin. Pada trimester pertama kehamilan, plasenta ini ibarat pabrik

kimia yang memproduksi hormon-hormon wanita dan kehamilan

dimana hormon-hormon yang dihasilkan akan mempunyai perannya

masing-masing seperti :

1) Mengubah tubuh agar dapat mempertahankan kehamilan

2) Mempersiapkan laktasi

3) Menjaga kesehatan organ-organ produksi

4) Menjaga fungsi plasenta agar janin hidup dan cukup mendapatkan

makanan.

Setelah masa persalinan plasenta akan lepas dan berkurangnya

fungsi korpus luteum. Selanjutnya, estrogen dan progesteron juga

berkurang konsentrasinya ditambah dengan hisapan bayi pada putting

susu akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris. Fungsinya sebagai

reseptor mekanik untuk memproduksi ASI. Hisapan putting oleh bayi

tersebut menyebabkan dilepaskannya impuls aferens melalui medula

spinalis ke batang otak dan hipotalamus.


100

Hormon prolaktin distimuli oleh PRH (Prolactin Releasing

Hormon), dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang ada didasar

otak. Hormon ini merangsang sel-sel alveolus yang berfungsi untuk

membuat air susu. Pengeluaran prolaktin sendiri dirangsang oleh

pengosongan ASI dari sinus lactiferus. Semakin banyak ASI yang

dikeluarkan dari payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi,

sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap maka payudara akan

berhenti memproduksi ASI. Rangsangan payudara sampai pengeluaran

ASI disebut dengan refleks produksi ASI (refleks prolaktin).

b) Pengeluaran ASI (oksitosin) atau reflex aliran (Let DownReflect) (Su

tanto, 2018)

Pengeluaran ASI (oksitosin) adalah refleks aliran yang timbul akibat

perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi. Pengeluaran

oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga oleh reseptor yang

terletak pada duktus laktiferus.

F. Teori Pendokumentasian Soap

Pendokumentasian SOAP merupakan metode pendokumentasian yang di

kerjakan oleh bidan, setelah memberikan asuhan kepada pasien yang meliputi:

status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, dan kegiatan asuhan serta respon

pasien terhadap asuhan yang telah diterimanya (Anjarwati, 2016).

Pendokumentasian manajemen kebidanan menggunakan SOAP yaitu :

1. Data subjektif
101

Data subjectif (S) merupakan pendokumentasian kebidanan menurut

Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data ) terutama data yang

diperoleh melalui anamnesis. Data subjectif ini berhubungan dengan masalah

dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhwatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis. Data

subjectif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2. Data objectif

Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data

yang diperoleh melalui hasil observasi dari pemeriksaan pasien, pemeriksaan

laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain, catatan medic dan informasi dari

keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data objectif ini. Data ini

akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosa.

3. Analisa

Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian

manenjemen kebidanan, keadaan pasien yang setiap saat bisa mngalami

perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjectif maupun

objektif.

Analisa/assessment merupakan pendokumentasian metode

kebidanaan menurut Hellen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat

sehingga mencakup hal hal berikut ini : diagnosis/masalah kebidanan,


102

diagnosis masalah potensial serta perlunya identifiksi kebutuhan tindakan

segera untuk antisipasi diagnosis atau masalah potensial, kebutuhan tindakan

segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi: tindakan

mandiri, kolaborasi dan merujuk pasien.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan

datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraan.

Dalam soap meliputi pendokumentasian manejemen kebidanan

menurut Hallen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

Pendokumentasian dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai

rencana yang disusun sesuai dengan keadaan dalam rangka mengatasi

masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali

bila tindakan tidak dilaksanakan atau membahayakan keselamatan pasien.

Dalam penatalaksanaan ini harus mencantumkan evaluasi yaitu

tafsiran dari efek tindakan yang diambil untuk menilai efektifitas asuhan atau

hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai

dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan atau asuhan. Untuk

pendokumentasian proses evaluasi ini, diperlukan catatan perkembangan,

dengan tetap mengacu pada metode SOAP dan 7 Langkah Varney.

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis. Adapun SOAP digunakan untuk pendokumentasian karena

pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang


103

sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu

rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan dari intisari proses

penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian

(Pusdiknas, 2016)
104
104

BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Kunjungan pertama di rumah pasien
Tanggal : 20 Januari 2022 Jam : 16.00 WITA

Identitas

Nama ibu : Ny. N.B Nama Suami : Tn. F.D

Umur : 23 Tahun Umur : 23 Tahun

Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan

Suku/bangsa : Rote/Indonesia Suku/bangsa : Rote/Indonesia

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Penghasilan : RP 2000.000 Penghasilan : RP 2000.000

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Noelbaki Alamat : Noelbaki

1. Data Subjektif

a) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan hamil anak pertama tidak pernah keguguran

dan ibu ingin memeriksakan kehamilannya.

b) Riwayat menstruasi

Menarche : 13 Tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 4-5 hari

Sifat Darah : Encer

61
105

Nyeri Haid : Tidak Ada

HPHT : 05-05-2021

TP : 12-02-2022

c) Riwayat perkawinan

Status perkawinan : belum sah

Lamanya : 1 Tahun

Umur saat kawin : 20 Tahun

Berapa kali kawin : 1 kali

d) Riwayat kehamilan yang lalu

1) Apakah ada gangguan yang sangat : Tidak ada

2) Apakah ada muntah yang berlebihan : Tidak ada

3) Toksemia Gravidarum : Tidak ada

4) Selama Hamil Periksa dimana : Puskesmas Tarus

e) Riwayat kehamilan sekarang

TM I pemeriksaan kehamilan satu kali di puskesmas Tarus oleh bidan

,keluhan mual muntah, terapi vit B6.

TM II pemeriksaan kehamilan satu kali di puskesmas oleh bidan

Tarus,tidak ada keluhan dan terapi vit C, kalk, tablet Fe (60 tablet).

TM III pemeriksaan kehamilan satu kali di puskesmas Tarus oleh

bidan, tidak ada keluhan dan terapi kalk, vit C, tablet Fe (30 tablet).

Pemeriksaan dua kali oleh dokter pada TM 1 dan TM 3

Imunisasi TT1 ( waktu sd )

Imunisasi TT2 08-01-2001


106

Pergerakan janin dirasakan mulai 4 bulan

f). Riwayat kehamilan, persalinandan nifas yang lalu : tidak ada

g). Riwayat keluarga berencana

1) KB yang pernah di gunakan : Tidak ada

2) Lamanya : Tidak ada

3) Efek samping : Tidak ada

4) Alasan berhenti : Tidak ada

h). Riwayat kesehatan

1) Riwayat penyakit yang di derita : Tidak ada

2) Riwayat penyakit yang lalu : Tidak ada

3) Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada

i). Riwayat kesehatan dan penyakit keturunan

1) Apakah ada keluarga yang menderita penyakit kronis :Tidak

ada

2) Apakah ada keluarga yang menderita penyakit menular :Tidak

ada

3) Apakah ada keturunan kembar : Tidak ada

j). Keadaan psikososial

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga

sangat menginginkan kehamilan ini.

Dukungan dari keluarga : Suami dan keluarga sangat mendukung

ibu.
107

Tempat dan petugas yang di inginkan untuk menolong:

RS/puskesmas Bidan/Dokter

Beban kerja dan kegiatan sehari-hari: memasak,mencuci,menyapu

Jenis kelamin yang di harapkan : laki-laki atau perempuan sama

saja

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

Perilaku kesehatan:

Merokok : Tidak pernah

Miras : Tidak pernah

Konsumsi obat terlarang : Tidak pernah

Minum kopi : Tidak pernah

k). Latar belakang budaya

1) Kebiasaan melahirkan di tolong oleh : Bidan

2) Pantangan makanan : Tidak ada

3) Kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan : Tidak ada

4) Kepercayaan yang berhubungan dengan nifas : Tidak ada

l). Pemenuhan kebutuhan dasar

1) Nutrisi

Pola kebutuhan dasar Sebelum hamil Selama hamil


nutrisi
Jenis makanan Nasi, sayur, tempe, Nasi, sayur, ikan,
ikan, telur, tempe, tahu, telur,
daging
Frekuensi makan 1-2x/hari, porsi: 1 2-3x/hari, porsi: 1
piring piring
Nafsu makan Baik Baik
Jenis minuman Air putih dan teh Air putih dan susu
108

2) Pola Eliminasi
Eliminasi Sebelum hamil Selama hamil
BAK
Frekuensi 2-3x/hari 4-5x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas amoniak Khas amoniak
BAB
Frekuensi 1-2x/hari 1-2x/hari
Warna Kuning Kuning

Bau Khas feses Khas feses

Konsistensi Lembek Lembek


3) Pola istirahat

4) Personal Hyegine

Kebersihan diri Sebelum hamil Selama hamil


Mandi 2x/hari 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
Keramas rambut 3x/minggu 3x/minggu
Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
dalam
Ganti pakaian luar 2x/hari 2x/hari

m). P4K (program perencanan persalinan dan pencegahan komplikasi)

Terdiri dari :

1) Penolong persalinan : Bidan senior yang

bertugas.

2) Persiapan tempat persalinan : Puskesmas Tarus


109

3) Dana persalinan : Jaminan Kesehatan

(BPJS)

4) Transportarsi : Roda 2( milik

pribadi)

5) Metode KB setelah melahirkan : KB suntik 3 bulan

6) Pendonor darah : 2 orang (suami,adik)

2. Data obyektif

a) Pemeriksaan umum:

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : composimentis,

3) Bentuk tubuh : normal

4) Ekspresi wajah : ceria

5) Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/60 MmHg

Suhu : 36,80c

Nadi : 82x/menit

Pernapasan : 22x/menit

BB sebelum hamil : 60kg,

BB saat ini : 68 kg

TB : 160 cm

LiLA : 30 cm.

Tafsiran persalinan : 12-02-2022.

b) Pemeriksaan fisik
110

inspseksi

1) Kepala : bulat,tidak ada benjolan

Rambut : bersih tidak ada ketombe

2) Wajah

Pucat : tidak ada

Closma gravidarum : tidak ada

Oedsema : tidak ada

3) Mata

Conjungtiva : merah mudah

Sclera : putih

Oedema : tidak ada oedema

4) telinga : simetris tidak ada serumen,

5) Mulut dan gigi : bersih lembab, tidak ada caries gigi.

6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

7) Dada

Payudara : simetris tidak ada benjolan

Areola mamae : ada hiperpigmentasi

Putting susu : menonjol

8) Abdomen

Luka bekas operasi : tidak ada

Strie : ada strie alba

Linea : ada linea nigra


111

9) Ekstremitas

a.Atas : Refleks patella potifif

b. Bawah : Tidak ada sianosis,oedema

10) Genetalia : tidak ada varies

11) Anus : tidak ada hemoroid

Palpasi

1) Leher : tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid,limfe, vena

jugularis

2) Dada : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyrti tekan pada

payudara

c) Pemeriksaan obstetric

Abdomen

Kontraksi : tidak ada

Leopol 1 : TFU 3 jari dibawa px, difundus teraba bundar lunak

tidak melenting (bokong)

Leopol 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba teraba keras datar

memanjang seperti papan(punggung kanan) danperut

bagian kiri ibu teraba ekstremitas.

Leopol 3 : bagian terendah teraba bulat keras dan melenting

(kepala janin)

Leopol 4 : kepala sudah masuk PAP (divergen)

Mc Donald : 28cm
112

TBBJ : (28-11) x 155 = 2635 gram

DJJ 140x/menit : Teratur.

Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma,

tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada haemoroid pada anus

d) Pemeriksaan penunjang

1) Laboratorium tanggal 12 agustus 2021 data diperoleh dari buku

KIA ibu.

