Makalah Kel 2 Etika Profesi Fix
Makalah Kel 2 Etika Profesi Fix
Makalah Kel 2 Etika Profesi Fix
Oleh:
Ra’uf Azriel Al Kahfi (7101419053)
Nida Kusuma Dewi (7101419133)
Lindu Sukma Melati (7101419147)
Ricky Hermawan W (7101419169)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Organisai Profesi Guru ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Marimin, M.Pd. dan Ibu Saringatun Mudrikah, S. Pd., M. Pd. pada mata
kuliah Profesional Ethics of Economics Teacher. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai organisasi profesi guru bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Marimin, M.Pd. dan Ibu
Saringatun Mudrikah, S. Pd., M. Pd., selaku dosen Profesional Ethics of Economics
Teacher yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Tak lupa ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4
1.4 Urgensi...........................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian Organisasi Profesi Guru...............................................................6
2.2 Sejarah Organisasi Profesi Guru....................................................................8
2.3 Fungsi, Tujuan dan Wewenang......................................................................9
2.4 Struktur dan Kedudukan..............................................................................12
2.5 Jenis Organisasi Profesi Guru......................................................................14
BAB III.......................................................................................................................24
PENUTUP..................................................................................................................24
3.1 Simpulan......................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya jaman hal ini sejalan dengan tantangan
yang dihadapi di dunia pendidikan. Dimana terjadinya pembaharuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berat dan
kompleks disertai dengan perubahan sosial kultural yang menyesuaikan dengan
tututan jaman, hal ini berdampak pada perubahan paradigma tugas dari seorang
guru. Tidak dapat dielakkan lagi bahwa guru memiliki peran penting dalam
perkembangan di dunia pendidikan.
Seorang guru dituntut untuk selalu bersikap profesional. Guru harus dapat
mengelola situasi dan kondisi selama proses pembelajaran didalam kelas.
Menjadi seorang pendidik tidak hanya harus mampu menjelaskan materi di depan
kelas namun juga bagaimana mempersiapkan peserta didik menjadi mandiri dan
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara nyata. Menjadi seorang
pengajar dan pendidik tidak lah mudah sebab guru harus dapat menjadi tauladan
bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, menjadi seorang guru tidak hanya
menjadi suatu pekerjaan melainkan merupakan sebuah profesi dimana untuk
menjadi guru perlu menepuh pendidikan keguruan dalam bidang tertentu
sehingga memiliki kemampuan atau keahlian dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh masyarakat umum
yang tidak menempuh pendidikan keguruan.
Guru merupakan sebuah profesi yang harus terus dikembangkan. Adanya
pengembangan profesi guru ini merupakan suatu bentuk usaha untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas (Munawir, 2022). Profesi
secara etimologi berasal dari kata profession atau bahasa latin profesus yang
memiliki arti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”.
Profesi merupakan sesuatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut adanya
kemampuan ataupun keahlian dari pelakunya, di dalam dunia pendidikan profesi
disebut sebagai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (Ramadhan & Ilmi,
2021). Sedangkan (Rahman, 2022) menjelaskan pengertian profesi yaitu
pekerjaan seumur hidup serta terdapat konsekuensi ekonomis atas suatu
pekerjaan pada bidang profesi tersebut, akan tetapi titik fokusnya utamanya
1
terletak pada pengabdian dan tanggung jawab moril sesuai bidang keilmuan
profesi tersebut.
(Susanto, 2020) menjabarkan syarat suatu pekerjaan dapat digolongkan
sebagai profesi yaitu: memiliki spesialisasi ilmu, memiliki kode etik, memiliki
organisasi profesi, diakui masyarakat, sebagai panggilan hidup, dilengkapi
kecakapan diagnostik, dan memiliki klien yang jelas. Pengembangan profesi ini
tentu saja beriorentasi pada proses guru menjadi guru yang profesional. Untuk
mewujudkan sikap guru yang profesional perlu dibentuk adanya suatu organisasi
yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk menampung semua masukan yang ada
dari berbagai macam masalah agar nantinya dapat di selesaikan dan mampu
memberikan pembelajaran yang lebih baik.
