Populasi Dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) Di Tahura PMI Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/358310242

Populasi dan Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di


Tahura PMI dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG)

Article in Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian · February 2021


DOI: 10.17969/jimfp.v6i1.16705

CITATIONS READS

0 126

3 authors, including:

Iqbar Iqbar Sugianto Sugianto


Syiah Kuala University Syiah Kuala University
26 PUBLICATIONS 15 CITATIONS 135 PUBLICATIONS 394 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sugianto Sugianto on 09 March 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

POPULASI DAN POLA PENYEBARAN BURUNG RANGKONG


(Famili Bucerotidae) DI TAHURA PMI DENGAN PENDEKATAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
(Population and Distribution Patterns of Hornbills (Family Bucerotidae) in
TAHURA PMI using the Geographic Information System (GIS) approach)

Novera Shafira Lubis¹, Iqbar Iqbar¹, Sugianto Sugianto¹


¹Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Email: [email protected]

Abstrak. Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (TAHURA) terletak di Pulau Sumatera Provinsi
Aceh. Tumbuhan utama di taman ini adalah Pinus (Pinus merkusii) dan Akasia (Acacia mangium)
seluas 250 hektar, dan ilalang sekitar 5000 ha. Salah satu satwanya ialah Burung Rangkong (famili
Bucerotidae). Hasil penelitian menunjukan spesies yang di dapat merupakan burung (Buceros
bicornis), dengan jumlah populasi sebesar 19 individu, kepadatan populasi burung sebesar 3,2
Individu/Km² dan Pola penyebaran Burung Rangkong papan ialah acak dengan Indeks Morisita
0,0081 atau sama dengan 0 (Ip = 0).
Kata kunci: Populasi, Pola Penyebaran, Rangkong (Famili Bucerotidae), Sistem Informasi
Geografis (SIG)
Abstract. Pocut Meurah Intan Forest Park (TAHURA) is located on the island of Sumatra in Aceh
province. The main plants in this park are Pinus merkusii (Pinus merkusii) and Acacia (Acacia
mangium) covering an area of 250 hectares, with a grass area of about 5000 ha. While one of the
animals is a bird (family Bucerotidae). The results showed that the species obtained was a bird
(Buceros bicornis), with a population of 19 individuals, a bird population density (Family
Bucerotidae) of 0.06 individuals / km² and the distribution of birds (Buceros bicornis) was random
with a Morisita Index of 0.0081 or equal to 0 (Ip = 0).
Keywords: Population, Distribution, Hornbills (Family Bucerotidae), Geographic Information
System (GIS)

PENDAHULUAN
Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (TAHURA) terletak di Pulau
Sumatera di Provinsi Aceh. TAHURA PMI meliputi dua wilayah Aceh, yaitu
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Luas kawasan TAHURA PMI ini
mencapai 6.220 ha, berada pada ketinggian 500-1.800 mdpl, dengan luas hutan
lindung 3.100 ha, hutan produksi sebesar 1.020 ha, dan hutan produksi tetap sebesar
1.100 ha, serta penggunaan lain seluas 1.000 ha. Tumbuhan utama di taman ini
adalah Pinus (Pinus merkusii) dan Akasia (Acacia mangium) seluas 250 hektar, dan
ilalang sekitar 5000 ha. Salah satu satwa di TAHURA PMI ialah Burung Rangkong
(Famili Bucerotidae) (Daud, 2017).
Burung Rangkong termasuk dalam keluarga Bucerotidae. Hutan dengan
ketingian 0-1000 m dpl adalah habitat dari Burung Rangkong. Sedangkan
pegunungan dengan > 1000 m dpl, hewan ini semakin berkurang. Burung
Rangkong jenis (Buceros rhinoceros) menghuni berada pada pohon dengan ukuran
raksasa, sehingga Burung Rangkong akan tetap tinggal dan menghuni pepohonan
di hutan sampai mati atau tumbang (Nur et al., 2013).
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mencatat hampir
separuh Burung Rangkong yang tersebar di Indonesia terancam punah. Semakin

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 77


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan kebun dan lahan pertanian, yang
berakibat berkurangnya habitat satwa, terutama Burung Rangkong. Selain karena
habitatnya yang semakin berkurang, Burung Rangkong menghadapi ancaman lain,
seperti perburuan yang diperdagangkan sebagai hewan peliharaan dan dekorasi
rumah. Di Indonesia, semua jenis Burung Rangkong tunduk pada "Peraturan
Perlindungan Satwa Liar" Undang-Undang Nomor 226 Tahun 1931, Keputusan
Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Perlindungan Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, Keputusan Menteri Kehutanan 301 / Kpts -II / 1991 "Daftar Satwa
yang Dilindungi", Peraturan Pemerintah No. 7 Juli 1999 tentang Perlindungan
Satwa dan Tumbuhan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.106
/ MENLHK / SETJEN / KUM. 1/12/2018 Peraturan Menteri Kehutanan dan
Kehutanan tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi menunjukkan bahwa
semua jenis famili Bucerotidae dilindungi peratura perundang-undangan.
Pencantuman seluruh enggang Indonesia dalam lampiran Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ( CITES )
juga menegaskan pentingnya Burung Rangkong. Pengawasan dilakukan secara
rutin untuk meminimalisir kegiatan kejahatan pada kawasan tersebut. Pada kegiatan
pengawasan, petugas dapat menemukan berbagai macam jenis pelanggaran
khusunya terhadap illegallogging dan gangguan terhadap satwa. Semakin
maraknya gangguan terhadap kawasan dan isinya, dan keharusan pengelolaan
kawasan kini telah hadir sebuah perangkat yang dapat membantu para petugas
dalam pengelolaan data kawasan, perangkat tersebut ialah Geographic Information
System (GIS).
Sistem Informasi Geografis (SIG) ialah sebuah perangkat yang memiliki
kemampuan mengelola (memasukkan, mengelola, dan mengeluarkan) fakta yang
berasal dari hasil kebumian (georeference). (SIG) merupakan suatu sistem yang
mampu menyimpan, mengumpulkan, mentransformasi, memanipulasi,
memadukan, pengolahan dan analisis data secara simultan serta mampu menyajikan
data tersebut dalam sebuah informasi mengenai fenomena geografis suatu wilayah
(Fitriansyah dan Alfirman, 2017). Penyediaan database berbasis GIS sangat
diperlukan dalam pembangunan kehutanan (Sutejo, 2016). Peta dan data lokasi
populasi dan sebaran Burung Rangkong diharapkan dapat dipergunakan
Pemerintah Daerah dalam memperbaiki data BPS dan penetapan Burung Rangkong
yang dilestarikan (Testiana, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah populasi
yang ada, kepadatan populasi dan pola penyebaran Burung Rangkong (Famili
Bucerotidae) di TAHURA PMI dengan pendekatan SIG.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Agustus 2020. Lokasi
penelitian ialah di TAHURA Pocut Meurah Intan, Aceh Besar.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 78


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Gambar 1. Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE


Alat dan Bahan
Alat dan bahan pada penelitian ini terdiri dari tally sheet , binokuler, alat-
tulis, jam tangan digital, meteran, tali rafia, laptop, buku panduan pengamatan
burung, kamera Canon EOS 800d + Lensa Canon EF 70-300 MM F/4-5.6 IS II
USM, software ArcGIS V10.7, dan GPS Garmin. Objek penelitian ini ialah Burung
Rangkong (Famili Bucerotidae).
Metode Penelitian
Studi kasus kali ini-dilakukan menggunakan metode (Transect) jalur serta
Indeks Point of Abundance (IPA-Count).

P1 P2 P3

r r r
Arah Lintasan

200m
1000 m

Gambar 2. Bentuk unit contoh metode IPA : P = Titik-pengamatan,


r = Radius lingkaran yang ditentukan berdasarkan-kemampuan
jarak pandang rata-rata (50 m)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 79


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Tahapan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan observasi langsung ke lapangan dan


mengumpulkan serta mencatat segala data yang ada di lokasi penelitian tersebut
yang bekaitan dengan populasi dan pola penyebaran. Jenis hasil yang terkumpul
berupa data primer dan data skunder. Pengamatan dilakukan_pada pagi hari pukul
06.30 s.d 10.00 WIB dan sore hari 16.00 s.d 18.00 WIB. Pada_pengumpulan data
(jumlah individu dan kepadatan populasi), dibuat tiga jalu pengamatan dengan lima
unit contoh dan diulang sebanyak tiga kali pada jalur pengamatan, dengan lama
penelitian untuk setiap_tempat yaitu selama 10 menit. Seluruh titik pengamatan
tersebut_berada dalam jalur transect yang_panjangnya ± 1.000 meter dengan radius
pengamatan 50_meter, dan juga jarak antar titik_hitung ± 200 meter. Bentuk
unit_contoh dalam pengamatan burung menggunakan metode_IPA. Pengumpulan
data (pohon pakan dan pohon bersarang) dengan metode (Transect) jalur.
Analisis Data
1. Rumus Kepadatan Populasi burung dihitung menggunakan formula
(Jarvinen, 1978):
𝑁
𝐷=
𝐴

Keterangan:
D = Estimasi kepadatan populasi burung di seluruh titik hitung (individu/km² )
N = Jumlah total individu burung di seluruh titik hitung
A = nπr²
A = luas area (km² )
n = jumlah total titik hitung
π = 3,14
r = radius titik hitung (m)

2. Rumus Indeks Morisita yang telah distandarisasi (Jongjitvimol et al.,


2005):
(Ʃ𝑥𝑖 2 − Ʃ𝑥𝑖)
𝐼𝑑 = 𝑛
(Ʃ𝑥𝑖)2 − Ʃ𝑥𝑖

Keterangan:
Id= Indeks sebaran Morisita
n= Jumlah plot titik hitung
Ʃxi= Jumlah total individu dalam plot hitung
Ʃxi²= Jumlah kuadrat total individu dalam plot titik hitung
• Pola penyebaran ditunjukan dengan menghitung Mu dan Mc

𝑥20,975 − 𝑛 + Ʃ𝑥𝑖 (Ʃ𝑥𝑖)


𝑀𝑢 =
−1
𝑥20,025 − 𝑛 + Ʃ𝑥𝑖
𝑀𝑐 =
(Ʃ𝑥𝑖) − 1

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 80


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Keterangan:
Mu = Indeks Morisita untuk pola sebaran seragam
X²0,975= nilai Chi-square table dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan
97,5%
Mc = Indeks Morisita untuk pola seberan mengelompok
X²0,025= nilai Chi-square table dengan derajat bebas n-1 dan selang kepercayaan
2,5%
• Menghitung Standar derajat Morisita:
𝐼𝑑−𝑀𝑐
𝐼𝑝 = 0,5 + 0,5 ( ) : Jika Id≥Mc>1
𝑛−𝑀𝑐
𝐼𝑑−1
𝐼𝑝 = 0,5 ( ) : jika Mc>Id≥1
𝑀𝑐−1
𝐼𝑑−1
𝐼𝑝 = 0,5( ) : jika 1>Id>Mu
𝑀𝑢−1
𝐼𝑑−𝑀𝑢
𝐼𝑝 = 0,5 + 0,5 ( ) : jika 1>Mu>Id
𝑀𝑢

• Untuk mendapatkan hasil dari nilai Ip diatas


Perhitungan nilai Ip akan menunjukkan pola penyebaran spesies Burung
pada suatu komunitas. Nilai dan pola penyebaran spesies tersebut ialah sebagai
berikut:
Pola persebaran beragam akan terjadi apabila Ip<0
Pola persebaran acak akan terjadi apabila Ip = 0
Pola persebaran berkelompok apabila Ip>0

HASIL DAN PEMBAHASAN


Populasi Burung Rangkong (Famili Bucerotidae)
Jumlah Populasi
Dari hasil penelitian yang telah diqlakukan, sehingga mendapatkan hasil
berupa data populasi Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) jadi spesies yang di
temukan dalam penelitian ini merupakan Burung Rangkong papan (Buceros
bicornis). Populasi Burung Rangkong papan (Buceros bicornis) yang terdapat
dalam titik pengamatan ini 18 individu (Tabel 1). Kemunculan Rangkong papan
(Buceros bicornis) pada setiap jalur pengamatan berbeda – beda jumlah
populasinya. Pada jalur pengamatan 1 populasi Burung Rangkong papan (Buceros
bicornis) yang di jumpai berjumlah 9 individu, pada jalur pengamatan ke 2
populasinya berjumlah 6 individu, sedangkan jalur pengamatan yang ke 3 memiliki
populasi yang lebih sedikit yaitu 3 individu.
Tabel 1. Jumlah Populasi Bururng Rangkong papan (Buceros bicornis) di Setiap
Jalur Pengamatan
NO JALUR JENIS NAMA ILMIAH JUMLAH IUCN
1 1 Rangkong papan Buceros bicornis 9 vu
2 2 Rangkong papan Buceros bicornis 6 vu
3 3 Rangkong papan Buceros bicornis 3 vu
TOTAL 18
Ktr:*IUCN (International Union for-Conservation of Nature)
*VU (Vulnerable) = Rentan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 81


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Pohon Pakan Rangkong (Famili Bucerotidae)


Berdasarkan pengamatan di lapangan pohon pakan yang dijumpai pada jalur
pengamatan merukapan tumbuhan dari Genus Ficus spp.. Keadaan pohon pakan
pada area penelitian berukurang besar dan sulit untuk mengamati jenis pohon maka
dari itu penamaan tumbuhan dari Genus nya yaitu Ficus spp..Ukuran populasi
Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di TAHURA PMI dipengaruhi oleh pohon
pakannya. Spesies tumbuhan yang terdapat di TAHURA PMI seperti
akasia (Acacia mangium), pohon ara (Ficus gibbosa), beringin (Ficus benjamina)
dan tampu (Baccaurae macrocarpa) adalah makanan inti burung rangkong.
Habitat yang masih dalam kondisi baik akan lebih banyak dimanfaatkan oleh
burung sebagai habitat utamanya, karena tidak hanya berfungsi sebagai sumber
makanan, tetapi juga dapat menghindari predator (karnivora) dan menghindari
cuaca buruk. Burung tidak hanya memanfaatkan pohon untuk habitatnya, tetapi
juga sebagai tempat berteduh, bersarang dan mencari makan, sehingga penghijauan
sangat penting untuk kelangsungan hidup burung. Kegiatan burung pada
kesehariannya dipengaruhi oleh tersedianya buah pada saat pergantian musim.
Ketika jumlah ketersediaan buah menipis, burung frugivora bisa memberhentinya
reproduksi dan mengganti kegiatan tersebut dengan mengumpulkan serangga untuk
dimakan (Partasasmita, 2003).

Gambar 3. Pohon Pakan (Ficus spp.), (Ficus spp.) dan Pohon sikkam (Bischofia
javanika Blume)

Gambar 4. Foto Hasil Penelitian Rangkong Papan (Buceros bicornis)95° 45'


50,634" E 5° 26' 18,186" N

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 82


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi pada Burung Rangkong papan (Buceros bicornis) di
dapat dengan menggunakan rumus Kepadatan Populasi formula (Jarvinen, 1978)
yaitu jadi hasil dari penelitian di TAHURA PMI maka di dapat kepadatan
populasinya Burung Rangkong papan (Buceros bicornis) sebesar 3,2 individu/km².

10 9
9
8
7 6
6 Jumlah Populasi
4,
5 8 Kepadatan
4 3, Populasi
3
3 2
2 1,
6
1
0
Jalur 1 Jalur 2 Jalur
3

Jalur Pengamatan

Gambar 5. Jumlah Individu dan Kepadatan Populasi Bururng Rangkong (Famili


Bucerotidae)
Kepadatan populasi Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di setiap jalur
pengamatan berbeda. Tingkat ketersediaan pakan menjadi beberapa penyebab yang
menjadi pengaruh pada tingkat populasi (Hadiprakarsa dan Kurniawan, 2018).
Perubahan pada tumbuhan dalam suatu lingkungan juga menjadi pengaruh satwa
untuk menyusun kebiasaannya (Partasasmita, 2003).
Pola Penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae)
Untuk menentukan pola penyebaran menggunakan Pola Persebaran Indeks
Morisita. Perhitungan nilai Ip (Standar derajat Morisita) akan menunjukan pola
penyebaran spesies burung pada suatu komunitas. Nilai dan pola penyebaran yaitu
jika Ip˂0 maka polanya seragaman, jika Ip=0 maka polanya acak dan jika Ip˃0
maka pola penyebarannya mengelompok. Hasil pengambilan data Burung
Rangkong (Famili Bucerotidae) dari 3 jalur pengamatan, diperoleh hasil pola
penyebaran Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) di TAHURA PMI merupakan
distribusi acak dengan Indeks Morisita 0,0081 atau sama dengan 0 (Ip = 0). Pola
penyebaran acak ini merupakan bentuk distribusi yang paling tidak umum di alam,
terjadi ketika anggota suatu spesies ditemukan di lingkungan di mana mereka
independen satu sama lain, mereka tidak menarik atau menolak satu sama lain. Di
alam, distribusi acak karena faktor biologis (seperti interaksi dengan individu
tetangga) dan faktor non-biologis (seperti iklim atau kondisi tanah) jarang terjadi,
dan biasanya mengarah pada agregasi atau penyebaran biologis. Distribusi acak

