Refrensi 1
Refrensi 1
Refrensi 1
http://kireka.setiabudi,ac.id
e-ISSN 2746-0886 (online) & p-ISSN 2747-2841 (printed)
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
24
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
25
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
26
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
enzim menghasilkan gas CO2 dan alkohol. bulan. Bulan pertama terbentuklah alkohol
Proses tersebut menyebabkan terjadinya sehingga bau alkohol keluar dari larutan
perubahan sifat pada bahan organik. eco-enzyme. Bulan kedua, mengeluarkan
Proses fermentasi limbah sayur dan buah bau asam, dari cairan eco-enzyme yang
oleh metabolisme bakteri pada kondisi merupakan bau asam asetat. Banyaknya
anaerob secara alami menghasilkan eco- senyawa mineral dan vitamin, akan terus
enzyme. Reaksi kimia - reaksi kimia yang rusak dan secara alami membentuk enzim.
terjadi selama proses fermentasi eco- Hasil penelitian menunjukkan waktu
enzyme adalah sebagai berikut : fermentasi minimum adalah 3 bulan.
Produk fermentasi eco-enzyme memiliki
C6H12O6 → 2CH3CH2OH + CO2 (1)
CH3CH2OH + ½ O2 CH3CHO + H2O (2) aktivitas mikroba yang tinggi, sehingga
Alkohol → asetaldehid dapat digunakan untuk menghambat
CH3CHO + ½ O2 CH3COOH (3)
pertumbuhan mikroba.
Asetaldehid → Asam Asetat
Perubahan pH yang terjadi pada setiap
Proses fermentasi dimulai dengan
bioreactor menunjukkan hasil yang sama
peruraian karbohidrat menjadi asam
dari penelitian sebelumnya dinyatakan
volatil, asam organik - asam organik dalam
bahwa karakteristik eco-enzyme yang
bahan limbah larut ke dalam larutan
diperoleh menunjukkan pengukuran pH
fermentasi karena di alam pH enzim limbah
yang rendah cenderung asam. Proses
bersifat asam. Enzim di dalam limbah
pembentukan asam asetat yang
mampu mengurangi atau menghambat
ditunjukkan dengan bau asam dengan
patogen karena sifat asam dalam enzim
wangi khas rempah pada setiap
limbah membantu mengekstraksi enzim
bioreaktornya. T4 aroma jahe, T5 aroma
ekstraseluler dari limbah organik ke dalam
laos, T6 aroma kencur dan T7 aroma
larutan selama fermentasi. Selama
kunyit, pada pengambilan sampel setiap
fermentasi, glukosa diuraikan sehingga
minggunya.
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat
Pada bulan pertama, kenampakan
mengalami penguraian pada kondisi
cairan pada setiap bioreaktor belum terlihat
anaerob dalam oleh piruvat dekarbosilase
perubahannya secara signifikan.
menjadi asetaldehid. Asetaldehid diubah
Perubahan kenampakan cairan terjadi
menjadi etanol dan karbondioksida oleh
pada saat memasuki bulan kedua, dimana
alkohol dehydrogenase. Bakteri
cairan di dalam masing-masing bioreaktor
Acetobacter merubah alkohol menjadi
semakin keruh, hal ini dikarenakan bahan
asetaldehid dan air, yang selanjutnya
organik telah mengalami degradasi dan
asetaldehid diubah menjadi asam asetat
menjadi butiran – butiran halus. Pada T3
(Supriyani, Astuti et al., 2020). Proses
kenampakan cairan berwarna coklat gelap
fermentasi eco-enzyme terjadi selama 3
pekat. Bahan organik hanya berasal dari
27
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
kulit jeruk tidak dikombinasi dengan karbohidrat, dan juga dapat ditemukan di
rempah-rempah, berbeda dengan reaktor berbagai jenis fermentasi buah-buahan
lainnya warna cairan coklat muda terang ,sayuran dan makanan (Ismail, 2007).
terjadi pada T1,T2, T4, T5, T6 dan T7. Pada penelitian Aulia dan Handayani 2022
Pertumbuhan jamur atau mikroba eco-enzyme dari subrat bermacam-macam
disetiap bioreaktor selama proses kulit jeruk ditemukan satu jenis isolat
fermentasi diperlihatkan pada Gambar 1 cendawan (jamur) dengan berbagai
berikut morfologi karakteritik yang berbeda.
Umumnya cendawan yang diperoleh dari
fermentasi eco-enzyme dari substrat
bahan organik kulit jeruk termasuk
kelompok khamir. Khamir adalah
mikroorganisme dari golongan fungi
termasuk uniseluler, biasanya hidup
sebagai parasit maupun saprofit.
(Widiastutik, 2014).
Gambar 1. Penampakan Jamur atau
mikroba pada T1,T2, T3,T4,T5, T6 dan T7 KESIMPULAN
Hampir di setiap bioreaktor ditumbuhi Hasil penelitian menunjukkan
jamur atau mikroba, macam dan jumlah bahwa eco-enzyme yang dibuat dari kulit
jamur sangat dipengaruhi oleh kondisi buah jeruk dan rimpang menghasilkan eco-
lingkungan, macam bahan organik, kondisi enzyme dengan karakteristik pH rendah (4)
tertutup rapat anaerob atau tidak, apabila dengan bau asam, aroma bahan organik
kondisi tidak anaerob maka kemungkinan asalnya dan segar khas eco-enzyme.
terjadinya kontaminasi dan menimbulkan Selama proses fermentasi dihasilkan jamur
bau busuk, menandakan eco-enzym tidak atau mikroba.
terbentuk maksimal. Gambar 1
memperlihatkan bahwa T7 banyak UCAPAN TERIMA KASIH
ditumbuhi mikroba. Eco-enzyme yang Peniliti mengucapkan terima kasih
terbuat dari bahan organik memiliki jenis kepada Ketua STKIP NU INDRAMAYU
mikroba yang berbeda. Pada umumnya yang sudah memfasilitasi alat penelitian,
mikroba tesebut berupa bakteri dan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Indramayu
cendawan. Terdapat beberapa literatur Propinsi Jawa Barat sebagai instansi yang
menyatakan bahwa Bakteri Asam Laktat telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
( BAL) ada dalam eco-enzyme. Bakteri melakukan penelitian di UPTD
Asam Laktat banyak ditemukan pada laboratorium DLH, UPTD laboratorium
bahan organik yang mengandung tinggi Indramayu yang sudah memberikan
28
Rukmini P, dkk./Jurnal Kimia dan Rekayasa (2023),halaman 23-29
29