Profil Indikator Mutu Uptd Puskesmas Beutong Ateuh Tahun 2024
Profil Indikator Mutu Uptd Puskesmas Beutong Ateuh Tahun 2024
Profil Indikator Mutu Uptd Puskesmas Beutong Ateuh Tahun 2024
2
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Mutu adalah kesesuaian dengan standar yang ada, dilihat dari input,
proses, maupun output yang dihasilkan dari suatu pelayanan serta dapat
memberikan kepuasan bagi penggunanya. Oleh sebab itu, untuk
memberikan suatu kepuasan kepada masyarakat, maka perlu ditetapkan
suatu indikator dan standar yang ingin dicapai dalam pelayanan
Puskesmas.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat
diukur. Indikator mutu adalah asuhan kesehatan atau pelayanan
kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan
input, proses, maupun output. Selanjutnya indikator dispesifikkan dalam
berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu mutlak diperlukan agar
Puskesmas dapat mengevaluasi pelayanan yang diberikan dalam
berbagai dimensi serta selanjutnya dapat mengambil tindak lanjut ats
hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan upaya – upaya
untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi
Mutu pelayanan Puskesmas dapat diukur dengan memperhatikan
atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang
diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek input, proses,
output dari pelayanan Puskesmas tersebut.
Indikator mutu Puskesmas akan mencerminkan mutu pelayanan
Puskesmas. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai
alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung
pengambilan ketetapan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa
yang akan datang.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan profil indikator ini adalah untuk mengarahkan agar
peningkatan mutu lebih spesifik, sistematik dan terarah.
C. Ruang Lingkup
3
Ruang lingkup profil indikator ini meliputi jenis dan macam indikator di
area administrasi manajemen, upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
4
BAB II
DEFINIS
A. Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur.
B. Alasan pengukuran indikator adalah penyebab / alasan mengapa indikator
tersebut dipilih
C. Referensi indikator adalah pedoman yang dijadikan referensi tentang
indikator tersebut
D. Sumber data : asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder),
atau sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yang berhubungan langsung dengan persoalan.
E. Definisi Operasional adalah penjelasan tentang judul indikator yang dipilih
F. Numerator ( pembilang ) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus
indikator mutu.
G. Denominator ( penyebut ) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus
indikator mutu.
H. Target capaian (dalam %) : Sasaran ( batas ketentuan ) yang telah
ditetapkan untuk dicapai yang merupakan hasil yang akan dicapai secara
nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur
I. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian
terhadap jenis dan mutu pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar
WHO dilihat dari :
1. Kelayakan
2. Ketersediaan : tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat,tersedia
sesuai kebutuhan.
3. Kesinambungan (Continuity) : tingkat perawatan dan pelayanan
dikoordinasi antar disiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu
4. Ketepatan waktu (timelines) : tingkat perawatan dan pelayanan
diberikan sesuai waktu yang diperlukan
5. Keselamatan : Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko
intervensi dan risiko di lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga,
residen, termasuk petugas kesehatan.
6. Kehormatan dan harga diri : tingkat perawatan dan pelayanan
diberikan dengan menghargai kebutuhan,harapan dan keinginan
individu, dimana individu dilibatkan dalam ketetapan perawatan dan
pelayanan mereka
7. Manfaat : perawatan dan pelayanan yang diterimapasien bermanfaat.
5
8. Efektivitas : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai
pengetahuan untuk mencapai outcome yangdiinginkan.
9. Efisiensi : hubungan antara outcome (hasil perawatan dan
pelayanan) dan sumberdaya yang digunakan untuk memberikan
perawatan dan pelayanan.
10. Efficacy : tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan
atau outcome yang diinginkan
J. Jenis indikator : indikator yang diukur dapat diambil dari
1. Input : mengukur sarana prasarana/ sumber daya
6
2. Proses : mengukur proses/kegiatan
3. Output : mengukur hasil dari suatu proses/ kegiatan
K. Kriteria :
1. Inklusi : jumlah sampel yang akan diambil, yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan untuk dianalisa.
2. Eksklusi : jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria untuk dianalisa
L. Metodologi pengumpulan data:
1. Retrospektif : data diambil dari kegiatan yangtelah lalu
2. Concurrent : data diambil dari kegiatan yangbaru dimulai/ akan
dilakukan
M. Populasi adalah keseluruhan sasaran yang akan dianalisa.
N. Sampel : merupakan jumlah pasien/individu dari populasi yang akan
dimasukkan dalam analisa.
