Makalah Hukum Internasional

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terdapat hubungan yang erat antara hukum internasional dengan masyarakat
internasional. Menurut Mochtar Kusumaatmaja bahwa untuk menyakini adanya
hukum internasional maka harus ada pula masyarakat internasional sebagai landasan
sosiologis. Pada bagian lain dikemukakan juga bahwa, Hukum internasional dalam
arti luas, termasuk hukum bangsa-bangsa, maka sejarah hukum internasional itu telah
berusia tua. Akan tetapi bila hukum internasional diartikan sebagai perangkat hukum
yang mengatur hubungan antar negara, maka sejarah hukum internasional itu baru
berusia ratusan tahun (Kusumaatmaja, Mochtar dan Etty R. Agoes; 2003: 25).
Pendapat serupa juga dikemukakan olej J.G. Starke bahwa pengungkapan sejarah
sistem hukum internasional harus dimulai dari masa paling awal, karena justru pada
periode kuno kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar masyarakat internasional
berupa adat istiadat. Traktat, kekebalan duta besar, peraturan perang ditemukakan
sebelum lahirnya agama Kristen di India dan Mesir Kuno. Di Cina kuno ditemukan
aturan penyelesaian melalui arbitras dan mediasi. Demikian juga di Yunani kuno dan
Romawi kuno. Sedangkan sistem hukum internasional merupakan suatu produk dari
empat ratus tahun terakhir ini. Pada mulanya berupa adat istiadat dan praktek-praktek
negara Eropa moderen dalam hubungan dan komunikasi antar mereka dan adanya
bukti-bukti pengaruh dari para ahli hukum pada abad ke enambelas, tujuhbelas dan
delapan belas. Lagi pula hukum internasional masih diwarnai oleh konsep-konsep
kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, konsep kesamaan penuh dan kemerdekaan
negara-negara yang meskipun memperoleh kekuatan dari teori-teori politik yang
mendasari sistem ketatanegaraan Eropa moderen juga dianut oleh negara-negara non
Eropa yang baru muncul. (Starke, J.G.; 2001: 8)
Dengan demikian sejarah hukum internasional sama tuanya dengan adanya
masyarakat internasional meskipun dalam taraf tradisional yang berbeda dengan
masyarakat internasional dalam arti moderen.
1

Denganmengunakan kedua pendekatan di atas, sejarah perkembangan hukum


internasional dalam pembahasan ini akan dimulai pada masa klasik, yaitu masa India
kuno, Mesir kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno, Romawi Kuno; kemudian pada masa
abad pertengahan yaitu abad 15 dan 16; Masa Hukum Internasional Moderen, yaitu
pada abad 17, abad 18, abad 19, abad ke 20 dan hingga dewasa ini.
Dalam penulisan makalah ini mengunkan metode yuridis normatif dengan pendekatan
sejarah. Bahan-bahan pustaka yang dipergunkan adalah ketentuan hukum
internasional yang termuat dalam perjanjian internasional (traktat, konvensi), bukubuku hukum internasional dan praktek pengadilan internasionl. Dari bahan-bahan
tersebut kemudian diolah dan dianalisa secara deskriftif analitis. Sehubungan dengan
pengunaan metode sejarah ini, Jawahir Tontowi dan Pranoto Iskandar menyatakan
bahwa Hukum internasional publik sangat terkait dengan pemahaman sejarah.
Melalui pendekatan sejarah ini, tidak sekedar proses evolusi perkembangan hukum
internasional dapat diruntut secara faktual kronologis, melaikan juga seberapa jauh
kontribusi setiap zaman bagi perkembangan hukum internasional (Tontowi, Jawahir
dan Pranoto Iskandar; 2006: 29).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Perkembangan Hukum Internasional

Berbicara tentang Hukum Internasional tidak lepas dari topik utamanya adalah
Negara dan Organisasi-organisasi internasional sebagai subyek hukumnya. Negara
menjadi subyek utama dalam teori hukum internasional seperti halnya perorangan
(warga)

dalam

Hukum

Nasional

atau

Hukum

Privat.