(a) Darah

(1) HB : 11 gram/dl

(2) HBSAG : Non reaktif

(3) HIV : Non reaktif

(4) Sifilis : Non reaktif

2) USG : 1 kali pada tanggal 13 Januari 2022

posisi bayi letak kepala, usia kehamilan 36-37minggu.

3. Analisa

GlP0A0AH0 UK 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauteri,

presentasi kepala.

4.Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan TTV pada ibu tekanan darah

110/60 mmHg, suhu 36,8°C,Pernapasan 22x/mnt,nadi 82x/mnt,berat

badan 68 kg, bayi letak kepala, kepala sudah masuk PAP, DJJ

140x/m UK: 8-9 bulan (37-38minggu)


113

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

menyebutkannya yaitu : TD : 110/60 mmHg, DDJ : 140x/m.Ibu

merasa senang dengan hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu perdarahan,

janin kurang bergerak dari biasanya,bengkak kaki, tangan dan wajah

atau sakit kepala di sertai kejang, air ketuban keluar sebelum

waktunya, demam menggigil dan berkeringat, terasa sakit pada saat

kecing atau keluar keputihan atau gatal-gatal di daerah kemaluan,

batuk lama (lebih dari 2 minggu), jantung berdebar-debaratau nyeri

dada, ibu sulit tidur dan cemas berlebihan. Jika ibu mengalami tanda

bahaya segera kefasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tanda bahaya

trimester III Ibu mampu menyebutkan beberapa tanda bahaya seperti

sakit kepala disertai kejang, perdarahan, janin dirasakan kurang

bergerak dibandingkan sebelumnya dan ibu bersedia datang ke

puskesmas bila mendapatkan tanda bahaya kehamilan tersebut..

3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan meliputi sakit

padapinggang menjalar ke perut bagian bawah yang semakin lama

semakin sering, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar

air-air atau ketuban dari jalan lahir bila mengalami tanda-tanda

tersebut ibu harus ke fasilitas kesehatan.


114

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

menyebutkan kembali tanda persalinan seperti keluar lendir

bercampur darah dan perut mules semakin lama semakin sering.

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang istirahat yang cukup yaitu

tidur siang 1-2 jam/hari, dan tidur malam 7-8 jam/hari untuk menjaga

kondisi tubuh ibu dan menghindari kelelahan.

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan istirahat yang cukup yaitu

tidur siang 2 jam dan tidur malam 7-8 jam/hari.

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makan makanan bergizi

yang mengandung zat tenaga seperti nasi, jagung, dan ubi, zat

pembangun seperti ikan, daging, telur dan, zat pengatur seperti buah-

buahan dan sayuran. Makan makanan bergizi bertujuan memenuhi

kebutuhan gizi pada ibu dan membantu proses tumbuh kembang

janin.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mampu

menyebutkan kembali beberapa makanan yang mengandung zat

tenaga yaitu nasi, jagung, zat pembangun seperti ikan, telur, dan

daging, zat pengatur seperti buah-buahan.

6. Menjelaskan kepada ibu untuk mengonsumsi obat secara teratur yaitu

SF diminum 1x1 pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi

mual muntah, vitamin c diminum 1x1, kalk diminum 1x1, dan tidak

boleh dikonsumsi bersamaan dengan teh atau kopi karena dapat

menghambat proses penyerapan.


115

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan

mengonsumsi obat sesuai dengan dosis.SF 1x1/hari diminum pada

saat malam hari dengan air putih, tidak minum bercampur dengan

kopi, vit C, kalk tidak diminum bersamaan.

7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang aktivitas fisik yang bisa di

lakukan ibu dirumah yaitu ibu hamil yang sehat dapat melakukan

aktivitas fisik sehari-hari seperti menyapu dan memasak dengan

memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin yang di

kandungnnya. Ikuti senam ibu hamil sesuai dengan anjuran petugas

kesehatan.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu mampu

menyebutkan kembali beberapa aktifitas fisik yang bisa ibu lakukan

di rumah yaitu menyapu dan memasak.

8. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hal-hal yang perlu

dihindari ibu selama hamil yaitu kerja berat (mengangkat benda berat:

mengangkat air), merokok atau terpapar asap rokok, minum minuman

bersoda, beralkohol dan jamu, tidur terlentang>10 menit pada masa

hamil tua, ibu hamil minum obat tanpa resep dokter, serta stress

berlebihan.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mampu

menyebutkan kembali hal yang perlu dihindari ibu selama hamil yaitu

kerja berat, merokok, terpapar asap rokok, minum minuman bersoda,


116

beralkohol dan jamu, tidur terlentang >10 menit pada masa hamil tua,

ibu hamil minum obat tanpa resep dokter, serta strees berlebihan.

9. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan persiapan persalinan meliputi

persiapan pakaian ibu dan bayi, tabungan, rencanakan melahirkan di

faskes yang di inginkan ibu dan yang akan menolong persalinan ibu,

siapkan kartu BPJS, kendaraan yang akan mengantarkan ibu dan

orang yang akan mendampingi ibu saat persalinan, calon pendonor

darah.

Ibu mengatakan sudah mempersiapkan pakaian ibu (selimut, baju,

pakian dalam, pembalut) dan bayi (kain bedong, topi kaos

tangan ,kaos kaki, loyor) serta pendonor (suami dan adik)

10. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 28 Januari

2022 .

Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal

28 Januari 2022.

11. Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

Kunjungan kedua dirumah pasien

Tempat Pengkajian:dirumah Ny N.B (Noelbaki)

Tanggal: 28 Januari 2022 Jam: 17.00 WITA

a) Data Subjektif

Keluhan utama :

Ibu mengatakan sakit pada pinggang dan sering kencing.


117

b) Data Objektif

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : composimenti

3) Bentuk tubuh : normal

4) Ekspresi wajah : pucat

5) Tanda-tanda vital : TD : 100/70 MmHg, suhu 36,80c,

nadi : 80 x/menit, pernapasan: 20x/menit, BB saat ini 69 kg,

LiLA 30 cm. Tafsiran persalinan 12-02-2022

c). Pemeriksaan obstetric

Abdomen

Kontraksi : tidak ada

Leopol 1 : TFU 3 jari dibawah Px, difundus teraba bundar

lunak tidak melenting (bokong)

Leopol 2 : disebelah kanan perut ibu teraba keras datar

memanjang seperti papan (punggung) dan

sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas

Leopol 3 : bagian terendah teraba bulat keras melenting

(kepala)

Leopol 4 : Kepala sudah masuk PAP( pintu atas panggul)

Mc Donald : 30 cm

TBBJ : (30-12) x 155 = 2.945 gram

DJJ : 135x/menit. Teratur.

Ekstremitas :
118

1). Atas : Refleks kanan/ kiri (+/+)

2). Bawah : Tidak ada sianosis,oedema

d) G1P0A0AH0 UK 38-39 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine,

presentasi kepala.

e) Penatalaksanaan

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu tekanan darah

100/70 mmHg, suhu 36,8°C, pernapasan 20x/menit, nadi

80x/menit, bayi letak kepala, kepala sudah masuk PAP, DJJ

135x/m.

Ibu mengerti dengan penjelasan yanmg di berikan dan dapat

menyebutkan kembali hasil pemeriksaan yaitu : tekanan darah:

100/70 MmHg, DDJ 135x/ menit dan ibu merasa senang dengan

kondisi ibu dan janin.

2) Menjelaskan pada ibu bahwa sakit pada pinggang dan sering

kencing yang di alami disebabkan oleh pembesaran uterus yang

menyebabkan tekanan pada kandung kemih, sehingga membuat

ibu sering buang air kecil.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

mengulang kembali bahwa yang dirasakan ibu sering buang air

kecil disebabkan oleh pembesaran uterus yang menyebabkan

penekanan pada kandung kemih.


119

3) Memastikan kembali pengetahuan tentang tanda bahaya

kehamilan trimester III.

Ibu dapat mengulang kembali tanda bahaya seperti perdarahan,

janin kurang bergerak dari biasanya, sakit kepala, pusing, nyeri

perut bagian bawah yang hebat,kejang.

4) Memastikan kembali pengetahuan ibu tentang tanda-tanda

persalinan.

Ibu dapat mengulang kembali tanda persalinan seperti sakit pada

pinggang menjalar ke perut bagian bawah yang semakin lama

semakin sering, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir,

keluar air-air atau ketuban dari jalan lahir.

5) Memastikan kembali ibu tentang pola istirahat yang cukup.

Ibu mengatakan pola istrahatnya teratur yaitu : istrahat siang 1-2

jam/hari, istrahat malam 7-8 jam/hati

6) Mengevaluasi kembali ibu tentang pola makan makanan bergizi.

Ibu mengatakan makanan yang di makan terdiri dari : nasi,

jagung, ikan, telur, daging, sayuran dan buah-buahan .

7) Memastikan kembali ibu tentang minum obat secara teratur.

Ibu mengatakan obat SF di minum pada malam hari sebelum

tidur, Vit C diminum 1x1, kalak di minum 1x1 tidak boleh

dikonsumsi bersamaan dengan teh dan kopi.

8) Memastikan kembali ibu tentang aktivitas fisik yang bisa di

lakukan ibu dirumah.


120

ibu mengatakan pekerjaan yang dilakukan di rumah yaitu

menyapu dan memasak.

9) Memastikan kembali ibu tentang hal-hal yang perlu dihindari ibu

selama hamil.

Ibu mengatakan tidak melakukan pekerjaan yang berat, tidak

merokok, tidak minum minuman bersoda, beralkohol.

10) memastikan kembali ibu tentang persiapan persalinan

Ibu mengatakan telah mempersiapkan untuk persalinan yaitu

pakaian ibu dan bayi, tabungan, rencanakan melahirkan di faskes

yang di inginkan ibu dan yang akan menolong persalinan ibu,

siapkan kartu BPJS, kendaraan yang akan mengantarkan ibu dan

orang yang akan mendampingi ibu saat persalinan, calon

pendonor darah.

11) Mengingatkan ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan

jika mendapat tanda-tanda persalinan atau tanda-tanda bahaya

kehamilan.

Ibu bersedia akan datang untuk ke fasilitas kesehatan jika

mendapat tanda- tanda persalianan atau tanda- tanda bahaya

kehamilan.

12) Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan..


121

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


1. Kala I Tanggal : 1 Febuari 2022 di Puskesmas Tarus Pukul : 03:20
Wita
a. Data Subjektif

Ibu mengatakan nyeri pada pinggang menjalar ke perut bagian bawah,

keluar lendir dan darah dari jalan lahir sejak tanggal 31 februari 2022

pukul 21.00 WITA.

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik tampak kesakitan, kesadaran composmentis,

tekanan darah 100/70mmHg, suhu 36,70C,nadi 80x/menit,pernapasn

20x/menit, berat badan 69 kg. Tafsiran persalinan 12-02-2022

2. Pemeriksaan obstetric

Leopold 1 : TFU 2 jari dibawah px pada bagian fundus teraba

bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).

Leopold 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang

seperti papan ( punggung kanan).

Leopold 3 : pada sekmen bawah rahim teraba bulat, keras

melenting, (kepala)

Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP.


122

MC Donald : 30 cm

TBBJ : (30-11) x 155 : 2.945 gram.

DJJ : 142x/menit.

