Makalah Profesi Pendidikan - KLP 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN

ORGANISASI PROFESI DAN UNDANG-UNDANG


PERLINDUNGAN GURU

KELOMPOK V :

RESTIANI (220403501015)

SUCI FOURA (220403501024)

HALZAHIRA SYAHWANI HASBI (220403501038)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang “Organisasi Profesi Dan Undang-Undang Perlindungan Guru”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menyediakan
sumber referensi tersebut dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 15 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
2.1 Jelaskan hakikat organisasi profesi keguruan!................................................................2
2.2 Jelaskan fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan!................................................2
2.3 Jelaskan jenis-Jenis organisasi profesi keguruan di Indonesia!.......................................2
2.4 Jelaskan ruang lingkup organisasi profesi keguruan di Indonesia!.................................2
2.5 Jelaskan hakikat dan ruang lingkup UU perlindungan guru!..........................................2
1.3 TUJUAN......................................................................................................................2
3.1 Untuk mengetahui hakikat organisasi profesi keguruan.................................................2
3.2 Untuk mengetahui fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan..................................2
3.3 Untuk mengetahui jenis-Jenis organisasi profesi keguruan di Indonesia........................2
3.4 Untuk mengetahui ruang lingkup organisasi profesi keguruan di Indonesia...................2
3.5 Untuk mengetahui hakikat dan ruang lingkup UU perlindungan guru............................2
BAB ll PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 HAKIKAT ORGANISASI PROFESI KEGURUAN.........................................................3
2.2 Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Keguruan................................................................5
2.3 Jenis-Jenis Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia........................................................6
2.4 Ruang Lingkup Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia................................................6
2.5 Hakikat dan Ruang Lingkup Undang-Undang Perlindungan Guru.....................................7
BAB lll PENUTUP...................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena melalui
pendidikanlah manusia dapat terangkat derajatnya. Guna untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pendidikan mempunyai peran dan tugas yang sangat strategis.
Melalui sebuah pendidikan manusia akan dapat menjalani kehidupannya serta dapat
merencanakan kehidupan untuk kedepannya secara yakin dan matang. Jalannya suatu
pendidikan karena adanya seoorang guru yang senantiasa membimbing, mengajar, dan
mendidik anak didiknya.

Guru merupakan tenaga kependidikan yang mempunyai peran dan tanggung jawab
yang sangat besar serta mulia. Dalam rangka untuk meningkatan kompetensi guru yang
kompeten serta profesional maka diharuskan bagi calon-calon guru untuk mempelajari
dan melaksanakan tugas dan fungsi guru dengan benar. Disamping itu, calon guru juga
diwajibkan untuk menguasai 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seoorang guru.
Kompetensi tersebut ialah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Profesi menjadi guru juga memiliki kode etik yang
harus diterapkan bagi seluruh tenaga kependidikan termasuk guru di seluruh Indonesia.
Di Indonesia kode etik guru belum terealisasikan dengan baik pada kehidupan sehari-
hari. Akibatnya, banyak guru yang belum kenal dengan kode etik seoorang guru. Kode
etik jabatan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku seseoorang
yang berhubungan dengan profesinya seperti yang diharapkan oleh masyarakat maupun
negara. Sehingga dengan adanya kode etik guru ini diharapkan dapat memajukan
pendidikan Indonesia.

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat


institusional dan instruksional, peran strategis tersebut sejalan dengan UU No. 14 Tahun
2015 tentang guru dan dosen, yang menempatkan kedudukan guru sebagai agen
pembelajaran. Sebagai tenaga professional, pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh

1
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan
sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Menjadi guru merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Banyak pandangan luar
yang menganggap bahwa mengajar adalah hal sepele yang hanya mengandalkan
kemampuan dalam memahami materi dan berbicara. Tetapi jauh dari pada itu, menjadi
seorang guru pada dasarnya membutuhkan kemampuan dalam mengontrol diri dan juga
orang lain.

Dalam Safitri (2019) setidaknya ada empat pokok minimal terkait dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu :

a. Menguasai bahan pengajaran.


b. Merencanakan program belajar-mengajar.
c. Melaksanakan, memimpin, dan mengelola proses belajar-mengajar.
d. Menilai dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2.1 Jelaskan hakikat organisasi profesi keguruan!

