Laporan Sementara Acara 1 Kel 4 A3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR


ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

Disusun oleh :
1. Tasya Salsabila S (15639)
2. Dery Putri Praeswari (15646)
3. Gabryla Atika Armani (15647)
4. Millenia Lianjani (15649)
5. Shania Nur Fajrina (15721)
6. Albertus Anggara A A (15751)

Golongan / Kelompok : A3 / 4
Asisten : Erric Maulana

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
DEPARTEMEN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris atau suatu negara yang
mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Pada sektor pertanian
sangat banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produksi
tanaman yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor tersebut salah
satunya yaitu iklim.
Pertanian sangat tergantung pada iklim dan cuaca. Adanya
perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu sangat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat merusak tanaman. Hal ini
dapat membuat hasil produksi pertanian menurun sehingga merugikan para
petani.
Perubahan iklim dan cuaca yang mengganggu kualitas produksi
tanaman dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat meteorologi
pertanian sehingga membantu dalam perawatan terhadap tanaman.
Peralatan meteorologi sangat banyak jumlah dan jenisnya serta
kegunaannya yang bermacam-macam. Oleh karena itu untuk mengetahui
apa saja jenis dan fungsi peralatan meteorologi, dilakukan pengenalan
peralatan meteorologi pertanian.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Mengenal stasiun meterologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir
cuaca yang biasa digunakan dalam bidang meterologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan
kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Meteorologi menelaah proses atau gejala fisika yang berlangsung
secara dinamis pada lapisan atmosfer bumi, sedangkan klimatologi
menelaah karakteristik iklim antar wilayah. Dengan demikian, meteorologi
lebih ditekankan pada perubahan-perubahan atmosfer yang terjadi dalam
waktu singkat, misalnya fluktuasi harian unsur-unsur iklim, sedangkan
klimatologi lebih ditekankan pada aras rata-rata dari unsur-unsur iklim yang
menjadi ciri dari suatu wialayah. Informasi klimatologi dapat digunakan
sebagai penduga keadaan suhu, kelembaban, udara, intensitas cahaya, curah
hujan, dan angin pada suatu wilayah pada waktu tertentu (Rohli and Vega,
2013).
Cuaca dan iklim merupakan sebuah proses fenomena di atmosfer
yang keberadaannya sangat penting dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Perhatian mengenai informasi cuaca dan iklim semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya fenomena alam yang tidak lazim terjadi atau biasa
disebut dengan cuaca ekstrim yang sulit untuk dikendalikan dan
dimodifikasi. Sebagai contoh fenomena ekstrim tersebut adalah tingginya
gelombang laut yang berpotensi mengakibatkan bencana alam. Dampak
yang ditimublkan dapat diminimalisir dengan penyediaan informasi (Caraka
et al., 2015).
Iklim berpengaruh penting dalam sektor pertanian. Produksi
tanaman sangat dipengaruhi oleh persebaran curah hujan maupun pola suhu
lingkungannya. Dengan kata lain, apabila terjadi perubahan iklim, maka hal
ini juga akan berdampak pada hasil pertanian. Keadaan iklim akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, maupun hasil tanaman.
Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi iklim
yang optimum, sehingga produktivitasnya juga akan baik. Lain halnya bila
dalam kondisi iklim yang ekstrim, maka tanaman akan terhambat
pertumbuhan dan perkembangannya yang berakibat produktivitasnya
menjadi rendah (Lipper et al., 2014).
Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada
lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun
meteorologi. Tujuan dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan
serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain
yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau
hidup tanaman dan hewan. Pengamatan ini menggunakan Automatic
Weather Station (AWS) yang meupakan stasiun pengamatan cuaca
otomatis. Pekerjaan stasiun yang dimaksud meliputi pengamatan, membuat
kode sinop, mengirim data dan menyimpan data hasil pengamatan.
Keunggulan alat ini dapat merakam data sesaat, tiap jam dan rata-rata
harian, serta efisien dan praktis. Perangkat ini berpotensi untuk
dikembangkan dan dikomersialkan oleh agroindustri, BMKG dan stasiun
iklim lainnya (Liu and Huang, 2013).
Pencatatan data cuaca secara manual juga sangat penting untuk
analisis klinis. Meskipun stasiun otomatis sekarang sering digunakan,
banyak jaringan stasiun nasional didasarkan sepenuhnya pada pengamatan
stasiun cuaca manual, dan banyak yang masih bergantung sebagian besar
atau sebagian pada jenis pengamatan ini. Untuk melihat kemungkinan
kesalahan dalam rekaman data dari stasiun otomatis maka dilakukan
pengecekan secara manual. Untuk mendeteksi dan menghapus kesalahan
tersebut, seri waktu pengamatan harus dikontrol kualitasnya sebelum
dianalisis. Namun, masalah kualitas data tidak selalu terdeteksi oleh metode
kontrol kualitas umum. Dampak keseluruhan dari kesalahan yang tidak
terdeteksi pada analisis klimatologis sebagian besar tidak diketahui
(Hunziker et al., 2018).

Pengamatan unsur-unsur yang diamati tiap jam di stasiun


pengamatan adalah suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara,
perawanan, angin, hujan, penguapan, visibility, cuaca, dan keadaan tanah.
Perbedaan yang mencolok pada waku siang dan malam hari juga
memberikan ciri yang kuat berupa variasi harian unsur cuaca, terutama suhu
udara, kelembaban udara, tekanan udara dan angin (Irjayanti et al., 2015).
III. METODELOGI

Praktikum acara I yang berjudul Pengenalan Alat-Alat Meteorologi telah


dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Agustus 2019 bertempat di Laboratorium
Agroklimatologi, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada. Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah ombrometer tipe
observatorium, ombrograf, psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer
Assman, higrometer, higrograf, termometer udara biasa, termometer maksimum
udara, termometer minimum udara, termometer maksimum-minimum Six Bellani,
termohigrometer, termohigrograf, termometer permukaan tanah, termometer
selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe Simons, stick
termometer, termometer maksimum-minimum tanah, termometer maksimum-
minimum permukaan air, solarimeter tipe Jordam, solarimeter tipe Compbell
Stokes, aktinograf dwi logam, cup anemometer, hand anemometer, biram
anemometer, panci evaporasi klas A, dan piche evaporimeter.

