Sejarah HI
Sejarah HI
Sejarah HI
I. Pendahuluan
Dalam pertemuan pada bab ini, mahasiswa diajak mempelajari sejarah
perkembangan hukum internasional dan organisasi internasional. Pada akhir pertemuan
ini mahasiswa diharapkan mampu memahami, mendiskusikan dan menjelaskan sejarah
perkembangan hukum internasional pada zaman India Kuno, zaman Bangsa Yahudi,
zaman Romawi, zaman Yunani, Perjanjian Westphalia, Abad ke-18 dan Abad ke-20 serta
sejarah perkembangan diakuinya organisasiorganisasi internasional sebagai subjek
hukum internasional.
Perkembangan Hukum Internasional Modern dapat dilihat dari 400 (empat ratus)
tahun perkembangan kebiasaan internasional dan praktik-praktik negaranegara di
kawasan Eropa, dalam hubungan-hubungan antar mereka dan komunitas-komunitas
mereka. Hal ini dapat dibuktikan dari tulisan ahli-ahli hukum dari abad ke XVI, XVII, XVIII.
Pada masa itu konsep hukum internasional diwarnai konsep kedaulatan nasional, konsep
kedaulatan teritorial, konsep kesamaan penuh serta konsep kemerdekaan negara-
negara. Konsep-konsep tersebut sebenarnya dianut pada sistem ketatanegaraan
negara-negara kawasan Eropa namun akhirnya dianut juga oleh negara-negara kawasan
non Eropa.
2 J.G. Starke, 1995, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, h.8.
3 Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika
Pada bagian lain dikemukakan juga bahwa: ”Hukum internasional dalam arti luas,
termasuk hukum bangsa-bangsa, maka sejarah hukum internasional itu telah berusia tua.
Akan tetapi bila hukum internasional diartikan sebagai perangkat hukum yang mengatur
hubungan antarnegara, maka sejarah hukum internasional itu baru berusia ratusan
tahun.”4
Pada zaman ini, seorang raja dalam mengadakan hubungan dengan raja lainnya
telah diatur oleh kebiasaan yang dinamakan Desa Dharma. Pujangga yang terkenal pada
saat itu adalah Kautilya atau Chanakya, yang menulis buku yang berjudul Artha Sastra
4 Arsensius, “Sejarah Perkembangan Hukum Internasional dari Masa Klasik Hingga Masa
Moderen”, 2009, E-Journal Online,
http://jurnal.untan.ac.id/index. php/civika/article/view/401diakses 15/7-2017
5 Duta adalah sebutan bagi wakil raja pada masa itu.
6 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Bagian Umum, Binacipta, h.25
Pada zaman ini juga telah dikenal aturan-aturan yang mengatur hubungan antara
kumpulan-kumpulan manusia yang hidup dalam negara-negara kota. Pada zaman ini
penduduk digolongkan menjadi dua yaitu: golongan Yunani dan orang luar Yunani yang
dianggap sebagai orang-orang biadab (barbar). Masyarakat Yunani sudah mengenal
ketentuan-ketentuan mengenai perwasitan (arbitration) dan diplomasi yang tinggi tingkat
perkembangannya. 10
2017
Sumbangan yang paling berharga dari kebudayaan Yunani bagi perkembangan
hukum internasional adalah Konsep Hukum Alam yaitu hukum yang berlaku secara
mutlak dimanapun juga dan yang berasal dari ratio atau akal manusia. Konsep Hukum
Alam ini adalah konsep yang dikembangkan oleh ahli filsafat yang hidup dalam abad ke
III sebelum masehi, Konsep Hukum Alam diteruskan ke Roma dan Romalah yang
memperkenalkan kepada dunia.11Sebagaimana kita ketahui, ajaran hukum alam ini telah
berperan penting dalam sejarah hukum internasional Mazhab hukum alam memberikan
dasar-dasar bagi pembentukan hukum yang ideal. Dalam hal ini, dengan menjelaskan
bahwa konsep hidup bermasyarakat internasional merupakan keharusan yang
diperintahkan oleh akal budi (rasio) manusia. Mazhab ini sesungguhnya telah meletakkan
dasar rasionalitas bagi pentingnya hidup berdampingan secara tertib dan damai
antarbangsa-bangsa di dunia ini walaupun mereka memiliki asal-usul keturunan,
pandangan hidup, dan nilai-nilai yang berbeda-beda.