O. Petugas Pengumpul data adalah orang yang diberi tanggung jawab
untuk mengumpulkan data di setiap satuan kerja.
P. Periode waktu pelaporan adalah waktu pelaporan, harian,
bulanan,triwulanan, semester atau tahunan.
Q. Tempat pengumpulan data adalah tempat/ satuan kerja
yangmengumpulkan data indikator kinerja mutu dan keselamatan pasien,
adalah semua satuan kerja, sesuai dengan tugaspokok dan fungsi yang
telahditetapkan.
R. Langkah – langkah yang dilakukan adalah langkah yang dilakukan untuk
dapat mengetahui niai capain indikator yag telah ditetapkan.
7
BAB III
INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS
PROFIL
KEPATUHAN INDIKATOR
KEBERSIHAN TANGAN
1 Judul Indikator : Kepatuhan Kebersihan Tangan
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan
2. Pasie
n.
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Puskesmas harus memperhatikan
3 kepatuhan
: Keselamatan seluruh
Dimensi Mutu
4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai
dasar
agar untuk
dapat memperbaiki
menjamin dan meningkatkan
keselamatan
petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait
5 Definisi Operasional : pelayanan kesehatan.
1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan tampak
menggunakan
kotor atau alkohol (alcohol-based
terkena cairan tubuh,
handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80%
bilatangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan
dengan benar adalah kebersihan tangan
sesuai indikasi dan langkah kebersihan
3. tangan sesuai rekomendasi WHO. Indikasi
adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu
4. sebagai upaya untuk menghentikan
penularan mikroba selama perawatan.
a. Sebelum kontak dengan pasien
yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien
yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuhpasien.
melakukan tindakan steril atau
aseptik,
seperti: pemasangan intra vena
kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian
suntikandan lain- lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh
pasien seperti muntah, darah,
6
feses, produksi drain, setelah
melepas sarung tangan steril dan
setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien yaitu melakukan
kebersihan tangan setelah tangan
petugas menyentuh permukaan,
sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan
pasien, seperti: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat- alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara
indikasi di mana tangan terpapar kuman
setelah menyentuh permukaan (lingkungan
atau pasien) atau tangan menyentuh zat
yang terdapat pada permukaan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan
tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi
pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan
benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan
observasiatau penilaian kepatuhan
10.dengan
Periode metode
observasi dan
adalahtool yang waktu
kurun telah
yangdigunakan untuk mendapatkan
minimal 200 peluang kebersihan tangan di
setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk
melakukan observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan observasi maksimal 20
menit (rerata 10menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi pada waktu observasi tidak
boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
9 (Pembilang)
Denominator : dilakukan total
Jumlah peluang kebersihan yan
(Penyebut) tangan
seharusnya dilakukan dalam periode g
10 Target Pencapaian : observasi
≥ 85%
11 Kriteria : Kriteria inklusi : seluruhh peluang yang dimiliki
oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan.
X 100 %
umlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
14 Data
Sumber Data : Hasil observasi
15 nstrumen : Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan Data
Pengambilan
16 Besar Sampel : Minimal 200 Peluang
17 Cara Pengambilan : Non probability Sampling – Consecutive sampling
18 Sampel Pengumpulan : Bulanan
Periode
19 Data
Penyajian Data : Tabel □ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
21 Pelaporan
PenanggungData
Jawab : Penanggung jawab mutu
PROFIL
INDIKATOR
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1 Judul Indikator : Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
2 Dasar Pemikiran : (APD)
1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan
2. Pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan
dan Pengendalian Infeksi dimengenai
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan
mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan
4. kesehatan masyarakat. Peraturan Menteri
Kesehatan mengenai Keselamatan dan
5. Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Pedoman Teknis Pencegahan
6. dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
7. Pelayanan Tingkat Pertama.
Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
4 Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan
5 Definisi Operasional : 1. pengguna layanan
Alat pelindung diridengan
(APD) cara
adalah perangkat
alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat,
cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi
2. infeksi atau penyakit.
Kepatuhan penggunaan APD adalah
indikasi ketika melakukan
tindakan
memungkinkan yang tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius
lainnya berdasarkan jenis risiko
3. transmisi (kontak, droplet dan airborne).
Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD
4. sesuai
Petugas indikasi dengan tenaga
adalah seluruh tepat yang
saat
terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter,
dokter gigi, bidan, perawat, petugas
laboratorium.
PROFIL
INDIKATOR
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
1 Judul Indikator : Kepatuhan identifikasi pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan
2. Pasie
n.
Ketepatan identifikasi menjadi sangat
3. penting untuk menjamin keselamatan
pasien
diperlukanselama proses
indikator pelayanan dan
yang mengukur dan
memonitor
tingkat kepatuhan pelayanan
pemberi
melakukan proses si.dalam
Dengan
identifika tersebut
indikator adanya
diharapkan pe menjadikan
identifikasi sebagai proses
rutin dalam proses
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
pelayanan
4 Tujuan : Mengukur kepatuan pemberi layanan untul
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan
5 Definisi Operasional : 1. Pemberi pelayanan terdiri naga medis dan
dari te kesehatan. tenaga
2. Identifikasi pasien secara benar
adalah proses
identifikasi yang dilakukan pem
menggunakan minimal dua
penandaidentitas seperti: nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
3. sesuai dengan yang ditetapkan di
Puskesmas. Identifikasi dilakukan dengan
4. cara visual (melihat)dan atau verbal (lisan).
Pemberi pelayanan melakukan
identifikasi pasien
a. Pemberian pengobatan:
pemberian
pemberianobat,
cairan intrave
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi,
imunisasi, pemasangan alat
kontrasepsi, persalinan,dan
tindakankegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika
pemberi pelayanan melakukan
identifikasi seluruh tindakan intervensi
yang dilakukan dengan benar.
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
(Pembilang) identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi.
11
9 Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(Penyebut) periode observasi.
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan.
12
PROFIL
INDIKATOR
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
(SO)
1 Judul Indikator : Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua
Kasus
2 Dasar Pemikiran : Sensitif Obat (SO)
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan
mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
4. Puskesmas. Angka keberhasilan pengobatan
pasien TB semuakasus minimal 90%
dengan memperhatikan upayapenurunan
angka putus berobat, gagal, meninggaldan
pasien tidak dilakukan evaluasi.
3 Dimensi Mutu : Efisien, Efektif, Tepat Waktu
4 Tujuan : Untuk mengetahui jumlah keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan penyakit TB
5 Definisi Operasional : 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB
adalah penyakit menular yang disebabkan
olehMycobacterium tuberculosis, yang
dapat menyerang paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB
yang berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitif
terhadap Obat Anti Tuberculosis(OAT) lini 1
3. (pertama).
Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z),(E)
Etambutol dan
4. Streptomisin (S).
Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah
angkayang menunjukkan persentase semua
pasien TB yang sembuh dan pengobatan
lengkap di antara
periodisasi waktu semua pasien TB
pengobatan TB.yang
Angka ini penjumlahan dari angka
merupakan
kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan
lengkap semua kasus yang
5. Sembuh adalah pasienpengobatan
menggambarkankualitas TB paruTB.
dengan hasil bakteriologis
pemeriksaan positif
pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu
6. pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan lengkap adalah pasien TB
yang telah
menyelesaikan
hasilnya negatifpengobatan
dan di secara
akhir lengkap
13
pengobatan tidak ada bukti hasil
pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan di akhir pengobatan).
bakteriologis
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pasien
pengobatandinyatakan
mulai dari positif sebagai
pasien TB hasil pemeriksaanbakteriologis
berdasarkan
atau TCMdengan pasien dinyatakan
sampai
sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat
dan benar dengan hasil
b. terdokumentasi.
Pelaksanaan Komunikasi Informasi
Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan
keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien
dalam
menjalankan pengobatan TB
termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat
(PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis
d. obat yang tepat.
Pemantauan kemajuan
pengobatan
termasuk penanganan efek samping
obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical
record) secara lengkap dan benar
di setiap tahapan pengobatan.
6 Jenis Indikator : Hasil
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(Pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas
9 Denominator : Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(Penyebut) tahun
berjalan di wilayah kerja Puskesmas
10 Target Pencapaian : 90%
11 Kriteria: : Kriteria
Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh
dan menjalani pengobatan secara lengkap di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.
Kriteria
Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi
dengan TB.09 dan hasil pengobatan pasien
TB pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan
ke 5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir
masa pengobatan
14
12 Formula : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuhdan pengobatan
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
x 100%
15
PROFIL
INDIKATOR
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
1 Judul Indikator : Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC
Sesuai
2 Dasar Pemikiran : Standar
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan
3. Kesehatan
Peraturan Ibu.
Menteri Kesehatan mengenai
Standar Minimal Bidang Kesehatan.
Pelayanan
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
5. Puskesmas. Hasil SUPAS 2015
menyebutkan Angka KematianIbu (AKI)
305/100.000 kelahiran hidup (KH)
sedangkan target pada RPJMN 2020-2024
6. adalah183/100.000 KH dan pada akhir
SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH. Jika
ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar, maka risiko pada
7. kehamilan dapatsejak awal diketahui dan
dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi
komplikasi. ANC sangat penting dilakukan
untuk kelangsungan hidup baik bagi ibu
maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko
3 Dimensi Mutu : Efektstunting. Pasien/
Layanan Pengguna
4 Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian
ibu di
Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan
5 Definisi Operasional : 1. ANC yang sesuai
Ibu hamil yang standar
mendapatkan pelayanan
ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah
bersalin serta yang mendapatkan pelayanan
ANC lengkap sesuai dengan standar
kuantitas dan standar kualitas selama
2. periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan.
Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali
selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini
mungkin pada trimester ke-1
(satu)/ 0-12 minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada
3. trimester ke-2 (dua)/ > 12-24
minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada
16
a. Timbang berat badan dan tinggi
badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah
kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan
denyut jantung
janin
f. Skrining status imunisasi dan
berikan suntikan tetanus toksoid (TT)
biladiperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4. Waktu 4) termasuk pemeriksaan
pemeriksaan 10THIV
mengikuti daftarpemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu
bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standarpada masa
6 Jenis Indikator : Hasil kehamilan pada tahun berjalan.
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
(Pembilang) pelayananANC
lengkap sesuai standar di wilayah kerja
9 Denominator : Puskesmas pada ibu
Jumlah seluruh tahun berjalan
hamil yang telah bersalin
(Penyebut) yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja puskesmas pada tahun berjalan
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak
menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak
memiliki catatan riwayat kehamilan
lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum
menyelesaikanK4 (premature)
17
12 Formula : Jumlah ibu hamil yang telah
mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah
13 Metode Pengumpulan bersalin yang mendapatkan pelayanan
Observasional retrospektif
Data
14 Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
2. e-Kohort
15 Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
16 Besar Sampel Total sampel
18
PROFIL
INDIKATOR
KEPUASAAN
1 Judul Indikator PASIEN
: Kepuasan Pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur
dan Negara Birokrasi
Reformasi mengenai
Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat
Penyelenggara Unit
Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan
mengenai
Puskesmas.
19
6 Jenis Indikator Outcome
7 Satuan Pengukuran : Indeks
8 Numerator : Tidak ada
9 (Pembilang)
Denominator : Tidak ada
10 (Penyebut)
Target Pencapaian : ≥ 76,60 %
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi: Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi
12 Formula : Total nilai persepsi seluruh responden
x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden
20
B. INDIKATOR MUTU UNIT
Jeni
No s Indikato Target
Pelayana r
1 ADMEN TENAGA KESEHATAN MEMILIKI SIP 100 %
PROFIL
INDIKATOR
ADMEN
1 Judul Indikator : Tenaga kesehatan memiliki SIP
