Resume Hilda Maulina
Resume Hilda Maulina
Resume Hilda Maulina
OLEH :
HILDA MAULINA
(2018.01.00.02.012)
DOSEN PENGAMPU
BUKITTINGGI
2020
Resumer HILDA MAULINA (2018.01.00.02.012)
Pengarang Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami, Sochib Ibnu Fajar
PENDAHULUAN
Ranitidin merupakan salah satu obat yang tersedia di apotek sebagai prduk generik maupun
produk merek. Ranitidin merek oleh masyarakat juga sering dianggap memiliki efek terapi yang
lebih berkhasiat dibanding ranitidin generik. Kadar obat di dalam darah akan menunjukkan
banyaknya obat yang akan berikatan dengan reseptor hingga menimbulkan efek terapi.
Kadar Ranitidin dalam sediaan tablet Ranitidin merek dan generik dapat menjadi perbandingan
awal terhadap khasiat keduanya. Kadar suatu obat dalam bentuk sediaan akan menunjukkan
banyaknya obat yang akan terabsorbsi dalam tubuh dan menimbulkan efek terapi. Untuk
melakukan penetapan kadar obat dalam suatu sediaan dibutuhkan suatu metode yang teliti dan
akurat. Sebelumnya telah dilakukan optimasi metode penetapan kadar tablet ranitidin, termasuk
juga validasi metode analisisnya menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT).Hasil pemisahannya menunjukkan peak kromatogram yang kurang bagus serta hasil uji
validasi metode analisisnya masih kurang memenuhi syarat ketepatan yang baik sehingga perlu
dilakukan analisis dengan metode lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (Hermawan,
2007). Penetapan kadar dapat dilakukan secara analisis intrumental menggunakan metode
Spektrofometri UV−Vis.
Spektrofotometri UV−Vis adalah anggota teknik analisa spektroskopi memakai sumber radiasi
Pada penelitian ini akan dilakukan validasi metode tersebut pada sediaan tablet tunggal
Ranitidin dengan menggunakan metanol sebagai pelarut yang diharapkan nantinya dapat
digunakan untuk keperluan analisis Ranitidin dengan metode Spektrofotometri UV− Vis.
METODE
Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer UV−Vis Merk Shimadzu 1601, Neraca analitik
Bahan yang digunakan: Ranitidin baku (Kimia Farma), tablet Ranitidin merek (Hexapharma,
Interbat, Otto, Kalbe Farma, Dexa Medica), Tablet Ranitidin generik (Dexa Medica, Phapros,
PROSEDUR PENELITIAN
Sebanyak 50 mg Ranitidin baku dimasukkan dalam labu takar 50 ml dan dilarutkan dengan
metanol sampai volumenya tepat 50 ml sehingga akan diperoleh konsentrasi 1000 µgƒmL
(1000,0 ppm). Dari larutan baku konsentrasi 1000,0 ppm diambil 25 ml dan diencerkan dengan
metanol dalam labu takar 50 ml sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi 500,0 ppm.Dari
konsentrasi 1000,0 ppm dipipet 5 ml dan diencerkan dalam labu takar 50 ml sampai volumenya
tepat 50 ml sehingga diperoleh konsentrasi 100,0 ppm yang akan digunakan untuk pembuatan
seri konsentrasi.
Penetapan panjang gelombang maksimum
Dari larutan baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6,0 ppm
dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku dengan konsentrasi 6,0
ppm tersebut dikocok hingga homogen dan dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca
Dari larutan baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6,0 ppm
dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku dengan konsentrasi 6,0
ppm tersebut dikocok hingga homogen dan dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif
Larutan baku dengan seri konsentarsi 6,0; 8,0; 10,0; 12,0; 14,0 dan 16,0 ppm didiamkan
selama waktu operating time kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum. Dari data hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya
Dari larutan baku Ranitidin 100,0 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 12,0 ppm dengan
cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku Ranitidin dengan konsentrasi 12,0
ppm tersebut didiamkan selama waktu operating time kemudian dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan dengan enam kali pengulangan.
Ketepatan (Accuracy)
Ditimbang setara 50 mg serbuk tablet Ranitidin sampel secara duplo dan masing−masing
dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml. Pada salah satu labu takar ditambahkan 10 ml larutan baku
Ranitidin dengan konsentrasi 1000,0 ppm. Kedua sampel selanjutnya mengalami perlakuan yang
sama. Metanol ditambahkan hingga volumenya tepat 50 ml. Dari larutan tersebut kemudian
menggunakan labu takar 10 ml. Larutan diambil 1 ml lalu diencerkan dengan metanol sampai
volumenya tepat 10 ml. Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan
operating time. Uji ketepatan metode dilakukan dengan penambahan larutan baku 1000,0 ppm;
500,0 ppm dan 100,0 ppm. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung harga perolehan kembali
(recovery).
Dua puluh tablet yang telah memenuhi keseragaman bobot kemudian digerus hingga
halus dan homogen. Sampel serbuk ditimbang setara dengan 50 mg Ranitidin, kemudian
dilarutkan dengan metanol hingga volumenya tepat 50 ml. Dari larutan tersebut kemudian
dipipet 1 ml dan diencerkan dengan metanol hingga volumenya tepat 10 ml dengan menggunakan
labu takar 10 ml. Larutan diambil 1 ml lalu diencerkan dengan metanol sampai volumenya tepat 10
ml. Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan operating time.
Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan dilakukan terhadap lima
sampel tablet Ranitidin merek dan tiga sampel tablet Ranitidin generik.
Panjang gelombang maksimum (hmaks) merupakan panjang gelombang dimana terjadi eksitasi
elektronik yang memberikan absorbansi maksimum. Alasan dilakukan pengukuran pada panjang
gelombang maksimum adalah perubahan absorban untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling
besar pada panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang
maksimum. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh panjang gelombang yang diperoleh
Penentuan operating time bertujuan untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan
larutan untuk mencapai absorbansi konstan. Ditentukan dengan mengukur absorbansi dari
UV−Vis. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh operating time pada menit ke−4 sampai
menyatakan absorbansi dan variabel x menyatakan kadar. Nilai r menunjukkan linearitas kurva
baku tersebut. Slope menyatakan arah garis linier (kepekaan arah) dari kurva antara respon
artinya pada kondisi konsentrasi Ranitidin dalam pelarut metanol (x) sama dengan nol maka
Uji presisi alat dilakukan dengan menggunakan larutan baku Ranitidin dengan konsentrasi
12,0 ppm yang dibuat sebanyak enam kali untuk dilihat serapannya pada panjang gelombang 326
nm. Hasil serapan digunakan untuk menghitung harga serapan rata−rata, standar deviasi (SD),
koefisien variasi (KV) dan ketelitian alat uji. Uji ini bertujuan untuk membuktikan LOD dan
LOQ
Metode yang digunakan memberikan harga LOD sebesar 0,6 ppm artinya pada
konsentrasi tersebut masih dapat dilakukan pengukuran sampel yang memberikan hasil
yang ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis, yang
ditunjukkan dari nilai standar deviasi (SD), koefisien variasi (KV) dan repeatabilitas
Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki ketepatan yang cukup
baik ditunjukkan dengan nilai recovery berada pada kisaran 80−120% sesuai dengan yang
Perbedaan kadar yang terlihat pada delapan sampel dapat terjadi karena perbedaan metode
produksi dari masing−masing produsen, termasuk pemilihan bahan tambahan tablet yang
digunakan. Beberapa bahan tambahan yang digunakan mungkin akan berpengaruh terhadap hasil
absorbansi sehingga akan berpengaruh juga terhadap kadar yang terukur. Untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan yang nyata dari ke delapan sampel dilakukan uji ANAVA dengan hasil
adanya perbedaan kadar dalam tablet Ranitidin merek dan generik, maka dimungkinkan akan
KESIMPULAN
Metode Spektrofotometri UV−Vis dapat digunakan untuk menetapan kadar tablet Ranitidin
merek dan generik menggunakan pelarut methanol. Hasil validasi analisis yang dilakukan
didapat akurasi metode dan presisi yang memenuhi persyaratan validitas analisis dan diperoleh
nilai lineraritas sebesar r= 0,9988 dengan batas deteksi 0,6 ppm dan batas kuantitasi 2,1 ppm.
Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar Ranitidin dalam tablet Ranitidin merek dan
generik. Setelah dilakukan perbandingan antar sampel dengan post hoc test diketahui 16
pasangan sampel yang berbeda kadarnya secara bermakna, sedangkan 12 pasangan sampel
REFERENSI
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Jakarta.
Hermawan, A. 2007. Optimasi Metode Penetapan KadarTablet Ranitidin Merk® Dalam Plasma
Manusia Secara In Vitro Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) [Skripsi].
Mulja, M., and Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya. Airlangga University
Press. Hal.2,6,33−34.