Skema C PLC Scada VFD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Draft Bahan Ajar

Pelatihan Komprehensif: PLC dan SCADA dari Dasar hingga Aplikasi

Disusun Oleh :
Ryan Yudha Adhitya, S.ST., MT.
Dr. Eng. Imam Sutrisno, S.T., M.T.
Noorman Rinanto, S.T., M.T., Ph.D.
Ii Munadhif, S.ST., M.T.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 1


Daftar Isi

Kompetensi Automation Engineer………………………………………………………………………………. 3

Definisi dan Konsep VFD……………………………………………………………………………………………… 3

Perbedaan Penggunaan Teknik Pengoperasian Motor 3 Phase…………………………………… 5

Konfigurasi Perangkat Keras………………………………………………………………………………………. 6

Konfigurasi Perangkat Lunak………………………………………………………………………………………. 10

Evaluasi Pilihan Ganda………………………………………………………………………………………………… 34

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 2


1. Kompetensi Automation Engineer.

Kompetensi Automation Engineer merupakan kompetensi yang sangat


dibutuhkan pada era milenial ini, dengan adanya teknologi otomasi tentunya
akan menunjang proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien dari sisi waktu
dan sumber daya manusia. Sub kompetensi untuk mendapatkan sertifikat
kelayakan sebagai seorang Automation Engineer diantaranya :
➢ Mampu merancang program PLC (Programmable Logic Controller)
menggunakan bahasa pemrograman ladder diagram.
➢ Mampu menggunakan protokol komunikasi PLC.
➢ Mampu memilih, merancang, membangun dan menguji sistem kendali
berbasis PLC yang sesuai dengan proses manufaktur atau aplikasi yang
dibutuhkan.
➢ Mampu menguji, merancang program dan melakukan proses commissioning
sistem drive menggunakan PLC.
➢ Mampu merancang program HMI (Human Machine Interface) / SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition) dan membangun komunikasi
dengan PLC.
➢ Mampu memberikan solusi teknologi otomasi pada sistem manufaktur dan
aplikasi lain yang membutuhkan teknologi tersebut.
➢ Mampu melakukan konfigurasi perangkat lunak SCADA.

2. Definisi dan Konsep VFD.

Secara definisi VFD atau Variable Frequency Drive merupakan perangkat


yang berfungsi untuk memanipulasi tegangan masuk ke sebuah motor. VFD juga
disebut sebagai sistem drive. Teknik mengatur tegangan pada VFD dapat
dilakukan dengan merubah frekuensi sumber.
Secara sederhana VFD memiliki 3 buah komponen utama. Pertama adalah
diode, diode berperan untuk merubah tegangan bolak balik (AC) menjadi
tegangan searah (DC). Kedua adalah kapasitor, kapasitor berfungsi untuk

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 3


mendapatkan sinyal tegangan searah yang konstan dan meminimalkan osilasi
yang dihasilkan dari penggunaan diode. Dan ketiga adalah transistor yang
berfungsi untuk mengembalikan tegangan DC menjadi AC. Sifat penggunaan
transistor secara diskrit (sama halnya seperti saklar), memungkinkan VFD untuk
menghasilkan tegangan spesifik sesuai frekuensi yang diinginkan. Teknik
penggunaan transistor ini sering dikenal dengan istilah Pulse Width Modulation
(PWM).

Gambar 1. Komponen utama VFD

Konsep PWM adalah mengatur lebar pulsa pada kondisi high (active high)
atau kondisi low (active low). Kedua kondisi ini disebut duty cycle, dimana
persentase duty cycle dapat diatur sesuai kebutuhan dengan satuan persentase.
Sebagai contoh duty cycle = 75%. Sehingga selama 1 periode kondisi high akan
terjadi sepanjang 75% dan 25% sisanya kondisi low. Karena pada VFD parameter
yang diatur adalah frekuensi, dengan frekuensi PLN 50 Hz dan duty cycle 75%
maka keluaran VFD didapatkan adalah 75/100 x 50 Hz = 37.5 Hz.

Gambar 2. Duty Cycle

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 4


Sebaliknya jika duty cycle 0% maka keluaran VFD adalah 0/100 x 50 Hz = 0 Hz.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa besaran duty cycle berbanding lurus
dengan frekuensi tegangan yang dihasilkan VFD.

3. Perbedaan penggunaan Direct Online (DOL), Star-Delta, Soft Starter dan VFD
sebagai teknik pengoperasian motor 3 phase.

Pada penerapannya, terdapat empat teknik pengoperasian motor 3 phase.


Yang pertama adalah direct online, direct online adalah prosedur pengoperasian
motor satu langkah dengan hanya menggunakan kontaktor untuk memutus atau
menghubungkan motor secara langsung dengan tegangan sumber. Cara ini
mengakibatkan produksi arus starting hingga 10 kali arus nominal, sehingga
diperlukan perangkat tambahan seperti thermal overload relay untuk pengaman
motor. Cara ini relatif sederhana dan relatif murah, tetapi pengkondisian arus
start dan sumber tegangan perlu diperhatikan.
Teknik yang kedua adalah star-delta, teknik ini dilakukan dengan merubah
pengkabelan pada terminal sumber motor. Pada kondisi awal pengkabelan
hubungan star diterapkan, hal ini bertujuan supaya motor mencapai kecepatan
nominal tanpa lonjakan arus yang berlebihan. Ketika motor sudah mencapai
kecepatan nominal atau waktu yang spesifik maka hubungan delta diterapkan.
Cara ini mampu menekan arus starting hingga 30%. Teknik ini hanya cocok untuk
diterapkan pada aplikasi dimana pada kondisi awal motor berjalan tanpa beban
terlebih dahulu.
Teknik ketiga adalah penggunaan soft starter, sesuai namanya perangkat
ini mampu meregulasi tegangan yang masuk ke motor pada kondisi awal. Dengan
komponen SSR (Solid State Relay) yang dimiliki memungkinkan perangkat ini
untuk melambatkan periode amplitudo tegangan yang masuk ke motor, sehingga
proses starting yang halus tanpa arus starting yang berlebih dapat dicapai.
Perangkat ini memang relatif mahal jika dibandingkan dol dan star-delta, tetapi
banyak digunakan di berbagai aplikasi karena kemudahan instalasi dan alasan
reliabilitas untuk motor induksi.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 5


Teknik yang terakhir adalah VFD, teknik ini memberikan keunggulan
tersendiri dalam hal pengaturan kecepatan motor jika dibandingkan teknik
pengoperasian motor yang lain. Berikut adalah tabel perbandingan penggunaan
teknik pengoperasian motor tersebut :

Tabel 1. Perbandingan Penggunaan Teknik Pengoperasian Motor


Parameter/Teknik Direct Online Star-Delta Soft Starter VFD
Arus start 10 kali arus 8 kali arus 4 – 5 kali arus 1 – 1.5 kali arus
nominal nominal nominal nominal
Pengaturan Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat Dapat dilakukan
Kecepatan Motor dilakukan dilakukan dilakukan
Penggunaan Daya Tinggi Tinggi Normal Relatif Rendah
Instalasi Relatif Rumit Relatif Rumit Sederhana Sederhana
Harga Relatif Murah Relatif Murah Relatif Mahal Relatif Mahal

4. Konfigurasi Perangkat Keras (Hardware)

Untuk membangun sebuah aplikasi VFD sederhana menggunakan PLC, terdapat


dua aspek yang harus dipahami terlebih dahulu, pertama adalah hardware dan
kedua adalah software. Dimulai dari sisi hardware, semua perangkat atau
instrumen yang akan digunakan harus disiapkan terlebih dahulu. Berikut adalah
instrumen yang digunakan pada bahan ajar ini :

1. Motor 3 phase kapasitas 0.2 kW


2. VFD Altivar ATV 312 kapasitas 0.75 kW
3. Power Meter Schneider PM1200
4. PLC Siemens Simatic S7-1500 dengan modul digital dan analog
5. Digital Multimeter Fluke 117
6. Personal Computer, Core i5, 8GB RAM dan 50 GB free disk space

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 6


Sementara software yang digunakan untuk membangun aplikasi VFD adalah
Windows 10 Professional 64 bit dan TIA Portal V.14.

Berikut adalah pictorial diagram pengkabelan aplikasi VFD secara garis besar :

Gambar 3. Pengkabelan sistem drive

Berdasarkan gambar 3 terdapat pengkabelan dengan warna kuning, pengkabelan


tersebut menunjukkan bahwa frekuensi VFD dikendalikan sepenuhnya oleh PLC
dengan memberikan sinyal analog berupa tegangan -5 sampai dengan 5 VDC.
Untuk menjadikan VFD dapat dikendalikan oleh sinyal analog tersebut maka

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 7


terdapat beberapa setting konfigurasi yang perlu dilakukan pada VFD Altivar
ATV312, berikut adalah setting konfigurasi pada layar indikator VFD :

Tabel 2. Setting Konfigurasi VFD


Langkah Keterangan Tampilan

Tekan tombol rotary


1
ditengah

Putar dan arahkan pada


2 menu Ctl kemudian
tekan kembali rotary

Putar dan arahkan pada


3 menu Fr1 kemudian
tekan kembali rotary

Putar dan arahkan pada


menu AI2 kemudian
4
tekan kembali rotary
selama 3 detik

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 8


Tekan tombol run
(warna hijau) dan VFD
5 siap dikendalikan
melalui sinyal tegangan
analog

Tabel 2 menunjukkan pengaturan konfigurasi VFD untuk dapat dikendalikan


menggunakan sinyal analog. Terdapat tiga mode pengoperasian analog pada VFD
Altivar ATV312 yaitu :
➢ AI1 untuk sinyal tegangan analog 0 hingga 5 VDC
➢ AI2 untuk sinyal tegangan analog -5 hingga 5 VDC
➢ AI3 untuk sinyal arus analog 4 hingga 20 mA
Mode AI2 dipilih karena mampu menerima polaritas negatif, sehingga
memungkinkan untuk merubah arah rotasi putaran motor. Dan berikut adalah
pengkabelan sinyal analog dari modul analog output PLC menuju terminal VFD :

Gambar 4. Pengkabelan Analog PLC-VFD

Langkah terakhir pada konfigurasi hardware adalah menghubungkan kabel


komunikasi Ethernet / Profinet PLC S7-1500 dengan Personal Computer. Wiring
Ethernet yang digunakan adalah konfigurasi straight.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 9


5. Konfigurasi Perangkat Lunak (Software)

Langkah awal untuk memulai konfigurasi perangkat lunak adalah


menyesuaikan IP address PLC Siemens S7-1500 dengan Personal Computer (PC).
IP address PLC Siemens S7-1500 dapat dilihat pada indikator LCD yang terdapat
pada CPU S7-1500 seperti gambar dibawah berikut :

Gambar 5. LCD Indikator S7-1500

Umumnya IP address bawaan PLC memiliki nilai 192.168.0.XX dengan subnet


mask 255.255.255.0. Sehingga supaya PC dapat berkomunikasi dengan PLC,
alamat IP dan subnet kedua perangkat harus sinkron. Misalkan alamat IP PLC
192.168.0.1 maka alamat IP PC 192.168.0.2, untuk oktet pertama hingga ketiga
harus sama (192.168.0) tetapi oktet keempat harus berbeda. Berikut adalah
langkah detail merubah IP address ethernet pada PC :

➢ Pada simbol jaringan (pojok kanan bawah window) pilih menu Open Network
and Sharing Center.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 10


Gambar 6. Open Network and Sharing Center

➢ Jika kabel Ethernet sudah terhubung dengan PC maka menu Local Area
Connection akan muncul. Pilih menu tersebut dengan jalan tekan sekali.

Gambar 7. Local Area Connection

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 11


➢ Pada menu Local Area Connection Status pilih Properties.

Gambar 8. Local Area Connection Properties

➢ Scroll ke bawah dan pilih Internet Protocol Version 4 dengan jalan tekan 2x,
pilih menu Use the following IP address dan masukkan alamat IP beserta
subnet kemudian tekan tombol OK.

Gambar 9. Internet Protocol Version 4

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 12


Setelah penyesuaian IP address selesai dilakukan maka langkah selanjutny adalah
pemrograman ladder diagram menggunakan TIA Portal V.14. Buat project baru
dengan jalan pilih menu create new project -> add new device -> PLC S7-1500.
Jika langkah deklarasi tiap modul dirasa terlalu lama karena harus memastikan
nomor seri masing – masing modul, maka proses auto detect dapat dilakukan.

Gambar 10. Unspecified CPU dan Auto Detect


Sesuai dengan gambar 10 pilih unspecified CPU dengan jalan tekan 2x, kemudian
seketika akan muncul notifikasi device is not specified, untuk mengetahui CPU
PLC yang terhubung dengan modul I/O yang menyertai CPU tersebut pilih opsi
detect.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 13


Gambar 11. Hardware Detection
pada pop up menu PG/PC interface pilih opsi PN/IE dan driver ethernet bawaan
PC (contoh : Intel® ethernet connection I219 – LM). Kemudian tekan tombol start
search untuk mencari perangkat PLC yang terhubung dengan PC. Seperti pada
gambar 11, sistem berhasil mendeteksi adanya PLC dengan tipe CPU 1511-1 PN
dengan alamat IP 192.168.0.10. Tekan tombol detect maka pada device view
akan muncul perangkat cpu PLC beserta modul I/O yang menyertai PLC tersebut
seperti pada gambar 12 berikut ini :

Gambar 12. Hasil Auto Detect

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 14


Dengan catatan proses auto detect tidak dapat mendeteksi adanya power supply
yang terhubung ke PLC sehingga proses deklarasi hardware power supply tetap
dilakukan secara manual seperti pada gambar 14.

Gambar 13. Penambahan Modul Power Supply


Penambahan power supply boleh dilakukan atau tidak karena dari sisi software
tidak ada yang bisa dikonfigurasi lebih lanjut tehadap modul power supply.

Tahap berikutnya adalah pembuatan ladder diagram, sebelum memulai


pembuatan ladder diagram, terlebih dahulu deklarasi atau pengalamatan
dilakukan untuk memudahkan pada saat proses pemrograman. Berikut adalah
nama variabel dan pengalamatan yang digunakan pada aplikasi Variable
Frequency Drive :

Gambar 14. PLC Tag Table


Tipe data variabel utama yang digunakan diantaranya adalah tipe boolean, tipe
data real dan tipe data integer. Tipe data boolean hanya memiliki dua kondisi
sama halnya seperti bilangan biner yang hanya bernilai 1 atau 0, sedangkan

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 15


tipe data real merupakan tipe data yang memungkinkan operasi perhitungan
dibelakang koma dan tipe data integer adalah tipe data operasi bilangan bulat.
Berikut adalah tabel pengalamatan yang digunakan pada pemrograman ladder
diagram :

Tabel 2. Pengalamatan Aplikasi VFD


No Nama variabel Tipe data Alamat
1 HMI start Boolean M0.0
2 HMI stop Boolean M0.1
3 HMI forward Boolean M0.2
4 HMI reverse Boolean M0.3
5 HMI accelerate Boolean M0.4
6 HMI decelerate Boolean M0.5
7 Emergency Boolean I8.6
8 Motor Run Boolean Q8.0
9 Motor Stop Boolean Q8.1
10 Motor Forward Boolean Q8.2
11 Motor Reverse Boolean Q8.3
12 Motor Frequency Real MD10
13 Output Analog Integer QW0

Seperti pada tabel 2 sistem ini memiliki 6 tombol virtual pada HMI, 1 tombol fisik
untuk keperluan darurat, 4 indikator output digital, 1 variabel dengan tipe data
real untuk referensi frekuensi motor dan 1 channel analog output untuk
memberikan sinyal tegangan analog -5 sampai dengan 5 VDC menuju drive.