HIS : 3 kali dalam 10 menit lamanya 30-35 detik

3 .Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 01 Febuari 2022 jam: 03:22 wita

Vulva : tidak ada kelamaan, tidak ada varises, tidak ada

oedema

Vagina : ada pengeluaran dan lendir

Portio : tebal dan lunak

Pembukaan : 5 cm

selaput ketuban : positif (+)

Bagian terendah : kepala

Posisi/presentasi : kepala

Turun hodge : III

A : Analisa
GI P0 A0AH0 UK 38-39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri

presentasi kepala inpartu kala 1 fase aktif

P : Penatalaksanaan
a) Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah

100/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,70C, pernapasan 20x/menit,

DJJ 142/menit, pembukaan 5 cm, his 3 kali dalam 10 menit lamanya

30-35 detik, ketuban belum pecah, ibu suda dalam proses persalinan

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yaitu : tekanan darah

110/70 mmHg, DDJ 142x/menit


123

b) Menganjurkan kepada ibu untuk tidur miring kiri dengan kaki kiri

diluruskan dan kaki kanan di tekuk untuk melancarkan aliran oksigen

dari Ibu ke janin

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu tidur dengan

posisi miring ke kiri.

c) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum apabila ibu tidak

merasakan sakit agar ibu mempunyai tenaga dan tidak mudah

kelelahan pada saat proses persalinan

Ibu mengerti dan menerima anjuran yang diberikan serta akan makan

dan minum apabila ibu haus dan lapar.

d) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing karena akan

memperhambat proses penurunan kepala janin apabila kandung

kemih penuh

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan langsung berkemih apabila

ibu ingin berkemih, dakam keadaan kosong.

e) Memberikan dukungan moral dan mental pada ibu dengan cara

mendengarkan setiap keluhan ibu, memotivasi ibu agar ibu

bersemangat dalam menghadapi proses persalinan

Ibu menerima dukungan yang diberikan dan ibu tampak siap

menghadapi proses persalinan.

f) Mengajarkan kepada ibu cara relaksasi yaitu dengan cara menarik

nafas dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut saat ada

kontraksi.
124

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan yaitu: menarik nafas

lewat hidung dan keluarkan lewat mulut dan ibu dapat melakukanya

saat ada kontraksi.

g) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat proses

persalinan meliputi:

(1) Partus set (handscoon 2 pasang, setengah koher, kasa steril,

gunting tali pusat, gunting episiotomi, klem 2 buah, klem tali

pusat, kateter nelaton)

(2) Heacting set (1 pasang hanscoen, 1 pinset anatomi, 1 pinset

sirurgik, 1 gunting benang , nailpoeder dengan jarumnya jarum

otot dan jarum kulit, benang kronik, spuit)

(3) Infus set (aboket no.16/18 cm. cairan RL, selang infus, plester,

torniquet)

(4) APD lengkap (clemek, kaca mata, masker, sepatu boot)

Peralatan (neirbeken/bengkok, kom tertutup berisi air DTT, kom

tertutup berisi kapas DTT, termometer, stetoskop, tensi meter,

pita ukur, spuit 2,5-3 ml, spuit 1 ml, leanec/dopler, lampu sorot,

tempat sampah infeksius dan non infeksius, waskom , underped).

(5) Perlengkapan resusitasi (pengisap lendir, kasa, balon resusitasi,

bola karet yang baru, jam, sarung tangan, meja bayi)

(6) Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan persalinan dan

penanganan penyulit (oksitosin, lidokain 1%, cairan infus RL,


125

selang infus, kanul IV, ergometrin, kapsul/tablet ampisilin dan

amoxisilin, vitamin k, salep mata tetrasiklin 1%)

(7) Perlengkapan ibu dan bayi (kain bersih, baju bayi, topi bayi,

selimut, handuk, waslap 1 pasang, pembalut wanita, celana

dalam ibu, baju ibu, sabun, kain untuk ibu, makan dan minum

untuk ibu, plastik untuk simpan plasenta).

(8) Perlengkapan DTT (sarung tangan, larutan klorin dan sabu cuci

tangan, detergen, sikat, wadah untuk peralatan bekas pakai).

h). Mengobservasi kemajuan persalinan meliputi DJJ, TTV Ibu, Kontraksi,

Pemeriksaan Dalam (VT).

Waktu Kontraksi DJJ Nadi Suhu TD pembukaan Penurunan


03.22 3x10:30-35 142 80 36,7 110/70 5 cm Hodge II
03.52 3x10:35-40 148 82 - - - -
04.22 3x10:40-45 150 80 - - - -
04.52 4x10:40-50 152 78 - - - -
05.22 4x10:40-50 154 86 36,6 - - -
05.52 4x10:40-50 150 88 - - - -
06.22 5x10:50-55 146 85 - - - -
06.52 5x10:50-55 152 79 - - - -
07.22 5x10:50-55 140 80 36,8 110/60 9 cm Hodge III
07.50 5x10:50-55 150 82 37 120/60 10 cm Hodge IV

h) Mendokumentasikan proses persalinan pada partograf.


2. Kala II Tanggal : 01 Februari 2022 di Puskesmas Tarus Pukul :
07:50 Wita
a) Data Subjektif.
126

1). Ibu merasa nyeri perut bertambah dan semakin kuat.

2). Ibu merasakan dorongan yang kuat untuk meneran saat timbul

kontraksi

3). Ibu merasa ingin BAB.

b) Objektktif.

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah ibu

110/70 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 370C, pernapasan 20x/menit,

denyut jantung janin 142x/menit, kontraksi 5x dalam 10 menit

lamanya 45 detik

Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 1 Februari 2022 jam: 07:50 wita

Vulva : tidak ada kelamaan, tidak ada varises, tidak ada

oedema

Vagina : ada pengeluaran dan lendir

Portio : tidak teraba

Pembukaan : 10 cm

Selaput ketuban : Negatif (-)

Bagian terendah : kepala

Posisi/presentasi : kepala

Turun hodge : III

c) Analisa.

G1P0A0AH0 UK 38-39 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intrauterin, inpartu kala II.

d) Penatalaksanaan.
127

1) Bidan memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obat esensial

siap digunakan untuk menolong persalinan dan menatalaksanakan

komplikasi segera pada ibu dan BBL.

Alat dan bahan sudah lengkap.

2) Bidan yang bertugas menggunakan APD, celemek plastik atau

dari bahan yang tidak tembus cairan.

Sudah memakai celemek.

3) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci

tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir, kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk bersih dan kering.

Sudah melepaskan perhiasan dan sudah mencuci tangan.

4) Mengambil spuit 3 cc dan mengisap oksitosin 10 IU kemudian

masukan kedalam partus set (gunakan tangan yang memakai

sarung tangan DTT/steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasipada alat suntik).

Sudah dilakukan.

5) Evaluasi DJJ setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi).

Sudah dilakukan.

6) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman

yang sesuai keinginan ibu.

Sudah memberitahukan dan ibu sudah menemukan posisi yang

nyaman yaitu posisi dorsal recumbant


128

7) Membantu keluarga memberitahu menyiapkan posisi meneran

jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, pada kondisi

itu ibu di posisikan setengah duduk atau posisi yang di inginkan

dan nyaman bagi ibu.

Sudah dilakukan.

8) Membimbing ibu untuk meneran di saat ibu ingin meneran,

Sudah melakukan bimbingan meneran pada ibu.

9) Jika kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6cm, letakkan

handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi

Sudah dilakukan.

10) Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian, dibawah bokong

ibu.

Sudah meletakkan kain bersih di bawah bokong ibu.

11) Membuka partus set dan periksa kembali kelengkapan alat dan

bahan.

Sudah di lakukan peralatan lengkap dan siap pakai.

12) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk menolong

kelahiran bayi

Sudah memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

13) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perenium dengan satu tangan yang di lapisi kain yang

dilipat 1/3, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan

tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,


129

membiarkan kepala bayi keluar perlahan-lahan, menganjurkan ibu

untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat dan dangkal

saat kepala lahir.Dengan lembut menyeka muka, mulut,dan

hidung bayi dengan kain atau kassa yang bersih.

Sudah dilakukan.

14) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika ada lilitan tali pusatdan kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi

Sudah dilakukan dan tidak ada lilitan tali pusat.

15) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

16) Kepala sudah melakukan putaran paksi luar.

Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi(secara biparietal).

Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.

Setelah kepala dibawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan

bahu posterior.

Sudah di lakukan.

17) Setelah bayi dilahirkan, menelusurkan tangan mulai dari kepala

bayi yang berada dibagian bawah kearah perenium, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perenium, gunakan


130

lengan bagian bawah untuk menyanggah tubuh bayi saat

dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk

mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir

Sudah dilakukan dan bahu bayi sudah lahir.

18) Menelusurkantangan yang ada di atas (anterior) dan punggung

kearah kaki bayi untuk menyanggah saat punggung dan kaki lahir,

memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu

kelahiran bayi

Sudah dilakukan bayi lahir jam 08.00 WITA, tanggal 01 Febuari

2022 bayi menangis kuat, jenis kelamin laki-laki.

19) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), bayi menangis kuat,

pergerakan aktif.

20) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka,kepala,bagian tubuh

lainya tanpa membersihkan verniks,ganti handuk basah dengan

kain yang keringpastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di

atas perut bawah ibu.

Sudah dilakukan dan bayi dalam keadaan nyaman.

21) Melakukan penjepitan tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cmdari

pusat bayi gunakan telunjuk dan jari tengah, tangan yang

lainuntuk mendorong isi tali pusat kearah ibu dan klem tali pusat

pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.

Sudah dilakukan dan sudah menjepit tali pusat.

22) Melakukan Pemotongan dan pengikatan tali pusat.


131

Sudah melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat.

23) Meletakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontak kulit ibu dan

bayi, luruskan dada bayi sehingga dada bayi menempel di dada

ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae

ibu, selimuti bayi dan ibu dengan kain yang kering dan hangat,

pasang topi di kepala bayi, biarkan bayi melakukan kontak kulit di

dada ibu selama 1 jam.

Sudah dilakukan IMD ( inisiasi menyusui dini).

3. Kala III Tanggal : 01 Februari 2022 di Puskesmas Tarus


Pukul : 08:00 Wita
a) Data subyektif.

1) Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya.

2) Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.

b) Data obyektif.

TFU`setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus

membulat, serta keluar darah dari jalan lahir, tali pusat tambah

panjang.Keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis tekanan

darah 120 / 70 mmhg, nadi 80x /menit,pernapasan : 22x/m Suhu

36,8 °C.

c) Analisa

P1A0AH1 Partus Kala III

d) Penatalaksanaan
132

1) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir (hamil tunggal).

Sudah di lakukan dan bayi tunggal.

2) Memberitahu ibu bahwa ia akan di suntikan oksitosin agar

uterus berkontraksi dengan baik

Sudah memberitahukan ibu.

3) Melakukan penyuntikkan oksitosin 10 unit (IM) di 1/3 distal

lateral paha (lakukan aspirasi sebelum suntik oksitosin)

setelah 2 menit bayi lahir, dan reaksi dari oksitosin

memperkuat kontraksi pada otot rahim dan menghentikan

perdarahan setelah persalinan.

Sudah dilakukan.

4) Memindahkan klem tali pusat jarak 5 – 10 cm dari vulva

Sudah dilakukan.

5) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu

(diatas symphisis) untuk mendeteksi kontraksi, tangan lain

memegang klem untuk meregangkan tali pusat.

Sudah dilakukan.

6) Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat kearah

bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah

belakang atas (dorsolkronial) secara hati-hati (untuk

mencegah invorsia uteri) jika plasenta tidak lahir setelah 30-

40 detik hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga


133

kontraksi berikut dan ulangi kembali proses. Jika uterus tidak

segera berkontraksi minta ibu, suami, keluarga untuk

melakukan stimulasi putting susu.

Sudah dilakukan.

7) Melakukan penekanan bagian bawah dinding didepan uterus

kearah dorsal dan diikuti pergeseran tali pusat kearah distal

maka lanjutkan kearah kronial hingga plasenta dapat di

lakukan.

Sudah dilakukan.

