Makalah Full 1
Makalah Full 1
Makalah Full 1
SENTRAL
“PENYEDERHANAAN SISTEM PERHITUNGAN
INTERNALISASI TERKAIT LINEN DI UNIT LAUNDRY”
Pembimbing :
Ns. Lilies Prihaningsih., S.Kep
(Ka Instalasi Sterilisasi dan Laundry Sentral)
KELOMPOK 10 GAGAK
Pembimbing :
Ns. Lilies Prihaningsih., S.Kep
(Ka Instalasi Sterilisasi dan Laundry Sentral)
KELOMPOK 10
Nama Anggota :
1. Anindya Puteri Kareina 9. Kris Monita Hasanah
2. Aris Kurniawan 10. Lazuardi Ragil Al Hakim
3. Aminatuz Zuhriyyah 11. Zavier Hawk Andrian
4. Adheraprabu Bagaskhara 12. Sonya Libra Oktyvani
5. Riza Alifia Nur Ilawati 13. Rizky Akbar Harsa
6. Riska Dwi Ramadhaniati 14. Zulvian Dwy Kurnia
7. Fitriana H. Umar 15. Hafiza Ajeng Dianing Sukma
8. Muhammad Rizal Anggriyawan
i
KATA PENGANTAR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS TATA KELOLA SARANA PRASARANA DI
INSTALASI STERILISASI DAN LAUNDRY SENTRAL
Penyusun
Kelompok 10 Gagak
1. Anindya Puteri Kareina 9. Kris Monita Hasanah
2. Aris Kurniawan 10. Lazuardi Ragil Al Hakim
3. Aminatuz Zuhriyyah 11. Zavier Hawk Andrian
4. Adheraprabu Bagaskhara 12. Sonya Libra Oktyvani
5. Riza Alifia Nur Ilawati 13. Rizky Akbar Harsa
6. Riska Dwi Ramadhaniati 14. Zulvian Dwy Kurnia
7. Fitriana H. Umar 15. Hafiza Ajeng Dianing Sukma
8. Muhammad Rizal Anggriyawan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
1.1 Pendahuluan..............................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
2.1 Kelembagaan.............................................................................................4
iv
2.3 Sumber Daya Manusia............................................................................11
3.2. Pembahasan.............................................................................................19
BAB IV PENUTUP..........................................................................................22
4.1 Kesimpulan..............................................................................................22
4.2 Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan medik tidak akan berhasil jika
tidak ditunjang oleh pelayanan non medik. Pelayanan non medik diantaranya
adalah instalasi gizi/dapur, instalasi logistik, insatalasi laundry, dan instalasinya
lainnya. Central Steril Supply Department (CSSD) merupakan salah satu unit
pengelola alat kesehatan dan linen steril pada fase akhir di rumah sakit, sehingga
CSSD merupakan ujung tombak terjaminnya sterilitas alat kesehatan. Laundry
rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi sarana penunjangnya
berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering,
meja, dan mesin setrika.
Linen merupakan semua bahan/alat yang terbuat dari alat tenun. Linen di
rumah sakit sangat dibutuhkan pada semua ruangan dalam melakukan pelayanan.
Kebutuhan setiap ruangan terhadap linen bervariasi baik jenis, jumlah, dan
kondisinya. Serah terima linen yang tidak dilakukan secara tertulis akan
menyebabkan kesenjangan dalam penerimaan dan pendistribusian linen.
Bed Occupancy Ratio (BOR) RSUD Kabupaten Sidoarjo tahun 2022 bulan
februari adalah sebesar 71,6% dimana indikator nasional adalah 60-85%. Dapat
dikatakan bahwa BOR menunjukkan persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu. BOR untuk RSUD Kabupaten Sidoarjo masih dalam batas normal,
akan tetapi cukup tinggi. Tinggi rendahnya angka BOR berarti mempengaruhi
akan kebutuhan terhadap linen di RS (Jawa Pos, 2022).