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 83


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

biasanya terjadi di habitat dengan kondisi lingkungan dan sumber daya yang
konsisten.

Gambar 6. Peta Persebaran Burung Rangkong di TAHURA PMI


Penyebaran burung sangat dipengaruhi terhadap kondisi habitatnya, dan
banyak faktor lain. Pola penyebaran merupakan susunan yang ditimbulkan dari
penyebaran makhluk hidup di alam dan membuat suatu jaringan dengan
lingkungannya (Odum, 1994). Ketersediaan berbagai jenis burung dari famili
Bucerotidae ini disebabkan oleh kondisi lingkungan di TAHURA PMI. Flora yang
berada di hutan memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan
tempat untuk bereproduksi. Kehidupan tumbuhan yang ada di sini mempunyai
peran utama bagi fauna yang ada, termasuk famili Bucerotidae. Makanan dan
tempat bereproduksi merupakan wadah bagi kehidupan tumbuhan yang ada di
hutan. Ini sesuai dengan pendapat Alikodra (1986) yang mengatakan kalau
hadirnya flora berjenis buah pada salah satu lingkungan, maka hal ini bisa
memancing fauna frugivora dan segala jenis fauna lain untuk membangun sarang
di flora tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN


Spesies yang di dapat dalam penelitian populasi dan pola penyebaran
Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) merupakan Burung Rangkong papan
(Buceros bicornis), dengan total jumlah populasi sebesar 19 individu. Kepadatan
populasi sebesar 3,2 Individu/Km². Pola penyebaran Burung Rangkong papan
(Buceros bicornis) ialah acak dengan Indeks Morisita 0,0081 atau sama dengan 0
(Ip = 0).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 84


` JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 6, Nomor 1, Februari 2021
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1986. Pengelolaan Habitat Satwa liar. IPB. Bogor.
Daud, M. 2017. Profil KPH TAHURA PMI. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
Fitriansya. A dan Alfirman. 2017. Sistem Informasi Pusat Data
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Mobile Web di Provinsi
Riau. Jurnal TEKNOSI, vol. 3, no. 1, pp. 35-42.
Hadiprakarsa, Y. dan J. Kurniawan. 2018. Rangkong Indonesia.
https://rangkong.org/ciri-ciri-umum/perkembangbiakan/. Diakses tanggal: 10
Februari 2021.
Jarvinen, O. 1978. Estimating relative densities of land bird by point counts. Ann.
Zool. Fannici.
Jongjitvimol T, Boontawon K, Wandee W, dan Deowanish S. 2005. Nest
dispersion of a stingless bee species, Trigona collina Smith, 1857 (Apidae,
Meliponinae) in a mixed deciduoud forest in Thailand. The Natural
History Journal of Chulalongkon University.
Nur, R.F., Novariano, W. dan Nurdin, J. 2013. Kelimpahan dan Pola Distribusi
Burung Rangkong (Bucerotidae) di Kawasan PT. Kencana Sawit Indonesia
(KSI), Solok Selatan, Sumatra Barat. Biologika. 2(1): 27-33.
Odum E.P. 1994. Dasar-dasar ekologi. Edisi ketiga. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Partasasmita, R. 2003. Ekologi Burung Pemakan Buah dan Peranannya Sebagai
Penyebar Biji. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sutejo. 2016. Pemodelan UML Sistem Informasi Geografis Pasar Tradisional Kota
Pekanbaru. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Digital Zone, vol. 7,
no. 2, pp. 89-99.
Testiana. G. 2016. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Wisata Islam Melayu di
Kota Palembang Berbasis Android. Jurnal INTIZAR, vol. 22, no. 1, pp. 77-
93.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 6, Nomor 1, Februari 2021 85

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai