Populasi Dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) Di Tahura PMI Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Populasi Dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) Di Tahura PMI Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Populasi Dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) Di Tahura PMI Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG)
net/publication/358310242
CITATIONS READS
0 126
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Sugianto Sugianto on 09 March 2022.
Abstrak. Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (TAHURA) terletak di Pulau Sumatera Provinsi
Aceh. Tumbuhan utama di taman ini adalah Pinus (Pinus merkusii) dan Akasia (Acacia mangium)
seluas 250 hektar, dan ilalang sekitar 5000 ha. Salah satu satwanya ialah Burung Rangkong (famili
Bucerotidae). Hasil penelitian menunjukan spesies yang di dapat merupakan burung (Buceros
bicornis), dengan jumlah populasi sebesar 19 individu, kepadatan populasi burung sebesar 3,2
Individu/Km² dan Pola penyebaran Burung Rangkong papan ialah acak dengan Indeks Morisita
0,0081 atau sama dengan 0 (Ip = 0).
Kata kunci: Populasi, Pola Penyebaran, Rangkong (Famili Bucerotidae), Sistem Informasi
Geografis (SIG)
Abstract. Pocut Meurah Intan Forest Park (TAHURA) is located on the island of Sumatra in Aceh
province. The main plants in this park are Pinus merkusii (Pinus merkusii) and Acacia (Acacia
mangium) covering an area of 250 hectares, with a grass area of about 5000 ha. While one of the
animals is a bird (family Bucerotidae). The results showed that the species obtained was a bird
(Buceros bicornis), with a population of 19 individuals, a bird population density (Family
Bucerotidae) of 0.06 individuals / km² and the distribution of birds (Buceros bicornis) was random
with a Morisita Index of 0.0081 or equal to 0 (Ip = 0).
Keywords: Population, Distribution, Hornbills (Family Bucerotidae), Geographic Information
System (GIS)
PENDAHULUAN
Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (TAHURA) terletak di Pulau
Sumatera di Provinsi Aceh. TAHURA PMI meliputi dua wilayah Aceh, yaitu
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Luas kawasan TAHURA PMI ini
mencapai 6.220 ha, berada pada ketinggian 500-1.800 mdpl, dengan luas hutan
lindung 3.100 ha, hutan produksi sebesar 1.020 ha, dan hutan produksi tetap sebesar
1.100 ha, serta penggunaan lain seluas 1.000 ha. Tumbuhan utama di taman ini
adalah Pinus (Pinus merkusii) dan Akasia (Acacia mangium) seluas 250 hektar, dan
ilalang sekitar 5000 ha. Salah satu satwa di TAHURA PMI ialah Burung Rangkong
(Famili Bucerotidae) (Daud, 2017).
Burung Rangkong termasuk dalam keluarga Bucerotidae. Hutan dengan
ketingian 0-1000 m dpl adalah habitat dari Burung Rangkong. Sedangkan
pegunungan dengan > 1000 m dpl, hewan ini semakin berkurang. Burung
Rangkong jenis (Buceros rhinoceros) menghuni berada pada pohon dengan ukuran
raksasa, sehingga Burung Rangkong akan tetap tinggal dan menghuni pepohonan
di hutan sampai mati atau tumbang (Nur et al., 2013).
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mencatat hampir
separuh Burung Rangkong yang tersebar di Indonesia terancam punah. Semakin
banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan kebun dan lahan pertanian, yang
berakibat berkurangnya habitat satwa, terutama Burung Rangkong. Selain karena
habitatnya yang semakin berkurang, Burung Rangkong menghadapi ancaman lain,
seperti perburuan yang diperdagangkan sebagai hewan peliharaan dan dekorasi
rumah. Di Indonesia, semua jenis Burung Rangkong tunduk pada "Peraturan
Perlindungan Satwa Liar" Undang-Undang Nomor 226 Tahun 1931, Keputusan
Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Perlindungan Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, Keputusan Menteri Kehutanan 301 / Kpts -II / 1991 "Daftar Satwa
yang Dilindungi", Peraturan Pemerintah No. 7 Juli 1999 tentang Perlindungan
Satwa dan Tumbuhan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.106
/ MENLHK / SETJEN / KUM. 1/12/2018 Peraturan Menteri Kehutanan dan
Kehutanan tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi menunjukkan bahwa
semua jenis famili Bucerotidae dilindungi peratura perundang-undangan.
Pencantuman seluruh enggang Indonesia dalam lampiran Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ( CITES )
juga menegaskan pentingnya Burung Rangkong. Pengawasan dilakukan secara
rutin untuk meminimalisir kegiatan kejahatan pada kawasan tersebut. Pada kegiatan
pengawasan, petugas dapat menemukan berbagai macam jenis pelanggaran
khusunya terhadap illegallogging dan gangguan terhadap satwa. Semakin
maraknya gangguan terhadap kawasan dan isinya, dan keharusan pengelolaan
kawasan kini telah hadir sebuah perangkat yang dapat membantu para petugas
dalam pengelolaan data kawasan, perangkat tersebut ialah Geographic Information
System (GIS).
Sistem Informasi Geografis (SIG) ialah sebuah perangkat yang memiliki
kemampuan mengelola (memasukkan, mengelola, dan mengeluarkan) fakta yang
berasal dari hasil kebumian (georeference). (SIG) merupakan suatu sistem yang
mampu menyimpan, mengumpulkan, mentransformasi, memanipulasi,
memadukan, pengolahan dan analisis data secara simultan serta mampu menyajikan
data tersebut dalam sebuah informasi mengenai fenomena geografis suatu wilayah
(Fitriansyah dan Alfirman, 2017). Penyediaan database berbasis GIS sangat
diperlukan dalam pembangunan kehutanan (Sutejo, 2016). Peta dan data lokasi
populasi dan sebaran Burung Rangkong diharapkan dapat dipergunakan
Pemerintah Daerah dalam memperbaiki data BPS dan penetapan Burung Rangkong
yang dilestarikan (Testiana, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah populasi
yang ada, kepadatan populasi dan pola penyebaran Burung Rangkong (Famili
Bucerotidae) di TAHURA PMI dengan pendekatan SIG.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Agustus 2020. Lokasi
penelitian ialah di TAHURA Pocut Meurah Intan, Aceh Besar.
P1 P2 P3
r r r
Arah Lintasan
200m
1000 m
Tahapan Penelitian
Keterangan:
D = Estimasi kepadatan populasi burung di seluruh titik hitung (individu/km² )
N = Jumlah total individu burung di seluruh titik hitung
A = nπr²
A = luas area (km² )
n = jumlah total titik hitung
π = 3,14
r = radius titik hitung (m)
Keterangan:
Id= Indeks sebaran Morisita
n= Jumlah plot titik hitung
Ʃxi= Jumlah total individu dalam plot hitung
Ʃxi²= Jumlah kuadrat total individu dalam plot titik hitung
• Pola penyebaran ditunjukan dengan menghitung Mu dan Mc
Keterangan:
Mu = Indeks Morisita untuk pola sebaran seragam
X²0,975= nilai Chi-square table dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan
97,5%
Mc = Indeks Morisita untuk pola seberan mengelompok
X²0,025= nilai Chi-square table dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan
2,5%
• Menghitung Standar derajat Morisita:
𝐼𝑑−𝑀𝑐
𝐼𝑝 = 0,5 + 0,5 ( ) : Jika Id≥Mc>1
𝑛−𝑀𝑐
𝐼𝑑−1
𝐼𝑝 = 0,5 ( ) : jika Mc>Id≥1
𝑀𝑐−1
𝐼𝑑−1
𝐼𝑝 = 0,5( ) : jika 1>Id>Mu
𝑀𝑢−1
𝐼𝑑−𝑀𝑢
𝐼𝑝 = 0,5 + 0,5 ( ) : jika 1>Mu>Id
𝑀𝑢
Gambar 3. Pohon Pakan (Ficus spp.), (Ficus spp.) dan Pohon sikkam (Bischofia
javanika Blume)
Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi pada Burung Rangkong papan (Buceros bicornis) di
dapat dengan menggunakan rumus Kepadatan Populasi formula (Jarvinen, 1978)
yaitu jadi hasil dari penelitian di TAHURA PMI maka di dapat kepadatan
populasinya Burung Rangkong papan (Buceros bicornis) sebesar 3,2 individu/km².
10 9
9
8
7 6
6 Jumlah Populasi
4,
5 8 Kepadatan
4 3, Populasi
3
3 2
2 1,
6
1
0
Jalur 1 Jalur 2 Jalur
3
Jalur Pengamatan
biasanya terjadi di habitat dengan kondisi lingkungan dan sumber daya yang
konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1986. Pengelolaan Habitat Satwa liar. IPB. Bogor.
Daud, M. 2017. Profil KPH TAHURA PMI. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
Fitriansya. A dan Alfirman. 2017. Sistem Informasi Pusat Data
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Mobile Web di Provinsi
Riau. Jurnal TEKNOSI, vol. 3, no. 1, pp. 35-42.
Hadiprakarsa, Y. dan J. Kurniawan. 2018. Rangkong Indonesia.
https://rangkong.org/ciri-ciri-umum/perkembangbiakan/. Diakses tanggal: 10
Februari 2021.
Jarvinen, O. 1978. Estimating relative densities of land bird by point counts. Ann.
Zool. Fannici.
Jongjitvimol T, Boontawon K, Wandee W, dan Deowanish S. 2005. Nest
dispersion of a stingless bee species, Trigona collina Smith, 1857 (Apidae,
Meliponinae) in a mixed deciduoud forest in Thailand. The Natural
History Journal of Chulalongkon University.
Nur, R.F., Novariano, W. dan Nurdin, J. 2013. Kelimpahan dan Pola Distribusi
Burung Rangkong (Bucerotidae) di Kawasan PT. Kencana Sawit Indonesia
(KSI), Solok Selatan, Sumatra Barat. Biologika. 2(1): 27-33.
Odum E.P. 1994. Dasar-dasar ekologi. Edisi ketiga. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Partasasmita, R. 2003. Ekologi Burung Pemakan Buah dan Peranannya Sebagai
Penyebar Biji. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sutejo. 2016. Pemodelan UML Sistem Informasi Geografis Pasar Tradisional Kota
Pekanbaru. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Digital Zone, vol. 7,
no. 2, pp. 89-99.
Testiana. G. 2016. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Wisata Islam Melayu di
Kota Palembang Berbasis Android. Jurnal INTIZAR, vol. 22, no. 1, pp. 77-
93.