Laprak Pengenalan Alat Klimatologi
Laprak Pengenalan Alat Klimatologi
Laprak Pengenalan Alat Klimatologi
Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok 2:
Kelas : R-003
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
Referensi awal tentang meteorologi dan klimatologi ditemukan sekitar tahun 400 SM
pada Hippocrates’ Air, Waters and Places, diikuti oleh Aristoteles Meteorologica yang
ditulis sekitar tahun 350 SM. Kesimpulan logis tentang iklim selanjutnya ditemukan
dalam karya filsuf Aleksandria Eratosthenes dan Aristarchus. Klimatologi berasal dari
Bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima artinya miring (lereng) yang di arahkan
ke Lintang tempat, sedangkan logo berarti ilmu.
Menurut Heksaputra et al (2013), definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari
gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim diberbagai tempat di bumi berbeda
dan bagaimana kaitan antara iklim dengan aktivitas manusia. Klimatologi
memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak sehingga memerlukanstatistik
dalam pengerjaannya, orang-orang sering juga mengatakan klimatologi sebagai
meteorologi statistik. Ilmu klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
iklimseperti perubahan iklim masa lalu dan masa depan.
. Kondisi iklim memiliki beberapa unsur atau komponen diantaranya adalah suhu,
angin, kelembaban, penguapan, curah hujan, serta lama dan intensitas penyinaran
mataharI. Unsur-unsur yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman antara
lain tempratur udara (oC), kelembaban udara (%), intensitas cahaya (W/m2), dan curah
hujan (mm). Di dalam hal ini, peralatan Meteorologi yang digunakan selama
pengukuran dalam segi klimatologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan
dapat ditanggungjawabkan kebenarannya .Banyaknya alat-alat yang digunakan dalam
rangka mengetahui iklim pada suatu tempat, mengharuskan kita untuk mengenal dan
memahami alat-alat tersebut. Oleh karena itu, dilaksanakan praktikum pengenalan alat-
alat klimatologi agar dapat mengetahui alat apa saja dan apa fungsinya.
Pengenalan terhadap klimatologi dan alat-alat klimatologi adalah langkah awal yang
penting dalam memahami sistem atmosfer bumi dan pengaruhnya terhadap berbagai
fenomena cuaca dan iklim. Klimatologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari
pola iklim, variabilitasnya, serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Dalam konteks ini,
pemahaman tentang klimatologi dapat memberikan wawasan mendalam tentang
perubahan iklim, pengaruhnya terhadap lingkungan, dan implikasi bagi kehidupan
manusia.
Beberapa aktivitas pengukuran dalam bidang klimatologi yaitu pengukuran intensitas
cahaya matahari yaitu proses pengambilan data tentang jumlah energi cahaya yang
mencapai suatu area dalam satu waktu tertentu. Alat ini digunakan untuk mengukur
jumlah energi cahaya matahari yang mencapai suatu area dalam periode waktu tertentu.
Data intensitas cahaya matahari penting dalam analisis pertumbuhan tanaman, proses
fotosintesis, dan juga dapat memberikan informasi tentang pola pencahayaan di suatu
lokasi. Pengukuran intensitas cahaya matahari dilakukan menggunakan alat yang disebut
Luxmeter. Luxmeter adalah alat yang sensitif terhadap radiasi matahari langsung dan
menghasilkan data dalam satuan watt per meter persegi (W/m²). Pengukuran biasanya
dilakukan pada permukaan horizontal pada waktu tertentu, seperti setiap jam atau setiap
beberapa jam.
Pengukuran kelembaban tanah yaitu proses pengambilan data tentang kandungan air
dalam tanah pada kedalaman tertentu. Higrometer mengukur kandungan air dalam tanah
pada berbagai kedalaman. Kelembaban tanah memengaruhi pertumbuhan tanaman,
infiltrasi air, dan proses erosi tanah. Informasi tentang kelembaban tanah penting dalam
manajemen pertanian, pengelolaan air, dan pemantauan kesehatan ekosistem.
Kelembaban tanah diukur menggunakan alat yang disebut tensiometer atau bisa juga
higrometer. Alat ini ditanam dalam tanah pada kedalaman tertentu dan mengukur tekanan
atau kelembaban air tanah di sekitarnya. Data kelembaban tanah dapat dikumpulkan
secara periodik untuk memantau perubahan kondisi tanah seiring waktu.