2.2 Jelaskan fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan!

2.3 Jelaskan jenis-Jenis organisasi profesi keguruan di Indonesia!

2.4 Jelaskan ruang lingkup organisasi profesi keguruan di Indonesia!

2.5 Jelaskan hakikat dan ruang lingkup UU perlindungan guru!

1.3 TUJUAN

3.1 Untuk mengetahui hakikat organisasi profesi keguruan.

3.2 Untuk mengetahui fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan.

3.3 Untuk mengetahui jenis-Jenis organisasi profesi keguruan di Indonesia.

3.4 Untuk mengetahui ruang lingkup organisasi profesi keguruan di Indonesia.

3.5 Untuk mengetahui hakikat dan ruang lingkup UU perlindungan guru.

2
3
BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT ORGANISASI PROFESI KEGURUAN


Profesi secara etimologi berasal dari kata “profession” yang berasal dari bahasa
Latin “profesus” yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang di
dapat melalui pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki
tanggung jawab dan kode etik tertentu. Pekerjaan yang bersifar profesional berbeda
dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian
khusus dalam melaksanakan profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan
atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan
atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus (Musriadi, 2016: 27-30).

Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyatan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau
pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah
profesi merupakan simbol dari suatu pekerjaan itu sendiri, profesi mengajar adalah
suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Kekhususan itu merupakan kelengkapan
mengajar atau keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas
mengajar, yaitu membimbing manusia (Musriadi, 2016: 30).

Berdasarkan pengertian di atas, meskipun profesi adalah karir seumur hidup dan
ada konsekuensi ekonomis atas pekerjaan di bidang profesi tersebut, akan tetapi fokus
utamanya terletak pada pengabdian dan tanggung jawab moral sesuai bidang keilmuan
profesi. Dengan demikian tanggung jawab insan profesi bukan hanya kepada atasan atau
pemerintah, melainkan juga kepada bidang keilmuan dan kemanusiaan. Tanggung
jawab tersebut juga menjadi pembeda antara profesi dengan bidang pekerjaan lain yang
bukan profesi.

4
Secara umum syarat suatu pekerjaan untuk dapat digolongkan menjadi suatu
profesi yaitu:

a. Memiliki spesialisasi ilmu: setiap profesi di bangun berdasarkan kekhususan


keilmuan, sehingga orang yang masuk dalam suatu bidang profesi haruslah orang
yang memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai. Hal ini menjelaskan bahwa
tidak sembarang orang dapat bekerja di suatu bidang profesi jika tidak memiliki
latar belakang keilmuan yang relevan.
b. Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi: kode etik merupakan pedoman
etik/pedoman moral bagi anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. Kode etik
profesi diperlukan untuk menjaga martabat dan menjadi pedoman bagi insan profesi
dalam menjalankan profesinya.
c. Memiliki organisasi profesi: organisasi merupakan wadah perjuangan dan
perkumpulan insan profesi. Organisasi profesi juga berfungsi sebagai wadah untuk
pengembangan profesi melalui sharing inovasi dan komunikasi suatu profesi.
Melalui organisasi ini insan profesi akan memiliki kesepakatan yang sama dalam
menjalankan profesinya dan memiliki kemampuan untuk merespon berbagai
kebijakan dan tantangan terkait profesi. Organisasi profesi dapat menjadi simbol
kuatnya suatu profesi di tengah masyarakat.
d. Diakui masyarakat: suatu profesi harus mendapat pengakuan masyarakat.
Pengakuan ini di peroleh jika profesi tersebut telah terbukti memiliki peran sesuai
bidangnya. Pengakuan masyarakat merupakan bentuk legimitasi terhadap
keberadaan dan peran suatu profesi.
e. Sebagai panggilan hidup: profesi merupakan karir sepanjang hayat, dengan
demikian profesi akan mendarah daging bagi orang yang menjalankannya. Bekerja
di bidang profesi sangat berbeda dengan bekerja di bidang lain. Bekerja di bidang
profesi mengharuskan seseorang untuk mengabdikan diri secara penuh dan terus
mendalami keilmuan bidang profesi tersebut, sehingga semakin lama seseorang
berkecimpung dalam suatu bidang profesi maka akan semakin ahli dalam bidang
tersebut.

5
Organisasi profesi keguruan berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi, dan
keguruan. Ada banyak pendapat yang mengemukakan pengertian dari organisasi
diantaranya :

a. Organisasi menurut Stoner


Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang memulai mana orang-orang
di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama (Pidarta, 2007:291).
Pengertian ini menekankan organisasi sebagai suatu system untuk mencapai tujuan
bersama. Sebagai suatu system maka orang yang berada di dalamnya memiliki peran
dan fungsi yang berbeda dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam mencapai
tujuan bersama.
b. Organisasi menurut Janes D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Pengertian ini menekankan pada fungsi organisasi sebagai perkumpulan.
Sebagai perkumpulan inti dari organisasi dalam pengertian ini adalah komunikasi
dan pola hubungan yang di bangun antara orang-orang dalam
perserikatan/perkumpulan.
c. Organisasi menurut Chester I. Bernard
Organisasi adalah suatu system aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau
lebih.

2.2 Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Keguruan


Guru meripakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-
Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidikan professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah. Guru dapa diartikan sebagai orang yang tugasnya
terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam aspeknya, baik spiritual
dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya (Heri Susanto, 2020:37).

Kedudukan guru sebagai tenaga professional mempunyai visi terwujudnya


penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalisme untuk memenuhi
hak yang sama bagi setiap warga Negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Kedudukan guru sebagai agen pembelajaran berkaitan dengan peran guru dalam

6
pembelajaran, antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa
pembelajaran, dan pemberian inspirasi belajar bagi peserta didik. Peran tersebut
menuntut guru untuk mampu meningkatkan kinerja dan profesionalismenya seiring
dengan prubahan dan tuntutan yang muncul terhadap dunia pendidikan dewasa ini.

2.3 Jenis-Jenis Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia


Organisasi profesi khususnya di bidang pendidikan ada bermacam-macam mulai
dari PGRI, MGMP, ISPI, hingga PGM Indonesia di masing-masing organisasi tersebut
memiliki tujuan yang berbeda. Peranan profesi guru dalam kesluruhan program
pendidikan sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa
perkembangan siswa secara optimal.

2.4 Ruang Lingkup Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia


Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan sekolah diwujudkan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.
Guru yang profesional harus mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan
profesional dapat memilah kepentingan pribadi dan kepentingan profesi (kepentingan
yang lebih utama dari kepentingan pribadi), maka peranan profesional itu mencakup
tiga bidang layanan, yaitu :

a. Layanan Instruksional
Layanan instruksional merupakan layanan mengenai layanan pembelajaran
dan pendidikan dengan adanya tugas ini agar menuntut guru untuk menguasai
isi atau materi serta wawasan yang berhubungan dengan pembelajaran, dan
kemampuan merangkum materi sesuai latar perkembangan dan tujuan
pendidikan. Layanan instruksional berkaitan dengan PBM (Proses Belajar
Mengajar) dan kurikulum. Dalam PBM, yang akan disampaikan adalah
kurikulum (Ilmu Pengetahuan), jadi sebelum melaksanakan PBM, guru harus
berpedoman kepada kurikulum. Jika tidak, siswa akan miskin ilmu
pengetahuan.
b. Layanan Administrasi
Layanan ini sangat penting dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas
penyelenggaraan operasional pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan di
suatu Lembaga pendidikan dan menentukan maju mundurnya suatu instansi

7
atau Lembaga yang mereka kerjakan. Contoh penggunaannya yaitu pada,
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, absen, evaluasi (cara-
cara memberikan penilaian), yang terkait dngan pengelolaan instruksional,
layanan administrasi lebih banyak dilaksanakan diluar kelas daripada didalam
kelas.
c. Layanan Bantuan
Layanan bantuan diberikan oleh seorang guru terkait dengan proses PBM dan
terkait dengan persoalan-persoalan pribadi. Dalam proses PBM, contohnya
saat siswa tidak mengerti dengan apa yang diterangkan, maka guru wajib
untuk mengulanginya lagi sampai siswa mengerti. Terkait dengan bantuan
terhadap masalah pribadi dan masalah-masalah dalam belajar maka bantuan
berkaitan dngan Bimbingan dan Koneseling (BK), Bimbingan dan Konseling
pada dasarnya harus dijalani selama 4 tahun. Sebagai guru (yang bukan guru
BK), harus memahami konsep dasarnya, misalnya mempelajari psikologi
anak. Layanan admin dan bantuan jarang dilakukan oleh seorang guru
langsung berhadapan dengan siswa. Dari 3 layanan yang diberikan kepada
siswa, sasaran akhirnya adalah “Perkembangan siswa secara optimal”. Optmal
disini maksudnya, dalam PBM dan kurikulum. Penanganan terhadap murid di
kelas lebih dahulu dihandle oleh guru kelas.

2.5 Hakikat dan Ruang Lingkup Undang-Undang Perlindungan Guru


Guru mengabdikan diri untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas
manusia Indonesia menjadi manusia beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang
berkemajuan, adil, makmur, dan beradab. Sejarah pendidikan di Indonesia menunjukkan
bahwa perlakuan yang cenderung diskriminatif terhadap sebagian guru yang telah
berlangsung sejak zaman pemerintah kolonial Belanda. Hal ini membangkitkan
kesadaran untuk terus mengupayakan agar guru mempunyai status atau harkat dan
martabat yang jelas dan mendasar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya


menciptakan terwujudnya sekolah aman dan nyaman bagi semua warga sekolah. Ada
beberapa regulasi yang dikeluarkan Kemendikbud untuk mendukung terciptanya

8
suasana sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Regulasi tersebut antara lain
dua undang-undang (UU), dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) yang dikeluarkan pada tahun 2015, 2016, dan 2017, antara lain :

- UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)


Pasal 40 ayat (2) tercantum hak pendidik dan tenaga kependidikan dalam
memperoleh: a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas
dan memadai; b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c.
pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d.
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual; dan e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
- UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-undang ini mengatur bahwa profesi guru merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
Prinsip tersebut antara lain memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Perlindungan yang dimaksud adalah
hak atas kekayaan intelektual; memperoleh rasa aman dan jaminan
keselamatan dalam melaksanakan tugas; memiliki kebebasan dalam
memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan,
dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
- Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Peraturan ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk perlindungan yang
diberikan dalam upaya melindungi pendidik dan tenaga kependidikan yang
menghadapi permasalahan terkait pelaksanaan tugas.

Perlindungan yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu perlindungan hukum,


profesi, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau hak atas kekayaan intelektual.
Perlindungan hukum meliputi perlindungan dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, dan/atau perlakuan tidak adil. Perlindungan profesi mencakup
perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan

9
peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan
dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan/atau, pembatasan
atau pelarangan lain yang dapat menghambat pendidik dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap


risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain. Perlindungan hak atas
kekayaan intelektual berupa perlindungan terhadap hak cipta, dan/atau hak kekayaan
industri. Semua perlindungan tersebut merupakan kewajiban pemerintah, pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya, satuan pendidikan, organisasi profesi; dan/atau
masyarakat.

Adapun perlindungan yang diberikan oleh Kemendikbud adalah dalam bentuk


advokasi nonlitigasi. Ada tiga bentuk advokasi nonlitigasi yang bisa diberikan
Kemendikbud, yaitu konsultasi hukum, mediasi, dan pemenuhan dan/atau pemulihan
hak pendidik dan tenaga kependidikan.Konsultasi hukum merupakan pemberian saran
atau pendapat untuk penyelesaian sengketa atau perselisihan. Mediasi adalah
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para
pihak. Selain itu, pendidik dan tenaga kependidikan berhak mendapatkan penasihat
hukum dalam penyelesaian perkara melalui proses pidana, perdata, atau tata usaha
negara, atau pemenuhan ganti rugi bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Secara yuridis, UU Perlindungan Guru telah termuat dalam UU No14/2005. Hal


ini terlihat jelas pada Bab VII pasal 39 yang menyebutkan bahwaPemerintah,
masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajibmemberikan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.Adapunmaksud Perlindungan
Profesi yang diamanatkan dalam UU No 14/2005 tentangGuru adalah perlindungan
terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidaksesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, pemberianimbalan yang tidak wajar, pembatasan
dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan
tugasnya. Sementara perlindungankeselamatan dan kesehatan kerja meliputi

10
perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kesehatan,
dan/atau resiko lainnya.

BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
secarakeseluruhan pada dasarnya merupakan jaminan dan perlindungan bagiguru dan
dosen dalam menjalankan profesinya. Perlindungan bagi gurutermaktub dalam pasal 39,
meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja. Undang-undang ini telah merumuskan lingkup perlindungan
terhadap guru namunsecara yuridis-normatif konsep perlindungan tersebut
mengandungkelemahan, belumlah konkrit, tuntas, dan operasional atau aplikatif.

3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar lebih baik dalam penulisan
makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku Profesi Keguruan Oleh Irwan Abdullah, S. Pd, M.Pd, Pustaka Learning Center,
2021

Akhmad Hapis Ansari, hesis Commons, 2022. Profesi Keguruan

Umar Sidiq. Tulungagung, 2018. Etika Dan Profesi Keguruan

Munawir, M., Najib, F,. & Aini, GN. (2023). Peningkatan Kemampuan Guru Melalui
Organisasi Profesi

journals.ums.ac.id/index.php/laj/article/view/2858

12

Anda mungkin juga menyukai