Budayana, Aartikel JPM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020

e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PECAHAN DENGAN


PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENDUKUNG UPAYA
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS
VII

Putu Fendy Anggara Cahyady1, I Wayan Puja Astawa2, I Made Suarsana 3


Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak
Penggunaan media pembelajaran sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep
matematika. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran materi pecahan yang
valid, praktis, dan efektif. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII di SMPN 3 Seririt.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan model ADDIE (Analisys, Design, Development,
Implementation, and Evaluation). Pengumpulan data menggunakan angket yang berupa angket
evaluasi ahli, angket respon guru, dan angket respon siswa, serta tes yang berupa tes awal dan tes
akhir. Media pembelajaran disusun dengan pendekatan pembelajaran saintifik, sehingga membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pembelajaran matematika.
Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
Penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII. Sehingga
media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualifikasi yang baik dan layak digunakan dalam
pembelajaran di kelas VII.

Kata kunci: media pembelajaran; pecahan; ADDIE; pendekatan pembelajaran saintifik

Abstract
The use of instructional media is very important to help students understand mathematical
concepts. The purpose of this study is to develop a learning media for valid, practical, and effective
fractions. The study was conducted on grade VII students at SMPN 3 Seririt. Development is carried
out using the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Data
collection uses questionnaires in the form of expert evaluation questionnaires, teacher response
questionnaires, and student response questionnaires, as well as tests in the form of initial and final
tests. Learning media are arranged with a scientific learning approach, thus making students able to
obtain knowledge, skills and attitudes in learning mathematics. The results showed the learning media
had met the criteria of valid, practical, and effective. The use of instructional media can also improve
student learning outcomes in class VII. So that the learning media developed have good qualifications
and are suitable for use in learning in class VII.

Keywords : learning media; fraction; ADDIE; scientific learning approach

PENDAHULUAN belajar siswa yang bersifat internal


Pembelajaran merupakan suatu (Abdurrahman, 2012) Pembelajaran atau
sistem yang bertujuan untuk membantu proses pembelajaran mencakup interaksi
proses belajar siswa. Pembelajaran berisi antara pendidik dengan peserta didik serta
serangkaian peristiwa yang dirancang dan peserta didik lainya untuk mencapai suatu
disusun sedemikian rupa untuk mendukung tujuan, yaitu perubahan sikap dan tingkah
dan mempengaruhi terjadinya proses laku siswa. Hal terpenting dalam kegiatan