Dengan adanya organisasi tersebut, seorang guru dapat dilindungi dari
penyalahgunaan yang dapat membahayakan keutuhan dan kewibawaan
profesinya (V. Hidayat & Surya, 2012). Salah satu ciri profesi yaitu adanya
kontrol ketat atas anggota-anggotanya, suatu profesi ada dan diakui masyarakat
karena ada usaha dari para anggotanya untuk menghimpun diri (Najri, 2020).
Organisasi profesi kependidikan mempunyai kekuatan dan kekuasaan dalam
menjalankan tugas keprofesiannya. Oganisasi profesi pendidik juga berupaya
dalam peningkatan dan pengembangan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, serta kesejahteraan pendidik.
Organisasi profesi terdiri dari dua kata yaitu organisasi dan profesi.
Dikutip dari buku “Profesi Keguruan” karya (Susanto, 2020) terdapat banyak
pendapat yang mengemukakan pendapatnya terkait dengan pengertian organisasi,
diantaranya pendapat dari Stoner dimana organisasi diartikan sebagai suatu pola
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar
tujuan bersama. Pengertian ini menekankan organisasi sebagai suatu sistem yang
digunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi sebagai suatu sistem maka orang yang berada di dalamnya
mempunyai peran atau fungsi yang berbeda dan membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan bersama. Selanjutnya, Chester I. Bernard mengartikan
organisasi sebagai suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Dalam pengertian ini menitik beratkan pada kerjasama antar
anggota organisasi. Sehingga organisasi merupakan entitas sistemik yang
menjalankan aktivitas yang telah disepakati antar anggota organisasi
2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) profesi merupakan
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejujuran
dan sebagainya). Profesi didasarkan kepada kompetensi, keahlian dan
pengetahuan spesialis sehingga dalam menjadi profesional seorang harus
menjalani pendidikan yang relatif lama. Profesi juga ditandai juga oleh adanya
perijinan untuk mengadakan suatu kegiatan profesional yang biasa diberikan oleh
negara. Berdasarkan dua pengertian diatas maka secara garis besar organisasi
profesi merupakan sekumpulan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus
dalam bidang tertentu guna mencapai tujuan bersama.
Setiap profesi memiliki organisasi profesi untuk wadah pengembangan,
serta melindungi profesinya. Begitupun dengan guru. Dalam hubungannya
dengan organisasi profesi guru harus berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan, guru
juga memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan
manfaat bagi kepentingan dunia kependidikan, guru menerima tugas-tugas dari
organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggung jawab, inisiatif individual serta
integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya (Nurhadi, 2017).
Organisasi profesi memiliki peranan penting dalam pembetukan
profesionalisme guru. Sebab organisasi profesi memiliki kewenangan untuk
menentukan kode etik profesi, bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikuasai
oleh suatu profesi, dan perlindungan terhadap profesi (Akhwan, 2003). Suatu
organisasi profesi tidak hanya memiliki tujuan yang dilakukan dalam melakukan
suatu kegiatan untuk para anggota namun organisasi profesi juga memiliki
manfaat yang berguna bagi masyarakat terutama dalam bidang pendidikan.
Manfaat itu diantaranya yaitu dengan adanya organisasi profesi dapat
membangun kepercayaan dalam diri masyarakat mengenai suatu pandangan
tentang kompetensi pendidikan, dengan adanya organisasi profesi kependidikan
dapat membantu masyarakat dalam memotivasi masyarakat yang tertinggal dari
segi pendidikannya, organisasi profesi merangkul semua kalangan profesi
kependidikan dalam membuat wadah untuk meningkatkan skill dan wawasan
mengenai dunia kependidikan.
Guru dituntut untuk memenuhi serangkaian kegiatan yang menjadi
kebijakan nasional pengembangan profesi seperti Uji Kompetensi Guru (UKG),
Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
3
(PKB). Melihat pengembangan keprofesian berkelanjutan yang memiliki
serangkaian kegiatan yang menjadi kebijakan nasional tentu saja organisasi
profesi ikut berperan andil dalam hal ini. Keberadaan organiasi profesi keguruan
ini dapat menjadi wadah peningkatan kompetensi guru menjadi salah satu mitra
pemerintah dalam mewujudkan serta melaksanakan program-program
peningkatan komptensi dan mutu guru yang diadakan. Organisasi profesi adalah
pendukung, pengawas, dan berupaya agar profesi pendidik dapat terus
berkembang secara berkelanjutan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian dari organisasi profesi guru.
b. Untuk mengetahui sejarah dari organisasi profesi guru.
c. Untuk mengetahui fungsi, tujuan dan wewenang dari organisasi profesi guru.
d. Untuk mengetahui struktur dan kedudukan organisasi profesi guru.
e. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi profesi guru yang ada di Indonesia.
1.4 Urgensi
Organisasi profesi memiliki peran andil yang cukup penting dalam
meningkatkan keprofesionalisatan guru, menambah wawasan, meningkatkan
kompetensi serta peningkatan mutu kualitas sistem pendidikan. Kompetensi dan
keprofesionalitasan guru harus terus diasah, salah satu caranya yaitu dengan
melakukan kegiatan aktif dan berkelanjutan melalui organisasi profesi
keguruan. Selain itu, keuntungan dari adanya organisasi profesi guru
yaitu dapat mewujudkan guru pembelajar sepanjang hayat, peningkatan
4
harkat dan martabat guru melalui bimbingan profesi yang berkelanjutan,
serta untuk peningkatan kesejahteraan guru.
Maka dari itu, mengingat pentingnya peran organisasi profesi guru ini
sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan terkait dengan organisasi profesi
secara lengkap dan diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca terkait dengan organisasi profesi guru.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, serta didirikan
untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa organisasi itu didirikan untuk
kepentingan bersama.
Ada kesamaan antara defisi dari Sthepen dengan David Cherrington
(1989) (dalam Irawan, 2018:196) yang memberikan definisi organisasi sebagai
sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang didirikan oleh
manusia serta beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka mencapai satu
set tujuan tertentu. Sehingga pokok pentingnya adalah adanya tujuan.
Sementara itu, Richard Daft (1992) (dalam irawan, 2018:196) tidak jauh
berbeda. Ia mendefinisikan organisasi dengan memberi tekanan pada karakter
organisasi, dimana Daft mendefinisikan organisasi sebagai sebuah entitas sosial
yang berorientasi pada tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang terstruktur dan
mempunyai batas-batas yang bisa teridentifikasi.
Organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan
organisasi non-formal. Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau
lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta
dengan hubungan kerja yang rasional. Contohnya yaitu perseroan terbatas,
sekolah, negara, dan lain sebagainya. Organisasi informal adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang
tidak disadari. Contohnya adalah arisan ibu-ibu, belajar bersama anak-anak SD.
Sedangkan Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
seseorang dan didapat melalui adanya proses pendidikan. Suatu profesi erat
kaitanya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya
menuntut keahlian, pengetahuan, dan ketrampilan tertentu pula. Dan Guru adalah
pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan
mengevaluasi. Jabatan guru dikenal sebagai pekerjaan profesional, artinya
jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus.
Dari kata organisasi profesi dapat diartikan sebagai organisasi yang
anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi
dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak
dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. Organisasi
profesi merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional tersebut
menggabungkan diri dan mendapatkan perlindungan. Jadi, dapat disimpulkan
7
bahwa organisasi profesi guru adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang
yang memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik (Windiyani et al., 2020).