Pengukuran kecepatan angin yaitu proses pengambilan data tentang kecepatan dan
arah angin, biasanya dalam satuan meter per detik (m/s). Anemometer digunakan untuk
mengukur kecepatan dan arah angin. Data kecepatan angin berguna untuk pemodelan
cuaca, navigasi udara dan laut, dan desain struktur bangunan yang tahan terhadap angin.
Kecepatan angin diukur menggunakan anemometer, yang umumnya terdiri dari tiga atau
empat cangkir angin yang dipasang pada poros vertikal. Ketika angin bertiup, cangkir-
cangkir tersebut berputar, dan kecepatan angin dihitung berdasarkan jumlah putaran
cangkir dalam satu periode waktu tertentu.
Pengukuran suhu udara yaitu proses pengambilan data tentang suhu atmosfer di suatu
lokasi, biasanya dalam satuan derajat Celsius (°C) atau Fahrenheit (°F) dan pengukuran
kelembaban udara yaitu proses pengambilan data tentang jumlah uap air dalam udara,
biasanya dalam persentase relatif. Suhu udara diukur menggunakan termometer, yang
dapat berupa termometer konvensional atau termometer digital. Kelembaban udara diukur
menggunakan higrometer, yang bisa berupa higrometer mekanis atau higrometer digital.
Data suhu dan kelembaban udara biasanya dikumpulkan secara terus-menerus
menggunakan stasiun pengukuran cuaca otomatis atau stasiun cuaca manual.
Dengan memahami pengenalan klimatologi dan alat-alat klimatologi serta pengukuran
intensitas cahaya matahari, kelembaban tanah, kecepatan angin, suhu, dan kelembaban
udara, kita dapat mengumpulkan data yang penting untuk analisis iklim, pemodelan
cuaca, manajemen pertanian, dan pemantauan lingkungan serta memberikan informasi
penting untuk berbagai aplikasi, termasuk pertanian, energi terbarukan, konservasi
lingkungan, dan prediksi cuaca.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapat dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui apa saja alat-alat dalam klimatologi, manfaat, ciri-ciri dan cara kerjanya
2. Mengetahui bagaimana cara mengukur intensitas cahaya matahari, kelembaban tanah,
kecepatan angin, suhu, dan kelembaban udara dengan benar.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum pengenalan alat, yaitu
a. Alat
1. Kamera
2. Alat Tulis
b. Bahan
1. Alat-alat klimatologi yang ada di statisun BMKG Pijoan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum pengukuran, yaitu
a. Alat
3. Luxmeter
4. Anemometer
5. Higrometer
6. Termohigrometer
7. Kamera
8. Alat Tulis
c. Bahan
1. Cahaya matahari
2. Angin
3. Hamparan tanah
4. Udara☹
3. Mencatat informasi penting yang disampaikan oleh pemandu berkaitan dengan alat-
alat yang dikenalkan
4. Melakukan dokumentasi
3. Memulai pengukuran.
a) Luxmeter
b)Anemometer
c)Termohigrometer
d)Higrometer
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
2. Anemometer
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
4. Hellman (Penakar Hujan)
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
5. Campbel Stokes
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
11. Hal Partikulat Matter
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
15.
Fungsi :
Prinsip kerja :
Cara kerja :
1. Di dalam hutan:
- Intensitas Cahaya:Lebih rendah dibandingkan dengan di lapangan terbuka karena
banyaknya pepohonan yang menyaring sinar matahari.
- Suhu: Lebih rendah karena naungan pepohonan mengurangi paparan langsung
terhadap sinar matahari.
- Kelembaban Udara: Lebih tinggi karena hutan sering kali memiliki tutupan
vegetasi yang rapat, mempertahankan kelembaban udara.
- Kelembaban Tanah: Lebih tinggi karena penutupan vegetasi mengurangi
penguapan dan mempertahankan kelembaban tanah.
- Kecepatan Angins: Lebih rendah karena pepohonan dapat menghalangi aliran
angin.
2. Di lapangan terbuka:
- Intensitas Cahaya: Lebih tinggi karena tidak ada hambatan berupa pepohonan.
- Suhu: Lebih tinggi karena tanah terbuka menyerap panas matahari dengan lebih
efisien.
- Kelembaban Udara: Lebih rendah karena kurangnya tutupan vegetasi untuk
mempertahankan kelembaban.
- Kelembaban Tanah: Lebih rendah karena paparan sinar matahari yang langsung
meningkatkan penguapan.
- Kecepatan Angin: Lebih tinggi karena tidak ada hambatan berupa pepohonan yang
menghalangi aliran angin.
3. Di area perkebunan/pembibitan:
- Intensitas Cahaya: Bervariasi tergantung pada tutupan vegetasi di perkebunan
tersebut. Lebih rendah jika tutupan vegetasi rapat.
- Suhu: Bergantung pada jenis tanaman yang ditanam. Tanaman yang rapat bisa
menurunkan suhu dengan memberikan naungan, tetapi jika tanaman jarang atau tidak
ada, suhu bisa lebih tinggi.
- Kelembaban Udara: Bervariasi tergantung pada pengelolaan air di perkebunan
tersebut. Dapat lebih rendah jika terjadi penguapan air tanah yang tinggi.
- Kelembaban Tanah: Bergantung pada irigasi dan drainase tanah. Bisa lebih tinggi
jika area ini sering disiram atau memiliki sistem irigasi yang baik.
- Kecepatan Angin: Bergantung pada penataan tanaman di perkebunan tersebut.
Pepohonan besar atau tanaman yang rapat bisa mengurangi kecepatan angin.
Perbedaan pengukuran intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara, kelembaban
tanah, dan kecepatan angin di tiga tempat berbeda, yaitu di dalam hutan, di lapangan terbuka,
dan di area perkebunan/pembibitan, tergantung pada faktor-faktor seperti:
Pengukuran intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara, kelembaban tanah, dan
kecepatan angin di tiga tempat berbeda akan menghasilkan data yang berbeda, yang mungkin
diperlukan untuk penelitian, pengembangan, atau pengelolaan lingkungan. Setelah
melakukan praktikum pengukuran intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara,
kelembaban tanah, dan kecepatan angin di tiga lokasi yang berbeda, dapat disimpulkan
bahwa kondisi lingkungan di setiap lokasi memengaruhi parameter-parameter tersebut secara
signifikan. Di dalam hutan, intensitas cahaya lebih rendah karena adanya pepohonan yang
menyaring sinar matahari, suhu cenderung lebih rendah karena naungan pepohonan,
kelembaban udara lebih tinggi karena tutupan vegetasi yang rapat, kelembaban tanah juga
lebih tinggi karena penutupan vegetasi mengurangi penguapan, dan kecepatan angin
cenderung lebih rendah karena hambatan pepohonan terhadap aliran angin.
Di lapangan terbuka, intensitas cahaya lebih tinggi karena tidak ada hambatan berupa
pepohonan, suhu cenderung lebih tinggi karena tanah terbuka menyerap panas matahari
dengan lebih efisien, kelembaban udara lebih rendah karena kurangnya tutupan vegetasi,
kelembaban tanah juga lebih rendah karena penguapan yang lebih tinggi, dan kecepatan
angin cenderung lebih tinggi karena tidak ada hambatan berupa pepohonan.
Sementara di area perkebunan atau pembibitan, kondisinya bervariasi tergantung pada
faktor-faktor seperti jenis tanaman yang ditanam, irigasi, dan drainase tanah. Intensitas
cahaya, suhu, kelembaban udara, kelembaban tanah, dan kecepatan angin dapat dipengaruhi
oleh penataan tanaman dan pengelolaan air yang dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum ini telah pemahaman tentang berbagai alat klimatologi. Praktikum ini
menambah pemahaman mendalam tentang manfaat,cara kerja alat-alat klimatologi.
Alat-alat tersebut tidak hanya krusial dalam memantau kondisi atmosfer, tetapi juga
mendukung penelitian dan pemodelan iklim. Praktikum ini menekankan pentingnya
alat-alat ini dalam mengumpulkan data yang esensial untuk pemahaman dan mitigasi
perubahan iklim, memperkuat kesadaran kita akan hubungan erat antara pengukuran
klimatologi dan pelestarian lingkungan.
5.2 Saran
Heksaputra, D., Naimah, Z., Azani, Y., & Iswari, L. (2013). Penentuan Pengaruh Iklim
Terhadap Pertumbuhan Tanaman dengan Naïve Bayes. In Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI).
LAMPIRAN