Skema C PLC Scada VFD
Skema C PLC Scada VFD
Skema C PLC Scada VFD
Disusun Oleh :
Ryan Yudha Adhitya, S.ST., MT.
Dr. Eng. Imam Sutrisno, S.T., M.T.
Noorman Rinanto, S.T., M.T., Ph.D.
Ii Munadhif, S.ST., M.T.
Konsep PWM adalah mengatur lebar pulsa pada kondisi high (active high)
atau kondisi low (active low). Kedua kondisi ini disebut duty cycle, dimana
persentase duty cycle dapat diatur sesuai kebutuhan dengan satuan persentase.
Sebagai contoh duty cycle = 75%. Sehingga selama 1 periode kondisi high akan
terjadi sepanjang 75% dan 25% sisanya kondisi low. Karena pada VFD parameter
yang diatur adalah frekuensi, dengan frekuensi PLN 50 Hz dan duty cycle 75%
maka keluaran VFD didapatkan adalah 75/100 x 50 Hz = 37.5 Hz.
3. Perbedaan penggunaan Direct Online (DOL), Star-Delta, Soft Starter dan VFD
sebagai teknik pengoperasian motor 3 phase.
Berikut adalah pictorial diagram pengkabelan aplikasi VFD secara garis besar :
➢ Pada simbol jaringan (pojok kanan bawah window) pilih menu Open Network
and Sharing Center.
➢ Jika kabel Ethernet sudah terhubung dengan PC maka menu Local Area
Connection akan muncul. Pilih menu tersebut dengan jalan tekan sekali.
➢ Scroll ke bawah dan pilih Internet Protocol Version 4 dengan jalan tekan 2x,
pilih menu Use the following IP address dan masukkan alamat IP beserta
subnet kemudian tekan tombol OK.
Seperti pada tabel 2 sistem ini memiliki 6 tombol virtual pada HMI, 1 tombol fisik
untuk keperluan darurat, 4 indikator output digital, 1 variabel dengan tipe data
real untuk referensi frekuensi motor dan 1 channel analog output untuk
memberikan sinyal tegangan analog -5 sampai dengan 5 VDC menuju drive.
Tombol start dan stop akan mempengaruhi kondisi indikator motor run dan motor
stop, kedua tombol ini saling berkaitan. Jika tombol start ditekan maka indikator
motor run aktif dan indikator motor stop non aktif. Sebaliknya jika tombol stop
ditekan maka indikator motor run non aktif dan indikator motor stop aktif. Ketika
indikator motor run aktif maka pemilihan rotasi motor dapat dilakukan, jika user
menekan tombol forward maka indikator motor forward aktif dan motor reverse
non aktif, hal sebaliknya berlaku ketika tombol reverse ditekan. Kedua indikator
putaran ini dapat non aktif secara bersamaan jika tombol stop ditekan.
Supaya PLC dapat memberikan sinyal analog kepada VFD maka proses normalisasi
harus dilakukan terlebih dahulu, proses normalisasi adalah mengubah skala awal
menjadi skala normalisasi. Skala awal yang sebelumnya antara 0-50 Hz diubah
kedalam bentuk 0.0 – 1.0, hal ini bertujuan untuk memudahkan penyesuaian
keluaran analog output. Sehingga langkah terakhir pada pemrograman ladder
adalah perkalian skala normalisasi dengan resolusi analog output seperti pada
gambar 19 berikut ini :
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa modul analog output yang digunakan pada
aplikasi ini adalah seri AQ 4xU/I ST_1, modul ini memiliki 4 channel analog output
yang dapat diatur kisaran sinyal analognya. Mulai dari 0-10 VDC, -10 sampai +10
VDC dan 4 sampai 20 mA (gambar 20). Karena kebutuhan VFD hanya pada kisaran
-5 sampai 5 VDC maka pemilihan kisaran pada setting software tidak dapat
dilakukan, dan opsi hanya ada pada kisaran -10 sampai +10 VDC. Sehingga
modifikasi pada ladder diagram dilakukan dengan mengambil setengah resolusi
bilangan analog output. Jika untuk menghasilkan +10 VDC dapat dilakukan
dengan memberikan nilai resolusi 27648 desimal pada alamat QW 0, maka untuk
menghasilkan +5 VDC dapat digunakan setengah dari nilai resolusi tersebut yaitu
13824 desimal. Hal tersebut juga berlaku untuk kondisi reverse dimana -5 VDC
dapat dicapai dengan memberikan nilai -13824 desimal. Karena hasil perkalian
skala normalisasi dengan setengah nilai resolusi analog berada pada tipe data
real, sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan alamat QW0 yang membutuhkan
tipe data integer dapat menggunakan instruksi konversi real to integer seperti
pada gambar 19.