Langkah-langkah yang dilakukan yakni alat-alat pengukur anasir cuaca


diamati oleh praktikan kemudian dicatat nama, kegunaan, satuan, ketelitian,
keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja, cara pengamatan dan cara pemasangan
alat. Selanjutnya praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus bidang
pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun
pengamatan.
IV. HASIL PENGAMATAN

A. Alat Pengukur Curah Hujan


1. Ombrometer Tipe Observatorium

Gambar 1.1 Ombrometer Tipe Observatorium


Satuan : milimeter

Ketelitian : 0,5 mm

Prinsip Kerja : penampungan curah hujan

Fungsi : mengukur curah hujan

Cara Kerja : air hujan ditampung pada sebuah penampungan air dan
terdapat kran yang berfungsi untuk mengeluarkan air hujan yang
tertampung pada penampungan air tersebut. Pada setiap jam pengukuran
yaitu pukul 07.00 (GMT 00.00) petugas menakar air hujan yang telah
tertampung pada gelas ukur yang memiliki satuan mm (Permana et al.,
2015).

Cara Pemasangan :

1. Alat ditempatkan di lapangan terbukan dengan jarak terhadap pohon


atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi
pohon atau bangunan tersebut.
2. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan dipasang
pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.

Cara Pengamatan :
1. Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00
2. Data curah hujan harian didapat dengan membuka keran dan airnya
ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
3. Ketelitian pengamatan sampai dengan 0,5 mm.
4. Hujan kurang dati 0,5 mm dianggap tidak ada curah hukan meskipun
dicatat.
5. Jika gelas penakar pecah, pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur
volume air yang tertampung dalam gelas ukur biasa. Karena luas
penampang corong pada alat pengukur curah hujan adalah 100 cm2,
setiap volume cc air hujan sama dengan 1 mm tinggi muka air.

2. Ombrograf

Gambar 1.2 Ombrograf

Satuan : milimeter

Ketelitian : 0,5 mm

Prinsip Kerja : sistem pelampung

Fungsi : mengukur curah hujan

Cara Kerja : di dalam bak terdapat pelampung yang dihubungkan dengan


pena pencatat, sehingga air yang ditampung dan pena ikut bergerak
mencatat pada kertas grafik.

Cara Pemasangan :
1. Alat ditempatkan di lapangan terbukan dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau
bangunan tersebut.
2. Alat dipasang di atas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut
corong 40 cm dari permukaan tanah.

Cara Pengamatan :

1. Kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara otomatis


2. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
3. Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum
penampung 60 mm. satuan pencatatan dalam mm.
4. Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitasnya)
dapat dibaca pada kertas grafik.

B. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara


1. Psikrometer Sangkar

Gambar 1.3 Psikrometer Sangkar

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : berdasarkan hukum termodinamika

Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : terdapat suhu bola kering (T) dan suhu bola basah (t), T lebih
rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada kran yang membalut
bola bola termometer bola basah memerlukan bahan. Bahan yang
diperlukan tersebut diambil dari udara yag bersentuhan dengan bola
basah tersebut sehingga termometer bola basah menunjukkan suhu udara
tersebut lebih rendah.

Cara Pemasangan :

1. Psikrometer sangkar dipasang di dalam sangkar meteo.


2. Kain kassa pada thermometer bola basa (TBB) harus tetap besih dan
selalu dibasahi secara kapilaritas.

Cara Pengamatan :

1. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00


atau 14.00, dan 18.00.
2. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu TBB, kemudian TBK
3. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1oC. kelembaban dicari
dalam tabelm berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

2. Sling Psikrometer

Gambar 1.4 Sling Psikrometer

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : berdasarkan hukum termodinamika

Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : sling psikrometer diputar sebanyak 33 kali untuk


mendapatkan angin sendiri. Dalam pemutarannya harus konstan dengan
kecepatan putaran 4 putaran per detik.
Cara Pemasangan : jinjing

Cara Pengamatan :

1. Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya.


2. Slinig psikrometer kemudia diputar 33 kali dengan kecepatan 4
putaran per detik.
3. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00
atau 14.00, dan 18.00.
4. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu TBB, kemudian TBK
5. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1oC. kelembaban dicari
dalam tabelm berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

3. Psikrometer Tipe Assman

Gambar 1.5 Psikrometer Tipe Assman

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : berdasarkan hukum termodinamika

Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : sama dengan sling psikrometer, namun pemutaran


psikrometer tipe Assman digantikan dengan kipas, yaitu dengan cara
memutar kunci (skrup pemutar pegas) sehingga kipas bergerak udara
mengatur pengeringan termometer bola basah.

Cara Pemasangan : jinjing


Cara Pengamatan :

1. Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya.


2. Pegas kipas diputar sehingga kias akan mengalirkan udara dengan
kecepatan 5 m/s pada bagian reservoir termometernya.
3. Setelah suhu termometer konstan, pengamatan dilakukan 3 kali
sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00.
4. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu TBB, kemudian TBK
5. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1oC. kelembaban dicari
dalam tabelm berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

4. Higrograf

Gambar 1.6 Higrograf

Satuan : %

Ketelitian : %

Prinsip Kerja : berdasarkan sifat kembang kerut benda higroskopis.

Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : kelembaban udara akan mempengaruhi rambut untuk


memanjang jika basah dan mengerut jika kering, hal ini menggerakkan
sistem tuas yang dihubungkan pada pena dan pena akan menghasilkan
grafik pada silinder kertas grafik.

Cara Pemasangan : dipasang di dalam sangkar meteo.

Cara Pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat berputar
secara otomatis.
2. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
3. Kelembaban nisbi udara dalam satuan persem (%) dapat dibaca pada
kertas grafik.
4. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi
udara selama seminggu.

C. Alat Pengukur Suhu Udara


1. Termometer Biasa (Glass Thermometer)

Gambar 1.7 Termometer Biasa

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai ruang zat cair

Fungsi : mengukur suhu udara

Cara Kerja : kenaikan suhu akan mempengaruhi reservoir sehingga air


raksa mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung
bertambah. Sebaliknya jika suhu turun, air raksa mengerut dan kolom air
raksa akan memendek.

Cara Pemasangan : dipasang sekaligus sebagai TBK pada psikrometer


sangkar

Cara Pengamatan :

1. Suhu udara dapat dibaca pada skala termoemter dengan ketelitian


pembacaan 0,5oC.
2. Mata pengamata harus tegas lurus terhadap kolom air raksa.
3. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00
atau 14.00, 18.00.

2. Termometer Maksimum Udara

Gambat 1.8 Termometer Maksimum Udara

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai ruang air raksa yang dimodifikasi dengan adanya
penyempitan pipa kapiler.

Fungsi : mengukur suhu udara

Cara Kerja : Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil
(pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa
hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali
pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa
ketempat semula, termometer ini harus dihentakan berkali-kali atau
diarahkan dengan menggunakan magnet. Apabila temperatur naik dan
kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian
yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu
turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa
dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap
pada tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini
menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan
dapat diabaikan. Jadi Termometer menunjukkan suhu udara tertinggi
setelah terakhir dikembalikan. Termometer dikembalikan setelah dibaca
Cara Pemasangan : alat dipasang pada sangkar meteo, miring terhadap
sumbu horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah (Halimah, 2013).