2 Dasar Pemikiran : UU no.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Perpres no.90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga
Kesehatan
Indonesia
Permenkes no.43 tahun2019 tentang puskesmas
Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP dalam
3 Dimensi Mutu : melakukan
Efektif pelayanan
, Aman kepadapada
, Berorientasi pasien secara
Pasien
4 Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga
kesehatan
tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker,
5 Definisi Operasional : ass.apoteker, analis) merupakan persyaratan
Surat izin praktek
wajib yang harus dimiliki tenaga kesehatan
yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang
6 Jenis Indikator : Input
berlaku bagi setiap
7 Satuan Pengukuran : Waktu dalam bulan
8 Numerator : Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat
legalitas,
9 Denominator : perizinan bekerja
Jumlah tenaga di puskesmas
kesehatan sesuai
menurut profesi
golongan
10 Target Pencapaian : profesi
100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang
Eksklusi memiliki surat legalitas di puskesmas
Lueng keubeu Jagat
Eksklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang
12 Formula : tidak Jumlah
memberikan pelayanan
Tenaga Kesehatanberdasarkan
yang memiliki
legalitas
perizinan bekerja di Puskesmas
sesuai profesi
x 100
% Jumlah tenaga kesehatan menurut
13 Metode : Dilakukan observasi dengan cara Survei
Pengumpulan
14 Sumber Data : Data kepegawaian
15 Instrumen : Sertifikat
Pengambilan
Data
21
16 Besar Sampel : Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel > 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
64 -319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
2
Jeni
No s Indikato Target
Pelayana r
PENGISIAN REKAM MEDIS
3 POLI UMUM 100%
SESUAI STANDAR
PROFIL
INDIKATOR
UNIT POLI
1 Judul Indikator UMUM
: Pengisian Rekam Medis Sesuai Standar
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
3 Dimensi Mutu : Nomor
Efektif, 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis
Aman
4 Tujuan : Pengisian rekam medis lebih lengkap
5 Definisi Operasional : Terisinya Data Subyektif :
1. Intensitas
2. Skala
3. Kajian awal
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
5. Lamanya Keluhan
Terisinya Data
Obyektif :
1. BB
2. Tensi
3. Respirasi
4. Nadi
5. Suhu
Terisinya Data Asesment :
1. Nomenklatur
2. Coding
Terisinya Data Plan :
1. Terapi / Rujuk
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Rekam Medis yang terisi lengkap
9 Denominator : Jumlah Rekam medis yang diisi petugas
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi: Rekam Medis yang diisi
Eksklusi petugas poli
umum
Kriteria Eksklusi: Rekam medis yang diisi oleh
12 Formula : petugas Jumlah
poli umum yangMedis
Rekam tidak yang
tetapterisi lengkap
x100
% Jumlah Rekam medis yang diisi
13 Metode Pengumpulan : Data Restrostektif
petugas dengan telaah rekam medis
14 Sumber Data : Sekunder
15 Instrumen : SOP Pengisian Rekam Medis
Pengambilan
16 Besar Sampel : Besar sampel > 640 = 128 sampel
320 – 63 = 20% dari total
64 - 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
24
17 Cara Pengambilan : Seluruh pasien yang akan melakukan
Sampel pemeriksaan di
18 Periode poli
: 1 umum
Bulan Sekali
Pengumpulan
19 Data
Penyajian Data : Run chart , Dokumentasi
20 Periode Analisis dan : triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Poli Umum (UKP)
Indikator
25
Jeni
No s Indikato Target
r
4 Pelayana
Poli Gigi Pelaksanaan Inform Consent 100%
Sebelum
Tindakan Pencabutan
Gigi
PROFIL
INDIKATOR
UNIT POLI
1 Judul Indikator GIGI
Pelaksanaan Inform Consent Sebelum
: Tindakan
2 Dasar Pemikiran Pencabutan
Persetujuan Gigi
Tindakan kedokteran telah di atur
dalam pasal 45 undang - undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran sebagaimana di
:
nyatakan setiap Tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan di lakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien
3 Dimensi Mutu : Kualitas dan Keselamatan
4 Tujuan Untuk mengukur pelaksanaan inform
:
consent sebelum tindakan pencabutan gigi
5 Definisi Operasional Sebagai bukti persetujuan pasien terhadap
tindakan pencabutan gigi yang akan di
: lakukan kepadanya, setelah di jelaskan
kepada pasien tersebut mengenai
resiko/efek samping dan resiko jika tidak
6 Jenis Indikator Proses
di lakukan Tindakan, untuk menghindari
:
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator
: Jumlah Inform Consent pada hari itu
9 Denominator : Jumlah Tindakan pencabutan gigi pada hari itu
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan Kriteria Inklusi :Seluruh pasien yang terindikasi
Eksklusi akan di
: lakukan tindakan pencabutan di Poli Gigi
26
17 Cara Pengambilan : Setiap pasien yang akan cabut gigi
Sampel
18 Periode : 1 Bulan Sekali
Pengumpulan
19 Data
Penyajian Data : Run chart , Observasi
20 Periode Analisis dan : triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Poli Gigi (UKP)
Indikator
27
Jeni
No s Indikato Target
Pelayana r
Kepatuhan Pelaksanaan ANC
5 Poli KIA dan KB 100%
dengan pemeriksaan
10t
PROFIL
UNITINDIKATOR
POLI KIA DAN
1 Judul Indikator : KB Pelaksanaan ANC dengan
Kepatuhan
2 Dasar Pemikiran : pemeriksaan
a. 10t
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentangPraktik
Kedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017
tentang
3 Dimensi Mutu : Keselamatan Pasien.
Keselamatan
4 Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab petugas
kesehatandalam
5 Definisi Operasional : kelengkapan pemeriksaan ANC
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang
terstandar dan berkualitas
28
20 Periode Analisis dan
: triwulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab
: Bidan Koordinator
Indikator
29
Jeni
No s Indikato Target
r
8 Pelayana
Unit Pemberi pelayanan kegawatdaruatan 100 %
gawat yang bersertifikat (dokter, perawat)
darura (BHD) yang masih berlaku
t
PROFIL
INDIKATOR
UNIT GAWAT
1 Judul Indikator : DARURAT Pelayanan
Pemberian
kegawatdaruratan yang
2 Dasar Pemikiran : Bersertifikat
a. masih berlaku
Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang
PraktikKedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan
3 Dimensi Mutu : Pasien. pasien, berorientasi pada
Keselamatan
pasien dan tepat waktu
4 Tujuan : Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh
tenaga yang kompeten dalam bidang
5 Definisi Operasional : kegawatdaruratan.
Petugas kegawatdaruratan sudah mengikuti
pelatihan kegawatdaruratan adalah tenaga
kesehatan yang bertugas di unit gawat darurat
sudah mendapatkan pelatihan
kegawatdaruratan, yang dibuktikan dengan
adanya sertifikat pelatihan kegawatdaruratan
yang masih berlaku.
Dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat,
sudah mengikuti pelatihan ATLS, ACLS atau
GELS yang di buktikan dengan sertifikat
pelatihan yang masih berlaku. Tenaga perawat
6 Jenis Indikator : Input
yang bertugas di Unit Gawat Darurat, sudah
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah tenaga pemberi layanan yang
memiliki sertifikat pelatihan yang masih
9 Denominator : berlaku tenaga yang memberikan
Jumlah
pelayanan kegawat daruratan
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi : Semua tenaga pemberi
Eksklusi pelayanan diruang tindakan dan gawat darurat
memiliki sertifikat pelatihan BHD yang masih
berlaku
34
No Jeni Indikato Target
s r
Pelayana
9 Ruang Bersalin KEPATUHAN PENGISIAN 100%
PARTOGRAPH LENGKAP PADA
PERSALINAN NORMAL DI RUANG
BERSALIN
PROFIL
INDIKATOR
RUANG
1 Judul Indikator : BERSALIN
Kepatuhan pengisian partograph lengkap
pada persalinan normal di Ruang Bersalin
2 Dasar Pemikiran : a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik
Kedokteran.
b. PERMENKES No. 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan
3 Dimensi Mutu : Pasien. pasien, keselamatan pasien
Berorientasi
4 Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di
Puskesmas yang sesuai dengan indikasi dan
efisien
5 Definisi Operasional : Partograph merupakan suatu sistem yang
tepat untuk memantau keadaan ibu dan janin
yang dikandung selama persalinan dari waktu
ke waktu
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah persalinan normal yang dilengkapi
partograph yang disurvei dalam 1 bulan
9 Denominator : Jumlah persalinan normal yang disurvey dalam
1 bulan
10 Target pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : seluruh ibu bersalin di Fasilitas
Eksklusi Kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
12 Formula : Ekslusi
Jumlah :ibuIbubersalin
yang tidak bersalin
yang di Fasilitas
telah mendapatkan
pelayanan persalinan sesuai standar di
fasilitas pelayanan kesehatan
x100
% Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Laporan Bulanan Persalinan
15 Instrumen : Kohort Ibu
Pengambilan
Besar Sampel : Seluruh ibu yang bersalin dipueksemas
16 Cara Pengambilan : Total Sampling
Sampel
18 Periode : 1 Bulan Sekali
Pengumpulan
19 Data
Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan : 1 Bulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Bidan Koordinator
Indikator
35
36
C. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS
Jeni
No s Indikato Target
r
10 Pelayana
Gizi Penurunan Stunting dengan 100%
pemberian PMT Lokal
PROFIL
INDIKATOR
GIZI
1 Judul Indikator : Penurunan Angka Stunting dengan
pemberian PMT Lokal
38
BAB IV
PENUTU