“That „natural‟ obligations of justice bacame not those of divine law but essentially
what is necessary for subsistence and self-preservation. Others have focused on consent
as the key to the binding nature of international law. Norms are binding because state
consent that they should be.” 12
Dalam hukum Romawi dikenal asas-asas yang berasal dari hukum perdata kemudian
memegang peranan yang penting dalam hukum internasional, seperti occupation,
Hukum Romawi menjadi dasar pada sebagaian besar sistem-sistem hukum di Eropa
khususnya negara-negara Eropa Barat dan berpengaruh terhadap perkembangan
hukum internasional masa kini. Namun cikal-bakal dari hukum internasional telah lama
diterapkan oleh kekaisaran romawi, yakni istilah hukum ius gentium yang merupakan
hukum yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan orang yang bukan
Romawi serta antara orang bukan Romawi satu sama lain. Kemudian muncul lagi istilah
ius inter gentes yang mengatur tentang hubungan antara publik dengan individu. 14 Dari
situlah awal munculnya hukum yang mengatur tentang hubungan subyek hukum yang
melintasi batas territorial suatu negara.
Pada abad pertengahan dunia barat dikuasai oleh satu sistem feodal yang berpuncak
pada Kaisar, sedangkan kehidupan Gereja berpuncak pada Paus sebagai kepala Gereja
Katolik Roma. Masyarakat Eropa waktu itu merupakan satu masyarakat Kristen yang
terdiri dari beberapa negara yang berdaulat dan Takhta Suci, dan sebagai pewaris
kebudayaan Romawi dan Yunani.63 Selain Masyarakat
Eropa Barat saat itu dikenal dua masyarakat besar yang berbeda yaitu Kekaisaran
Byzantium dan dunia Islam. Kekaisaran Byzantium memperkenalkan praktek diplomasi
dan memberikan sumbangan bagi perkembangan hukum internasional, sedangkan dunia
Islam memberikan sumbangan perkembangan di bidang hukum perang.
Selain dapat mengakhiri perang 30 tahun, juga telah membawa dampak besar bagi
perubahan-perubahan peradaban umat manusia dimuka bumi. Beberapa Negara yang
tadinya menjadi satu kerajaan besar, oleh akibat keinginan masyarakat kecil berpecah-
pecah menjadi beberapa Negara. Seperti Negara Eropa bagian barat yaitu Luxemburg,
Belanda dan Belgia (Benelux) yang tadinya bersatu menjadi satu negara. Demikian pula
dengan adanya kerajaankerajaan kecil oleh keinginan masyarakat bersatu menjadi satu
negara, seperti
Italia.15
Bukan itu saja, perubahan-perubahan penting dari sejarah perang 30 (tiga puluh)
tahun adalah solusi-solusi perdamaian dari akibat perang yang lama tersebut serta
adanya kodrat manusia yang ingin berdamai. Perjanjian Westphalia bukanlah solusi
perdamaian yang pertama kali berkembang, namun perjanjian ini merupakan tonggak
sejarah mengakhiri perang 30 (tiga puluh) tahun di Eropa. Demikian pula perjanjian ini
telah menghasilkan dokumen-dokumen penting bagi sejarah umat manusia di muka
bumi. Uni Eropa (European Union) dapat dipandang berasal dari perjanjian ini.
Demikaian pula halnya dengan terbentuknya asosiasi-asosiasi regional banyak mengacu
pada Perjanjian Westphalia ini. Perjanjian Westphalia membangun semangat
15
S.M. NOOR, Sejarah Hukum Internasional, dalam http://www.negarahukum.com/hukum/sejarah-
hukuminternasional.html, diakses pada tanggal 19 Juli 2017.
kebersamaan dalam memandang bahwa perang, kedengkian, pembinasaan dan
pelanggaran hak asasi manusia adalah dosa yang tidak terampuni di muka bumi.
Semangat kebersaman ini tanpa memandang perbedaan agama dan ras.16
Dengan demikian Perjajian West Phalia telah meletakkan dasar-dasar bagi suatu
susunan masyarakat internasional yang baru baik mengenai bentuknya yang didasarkan
atas negara-negara nasional (tidak lagi didasarkan kerajaan) maupun mengenai hakekat
dari pada negara-negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan kekuasaan negara
dan pemerintahan dari pengaruh gereja.
16 Ibid
17 Mochtar KusumaatmadjaI II , op.cit, h.32
kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja ia berada, hidup berorganisasi dalam
negara atau tidak.
Seorang ahli hukum dan filsafat berkebangsaan Jerman bernama Christian Wolf,
mengemukakan teori mengenai Civitas Maxima.18 Seorang guru besar hukum perdata di
Oxford, Zouche, yang pandangannya lebih mementingkan praktik negara sebagai
sumber hukum sebagaimana terjelma dalam kebiasaan dan perjanjian-perjanjian,
walaupun tidak secara mutlak menolak hukum alam. Pandangan berbeda dari seorang
diplomat berkebangsaan Swiss yaitu Emmerich Vattel, dia tidak dapat digolongkan ke
dalam aliran hukum alam maupun aliran positivis dan lebih dikenal eclectic yakni orang
yang memilih segi-segi baik dari kedua aliran tersebut. Pandangan Emmerich Vattel
banyak berpengaruh terhadap perkembangan hukum Internasional, terutama di Amerika
Serikat. Seperti kebiasaan dan perjanjian antarnegara yang berharga sebagai sumber
atau (evidence) hukum.19
Pada abad ini kecenderungan perkembangan di antara para ahli hukum untuk lebih
mengemukakan kaidah-kaidah hukum internasional terutama dalam bentuk kebiasaan
dan traktat, dan mengurangi sedikit mungkin kedudukan “hukum alam” atau “nalar”,
sebagai sumber dari prinsip-prinsip tersebut.70 Zaman ini adalah masa kebangkitan
negara-negara baru yang kuat, baik di eropa maupun di luar Eropa yang ditandai dengan
ekspansi peradaban eropa ke wilayah-wilayah luar benua, modernisasi sarana angkutan
dunia, penemuan-penemuan baru, dan kondisi tersebut membutukan pengaturan dalam
tindakan hubungan-hubungan internasional.
Liga Bangsa-Bangsa gagal untuk mencegah Perang Dunia II, kemudian digantikan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tanggal 26 Juni 1945.
Perserikatan Bangsa-Bangsa bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan
dunia, memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui
penghormatan hak asasi manusia, membina kerjasama internasional dalam
pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, menjadi pusat
penyelarasan segala tindakan bersama terhadap Negara yang membahayakan
perdamaian dunia, dan menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan,
bencana alam dan konflik bersenjata.
Baik LBB maupun PBB telah menambah dimensi baru pada masyarakat internasional
modern yang sangat besar artinya dalam perkembangan masyarakat internasional yaitu
fenomena organisasi atau lembaga internasional yang melintasi batas-batas Negara dan
mempunyai wewenang dan tugas.20
V. Penutup
Paparan materi di atas menunjukkan bahwa perkembangan hukum internasional
pada awalnya hanya merupakan hukum yang mengatur bangsabangsa yang berlaku
dalam wilayah tertentu kemudian seiring waktu berkembang menjadi hukum antar negara
yang wilayah berlakunya menjadi semakin luas. Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai
organisasi internasional pertama pasca Perang Dunia II saat ini terasa peran dan
manfaatnya, terutama untuk mencegah perang yang berskala luas seperti Perang Dunia
I dan II.