Cara Pengamatan :

1. Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air


raksa.
2. Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian reservoir di
sebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom
air raksa pada celah sempit. Selanjutnya, alat dipasang untuk
pengamatan selanjutnya.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.

3. Termometer Minimum Udara

Gambar 1.9 Temometer Minimum Udara

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai ruang alcohol yang dimodifikasi dengan adanya


indeks.

Fungsi : mengukur suhu udara

Cara Kerja : Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol


untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol
memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok
untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer minimum
adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa
alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut
tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap
pada posisi dibawah. Selain itu peletakan termometer harus miring
sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal
ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik
kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). Untuk
mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan
memiringkan/ membalikkan posisi termometer hingga indek bergerak ke
ujung dari alkohol (posisi suhu aktual) (Halimah, 2013).

Cara Pemasangan : Alat dipasang pada sangkar meteo dengan posisi


tegak.

Cara Pengamatan :

1. Suhu minimum dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala


yang ditunjuk oleh ujung indek yang berdekatan dengan ujung
kolom alkohol.
2. Ujung kolom alkohol menunjuk suhu udara sesaat.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
4. Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tepat pada ujung
kolom alkohol untuk pengamatan berikutnya.

4. Termometter Maksimum Minimum Six Bellani


Gambar 1.10 Temometer Maksimum-Minimum Udara

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai ruang zat cair (alkohol dan air raksa)

Fungsi : mengukur suhu udara

Cara Kerja : termometer maksimum dan minimum ini terdiri atas sebuah
tabung silinder A tabung B dan pipa U. Tabung A berisi alkohol dan
dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U
yang berisi raksa. Termometer ini memiliki 2 skala yaitu skala minimum
pada pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Suhu dapat dibaca
sesuai dengan ketinggian kolom raksa pada masing-masing pipa. Suhu
minimum biasanya terjadi pada malam hari dan suhu maksimum
biasanya terjadi pada siang hari. Termometer Six dikenal untuk
pemisahan pada kolom merkuri, khususnya setelah pengapalan,
meskipun disengaja mengetuk telah diketahui penyebab juga. Indeks
dapat dikembalikan dengan menekan tombol pengembali indeks.

Cara Pemasangan : Alat dipasang pada sangkar meteo dengan posisi


tegak

Cara Pengamatan :
1. Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks.
2. Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian
kiri menunjukkan suhu minimum.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
4. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa
sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom
air raksa, untuk pengamatan berikutnya.

D. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Nisbi Udara


1. Termohigrometer

Gambar 1.11 Termohigrometer

Satuan : oCelcius dan persen (%)

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : termometer adalah muai dwi logam dan higrometer adalah
higroskopis rambut.

Fungsi : mengukur suhu udara dan kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : termohigrometer digantung di tempat yang akan diukur suhu


dan temperaturnya, kemudian ditunggu tiga sampai lima menit. Jarum
yang ada pada termohigrometer bagian atas menunjukkan
kelembaban,sedangkan jarum bagian bawah menunjukkan suhu udara
(ANM, 2019).
.Cara Pemasangan : termometer adalah jinjing (portable) dan higrometer
dipasang pada sangkar meteo.

Cara Pengamatan :

1. Pada saat pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh sinar


matahari secara langsung dan tidak terkena tetesan air hujan.
2. Suhu udara (oC) dan kelembaban udara (%) dapat dibaca langsung
pada alat.
2. Termohigrograf

Gambar 1.12 Termohigrograf

Satuan : oCelcius dan persen (%)

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : termometer adalah muai dwi logam dan higrometer adalah
higroskopis rambut

Fungsi : mengukur suhu udara dan kelembaban nisbi udara

Cara Kerja : sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam
memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut
gerakan pena turun. Sensor kelembaban udara terbuat dari rambut
manusia, bila udara basah. Rambut memanjang dan bila udara kering
rambut memendek (BMKG NTB, 2015).

Cara Pemasangan : termometer adalah jinjing (portable) dan higrometer


dipasang pada sangkar meteo.

Cara Pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat berputar
secara otomatis.
2. Kertas grafik diganti seminggu sekali
3. Suhu udara (oC) dan kelembaban udara (%) suatu saat maupun
ayunannya dapat dibaca pada kertas grafik.

E. Alat Pengukur Suhu Air


1. Termometer Maksimum Minimum Permukaan Air

Gambar 1.13 Termometer Maksimum Minimum Permukaan Air

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair

Fungsi : mengukur suhu pada permukaan air

Cara Kerja : di taruh di atas permukaan air. Air raksa dan alkohol akan
memuai bila suhu naik, air raksa akan mendorong statif pada suhu
tertentu, bila suhu dingin air raksa mengkerut.

Cara Pemasangan : terapung pada permukaan air (biasanya dalam panci


evaporasi kla A) dengan kedudukan horizontal.

Cara Pengamatan :
1. Suhu maksikum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks.
2. Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian
kiri menunjukkan suhu minimum.
3. Pengamatan dilakukan pukul 16.00.
4. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa
sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom
air raksa, untuk pengamatan berikutnya.

F. Alat Pengukur Suhu Tanah


1. Termometer Permukaan Tanah

Gambar 1.14 Termometer Permukaan Tanah

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : naik turunnya suhu tanah mempengaruhi reservoir yang


terhubung ada air raksa dalam termometer. Panjang muai pada zat cair
pada skala tertentu dibaca sebagai suhu tanah.

Cara Pemasangan : jinjing (portable), alat diletakkan di atas permukaan


tanah.

Cara Pengamatan : setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca


skala yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
2. Termometer Tanah Selubung Kayu

Gambar 1.15 Termometer Tanah Selubung Kayu

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan


(0-10 cm), atau yang akan diamati. Perubahan panas yang diterima oleh
sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada saat
itu.

Cara Pemasangan : jinjing (portable), bagian ujung ditancapkan ke dalam


tanag sesuai dengan jeluk yang akan diamati.

Cara Pengamatan : setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca


pada skala yang ditunjuk.

3. Termometer Tanah Tipe Bengkok

Gambar 1.16 Termometer Tanah Tipe Bengkok

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC
Prinsip Kerja : muai zat cair

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah


menyebabkan air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara
sampai pada skala tertentu.

Cara Pemasangan :

1. Dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.


2. Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang, kemudian
ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.

Cara Pengamatan : setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca


pada skala yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.

