211-Article Text-907-2-10-20190112
211-Article Text-907-2-10-20190112
211-Article Text-907-2-10-20190112
A. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak
pada semua lini kehidupan. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga
terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan IPTEK tersebut secara proporsional. Besarnya
peranan matematika dalam kehidupan mengakibatkan pentingnya penguasaan
kemampuan matematis bagi siswa sebagai dasar pengembangan logika
berpikir dalam upaya menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu kemampuan penting yang harus dikuasai siswa adalah Kemampuan
pemahaman Konsep Matematis. Sejalan dengan hal tersebut, Suherman (2008:
62) mengungkapkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun 2006 menyebutkan tujuan dari pembelajaran matematika yaitu agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
67
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
68
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran Resource-Based Learning
“Resource-Based Learning adalah suatu proses pembelajaran yang
langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber belajar
secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian
dengan sumber belajar (Nasution, 2013: 18). Jadi dalam Resource-Based
Learning guru bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Siswa dapat
belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam perpustakaan, dalam “ruang
sumber belajar” yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari
lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu”.
Learning Source atau sumber belajar yang esensial harus digunakan
oleh siswa. Jadi sumber belajar ditujukan kepada siswa bukan guru. AECT
(Association Of Education Communication Technology) melalui karyanya The
Definition of educational technology (Rohani, 2010: 185) mengklasifikasikan
sumber belajar menjadi 6 macam.
1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen
lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data.
2. People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpanan,
pengolah, dan penyaji pesan.
3. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk
disajikan melalui penggunaan alat/perangkat lunak ataupun oleh dirinya
sendiri.
4. Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.
5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk
penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan
pesan.
6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar di mana pesan
disampaikan.
Menurut Nasution (2013: 26) ciri-ciri Resource-Based Learning adalah
sebagai berikut:
1. Resource-Based Learning memanfaatkan sepenuhnya segala sumber
informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual
dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
69
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
70
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
71
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
Dalam hal ini Geogebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk
menemukan suatu konsep matematis, misalnya tempat kedudukan titik-
titik atau karakteristik grafik parabola.
Contoh penggunaan program Geogebra sebagai media demonstrasi dan
visualisasi pada ruang dimensi tiga.
Gambar 1
Contoh Penggunaan Aplikasi Program Geogebra
72
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat antara
variabel bebas dan variabel terikat. Perlakuan yang diberikan terhadap
variabel bebas dilihat hasilnya pada variabel terikat. Dalam penelitian ini
penulis memilih metode eksperimen semu (Quasi Exsperimental Design)
dengan menggunakan dua buah kelompok. Kelompok pertama sebagai kelas
eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah proses belajar dengan menggunakan
model pembelajaran Resource-Based Learning berbantuan program
Geogebra, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman
konsep matematis.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design yang mencakup tes awal (pre-test) dan
tes akhir (post-test). Sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan, ada dua
kelompok yang diperlukan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah
kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda, untuk megetahui berhasil
tidaknya perlakuan tersebut kepada keduanya diberikan tes yang sama.
Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono,
2014: 79).
R: 01 X 02
R: 01 − 02
Keterangan :
R : Pemilihan sampel secara acak (random)
01 : Tes awal
02 : Tes akhir
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran Resource-Based
Learning berbantuan program Geogebra.
D. HASIL PENELITIAN
1. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
73
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
Tabel 1
Data Skor Tes Awal Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑋𝑚𝑖𝑛 ̅
𝑋 𝑆 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑋𝑚𝑖𝑛 ̅
𝑋 𝑆
22 10 16,37 3,57 21 10 14,88 3,49
Tabel 2
Data Skor Tes Akhir Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Data yang diperoleh dari hasil skor tes awal dan tes akhir ini kemudian
disajikan dalam bentuk indeks gain untuk mengetahui peningkatannya.
74
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
Tabel 3
Data Skor Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
0,66
Indeks Gain
0,44
Diagram 2
Rata-rata Skor Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
75
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
Tabel 4
NilaiL0hitungdan LtabelPada Uji Statistik Lilliefors (𝜶 = 𝟓%)
2) Uji Homogenitas
𝐻0 ∶Variansi kedua sampel homogen.
𝐻1 ∶Variansi kedua sampel tidak homogen.
Tabel 5
Hasil Uji Homogenitas Data Skor Indeks Gain
Dari Tabel 5 diketahui bahwa nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada 𝑑𝑏1 = 40 dan
𝑑𝑏2 = 40 dengan taraf kesalahan (𝛼) = 5% = 0,05 untuk kedua kelas, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua variansinya tidak homogen.
3) Uji 𝑡′
𝐻0 ∶ rerata kedua sampel tidak berbeda (𝜇1 = 𝜇2 )
𝐻1 ∶ rerata kedua sampel berbeda (𝜇1 ≠ 𝜇2 )
Tabel 6
′
Hasil Uji 𝒕 Data Skor Indeks Gain
𝒕′ 𝒏𝒌𝒕′ 𝜶 Kesimpulan
Sampel
7,09 ±2,02 0,05 Tolak 𝐻0
Dari Tabel 6 diketahui bahwa nilai 𝑡′ berada di luar batas interval 𝑛𝑘𝑡′
yaitu −2,02 > 7,09 > 2,02 pada taraf kesalahan (𝛼) = 5% = 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa rerata kedua sampel berbeda. Dilihat rata-rata
indeks gain dapat dilihat bahwa kelas eksperimen jauh lebih tinggi dari kelas
kontrolnya, ini artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep dari kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol
76
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
Tabel 7
Angket Sikap Siswa
𝒏 ̅ 𝒕𝒔
𝒙 ̅𝒕
𝒙 Kategori
41 3301 4,03 Positif
2. Saran
a. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
Resource-Based Learning berbantuan program Geogebra untuk
materi-materi atau lokasi tempat penelitian yang berbeda.
b. Bagi guru, biasa dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan
model pembelajaran Resource-Based Learning berbantuan program
Geogebra dalam proses pembelajaran di kelas dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
maupun kemampuan-kemampuan yang lainnya. Hal ini terbukti
dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa model Resource-Based
Learning berbantuan program Geogebra memberikan sikap positif,
artinya siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran matematika.
c. Bagi sekolah, penelitian ini hendaknya dijadikan sebagai masukan dan
bahan pertimbangan terutama ketersediaan komputer/lab matematika
bagi siswa dalam memaksimalkan eksplorasi terutama untuk
menerapkan model pembelajaran Resource-Based Learning
berbantuan program Geogebra sebagai salah satu model yang inovatif
dalam pembelajaran matematika.
77
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Volume I Nomor 1, Desember 2016 ISSN 2548-2297
F. DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, J. S. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele
berbantuan program Geogebra untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis. Skripsi pada STKIP Sebelas April
Sumedang: tidak diterbitkan.
Nasution, S. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung:
FPMIPA UPI.
Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. (2010). Pembelajaran Matematika Menggunakan Model
Pembelajaran Resource-Based Learning.[Online]. Vol 1 (1), 8
halaman.
Tersedia: e-jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/73. [12
Oktober 2015]
Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, H.B. (2008). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar dan
Mengajar yang Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Sinar Gratika.
Wardhani, Sri. (2008). Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran
Matematika.Jogyakarta: P4TK.
Wikipedia. Geogebra. [Online]. Tersedia: https://en.wikipedia.org/wiki/
GeoGebra [8Januari 2016]
78