1
2
Hilangnya beberapa linen salah satunya pada alas kasur diatas akan
berdampak pada penyedian linen di ruangan. Jumlah linen yang tersedia dengan
jumlah tempat tidur menjadi tidak seimbang. Hal ini menyebabkan proses
pelayanan terganggu khususnya dalam pergantian alas tempat tidur. Permasalahan
ini terbukti di salah satu ruang perawatan, bahwasanya selama pasien dirawat
selama 4 hari, alas kasur pasien tidak pernah diganti dengan alasan linen yang ada
tidak mencukupi. Hal ini tentunya bertentangan dengan standar pergantian linen di
RSUD Kota Dumai seperti yang di tetapkan berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP) tentang Jadwal Pergantian Alat Tenun di Ruang Rawat Inap
menyatakan bahwa pergantian linen dilakukan pada saat linen kotor (sesuai
kebutuhan).
Kondisi yang ada di RSUD Kabupaten Sidoarjo saat ini menggambarkan
proses serah terima linen yang belum optimal. Hal ini disebabkan karena tidak
terlaksananya proses serah terima secara tertulis diantaranya adalah kurangnya
efesiensi waktu, sehingga memerlukan sebuah sistem yang dapat memudahkan
dalam mendata jumlah linen yang diterima dan didistribusikan. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan dan dampak yang ditimbulkan, maka kelompok ingin
mengetahui “Sistem Perhitungan Internalisasi Terkait Linen di Unit Laundry
RSUD Kabupaten Sidoarjo”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah: “ Bagaimana sistem
perhitungan internalisasi terkait linen di unit Laundry Sentral RSUD Kabupaten
Sidoarjo?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sistem Perhitungan Internalisasi Terkait Linen di Unit
Laundry Sentral RSUD Kabupaten Sidoarjo.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi RSUD Kabupaten Sidoarjo
Sebagai bahan referensi dan masukan yang bermanfaat bagi RSUD
Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan linen.
2.1 Kelembagaan
2.1.1 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI STERILISASI DAN LAUNDRTY SENTRAL
RSUD KABUPATEN SIDOARJO
4
5
Bagan 2.2 Alur kerja di instalasi Sterilisasi Sentral RSUD Kabupaten Sidoarjo
7. Pengeringan
8. Sortir noda
9. Penyetrikaan
10. Sortir linen rusak
11. Pelipatan
12. Merapikan, pengepakan/pengemasan
13. Penyimpanan
14. Distribusi
15. Perawatan kualitas linen
16. Pencatatan dan pelaporan
B. Laundry Sentral
Tabel 2.2 Tindakan Prosedur Laundry Sentral
Tidak
No Tindakan Prosedur Patuh
Patuh
Penyerahan barang (linen) noninfeksius atau infeksius
1 √
oleh tim pengadaan kepada petugas laundry
2 Proses pemberian identitas oleh petugas laundry √
3 Prose pencucian linen oleh petugas laundry √
Proses quality control pada linen yang telah dicuci oleh
4 √
petugas laundry
Penyerahan barang (linen) bersih oleh petugas laundry
5 √
kepada tim pengadaan
Tabel 2.3 Tabel Sumber Daya Manusia di unit Sterilisasi & Laundry Sentral
RSUD Kabupaten Sidoarjo
Ketersediaan
NO Pegawai
Jabatan Kualifikasi Pendidikan
. NON
PNS JML
PNS
1. Kepala Instalasi S1 Kep, Ners / S. Farm 1 0 1
Koordinator Unit SMA / Sederajat
2. 0 1 1
Sentrilisasi Sentral (Pengalaman CSSD min 5th)
SMA / Sederajat
Koordinator Unit
3. (Pengalaman Laundry min 1 0 1
Laundry Sentral
5th)
4. Koordinator Mutu S1 Farm, Apt. 1 0 1
5. Administrasi SMA / Sederajat 0 2 2
Binatu Rumah
6. SMA / Sederajat 1 20 21
Sakit (Sterilisasi)
Binatu Rumah
7. SMA / Sederajat 0 24 24
Sakit (Laundry)
Menurut hasil observasi pada instalasi Sterilisasi & Laundry Sentral di RSUD
Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 3 Agustus 2022 perihal pemenuhan jumlah
tenaga SDM yang ada di unit tersebut dapat dikatagorikan belum tercukupi,
diantaranya terdapat kains 1 orang admin 2 orang serta petugas sterilisasi sentral
yang dibutuhkan sebanyak 46 orang namun yang Tersedia 23 orang, di unit
laundry sentral petugas yang dibutuhkan 32 orang dan yang tersedia hanya 25
orang.
13
Penanggung Kepala
Pelaksana Jawab Koordinator
Instalasi
3. Laundry :
a. Mesin Cuci Infeksius : 2 buah
b. Mesin Cuci Non Infeksius : 3 buah
c. Mesin Setrika Roll : 1 buah
d. Mesin Setrika Press : 1 buah
e. Eye washer
f. Mesin deterjen
g. Dll.
4. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok, Sarana dan Prasarana Instalasi
Sterilisasi dan Laundry Sentral RSUD Kabupaten Sidoarjo sudah
memenuhi standar yang ditetapkan.
A. Pengertian
1. Senyum adalah mencipatakan rasa tenang, rasa tentram menularkan
kebahagiaan dan energy positif untuk semua orang di sekeliling kita.
2. Sapa adalah salah satu bentuk sikap kita untuk menghargai orang lain.
Dengan menyapa, kita lebih mempererat tali persaudaraan kita dengan
orang lain.
3. Salam adalah perilaku positif yang dapat dilakukan bersama dengan sapa
untuk menjaga rasa saling terhubung dengan orang lain.
4. Sopan adalah budayakan perilaku menghormati dan menghargai orang
lain.
5. Santun adalah menunjukan kita sebagai pribadi yang menyenangkan.
B. Fungsi Budaya Kerja
1. Pertama
Identitas organisasi (symbol dan harapan), sehingga anggota organisasi
merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh
respek.
2. Kedua
Kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa
tenang dan yakin demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan.
3. Ketiga
Sebagai alat pendorong organisasi, sehingga , mampu menjadi dasar dan
pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Keempat
Komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam
membentuk komitmen untuk melaksanakan berbagai ide atau suatu
rencana strategis.
C. Customer Service
Customer service rumah sakit yaitu memahami setiap prosedur pelayanan
pasien yang datang dari awal sampai pulang atau sembuh. Memberikan
penjelasan seputar prosedur kepada para pengunjung rumah sakit yang datang.
Melakukan pendataan pasien yang datang maupun pasien yang pergi.
18
19
20
Urgenc Ran
Permasalahan Seriousness Growth Total
y k
Ketidaksesuaian jumlah
2 3 3 8 3
SDM
Ketidaksesuaian jumlah
4 3 3 10 2
mesin
Ketidakefektifan sistem
perhitungan internalisasi
4 4 4 12 1
berkaitan dengan linen di
unit laundry sentral
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi kelompok, dalam proses penerimaan linen. Linen
kotor yang sudah diantarkan ke unit laundry sentral kemudian diterima oleh
petugas laundry. Namun, dalam proses penerimaan linen tidak ada serah terima
perhitungan linen secara tertulis dari unit pelayanan ke unit laundrysentral.
21
Penerimaan linen harus dilakukan dengan tepat oleh petugas laundry untuk
mendata jumlah linen yang diterima dan didistribusikan. Hal tersebut
menyebabkan kesenjangan dalam penerimaan dan pendistribusian linen.
Dalam tatalaksana atau tata kelola di unit laundry sentral terdapat 2 sistem
pengelolaan, yang pertama sitem sentralisasi yang merupakan sistem pengolahan
linen meliputi perencanaan, pengusulan, pengadaan, distribusi, pencucian,
pemelihraan sampai pencatatan ketersediaan dikelola oleh unit laundry sentral.
Dan yang kedua sistem desentralisasi, merupakan sistem pengelolaan linen yang
meliputi perencanaan, pengusulan, pengadaan, sampai pencatatan ketersediaan
dilakukan oleh unit pelayanan laundry. Pencatatan linen di Rumah Sakit
merupakan kegiatan untuk mengetahui jumlah linen yang terpakai di ruang
perawatan dengan jumlah linen tidak terpakai di laundry. Pencatatan linen sangat
penting untuk mengukur tingkat kerusakan, kehilangan selama pemakaian.
Dengan demikian maka akan diketahui tingkat efisiensinya (Aini dkk, 2013).
Hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok di instalasi Sterilisasi dan
Laundry Sentral RSUD Kabupaten Sidoarjo, tidak adanya serah terima
perhitungan linen secara tertulis dari unit pelayanan ke unit laundry sentral. Salah
satu faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya proses serah terima secara
tertulis diantaranya adalah kurangnya efesiensi waktu. Proses pencatatan
penerimaan memerlukan waktu yang tidak singkat. Dalam hal tersebut,
pemecahan masalah atau solusi yang didapat adalah “Penyederhanaan
Dokumentasi Melalui Sistem RF ID/SIM RS”.
RFID reader berfungsi untuk membaca kode tag RFID yang selanjutnya
meneruskannya pada sistem aplikasi atau database untuk pengolahan data
selanjutnya. Sebuah RFID reader menggunakan antenanya sendiri untuk
berkomunikasi dengan tag, sehingga tag yang dirancang dalam frekuensi tertentu
dalam pembacaan akan memberikan respon. Antena pada RFID ini yang
mempengaruhi jarak jangkauan dan pembacaan. (Farkhan Azmi, dkk. 2020)
Dalam pembahasan hasil observasi didapatkan masalah ketidakefektifan
perhitungan internalisasi terkait linen di unit RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Pemecahan masalah yang didapatkan yaitu rencana penyederhanaan dokumentasi
melalui RFID (Radio Frequency Identification) / SIM RS. Dengan cara
mengimplementasikan system RFID di instalasi laundry sentral RSUD Kabupaten
Sidoarjo menggunakan tag yang dipasang pada linen. Penyerahan linen kotor dari
berbagai unit lain melewati RFID reader yang secara otomatis linen akan
terdeteksi berapa jumlahnya sehingga petugas laundry dapat dengan mudah
memonitor jumlah linen masuk. Sistem ini akan sangat membantu bagi pengguna
karena pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
4.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan hasil observasi didapatkan masalah ketidakefektifan
perhitungan internalisasi terkait linen di unit RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Pemecahan masalah yang didapatkan yaitu rencana penyederhanaan dokumentasi
melalui RFID (Radio Frequency Identification) / SIM RS. Dengan cara
mengimplementasikan system RFID di instalasi laundry sentral RSUD Kabupaten
Sidoarjo menggunakan tag yang dipasang pada linen. Proses pencatatan
penerimaan memerlukan waktu yang tidak singkat. Dalam hal tersebut,
pemecahan masalah atau solusi yang didapat adalah “Penyederhanaan
Dokumentasi Melalui Sistem RFID/SIM RS”. RFID merupakan sebuah teknologi
untuk mengidentifikasi atau mendeteksi objek memanfaatkan gelombang radio,
yang terdiri dari satu atau lebih pembaca transponder / alat interogator RFID.
Identifikasi data pada tag RFID dilakukan melalui frekuensi radio melalui udara
Secara umum, data RFID disimpan atau diintegrasikan ke dalam kartu pintar
sehingga pengaruh kondisi alam seperti debu, kotoran atau suhu udara tidak akan
mengurangi kualitas komunikasi data yang terjadi.
4.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Untuk rumah sakit dapat mendukung pengembangan inovasi terkait proses
penerimaan linen menggunakan aplikasi RFID.
2. Bagi Petugas
Untuk petugas diharapkan dapat menerapkan tatalaksana proses serah terima
linen, mengikuti manajemen inovasi terkait proses penerimaan linen dengan
aplikasi RFID.
23
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Muhammad Nur. Dkk. 2013. Analisis Pengelolaan Linen di Instalasi Rawat
Inap RS Pertama Bunda Purwodadi. Vol. 01. Jurnal Managemen Kesehatan
Indonesia.
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (2021). Mari Kita Budayakan 5S.
https://sumberdayaair.malangkab.go.id/pd/detail?title=sumberdayaair-opd-
budaya-5-s-senyum-salam-sapa-sopan-dan-santun , di akses pada 03 Agustus
2022 Pukul 15.00 WIB
24
Utari & Wahyu. 2020. Analisis Matriks USG (Urgensi Seriousness and Grouwth)
Banten Mangrove Centere bagi masyarakat kelurahan sawah luhur kecamatan
kasemen kota Serang. Vol 15 (2). Jurnal Biologi dan Pembelajaran.
25