6
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

belajar mengajar adalah proses, yang mana saintifik juga mendorong siswa untuk
proses tersebut yang akan menentukan berjiwa investigatif, memiliki rasa ingin tahu
apakah tujuan belajar tercapai atau tidak. (curiosity) yang tinggi, sehingga peserta
Pencapaian tujuan belajar dapat dilihat dari didik bisa membangun konsep sendiri
ada atau tidaknya perubahan tingkah laku, melalui pengalaman belajar yang
baik perubahan yang bersifat kognitif dialaminya.
(pengetahuan), afektif (nilai dan sikap), dan Membangun konsep matematika
psikomotor (keterampilan). kepada siswa bukan hal yang mudah
Tujuan pembelajaran lebih mudah meskipun pendekatan saintifik yang
tercapai apabila pembelajaran berlangsung mendorong siswa menjadi aktif, namun
secara efektif. Pembelajaran yang efektif masih banyak waktu dan tenaga yang
ditandai dengan terjadinya pembelajaran terbuang sia-sia. Berdasarkan hasil
dalam diri peserta didik, yaitu terjadi wawancara terhadap beberapa guru
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari matematika diketahui bahwa siswa
tidak mengerti menjadi mengerti, dan mengalami kesulitan dalam pembelajaran
sebagainya. Namun pada kenyataannya, matematika dalam hal ini mengenai
kebanyakan pembelajaran berjalan kurang bilangan yaitu pecahan. Pecahan
efektif, sehingga tujuan pembelajaran tidak merupakan salah satu materi penting dalam
tercapai sepenuhya. Pemerintah sudah pembelajaran matematika yang digunakan
berusaha menyikapi persoalan-persoalan sebagai dasar untuk mempelajari materi
yang terjadi dalam pembelajaran di kelas, yang lain. Namun, faktanya masih banyak
terutama terkait pembelajaran yang tidak siswa yang mengalami kesulitan dalam
efektif. Salah satu usaha yang sudah memahami pembelajaran bilangan dalam
dilakukan pemerintah adalah menerapkan hal ini materi tentang pecahan disebabkan
kurikulum 2013. pembelajaran yang didominasi cara-cara
Kurikulum 2013 merupakan formal sehingga hal ini tidak dapat
rangkaian penyempurnaan terhadap mendukung pemahaman siswa tentang
kurikulum yang telah dirintis sebelumnya, konsep pecahan (Zabeta et al., 2015). Hasil
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) penelitian The National Assesment of
tahun 2004 yang kemudian diteruskan Education Progress (Post, 1992) yang
dengan Kurikulum Tingkat Satuan menunjukkan bahwa siswa mengalami
Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Ciri khas kesukaran pada konsep bilangan pecahan.
dari keberadaan kurikulum 2013 adalah Secara teoritis, konsep pecahan merupakan
adanya upaya penerapan pendekatan topik yang lebih sulit dibandingkan dengan
saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran. bilangan bulat, karena dalam mempelajari
Menurut (Abidin, 2014) pendekatan saintifik konsep pecahan sangat memungkinkan
dikatakan sebagai proses pembelajaran terjadinya miskonsepsi pada diri siswa
yang memadu siswa untuk memecahkan (Mark, 1988). Kurangnya Media
masalah melalui kegiatan perencanaan pembelajaran yang mendukung menjadikan
yang matang, pengumpulan data yang guru menyampaikan materi secara
cermat, dan analisis data yang diteliti untuk berulang-ulang, karena materi pecahan
menghasilkan sebuah kesimpulan. Jadi, merupakan materi yang memerlukan
pendekatan saintifik merupakan proses visualisasi. Hal ini menyebabkan banyak
pembelajaran yang dirancang sedemikian waktu yang terbuang, maka tujuan
rupa agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran tidak dapat tercapai.
proses belajar mengajar. Melalui Berkaitan dengan kendala-kendala
pendekatan saintifik tersebut, peserta didik yang sudah ditemukan maka diperlukan
di dorong menjadi peneliti, berfikir ilmiah, sebuah media di dalam menunjang suatu
kritis, dan analitis. Hal tersebut karena pembelajaran. Media tersebut dapat
sesuai dengan pendekatan saintifik dalam memanfaatkan teknologi yang sedang
proses belajar mengajar dimulai dari berkembang. Penggunaan media
tahapan mengamati, menanya, pembelajaran tentu memiliki beberapa nilai
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, lebih dan sudah seharusnya digunakan.
serta mengomunikasikan. Pendekatan Penggunaan media dalam pembelajaran

