Kuliah Kesembilan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Kuliah Kesembilan, hari Jum’at, tanggal 17 Mei 2024, Jam 16.00WIT.

Pembagian tugas individu, sebagai nilai untuk UTS (mid semester) yang dikumpulkan paling
lambat tanggal 24 Mei 2024;

Adapun tugasnya sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian dan jenis harta benda wakaf, menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun
2004;

2. Jelaskan pengertian Wakif, Nazhir dan BWI, menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun
2004;

3. Uraikan dengan singkat dan padat bagaimana proses Pengangkatan BWI dan
Kewengannya;

Bahan Bacaan:
1. Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004
2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2018
4. Serta buku-buku yang berkaitan dengan wakaf

Selamat mengerjakan

1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk


memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah.

2. Wakaf: Orang/pihak yang mewakafkan harta


benda miliknya
Nadzir: Seseorang/sekelompok orang dan badan
hukum yang serahi tugas oleh wakif untuk
mengelola wakaf
BWI : Lembaga negara independen yang dibentuk
berdasarkan UU No 41 Tahun 2004 tentang
wakaf. Badan ini dibentuk dalam rangka
mengembangkan dan memajukan perwakafan di
Indonesia

3. Berdasarkan Pasal 49 Ayat 1 Undang-Undang


Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, BWI
mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam
me-ngelola dan mengembangkan harta benda
wakaf.

2. Melakukan pengelolaan dan pengembangan


harta benda wakaf berskala nasional dan
internasional.
3. Memberikan persetujuan dan atau izin atas
perubahan peruntukan dan status harta benda
wakaf.
4. Memberhentikan dan mengganti nazhir.
5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta
benda wakaf.
6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di
bidang perwakafan.
Pada ayat 2 dalam pasal yang sama dijelaskan
bahwa dalam melaksanakan tugasnya BWI dapat
bekerjasama dengan instansi Pemerintah baik
Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat,
para ahli, badan internasional, dan pihak lain yang
dianggap perlu. Dalam melaksanakan tugas-tugas
itu BWI memperhatikan saran dan pertimbangan
Menteri dan Majelis Ulama Indonesia, seperti
tercermin dalam pasal 50. Terkait dengan tugas
dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa
langkah strategis, sebagaimana disebutkan dalam
PP Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal
53, meliputi:

1. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang


operasional Nazhir wakaf baik perseorangan,
organisasi dan badan hukum.
2. Penyusunan regulasi, pemberian motivasi,
pemberian fasilitas, pengkoordinasian,
pemberdayaan dan pengembangan terhadap
harta benda wakaf.
3. Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf.
4. Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW,
baik wakaf benda tidak bergerak dan/atau
benda bergerak.
5. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah
untuk melakukan pembinaan dan
pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai
dengan lingkupnya.
6. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana
wakaf dari dalam dan luar negeri dalam
pengembangan dan pemberdayaan wakaf.

Anda mungkin juga menyukai