8
dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi
melakukan aktivitas.
Titik terang mulai terlihat kala Proklamasi terproklamirkan pada 1945.
Akhirnya PGRI bangkit kembali dan segera menyelenggarakan Kongres Guru
Indonesia pertamanya pada 24-25 November 1945 di Surakarta. Pada hajatan
besar inilah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terdeklarasikan. Melalui
kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan
tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku,
sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan
guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru
dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kelahiran PGRI sebagai wadah pemersatu guru yang sedang mengalami
revolusi kemerdekaan merupakan manifestasi rasa tanggung jawab dan kesadaran
kaum guru Indonesia dalam memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta
partisipasinya kepada perjuangan menegakkan dan mengisi kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka sejak itu, dengan terbentuknya
Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di
dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan
PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan
dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan,
organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan
independen.
Kini PGRI telah terkenal di dunia internasional dengan menjadi anggota
Education International dan berafiliasi dengan ASEAN Council of Teachers
(ACT). Organisasi ini juga di lengkapi dengan lembaga konsultasi dan bantuan
hukum bagi para anggotanya, lembaga kajian kebijakan pendidikan, dan
perangkat lainnya untuk menunjang profesi guru. Organisasi ini juga aktif
memberikan bantuan kepada guru di daerah 3T, memberikan pendidikan
berbagai isu bagi masyarakat.
10
a) Program Terstruktur merupakan program yang dibuat dan dilaksanakan
serta mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat
diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
b) Program Tidak Terstruktur merupakan program pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan
tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada.
Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini adalah Penataran tingkat
nasional dan wilayah, Supervisi yang dilaksanakan oleh pejabat terkait,
Pembinaan dan pengembangan sejawat, Pembinaan dan pengembangan
individual.
Tujuan Organisasi
Salah satu tujuan organisasi keprofesian guru adalah mempertinggi
kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan guru (Wardan, 2019). Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38
tahun (1992) pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan yaitu:
a) Meningkatkan dan/atau mengembangkan karier anggota, merupakan
upaya dalam mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidang
pekerjaan yang diembannya. Karier yang dimaksud adalah perwujudan
diri seorang pengemban profesi secara bermakna, baik bagi dirinya
maupun bagi orang lain (lingkungannya) melalui serangkaian aktivitas.
Organisasi profesi berperan sebagai fasilitator dan motivator terjadinya
peningkatan karier setiap anggota. Adalah kewajiban organisasi profesi
kependidikan untuk mampu memfasilitasi dan memotivasi anggotanya
mencapai karier yang diharapkan sesuai dengan tugas yang diembannya
b) Meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan anggota,
merupakan upaya terwujudnya kompetensi kependidikan yang andal.
Dengan kekuatan dan kewibawaan organisasi, para pengemban profesi
akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa meningkatkan
kemampuannya.
c) Meningkatkan dan/atau mengembangkan kewenangan profesional
anggota, merupakan upaya para profesional untuk menempatkan. anggota
suatu profesi sesuai dengan kemampuannya. Organisasi profesi
kependidikan bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
11
kemampuan kepada anggotanya melalui pendidikan atau latihan
terprogram.
d) Meningkatkan dan/atau mengembangkan martabat anggota, merupakan
upaya organisasi profesi kependidikan agar anggotanya terhindar dari
perlakuan tidak manusiawi dari pihak lain dan tidak melakukan praktik
melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan memasuki organisasi profesi
kependidikan anggota sekaligus terlindungi dari perlakuan masyarakat
yang tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan berupaya
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis
yang disepakati.
e) Meningkatkan dan/atau mengembangkan kesejahteraan, merupakan
upaya organisasi profesi kependidikan untuk meningkatkan kesejahteraan
lahir batin anggotanya. Dalam teori Maslow, kesejahteraan ini mungkin
menempati urutan pertama berupa kebutuhan fisiologis yang harus
dipenuhi. Banyak kiprah organisasi profesi kependidikan dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota. Aspirasi anggota melalui organisasi
terhadap pemerintah akan lebih terindahkan dibandingkan individu.