7
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

sangat berfungsi untuk membantu kegiatan METODE


pembelajaran seperti yang di ungkapkan Penelitian ini merupakan penelitian
oleh Angkowo dan Kosasih (Musfiqon, dan pengembangan (Research and
2012), yaitu fungsi media pembelajaran Development) dengan tujuan menghasilkan
adalah sebagai alat bantu pembelajaran produk penelitian berupa media
yang ikut memengaruhi situasi, kondisi, dan pembelajaran pada materi pecahan yang
lingkungan belajar dalam rangka mencapai valid, praktis dan efektif. Penelitian ini
tujuan belajar yang telah diciptakan dan di menggunakan prosedur pengembangan
desain oleh guru. Beberapa penelitian dari model ADDIE yang dilaksanakan dari
terkait dengan media pecahan telah tahap analisis sampai tahap
dilakukan oleh (Putra, 2019) di dalam pengembangan (develop), karena
penelitian ini di sebutkan bahwa terdapat keterbatasan waktu, biaya, dan
pengaruh penggunaan media pembelajaran kemampuan peneliti. Dalam penelitian ini
dengan pendekatan representasi terhadap diperlukan data yang berkaitan dengan
hasil belajar siswa. Senada dengan hal itu, validitas, kepraktisan, dan efektifitas media
(Amir & Wardana, 2018) di dalam pembelajaran tersebut untuk mengetahui
penelitiannya menyebutkan bahwa media kualitas media pembelajaran yang
pembelajaran dapat mendorong siswa dikembangkan dalam penelitian ini.
untuk berpikir kreatif. Media pembelajaran Instrumen yang digunakan dalam penelitian
yang sudah dikembangkan sangat ini adalah angket, tes, dan catatan harian.
mendukung pembelajaran pecahan dengan Penilaian pada angket dilakukan dengan
hasil media itu mempunyai peranan yang memberikan tanda centang (√) pada kolom
efektif pada proses pembelajaran dan penilaian. Indikator penilaian pada angket
efektif dalam meningkatkan hasil belajar respon siswa dan guru menggunakan lima
siswa. Pada umumnya media pembelajaran skala penilaian, yaitu sangat setuju (skor 5),
berfungsi sebagai pelengkap pembelajaran setuju (skor 4), ragu (skor 3), tidak setuju
sehingga masih perlu diadakan (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1)
penambahan beberapa aspek seperti: (1) untuk setiap pernyataan positif dan
media pembelajaran dapat berdiri sendiri sebaliknya yaitu sangat setuju (skor 1),
artinya siswa dapat menggunakan media setuju (skor 2), ragu (skor 3), tidak setuju
pembelajaran tersebut tanpa harus di (skor 4), dan sangat tidak setuju (skor 5)
tuntun oleh seorang pendidik; (2) untuk setiap pernyataan negatif. Angket
disediakan fasilitas eksplorasi, sehingga evaluasi ahli materi dalam media
pengetahuan yang didapat siswa tidak pembelajaran dan ahli media yang
terbatas; (3) disesuaikan dengan digunakan pada penelitian ini ialah
pendekatan yang diterapkan pada menggunakan angket penilaian LORI,
kurikulum 2013, agar media pembelajaran Kategori pilihan untuk angket validasi
membantu siswa untuk menemukan konsep adalah: Skala 1 jika penilaian terhadap
sesuai dengan pemahamannya sendiri. pembelajaran sangat tidak baik/sangat tidak
Mengatasi kekurangan-kekurangan dari sesuai dengan kriteria penilaian; Skala 2
media pembelajaran yang sudah ada, jika penilaian terhadap pembelajaran tidak
dirasa perlu dilakukan pengembangan baik/sangat tidak sesuai dengan kriteria
media pembelajaran yang disusun penilaian; Skala 3 jika penilaian terhadap
berdasarkan pendekatan saintifik seperti pembelajaran cukup baik/cukup sesuai
yang diterapkan pada kurikulum 2013. dengan kriteria penilaian; Skala 4 jika
Berdasarkan pemaparan di atas, penilaian terhadap pembelajaran
dipandang dilakukan penelitian dengan baik/sesuai dengan kriteria penilaian; Skala
judul “Pengembangan Media Pembelajaran 5 jika penilaian terhadap pembelajaran
Pecahan dengan Pendekatan Saintifik sangat baik/sangat sesuai dengan kriteria
untuk Mendukung Upaya Meningkatkan penilaian (Arikunto, 2006).
Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Dalam penelitian pengembangan ini
VII”. digunakan dua teknik analisis data, yaitu
teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Teknik analisis data kualitatif digunakan