8) Menganjurkan ibu untuk sedikit meneran tapi tali pusat hanya

ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama jika tidak

ada kontraksi).

Sudah dilakukan.

9) Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

Sudah dilakukan.

10) Membantu melahirkan plasenta Saat plasenta muncul di

introutus vagina, menerima plasenta dengan kedua tangan

pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

kemudian membantu melahirkan plasenta seluruhnya.

Sudah dilakukan plasenta lahir lengkap tangal 01-02-2022

jam 08.10 WITA dan sudah ditempatkan pada wadah

plasenta
134

4. Kala IV Tanggal : 01 Februari 2022 di Puskesmas Tarus Pukul :


08.10 Wita
a) Data subjektif.

1) Ibu merasa senang telah melahirkan bayi dan plasentanya.

2) Ibu merasa lelah dan ingin istirahat.

b) Data obyektif.

1) Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 08.20

WITA.

2) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 110/70mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 20x/menit,

suhu 36,7⁰C.

3) TFU 2 jari dibawah pusat.

4) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.

c) Analisa

PIA0AHI partus kala IV.

d) Penatalaksanaan

1) Melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

Sudah dilakukan dan uterus berkontraksi dengan baik.

2) Memeriksa kedua sisi plasenta (maternal-tetal) pastikan telah

dilahirkan lengkap masukan plasenta kedalam kantong

plastik, atau tempat khusus.

Sudah dilakukan dan plasenta lahir lengkap.


135

3) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan

perenium, lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1

dan 2 yang menimbulkan penjahitan.

Sudah dilakukan penjahitan perenium, derajat 2.

4) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

Sudah dilakukan dan uterus berkontraksi dengan baik.

5) Memastikan kandung kemih kosong jika perlu lakukan

kateterisasi.

Sudah di lakukan dan kandung kemih kosong.

6) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan

kedalam klorin 0,5% bersihkan darah dan cairan tubuh dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian

keringkan dengan handuk bersih.

Sudah dilakukan.

7) Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi.

Sudah dilakukan.

8) Memeriksa TTV dan pastikan keadaan umum ibu baik.

Sudah dilakukan.

9) Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

Sudah di lakukan perdarahan ±50 cc


136

10) Memantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernapas dengan

baik (40 – 60x/ menit), Jika bayi sulit bernapas merintih atau

retraksi diresusitasi dan segera rujuk kerumah sakit, Jika

bayi napas telalu cepat atau sesak napas segera rujuk

kerumah sakit, Jika kaki teraba dingin pastikan ruangan

hangat ibu dan bayi dalam satu selimut.

Sudah dilakukan.

11) Setelah 1jam IMD melakukan pengukuran antropometri

pada bayi. Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm,

lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut

33cm dan memberikan salep mata dan suntik Vit K 0,5 ml

dipaha kiri bayi HB0 pada paha kanan bayi

Salep mata , Vit K dan HB0 sudah diberikan.

12) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5% untuk dekontaminasi 10 menit cuci dan bilas

peralatan setelah didekontaminasi.

Sudah di lakukan .

13) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat

sampah yang sesuai.

Sudah dilakukan.

14) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh

dengan menggunakan air DTT, bersihkan cairan ketuban,


137

lendir, darah diranjang atau disekitar ibu berbaring bantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

Sudah dilakukan.

15) Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI

kepada bayinya, anjurkan ibu atau keluarga untuk memberi

makan dan minum yang diinginkan ibu.

Sudah dilakukan.

16) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%.Sudah dilakukan.

17) Mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung

tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan

dalam keadaan terbalik dan rendam selama 10 menit.

Sudah dilakukan.

18) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk yang

bersih dan kering.

Sudah dilakukan.

A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir umur < 6 Jam


Tanggal 01 februari 2022 jam 09.00 WITA

1) Subjektif

Ibu mengatakan baru habis melahirkan anaknya yang pertama jenis

kelamin laki-laki dan ibu merasa senang bersalin dengan normal,

keadaan bayinya baik.


138

2) Objektif

Bayi lahir jam 07.40 WITA, lahir spontan, keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, bergerak aktif, kulit kemerahan suhu 36,7ºC,

pernapasan 42x/menit, HR 152x/menit, A/S 8/9, panjang badan 49cm,

lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm, berat badan 2.500gram,

IMD (inisiasi menyusui dini) : bayi mencari puting susu Ibu

Pemeriksaan fisik

a) Kepala : Tidak ada caput succedaneum dan cephal

hematoma

b) Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, dan tidak

ada ikteri

c) Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada

pendarahan

d) Genitalia : Jenis kelamin perempuan labia mayor menutup

labia minor

e) Anus : Berlubang

f) Ekstremitas atas bawah : Gerakan tangan dan kaki aktif dan

jumlah jari lengkap.

g) Refleks

Morro : Positif (refleks ini terjadi ketika ada suara


yang berisik dan gerakan yang terjadi secara
tiba-tiba)
Rotting : Positif (refleks ini terjadi ketika ada sentuhan
di pinggir mulut).
139

Sucking : Positif (refleks ini terjadi ketika ada sentuhan


pada langit-langit).
Swallowing : Positif (refleks ini terjadi ketika bayi menyusu

akan terjadi proses menelan).

Babynski : positif (refleks ini terjadi ketika menggaruk

telapak kaki bayi).

h) Riwayat Eliminasi

BAB 1x, warna coklat kehitaman,bau khas mekonuim. BAK 1x,

warna jernih, bau khas ammoniak

3) Analisa

Bayi baru lahir normal umur 1 jam

4) Penatalaksanaan

(a) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa

keadaan bayi sehat dan tidak cacat. Suhu 36,7ºC, pernapasan

42x/menit, HR 152x/menit, panjang badan 47 cm, lingkar kepala

33 cm, lingkar dada 32 cm, berat badan 2500 gram.

Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan yaitu : berat

badan 2500 gram, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm,

panjang 49 cm, ibu dan keluarga senang dengan hasil pemeriksaan.

(b) Menjelaskan tentang pencegahan infeksi pada bayi baru lahir

dengan mencuci tangan 6 langkah, menerapkan 5 momen mencuci

tangan sebelum menyentu bayi.


140

Ibu mengerti dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan

yaitu mencuci tangan dengan 6 langkah dan momen sebelum

menyentu bayi,

(c) Menjaga bayi tetap hangat yaitu pakaikan pakaian bayi, bungkus

bayi dengan selimut kering dan tempatkan bayi di tempat yang

hangat.

Bayi dalam keadaan terbungkus

(d) Memberi salep mata tetracycline 1% pada ke dua mata bayi untuk

mencegah terjadinya infeksi pada mata.

Salep mata sudah di oleskan

(e) Menyuntikan Vitamin K 1 mg pada paha kiri bayi untuk mencegah

perdarahan pada otak

Vitamin K sudah disuntikan

(f) Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

D. Neonatus Usia > 6 Jam


1. Kunjungan neonatus pertama KN I / umur 2 hari

Tanggal 3 februari 2022 Jam 17.00 WITA

a) Data subyektif

Ibu mengatakan melahirkan bayinya 2 hari yang lalu, Tanggal 01

februari 2022 jam 08.00 WITA, jenis kelamin laki-laki, berat badan

2.500 gram bayi menyusu kuat, dan tidak rewel, BAB 1x/hari, warna

meconium, BAK 3x/hari.


141

b) Data obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,70C, RR 47x/menit, HR 158x/menit

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat masih basah, tidak

ada tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan, ekstrimitas atas dan

bawah bergerak aktif.

c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai umur kehamilan umur 2 hari.

d) Penatalaksanaan

1) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan bahwa keadaan bayinyayaitu berat badan 2500

gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada

32 cm, lingkar perut 33 cm, suhu 36,7ºC, pernapasan 47 x/

menit, HR 158 x/ menit, gerakan aktif, tonus otot kuat.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan senang

karena bayinya dalam keadaan sehat.

2) Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan

membungkus bayi dengan kain kering dan bersi serta mengganti

popok bayi yang basah dengan yang baru.

Ibu mengerti dan Sudah melakukannya, bayi dalam keadaan

terbungkus dengan kain kering


142

3) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam, apabila bayi tertidur bangunkan bayi, pemberiaan

ASI kepada bayi dari usia 0-6 bulan tanpa ada makanan

tambahan/pendamping.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan akan menyusui

bayinya sesering mungkin setiap 2 jam dan berikan ASI Ekslusif

selama 6 bulan tanpa makanan pendamping.

4) Memberitahukan ibu cara perawatan tali pusat yaitu jangan

memberi atau membubuhkan sesuatu apapun, baik itu obat

maupun ramuan tradisional pada tali pusat bayi yang masih

basah. Jaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.

Ibu dapat menyebut kembali cara perawatan tali pusat yaitu

jangan memberi atau membubuhkan sesuatu apapun, baik itu

obat maupun ramuan tradisional pada tali pusat bayi yang masih

basah. Jaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.

5) Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi kuning,

infeksi tali pusat (tali pusat berbau, merah, dan terdapat nanah,

serta sianosis), bayi tidak mau menyusu, kejang, dan demam.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan dapat

menyebut kembali tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi

kuning, infeksi tali pusat (tali pusat berbau, merah, dan terdapat

nanah, serta sianosis), bayi tidak mau menyusu, kejang, dan

demam.
143

6) Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 07

Febuari 2022 .

Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang pada

tanggal 7 Febuari 2022.

7) Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

2.Kunjungan Neonatus kedua KN II / Umur 6 hari

Tanggal 07 februari 2022 Jam 16.00 WITA

a) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, tidak rewel,bayi BAK 7-

8x/hari warna kuning jernih konsistensi lunak, BAB 3-4x/hari warna

kuning jernih konsistensi cair.

b) Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,70C, pernapasn 48x/menit, HR

142x/menit

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat sudah lepas, tidak

ada tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan, ekstrimitas atas dan

bawah bergerak aktif.

c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari

d) Penatalaksanaan
144

1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan yaitu suhu 36,7ºC, pernapasan 48x/menit, HR

142x/menit

Ibu senang dengan hasil yang sudah di sampaikan.

2) Memastikan kembali pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru

lahir.

Ibu dapat menyebut kembali tanda bahaya bayi baru lahir yaitu

bayi kuning, infeksi tali pusat (tali pusat berbau, merah, dan

terdapat nanah, serta sianosis), bayi tidak mau menyusui, kejang,

dan demam.

3) Memastikan kembali pada ibu apa ibu sudah memberikan ASI

pada bayi setiap 2 jam sekali atau 8x/hari.

Ibu mengatakan menyusui bayinya sesuai yang di anjurkan yaitu

2 jam sekali dan apabila bayi tertidur ibu bangunkan.

4) Memastikan tali pusat bayi tidak terinfeksi.

Pusat dalam keadaan kering dan bersih, tidak di dapati tanda-

tanda infeksi

5) Memastikan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

Bayi dalam keadaan terbungkus dengan kain tebal

6).Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Febuari

2022 .

Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang pada

tanggal 25 Febuari 2022.


145

7).Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

3. Kunjungan Neonatus ketiga KN III / Umur 24 hari

Tanggal 25 Febuari 2022 Jam : 17.00 WITA

a) Data subjektif

Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, tidak rewel,bayi BAK

5-7x/hari warna kuning jernih konsistensi cair, BAB 3-5x/hari warna

kuning konsistensi lunak.

b) Data objektif.

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,80C, RR 45x/menit, HR

140x/menit

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit

kemerahan, ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif.

c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 24 hari

d) Penatalaksanaan.

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah

Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah


146

dilakukan yaitu tanda-tanda vital suhu, 36,8ºC, pernapasan

45x/menit, HR 140x/menit

Ibu dan keluarga senang dengan hasil pemeriksaan.

2) Mengevaluasi kehangatan bayi

Bayi dalam keadaan terbungkus dan hangat

3) Anjurkan pada ibu cara menjaga kebersihan bayi seperti bayinya

di mandikan 2x sehari dengan air hangat yang bersih dan

gunakan sabun serta sampo, ganti popok bayi apabila sudah

basah dengan popok baru yang bersih dan kering, ganti pakaian

bayi setelah mandi atau apabila terasa lembab atau basah,

bersihkan pantat dan alat kelamin bayi setelah BAB/BAK.

Sudah dilakukan.

4) Menilai kembali pemberian ASI .

Ibu mengatakan bayinya hanya mendapat ASI yang cukup tanpa

diberikan pendamping ASI atau susu formula.

5) Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya bagi bayi

Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau

menyusu, kejang-kejang, demam/panas tinggi.

6) Mengingatkan pada ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas

untuk penimbangan bayi dan mendapatkan imunisasi BCG

bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit tuberkolusis

yang berat dan polio yang mencegah lumpuh layuh pada tungkai

dan atau lengan.


147

Ibu akan pergi ke Puskesmas Tarus untuk mendapatkan

imunisasi.

E .Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

1. Kunjungan Nifas I (KF 2 hari)

Tanggal 03 februari 2021 Jam 17.00 WITA

a) Data Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya tanggal 01 februari 2022

jam 08.00 WITA. Ibu masih merasakan nyeri pada perutnya dan nyeri

pada luka perineum, ibu BAK 1x dan belum BAB.

b) Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

KU : baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit,

suhu 37 ºC, pernapasan 20 x/menit

2) Pemeriksaan fisik :

Konjungtiva merah muda, wajah tidak pucat dan tidak ikterik,

puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola, ada

pengeluaran kolostrum, tinggu fundus uteri 2 jari dibawah pusat,


148

kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan ada pengeluaran

lochea rubra (warna merah segar).

c) Analisa

Post Partum Normal hari ke 2.

d) Penatalaksanaan

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu keadaan umum

ibu baik, tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 37ºC, nadi 82x/menit,

pernapasan 21x/menit, TFU 3 jari dibawah pusat, lochea rubra,

involusi baik.

Ibu senang dengan hasil pemeriksaan yang di sampaikan seperti tanda-

tanda vital dalam batas normal seperti tekanan darah, suhu, nadi.

1) Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri yang dirasakan pada perut dan luka

perineum ibu disebabkan karena adanya perlukaan pada daerah

perineum setelah melalui proses kelahiran bayi dan akan segera pulih

dalam hitungan hari.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

menyebutkan kembali bahwa luka perineum disebabkan dari luka pada

saat proses persalinan.

2) Menjelaskan pada ibu perawatan jahitan perineum yaitu membersihkan

vagina dan bagian perineum setelah buang air, gunakan air hangat.
149

Keringkan area vagina dan perineum menggunakan tisu atau kain yang

bersih, ganti pembalut setiap 4-6 jam, Biarkan perineum dan vagina

sembuh dengan sendirinya. Artinya, jangan terlalu sering mengecek

dan menyentuhnya, jangan takut untuk BAB karena jahitannya tidak

akan robek. Namun untuk memudahkan dan melancarkan BAB,

minumlah banyak cairan dan konsumsilah buah dan sayuran segar.

Ibu bersedia melakukan perawatan perineum seperti membersihkan

vagina dan bagian perineum setelah buang air, menggunakan air

hangat, mengeringkan area vagina dan perineum menggunakan tisu

atau kain yang bersih, mengganti pembalut setiap 4-6 jam dan minum

banyak cairan dan mengkonsumsi buah dan sayuran segar.

3) Menganjurkan ibu untuk terus mobilisasi karena dengan mobilisasi

dapat menyebabkan otot-otot punggung kembali normal sehingga

mengurangi rasa sakit pada punggung.

Ibu bersedia melakukan mobilisasi.

4) Menjelaskan pada ibu untuk makan makanan bergizi yaitu makan

3x/hari, makan makananan yang mengandung karbohidrat seperti nasi,

makanan yang mengandung protein nabati dan hewani seperti sayuran

hijau yaitu daun bayam, daun kelor dan lauk pauk seperti tempe/tahu,

ikan daging, telur, makan buah-buahan seperti apel dan pisang, serta

banyak minum air putih. Kebutuhan air minum pada ibu menyusui

pada 6 bulan pertama 14 gelas sehari dan 6 bulan kedua adalah 12

gelas sehari.
150

Ibu mengatakan akan makan makanan yang bergizi yaitu makan

3x/hari, makan nasi, sayuran hijau seperi bayam, daun kelor,

tempe,tahu, ikan, makan buah-buahan dan banyak minum air putih

yaitu 14 gelas sehari.

5) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang cara menjaga

kebersihan diri melakukan personal hygiene dan yaitu mandi 2 kali

sehari dan tidak membiarkan luka operasi terkena air dan ibu harus

menjaga kebersihan luka bekas operasi, sikat gigi 2 kali sehari,

keramas rambut 2-3 kali seminggu, ganti pakaian luar setiap kali

selesai mandi, ganti pakaian dalam setiap kali selesai mandi atau jika

basah, cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAK/BAB.

Membersihkan genitalia dan anus setiap kali selesai BAK/BAB.

Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali tentang perawatan

sehari-hari seperti yang dianjurkan yaitu mandi 2x/hari , ganti pakain

dalam dan pakaian luar 2x/hari, cuci tangan sebelum makan dan

sesudah BAB/BAK.

6) Menjelaskan pada ibu tentang istirahat yang benar yaitu tidur siang

minimal 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari. Saat bayi istirahat

ibu juga harus istirahat

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan istirahat yang benar yaitu tidur

siang minimal 1 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari.


151

7) Memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk

atau berbaring dengan santai, perah sedikit kolustrum atau ASI dan

oleskan pada daerah puting dan sekitarnya, bayi diletakkan menghadap

ke ibu dengan posisi perut bayi menempel ke perut ibu, dagu bayi

menempel ke payudara, telinga dan lengan bayi berada dalam satu

garis lurus, mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar

puting susu. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum

pindah ke payudara lainnya, dan berikan ASI selama 6 bulan tanpa

makanan pendamping.

Ibu akan melakukannya dan akan memberikan bayinya ASI selama 6

bulan tanpa makanan pendamping.

8) Menginformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu

perdarahan lewat jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau

sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, Payudara

bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung dan

menangis.

Ibu dapat menyebut kembali tanda bahaya nifas seperti perdarahan

lewat jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala

dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, merah

disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih , murung dan menangis.

9) Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur yaitu

a. Amoksilin 3x500mg

b. Asam mefenamt 3x500mg


152

c. Tablet Fe 60mg 1x1

Ibu mengatakan akan minum obat secara teratur.

11).Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 07 Febuari

2022 .

Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal

07 Febuari 2022.

12) Melakukan pendokumentasian.

Pendokumentasian telah dilakukan.

2. Kunjungan Nifas kedua (KF II)

Tanggal 07 februari 2022 Jam 16.00 WITA

a) Data Subjektif.

Ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja dan bayinya sudah

menyusui dengan kuat dan masih keluar darah dari jalan lahir

sedikit, sudah ganti pembalut 2 kali.

b) Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

100/60 mmHg, Suhu 36,8ºC, nadi 82 x/menit, pernapasan 20x/

menit.ASI keluar banyak, tidak ada bendungan ASI, TFU 3 jari

dibawah pusat, kontraksi uterus baik, dan ada pengeluaran lochea

sanguinolenta(kuning kecoklatan)

c) Analisa masalah.

nifas hari ke 6

d) Penatalaksanaan
153

1) Mengiformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,80C,

pernapasan 20 x/menit.TFU 2 jari di bawah pusat, kandung

kemih kosong, kontraksi uterus baik (keras), lochea

sanguinolenta.

Ibu dan kelurga senang dengan hasil pemeriksaan yang di

lakukan.

2) Mengevaluasi kembali ibu tentang makan makanan bergizi

Ibu dapat mengulang kembali tentangmakan makanan yang

bergizi yaitu makan 3x/hari, makan nasi, sayuran hijau seperi

bayam, daun kelor, tempe,tahu, ikan, makan buah-buahan dan

banyak minum air putih yaitu 14 gelas sehari.

3) Mengevaluasi kembali ibu tentang perawatan kebersihan

sehari-hari .

Ibu mampu mengulang kembali perawatan sehari-hari seperti

yang dianjurkan seperti mandi 2x/hari dan tidak membiarkan

luka operasi terkena air dan ibu harus menjaga kebersihan luka

bekas operasi, ganti pakain dalam, cuci tangan sebelum makan

dan sesudah BAB/BAK.

4) Mengevaluasi kembali ibu tentang istirahat yang benar

Ibu mampu menyebutkan kembali istirahat yang benar yaitu

tidur siang minimal 1 jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari.

5) Mengevaluasi kembali ibu tentang ASI ekslusif


154

Ibu dapat mengulang kembali penjelasan tentang menyusui

bayi dengan sering dapat memperlancar produksi ASI akibat

hisapan bayi, ASI eksulif memberikan manfaat yang banyak

untuk ibu dan bayi. Salah satunya bagi ibu sebagai alat.

kontrasepsi alami dan bagi bayi ialah meningkatkan kekebalan

tubuh dan bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak bayi.

6) Mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya masa nifas.

Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada masa nifas yaitu

pengeluaran pervaginam yang berbau busuk, ibu demam tinggi,

menggigil dan sakit kepala, sulit tidur dan sesak nafas, jantung

berdebar kencang, kejang, nyeri perut bagian bawah yang

hebat, bengkak pada kaki, tangan dan wajah serta penglihatan

kabur.

7) Mengingatkan kembali ibu untuk minum obat secara teratur

yaitu:

a) Amoksilin 3x500mg

b) Tablet Fe 60 mg 1x1

Ibu mengatakan akan minum obat secara teratur.

8. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25

Febuari 2022 .

Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang pada

tanggal 25 Febuari 2022.

9. Melakukan pendokumentasian.
155

Pendokumentasian telah dilakukan.

3. Kunjungan Nifas ketiga (KF III )

Tanggal 25 Febuari 2022 Jam 17.00 WITA

a) Data Subjektif.

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.

b) Data Objektif.

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

110/80 mmHg, nadi 78 x/menit, suhu 36,7ºC, pernapasan 20 x/menit.

Laktasi baik, tanda-tanda infeksi pada payudara tidak ada, tidak ada

luka bekas operasi, involusi baik, TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong, lokhea alba, warna putih.

c) Analisa Masalah

nifas nomal hari ke 24

d) Pelaksanaan

1) Mengiformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 78 x/menit, suhu 36,7ºC, pernapasan 20 x/menit.

laktasi baik, tanda-tanda infeksi pada payudara tidak ada.

Ibu senang dengan hasil pemeriksaan.

2) Mengevaluasi kembali ibu untuk tetap memenuhi gizinya.


156

Ibu dapat menyebutkan kembali seperti makan 3 kali sehari

dengan makanan selingan dan banyak minum air, makanan

bergizi yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein seperti

nasi, roti, daging, telur, susu dan ikan supaya ibu mendapatkan

tenaga yang cukup untuk kegiatan sehari-hari dan bayi akan

mendapatkan ASI yang cukup.

3) Mengevaluasi kembali ibu tentang mengonsumsi tablet tambah

darah.

Ibu sudah minum tablet tambah darah rutin 1x1 tiap hari.

4) Menjelaskan macam-macam KB dan efek samping KB yaitu :

(a) Metode Alami

(1) Koitus terputus (senggama terputus)

Penis di keluarkan dari vagina saat sebelum ejakulasi.

(2) Sistem kalender

Memantau siklus menstruasi menggunakan sistem

kalender.

(3) Metode amenore laktasi

Menyusui bayi secara esklusif selama 6 bulan tanpa

makanan tambahan.

b) Metode Perlindungan (Barrier)

(1) Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah

sperma bertemu sel telur. Efek sampingnya kondom dapat


157

tertinggal dalam kelamin ibu dan ibu bisa keputihan dan

terjadi infeksi yang ringan.

(2) Spermisida, bahan yang menonaktifkan sperma sebelum

masuk ke dalam rongga rahim. Efek sampingnya iritasi

vagina dan infeksi di saluran kencing.

(3) Diafragma, lingkaran cincin yang dipasang menutup

mulut rahim sebelum vagina. Efek samping infeksi tinggi.

(4) AKDR, alat yang dipasang dalam rahim. Efek samping

yaitu amenore/tidak mendapatkan haid, perdarahan

bercak, nyeri.

c) Metode Hormonal

(1) Pil Kb yaitu Pil yang mengandung hormon

progesteron.Efek samping mual, muntah, amenore,

spotting.

(2) Suntik Kb yaitu suntikan yang mengandung hormon

progesteron yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Efek

samping amenorhea, spoting.

(3) Susuk kb implant yaitu alat yang dimasukan tabung kecil

dibawah kulit pada bagian lengan. Efek samping

yaituamenorhea, spoting, ekspulsi, infeksi pada daerah

insisi.

d) Metode kontrasepsi permanent/ kontrasepsi mantap.


158

(1) Tubektomi yaitu saluran telur wanita disumbat dengan

cara diikat, dipotong, atau dilaser/dilakukan

pengangkatan pada rahim.

(2) Vasektomi yaitu memotong saluran sperma, dan tidak ada

efek samping. Ibu dapat menyebutkan alat kontrasepsi

yang ingin di gunakan yaitu implan 3 tahun.

4. Kunjungan Nifas keempat (KF IV )

Tanggal 12 Maret 2022 Jam 17.00 WITA

a) Data Subjektif.

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.

b) Data Objektif.

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,7ºC, pernapasan 20 x/menit. Laktasi

baik, tanda-tanda infeksi pada payudara tidak ada, tidak ada luka bekas

operasi, involusi baik, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong, lokhea

alba, warna putih.

c) Analisa Masalah

nifas nomal hari ke 39

d) Pelaksanaan

1) Mengiformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,

nadi 80 x/menit, suhu 36,7ºC, pernapasan 20 x/menit. laktasi baik,

tanda-tanda infeksi pada payudara tidak ada.


159

Ibu senang dengan hasil pemeriksaan.

2) Mengevaluasi kembali ibu untuk tetap memenuhi gizinya.

Ibu dapat menyebutkan kembali seperti makan 3 kali sehari dengan

makanan selingan dan banyak minum air, makanan bergizi yang

mengandung karbohidrat, lemak dan protein seperti nasi, roti, daging,

telur, susu dan ikan supaya ibu mendapatkan tenaga yang cukup untuk

kegiatan sehari-hari dan bayi akan mendapatkan ASI yang cukup.

3) Mengevaluasi kembali ibu tentang mengonsumsi tablet tambah

darah.

Ibu sudah minum tablet tambah darah rutin 1x1 tiap hari.

4) Menjelaskan macam-macam KB dan efek samping KB yaitu :

(a) Metode Alami

(1) Koitus terputus (senggama terputus)

Penis di keluarkan dari vagina saat sebelum ejakulasi.

(2) Sistem kalender

Memantau siklus menstruasi menggunakan sistem kalender.

(3) Metode amenore laktasi

Menyusui bayi secara esklusif selama 6 bulan tanpa makanan

tambahan.

(b) Metode Perlindungan (Barrier)

(1) Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah

sperma bertemu sel telur. Efek sampingnya kondom dapat


160

tertinggal dalam kelamin ibu dan ibu bisa keputihan dan

terjadi infeksi yang ringan.

(2) Spermisida, bahan yang menonaktifkan sperma sebelum

masuk ke dalam rongga rahim. Efek sampingnya iritasi

vagina dan infeksi di saluran kencing.

(3) Diafragma, lingkaran cincin yang dipasang menutup

mulut rahim sebelum vagina. Efek samping infeksi tinggi.

(4) AKDR, alat yang dipasang dalam rahim. Efek samping

yaitu amenore/tidak mendapatkan haid, perdarahan

bercak, nyeri.

(c) Metode Hormonal

(1) Pil Kb yaitu Pil yang mengandung hormon progesteron.

Efek samping mual, muntah, amenore, spotting.

(2) Suntik Kb yaitu suntikan yang mengandung hormon

progesteron yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Efek

samping amenorhea, spoting.

(3) Susuk kb implant yaitu alat yang dimasukan tabung kecil

dibawah kulit pada bagian lengan. Efek samping yaitu

amenorhea, spoting, ekspulsi, infeksi pada daerah insisi.

(d) Metode kontrasepsi permanent/ kontrasepsi mantap.

(1) Tubektomi yaitu saluran telur wanita disumbat dengan

cara diikat,dipotong, atau dilaser/dilakukan pengangkatan

pada rahim.
161

(2) Vasektomi yaitu memotong saluran sperma, dan tidak ada

efek samping.

Ibu dapat menyebutkan alat kontrasepsi yang ingin di


gunakan yaitu implan 3 tahun
5. Melakukan pendokumentasian
Pendokumentasia telah dilakukan.
162

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan

yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang

dilaksanakan dari usia kehamilan Trimester III yaitu 37 - 38 minggu sampai

dengan 6 minggu postpartum yang dimulai dari tanggal 20 Januari 2022 sampai

12 Maret 2022 di Puskesmas Tarus.

Pada BAB ini penulis membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan teori

yang ada pada BAB II dan dianalisa faktor pendukung maupun faktor penghambat

sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan

mencakup:

A. Ante Natal Care

Pada kasus Ny. N.B G1 P0 A0 AH0 UK 37- 38 minggu Tunggal Hidup

Presentasi Kepala intra uteri mendapat pemeriksaan kehamilan pada TM III

sebanyak 2 kali.

Kunjungan Ante Natal Care I pada tanggal 20 Januari 2022 asuhan

kebidanan yang di berikan adalah mengobservasi tanda-tanda vital, jelaskan

tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, kebersihan diri, anjuran untuk

istirahat, makan makanan bergizi, minum obat teratur, persiapan persalinan

dnan jadwalkan kunjungan ulang.

Kunjungan Ante Natal Care II pada tanggal 28 Februari 2022 asuhan

yang diberikan adalah menginformasikan tanda-tanda vital, mengevaluasi


163

kembali tanda bahaya, tanda persalinan, kebersihan diri, istirahat yang cukup,

makan-makanan bergizi, minum obat secara teratur, persiapan persalinan.

Program pemerintah mengatakan bahwa ibu hamil TM III mendapat

pelayanan atau perawatan kehamilan minimal 2 kali yaitu pada saat hamil 7-8

bulan (UK 37-38 minggu) sebanyak 1 kali dan hamil 9 bulan (UK 38-39

minggu) sebanyak 1 kali. Asuhan yang diberikan adalah adalah 10 jenis

pelayanan(10 T) yaitu pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat

badan, pengukuran tekanan darah, pengkuruan lingkar lengan atas,

pengukuraan tinggi fundus uteri, penentuan letak janin dan penghitungan

denyut jantung janin, penentuan status imuniasi tetanus toksoid, pemberian

tablet tambah darah, tes laboratorium, konseling dan penjelasan, tata laksana

atau mendapatkan pengobatan (Kemenkes RI,2017).

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetric untuk optimalisasi iuran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan pemantauan rutih selama kehamilan. (Manuaba,2010).Asuhan yang

diberikan adalah 10 T yaitu :

1. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

Tinggi badan diperiksa sekali saat ibu hamil datang pertama kali

kunjungan, apabila hasil pengukuran < 145 cm maka adanya resiko

panggul sempit. Tinggi badan N.B. > 145 yaitu dengan TB 160 cm.

Penambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 6,5 kg – 16 kg

(Kemenkes 2018). Kenaikan berat badan Ny N.B selama kehamilan

sebanyak 8 kg yaitu dari 60 kg sebelum hamil menjadi 68 kg pada usia


164

kehamilan 38 - 39 minggu. Hal ini sesuai dengan penulis menyatakan

bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Pengukuran tekanan darah

Kemenkes 2018, pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk

mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah

yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala ke arah hipertensi dan

preeklamsi. Apabila turun dibawa normal kita pikirkan kearah anemia.

Tekanan darah normal berkisar 110/70 -120/80 mmHg. Setiap kali

pemeriksaan kehamilan tekanan darah Ny N.B berkisar antara 110/60

mmHg-120/80 mmHg. Tekanan darah Ny. N.B dalam batas normal.

Penulis menyatakan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

3. Pengukuran LILA

Pengukuran LILA pada kunjungan pertama kehamilan yaitu 30 cm.

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama dengan pasien di

TM I untuk skrining beresiko KEK dimana LILA kurang dari < 23,5

cm.Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah.

Penulis menyatakan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4. Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan ( Kemenkes 2017). Pengukuran

tinggi fundus uteri pada Ny N.B saat kunjungan pertama 28 cm TBBJ

2635 gram. Penulis menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.
165

5. Penentuan letak janin dan penghitungan denyut jantung janin

DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160

x/menit menunjukan gawat janin. Jika pada TM III bagian bawah janin

bukan kepala atau kepala janin belum masuk pintu atas panggul berarti ada

kelainan letak, panggul sempit, atau masalah lain. Setiap kali pemeriksaan

letak janin dan DJJ yang dilakukan Ny N.B selama kunjungan kehamilan

yaitu posisi terendah kepala dan DJJ 120-160x/menit. Penulis menyatakan

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6. Imunisasi TT2 di berikan pada usia (UK 13-14 Minggu).

Ny.N.B telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.Karena Ny

N.B masih ingat waktu SD pernah mendapatkan imunisasi sebanyak 1 kali.

Penulis menyatakan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Pemberian tablet tambah darah

Pemberian tablet zat besi 90 tablet selama kehamilan dimulai dengan

memberikan 1 tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang.Setiap

ibu hamil minimal mendapat 90 tablet selama kehamilan. Ny N.B selama

kehamilan sudah mendapatkan tablet zat besi (Fe) sebanyak 90 tablet.

8. Tes Laboratorium

Ny N.B sudah melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan

golongan darah dan hasil B , pemeriksaan HB hasilnya 11 gr%. Tes HB

untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia), pemeriksaan

darah lainnya, seperti HIV dan anemia, (Kemenkes RI, 2017).


166

9. Konseling atau penjelasan

Konseling yang diberikan pada Ny N.B pemeriksaan kehamilan yaitu:

a) Menganjurkan ibu untuk melakukan istirahat yang cukup yaitu tidur

siang minimal 1 – 2 jam/hari dan tidur malam 7 - 8 jam/hari, ibu dapat

mengulanginya kembali sesuai anjuran.

b) Menjelaskan tanda bahaya kehamilan TM III yaitu perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak

diwajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin

tidak terasa.

c) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti perut

mules teratur, semakin sering dan lama, serta keluar lendir bercampur

darah dari jalan lahir.

d) Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan persiapan persalinan yakni

persiapan uang, kendaraan, pendonor darah, persiapan pakaian ibu dan

bayi, persiapan penolong dan tempat persalinan.

e) Konseling atau penjelasan oleh tenaga kesehatan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kehamilan bawaan, persalinan dan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif,

keluarga berencana dan imunisasi pada bayi. (Kemenkes RI, 2017).