12
e) Memajukan pendidikan nasional.
13
Dengan demikian keragaman bentuk, struktur, dan kedudukan dari
organisasi pendidikan itu, maka status keanggotaannyajuga dengan sendirinya
akan bervariasi. Organisasi keprofesian yang bersifat asosiasi atau persatuan
biasanya bersifat langsung keanggotaannya dari setiap pribadi ataupengemban
profesi yang bersangkutan sedangkan yang sifatnya federasi atau perserikatan,
lazimnya keanggotaan cukup terbatas dari pucuk organisasi yang berserikat saja.
14
Tujuan dari kongres tersebut oleh mereka adalah mempertahankan dan
menyempurnakan Republik Indonesia; mempertinggi tingkat Pendidikan dan
pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan; serta membela hak dan nasib
buruh umumnya guru pada khususnya. Semenjak adanya kongres tersebut, semua
guru di Indonesia menyatakan diri sebagai bagian dari Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Pendirian dari PGRI juga selain misi profesi adalah adanya
misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris dan misi kesejahteraan (Siregar,
2020).
Pemerintah Republik Indonesia juga memberikan tanda sebagai
penghormatan kepada guru dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun
1994 berisi penetapan hari lahir PGRI jatuh tanggal 25 November dan
selanjutnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional tiap tahunnya (PB PGRI,
2017).
Visi dari PGRI adalah “Terwujudnya organisasi mandiri dan dinamis
yang dicintai anggotanya, disegani mitra, dan diakui perannya oleh masyarakat”.
Adapun misinya adalah mewujudkan cita-cita proklamasi yaitu berusaha secara
konsisten mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sesuai amanat
Undang-Undang Dasar 1945; menyukseskan pembangunan nasional khususnya
dibidang pendidikan; memajukan pendidikan nasional PGRI dengan berusaha
selalu memberikan masukan-masukan tentang pembangunan pendidikan kepada
Departemen Pendidikan Nasional; meningkatkan profesionalitas guru sehingga
pembangunan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat
terlaksana; serta meningkatkan kesejahteraan guru agar mendapatkan imbal jasa
yang baik berupa perlindungan hokum, pembinaan karir yang jelas, sejahtera,
dan terlindungi (Windiyani et al., 2020).
Selain visi dan misi, PGRI juga memiliki tujuan sesuai dengan anggaran
dasar mereka yaitu mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia didasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945; berperan serta aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan bangsa
dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya; berperan serta mengembangkan
sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional; mempertinggi kesadaran dan sikap
guru, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi guru dan tenaga kependidikan
lainnya; serta menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan
15
martabat guru dan tenaga kependidikan melalui peningkatan kesejahteraan
serta kesetiakawanan anggota.
Pandangan dari masyarakat saat ini adalah PGRI hanya merangkul guru
sekolah dasar dan menengah saja meski pada kenyataannya terdapat para dosen
dan professor juga di dalamnya. Adanya PGRI memiliki harapan besar dalam
mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan berorientasi kepada semua guru di
berbagai jenjang pendidikan (Murwaningsih, 2004).
16
c) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) adalah salah satu organisasi
profesi pendidikan yang bertujuan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran
kepada pembangunan Pendidikan nasional secara profesional agar lebih terarah,
berhasil guna dan berdaya guna melalui pengembangan dan penerapan Ilmu
Pendidikan untuk kemajuan serta kepentingan bangsa dan negara. Organisasi ini
berdiri pada sekitar pertengahan tahun 1960an yang awalnya bersifat regional
disebabkan berbagai hal menyangkut komunikasi antar anggota hingga kongres
pertama di Jakarta 17 – 19 Mei 1984 (Windiyani et al., 2020).
Kongres pertama ISPI memunculkan rumusan tujuan ISPI yaitu
menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh
Indonesia; meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya;
membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam
rangka membantu pemerintah menyukseskan pembangunan bangsa dan negara;
mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang
ilmu, seni, dan teknologi pndidikan; melindungi dan memperjuangkan
kepentingan profesional para anggota; meningkatkan komunikasi antaranggota
dari berbagai spesialisasi pendidikan; serta menyelenggarakan komunikasi
antarorganisasi yang relevan.
Pada laman web resmi ISPI yaitu www.ispi.or.id menjelaskan bahwa
legalitas ISPI dibuktikan dengan adanya Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0073548.AH.01.07. Tahun
2016 tentang Pengesahan Pendidiran Badan Hukum Perkumpulan Sarjana
Pendidikan Indonesia(ISPI, 2020).
17
tenaga ahli, keahlian dan keterampilan yang ada di Indonesia bidang bimbingan
serta meningkatkan mutu profesi bimbingan meliputi peningkatan profesi dan
tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin maupun program
layanan bimbingan (Susanto, 2020).
Organisasi ini sangat berperan penting dalam perjuangan untuk
memperoleh payung hukum pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah
menjadi jelas arah kegiatan (Dahlani, 2008). Pada masa itu, Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah masih belum dianggap dan dilihat penting sehingga
adanya IPBI membuat langkah para pembimbing lebih leluasa.
18
Berdasarkan web resmi dari Ikatan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) yaitu
pgsi.online dijelaskan bahwa organisasi ini adalah organisasi profesi guru yang
bersifat terbuka, independent dan non partai politik serta prinsip solidaritas bagi
profesi guru baik di Indonesia maupun dunia (PGSI, 2022b). Organisasi ini
dideklarasikan pada 7 Juli 2011 di Jakarta dan telah tercatat secara resmi sebagai
organisasi profesi guru di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor AHU–144.AH.01.07. Tahun 2014.
Tujuan adanya PGSI adalah memperjuangkan hak guru; memberi
advokasi dan perlindungan kepada para anggota; meningkatkan profesionalisme
guru; meningkatkan peran pendidikan serta guru dalam setiap pengambilan
kebijakan pendidikan di tiap tingkat satuan pendidikan; serta mempertahankan
empat pilar kebangsaan. Visi mereka adalah terwujudnya guru profesional yang
demokratis, berkeadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dengan misi
yaitu meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru; mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap inovatif, kreatif dan transformatif; serta
mengupayakan bantuan social kemanusiaan.
Latar belakang lahirnya PGSI adalah adanya diskriminasi perlakuan yang
kurang bahkan tidak adil bagi guru swasta khususnya (PGSI, 2022a). Organisasi
profesi yang ada tidak dapat memperjuangkan ketidakadilan tersebut. Hal
tersebut membuat para guru membentuk paguyuban atau organisasi profesi guru
di berbagai daerah untuk memperjuangkan hak baik kesejahteraan maupun status
bagi guru swasta. Kesamaan tujuan dari paguyuban atau organisasi profesi guru
di berbagai daerah mendorong berkumpulnya perwakilan dari tiap organisasi di
Cirebon pada tanggal 28 Oktober 2009 membentuk Presidium. Presidium
tersebut bernama Presidium Guru Swasta Indonesia (P-GSI) yang merupakan
cikal bakal dari adanya PGSI.
19
Serang (SGS), Serikat Guru Lebak (Segel), Forum Diskusi Guru
Pandeglang (FDGP), Serikat Jawa Barat, Serikat Guru Madura, Serikat
Guru Bima, Serikat Guru Sulawesi Selatan dan Aliansi Perjuangan Guru
Purwakarta (APG).
Kata federasi yang digunakan memiliki maksud untuk menunjukkan
bahwa organisasi FSGI tergabung dari beberpa organisasi daerah yang memiliki
hak otonomi sendiri. Keanggotaan dari organisasi ini bersifat serikat yang berarti
bukan secara individu tetapi anggota berasal dari serikat guru di berbagai daerah.
Tiap guru yang ingin bergabung wajib bergabung terlebih dahulu dengan serikat
guru tingkat lokal atau daerah berbadan hukum(Afdhal & Hidayat, 2019).
20
Berdasarkan laman resmi FGII yaitu fgii.org dijelaskan bahwa prinsip
dasar adanya federasi ini adalah mendorong demokratisasi pendidikan dengan
membuka ruang seluas-luasnya kepada guru dan masyarakat untuk terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan kebijakan Pendidikan agar
kebijakan Pendidikan di Indonesia dapat tumbuh kembang dengan partisipatif,
transparan dan akuntabel (FGII, 2021). Saat ini, FGII memiliki 157.000 anggota
yang memiliki status guru swasta, non PNS lainnya dan PNS yang bertugas di 17
provinsi.
Adapun visi dari FGII adalah terwujudnya guru profesional yang mampu
mendorong sistem pendidikan yang demokratis, transparan, dapat
dipertanggungjawabkan, berkeadilan, dan bermartabat dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, humaniora dan hak azasi
manusia.
Misi yang dimiliki oleh FGII yaitu meningkatkan prinsip-prinsip
profesionalitas guru; membangun kesejahteraan guru; menerapkan prinsip
demokrasi, transparansi dan keadilan; mengembangkan sikap inovatif, kreatif,
kritis, dan transformatif; mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
menyediakan bantuan kemanusiaan; mempromosikan kebebasan profesional
guru; mempromosikan persamaan hak, keragaman dan penolakan terhadap segala
bentuk diskriminasi terutama untuk mengintegrasikan kebijakan dan praktek
pendidikan yang mengedepankan keadilan sosial dan kepentingan terbaik anak
berdasarkan deklarasi universal hak asasi manusia; serta memastikan persamaan
hak antara perempuan dan laki-laki dalam kepengurusan dan keanggotaan (FGII,
2021).
21
Visi dari Pergunu adalah mewujudkan keunggulan kompetitif dalam
Khidmah kebangsaan dan kecendekiawanan untuk mewujudkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. Adapun misinya adalah mewujudkan cita-cita
kemerdekaan indonesia melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas,
jujur, adil, serta merata; mewujudkan budaya pendidikan yang unggul kompetitif
dalam iman, taqwa, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, berciri khas
ahlussunnah wal jama’ah annahdliyah; meningkatkan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan untuk khidmah keumatan dan berjiwa kecendikiawanan;
berupaya membentuk budaya lembaga pendidikan unggulan berdasarkan nilai
keislaman ahlussunnah wal jama’ah annahdliyah dan kebangsaan; mewujudkan
budaya lembaga pendidikan yang memiliki kepedulian social; serta mewujudkan
kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatka
profesionalisme dan pengabdian (PP Pergunu, 2022b).
22
mewujudkan anggota yang berakhlak mulia, dapat diteladani oleh peserta didik
dan anggota masyarakat lainnya; menghargai keberagaman agama diantara
anggotanya serta melestarikan dan mengembangkan keragaman budaya di
Indonesia.
23
guru dalam meningkatkan kompetensinya yang mendukung kegiatan belajar
mengajar. KKG sebagai salah satu wadah profesional bagi guru di tingkatan
suatu wilayah Kabupaten/ Kota/ Kecamatan/ sanggar/ gugus sekolah bersifat
nonstruktural dan mandiri berasaskan kekeluargaan dan tidak mempunyai
hubungan hierarkis dengan lembaga lain (Al Rasyid, 2015). Fokus utamanya
adalah mengelola kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas.