Dengan

semakin

berkembangnya Negara dewasa ini maka aturan dan disiplin internasional menjadi
pilar penting dalam mengatur relasi internasional antar Negara satu dengan yg
lainnya. Aturan dan disiplin internasional antar bangsa inilah yg menjadi poin
pembahasan dari Hukum Internasional.
Hukum internasional telah muncul berabad-abad lamanya, diketahui sejak 2100 SM
telah ada Hukum yg mengatur hubungan antar dua negara pada wilayah
Mesopotamia. Dengan semakin berkembangnya zaman dan era dari klasik hingga
modern, hal ini mempengaruhi semakin berkembangnya teori Hukum Internasional
dari para pemikir dan ilmuwan dizaman-zaman tertentu. Kajian Hukum internasional
bukanlah kajian hukum yg berumur tua dan bersifat absolut, terhitung sejak berabadabad sebelum masehi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan geografis serta tatanan administratif dan politik
antar negara satu dgn yang lainnya.
Perumusan hasil kajian atas hubungan antar bangsa-bangsa ini menjadi suatu disiplin
keilmuan yg telah, sedang dan akan terus mengalami sentuhan perubahan selaras
dengan pergeseran iklim politik, sosial dan budaya yang melanda dunia internasional.
Hal ini bukan berarti bahwa hukum internasional saat ini belum menemukan
sedikitpun konsensus ilmiah di bidang hukum yang mengalasi hamparan pandangan
para pakar yang terus dan kian berkembang. Hanya saja prinsip hukum yang nyaris
tersepakati itu berpotensi besar untuk selalu berubah dan bergeser sejalan dengan
kemajuan relasi antar bangsa itu sendiri.

Dewasa ini, pengertian hukum internasional (international law/al-qonun aldauli) telah mencapai konsensus umum untuk diartikan sebagai, sekumpulan
peraturan dan norma-norma hukum yang diberlakukan untuk mengatur hubunganhubungan subyek hukum internasional (bangsa-bangsa dan entitas lainnya, seperti
lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi internasional), yang menjelaskan tentang
hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta batasan-batasan relasi yg tercipta antara para
subjek hukum internasional dan perusahaan multinasional atau individu (Warga
Negara).
Dari devinisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian hukum internasional
mencakup 3 prinsip:
-

Prinsip pertama: yang berhak dan tunduk pada hukum internasional adalah
subyek hukum internasional (international personality/askhos al-qonun al-

dauli) yg terdiri atas Negara-negara dan organisasi-organisasi internasional.


Prinsip kedua: hubungan yg berlaku adalah hubungan internasional

(international relation/al-alaqat al-dauliyah).


Prinsip ketiga : `kaidah-kaidah dan norma-norma hukum internasional
merupakan kaidah wajib(obligation rules/al-qowaid al-mulzimah) .

2.2 Akar Sejarah Hukum Internasional


Hukum internasional publik sangat terkait dengan pemahaman dari segi sejarah.
Melalui pendekatan sejarah ini, tidak sekedar proses evolusi perkembangan hukum
internasional dapat diketahui secara faktual kronologis, melainkan juga seberapa jauh
kontribusi setiap masa bagi perkembangan hukum internasioanal. Sejarah merupakan
salah satu metode bagi pembuktian akan eksistensi dari suatu norma hukum. Hal ini
dapat dibuktikan antara lain melalui salah satu sumber hukum internasional, yaitu
kebiasaan/adat istiadat (custom/al-urf).
Sistem Hukum Internasional merupakan suatu produk, kasarnya dari empat ratus
tahun terakhir ini yang berkembang dari adat istiadat dan praktek-praktek negaranegara eropa modern dalam hubungan serta komunikasinya dengan negara-negara

lain. Tapi kita pun perlu melihat jauh sebelum perkembangan zaman Eropa Modern
yaitu pada periode klasik, beberapa Negara telah melaksanakan Hukum Internasional
secara tidak langsung, dan adapun para ahli yang lahir sebelum zaman Eropa Modern
tersebut dipandang telah memunculkan dasar-dasar dari pemikiran mengenai adatistiadat yang ditaati oleh masyarakat serta adanya beberapa kasus sejarah, seperti
penyelesaian arbitrasi (perwasitan) pada masa Cina Kuno dan awal Dunia Islam yang
memberikan sumbangan terhadap evolusi sistem modern Hukum Internasional.
Sejarah Hukum Internasional dalam perkembangannya mengalami beberapa periode
evolusi yang terbilang berkembang dengan cepat dan menarik. Fase-fase tersebut
dapat kita bagi dalam 2 pembahasan; Periode Kuno, dan Periode Modern.
2.3 Sejarah Hukum Internasional Kuno
Permulaan hukum internasional dapat kita lacak kembali mulai dari wilayah
Mesopotamia pada sekitar tahun 2100 SM, dimana telah ditemukannya sebuah
perjanjian pada dasawarsa abad ke-20 yang ditandatangani oleh Ennamatum,
pemimpin Lagash dan pemimpin Umma. Perjanjian tersebut ditulis diatas batu yang
didalamnya mempersoalkan perbatasan antara kedua negara kota tersebut, yang
dirumuskan dalam bahasa Sumeria.
Bangsa-bangsa lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan hukum
internasional kuno adalah India, Yahudi, Yunani, Romawi, Eropa Barat, Cina dan
Islam:
1.

India
Dalam lingkungan kebudayaan India Kuno telah terdapat kaedah dan lembaga
hukum yang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa dan raja-raja
yang diatur oleh adat kebiasaan. Menurut Bannerjce, adat kebiasaan yang
mengatur hubungan antara raja-raja dinamakan Desa Dharma. Pujangga yang
terkenal pada saat itu Kautilya atau Chanakya.Penulis buku Artha Sastra
Gautamasutra salah satu karya abad VI SM di bidang hukum.

2.

Yahudi
Dalam Kitab Perjanjian Lama, bangsa yahudi mengenal ketentuan mengenai
perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang. Perjanjian Lama
adalah kitab suci bagi umat Yahudi, yang sebagian besar ditulis dalam bahasa
ibrani. Dalam hukum perang masih dibedakan perlakuan terhadap mereka
yang dianggap musuh bebuyutan, sehingga diperbolehkan diadakan
penyimpangan ketentuan perang.

3.

Yunani
yunani kuno dibagi kedalam dua Golongan, yaitu Golongan Orang Yunani dan
Luar Yunani yang dianggap sebagai orang biadab (barbar). Mereka juga sudah
mengenal arbitration (perwasitan) dan diplomat yang tinggi tingkat
perkembangannya. Sumbangan terbesar dari masa ini adalah Hukum Alam,
yaitu hukum yang berlaku mutlak dimana saja dan berasal dari rasio/akal
manusia. Menurut Profesor Vinogradoff, hal tersebut merupakan embrio awal
yang mengkristalisasikan hukum yang berasal dari adat-istiadat, contohnya
adalah dengan tidak dapat diganggugugatnya tugas seorang kurir dalam
peperangan serta perlunya pernyataan perang terlebih dahulu.
Dalam prakteknya dengan hubungan negara luar, Yunani kuno memiliki
sumbangan yang sangat mengesankan dalam kaitannya dengan permasalahan
publik. Akan tetapi, sebuah hal yang sangat aneh bagi sistem arbitrase modern
yang dimiliki oleh arbitrase Yunani adalah, kelayakan bagi seorang arbitrator
untuk mendapatkan hadiah dari pihak yang dimenangkannya

4.

Romawi
Pada masa ini orang-orang Romawi Kuno mengenal dua jenis Hukum, yaitu
Ius Ceville (Hukum bagi Masyarakat Romawi) dan Ius Gentium (bagi Orang
Asing). Hanya saja, pada zaman ini tidak mengalami perkembangan pesat,
karena pada saat itu masyarakat dunia merupakan satu Imperium, yaitu
Imperium Roma yang mengakibatkan tidak adanya tempat bagi Hukum
Bangsa-Bangsa. Hukum Romawi telah menyumbangkan banyak sekali asas
atau konsep yang kemudian diterima dalam hukum Internasional ialah konsep
6

seperti occupatio servitut dan bona fides, juga asas pacta sunt servanda
(setiap janji harus disepakati) yang merupakan warisan kebudayaan Romawi
yang berharga.
Bangsa Romawi dalam pembentukan perjanjian-perjanjian dan perang diatur
melalui tata cara yang berdasarkan pada upacara keagamaan. Sekelompok
pendeta-pendeta istimewa atau yang disebut Fetiales, tergabung dalam sebuah
dewan yang bernama collegium fetialum yang ditujukan bagi kegiatankegiatan yang terkait secara khusus dengan upacara-upacara keagamaan dan
relasi-relasi internasional. Sedangkan tugas-tugas fetiales dalam kaitannya
dengan pernyataan perang, merekalah yang menyatakan apakah suatu bangsa
(asing) telah melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak bangsa
Romawi atau tidak.
5.

Eropa Barat
Pada masa ini, Eropa mengalami masa-masa chaotic (kacau-balau) sehingga
tidak memungkinkannya kebutuhan perangkat Hukum Internasional. Selain
itu, Selain itu, Selama abad pertengahan dunia Barat dikuasai oleh satu sistem
feodal yang berpuncak pada kaisar sedangkan kehidupan gereja berpuncak
pada Paus sebagai Kepala Gereja Katolik Roma. Masyarakat Eropa waktu itu
merupakan satu masyarakat Kristen yang terdiri dari beberapa negara yang
berdaulat dan Tahta Suci, dan sebagai pewaris kebudayaan Romawi dan
Yunani.

6.

Cina
Pencapaian yang menarik dari bangsa Cina adalah upaya pembentukan
perserikatan negara-negara Tiongkok yang dicanangkan oleh Kong Hu Cu,
yang dianggap telah sebanding dengan konsepsi Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
pada masa modern.

7.

Islam
Pada periode ini umat islam terbagi-terbagi pada beberapa Negara dan bangsa,
sehingga tidak dimungkinkannya untuk menyatakan suatu pandangan Islam
7

yang dapat mewakili semua kelompok yang terdapat didalamya. Beberapa


sarjana memiliki anggapan bahwa hukum internasional modern tidak murni
sebagai hukum yang secara eksklusif warisan Eropa. Sehingga mereka
berkesimpulan akan terdapatnya pengaruh-pengaruh yang indispensable dari
peradaban-peradaban lain, yang diantaranya adalah peradaban Islam, yang
pada saat itu merupakan kekuatan ekonomi di atas bangsa Eropa. Pengaruh
Islam terhadap sistem hukum internasional Eropa dinyatakan oleh beberapa
sejarawan Eropa diantaranya Marcel Boissard dan Theodor Landschdeit.
Hukum internasional islam telah muncul jauh sebelum hukum internasional
barat ada. Di zaman Rasulullah, praktek internasional telah diberlakukan
dengan seadil-adilnya. Rasulullah telah membuat pedoman hubungan antara
negara Islam dengan non-Islam dalam perang dan damai. Beliau juga telah
mengadakan beberapa perjanjian-perjanjian internasional dengan bangsabangsa lain.
Pakar Hukum internasional Islam modern Madjid Khaduduri mengakui, Islam
memiliki karakter agresif dengan lebih mengarah pada penaklukkan
dibandingkan kristen, sebagaimana yg tercantum dalam Wasiat Lama ataupun
Baru. Hal ini menunjukkan bahwa Hukum Islam memiliki kelebihan dalam
hal pengaturan mengenai hukum perang yang lebih komprehensif, yang
dibuktikan dengan pengecualian wanita, anak-anak, orang tua, binatang dan
lingkungan sebagai kategori non-combatans, sebagaimana dinyatakan dalam
pidato Abu Bakar ra, ataupun praktek pertukaran tawanan secara besarbesaran yang diduga bermula dari Khalifah Harun Al-Rasyid.
2.4 Perkembangan Hukum Internsoanal Pada Masa Modern
1. Masa tahun 1899 -1907
Perkembangan masayarakat internasioan khususnya negara negara pada fase ini mulai
merumuskan penyelsaian sengketa dengan cara cara damai, misalanya mulalui

perundingan perundingan, baik lanagsung maupun dengan perantraan pihak ketiga,


dengan menyelenggarakan konpresnsi konspresnsi ataupun kongres internasional.
Dalam perkembangan sekanjutnya , konspirasi atau kongres internasional itu tidak
lagi hanya sebagai sarana penyelsaian sengketa, melainakan berkembang menjadi
sarana membentuk atau merumuskan prinsip prinsip dan kaidah kaidah hukum
internasional

dalan

bentuk

perjanjian

perjanjian

atau

konvensi

konvensi

internasioanal mengenai suatu bidang tertentu, sebagai contoh adalah kofrensi


perdamaian denhaag I tahun 1889 dan II tahun 1907 yang menghasilkan prinsip
prinsip dan kaidah hukum perang internasioal yang dalam perkembangannya sekrang
ini disebut hukum humaniter.
2. Masa Antara 1907-1945
Keberhasilan mebangun masayarakat internasional baru selama masa 1648
1907yang ditandai dengan keberhasilan mempertahankan hak hidup dan eksistensi
negara negara nasional sebagai kesatuan kesatuan politik yang merdeka, berdaulat,
dan sama derajat, pasca 1907 perjalan konsulidasi negara ahirnya runtuh dengan
melutusnya Perang Dunia I ( 1914-1918) yang hampir meruntuhkan dasar dasar tata
kehidupan masyarakat internasional yang pada ahirnya setelah berahirnya Perang
Dunia I berdirilah liga bangsa bangsa pada tahun 1919, sebagai oraganisasi
internsioanal yang bergerak dalam ruang lingkup dan tujuan global, dalam rangka
mewujudkan ketertiban, keamanan.dan perdamaian dunia, secara tersimpul dapat pula
dipandang sebgai usaha usaha untuk mengatur masayarakat internasional. Pada
perkembangannya liga bangsa bangsa berfungsi sebgai pembentuk hukum
internsioanl, keputusan atau resolusi yang dikeluarkannya, berlaku dan mengikat
sebagai hukum terhdap negara negara anggotanya, barulah tahun 1921 berdirilah
badan peradilan internasional (permanent court of internasional justice) sebagai
peneyelsain sengketa yang terjadi antara negara yang tergabung dalam liga bangsa
bangsa.
Pada atahun 1930 terjadi satu peritiwa yang luar biasa dalam pekembangan hukum
internasional yakni terselenggaranya konfrensi kodofikasi hukum internasional di den

hag (belanda) sesuai denngan namannya konfrensi yang terselenggara di den hag ini
berusaha mengkodifikasi pelbagai bidang bidang hukum internasional seperti
lahirnya, konvensi tentang wesel, cek, dan askep, konvesni tentang orang orang yang
berkedwinegaraan dan tanpa kewarganegaraan,
Meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939 dan diperluas dengan perang asia timur
raya yang meletus ketika jepang membom pangkalan angkatan laut amtika serikat,
pearl harbor dihawai pada tanggal 7 desember 1941, meruntuhkan bangunan struktur
masyarakat internasional yang sebelumya telah dikonsulidasikan oleh liga bangsa
bangsa, namun sama seperti sebelumnya inisiasi dari semua negara untuk berkumpul
pasca Perang Dunia II berahir lahirlah perserikatan bangsa bangsa pada tanggal 24
oktober 1945 yang maksud tujuannya tidak jauh berbeda dengan liga bangsa bangsa
3.

Masa Setelah Pasca Perdang Dunia II

Terbentuknya perserikatan bangsa bangsa sebgai hasil dari konsensus pasca Perang
Dunia II berpengaruh besar dalam masyarakat hukum internasional, banyak sekali
perkembangan dan kemajuan yang dicapai, secara ringakas sebgai berikut :
a) Lahirnya negara negara baru (perubahan peta politik dunia, polarisasi
masayarakat internasioanal)khusunya setelah Perang Dunia II tampak adanya
perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan masa sebelumnya, jika
sebelumnya peta bumi politik dunia terpolarisasi menjadi kelompok negara
atau bangsa bangsa penjajah dan bangsa kelompok tejajah
b) Kemajuan pengetahuan dan tekhnologi
Pada lain pihak kemajuan ilmu dan teknologi semakin tak terkendali hingga
menimbulkan banyak masalah, yang kemudian dinamika ini mendorong
lahirnya kaidah kiadah baru hukum nasional maupun internsianola contoh
bidang hukum yang tumbuh dan berkembang sebagai konsekuensi dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolgi yang sangat pesat adalah dibidang
laut, hukum angkasa, hukum humaniter dala sebgainya,
c) Perkmbangan penghormatan atas hak asasi manusia
Munculnya instrument instrumentmengenai hak hak asasi manusia baik yang
berbentuk deklarasi, chartermkonvenan maupun konvensi, baik dalam sekala

10

global maupun dalam sekala regional menjadi satu indikasi dari laju
perkembangan hukum internasional, munculnya aturan aturan perlindungan
terhadap HAM didoroang oleh anggapan atau menempatan hak asasi manusia
segagai subjek hukum internasional, adanyanya konvensi eropa tentang hak
hak asasi manusia (eoropean convention on human right) adalah satu yang
memperkarsai sendi sendi kaidah hukum tentang perlindungan terhadap
HAM.
Dalam perkembangannya kemudian HAM menjadi isu global sehingga tidak
ada lagi perlindungan negara yang dapat berlindung di balik kedaulatan
teortynya atas pelanggaran, dengan dibentuknya komisaris tinggi PBB
UNHCHR masalah HAM mendapat penanganan secara lebih konsepsional
dan strukturalakda dalam tubuh PBB, dibentuk pulalah mahakamah pidana
internasioanal (ICC) yang berkedudukan di dan haagh belanda dan juga
mahakamah kejahatan perang seperti kasus bekas yugoslavia
d)

Munculnya oragansasi oraganisasi internasioal

e)

Bertambahnya jumlah penduduk serta kebutuhan yang semakin


meningkat

f).
g)

Munculnya organisasi internasional non pemerintah


Perusahaan multi atau trannasional

4. Hukum Internasional Pada Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang
Perkembangan perkembangan baru seperti yang dikemukakan di atas telah mengubah
sendi-sendi hukum internasional yang lama ( sebelum Perang Dunia II dan dasawarsa
lima dan enampuluhan) menjadi hukum internasional dengan ruang lingkup dan
subtansi yang semakin luas serta mencerminkan keterpaduan yang mulai tampak pada
awal dasawarsa tujuh puluh hingga kini.
Dikatakan mencerminkan keterpaduan oleh karenanya antara bidang bidang hukum
yang satu dengan yang lainnya tampak salaing terkait dengan erat. Keterkaitan
itersebut dapat ditunjukan pada beberapa bidang hukum yang merupakan
perbincangan dari bidang bidang hukum yang lebih luas. Misalnya, hukum ekonomi

11

internasioal munumbuhkan bidang hukum yang lebih bersifat spesifik, seperti bidang
hukum internasional alih tekhnologi, hukum oternasional tentang hak atas kekayaan
intektual,

hukum

moneter

internasional :

hukum

lingkungan

internasional

menumbuhkan bidang hukum pencemaran laut, udara, dan bidang hukum lainna,
hukam internaisional tentang hak asasi manusia munumbuhkan hukum humniter
internasional, hukum tentang pengungsi internsional ; selain dari pada itu, antara satu
dengan yang lainnya juga terkait erat, misalnya hukum ekonomi intrnasional denga
pelbagai cabangnya berkaitan erat dengan hukum internasioan tentang hak asasi
manusia maupun dengan hukum internisoanal tantang lingkungan hidup.
Demikan tali temali antara satu dengan linnya itu tampak tak dapat dipisahkan lagi,
semua itu terjadi karna arah dan tujuan masyarakat internasional sekarang ini maupun
pada masa yang akan datang adalah mewujudkan kesejateraan bagi seluruh umat
manusia,

BAB III
PENUTUP
12

3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa, hukum
internasional adalah suatu kaidah atau prinsip-prinsip hukum yang mengatur
hubungan internasional antara para subyek hukum internasional. Hukum internasional
telah muncul sejak berabad-abad lamanya, namun bukan berarti kajian Hukum
internasional berumur tua dan bersifat absolut. Hal ini disebabkan karena hukum
internasional telah, sedang dan akan terus mengalami sentuhan perubahan selaras
dengan pergeseran iklim politik, sosial dan budaya yang melanda dunia internasional.
Para pakar hukum internasional sepakat bahwa sejarah merupakan salah satu metode
bagi pembuktian akan eksistensi dari suatu norma hukum. Hal ini dapat dibuktikan
antara lain melalui salah satu sumber hukum internasional, yaitu kebiasaan / adat
istiadat (custom/al-urf). Sejarah Hukum Internasional dalam perkembangannya
mengalami beberapa periode evolusi, yaitu; periode kuno, klasik dan modern.
Hukum internasional modern tidak murni sebagai hukum yang secara eksklusif
adalah warisan Eropa, akan tetapi ada pengaruh-pengaruh yang indispensable dari
peradaban-peradaban lain, yang diantaranya adalah peradaban Islam. Ajaran islam
yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis telah menjadi pedoman penting
munculnya kaidah dan prinsip dasar tentang kelangsungan hubungan internasional
dalam teori dan praktek kaum Muslimin.
3.2.Saran
Dalam penyampain makalah ini atas segala keterbatan kami kami mengharapakan ada
masukan dari seluruh pembaca, baik dalam kerangka pemikiran ataupun dalam yang
kaitannya non materi.

DAFTAR PUSTAKA
Iwayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, (Mandar Maju : 2003)

13

Mochtae kusumatmadja. penganatar hukum Indonesia, alumni, bandung 2010


Sefrani, hukum internasioanal, rajawali pers, jakarta2011
sumber-sumber referensi: diktat kuliah al-qonun al dauli/international law
diktat kuliah al-munadzamat dauliyah / internationals organization
Pengantar Hukum Internasional
Fikrotul Islam fil 'alaqat dauliyah
Makalah-makalah
Surat Kabar Republika

DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
14

Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Hukum Internasional.......................................................... 3
2.2 Akar Sejarah Hukum Internasional............................................................ 4
2.3 Sejarah Hukum Internasional Kuno............................................................ 5
2.4 Perkembangan Hukum Internsoanal Pada Masa Modern
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 13
3.2 Saran........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................... 14

iii
TUGAS MAKALAH
SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL DAN PERKEMBANGANYA
15

Dosen Pengampu

Di Susun Oleh

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG
2015

16

Anda mungkin juga menyukai