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny N.B tidak ditemukan kelainan. Masa

hamil Ny N.B berjalan normal dan tidak membutuhkan penanganan

khusus. Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil, harus ditangani
167

sesuai standard an kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak

dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. (Kemenkes RI,

2017).

Berdasarkan kajian kasus pada kasus Ny. N.B tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek pada pelaksanaan ANC karena telah melakukan

perawatan kehamilan sebanyak II kali dan mendapatkan asuhan 10 T.

B. Intranatal Care

Pada kasus Ny.N.B G1 P0 A0 AH0 Hamil 38-39 Minggu, Janin Tunggal

hidup, Presentasi Kepala, Intra Uteri dengan inpartu kala I fase aktif Pada

tanggal 1 Febuari 2022. Pukul 03.22. Hasil pemeriksaan subjektif :ibu

mengatakan hamil anak pertama, ibu merasa nyeri pada pinggang menjalar ke

perut bagian bawah, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak

pukul 21.00 WITA. Pemeriksaan Objektif : dilakukan pemeriksaan umum

dan fisik dalam batas normal, pemeriksaan dalam hasilnya vulva vagina tidak

ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh , presentasi

kepala, penurunan Hodge I posisi UUK kanan depan dan molase tidak

ada.Kala II pada tanggal 01 Februari 2022. pukul 08.00 bayi lahir secara

normal,keadaan ibu dan bayi sehat,berat badan 2500 gram, Panjang badan 49

cm,lingkar kepala 33cm,lingkar dada 34cm, lingkar perut 33cm,bayi tidak

cacat dan tidak ada kelainan.partus Kala III pada tanggal 01 Februari

2022.pukul 08.00 , Kala IV pada tanggal 01 Februari 2022 .pukul 08.10 wita

keadaan ibu dan bayi sehat.Telah mendapat asuhan kebidanan meliputi,

menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, mengobservasikan kemajuan


168

persalinan sesuai dengan partograf, memberi intake yang cukup, mengajarkan

teknik relaksasi dan pengaturan napas saat timbul kontraksi, menganjurkan

ibu untuk tidur miring ke kiri, menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri

dalam persalinan, memberi support dan motifasi pada ibu.

Menurut Desi Warnaliza (2018) bahwa intra care dibedakan menjadi 4

fase antara lain : Kala I dimulai sejak kontraksi tanggal 01 Febuari 2022 wita

dari pukul 03.22 teratur sampai pembukaan lengkap. Pada primigravida

lamanya 10 - 12 jam dan pada multigravida 7 - 8 jam. Asuhan kebidanan

yang diberikan meliputi, menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu,

mengobservasikan kemajuan persalinan sesuai dengan partograf, memberi

intake yang cukup, mengajarkan teknik relaksasi dan pengaturan napas saat

timbul kontraksi,menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri, menjelaskan

pada ibu tentang penyebab nyeri dalam persalinan, memberi support dan

motifasi pada ibu.

Kala II terhitung sejak tanggal 01 Februari 2022. pukul 07:50 wita

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Primigravida lamanya 2 jam,

sedangkan multigravida 1 jam. Asuhan kebidanan yang diberikan meliputi,

melihat tanda dan gejala kala II, memastikan kelengkapan alat dan bahan

pertolongan persalinan, meminta bantuan keluarga untuk mengiapkan posisi

ibu, memimpin meneran saat ada dorongan yang kuat untuk meneran,

memakai handscoon steril, menyokong perineum saat kepala bayi membuka

vulva 5-6 cm dengan tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan

tangan kiri, memeriksa adanya lilitan tali pusat, menunggu kepala melakukan
169

putaran paksi luar, melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakan

secara biparietal pada kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk

melahirkan bahu depan dan menarik kepala ke atas untuk melahirkan bahu

belakang, kemudian melahirkan bayi secara sangga susur, menilai bayi segera

setelah lahir, mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan kain bersih dan

kering, memeriksa fundus uteri memastikan janin tunggal, dan perdarahan ±

50 cc.

Kala III sejak tanggal 01 Februari 2022.pukul 08.10 wita disebut

waktu pelepasan dan pengeluaran ari-ari/plasenta. Lepasnya plasenta sudah

dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda- tanda seperti uterus

menjadi bulat,uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim,tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Asuhan yang

diberikan meliputi, memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin,

menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas bagian kiri,

menjepit tali pusat dengan klempertama ± 3 cm dari perut bayi,

danmemasang klem kedua ± 2 cm dari klem pertama, memotong tali pusat

dan mengikatnya dengan pengikat tali pusat yang steril, mengganti kain

pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering, melakukan IMD,

memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-6 cm dari vulva,

meletakan tangan kiri di atas simphisis dan kanan memegang tali pusat,

menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan tali pusat

terkendali dengan tangan kanan, sementara tangan kiri melakukan tekanan

pada uterus secara dorsocranial, jemput plasenta dengan kedua tangan, putar
170

plasenta searah jarum jam sampai plasenta dan selaput ketuban lahir,

melakukan masase uterus, memeriksakan robekan jalan lahir.

Kala IV sejak tanggal 01 Februari 2022.pukul 08.10 wita dimulai dari

keluarnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Asuhan yang diberikan

meliputi, melakukan masase uterus, memeriksa robekan jalan lahir,

membersihkan ibu dari sisa darah dan air ketuban, memeriksa kontraksi

uterus, merendam alat dalam larutan clorin 0,5%, membersihkan sarung

tangan, membersihkan secara terbalik dan membuangnya dalam tempat

sampah, mengobservasi Tanda-tanda vital, mengajarkan ibu dan keluarga

cara masase fundus uteri, memberikan dehidrasi pada ibu, mendekontaminasi

tempat persalinan, mencuci tangan, follow up; melanjutkan TTV, TFU,

kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit pada satu jam

pertama dan 30 menit pada jam kedua, mensterilkan alat.

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. N.B dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan karena telah mendapat asuhan pertolongan persalinan secara

normal dan sesuai langkah prosedur.

C. Bayi baru lahir

Pada kasus bayi Ny.N.B hasil pengkajian subjektif : ibu mengatakan

senang dan lega karena sudah melahirkan bayinya dengan selamat.

Pemeriksaan Objektif; keadaan umum baik, TTV: suhu 36,7 °C, HR 158

x/menit, pernapasan 47 x/menit.Antropometri ; BB 2500gram, PB 49 cm, LK

33 cm, LD 32 cm, LP 33 cm, tali pusat bersih, masih basah, tidak ada tanda-

tanda infeksi.
171

Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada tanggal 03 Februari 2022.

Pukul 17.00 wita. umur 2 hari dengan asuhan kebidanan meliputi:

memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yang telah dilakukan pada

bayinya, menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi dengan kain

kering serta mengganti popok bayi yang basah dengan yang baru,

menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin setelah 24

jam,apabila bayi tertidur bangunkan bayi, memberitahukan pada ibu tentang

tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu : bayi kuning setelah 24 jam

pertama dan di temukan pada umur 14 hari atau lebih, infeksi tali pusat yaitu :

tali pusat berbau, merah, dan terdapat nanah, serta sianosis.

Kunjungan neonatus kedua di lakukan pada tanggal 7 Februari

2022.pukul 16.00 wita. umur 6 hari post partum dengan hasil pemeriksaan,

subyektif : ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, tidak rewel, BAK 3x/hari,

BAB 1-2x/hari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.Pemeriksaan Obyektif :

keadaan umum baik, tangis bayi kuat, tonus otot kuat, tanda-tanda vital, S :

36,50C, HR : 136x/menit, RR : 40x/menit,tali pusat layu, bersih, tidak ada

tanda-tanda infeksi.Asuhan kebidanan yang di berikan meliputi :

memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah di lakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat, memberitahukan kepada ibu

untuk memberi ASI sesering mungkin ASI Eklusif, menjelaskan tentang

tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir antara lain: tidak

mau menyusu, bayi kuning, kejang-kejang, tali pusat bau, bayi rewel,
172

menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi

dengan kaindan memakai topi serta ganti pakaian basah dengan yang kering.

Kunjungan neonatus ketiga dilakukan pada tanggal 25 Februari

2022.pukul 17.00 wita. umur 24 hari post partum dengan hasil pemeriksaan

data subjektif :ibu mengatakan bayi menyusu kuat, tidak rewel, tali pusat bayi

sudah lepas. BAK 6-7x/hari, warna kuning jernih, dan BAB 3-5x/hari,warna

kuning, konsistensi lunak. Data Objektif : keadaan umum baik, tangis bayi

kuat, tonus otot kuat, tanda-tanda vital, S : 36 0C, HR : 140x/menit, RR ;

46x/menit. Asuhan kebidanan yang di berikan meliputi:memberitahukan

kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah di lakukan pada bayinya,

bahwa keadaan bayinya sehat, memberitahukan kepada ibu untuk

memberikan ASI sesering mungkin dan ASI Eksklusif, mengingatkan

kembali kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi

baru lahir, mengingatkan kembali pada ibu untuk kunjungan ulang satu bulan

kedepan untuk penimbangan bayi dan imunisasi di Puskesmas.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir

sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3 kali yaitu

pada umur 6 jam - 48 jam setelah lahir, kunjungan kedua 3 - 7 hari setelah

lahir dan kunjungan ketiga 8 - 28 hari setelah lahir. Asuhan kebidanan yang

di berikan meliputi memandikan bayi setelah 6 jam, menjaga bayi tetap

hangat, merawat tali pusat dan pemberian ASI secara esklusif (Kemenkes RI,

2015).
173

Berdasarkan kasus Ny.N.B. dan kajian teori tidak terdapat kesenjangaan

karena telah mendapatkan asuhan sesuai dengan program pemerintah.

D. Post Natal Care

Pada kasus Ny. N.B P1A0 AH1 Post Partum Normal, kunjungan nifas

pertama (KF 1) dilakukan pada tanggal 3 Februari 2022.pukul 17.00 wita.

2 hari post partum dengan hasil pemeriksaan, data subjektif :ibu mengatakan

telah melahirkan anaknya yang pertama pada 2 hari yang lalu, jenis kelamin

laki-laki. Saat ini ibu mengeluh masih merasa mules pada perut bagian

bawah. Ibu sudah bisa tidur miring dan duduk di tempat. Data

Objektif :keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD :110/70 mmHg,

suhu :36,5ºC, nadi :84x/m, RR : 20x/m, payudara mamae membesar, areola

hiperpygmentasi,puting susu menonjol keluar, dinding perut teraba keras,

kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, vulva/vagina : lochea rubra,

banyaknya 2-3x ganti softex, tidak ada varises. Asuhan kebidanan yang di

berikan meliputi: memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

umum dan pemeriksaan fisik obtetrik, memberitahukan ibu penyebab keluhan

yang dirasakan ibu adalah hal yang normal dialami ibu nifas. Rasa mules

diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah terjadinya perdarahan serta

nyeri yang ibu rasakan pada luka jahit akan segera memulih,menganjurkan

ibu untuk mobilisasi dini untuk mempercepat proses pemulihan,

menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, memberitahukan kepada ibu

tanda bahaya masa nifas yaitu: perdarahan, sakit kepala yang hebat, nyeri
174

uluh hati, bengkak pada kaki dan tangan serta kejang-kejang, infeksi pada

payudara dan luka perineum, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

tubuhnya yaitu mandi 2x/hari, ganti pakaian dalam, segera mengganti

pembalut 2-3x/hari, serta menjaga kebersihan daerah vagina dengan cara

mencebok dengan air bersih, menganjurkan ibu untuk meminum obat sesuai

aturan.

Kunjungan nifas kedua dilakukan pada tanggal 07 Febuari 2022.pukul

16:00 wita. hari ke 6 dengan hasil pemeriksaan data subjektif ibu mengatakan

keadaannya baik-baik saja dan bayinya sudah menyusui dengan kuat dan

masih kecil kecil darah dari jalan lahir sedikit Ibu mengatakan masih keluar

darah dari jalan lahir sedikit, warna merah kecoklatan. data objektif : keadaan

umum baik, kesadaran : composmentis, TD : 100/60 mmHg, suhu : 36,8ºc

nadi ; 82x/m, RR : 21x/m, abdomen : kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di

bawah pusat, lochea sanguiolenta warna merah kecoklatan, masih memakai

pembalut, tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Asuhan kebidanan yang di

berikan meliputi : memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

umum dan pemeriksaan fisik obtetrik, menganjurkan ibu untuk menyusui

bayi sesering mungkin dan memberikan ASI Eksklusif, menganjurkan ibu

untuk menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi dengan kain yang

bersih dan kering, mengganti kain atau popok bayi setiap kali basah,

mengingatkan ibu ksembali tentang tanda bahaya masa nifas, mengingatkan

ibu untuk menjaga kebersihan tubuhnya, ganti pakaian dalam, segera

mengganti pembalut 2-3x/hari, serta menjaga kebersihan daerah vagina


175

dengan cara membersihkan dengan air bersih, menganjurkan ibu untuk

melakukan kontrol ulang serta segera memlih alat kontrasepsi setelah 40 hari.

Kunjungan nifas ketiga dilakukan pada tanggal 25 Februari 2022.pukul

17:00 wita. hari ke 24 dengan hasil pemeriksaan data Subjektif : ibu

mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan . Data objektif : keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg, Suhu : 36,7ºc, Nadi :

78x/m, RR : 20x/m, payudara : pengeluaran ASI lancar Abdomen TFU tidak

teraba lagi, kandung kemih kosong,lochea alba, masih memakai pembalut,

tidak terdapat tanda-tanda infeksi.Asuhan kebidanan yang diberikan

meliputi : memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan umum dan

fisik. Lochea alba, tidak terdapat tanda-tanda infeksi, mengingatkan kembali

ibu untuk tetap menyusui bayi sesering mungkin dan memberikan ASI

Eksklusif, mengingatkan kembali ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri,

menganjurkan ibu untuk segera menggunakan alat kontrasepsi, menganjurkan

ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur.

Kunjungan nifas keempat dilakukan pada tanggal 12 Februari 2022.pukul

17:00 wita. hari ke 24 dengan hasil pemeriksaan data Subjektif : ibu

mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan . Data objektif : keadaan umum

baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg, Suhu : 36,7ºc, Nadi :

78x/m, RR : 20x/m, payudara : pengeluaran ASI lancar Abdomen TFU tidak

teraba lagi, kandung kemih kosong,lochea alba, masih memakai pembalut,

tidak terdapat tanda-tanda infeksi.Asuhan kebidanan yang diberikan meliputi

memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan umum dan fisik.


176

Lochea alba, tidak terdapat tanda-tanda infeksi, mengingatkan kembali ibu

untuk tetap menyusui bayi sesering mungkin dan memberikan ASI Eksklusif,

mengingatkan kembali ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri,

menganjurkan ibu untuk segera menggunakan alat kontrasepsi, menganjurkan

ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada ibu dalam masa

nifas yaitu mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan untuk

pelayanan nifas sebanyak 4 kali yaitu pada saat 6 jam - 2 hari setelah

melahirkan, kunjungan kedua 3 - 7 hari setelah melahirkan, kunjungan ketiga

8- 28 hari setelah melahirkan dan kunjungan keempat 29 - 42 hari setelah

melahirkan. Asuhan yang diberikan meliputi pemeriksaan keadaan umum dan

tanda-tanda vital, lochea, kontraksi rahim, tanda infeksi, memberikan nasehat

mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, memperhatikan asupan cairan,

menjaga kebersihan diri dan kebersihan genitalia, mengajarkan cara menyusui

yang baik dan benar serta memberikan ASI secara esklusif, mengajarkan cara

perawatan bayi yang benar, menjelaskan tanda bahaya masa nifas,

menjelaskan tentang KB(Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan kasus Ny. N.B. kajian teori tidak terdapat kesenjangan

karena telah melakukan asuhan sesuai dengan program pemerintah.


177

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhankebidanan secara komprehensif dan

pendokumentasian secara SOAP pada Ny.N.B. dari kehamilan, persalinan,

nifas,BBL dan neonatus.. Maka penulis mengambil kesimpulan bahwa :

1. Pe

ngkajian data subjektif dan data objektif

Pada Kunjungan ANC pertama dan kedua Ny. N.B.Pengkajian data

subjektif dan objektif telah dilakukan dan ditemukan kesenjangan

kunjungan yaitu pada Ny. N.B. kehamilan trimester tiga minimal asuhan

antenatal care sebanyak tiga kali yaitu dua kali oleh bidan dan satu kali

oleh dokter untuk dilakukan tindak lanjut atau penanganan rujukan. Tetapi

pada Ny.N.B kunjungan ANC oleh dokter tidak dilakukan karena bidan

belum berkolaborasi dengan dokter.

Kunjungan ibu Bersalin,BBL,Neonatus,dan Nifas telah dilakukan

pengkajian data subyektif dan obyektif dan tidak ada kesenjangan atau

masalah pada pengkajian data subyektif dan obyektif.

2. A

nalisa data/Assesment

Pada kunjungan ANC, ibu Bersalin,BBL,Neonatus dan Nifas Ny.N.B

penulis mampu membuat analisa data/assessment sesuai dengan hasil

pengkajian data subyektif dan obyektif sebagai berikut:


178

a). G1 P0 A0 AH0 UK 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uterine, keadaan ibu dan janin baik.

b). G1 P0 A0 AH0 UK 38-39minggu, janin tunggal hidup, presentasi

kepala, inpartu kala I Fase aktif.

c). Bayi baru lahir 1 jam

d). Neonatus cukup bulan umur 2 hari -39 hari

e). Nifas normal 2 hari -39 hari

3. Pe

natalaksanaan

Pada kunjungan ANC pertama dan kedua Ny. N. B

penatalaksanaan telah dilakukan sesuai dengan ANC Standar atau sesuai

program pemerintah yaitu ANC Standar. Pada kehamilan trimester tiga

untuk kasus Ny. N. B asuhan yang diberikan Menurut ANC Standar

sebanyak 7 T yaitu: : Penimbangan berat badan,Pengukuran tekanan

darah,,Pengukuran tinggi Rahim,Penentuan Letak janin,Pemberian tablet

tambah darah,Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, dan Konseling.

Pada kunjungan ibu bersalin Ny. N.B.asuhan yang diberikan yaitu

Asuhan sayang ibu,pemantauan dengan partograf dan asuhan persalinan

normal dengan 60 langkah APN.

Pada kunjungan Bayi baru lahir pada By Ny.N.B. asuhan yang

diberikan yaitu pada tanggal 01 Februari 2022 pukul 09.00 wita,

asuhannya berupa pemeriksaan antropometri, pemberian IMD,Pemberian

Vitamin K, Pemberian salep mata,perawatan tali pusat,Regulasi suhu


179

bayibaru lahirdengan kontak kulit dan kulit,manajemen laktasi dan hasil

pemeriksaannya normal.

Pada kunjungan neonatus telah dilakukan asuhan sebanyak tiga

kali. Kunjungan Neonatus pertama,kedua dan ketiga Asuhan yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan By. Ny. N.B. dan tidak terdapat

masalah atau kesenjangan pada pemberian asuhan.

Pada kunjungan nifas telah dilakukan kunjungan sebanyak empat

kali. Asuhan yang diberikan pada kunjungan nifas pertama( KF1),kedua

(KF2),ketiga (KF3) dan keempat (KF4) telah diberikan sesuai dengan

kebutuhan Ny. N.B dan tidak terdapat masalah atau kesenjangan pada

asuhan.

4. M

elakukan pendokumentasian SOAP

Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP

mulai dari Hamil UK 37-38 minggu,Bersalin,BBL 1 jam ,Neonatus 2 hari-

39 hari dan Nifas sampai hari 2 hari -39 hari.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Tarus

Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Tarus. untuk tetap menjaga kualitas

dalam melakukan asuhan kebidanan yang selama ini telah melakukan

asuhan kebidanan dengan baik diharapkan dapat lebih mengembangkan

asuhan dengan teori dan cara terbaru dalam memberikan pelayanan

kesehatan demi asuhan yang lebih baik lagi. Lebih meningkatkan


180

penyuluhan dan konseling pada saat antenatal agar dapat meningkatkan

pengetahuan ibu akan dirinya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan

ditingkatkan dalam upaya peningkatan pemahaman asuhan kebidanan serta

diharapkan lebih memberikan proses belajar tentang asuhan kebidanan

secara mendalam dan khusus, supaya mahasiswi kebidanan dapat

melaksanakan asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.

3. Bagi Profesi

Perlu adanya komunikasi yang edukatif antara tenaga kesehatan dan pasien

agar dapat menciptakan suasana yang harmonis dan dapat meningkatkan

pelayanan kebidanan terutama dalam pelayanan kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir dan nifas.

4. Bagi Masyarakat

Untuk masyarakat dapat dengan kesadarannya untuk bisa membantu dalam

menyejahterakan kehidupan dengan berpartisipasi memberikan dukungan

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi agar tercapai kehidupan

yang sehat.
181

DAFTAR PUSTAKA

Fadila 2021. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes RI (2021)

Manuaba, Dkk. 2019. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB. Jakarta :

EGC

Manuaba I. B. 2020. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta :

EGC

Marmi. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka

Belajar

Maryunani, Dkk. 2019. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi. Yogyakarta :

Yayasan Essentia Medika.

Nurliana Dan Kasrida. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang : Selaksa

Medika

Nurlina, Dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta : Trans Info

Medika

Prawirohardjo, S. 2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Purwanti. 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB. Jakarta :

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Rizkianti, A. (2021 ). Evaluasi Permanfaatan Dana Jampersal Pada Pelayanyan

Kesehatan Ibu Dan Anak Di Indonensia. Jurnal Kebidanan Kesehatan

Indonensia, 1-45.

Rubin, Dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus. Yokyakarta : Pustaka Pelajar


182

Rukiyah, A.Y, Dkk. 2021. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta : Trans Info

Media

Saputra. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Soetjiningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus. Jakarta : Nuha Medika

Sukarini, N. (2021). Gambaran Karakteristik Dan Presepsi Ibu Trimester III

Terkait Pelayanan Antenatal Selama Masa Pandemi Coronavirus Virus

Disease 19 Di Pukesmas Kintamani V. Jurnal Kebidanan , 1-50.

Sukoco, B. (2021). Peran Perawat Dan Bidan Terhadap Inisiasi Menyusu Imd.

Jurnal Keperawatan , 33-56.

Walyani, E. Dan Endang. P. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru

Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Yulianti. 2016. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Trans Info Medika

Dinas Kesehatan. 2019. Profil Kesehatan Provinsi NTT. Kupang

Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara

Timur. Kupang : Dinkes Kota Kupang

Puskesmas Oesapa. 2019 Profil Puskesmas Oesapa 2019. Kupang : Puskesmas

Oesapa

UNICEF. (2017). Neonatal Mortality.

Https://Unicef.Org/Topic/Child-Survival/Neonatal-Mortality/. Diakses

Pada Tanggal 26 Maret 2020

WHO. (2018). Key Fact Maternal Mortality. Https://Www.Who.Int/News-

Room/Fact-Sheets/Detail/Maternal-Mortality. Diakses Pada Tanggal 26

Maret 2020
183

Ilmiah, W. 2018. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta


184

DOKUMENTASI KEGIATAN COC

KN DAN KF

PARTUS

Anda mungkin juga menyukai