Makalah Perwakfan Kelompok 7docx New
Makalah Perwakfan Kelompok 7docx New
Makalah Perwakfan Kelompok 7docx New
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Marzuki, M.H
DISUSUN OLEH :
Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah rancangan
penelitian sebagai makalah yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh
Zakat. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fiqh zakat bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah. Tidak
lupa pula ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa mendoakan
dan meridhoi setiap pilihan yang kami tentukan serta tak lupa kepada seluruh teman-
teman. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan memberi kalian keberkahan
usia serta keberkahan hidup. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
DAFTAR ISI.................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. wakaf menurut undang-undang no. 41 tahun 2004 ...........................................7
B. wakaf menurut undang-undang no. 42 tahun 2006............................................8
BAB III............................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................11
A. KESIMPULAN................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya pemeluk
agama Islam, wakaf merupakan salah satu ibadah yang mempunyai dimensi
sosial di dalam agama Islam. Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien, sehingga dalam
berbagai kasus harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya,
terlantar atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.
Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan
nadzir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf tetapi karena
juga sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum memahami status harta
benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan umum
sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.
Tanah merupakan bagian terpenting dari bumi yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu bentuk pemanfaatan tanah
untuk kemakmuran rakyat yaitu pemanfaatan tanah wakaf. Dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
menyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan wakaf menurut undang-undang no. 41 tahun
2004?
2. Apa saja yang diatur dalam P. Pemerintah no. 42 tahun 2006 ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pelaksanaan wakaf menurut undang-undang no. 41
tahun 2004
2. Untuk mengetahui apa saja yang diatur dalam peraturan pemerintah no. 42
tahun 2006
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Wakaf
Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 1 ayat (1)
menetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut
syariah.
Sedangkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Tentang
Perwakafan Tanah Milik menjelaskan bahwa wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta
kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakan selama-lamanya
untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam.
Dari pengertian diatas mengandung dua hal yang membedakan dari
ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977
tentang Perwakafan Tanah Milik, jika dalam Peraturan Pemerintah No. 28
Tahun 1977 memperinci pihak yang mewakafkan. Tidak demikian halnya
yang ada dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang
langsung menyebut pihak yang mewakafkan sebagai wakif dan tentang
durasi wakaf.
Dalam penjelasan UU RI No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
dijelaskan praktek wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum
sepenuhnya berjalan tertib dan efisien sehingga dalam berbagai kasus
harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar atau
beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum. Keadaan
demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan naz|ir
dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf tetapi karena
juga sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum memahami status
2
3
3. Unsur Wakaf
Adapun mengenai unsur-unsur wakaf dalam Undang-undang No. 41
Tahun 2004 tentang Wakaf dijelaskan ada 6 unsur, meliputi:
Pasal 6 ⇰”Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf
sebagai berikut :
a. Wakif
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya
(Pasal 1 ayat (2)), dan wakif sendiri meliputi: perseorangan,
organisasi, badan hukum (pasal 7).
Untuk sahnya wakaf maka disyaratkan wakif atau orang yang
mewakafkan harus memenuhi persyaratan perseorangan
diantaranya: dewasa, berakal sehat, tidak terhalang melakukan
perbuatan hukum dan, pemilik sah harta benda wakaf (Pasal 8 ayat
(1)).
Untuk syarat wakif organisasi, dapat melakukan wakaf apabila
memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi
yang bersangkutan.
Untuk syarat wakif badan hukum hanya dapat melakukan
wakaf apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk
4
d. Ikrar Wakaf
Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan
secara lisan dan/atau tulisan kepada nazir untuk mewakafkan harta
benda miliknya (Pasal 1 ayat 3). Dan ketentuan ikrar wakaf sendiri
tercantum pada Pasal 17 yang disitu disebutkan:
Ayat 1 ⇰Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada naz|ir di
hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
6
1. Definisi Wakaf
Wakaf di dalam peraturan pemerintah no 42 tahun 2006 di nyatakan
dalam pasal 1 ayat 1 bahwa :
Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.
Wakaf uang belum begitu familiar bagi masyarakat umum hal ini bisa
dilihat dari pemahaman masyarakat Indonesia yang memandang wakaf hanya
sebatas pada pemberian berbentuk barang tidak bergerak. Namun demikian,
sosialisasi tentang wakaf uang tidak stagnan atau jalan ditempat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf dan Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, walaupun
pelaksanaan wakaf uang sendiri telah dimulai sejak lama setelah adanya fatwa
dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 11 Mei 2002.
Sebagai contoh :Kesesuaian Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
Uang di Bank BPD DIY Syariah dengan PP No. 42 Tahun 2006 Pasal 48
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
Pasal 48 menyebutkan :
a. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman
pada peraturan BWI.
b. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya
dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS dan/atau
instrumen keuangan syariah.
c. Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu
tertentu, maka Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 1 ayat (1)
menetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut
syariah. Pasal 5 ⇰“Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum.”
Nadzir
Harta benda wakaf
Ikrar wakaf
Peruntukan wakaf
Jangka waktu wakaf
9
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Thalhah. 2012. Peran LKS di Era Wakaf Produktif, Republika Online
Mannan. 2000. Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam
Zaki Ghufron, Sekertaris di Badan Wakaf Uang Tunai Yogyakarta, Wawancara Pribadi,
Yogyakarta, 28 Februari 2014
Sumarno. 2011. Pemimpin bidang dan operasional di Bank BPD DIY
Syariah,Wawancara Pribadi, Yogyakarta
10