Budayana, Aartikel JPM
Budayana, Aartikel JPM
Budayana, Aartikel JPM
Abstrak
Penggunaan media pembelajaran sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep
matematika. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran materi pecahan yang
valid, praktis, dan efektif. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII di SMPN 3 Seririt.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan model ADDIE (Analisys, Design, Development,
Implementation, and Evaluation). Pengumpulan data menggunakan angket yang berupa angket
evaluasi ahli, angket respon guru, dan angket respon siswa, serta tes yang berupa tes awal dan tes
akhir. Media pembelajaran disusun dengan pendekatan pembelajaran saintifik, sehingga membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pembelajaran matematika.
Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
Penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII. Sehingga
media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualifikasi yang baik dan layak digunakan dalam
pembelajaran di kelas VII.
Abstract
The use of instructional media is very important to help students understand mathematical
concepts. The purpose of this study is to develop a learning media for valid, practical, and effective
fractions. The study was conducted on grade VII students at SMPN 3 Seririt. Development is carried
out using the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Data
collection uses questionnaires in the form of expert evaluation questionnaires, teacher response
questionnaires, and student response questionnaires, as well as tests in the form of initial and final
tests. Learning media are arranged with a scientific learning approach, thus making students able to
obtain knowledge, skills and attitudes in learning mathematics. The results showed the learning media
had met the criteria of valid, practical, and effective. The use of instructional media can also improve
student learning outcomes in class VII. So that the learning media developed have good qualifications
and are suitable for use in learning in class VII.
6
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
belajar mengajar adalah proses, yang mana saintifik juga mendorong siswa untuk
proses tersebut yang akan menentukan berjiwa investigatif, memiliki rasa ingin tahu
apakah tujuan belajar tercapai atau tidak. (curiosity) yang tinggi, sehingga peserta
Pencapaian tujuan belajar dapat dilihat dari didik bisa membangun konsep sendiri
ada atau tidaknya perubahan tingkah laku, melalui pengalaman belajar yang
baik perubahan yang bersifat kognitif dialaminya.
(pengetahuan), afektif (nilai dan sikap), dan Membangun konsep matematika
psikomotor (keterampilan). kepada siswa bukan hal yang mudah
Tujuan pembelajaran lebih mudah meskipun pendekatan saintifik yang
tercapai apabila pembelajaran berlangsung mendorong siswa menjadi aktif, namun
secara efektif. Pembelajaran yang efektif masih banyak waktu dan tenaga yang
ditandai dengan terjadinya pembelajaran terbuang sia-sia. Berdasarkan hasil
dalam diri peserta didik, yaitu terjadi wawancara terhadap beberapa guru
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari matematika diketahui bahwa siswa
tidak mengerti menjadi mengerti, dan mengalami kesulitan dalam pembelajaran
sebagainya. Namun pada kenyataannya, matematika dalam hal ini mengenai
kebanyakan pembelajaran berjalan kurang bilangan yaitu pecahan. Pecahan
efektif, sehingga tujuan pembelajaran tidak merupakan salah satu materi penting dalam
tercapai sepenuhya. Pemerintah sudah pembelajaran matematika yang digunakan
berusaha menyikapi persoalan-persoalan sebagai dasar untuk mempelajari materi
yang terjadi dalam pembelajaran di kelas, yang lain. Namun, faktanya masih banyak
terutama terkait pembelajaran yang tidak siswa yang mengalami kesulitan dalam
efektif. Salah satu usaha yang sudah memahami pembelajaran bilangan dalam
dilakukan pemerintah adalah menerapkan hal ini materi tentang pecahan disebabkan
kurikulum 2013. pembelajaran yang didominasi cara-cara
Kurikulum 2013 merupakan formal sehingga hal ini tidak dapat
rangkaian penyempurnaan terhadap mendukung pemahaman siswa tentang
kurikulum yang telah dirintis sebelumnya, konsep pecahan (Zabeta et al., 2015). Hasil
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) penelitian The National Assesment of
tahun 2004 yang kemudian diteruskan Education Progress (Post, 1992) yang
dengan Kurikulum Tingkat Satuan menunjukkan bahwa siswa mengalami
Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Ciri khas kesukaran pada konsep bilangan pecahan.