8
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

untuk mengelola data hasil review ahli N 3 Seririt, didapatkan gambaran umum
materi, ahli media, angket respon siswa dan media pembelajaran yang digunakan
respon guru sedangkan teknik analisis data adalah media yang mendukung pendekatan
deskriftif kuantitatif digunakan untuk saintifik sebagai upaya untuk meningkatkan
mengelola data hasil angket validasi, pemahaman konsep siswa yaitu dengan
angket respon siswa, respon guru, dan hasil lectora insfire. Pada proses pembelajaran
tes evaluasi. dikelas guru cenderung mengajar
menggunakan metode ceramah meskipun
HASIL DAN PEMBAHASAN sesekali diadakan diskusi untuk
Setelah melalui tahap meningkatkan pemahaman siswa. Apabila
pengembangan, dihasilkan suatu media hanya mengandalkan komunikasi secara
pembelajaran pecahan untuk mendukung langsung dengan siswa, guru mengaku
pendekatan saintifik sebagai upaya merasa kesulitan karna karakteristik siswa
meningkatkan pemahaman konsep yang berbeda. Dalam pelajaran matematika
pecahan siswa kelas VII yang sudah materi yang sulit diajarkan kepada siswa
dievaluasi serta dinyatakan valid, praktis salah satunya adalah pecahan karna siswa
dan efektif. Media pembelajaran yang sering kesulitan dalam mempelajari materi
dikembangkan merupakan media ini. Meskipun demikian siswa enggan untuk
pembelajaran pecahan untuk mendukung belajar mandiri dikarenakan media
pendekatan saintifik sebagai upaya pembelajaran yang mereka punya kurang
meningkatkan pemahaman konsep memadai. Dengan permasalahan yang ada
pecahan siswa kelas VII. Media dipandang perlu dikembangkan media
pembelajaran materi pecahan ini pembelajaran interaktif materi pecahan
dikembangkan dengan model ADDIE dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri
(Analysis, Design, Development, kapan saja dan dimana saja karna mudah
Implementation dan Evaluation) tetapi oleh di akses dan bisa digunakan dengan mudah
karena keterbatasan penelitian, di smartphone, laptop dan komputer.
pengembangan ini hanya terbatas sampai 3 Penggunaan media pembelajaran ini di
langkah yaitu: (1) Analyze, (2) Design (3) sekolah juga tidak akan terhalang
Development. Pada akhir pengembangan dikarenakan sudah tersedianya LCD dan
ini diperoleh prototype final berupa media juga proyektor yang dapat digunakan siswa
pembelajaran pecahan untuk mendukung dalam belajar ataupun digunakan guru
pendekatan saintifik sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
meningkatkan pemahaman konsep Pada analisis kurikulum ditentukan
pecahan siswa kelas VII yang sudah kurikulum yang diterapkan di sekolah,
dievaluasi dan dinyatakan valid, praktis dan materi pembelajaran yang relevan dengan
efektif. produk yang dikembangkan serta Batasan-
Analisis merupakan langkah batasan dari materi tersebut. Metode yang
pertama yang dilakukan dalam dipakai adalah wawancara dan observasi.
pengembangan media pembelajaran Dari hasil wawancara dan observasi
pecahan untuk mendukung pendekatan didapatkan bahwa kurikulum yang dipakai
saintifik sebagai upaya meningkatkan dalam pembelajaran adalah kurikulum
pemahaman konsep pecahan siswa kelas 2013. Materi yang relevan untuk dipakai
VII. Tahap analisis ini meliputi dua hal, yaitu adalah materi pecahan dikarenakan materi
(1) analisis kebutuhan, (2) analisis ini sulit untuk dipahami ssiswa dan
kurikulum. Analisis kebutuhan dilakukan diperlukan media pembelajaran atau
untuk mengetahui informasi mengenai sumber belajar lain yang terkait untuk dapat
kebutuhan yang diperlukan oleh siswa, meningkatkatkan pemahaman siswa
sehingga dapat menyusun prosedur tentang konsep dan operasi bilangan
pembelajaran yang sesuai. Setelah pecahan. Hasil belajar siswa dalam materi
melakukan wawancara dan observasi pecahan pun sangat rendah.
secara langsung dengan wali kelas VII SMP

9
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

Tabel 1. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Pecahan


Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
1. Memahami pengetahuan faktual 3.2 Menjelaskan 3.2.1 Menyelesaikan operasi
dengan cara mengamati dan hitung pengurangan dan
(mendengar melihat, membaca) melakukan penjumlahan pada
dan menanya berdasarkan rasa operasi hitung pecahan
ingin tahu tentang dirinya, mahluk pada pecahan. 3.2.2 Menyelesaiakan operasi
ciptaan tuhan dan kegiatannya, hitung perkalian dan
dan benda-benda yang pembagian pada
dijumpainya di rumah dan di pecahan.
sekolah.
2. Menyajikan pengetahuan faktual 4.2 Menyelesaikan 4.2.1 Menyelesaikan masalah
dalam bahasa yang jelas dan masalah yang yang berkaitan dengan
logis, dalam karya yang estetis, berkaitan penjumlahan dan
dalam gerakan yang dengan pengurangan pada
mencerminkan anak sehat, dan operasi hitung pecahan.
dalam tindakan yang pada pecahan. 4.2.2 Menyelesaikan masalah
mencerminkan perilaku anak yang berkaitan dengan
bermain dan berhaklak mulia. perkalian dan pembagian
pada pecahan.
Tahap kedua adalah tahap design
atau perancangan. Pada tahap ini mulai
dirancang media pembelajaran yang
dikembangkan sesuai hasil analisis yang
dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini
dilakukan perancangan dan penyusunan
awal terhadap media seperti mendesain
cover dan sumber-sumber materi yang
relevan, mencari gambar untuk di media Gambar 2. Contoh Tampilan Media
pembelajan, membuat eksplorasi dari Pembelajaran
geogebra, membuat video pembelajaran
serta membuat rancangan soal-soal latihan
sebagai sarana pendukung media
pembelajaran. Adapun cover, sekilas
tampilan media pembelajaran dan sekilas
tentang tampilan video pembelajaran pada
media pembelajaran yang dikembangkan
dapat dilihat pada Gambar 1 sampai
Gambar 5.
Gambar 3. Contoh Tampilan Video
Pembelajaran

Gambar 1. Desain Cover Media


Pembelajaran Materi Pecahan

10
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

untuk menilai media pembelajaran yang


dikembangkan. Instrumen disusun dengan
memperhatikan aspek penilaian media yaitu
aspek kelayakan materi dan kelayakan
media. Instrumen yang disusun berupa
lembar validasi ahli, angket respon siswa,
angket respon guru dan Tes Evaluasi.
Tahap pengembangan merupakan
Gambar 4. Contoh Tampilan Video tahap realisasi produk. Pada tahap ini
pengembangan media pembelajaran
dilakukan sesuai dengan rancangan.
Setelah itu, rancangan media (prototype I)
tersebut divalidasi oleh dosen dan guru
yang diminta bantuanya sebagai ahli materi
dan media. Pada proses validasi, validator
menggunakan instrumen yang sudah
disusun pada tahap sebelumnya. Untuk
hasil validas isi, instrumen, angket respon
dan tes evaluasi yang digunakan secara
Gambar 5. Tampilan Explorasi pada Media lengkap bisa dilihat pada lampiran.
Pembelajaran Validasi media pembelajaran
dilakukan untuk menilai validitas atau
Pada tampilan awal di media kelayakan dari media pembelajaran yang
pembelajaran, terdapat 4 tampilan menu dikembangkan. Validator diminta
yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, memberikan penilaian terhadap media
dan pembagian. Setiap tampilan menu akan pembelajaran yang dikembangkan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu materi, berdasarkan butir aspek kelayakan media
eksplorasi, dan evaluasi. Ketika bagian pembelajaran serta memberikan saran dan
materi dipilih, maka akan ditayangkan komentar berkaitan dengan isi media
sebuah video pembelajaran dimana video pembelajaran yang nantinya digunakan
tersebut bertujuan untuk membantu siswa sebagai bahan perbaikan dari media
ketika melakukan pendekatan saintifik, pembelajaran yang dikembangkan. Pada
khususnya pada tahap mengamati dan tahap ini, peneliti juga melakukan analisis
mengumpulkan informasi. Pada bagian terhadap hasil penilaian media
eksplorasi, siswa akan ditayangkan sebuah pembelajaran yang didapatkan dari
media yang dikolaborasikan dengan validator. Hal ini dilakukan untuk
geogebra dan siswa akan mendapatkan nilai kevalidan media
menginterpretasikan apa yang telah pembelajaran. Validasi dilakukan hingga
diamati. Disini peran guru adalah pada akhirnya media pembelajaran
membantu siswa untuk dapat dinyatakan layak untuk diimplementasikan
menginterpretasikan apa yang telah diamati dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari
pada media. Di bagian evaluasi, siswa akan tahap ini berupa prototype II yaitu media
diberikan beberapa soal untuk mengasah pembelajaran yang sudah dinyatakan valid
kemampuan yang dimiliki siswa sesuai dan siap untuk uji coba di sekolah yang
dengan materi yang dipilih. Guru akan dijadikan tempat penelitian.
membantu siswa yang mengalami kesulitan Selanjutnya, pada tahap
dalam mengoperasikan media implementation dilaksanakan implementasi
pembelajaran. Siswa akan diberikan media pembelajaran. Implementasi
kebebasan untuk memilih materi mana dilakukan melalui kelompok kecil di SMP N
yang akan dipelajari terlebih dahulu, 3 Seririt. Pada tahap ini dilakukan dengan
sehingga tidak terjadi keterpaksaan yang cara daring yaitu siswa dibuatkan group
dialami siswa ketika proses pembelajaran online untuk mengirimkan media yang akan
dilakukan. di uji coba kepada siswa dan untuk
Pada tahap ini, peneliti juga pengisian angket dilakukan pada google
menyusun instrumen yang akan digunakan

11
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

classroom yang dibuat oleh peneliti. Angket multimedia pembelajaran dilakukan setelah
respon siswa berisi butir-butir pernyataan peneliti menghasilkan multimedia dalam
tentang penggunaan media pembelajaran. bentuk prototype I. Validasi dilakukan oleh
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data ahli materi dan ahli media dengan cara
terkait dengan nilai kepraktisan memberikan penilaian dan saran terhadap
penggunaan media pembelajaran. media pembelajaran dengan mengisi
Kualitas produk media pembelajaran lembar validasi. Rekapitulasi hasil validitas
yang dikembangkan dalam penelitian ini secara keseluruhan dapat dilihat pada
didasarkan pada tiga aspek, yaitu validitas, Tabel 2.
kepraktisan, dan keefektifan. Validasi

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validitas Keseluruhan


No. Validitas Rata-Rata Skor
1. Ahli Materi 3
2. Ahli Media 4,375
Jumlah 7,375
Rata-Rata 3,6875

Kepraktisan media pembelajaran media pembelajaran. Secara ringkas hasil


yang dikembangkan dalam penelitian ini analisis angket respon siswa terhadap
dilihat dari skor angket respon siswa penggunaan media pembelajaran interaktif
terhadap media pembelajaran yang ini disajikan pada Tabel 3.
diberikan pada akhir kegiatan uji coba

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Respon Siswa


Item Skor
Total Skor Rata-Rata Siswa 118,917
Rata-Rata Skor Keseluruhan 3,84
Kriteria Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh bahwa ketercapaian tujuan pembelajaran


rata-rata kepraktisan media pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
materi pecahan berdasarkan angket respon dikembangkan. Penilaian keefektifan dari
siswa adalah 3,84. Sehingga dapat media pembelajaran yang dikembangkan
dikatakan bahwa media pembelajaran dalam penelitian ini dikumpulkan melalui
materi pecahan yang dikembangkan daring. Tes yang diberikan yaitu sebanyak
memiliki kepraktisan sangat tinggi. 10 butir soal berbentuk pilihan ganda yang
Keefektifan media pembelajaran diberikan setelah mencoba media selesai.
materi pecahan yang dikembangkan dalam Rekapitulasi nilai akhir siswa dapat dilihat
penelitian ini dilihat berdasarkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Akhir


No. Variasi Data Kelas Uji Coba
1. Rata-Rata 76
2. Skor Tertinggi 100
3. Skor Terendah 50
4. Banyaknya Siswa Tuntas 25
5. Banyaknya Siswa Tidak Tuntas 5
6. Ketuntasan Klasikal 83,3%

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat siswa berdasarkan nilai KKM = 65 yaitu


bahwa persentase ketuntasan klasikal sebesar 83,3%. Sedangkan nilai rata-rata

12
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

kelas sebesar 76. Nilai tertinggi sebesar ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu
100 dan nilai terendah sebesar 50. minimal sebesar 80%.
Sehingga dapat dikatakan media Sebelum media pembelajaran ini di uji
pembelajaran interaktif materi pecahan cobakan, terlebih dahulu siswa diberi tes
yang dikembangkan memenuhi kriteria awal materi pecahan yang berbentuk isian
efektif digunakan sebagai media singkat. Adapun hasil yang diperoleh dapat
pembelajaran karena ketuntasan klasikal dilihat pada Tabel 5.
siswa yaitu 83,3% lebih besar dari

Tabel 5. Hasil Tes Awal


No. Variasi Data Kelas Uji Coba
1. Rata-Rata 59
2. Skor Tertinggi 80
3. Skor Terendah 20
4. Banyaknya Siswa Tuntas 15
5. Banyaknya Siswa Tidak Tuntas 15
6. Ketuntasan Klasikal 50%

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa kelas. Keterpakaian media pembelajaran


nilai rata-rata kelas saat tes awal sebesar materi pecahan dengan pendekatan
59. Setelah menggunakan media saintifik dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran, rata-rata nilai siswa menjadi sudah mampu mencapai tujuan dari
76. Hal ini menunjukkan terjadinya pembuatan media pembelajaran materi
peningkatan rata-rata nilai siswa sebelum pecahan yaitu mampu meningkatkan
dan sesudah menggunakan media pemahaman konsep siswa dalam materi
pembelajaran. Dengan kata lain terjadi pecahan yang dilihat dari adanya
peningkatan terhadap hasil belajar siswa peningkatan nilai siswa sebelum dan
pada materi pecahan. sesudah penggunaan media pembelajaran.
media pembelajaran pecahan untuk
SIMPULAN DAN SARAN mendukung pendekatan pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data saintifik sebagai upaya meningkatkan
pembahasan yang telah diuraikan, dapat pemahaman konsep siswa telah diuji
ditarik simpulan bahwa rancang bangun validitas, kepraktisan dan efisiensinya.
media pembelajaran matematika materi Adapun hasil uji validitas tersebut
pecahan disusun secara sederhana, jelas, memperoleh rata-rata skor 3,6875 dengan
dan memuat beberapa hal, antara lain: (1) kriteria valid. Hasil uji kepraktisan
butir-butir materi yang dibelajarkan; (2) memperoleh rata-rata skor 3,84 dari hasil
deskripsi kegiatan pada setiap halaman; (3) respon siswa dengan kriteria kepraktisan
komponen-komponen yang termuat dalam tinggi. Hasil uji efisiensi memperoleh rata-
setiap halaman; (4) desain tampilan (layout) rata nilai 76 yang awalnya dengan rata-rata
setiap halaman; (5) flowchart; (6) Video 59 dan tingkat ketuntasannya meningkat
Pembelajaran sesuai materi yang sedang dari 50% menjadi 83,3%. Berdasarkan hasil
dipelajari; (7) Simulasi; dan (8) Soal yang sudah diperoleh dapat disimpulkan
interaktif. Hasil Implementasi media bahwa media pembelajaran pecahan untuk
pembelajaran matematika materi pecahan mendukung pendekatan pembelajaran
dalam pembelajaran yaitu (1) media saintifik sebagai upaya meningkatkan
pembelajaran ini dapat membantu siswa pemahaman konsep siswa yang
menjadi lebih aktif di kelas (2) media dikembangkan memenuhi kriteria valid,
pembelajaran ini dapat membantu siswa praktis dan efisien sehingga dapat diterima
menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut
besar (3) media pembelajaran ini mampu pada tahap implementasi dan evaluasi.
mendukung pembelajaran saintifik di dalam

13
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha, Volume 11 No 2, Agustus 2020
e-ISNN:2599-2600; p-ISNN: 2613-9677