Untuk pembuatan ladder diagram dimulai dari pengkondisian tombol virtual,


berikut adalah keterangan ladder diagram tiap network :

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 16


Gambar 15. Pengkondisian Tombol Virtual

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 17


Setiap tombol virtual merupakan kontaktor terbuka (Normally Open) yang
terhubung seri dengan coil positive trigger. Hal ini dilakukan untuk memastikan
ketika user menekan tombol, sinyal yang dihasilkan berupa pulsa 1 cycle sehingga
terjadinya penekanan tombol berulang dapat dihindari. Khusus untuk HMI reverse
dan HMI forward terdapat pengkondisian spesifik, kedua tombol ini hanya dapat
ditekan ketika frekuensi motor bernilai 0 Hz.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 18


Gambar 16. Digital Output

Tombol start dan stop akan mempengaruhi kondisi indikator motor run dan motor
stop, kedua tombol ini saling berkaitan. Jika tombol start ditekan maka indikator
motor run aktif dan indikator motor stop non aktif. Sebaliknya jika tombol stop
ditekan maka indikator motor run non aktif dan indikator motor stop aktif. Ketika
indikator motor run aktif maka pemilihan rotasi motor dapat dilakukan, jika user
menekan tombol forward maka indikator motor forward aktif dan motor reverse
non aktif, hal sebaliknya berlaku ketika tombol reverse ditekan. Kedua indikator
putaran ini dapat non aktif secara bersamaan jika tombol stop ditekan.

Gambar 17. Akselerasi dan Deselerasi

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 19


Proses akselerasi dapat dilakukan ketika user telah memilih arah rotasi motor.
Untuk tombol accelerate disimbolkan dengan kontaktor terbuka (Normally Open)
yang terhubung secara seri dengan instruksi penjumlahan. Karena tombol
accelerate sebelumnya telah terhubung dengan coil positive trigger dengan 1
kali cycle maka setiap tombol ini ditekan maka variabel motor frequency
bertambah kelipatan 5 Hz, hal yang sama berlaku untuk tombol decelerate
dengan perbedaan pada instruksi pengurangan saja. Penambahan atau
pengurangan kecepatan frekuensi motor dilakukan setiap 5 Hz dan dapat diubah
sesuai kebutuhan dengan batas bawah frekuensi adalah 0 Hz dan batas atas 50
Hz.

Gambar 18. Normalisasi Variabel Motor Frequency

Supaya PLC dapat memberikan sinyal analog kepada VFD maka proses normalisasi
harus dilakukan terlebih dahulu, proses normalisasi adalah mengubah skala awal
menjadi skala normalisasi. Skala awal yang sebelumnya antara 0-50 Hz diubah
kedalam bentuk 0.0 – 1.0, hal ini bertujuan untuk memudahkan penyesuaian
keluaran analog output. Sehingga langkah terakhir pada pemrograman ladder
adalah perkalian skala normalisasi dengan resolusi analog output seperti pada
gambar 19 berikut ini :

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 20


Gambar 19. Konversi Analog Output

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa modul analog output yang digunakan pada
aplikasi ini adalah seri AQ 4xU/I ST_1, modul ini memiliki 4 channel analog output
yang dapat diatur kisaran sinyal analognya. Mulai dari 0-10 VDC, -10 sampai +10
VDC dan 4 sampai 20 mA (gambar 20). Karena kebutuhan VFD hanya pada kisaran
-5 sampai 5 VDC maka pemilihan kisaran pada setting software tidak dapat
dilakukan, dan opsi hanya ada pada kisaran -10 sampai +10 VDC. Sehingga
modifikasi pada ladder diagram dilakukan dengan mengambil setengah resolusi
bilangan analog output. Jika untuk menghasilkan +10 VDC dapat dilakukan
dengan memberikan nilai resolusi 27648 desimal pada alamat QW 0, maka untuk
menghasilkan +5 VDC dapat digunakan setengah dari nilai resolusi tersebut yaitu
13824 desimal. Hal tersebut juga berlaku untuk kondisi reverse dimana -5 VDC
dapat dicapai dengan memberikan nilai -13824 desimal. Karena hasil perkalian
skala normalisasi dengan setengah nilai resolusi analog berada pada tipe data
real, sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan alamat QW0 yang membutuhkan
tipe data integer dapat menggunakan instruksi konversi real to integer seperti
pada gambar 19.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 21


Gambar 20. Analog Output Range Setting

Proses pemrograman ladder diagram diakhiri dengan proses upload konfigurasi


software dan ladder diagram ke dalam PLC. Konfigurasi software perlu diupload
karena ada perubahan setting parameter output range pada alamat analog
output pertama (Channel 0). Buka jendela device view terlebih dahulu dan tekan
tombol load untuk upload konfigurasi hardware (gambar 21), dan ulangi langkah
yang sama pada jendela Main OB (ladder diagram). Maka konfigurasi dan ladder
diagram siap dieksekusi pada PLC secara langsung.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 22


Gambar 21. Proses Upload

Dalam rangka memudahkan user untuk mengetahui kondisi lapangan baik


meliputi indikator motor, frekuensi motor saat ini dan arah putaran motor. Bahan
ajar ini juga memberikan penjelasan singkat tentang bagaimana membangun
sebuah Human Machine Interface.

Gambar 22. Deklarasi dan Integrasi HMI dengan PLC

Pertama pilih tipe HMI yang akan digunakan, pada contoh bahan ajar ini dipilih
HMI dengan layar 7” tipe KTP700 Basic PN. Tekan 2x pada tipe tersebut hingga

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 23


gambar HMI muncul pada jendela network view. Hubungkan port ethernet PLC
dengan HMI dengan jalan klik dan tarik port dari PLC menuju HMI, maka secara
otomatis sistem akan mengetahuin bahwa HMI telah ditambahkan kedalam
project dan terkoneksi dengan PLC. Selanjutnya drag and drop variabel yang ada
pada tagname PLC kedalam tagname HMI seperti pada gambar 23 berikut ini :

Gambar 23. Drag and Drop Variabel

Drag and drop variabel yang akan ditampilkan pada HMI, sehingga penamaan
variabel pada PLC dan HMI adalah sama. Langkah ini bertujuan untuk
memudahkan pada saat proses pembuatan HMI. Pada menu HMI pilih tab screen
untuk memulai merancang tampilan HMI. Gunakan toolbox yang ada pada jendela
sebelah kanan dan letakkan pada main screen pada jendela tengah seperti pada
gambar 24.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 24


Gambar 24. (kiri) main screen, (kanan) toolbox

Objek maupun elemen yang digunakan adalah 6 buah button, 3 buah circle, 1
buah level bar, I/O field dan text field untuk memberikan keterangan. Untuk
elemen button langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan keterangan
pada button :

Gambar 25. Penamaan Button

Gambar 25 menunjukkan bahwa penamaan button dapat berubah sesuai dengan


kondisi tombol, untuk aplikasi ini baik pada saat tombol ditekan atau dilepas
memiliki penamaan yang sama. Perubahan warna pada tombol juga dapat
dilakukan dengan memilih tab properties dilanjutkan dengan appearance

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 25


Gambar 26. Appearance

Perubahan warna baik pada tampilan background, warna text atau warna tepi
tombol dapat dilakukan pada menu appearance. Setelah penamaan dan
pemilihan warna selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pengalamatan,
pengalamatan untuk elemen button dilakukan pada dua kondisi yaitu pada saat
ditekan (press) dan pada saat tombol dilepas (release). Pengalamatan ini dapat
dilakukan pada tab events.

Gambar 27. Press Events

Pada menu Press pilih opsi SetBit dan pilih variabel HMI start. SetBit berfungsi
untuk mengaktifkan bit dengan syarat variabel yang dipilih adalah tipe Boolean.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 26


Gambar 28. Release Events

Sebaliknya pada menu Release pilih opsi ResetBit dan pilih variabel yang sama
yaitu HMI start. Hal ini dilakukan untuk menonaktifkan bit pada saat tombol
dilepas oleh user. Lakukan langkah yang sama untuk button stop, forward,
reverse, accelerate dan decelerate.
Untuk object circle, karena tujuan objek ini adalah sebagai indikator nyala dan
mati motor serta kondisi clock wise (cw) atau counter clock wise (ccw).
Pengaturan circle cukup pada tab animations kemudian pilih appearance.
Masukkan tag name, pilih tipe range, dan atur kondisi warna circle pada saat bit
= 0 dan pada saat bit =1.

Gambar 29. Circle Animations

Lakukan langkah yang sama untuk circle cw dan ccw dengan kondisi bit = 1 adalah
berwarna kuning.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 27


Pada elemen level bar, pengaturan perlu dilakukan untuk menentukan batas
bawah dan batas atas level. Pengaturan ini dapat dilakukan pada tab properties
dilanjutkan dengan menu general. Atur kondisi minimum scale pada skala = 0
dan kondisi maximum scale pada skala = 50, karena frekuensi motor hanya
berada pada kisaran 0 – 50 Hz. Langkah terakhir pada konfigurasi level bar adalah
memilih variabel proses yaitu motor frequency.

Gambar 30. Level Bar Properties

Pada elemen I/O field dua konfigurasi yang harus dilakukan, pertama adalah
berapa jumlah karakter angka yang akan ditampilkan serta pengalamatan
variabel proses yaitu motor frequency. Jika display I/O field hanya sebagai
tampilan informasi saja pilih mode output.

Gambar 31. I/O Field

Terakhir adalah menambahkan keterangan berupa text field. Tidak hanya


memberikan keterangan berupa text, jenis font dan ukuran font dapat diubah
pada menu style.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 28


Gambar 32. Text Field

Untuk mensimulasikan secara langsung antara HMI yang sudah dirancang dengan
PLC tanpa adanya perangkat HMI, dalam artian PC bertindak sebagai pengganti
HMI. Terlebih dahulu buka control panel kemudian pilih opsi Communication
Settings.

Gambar 33. Communication Settings

Tekan dua kali pada menu access point, pilih S7ONLINE dan pastikan interface
parameter assignment adalah driver Ethernet bawaan PC (contoh : Intel ®
Ethernet connection I219-LM. Tekan apply untuk menerapkan konfigurasi
simulasi tersebut.

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 29


Gambar 34. Access Points

Dengan demikian simulasi aplikasi VFD antara PC dengan PLC dapat dilakukan
dengan menekan tombol simulasi pada gambar 35 berikut ini :

Gambar 35. Mode Simulasi

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 30


➢ Tampilan Kondisi Start

➢ Tampilan Kondisi Stop

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 31


➢ Tampilan Kondisi Forward

➢ Tampilan Kondisi Forward Dengan Frekuensi 20 Hz

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 32


➢ Tampilan Kondisi Reverse

➢ Tampilan Kondisi Reverse Dengan Frekuensi 20 Hz

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 33


Evaluasi Pilihan Ganda (Contoh) :

1. Manakah yang bukan sub kompetensi seorang automation engineer :


a. Mampu merancang program PLC
b. Mampu merancang sistem drive
c. Mampu melaksanakan proses commissioning sistem drive
d. Mampu merancang sistem plumbing
2. Kepanjangan VFD adalah :
a. Variable Frequency Drive
b. Variable Frequency Diode
c. Variable Frequency Dive
d. Variable Frequency Door
3. Berikut adalah Teknik pengoperasian motor induksi, kecuali :
a. Direct Online
b. Star Delta
c. Soft Stopper
d. VFD
4. Keunggulan Teknik VFD jika dibandingkan Teknik pengoperasian yang lain :
a. Arus starting tinggi
b. Konsumsi lebih besar
c. Harga relatif murah
d. Kecepatan motor dapat diatur
5. Berikut adalah sinyal analog yang mampu dihasilkan melalui output analog PLC,
kecuali :
a. 40 – 50 mA
b. 4 – 20 mA
c. 0 – 10 VDC
d. -10 s/d 10 VDC

Draft Bahan Ajar Aplikasi VFD (rev.01) | 34

Anda mungkin juga menyukai