dari keberadaan kurikulum 2013 adalah Secara teoritis, konsep pecahan merupakan
adanya upaya penerapan pendekatan topik yang lebih sulit dibandingkan dengan
saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran. bilangan bulat, karena dalam mempelajari
Menurut (Abidin, 2014) pendekatan saintifik konsep pecahan sangat memungkinkan
dikatakan sebagai proses pembelajaran terjadinya miskonsepsi pada diri siswa
yang memadu siswa untuk memecahkan (Mark, 1988). Kurangnya Media
masalah melalui kegiatan perencanaan pembelajaran yang mendukung menjadikan
yang matang, pengumpulan data yang guru menyampaikan materi secara
cermat, dan analisis data yang diteliti untuk berulang-ulang, karena materi pecahan
menghasilkan sebuah kesimpulan. Jadi, merupakan materi yang memerlukan
pendekatan saintifik merupakan proses visualisasi. Hal ini menyebabkan banyak
pembelajaran yang dirancang sedemikian waktu yang terbuang, maka tujuan
rupa agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran tidak dapat tercapai.
proses belajar mengajar. Melalui Berkaitan dengan kendala-kendala
pendekatan saintifik tersebut, peserta didik yang sudah ditemukan maka diperlukan
di dorong menjadi peneliti, berfikir ilmiah, sebuah media di dalam menunjang suatu
kritis, dan analitis. Hal tersebut karena pembelajaran. Media tersebut dapat
sesuai dengan pendekatan saintifik dalam memanfaatkan teknologi yang sedang
proses belajar mengajar dimulai dari berkembang. Penggunaan media
tahapan mengamati, menanya, pembelajaran tentu memiliki beberapa nilai
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, lebih dan sudah seharusnya digunakan.
serta mengomunikasikan. Pendekatan Penggunaan media dalam pembelajaran
7
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
8
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
untuk mengelola data hasil review ahli N 3 Seririt, didapatkan gambaran umum
materi, ahli media, angket respon siswa dan media pembelajaran yang digunakan
respon guru sedangkan teknik analisis data adalah media yang mendukung pendekatan
deskriftif kuantitatif digunakan untuk saintifik sebagai upaya untuk meningkatkan
mengelola data hasil angket validasi, pemahaman konsep siswa yaitu dengan
angket respon siswa, respon guru, dan hasil lectora insfire. Pada proses pembelajaran
tes evaluasi. dikelas guru cenderung mengajar
menggunakan metode ceramah meskipun
HASIL DAN PEMBAHASAN sesekali diadakan diskusi untuk
Setelah melalui tahap meningkatkan pemahaman siswa. Apabila
pengembangan, dihasilkan suatu media hanya mengandalkan komunikasi secara
pembelajaran pecahan untuk mendukung langsung dengan siswa, guru mengaku
pendekatan saintifik sebagai upaya merasa kesulitan karna karakteristik siswa
meningkatkan pemahaman konsep yang berbeda. Dalam pelajaran matematika
pecahan siswa kelas VII yang sudah materi yang sulit diajarkan kepada siswa
dievaluasi serta dinyatakan valid, praktis salah satunya adalah pecahan karna siswa
dan efektif. Media pembelajaran yang sering kesulitan dalam mempelajari materi
dikembangkan merupakan media ini. Meskipun demikian siswa enggan untuk
pembelajaran pecahan untuk mendukung belajar mandiri dikarenakan media
pendekatan saintifik sebagai upaya pembelajaran yang mereka punya kurang
meningkatkan pemahaman konsep memadai. Dengan permasalahan yang ada
pecahan siswa kelas VII. Media dipandang perlu dikembangkan media
pembelajaran materi pecahan ini pembelajaran interaktif materi pecahan
dikembangkan dengan model ADDIE dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri
(Analysis, Design, Development, kapan saja dan dimana saja karna mudah
Implementation dan Evaluation) tetapi oleh di akses dan bisa digunakan dengan mudah
karena keterbatasan penelitian, di smartphone, laptop dan komputer.