Tujuan dari adanya KKG adalah memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di
pusat kegiatan guru berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi guru;
memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata pelajaran;
meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan sikap
profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing): serta
meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan atau PAKEM.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai sebuah profesi, guru perlu mengembangkan diri menjadi seorang
guru yang profesional. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, perlu dibentuk
adanya suatu organisasi yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk menangani
hal tersebut yang disebut dengan organisasi profesi guru.
Organisasi profesi guru dapat diartikan sebagai perkumpulan dengan
berbadan hukum yang didirikan, dikelola dan diurus oleh guru. Fungsinya adalah
sebagai pemersatu dan meningkatkan kemampuan profesional guru. Tujuan
adanya organisasi secara umum adalah meningkatkan kemampuan guru sehingga
kesejahteraannya akan meningkat. Organisasi profesi guru juga memiliki
berbagai jenis dan macam berdasar struktur dan kedudukan seperti bersifat lokal,
nasional, dan internasional. Berdasar bentuk seperti persatuan, federasi, aliansi
dan asosiasi. Selain itu, ada juga berdasar keanggotannya.
Dengan berbagai jenis dan macam tersebut, di Indonesia sendiri terdapat
berbagai jenis organisasi profesi guru diantaranya adalah Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ikatan Guru Seluruh Indonesia (PGSI),
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independent Indonesia
(FGII), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Ikatan Guru Taman Kanak-
Kanak Indonesia (IGTKI), Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGM
Indonesia), Kelompok Kerja Guru (KKG), dan masih banyak lainnya.
3.2 Saran
Saran bagi organisasi profesi guru terutama di Indonesia adalah berupaya
meningkatkan dan mengoptimalkan berbagai organisasi profesi yang telah ada.
Para guru juga diharapkan dapat mengikuti organisasi profesi guru dalam
meningkatkan profesionalitas mereka dengan berperan aktif. Ikut andil dan peran
aktif organisasi profesi guru dapat membantu peningkatan pendidikan di
Indonesia.
Saran bagi penulisan makalah selanjutnya adalah mencari referensi lebih
luas dan pembahasan jenis organisasi profesi yang lebih banyak lagi. Selain itu,
perlu adanya perluasan pembahasan mengenai organisasi profesi guru sehingga
lebih menambah wawasan bagi pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
Afdhal, & Hidayat, R. (2019). Perlawanan Gerakan Guru Pasca Orde Baru di
Indonesia: Studi Pada Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Indonesian
Journal of Sociology, Education Dan Development, 1(1), 1–16.
Akhwan, M. (2003). Profesionalisme Gum; Antara Idealita dan Realita. JPI FIAI, IX,
59–68.
Dr. H. E. Nurzaman AM, M. M., M.Si Drs. H. Alinurdin, M. P., & Drs. Palogo
Balianto, M. P. (2019). Profesi Keguruan (A. Muhidin (ed.); Issue 1). Unpam
Press.
Fauzi, I. (2018). Etika Profesi Keguruan (K. Umam (ed.); II). IAIN Jember Press.
Hidayat, R. (2011). Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(3), 355–362.
Hidayat, V., & Surya, P. (2012). pengembangan diri melalui diklat fungsional dan
kegiatan kolektif guru pada organisasi profesi guru bahasa Indonesia. Prosiding
Seminar Nasional "Profesionalisme Guru Dan Pengembangan Keilmuan
Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, November.
26
ISPI. (2020, April 18). Legalitas ISPI. http://www.ispi.or.id/legalitas-ispi/
Munawir. (2022). Pengembangan Profesi dan Karir Guru. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 7, 1–9.
Rahman, M. (2022). Kode Etik , Organisasi Serta Peran , Hak Dan Kewajiban. Seri
Publikasi Pembelajaran, 2(1), 24–34.
27
Ramadhan, I. F., & Ilmi, B. N. (2021). Organisasi Profesi Kependidikan Indonesia
Dan Dunia.
Susanto, H. (2020). Buku Profesi Keguruan (B. Subiyakto (ed.); 1st ed.). Program
Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat.
28