Pertama pilih tipe HMI yang akan digunakan, pada contoh bahan ajar ini dipilih
HMI dengan layar 7” tipe KTP700 Basic PN. Tekan 2x pada tipe tersebut hingga
Drag and drop variabel yang akan ditampilkan pada HMI, sehingga penamaan
variabel pada PLC dan HMI adalah sama. Langkah ini bertujuan untuk
memudahkan pada saat proses pembuatan HMI. Pada menu HMI pilih tab screen
untuk memulai merancang tampilan HMI. Gunakan toolbox yang ada pada jendela
sebelah kanan dan letakkan pada main screen pada jendela tengah seperti pada
gambar 24.
Objek maupun elemen yang digunakan adalah 6 buah button, 3 buah circle, 1
buah level bar, I/O field dan text field untuk memberikan keterangan. Untuk
elemen button langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan keterangan
pada button :
Perubahan warna baik pada tampilan background, warna text atau warna tepi
tombol dapat dilakukan pada menu appearance. Setelah penamaan dan
pemilihan warna selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pengalamatan,
pengalamatan untuk elemen button dilakukan pada dua kondisi yaitu pada saat
ditekan (press) dan pada saat tombol dilepas (release). Pengalamatan ini dapat
dilakukan pada tab events.
Pada menu Press pilih opsi SetBit dan pilih variabel HMI start. SetBit berfungsi
untuk mengaktifkan bit dengan syarat variabel yang dipilih adalah tipe Boolean.
Sebaliknya pada menu Release pilih opsi ResetBit dan pilih variabel yang sama
yaitu HMI start. Hal ini dilakukan untuk menonaktifkan bit pada saat tombol
dilepas oleh user. Lakukan langkah yang sama untuk button stop, forward,
reverse, accelerate dan decelerate.
Untuk object circle, karena tujuan objek ini adalah sebagai indikator nyala dan
mati motor serta kondisi clock wise (cw) atau counter clock wise (ccw).
Pengaturan circle cukup pada tab animations kemudian pilih appearance.
Masukkan tag name, pilih tipe range, dan atur kondisi warna circle pada saat bit
= 0 dan pada saat bit =1.
Lakukan langkah yang sama untuk circle cw dan ccw dengan kondisi bit = 1 adalah
berwarna kuning.
Pada elemen I/O field dua konfigurasi yang harus dilakukan, pertama adalah
berapa jumlah karakter angka yang akan ditampilkan serta pengalamatan
variabel proses yaitu motor frequency. Jika display I/O field hanya sebagai
tampilan informasi saja pilih mode output.
Untuk mensimulasikan secara langsung antara HMI yang sudah dirancang dengan
PLC tanpa adanya perangkat HMI, dalam artian PC bertindak sebagai pengganti
HMI. Terlebih dahulu buka control panel kemudian pilih opsi Communication
Settings.
Tekan dua kali pada menu access point, pilih S7ONLINE dan pastikan interface
parameter assignment adalah driver Ethernet bawaan PC (contoh : Intel ®
Ethernet connection I219-LM. Tekan apply untuk menerapkan konfigurasi
simulasi tersebut.
Dengan demikian simulasi aplikasi VFD antara PC dengan PLC dapat dilakukan
dengan menekan tombol simulasi pada gambar 35 berikut ini :