Uts - Filsafat Ilmu - Diva

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

NAMA :DIVA MAULIDA SYAKINAH

NIM :12303006

KELAS:2D

1.mengapa fisafat disebut sebagai the mother of science?jelaskan!


Jawaban:
Awalnya filsafat disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science ) sebab filsafat
seakan-akan mampu menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu ataub segala hal,baik yang
berhubngan dengan alam semesta, maupun manusia dengan segala problematika dan
kehidupannya. Namun seiring dengan perubahan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang melahirkan berbagai disiplin ilmu baru dengan masing-masing spesialisasinya,
filsafat seakan-akan telah berubah fungsi dan perannya.(zahidin,dkk (2022) jurnal literasiologi
filsafat dan sejarah perkembangan ilmu hukum islam.vol.8.no.2.Hal.1 )
Kesimpulan: karena filsafat mempelajari segala aspek fundamental manusia dan alam semesta
.

2.mengapa manusia dianggap sebagai sentral terbentuknya ilmu pengetahuan?jelaskan!


Jawaban:
Pengetahuan lahir Sejak manusia pertama diciptakan, maka perkembangannya Sejak jaman
purba. Secara garis besar, Amsal Bakhtiar membagi Periodisasi sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi Empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada
zaman renaisans dan modern, dan pada zaman kontemporer. Sedangkan George J. Mouly
membagi perkembangan ilmu Menjadi tiga (3) tahap yaitu animisme, ilmu empiris dan ilmu
Teoritis.
George J. Mouly dalam bukunya Jujun S Suriasumantri, (1985:87) menjelaskan bahwa
permulaan ilmu dapat ditelusuri Sampai pada permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa
Manusia purba telah menemukan beberapa hubungan yang bersifat Empiris yang
memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Usaha mula-mula di bidang keilmuan
yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir dimana banjir Sungai Nil
terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri dan kegiatan
survey.
George J. Mouly menjelaskan bahwa pada tahap animisme, manusia menjelaskan gejala yang
ditemuinya dalam kehidupan sebagai perbuatan dewa-dewi, hantu dan berbagai makhluk halus.
Pada tahap inilah pola pikir mitosentris masih sangat kental mewarnai pemikiran bangsa
Yunani sebelum berubah menjadi logosentris. Sebagai contoh, gempa bumi pada saat itu tidak
dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai
aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kualitas.
Perkembangan sejarah ilmu pengetahuan menurut amsal Bakhtiar yang dibagi menjadi empat
periode dijelaskan sebagai berikut:
1. Periode Yunani Kuno
Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki peradaban. Oleh
karenanya Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang merupakan induk dari ilmu
pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah berkembang jauh
sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya.
2. Periode Islam.
Tidak terbantahkan bahwa Islam sesungguhnya adalah ajaran yang sangat cinta terhadap ilmu
pengetahuan, hal ini sudah terlihat dari pesan yang terkandung dalam Alquran Qur’an yang
diwahyukan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-alaq dengan diawali
kata perintah iqra yang berarti (bacalah)
3. Masa renaisans dan modern
Michelet, sejarawan terkenal, adalah orang pertama yang menggunakan istilah renaisans. Para
sejarawan biasanya menggunakan istilah ini untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan
intelektual, khususnya di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-
16. Agak sulit menentukan garis batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans,
dan zaman modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan
dari zaman renaisans. fikrah.(2014).sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan.vol.2.no.1.Hal.275-285)
Kesimpulan: Hal penting yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moralitas spiritual,
karena sebagaimana kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah bebas nilai,
tergantung bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan bisa berdampak positif,
tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya
adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan kenyamanan dalam kehidupan manusia,
sementara dampak negatifnya adalah dapat menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu
sendiri.

3.bagaimana hubungan antara ilmu tentang tuhan ,alam,dan manusia?jelaskan!


