Info Singkat-X-18-II-P3DI-September-2018-235

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m [email protected] KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 18/II/Puslit/September/2018

KETERSEDIAAN PASOKAN
DAN DISTRIBUSI BERAS NASIONAL
19 Niken Paramita Purwanto

Abstrak
Kondisi kemarau yang melanda berbagai wilayah Indonesia, menjadi ancaman
tersendiri dari tahun ke tahun bagi sektor pertanian terutama komoditas beras.
Jumlah penduduk Indonesia tergolong tinggi dengan kebutuhan konsumsi beras
nasional mencapai 2,3 - 2,4 juta ton per bulan. Ketersediaan dan distribusi pasokan
beras yang berasal dari produksi nasional menjadi hal yang sangat penting.
Stok beras belum berlimpah, apabila dilihat dari pembelian Bulog terhadap beras
petani dengan harga tinggi dan komoditas ini harus melalui banyak titik dalam
jalur distribusi hingga sampai kepada konsumen menyebabkan harga beras tinggi.
Pemerintah diharapkan dapat mengatasi permasalahan terkait produksi beras
nasional dan distribusinya, dan bisa mengambil keputusan yang tepat terkait
kebijakan impor beras dengan acuan total produksi beras nasional dan konsumsi
beras nasional. DPR-RI dapat melakukan pengawasan dan koordinasi dengan mitra
kerja terhadap ketersediaan beras nasional dengan mengawasi ketersediaan pasokan
beras nasional serta kebijakan impor beras.

Pendahuluan yang tergolong tinggi dengan


Beras merupakan komoditas kebutuhan untuk konsumsi beras
pangan strategis yang perlu dijamin nasional mencapai 2,3 - 2,4 juta ton
ketersediaannya, karena dapat per bulan, ketersediaan cadangan
memengaruhi kondisi ekonomi beras menjadi hal yang krusial,
dan pembangunan nasional serta sehingga menimbulkan polemik
memerlukan intervensi dari berkelanjutan di mana sebagian
pemerintah (Saifullah dan Sulandri, pihak menyatakan cadangan beras
2010: 135). Kondisi kemarau mencukupi dan sebagian lagi
PUSLIT BKD
yang melanda berbagai wilayah mengkhawatirkan bahwa cadangan
Indonesia, menjadi ancaman beras tidak mencukupi.
tersendiri dari tahun ke tahun bagi Rata-rata harga beras kualitas
sektor pertanian terutama komoditas premium di penggilingan sebesar
beras. Dengan jumlah penduduk Rp9.520 per kg. Naik sebesar 0,44%,
dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun luas panen padi di
Sedangkan rata-rata harga beras luar Pulau Jawa berkontribusi lebih
kualitas medium di penggilingan tinggi dibandingkan wilayah Pulau
sebesar Rp9.198 per kg, atau naik Jawa, namun dilihat dari produksi
sebesar 0,68%. Sementara itu, rata- padi di provinsi-provinsi di Pulau
rata harga beras kualitas rendah Jawa memberikan sumbangan yang
di penggilingan sebesar Rp9.015 signifikan dengan share sebesar
per kg, atau naik sebesar 0,82% 51,91%, sementara provinsi di Luar
(Viva.co.id, 19 September 2018). Pulau Jawa berkontribusi sebesar
Sementara itu, stok beras digudang 48,09%. Jadi bila dilihat produksi
Bulog tidak sampai 10% dari total beras secara nasional mengalami
kebutuhan nasional. Jika konsumsi tren peningkatan stok menjadi 73
beras nasional sekitar kurang lebih juta ton di tahun 2016 sebagaimana
33 juta ton per tahun 2018 maka dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan stok yang tidak lebih dari
10% tersebut menyebabkan operasi
Produksi padi tahun 2017
berdasarkan Angka Ramalan II
20
beras Bulog sering kali tidak dapat hasil Rapat Koordinasi antara
menekan harga pasar (Pertanian. Kementerian Pertanian dan BPS
go.id, 19 September 2018). mengalami peningkatan produksi
Berdasarkan latar belakang di padi mencapai 80,3 juta ton.
atas, tulisan ini membahas mengenai Peningkatan produksi padi tahun
ketersediaan pasokan beras dan 2017 sebagai akibat peningkatan
distribusi beras, sehingga dapat produksi padi sangat signifikan
tergambar permasalahan produksi baik di wilayah Pulau Jawa
dan distribusi beras nasional. maupun Luar Pulau Jawa yaitu
sebesar 3,13% dan 7,01%. Dilihat
Ketersediaan Pasokan Beras dari prediksi produksi beras akan
Distribusi ketersediaan dan surplus sebesar 13,03 juta ton.
kebutuhan konsumsi beras perlu Perkiraan surplus tersebut dihitung
diketahui, sehingga wilayah dari target produksi beras 2018
dengan potensi produksi padi sebesar 80 juta ton atau 46,5 juta ton
dapat dikembangkan lebih baik setara beras, sementara perkiraan
dan wilayah yang tidak potensial total konsumsi beras nasional hanya
mengembangkan padi dapat 33,47 juta ton.
mengembangkan potensi pangan Dalam surat yang dikeluarkan
lainnya yang sesuai. Tujuannya Perum Bulog per tanggal 9 Agustus
adalah untuk meningkatkan 2018 dengan nomor B-1034/11/
ketersediaan beras. Keseimbangan DO303/08/2018 diketahui bahwa
antara ketersediaan dan kebutuhan hingga Juli 2018 kemarin stok beras
konsumsi beras sangat dipengaruhi Bulog masih berada di angka 1,86 juta
oleh jumlah penduduk. Apabila ton. Stok cadangan beras nasional
ketersediaan beras lebih besar dari dinyatakan aman adalah 1 - 1,5 juta
kebutuhan konsumsi beras, maka ton. Surat itu langsung ditujukan
dikatakan surplus beras, sedangkan kepada Menteri Koordinator Bidang
apabila ketersediaan beras lebih Perekonomian RI dan Menteri
kecil dari kebutuhan konsumsi Koordinator Pembangunan Manusia
beras, maka dikatakan defisit beras. dan Kebudayaan RI.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per Wilayah,
Tahun 1980 – 2016
Luas Panen Produksi Produktivitas
Waktu Tahun Luas Pertumb. Pertumb. Pertumb.
Ton Ku/Ha
Panen (%) (%) (%)
1980 - 2016 5.610.148 1,03 28.895.692 2,27 45,66 1,97
Jawa
2012 - 2016 6.446.117 1,86 37.698.865 3,21 58,90 1,37
Luar 1980 - 2016 5.846.900 1,93 22.616.477 3,57 33,43 2,32
Jawa 2012 - 2016 7.601.759 3,37 35.181.547 4,47 46,25 1,08
1980 - 2016 11.457.047 1,48 51.512.169 2,82 44,37 1,33
Indonesia
2012 - 2016 14.047.936 2,67 73.150.411 3,81 52,05 1,13
Kontribusi Terhadap Indonesia (%) Produktivitas (Ku/Ha)
Rata-rata Pertumb.
Wilayah Luas Panen Produksi
(Ku/Ha) (%)
21 Periode 1980 - 2016
Jawa 48,97 56,09 45,66
Luar Jawa 51,03 43,91 33,43
Periode 2012 - 2016
Jawa 45,89 51,91 58,90 28,99
Luar Jawa 54,11 48,09 46,25 38,35
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2017.

Stok beras CBP (Cadangan Pada akhir tahun 2017 dan dua
Beras Pemerintah) per akhir bulan bulan pertama di tahun 2018 harga
Juli 2018 adalah sebesar 1.861.404 ton beras di pasar cukup jauh dari harga
yang terdiri dari pengadaan dalam beras yang ditetapkan pemerintah.
negeri sebanyak 1.331.881 ton dan Operasi pasar yang dilakukan Bulog
eks impor 529.523 ton. Dengan stok selama dua bulan tidah berhasil
yang dikuasai tersebut Perum Bulog menekan harga secara nasional. Hal
siap untuk melaksanakan penugasan ini terjadi karena pasokan beras di
yang diamanahkan pemerintah. dalam negeri saat itu benar-benar
terbatas sehingga harga beras
Distribusi Beras menjadi tinggi.
Pembelian Bulog terhadap Kementerian Pertanian
beras petani dengan harga tinggi (Kementan) telah melakukan berbagai
menandakan bahwa stok beras upaya yang mampu mendongkrak
belum berlimpah. Salah satu tolak produksi gabah terutama pada
ukur untuk melihat stok beras musim kemarau. Konsep “tiada hari
adalah harga beras di pasaran tanpa tanam, tiada hari tanpa panen”
yang tidak tinggi. Mekanisme yang di jalankan Menteri Pertanian
pasar terhadap stok beras berlaku Andi Amran Sulaiman untuk
sehingga jika stok beras berlimpah menjaga ketersediaan beras yang
seharusnya harga beras turun dan berkesinambungan setiap bulannya
bila stok beras tidak berlimpah maka berdampak pada berbagai kebijakan
harga beras cenderung mengalami yang mendukung hal tersebut
kenaikan. (Pertanian.go.id, 19 September 2018).
Permasalahan lain adalah Rantai distribusi yang panjang
komoditas beras harus melalui itu diperpendek, entah dialihkan
banyak titik dalam jalur distribusi kepada produsen atau pembeli
hingga sampai kepada konsumen. akhir, maka akan sama-sama dapat
Petani akan menjual beras yang keuntungan (Republika.co.id, 18
sudah dipanen kepada tengkulak September 2018).
atau pemotong padi, yang akan Petani harus bisa
mengeringkan padi dan menjualnya memaksimalkan peran kelompok
kepada pemilik penggilingan. tani dalam kegiatan pasca menanam
Setelah padi digiling menjadi beras, dan pemasaran hasil beras secara
pemilik penggilingan akan menjual terpadu dan terkoordinir. Dengan
beras tersebut ke pedagang grosir bersatunya para petani dalam
berskala besar yang memiliki kelompok tani atau koperasi maka
gudang penyimpanan. Kemudian akan memperkuat posisi tawar-
pedagang grosir berskala besar
ini akan kembali menjual beras
menawar terhadap rantai distribusi
beras. Dengan berfungsinya
22
tersebut kepada pedagang grosir kelompok tani maka rantai distribusi
berskala kecil di tingkat provinsi dapat diperpendek sehingga akan
(seperti di Pasar Induk Beras menguntungkan bagi petani dan
Cipinang) atau kepada pedagang konsumen. Keterlibatan petani secara
grosir antar pulau. Pihak terakhir langsung ke dalam pasar membuat
inilah yang akan menjual beras petani mendapatkan insentif dari
kepada para pedagang eceran. nilai tambah perdagangan padi dan
Tingginya harga beras beras. Jangka pendek hendaknya
disebabkan oleh panjangnya pemerintah dapat mendorong petani
rantai distribusi beras sehingga untuk menjual padi atau gabah
merugikan petani. Harga gabah, dalam bentuk beras. Agar komoditas
baik gabah kering panen (GKP) mempunyai nilai ekonomi yang lebih
dan gabah kering giling (GKG) di tinggi dan harganya tidak jatuh pada
tingkat petani, rata-rata mengalami saat panen raya.
penurunan harga. Masing-masing Hal penting yang harus
turun sebesar 0,38% atau menjadi dilakukan untuk memastikan
Rp4.633 per kg, dari yang bulan ketersediaan beras nasional adalah
sebelumnya Rp4.650 dan 2,88% atau pemerintah harus memastikan
menjadi Rp5.206 dari yang bulan keseragaman data yang valid antar
sebelumnya sebesar Rp5.36. Dalam instansi terhadap total produksi
setiap rantai distribusi, margin beras nasional dan konsumsi
laba terbesar dinikmati oleh para beras nasional sehingga tidak ada
tengkulak, pemilik penggilingan kesimpangsiuran data. Data ini
padi atau pedagang grosir dan diharapkan bisa menjadi acuan
para pedagang eceran justru hanya pemerintah dalam mengambil
menikmati margin laba dengan keputusan terkait kebijakan impor
kisaran antara 1,8-1,9% per kg. beras. Untuk memastikan pemerintah
Ketua Pengawas Persaingan melakukan hal tersebut maka DPR
Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf RI harus melakukan pengawasan
meminta agar rantai distribusi agar penyediaan data dimaksud
beras dapat dipangkas sehingga mampu disajikan secara publik dan
efisiensi harga dapat dicapai. terbaharui.
Selain itu, untuk menjamin DPR RI melalui Komisi VI
ketersediaan beras nasional baik perlu melakukan pengawasan
dari sisi produksi dan distribusi dan koordinasi dengan mitra
sehingga tidak adanya kenaikan kerja terhadap ketersediaan beras
harga beras dipasaran serta jaminan nasional dengan mengawasi
terhadap hasil panen petani apabila ketersediaan pasokan beras nasional,
pemerintah melakukan kebijakan kebijakan impor beras sehingga
impor beras diperlukan fungsi tidak ada kenaikan harga dan
pengawasan dari DPR RI melalui petani diberikan jaminan bahwa
komisi VI serta koordinasi terhadap hasil panen mereka akan dibeli. Di
mitra kerja. samping itu, memastikan pemerintah
menyediakan data produksi dan
Penutup konsumsi beras yang seragam, valid,
Neraca perberasan Indonesia dan terbaharui.
23 dihitung dengan pendekatan selisih
antara total penyediaan atau suplai Referensi
beras yaitu penyediaan beras dari ”BPS: Penyusunan Data Beras Nasional
produksi ditambah beras yang Belum Rampung”, https://
diimpor dikurangi beras yang republika.co.id/berita/ekonomi/
diekspor dengan proyeksi total pertanian/18/08/27/pe49s5383-
penggunaan/permintaan beras. bps-penyusunan-data-beras-
Selisih antara penawaran/penyediaan nasional-belum-rampung, diakses
dan permintaan/penggunaan beras 18 September 2018.
tersebut merupakan residual yang “Harga Beras di Tingkat Petani Naik
diduga merupakan stok beras di Sepanjang Juli 2018”,https://
berbagai stakeholder salah satunya www.viva.co.id/berita/
adalah beras yang disimpan oleh bisnis/1060234-harga-beras-di-
petani. Berdasarkan selisih hasil tingkat-petani-naik-sepanjang-
perhitungan tersebut, maka prediksi juli-2018, diakses 19 September
neraca perberasan di Indonesia 2018.
untuk tahun 2018 hingga tahun 2019 “Inilah Jalur Distribusi Beras Hingga Ke
diperkirakan akan mengalami surplus Konsumen”, http://industri.bisnis.
beras pada tahun 2019 diperkirakan com/read/20180117/99/727664/
mencapai 13,61 juta ton sehingga inilah-jalur-distribusi-beras-
pemerintah harus mengkaji ulang hingga-ke-konsumen, diakses 17
kebijakan impor beras. September 2018.
Dibutuhkan keterlibatan ”Jaga Ketersedian Stok Beras
pemerintah melalui kelompok tani Nasional, Kementan Tingkatkan
untuk mengembangkan lumbung Produksi di Musim Kemarau”,
padi dan fasilitas jemur di pedesaan. https://www.liputan6.com/
Hal ini akan memperpendek rantai news/read/3628433/jaga-
distribusi sehingga diharapkan ketersedian-stok-beras-nasional-
dapat memperkecil disparitas kementan-tingkatkan-produksi-
harga padi dan harga beras. Di di-musim-kemarau, diakses 17
samping itu, pemerintah harus September 2018.
dapat menyajikan data produksi “Pastikan Harga Beras Stabil”, http://
dan konsumsi beras yang valid dan www.pertanian.go.id, diakses 19
terbaharui. September 2018.
Saifullah A, Sulandri E. (2010).
Prospek Beras Dunia 2010:
Akankah Kembali Bergejolak.
Artikel Pangan, hal. 135.

24

Niken Paramita Purwanto


[email protected]
Niken Paramita Purwanto, Peneliti Muda Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan
Kebijakan Publik, Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI, dengan kepakaran bidang
Kebijakan Publik. Lahir di Jakarta, pada 25 Juni 1977, menyelesaikan pendidikan Sarjana
Manajemen di Universitas Trisakti, kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan
pendidikan Magister Akuntansi di Universitas Indonesia.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai