Makalah Perwakfan Kelompok 7docx New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERWAKFAN

“PERSPEKTIF UU NO 41 TAHUN 2004 Dan PP NO 42 TAHUN 2006”

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Marzuki, M.H

DISUSUN OLEH :

1. NUR ASIA ( 203090011 )


2. NUR KHALISAH MAKBUL ( 203090021)
3. SYAMSUL MA’ARIF ( 203090010 )

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
DATO KARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah rancangan
penelitian sebagai makalah yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh
Zakat. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fiqh zakat bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah. Tidak
lupa pula ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa mendoakan
dan meridhoi setiap pilihan yang kami tentukan serta tak lupa kepada seluruh teman-
teman. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan memberi kalian keberkahan
usia serta keberkahan hidup. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palu, 15 Oktober 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI.................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. wakaf menurut undang-undang no. 41 tahun 2004 ...........................................7
B. wakaf menurut undang-undang no. 42 tahun 2006............................................8
BAB III............................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................11
A. KESIMPULAN................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya pemeluk
agama Islam, wakaf merupakan salah satu ibadah yang mempunyai dimensi
sosial di dalam agama Islam. Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien, sehingga dalam
berbagai kasus harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya,
terlantar atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.
Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan
nadzir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf tetapi karena
juga sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum memahami status harta
benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan umum
sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.
Tanah merupakan bagian terpenting dari bumi yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu bentuk pemanfaatan tanah
untuk kemakmuran rakyat yaitu pemanfaatan tanah wakaf. Dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
menyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan wakaf menurut undang-undang no. 41 tahun
2004?
2. Apa saja yang diatur dalam P. Pemerintah no. 42 tahun 2006 ?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pelaksanaan wakaf menurut undang-undang no. 41
tahun 2004
2. Untuk mengetahui apa saja yang diatur dalam peraturan pemerintah no. 42
tahun 2006

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Wakaf Menurut UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

1. Definisi Wakaf
Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 1 ayat (1)
menetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut
syariah.
Sedangkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Tentang
Perwakafan Tanah Milik menjelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta
kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakan selama-lamanya
untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam.
Dari pengertian diatas mengandung dua hal yang membedakan dari
ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977
tentang Perwakafan Tanah Milik, jika dalam Peraturan Pemerintah No. 28
Tahun 1977 memperinci pihak yang mewakafkan. Tidak demikian halnya
yang ada dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang
langsung menyebut pihak yang mewakafkan sebagai wakif dan tentang
durasi wakaf.
Dalam penjelasan UU RI No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
dijelaskan praktek wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum
sepenuhnya berjalan tertib dan efisien sehingga dalam berbagai kasus
harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar atau
beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum. Keadaan
demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan naz|ir
dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf tetapi karena
juga sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum memahami status

2
3

harta benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan


umum sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukan wakaf.

2. Tujuan Wakaf dan Fungsi Wakaf


Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf menjelaskan
bahwa tujuan dan fungsi wakaf adalah :
Pasal 4 ⇰“Wakaf bertujuan untuk memanfaatkan Harta Benda Wakaf
sesuai dengan fungsinya.”
Pasal 5 ⇰“Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum.”
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan dan fungsi wakaf
harus bisa bermanfaat sesuai dengan porsinya dalam syari’at Islam dengan
tidak berlebihan dan bertentangan dengan syari’at islam.

3. Unsur Wakaf
Adapun mengenai unsur-unsur wakaf dalam Undang-undang No. 41
Tahun 2004 tentang Wakaf dijelaskan ada 6 unsur, meliputi:
Pasal 6 ⇰”Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf
sebagai berikut :
a. Wakif
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya
(Pasal 1 ayat (2)), dan wakif sendiri meliputi: perseorangan,
organisasi, badan hukum (pasal 7).
Untuk sahnya wakaf maka disyaratkan wakif atau orang yang
mewakafkan harus memenuhi persyaratan perseorangan
diantaranya: dewasa, berakal sehat, tidak terhalang melakukan
perbuatan hukum dan, pemilik sah harta benda wakaf (Pasal 8 ayat
(1)).
Untuk syarat wakif organisasi, dapat melakukan wakaf apabila
memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi
yang bersangkutan.
Untuk syarat wakif badan hukum hanya dapat melakukan
wakaf apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk
4

mewakafkan harta benda wakaf milik badan hukum sesuai dengan


anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan.
b. Nazir
Naz|ir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari
wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan
peruntukannya (Pasal 1 ayat 4). Pengelola harta wakaf dimaksud
dalarn istilah sistem peraturan perundang-undangannya disebutkan
dengan nazir.
Naz|ir terdiri dari tiga macam: perseorangan, organisasi atau
badan hukum (Pasal 9).
Naz|ir perorangan ialah pemelihara dan pengurus wakaf yang
terdiri dari perorangan. Namun yang dimaksud perorangan di sini
bukanlah seorang-seorang, tetapi merupakan suatu kelompok
perorangan yang terdiri dari, sekurang-kurangnya tiga orang.
Diantaranya duduk sebagai ketua, yang lainnya dapat sebagai
sekretaris, bendahara dan anggota.
Naz|ir perseorangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut: warga negara Indonesia, beragama Islam, dewasa,
amanah, mampu secara jasmani dan rohani dan, tidak terhalang
melakukan perbuatan hukum (Pasal 11 ayat l).
Untuk persyaratan naz|ir organisasi adalah: pengurus
organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan naz|ir
perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan, organisasi
yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan
dan/atau keagamaan Islam (Pasal l0 ayat 2).
Dan persyaratan naz|ir yang dimaksud dalam badan hukum
adalah: pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi
persyaratan naz|ir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan, badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan, badan hukum
yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.
Tugas nazir menurut pasal 11 ialah:
 Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf.
 Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf
sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya.
 Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
5

 Melaporkan pelaksanaan tugas kepada badan wakaf


Indonesia.

c. Harta Benda Wakaf


Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya
tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai
ekonomi menurut syari'ah yang diwakafkan oleh wakif Harta
benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai
oleh wakif secara sah (Pasal 15). Di dalam pasal 16 harat benda
wakaf terdiri dari :
Ayat 1: a) benda tidak bergerak dan, b) benda bergerak. Ayat
2: Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a meliputi: a) hak atas tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar, b) bangunan atau bagian bangunan
yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, c)
tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah, d) hak milik
atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, e) benda tidak bergerak lain
sesuai dengan ketentuan syari'ah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Ayat 3: Benda bergerak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidak bisa
habis karena dikonsumsi, meliputi: uang, logam mulia, surat
berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa,
benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

d. Ikrar Wakaf
Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan
secara lisan dan/atau tulisan kepada nazir untuk mewakafkan harta
benda miliknya (Pasal 1 ayat 3). Dan ketentuan ikrar wakaf sendiri
tercantum pada Pasal 17 yang disitu disebutkan:
Ayat 1 ⇰Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada naz|ir di
hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
6

Ayat 2 ⇰Ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dinyatakan secara lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam
akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
Menurut UU No. 41 Tahun 2004 Pasal 18 dan Pasal 19.
Mengenai wakif yang tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara
lisan atau tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena
alasan yang dibenarkan oleh hukum, wakif dapat menunjuk
kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang
saksi. Dan untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau
kuasanya menyerahkan surat dan/atau bukti kepemilikan atas harta
benda wakaf kepada PPAIW.
Untuk persyaratan saksi dalam ikrar wakaf meliputi : dewasa,
beragama Islam, berakal sehat, tidak terhalang melakukan
perbuatan hukum (Pasal 20).
Ikrar wakaf sendiri dituangkan dalam bentuk akta ikrar wakaf ,
mengenai isi akta ikrar wakaf paling sedikit memuat: nama dan
identitas wakif, nama dan identitas naz|ir, data dan keterangan
harta benda wakaf, peruntukan harta benda wakaf, jangka waktu
wakaf (Pasal 21).

e. Peruntukan Harta Benda Wakaf


Pasal 22 ⇰Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf,
maka harta benda wakaf hanya dapat diperuntukkan bagi sarana
dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan pendidikan serta
kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar yatim piatu,
bea siswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi umat dan/atau,
kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan
dengan syari'ah dan peraturan perundang-undangan
Peruntukan harta benda wakaf tidak semata-mata untuk
kepentingan sarana ibadah dan sosial tetapi juga diarahkan untuk
memajukan kesejahteraan umum dengan cara mewujudkan potensi
dan manfaat ekonomi harta benda wakaf. Hal itu memungkinkan
pengelolaan harta benda wakaf dapat memasuki wilayah kegiatan
ekonomi dalam arti luas sepanjang pengelolaan tersebut sesuai
dengan prinsip manajemen dan ekonomi syari'ah.

f. Jangka Waktu Wakaf


7

Yang dimaksud dengan jangka waktu wakaf ialah bahwa harta


benda wakaf yang diserahkan itu dimaksudkan untuk jangka waktu
yang panjang dan/atau bahkan untuk selamanya, bukan untuk
waktu sesaat. Unsur jangka waktu ini sangat berkaitan erat dengan
unsur harta benda wakaf yang diharuskan tahan lama.

B. Wakaf Dalam Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2006

1. Definisi Wakaf
Wakaf di dalam peraturan pemerintah no 42 tahun 2006 di nyatakan
dalam pasal 1 ayat 1 bahwa :
 Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.
Wakaf uang belum begitu familiar bagi masyarakat umum hal ini bisa
dilihat dari pemahaman masyarakat Indonesia yang memandang wakaf hanya
sebatas pada pemberian berbentuk barang tidak bergerak. Namun demikian,
sosialisasi tentang wakaf uang tidak stagnan atau jalan ditempat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf dan Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, walaupun
pelaksanaan wakaf uang sendiri telah dimulai sejak lama setelah adanya fatwa
dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 11 Mei 2002.
Sebagai contoh :Kesesuaian Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
Uang di Bank BPD DIY Syariah dengan PP No. 42 Tahun 2006 Pasal 48
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
Pasal 48 menyebutkan :
a. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman
pada peraturan BWI.
b. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya
dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS dan/atau
instrumen keuangan syariah.
c. Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu
tertentu, maka Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud.
8

d. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang


dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga
penjamin simpanan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
e. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang
dilakukan dalam bentuk investasi di luar bank syariah harus
diasuransikan pada asuransi syariah.

Dalam praktek pelaksanan pengelolaan dan pengembangan wakaf


uang di Bank BPD DIY Syariah telah mengikuti pedoman dari peraturan
pemerintah tersebut di atas. Walaupun dalam untuk pengelolaan dalam bentuk
investasi dilaksakan langsung oleh Badan Wakaf Uang/Tunai (BWUT)
sehingga BPD DIY Syariah selaku LKS PWU berperan sebagai penyimpan
dana pokok wakaf dan telah diasuransikan penjamin simpanan bank sampai
pada nilai 2 Milyar.
Nilai pokok wakaf tidak akan berkurang hal itu disebabkan dana yang
disalurkan merupakan bagi hasil yang diperoleh dari deposito mudharabah.
Nilai pokok wakaf tersebut apabila sudah memenuhi syarat bisa diubah dalam
bentuk aset tetapi aset tersebut harus mempunyai nilai ekonomi dan tidak
menyusut nilai pokok wakaf. Contoh : dibuat pom bensin, perumahan, dll.
Dimana setiap tahunnya nilai ekonominya bertambah. 123 Dari pemaparan
sebelumnya dan berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan pihak Bank
BPD DIY Syariah, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa praktik
pengelolaan dan pengembangan wakaf uang di Bank BPD DIY Syariah telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Pasal 48.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 1 ayat (1)
menetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut
syariah. Pasal 5 ⇰“Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum.”

Unsur-unsur wakaf menurut undang-undang no. 41 tahun 2004 yaitu :

 Nadzir
 Harta benda wakaf
 Ikrar wakaf
 Peruntukan wakaf
 Jangka waktu wakaf

Wakaf di dalam peraturan pemerintah no 42 tahun 2006 di nyatakan dalam


pasal 1 ayat 1 bahwa :

Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau


menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Thalhah. 2012. Peran LKS di Era Wakaf Produktif, Republika Online
Mannan. 2000. Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam
Zaki Ghufron, Sekertaris di Badan Wakaf Uang Tunai Yogyakarta, Wawancara Pribadi,
Yogyakarta, 28 Februari 2014
Sumarno. 2011. Pemimpin bidang dan operasional di Bank BPD DIY
Syariah,Wawancara Pribadi, Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai