22 - 2307341056 - Ni Wayan Pradnya Andini - Pertemuan 10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Wayan Pradnya Andini

No : 22
Nim : 2307341056
RMK Pertemuan 10
Persediaan Pada Laporan Keuangan

Penilaian persediaan adalah praktik akuntansi yang oleh perusahaan untuk mengetahui nilai
persediaan yang tidak terjual pada saat mereka menyusun laporan keuangan. Persediaan
merupakan aset bagi suatu perusahaan, dan untuk mencatatnya di neraca harus memiliki
nilai finansial. Nilai ini dapat membantu Anda menentukan rasio perputaran inventaris, yang
selanjutnya akan membantu Anda merencanakan keputusan pembelian.
Sebagai contoh, jika Anda menjalankan bisnis sepatu dan tersisa 50 pasang sepatu di akhir
tahun, Anda perlu menghitung nilai keuangannya dan pencatatannya di neraca Anda.

1. Nilai Terendah Antara Biaya dan Harga Pasar


Persediaan dapat dicatat pada biaya awalnya. Akan tetapi penyimpangan yang
besar terhadap prinsip biaya historis bisa dilakukan jika nilai persediaan menurun di
bawah biaya awalnya. Apapun alasan penurunan ini- keusangan, perubahan tingkat
harga, kerusakan dan lain-lain- persediaan harus diturunkan nilainya untuk
mencerminkan kerugian ini. Aturan umumnya adalah bahwa prinsip biaya historis
tidak dapat diterapkan apabila manfaat (kemampuan menghasilkan pendapatan)
masa depan dari aktiva itu tidak lagi sebesar biaya awalnya.
Penyimpangan dari konsep biaya historis dapat dibenarkan karena hilangnya
manfaat harus dibebankan terhadap pendapatan periode di mana kehilangan itu
terjadi, bukan pada periode penjualan.
Nilai Terendah antara Biaya dan Harga Pasar – Batas Atas dan Batas Bawah
Mengapa biaya pengganti (replacement cost) digunakan untuk menyatakan nilai
pasar? Alasannya adalah bahwa penurunan biaya pengganti suatu barang biasanya
mencerminkan atau meramalkan penurunan harga jual. Pemakaian biaya pengganti
memungkinkan sebuah preusan untuk mempertahankan tingkat laba kotor yang
consisten
atas penjualan (marjin laba yang normal). Akan tetapi kadang-kadang penurunan
biaya
pengganti statu barang tidak menunjukan penurunan statu manfaat. Jadi dua
pembatasan
penilaian tambahan akan digunakan untuk penilaian persediaan akhir-nilai realisasi
bersih
dan nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.
Nilai realisasi bersih (net realizable value) didefinisikan sebagai estimasi harga
jual dalam keadaan bisnis normal dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan
penjualan yang dapat diprediksi secara layak. Jumlah tersebut dikurangkan dengan
marjin
laba normal untuk mendapatkan nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal
(net realizable value less a normal profit margin).

2. Metode Laba Kotor Untuk Mengestimasi Persediaan


Tujuan dasar dari perhitungan fisik persediaan adalah untuk memeriksa
keakuratan catatan persediaan perpetual atau, jika tidak ada catatan, untuk
mengetahui
jumlah persediaan. Kadang-kadang perhitungan fisik tidak praktis untuk dilakukan.
Jadi,
ukuran yang lain dapat digunakan untuk mengestimasi persediaan yang ada di
tangan.
Salah satu metode yang dimaksud adalah metode laba kotor (metode marjin kotor).
Metode ini digunakan secara luas oleh para auditor dalam situasi dimana hanya
diperlukan suatu estimasi atas persediaan perusahaan. Metode ini digunakan juga
ketika
catatan perusahaan atau persediaan itu sendiri telah musnah akibat kebakaran atau
bencana lain.
Metode laba kotor (gross profit method) didasarkan pada tiga asumsi :

(1) persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang
diperhitungkan
(2) barang yang belum terjual harus berada di tangan
(3) jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal
ditambah pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir.

3. Metode Persediaan Eceran


Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis eceran memberikan sejumlah tantangan.
Retailer yang memiliki jenis persediaan tertentu bisa memakai metode identifikasi
khusus
untuk menilai persediaannya. Pendekatan seperti ini dapat diterima jika setiap unit
persediaan adalah signifikan, seperti mobil, piano atau jas bulu. Akan tetapi jika
penggunaan pendekatan semacam itu di Kmart, True-value, Hardware atau
Bloomingdales-retailer bervolume tinggi yang memiliki banyak jenis persediaan yang
berbeda. Akan sangat sulit untuk menentukan biaya setiap penjualan, mencatat biaya
kode pada kartu, mengubah kode untuk mencerminkan penurunan nilai barang
dagang,
mengalokasikan biaya seperti transportasi, dsb.
Alternatif yang bisa dilakukan adalah menyusun persediaan menurut harga
eceran. Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati
antara
biaya dengan harga. Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya
dengan
suatu rumus. Metode ini, yang dinamakan metode persediaan eceran (retail inventory
method), mensyaratkan bahwa pencatatan dilakukan atas :
(1) total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli
(2) total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual
(3) penjualan periode berjalan.

4. Penyajian dan Analisis

Anda mungkin juga menyukai