Siswa disarankan untuk pembelajaran materi pecahan yang


menggunakan media pembelajaran ini dikembangkan sudah memenuhi kriteria
sebagai sarana dalam proses pembelajaran valid, praktis dalam penggunaan dan efektif
sehingga memberikan pengalaman belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep
yang menyenangkan. Guru disarankan siswa dalam materi pecahan.
untuk memanfaatkan media pembelajaran
yang dikembangkan sebagai penunjang DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran salah satunya dengan Abdurrahman. (2012). Belajar dan
pemanfaatan komputer yang ada pada Pembelajar. Alfabeta.
sekolah. Sekolah disarankan untuk
mengoptimalkan pembelajaran dengan Abidin. (2014). Desain Sistem
menggunakan media pembelajaran pada Pembelajaran dalam Konteks
semua mata pelajaran. Peneliti lain yang Kurikulum 2013. Refika Aditama.
tertarik untuk mengembangkan media Amir, M. F., & Wardana, M. D. K. (2018).
pembelajaran ini bisa menambahkan Pengembangan Domino Pecahan
kekurangan-kekurangan yang ada dan Berbasis Open Ended Untuk
melanjutkan pada tahap implementasi dan Meningkatkan Kemampuan Berpikir
evaluasi. Kreatif Siswa SD; Domino Deve-
Penerapan produk media lopment of Open Based Fractions
pembelajaran ini tentu memiliki kelebihan Ends To Improve Elementary
dibandingkan hanya dengan menggunakan Students’ Creative Thinking Abilities.
pembelajaran konvensional. Kelebihan dari AKSIOMA: Jurnal Program Studi
penerapan media pembelajaran pecahan Pendidikan Matematika, 6(2), 178.
untuk mendukung pendekatan https://doi.org/10.24127/ajpm.v6i2.101
pembelajaran saintifik sebagai upaya 5
meningkatkan pemahaman konsep siswa
yaitu: (1) media pembelajaran ini dapat Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian:
membantu siswa menjadi lebih aktif di kelas Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
(2) media pembelajaran ini dapat 6. PT. Rineka CIpta.
membantu siswa menumbuhkan rasa ingin
tahu yang lebih besar (3) media Mark, J. L. (1988). Metode Pembelajaran
pembelajaran ini mampu mendukung Matematika Untuk Sekolah Dasar.
pembelajaran saintifik di dalam kelas. Erlangga.
Kepraktisan dan keterpakaian media
pembelajaran ini diperoleh dari analisis Musfiqon. (2012). Media dan Sumber
angket respon siswa dan angket respon Pelajaran. Prestasi Pustaka Publisher.
guru terhadap media pembelajaran yang
Post, T. (1992). Teaching Mathematics in
dikembangkan dalam kegiatan uji coba
Grade K-8 Research-
terbatas. Hasil uji coba terbatas terhadap
BasedmethodsSecond Edition. Ally
kelompok siswa menunjukkan bahwa
and Bacon.
media pembelajaran memperoleh skor
berdasarkan analisis angket respon siswa Putra, I. K. A. A. J. (2019). Pengembangan
yaitu sebesar 3,84 yang tergolong pada bahan ajar interaktif dengan
kategori tingkat kepraktisan yang sangat pendekatan multi representasi pada
tinggi. Dari hasil tes awal dan tes evaluasi materi pecahan untuk siswa smplb
untuk melihat kepraktisan media tunarungu kelas vii. Universitas
pembelajaran materi pecahan juga dapat Pendidikan Ganesha.
dilihat terjadi peningkatan nilai siswa dari
yang awalnya mempunyai skor rata-rata 59 Zabeta, M., Hartono, Y., & Putri, ratu ilma
meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan indra. (2015). Desain Pembelajaran
siswa 83,3% yang tergolong kategori efektif Materi Pecahan Menggunakan
dalam meningkatkan pemahaman konsep Pendekatan PMRI di Kelas VII. Beta,
siswa. Sehingga secara keseluruhan media 8(1), 86–99.

14

Anda mungkin juga menyukai