4. Termometer Tanah Tipe Simons

Gambar 1.17 Termometer Tanah Tipe Simons

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : termometer ditancapkan pada kedalaman tanah 50 cm dan


suhu akan terlihat pada bagian atas.
Cara Pemasangan :

1. Dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.


2. Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang, kemudian
ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.

Cara Pengamatan :

1. Termometer dapat diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu


tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

5. Stick Termometer

Gambar 1.18 Stick Termometer

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair bertekanan pada tabung bejana.

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : adanya tekanan, air raksa yang memuai akan menggerakan
pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan menggerakkan jarum
penunjuk sampai skala tertentu.

Cara pemasangan : alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut


jeluk yang akan diamati dengan cara memutar pegangannya.

Cara Pengamatan : setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu dapat


dibaca pada skala yang ditunjuk.
6. Termometer Maksimum Minimum Tanah

Gambar 1.19 Termometer Maksimum-Minimum Tanah

Satuan : oCelcius

Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip Kerja : muai zat cair pada tabung Bourdan

Fungsi : mengukur suhu tanah

Cara Kerja : jika suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air
raksa dan jarum hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimum,
sedang bila suhu turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan
ditunjukan oleh jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu
minimum.

Cara Pemasangan : jinjing (portable), bagian sensor dibenamkan ke


tanah hinga kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode
pengamatan.

Cara Pengamatan :

1. Sebelum pengamatan, ketiga jarum penunjuk dibuat saling


berhimpit dengan cara memutar sekrup.
2. Pada saat pembacaan, jarum merah menunjukkan suhu maksimum,
jarum hijau menunjukkan suhu minimum, dan jarum hitam
menunjukkan suhu sesaat.
G. Alat Pengukur Panjang Penyinaran Matahari
1. Solarimeter Tipe Jordan

Gambar 1.20 Solarimeter Tipe Jordan

Satuan : jam

Ketelitian : 0.5 jam

Prinsip Kerja : reaksi fotokhemis

Fungsi : mengukur panjang penyinaran matahari.

Cara Kerja : berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium ferro
sianida atau ferro amonium sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada
kertas pias. Garam ferro akan beroksidasi sehingga membentuk noda
apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Panjang noda yang
terbentuk dapat mengukur panjang penyinaran aktual.

Cara Pemasangan :

1. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang
agak tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar
matahari dalam keadaan normal pada ketinggian 3 m di atas horizon.
2. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga arah U-S dari alat
sesuai dengan U-S dari tempat pemasangan dan tutup kotak
menghadap khatulistiwa.
3. Alat dipasang dengan kemiringan kearah khatulistiwa terhadap
sumbu horizontal, sebesar derajat lintang tempat pemasangan
(Yogyakarta pada 7o LS)
Cara Pengamatan :

1. Persiapan kertas pias : kertas pias dicelupkan atau dilapisi dengan


larutan Kalium Ferrosianida atau Feriamonium sitrat denga
kepekatan baku, disesuaikan denegan kepekaan kertas pias terhadap
intensitas sinar matahari. Sebelum digunakan, kertas pias harus
disimpan rapat dan tidak boleh bereaksi dengan sinar.
2. Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan
diganti setiap sore hari pada pukul 18.00.
3. Noda yang terdapat pada kertas pias dicelupkan terlebih dahulu
dalam aquadest segera setelah digunakan, kemudian diukur
panjangnya dalam satuan jam. Nilai pengukuran ini merupakan nilai
PP aktual. Sementara nilai PP potensial merupakan panjang
penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila udara cerah selama
satu periode.

2. Solarimeter Tipe Compbell Stokes

Gambar 1. 21 Solarimeter Tipe Compbell Stokes

Satuan : jam

Ketelitian : 0,5 jam

Prinsip Kerja : pemfokusan sinar matahari.

Fungsi : mengukur suhu tanah


Cara Kerja : sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang
dibawahnya ada kertas pias. Jika sinar terfokus akan membuat goresan
hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan
untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias
compbell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum
belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).

Cara Pemasangan :

1. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang
agak tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar
matahari dalam keadaan normal pada ketinggian 3 di atas horizon.
2. Solarimeter diapasang sedemikian rupa sehingga mangkuk tempat
pemasangan kertas pias harus menunjuk arah timur-barat, bagian
bawah alat harus benar-benar datar (diatur dengan levelling), dan
lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai
dengan letak lintang tempat pengamatan.

Cara Pengamatan :

1. Kertas pias diasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00.
2. Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bentuk lurus,
bengkok panjang, dan bengkok pendek.
3. Jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung
pada letak pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat
tersebut.
4. Pengukuran PP aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Noda langsung bundar, dihitung 0,5 panjang garis tengah
noda.
 Noda berbentuk titik, setiap 2 atau 3 titik dihitung 0,1 jam.
 Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam
setiap pemutusan.
 Noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dikoreksi.
H. Alat Pengukur Intensitas Cahaya Matahari
1. Aktinograf Dwi Logam

Gambar 1.22 Aktinograf Dwi Logam

Satuan : cm2

Ketelitian : 1 cm2

Prinsip Kerja : beda muai logam hitam dan putih

Fungsi : mengukur intensitas penyinaran matahari

Cara Kerja : logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan,


sedangkan logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni
akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi matahari yang
ditangkap oleh sensor.

Cara Pemasangan : alat dipasang pada tempat terbuka di atas tiang beton
yang kuat dan bagian atas dibuat sedemikian rupa, sehingga selain sinar
berada 15 m di atas horizon bumi, sinar harus bebas mencapai sensor.

Cara Pengamatan :

1. Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pukul 18.00.
2. Garik akan tergambar pada kertas grafik, kemudian diukur luasan di
bawah grafik tersebut dengan alat planimeter. Luasan yang terukur
disetarakan terhadap satuan kalori/cm2/hari.
I. Alat Pengukur Kecepatan Udara

1. Cup Anemometer

Gambar 1.23 Cup Anemometer

Satuan : km/jam

Ketelitian : 1 km

Prinsip Kerja : sistem mekanik (gir).

Fungsi : mengukur kecepatan angina.

Cara Kerja : seperti gerakan Spedometer sepeda motor dalam satuan


km/jam Kecepatan angin rata-rata harian selisih pembacaan angka dibagi
24 jam (BMKG NTB, 2015).

Cara Pemasangan :

1. Alat dipasang pada tiang atau Menara dengan ketinggian 0,5 m, 2 m,


atau 10 m sesuai dengan masing-masing penggunaan.
2. Pemasangan harus pada tempat terbuka, dengan jarak benda yang
terdekat minimal 10x tinggi benda tersebut.

Cara Pengamatan :

1. Pembacaan pada alat pencatat dilakukan setiap pagi pukul 07.00.


2. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih
pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh
angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut
(periode 1 hari = 24 jam)

2. Hand Anemometer

Gambar 1.24 Hand Anemometer

Satuan : m/s atau skala Beaufort

Ketelitian : 0,5 m/s

Prinsip Kerja : sistem GGL induksi (seperti sistem dynamo)

Fungsi : mengukur kecepatan angin.

Cara Kerja : angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam


kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya
menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.

Cara Pemasangan : jinjing (portable)

Cara Pengamatan : kecepatan angina sesaat dapat diketahui dengan


membaca langsung pada pencatat.
3. Biram Anemometer

Gambar 1.25 Biram Anemometer

Satuan : m/s

Ketelitian : 0,5 m/s

Prinsip Kerja : sistem mekanik.

Fungsi : mengukur kecepatan angin.

Cara Kerja : benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang
akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan
bergerak tentukan interval waktu.

Cara Pemasangan : jinjing (portable), bagian sensor dibenamkan ke


tanah hinga kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode
pengamatan.

Cara Pengamatan :

1. Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rerata kecepatan


angina pada periode pendek.
2. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih
pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh
angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut
(periode 1 hari = 24 jam)
J. Alat Pengukur Penguapan Air
1. Piche Evaporimeter

Gambar 1.26 Piche Evaporimeter

Satuan : mm

Ketelitian : 0,02 mm

Prinsip Kerja : pengukuran selisih tinggi permukaan air.

Fungsi : mengukur penguapan air.

Cara Kerja : air yang terdapat dalam piche evaporimeter akan menguap
(yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air
dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring
selalu kering dan jenuh. Pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal ditabung pengukur dapat mengetahui banyaknya air yang hilang
karena penguapan setiap saat.

Cara Pemasangan : tabung diisi air dan digantung di dalam ruangan atau
sangkar meteo.

Cara Pengamatan : Pengamatan dilakukan sehari sekali. Mula-mula


diamati tinggi permukaan air (P1), pengamatan kedua dilakukan
keesokan harinya (P2). Besarnya penguapan adalah selisih P1 dan P2.
2. Panci Evaporasi Klas A

Gambar 1.27 Panci Evaporasi Klas A

Satuan : mm

Ketelitian : 0,2 mm

Prinsip Kerja : pengukuran tinggi selisih permukaan air.

Fungsi : mengukur penguapan air.

Cara Kerja : setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook


menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali
sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir
akibat evaporasi tersebut (BMKG NTB, 2015).

Cara Pemasangan :

1. Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar di atas


permukaan tanah.
2. Air bersih dimasukkan ke dalam panci setinggi 20 cm. Permukaan air
dijaga jangan sampai kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut. Jika
tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar, dapat berakibat kesalahan
hingga 15%.

Cara Pengamatan :
1. Mula-mula ujung kail (hooke) diatur dengan sekrup pemutar, tepat
menyentuh permukaan air. Tinggi air kemudian dapat dibaca pada
penera.
2. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai
menyentuh permukaan air.
3. Selisih pembacaan ke-1 (P1) dengan pembacaan ke-2 (P2)
merupakan besarnya penguapan air.
4. Jika terdapat hujan, rumus perhitungan ecaporasi adalah
P1 + P2 + CH (dalam mm)
Kapasitas maksimum terjadi bila terjadi hujan sebesar 50 mm pada
periode pengamatan.
5. Penguapan yang terukur adalah penguapan pada permukaan air
terbuka.
K. Alat Pengukur Semua Jenis Unsur Cuaca
1. AWS (Automatic Weather Station)

Relative
Solarimeter tipe Humidity
Jordan
Data
Logger
Box

Ombrometer
Accu Box

Gambar 1.28 AWS (Automatic Weather Station)

Penangkal Petir Cup


Anemometer

Solar Cell
Wind Direction

Penangkap
Sinyal
Provider

Gambar 1.29 AWS (Automatic Weather Station)


1. Wind Speed

Gambar 1.30 Cup Anemometer

2. Wind Direction

Gambar 1.31 Wind Direction

3. Solar Radiation

Gambar 1.32 Solar Radiation


4. Relative Humidity

Gambar 1.33 Relative Humidity

5. Air Temperature

Gambar 1.34 Air Temperature

6. Raingauge

Gambar 1.35 Raingauge


7. Barometer Pressure

Gambar 1.36 Barometer Pressure

8. Soil Temperature

Gambar 1.37 Soil Temperature

Cara Pemasangan : AWS dipasang pada ketinggian 10 meter di atas permukaan


tanah terbuka yang bebas dari hambatan. Sensor cuaca mengirimkan data realtime
langsung ke display. Pencatatan data cuaca dapat diprogram sesuai kebutuhan,
umumnya pencatatan data setiap 10 menit sekali. Data yang tersimpan di data
logger dapat dipanggil menggunakan data collect (pengambilan data dari data
logger ke komputer). Dalam AWS selain menggunakan listrik, juga menggunakan
tenaga solar sel. Sehingga jika listrik padam, AWS tetap dapat digunakan (LPPM
IPB, 2016).
Cara Kerja : masing-masing alat pada AWS bekerja dengan masing-masing
prinsipnya kemudian data ditransfer dan disimpan sementara pada Data Logger Box
untuk dikirim dan diolah komputer pengamat dengan menggunakan kabel atau
bahkan bisa dikirimkan kepada BMKG menggunakan jaringan internet seperti yang
terdapat di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. AWS yang terdapat di
Fakultas Pertanian menggunakan tenaga kerja matahari yang terhubung ke accu
battery di dalam box. AWS menggunakan sistem radio yang dipancarkan melalui
frekuensi tertentu kemudian diterima oleh radio di Laboratorium Agroklimatologi.
Data analog yang diperoleh dari sensor diubah menjadi data digit oleh data logger.
Data digit tersebut yang diterima oleh komputer yang sudah terpasang software
AWS di Laboratorium Agroklimatologi.
V. PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kekurangan Alat


A. Alat Pengukur Curah Hujan
1. Ombrometer Tipe Observatorium
Kelebihan ombrometer tipe observatorium adalah cara penggunaan
yang mudah dan praktis serta mempunyai ketelitian alat cukup kecil
sehingga dapat diperoleh data hasil pengukuran yang lebih akurat. Selain
itu, satuan alat dan satuan pengukuran sama sehingga memudahkan dalam
melakukan perhitungan.
Kekurangan ombrometer tipe observatorium adalah diperlukan
pengamatan berulang-ulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati
harian sehingga kurang efisien, penempatan alat yang harus pada
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sehingga memerlukan alat yang
dapat menjangkau ketinggian tersebut, serta sistem pembuangan yang
bekerja secara manual dapat mengganggu keakuratan pengukuran curah
hujan ketika kran dibuka karena penampung penuh.
2. Ombrograf
Kelebihan ombrograf adalah pengamatan menjadi lebih efisien
karena grafik terbentuk secara otomatis.. Selain itu, alat ini mampu melihat
intensitas curah hujan dan sistem pembuangan menggunakan sistem bejana
berhubungan sehingga air akan dibuang secara otomatis jika penuh (pada
ketinggian 40 cm) dan penempatannya lebih mudah.
Kekurangan ombrograf adalah ketelitian alat yang mencapai 2 mm
sehingga data yang dihasilkan kurang akurat dibandingkan ombrometer,
kertas grafik harus diganti setiap minggu. Pengamatan lebih sulit karena
dibutuhkan keahlian untuk membaca grafik, dan membutuhkan waktu yang
lama.

B. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara


1. Psikrometer Sangkar
Kelebihan psikrometer sangkar adalah titik uap dan titik embun yang
dapat diketahui sekaligus, mudah digunakan serta kecepatan angin tidak
terpengaruh oleh kecepatan putaran tangan karena ditempatkan di alam
terbuka. Kekurangan psikrometer sangkar adalah kemampuan yang terbatas
dalam mengukur kelembaban nisbi udara pada kecepatan angin 3-5 m/s
serta diperlukannya ketelitian dalam mengamati Termometer bola basah
(TBB).
2. Sling Psikrometer
Kelebihan sling psikrometer adalah ketelitian alat yang cukup tinggi
mencapai 0,5 oC dan relatif sederhana sehingga mudah dioperasikan.
Kekurangan sling psikrometer adalah kurang praktis, mengeluarkan banyak
tenaga dalam pengoperasiannya, dan perhitungannya cenderung agak rumit
karena harus menghitung temperatur pada termometer bola.
3. Psikrometer Tipe Assman
Kelebihan psikrometer tipe Assman adalah penggunaan yang praktis
karena memiliki alat pemompa kecepatan angin yang bekerja dengan
memutar sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas akan berputar sehingga
dapat mengeringkan bola basah. Data yang didapatkan juga cukup akurat.
Kekurangan psikrometer tipe Assman adlaah memiliki kemampuan
terbatas pada kecepatan angin sekitar 5 m/detik serta ketelitiannya kurang
dibanding psikrometer yang lain.
4. Higrograf
Kelebihan higrograf adalah dapat mengukur kelembaban relatif
secara langsung, rambut sebagai sensor yang mudah di dapat, dan terdapat
tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara.
Kekurangan higrograf adalah ketelitian yang rendah dan kertas grafik yang
harus diganti setiap minggu.

C. Alat Pengukur Suhu Udara


1. Termometer Biasa
Kelebihan termometer biasa adalah cara pemakaian dan pengamatan
yang mudah karena air raksa yang digunakan terlihat mengkilap.
Kekurangan termometer biasa adalah tingkat pemuaian air raksa yang kecil.
Titik beku raksa adalah -38.83 0C, sedangkan titik didihnya 356.73 0C.
2. Termometer Maksimum Udara
Kelebihan termometer maksimum udara adalah penggunaan yang
mudah dan ketelitian yang akurat serta adanya penyempitan pipa kapiler di
dekat reservoir. Kekurangan termometer maksimum udara adalah air raksa
memiliki tingkat pemuaian yang kecil.

3. Termometer Minimum Udara


Kelebihan termometer minimum udara adalah menggunakan
alkohol yang titik bekunya rendah sehingga dapat digunakan mengukur
suhu yang sangat rendah. Kekurangan termometer minimum udara adalah
pengamatan yang dilakukan menjadi kurang jelas karena alkohol berwarna
tidak mengkilat, tidak seperti air raksa. Titik didih alkohol hanya 78 0C
sehingga tidak cocok mengukur suhu yang tinggi. Namun titik bekunya -
112 0C sehingga thermometer ini cocok untuk mengukur suhu yang sangat
rendah.
4. Termometer maksimum-minimun Six Bellani
Kelebihan maksimum-minimun Six Bellani memiliki dua
termometer yaitu yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan
termometer minimum yang diisi oleh alkohol sehingga dapat diperoleh suhu
maksimum dan minimum bersamaan. Termometer ini memiliki kekurangan
berupa data yang didapat kurang valid karena ada beda tingkat pemuaian
antara raksa dan alkohol.

D. Alat Pengukur Suhu Udara dan Kelembaban Nisbi Udara


1. Termohigrometer
Kelebihan termohigrometer adalah dua data yang bisa didapatkan
dalam satu alat berupa suhu udara dan kelembaban nisbi udara, penggunaan
alat tergolong mudah. Kekurangan termohigrometer adalah tidak bisa
terkena cahaya matahari dan hujan secara langsung dan diperlukan
pengolahan data.
2. Termohigrograf
Kelebihan termohigrograf adalah memiliki ketelitian cukup tinggi
dan menyediakan data dalam bentuk grafik. Kekurangan termohigrograf
adalah kertas grafik yang harus diganti secara rutin dan rambut yang
digunakan harus terjamin kebersihannya untuk menjaga sifat
higroskopisnya.

E. Alat Pengukur Suhu Air


1. Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air
Kelebihan termometer maksimum-minimum permukaan air adalah
dapat menunjukkan suhu maksimum dan minimum air sekaligus, besarnya
suhu yang dihasilkan langsung dapat dibaca pada alat. Kekurangan
termometer maksimum-minimum permukaan air adalah kurangnya ketelitian
yang disebabkan beda muai antara alkohol dan air raksa, hanya dapat
digunakan untuk mengukur suhu permukaan, dan berfungsi efektif hanya
pada suhu permukaan air yang bersih dari pengganggu.

F. Alat Pengukur Suhu Tanah


1. Termometer Permukaan Tanah
Kelebihan termometer permukaan tanah adalah mudah digunakan.
Kekurangan termometer permukaan tanah adalah hanya dapat mengukur
suhu di atas permukaan tanah.
2. Termometer Tanah Selubung Kayu
Kelebihan termometer tanah selubung kayu adalah mudah untuk
mobilisasi dan dapat mengukur suhu tanah dengan kedalaman 0-10 cm.
Kekurangan termometer tanah selubung kayu adalah pembacaan data yang
harus cepat.
3. Termometer Tanah Tipe Bengkok
Kelebihan termometer tanah tipe bengkok adalah mudah untuk
melihat skala suhunya karena bentuknya bengkok. Kekurangan
termometer tanah tipe bengkok adalah harus menggunakan bor untuk
melubangi tanah 20 cm karena hanya dapat mengukur pada kedalaman
tersebut.
4. Termometer Tanah Tipe Simons
Kelebihan termometer tanah tipe Simons adalah dapat mengukur
suhu jeluk tanah pada kedalaman hingga 50 cm, zat cair pada termometer
terlindung oleh pipa pelindung. Kekurangan termometer tanah tipe Simons
kurang praktis untuk dibawa, tanah juga harus dilubangi sedalam 50 cm
dengan bor sebelum reservoir dimasukkan. Pembacaan skala suhu harus
dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu
udara permukaan luar karena untuk membacanya selubung harus diangkat
terlebih dahulu.
5. Stick Termometer
Kelebihan stick termometer adalah skala yang mudah diamati
karena berupa jarum penunjuk dan berbentuk bengkok. Skala suhu dapat
dilihat dengan mudah setelah suhunya konstan Kekurangan stick
termometer adalah harus mengebor tanah sedalam 100 cm terlebih dahulu
untuk memasukkan sticknya dan mudah terjadi adhesi air raksa dengan
kaca karena radiasi dari sinar matahari sehingga skala perlu dilindungi
dengan kain putih ataupun selubung putih.
6. Termometer Maksimum-Minimum Tanah
Kelebihan termometer maksimum-minimum tanah adalah dapat
mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaligus karena
menggunakan tiga jarum penunjuk dalam pembacaan skala. Kelemahan
termometer maksimum-minimum tidak praktis penggunaannya.

G. Alat Pengukur Panjang Penyinaran


1. Solarimeter Tipe Jordan
Kelebihan solarimeter tipe Jordan adalah kemiringan alat yang
mempengaruhi sinar yang mengenai alat sehingga data cukup akurat,
curah hujan yang masuk pada silinder setengah lingkaran terhambat oleh
pelindung celah sehingga kurang mempengaruhi pengukuran.
Kekurangan solarimeter tipe Jordan membutuhkan tempat yang tinggi
sehingga tidak bisa diletakkan di sembarang tempat, kertas pias kurang
praktis karena harus diisi kalium ferrosianida sehingga pengamatan harus
terlebih dahulu di cuci dengan aquades dan kertas pias harus diganti setiap
hari, tidak dapat mengukur lamanya penyinaran sinar matahari pada pukul
12.00 atau pada saat matahari tepat berada diatas solarimeter tipe Jordan,
kurang efektif karena kita harus mengusahakan agar arah angin selalu dari
belakang alat.
2. Solarimeter Tipe Compbell Stokes
Kelebihan solarimeter tipe Compbell Stokes adalah dapat
menyesuaikan letak kedudukan matahari pada suatu saat alat dipasang
dengan menggunakan kertas pias yang bentuknya berbeda-beda. tidak
peka terhadap radiasi, bisa mendeteksi pada pukul berapapun dan
ketelitian yang akurat. Kekurangannya solarimeter tipe Compbell Stokes
adalah kertas pias yang dipasang harus tepat agar cahaya matahari dapat
tepat jatuh ke kertas tersebut dan penggantian kertas pias setelah terbakar
bila ingin mengukur lama penyinaran matahari pada hari selanjutnya.

H. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran


1. Aktinograf Dwi Logam
Kelebihan aktinograf dwi logam adalah dapat dipergunakan untuk
keperluan pencatatan rutin, relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing dan
dapat mengetahui intensitas penyinaran secara otomatis. Kekurangan
aktinograf dwi logam adalah membutuhkan tempat yang tinggi sehingga
tidak dapat diletakan disembarang tempat dan data yang digunakan berupa
data mentah sehingga perlu dihitung alat planimeter.

I. Alat Pengukur Kecepatan Angin


1. Cup Anemometer
Kelebihan cup anemometer adalah hasil pengukuran yang dapat
mewakili angin sampai ketinggian 10 m dari tanah jika tidak penghalang.
Kekurangan cup anemometer adalah penempatan di atap bangunan akan
menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
2. Hand Anemometer
Kelebihan hand anemometer adalah bersifat portable dan dilengkapi
skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari
gejala alam), mudah diamati dan ketelitian tinggi. hand anemometer alat
ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan
skala harus cepat.
3. Biram Anemometer
Kelebihan biram anemometer adalah bersifat portable, mudah
diamati, dan praktis digunakan. Kekurangam biram anemometer adalah
pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.

J. Alat Pengukur Penguapan Air


1. Piche Evaporimeter
Kelebihan piche evaporimeter adalah mudah dalam penggunaannya
dan biayanya murah. Kekurangannya piche evaporimeter adalah
pengamatan harus dilakukan setiap hari, piche evaporimeter akan lebih
efisien apabila diletakkan dalam sangkar meteorologi, tidak bisa diwakili
strata permukaan alamiah secara baik karena ukuran sensor sangat kecil dan
mudah terganggu kotoran dan jamur.
2. Panci Evaporasi Klas A
Kelebihan panci evaporasi klas A adalah memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi dan dapat mengukur besarnya evaporasi meskipun dalam
keadaan hujan. Kekurangan panci evaporasi klas A adalah hanya akan
efisien apabila air dalam panci benar-benar dalam keadaan bersih, ketika
hujan lebat maka panci akan penuh dan tumpah sehingga akan sulit
menghitung besarnya penguapan dan kurang praktis karena harus
memperhitungkan curah hujan yang ada tiap hari.

K. Automatic Weather Station


AWS adalah serangkaian sensor-sensor meteorologi yang disusun
secara terpadu dan secara otomatis mencatat data–data meteorologi (suhu,
tekanan, kelembaban, penyinaran matahari, curah hujan, arah dan kecepatan
angina, radiasi surya dan sebagainya) yang dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi udara dan untuk menilai kesesuaian kondisi lingkungan hidup
sekitar untuk berbagai tujuan praktis. Tujuan penggunaan AWS antara lain
menambah kepadatan jaringan yang ada dari data yang tersedia, menyuplai
data cuaca di luar jam pengamatan, meningkatkan reliabilitas data hasil
pengukuran karena menggunakan pengukuran secara digital, menjamin
keseragaman data karena menggunakan cara pengukuran yang sama,
membantu para observer pemula, mengurangi human errors, memperkecil
biaya operasi, karena sedikit menggunkan tenaga observer, mendapatkan
pengukuran dan pelaporan dengan frekuensi yang tinggi(banyak),
membantu pengamatan di bidang klimatologi yang membutuhkan data
dalam jangka waktu yang panjang.
Automatic Weather Station memiliki beberapa kelebihan yaitu AWS
digunakan untuk meningkatkan jumlah dan reliability pengamatan, jaringan
AWS dapat meningkatkan kerapatan data dari tempat yang baru,
memberikan data pengamatan setiap jam kepada pengamat, meningkatkan
reliability pengamatan dengan menggunakan teknologi baru,
menstandarkan teknik pengamatan dengan menggunakan jaringan yang
sama, menghasilkan pengamatan yang memuaskan, memperkecil kesalahan
manusia, dan mengurangi biaya operasional untuk pengamatan (LPPM IPB,
2016). Kekurangan AWS adalah data yang sudah terlalu lama akan hilang
apabila kapasitas memori penuh dan data tidak dapat berlanjut jika listrik
padam dan energi dari sinar matahari sudah habis.
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan


pengamatan secara terus menerus mengenai kondisi lingkungan, atmosfer dan
biologis objek pertanian. Pengamatan dilakukan menggunakan berbagai macam
alat sesuai anasirnya seperti alat pengukur curah hujan, alat pengukur
kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu udara, alat pengukur suhu tanah, alat
pengukur suhu air, alat pengukur panjang penyinaran matahari, alat pengukur
intensitas penyinaran matahari, alat pengukur kelembaban nisbi udara dan suhu
udara, alat pengukur kecepatan angin, alat pengukur penguapan air, dan
Automatic Weather Station (AWS).
2. Prinsip kerja setiap alat pengukur anasir cuaca adalah sebagai berikut :
a. Ombrometer tipe observatorium : Penampung curah hujan
b. Ombrograf : Prinsip pelampung
c. Psikrometer sangkar : Prinsip termodinamika
d. Sling psikrometer : Prinsip termodinamika
e. Psikrometer tipe Assman : Prinsip termodinamika
f. Higrograf : Perubahan panjang higroskopis
g. Termometer biasa : Muai ruang zat cair
h. Termometer maksimum udara : Muai ruang air raksa yang dimodifikasi
dengan adanya penyempitan pipa kapiler
i. Termometer minimum udara : Muai ruang alkohol yang dimodifikasi
dengan adanya indeks
j. Termometer maks-min Six Bellani : Muai ruang zat cair (alkohol dan air
raksa)
k. Termohigrometer : Muai dwi logam dan higroskopis rambut
l. Termohigrograf : Muai dwi logam dan higroskopis rambut
m. Termometer maksimum-mininum permukaan air : Muai zat cair
n. Termometer permukaan tanah : Muai zat cair
o. Termometer selubung kayu : Muai zat cair
p. Termometer tanah tipe bengkok : Muai zat cair
q. Termometer tanah tipe Simons : Muai zat cair
r. Stick termometer : Muai zat cair bertekanan pada tabung bejana
s. Termometer maksimum-mininmum tanah : Muai ruang zat cair pada tabung
Bourdan
t. Solarimeter tipe Jordan : Reaksi fotokhemis
u. Solarimeter tipe Compbell-Stokes : Pemfokusan sinar matahari
v. Aktinograf dwi logam : Beda muai logam hitam dan putih
w. Cup anemometer : sistem mekanik
x. Hand anemometer : sistem GGL induksi
y. Biram anemometer : sistem mekanik
z. Panci evaporasi klas A : pengukuran selisih tinggi permukaan air
aa. Piche evaporimeter : pengukuran selisih tinggi permukaan air
ab. Automatic Weather Station : sensor merekam data dan disambung ke
komputer
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah Mitra Mandiri. 2019. Cara Menggunakan Termohigrometer. <


http://www.anm.co.id/news_and_event/detail/24/cara-menggunakan-
thermohygrometer#.XW5WRCgzY2w> Diakses pada tanggal 03 September
2019.

BMKG NTB. 2015. Peralatan Klimatologi. <


http://iklim.ntb.bmkg.go.id/index.php?page=Peralatan%20Klimatologi1 >
Diakses pada tanggal 03 September 2019.

Caraka, R.E., Yasin, H., dan Suparti. 2015. Pemodelan tinggi pasang air laut di kota
Semarang dengan menggunakan Maximal Overlap Discrete Wavelet
Transform (MODWT). Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2(2) :
104-114.

Halimah, N. 2013. Analisis Pengaruh Aktivitas Lalu Lintas Terhadap Suhu Udara
di Stasiun Observasi Klimatologi Baranangsiang Bogor. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hunziker, S., S., Bronnimann, J., Calle, I., Moreno, M., Andrade, L., Ticona, A.,
Huerta,and W. L., Casimiro. 2018. Effects of undetected data quality issueson
climatological analyses. Climate of The Past 14(1):1-20.

Irjayanti, P., P. Meinelva dan M. R. Simanjuntak. 2015. Profil unsur cuaca stasiun
meteorologi Frans Kaisiepo Biak (tahun 2010-2012). Jurnal Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika 2: 193-194.

Lipper, L., P. Thornton, B. M. Campbell, T. Baedeker, A. Braimoh, M. Bwalya, P.


Caron, A. Cattaneo, D. Garrity, K. Henry, R. Hottle, L. Jackson, A. Jarvis, F.
Kossam, W. Mann, N. McCarthy, A. Meybeck, H. Neufeldt, T. Remington,
P. T. Sen, R. Sessa, R. Shula, A. Tibu, and E. F. Torquebiau. 2014. Climate-
smart agriculture for food security. Nature Climate Change 4: 1068-1072.

Litbang. 2013. Basis Data Iklim Pertanian Indonesia untuk Mendukung Adaptasi
Perubahan Iklim. &lt;http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/politik-
pembangunan/BAB-III/BAB-III-1.pdf&gt;. Diakses pada tanggal 02
September 2019.

Liu, J. and F.Huang. 2013. The application of new automatic weather station in
power system. Telkomnika 11 (2): 659-666.

LPPM IPB. 2016. Jaringan AWS (Automatic Weather Station) pertama kali di ADS
IPB. < http://lppm.ipb.ac.id/jaringan-aws-automatic-weather-station-
pertama-kali-di-ads-ipb/ > Diakses pada tanggal 03 September 2019.

Machfud, M. S., Mada, S., Ginaldi, A. 2016. Rancang bangun Automatic Weather
Station (AWS) menggunakan raspberry pi. ALHAZEN Journal of Physics. 11
(2) : 48 – 57.

Permana, R. G., Endah, R, dan Dzulkiflih. 2015. Perancangan dan pengujian


penakar hujan tipe tipping bucket dengan sensor photo – interrupter berbasis
Arduino. Jurnal Inovasi Disika Indonesia. 4 (3) : 71 – 76.

Rohli, R. V. and A. J. Vega. 2013. Climatology. Jones and Bartlett Learning,


Amerika Serikat.

Toruan, K. L. 2009. “Automatic Weather Station (AWS) Berbasis Mikrokontroler”.


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.
Depok.

Anda mungkin juga menyukai