pengembangan ini hanya terbatas sampai 3 Penggunaan media pembelajaran ini di
langkah yaitu: (1) Analyze, (2) Design (3) sekolah juga tidak akan terhalang
Development. Pada akhir pengembangan dikarenakan sudah tersedianya LCD dan
ini diperoleh prototype final berupa media juga proyektor yang dapat digunakan siswa
pembelajaran pecahan untuk mendukung dalam belajar ataupun digunakan guru
pendekatan saintifik sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
meningkatkan pemahaman konsep Pada analisis kurikulum ditentukan
pecahan siswa kelas VII yang sudah kurikulum yang diterapkan di sekolah,
dievaluasi dan dinyatakan valid, praktis dan materi pembelajaran yang relevan dengan
efektif. produk yang dikembangkan serta Batasan-
Analisis merupakan langkah batasan dari materi tersebut. Metode yang
pertama yang dilakukan dalam dipakai adalah wawancara dan observasi.
pengembangan media pembelajaran Dari hasil wawancara dan observasi
pecahan untuk mendukung pendekatan didapatkan bahwa kurikulum yang dipakai
saintifik sebagai upaya meningkatkan dalam pembelajaran adalah kurikulum
pemahaman konsep pecahan siswa kelas 2013. Materi yang relevan untuk dipakai
VII. Tahap analisis ini meliputi dua hal, yaitu adalah materi pecahan dikarenakan materi
(1) analisis kebutuhan, (2) analisis ini sulit untuk dipahami ssiswa dan
kurikulum. Analisis kebutuhan dilakukan diperlukan media pembelajaran atau
untuk mengetahui informasi mengenai sumber belajar lain yang terkait untuk dapat
kebutuhan yang diperlukan oleh siswa, meningkatkatkan pemahaman siswa
sehingga dapat menyusun prosedur tentang konsep dan operasi bilangan
pembelajaran yang sesuai. Setelah pecahan. Hasil belajar siswa dalam materi
melakukan wawancara dan observasi pecahan pun sangat rendah.
secara langsung dengan wali kelas VII SMP
9
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
10
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
11
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
classroom yang dibuat oleh peneliti. Angket multimedia pembelajaran dilakukan setelah
respon siswa berisi butir-butir pernyataan peneliti menghasilkan multimedia dalam
tentang penggunaan media pembelajaran. bentuk prototype I. Validasi dilakukan oleh
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data ahli materi dan ahli media dengan cara
terkait dengan nilai kepraktisan memberikan penilaian dan saran terhadap
penggunaan media pembelajaran. media pembelajaran dengan mengisi
Kualitas produk media pembelajaran lembar validasi. Rekapitulasi hasil validitas
yang dikembangkan dalam penelitian ini secara keseluruhan dapat dilihat pada
didasarkan pada tiga aspek, yaitu validitas, Tabel 2.
kepraktisan, dan keefektifan. Validasi
12
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
kelas sebesar 76. Nilai tertinggi sebesar ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu
100 dan nilai terendah sebesar 50. minimal sebesar 80%.
Sehingga dapat dikatakan media Sebelum media pembelajaran ini di uji
pembelajaran interaktif materi pecahan cobakan, terlebih dahulu siswa diberi tes
yang dikembangkan memenuhi kriteria awal materi pecahan yang berbentuk isian
efektif digunakan sebagai media singkat. Adapun hasil yang diperoleh dapat
pembelajaran karena ketuntasan klasikal dilihat pada Tabel 5.
siswa yaitu 83,3% lebih besar dari
13
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677
14