Jawaban:
Tuhan, manusia, dan alam merupakan pembahasan filsafat klasik yang tidak pernah ada
habisnya. Negeri-negeri seperti Mesir, India, Cina, Jepang, Iran, Babilonia, Yunani, dianggap
sebagai rujukan dalam mempelajari konsep tersebut. Para filosof kuno sampai filosof modern
sudah banyak yang mengupas tentang hal ini. Manusia merupakan bagian dari alam semesta
(kosmos) yang telah diciptakan oleh Allah SWT., dan sebagai abdi- Nya. Manusia diberikan
kuasa oleh Tuhan untuk memanfaatkan, mengolah, dan menjaga potensi alam semesta yang
telah diciptakan-Nya (khalifatullah). Dengan alam pula manusia berproses dan memperoleh
pengetahuan dari Tuhan. (SAHIH.(2016).tuhan,manusia,dan alam:analisis kitab primbon
attasadhur adammakna.vol.1.no.1.Hal.1)
Kesimpulan: karena itu membahas hubungan antara manusia,alam,dan allah swt sebagai
pencipta tidak dapat dipisahkan.ajaran tentang tuhan,manusia,dan alam dijabarkan sesuai
dengan adat dan budaya yang melingkupi nya.

4.apa saja karakteristik berpikir filosofis?berikan uraian!


Jawaban:
Untuk menjawab seperti apa cara berpikir orang filsafat, berikut ini karakteristik cara
berfikir filsafat yaitu :
1. Bersifat menyeluruh maksudnya seorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya
megenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin mengetahui hakikat ilmu dari
sudut pandang yang lain, kaitanya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini
membawa kebahagiaan dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak akan merasa
sombong dan mengangkuk paling hebat atau diatas langit masih ada langit, sebagaimana
Socrates yang meyatakan tidak tau apa-apa.
2. Bersifat mendasar, maksudnya sifat yang tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu benar,
mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria dilakukan?
Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti suatu pertanyaan yang
melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3. Bersifat spekulatif, maksudnya menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal
sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik, akhirnya dibutuhkan suatu sifat spekulatif
baik dari segi proses, analisis maupun pembuktiannya, sehingga dapat dipisahkan mana
yang logis atau tidak.(Latif,(2014). Relasional ilmu filsafat dengan pendudikan.Hal.4)

Kesimpulan: telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa filsafat dan pendidikan memiliki
relasi yang sangat
kuat. Pendidikan dalam tindakannya memerlukan dasar atau pondasi untuk bertindak yaitu
dengan menggunakan filsafat. Seperti yang dikemukakan diatas bahwa filsafat dipakai dalam
memecahkan probelmatika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahl.
5.apa yang dimaksud dengan landasan filosofis bangunan keilmuan dalam filsafat
ilmu?jelaskan!
Jawaban:
• Landasan ontologiadalah titik tolak penelaahan ilmu didasarkan sikap yang dimiliki
oleh seorangilmuwan. Selain itu landasan ontologism adalah piihan cara pandang ilmu
dalammemahami realitas atau pilihan atas realitas yang menjadi objek kajiannya
• Landasan epistemologis pengembangan ilmu berarti titik tolakpenelaahan ilmu
pengetahuan di dasarkan atas cara kerja dan prosedur dalammemperoleh kebenaran.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode ilmiah.
• Landasan aksiologis (etis) ilmu merupakan sikap etis yang harusdikembangkan oleh
seorang ilmuwan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilaiyang harus
dikembangkan oleh seorang ilmuwan. Secara umum landasan inimemberikan dasar etis
dalam beberapa hal. (Abu Amar.(2018).jurnal Hakekat ilmu dan ilmu pengetahuan
dalam prespektif filsafat.vol.10.no.1.Hal.110-111)
Kesimpulan: Tiga landasan ini semua penting, tidak ada yang bisa ditinggalkan. Ilmu tidak
boleh hanya menonjolkan salah satu aspek saja. Secanggih apapun perkembangan suatu ilmu,
tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya, sehingga ilmu tidak keluar dari esensinya
yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai