TUGAS 3 - Pendidikan Agama Islam (BUDI SANTOSO)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : BUDI SANTOSO


NIM : 051392989
PRODI : MANAJEMEN- S1
UPBJJ JAKARTA
1. Struktur iman ada tiga yaitu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Jelaskan keterkaitan tiga aspek ini!

Jawab :

Pembenaran dalam Hati


Pembenaran dalam hati mencerminkan keyakinan dan keimanan yang bersumber dari hati atau
batin seseorang. Ini merupakan dimensi internal dari iman di mana seseorang meyakini dan
merasakan kebenaran keyakinan tersebut secara pribadi. Pembenaran dalam hati menjadi dasar
atau akar dari keimanan seseorang.

Ikrar dengan Lisan


Ikrar dengan lisan mengacu pada pengucapan atau pernyataan keyakinan secara verbal. Melalui
ikrar ini, seseorang menyatakan keyakinannya secara terang-terangan. Ini adalah manifestasi
eksternal dari keyakinan yang dimiliki oleh individu. Pengucapan keyakinan ini memiliki peran
penting dalam mengkomunikasikan keyakinan kepada orang lain dan dapat menjadi bukti nyata
dari keimanan seseorang.

Pembuktian Melalui Perbuatan


Pembuktian melalui perbuatan merujuk pada bagaimana keyakinan tersebut tercermin dalam
tindakan sehari-hari seseorang. Tindakan dan perilaku seseorang menjadi bukti konkret dari
keimanan yang mereka pegang. Dengan kata lain, iman yang dimiliki seseorang tidak hanya
diungkapkan melalui kata-kata, tetapi juga terlihat dalam perilaku dan tindakan positif yang
mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari keyakinan tersebut.

Dengan demikian, ketiga aspek ini saling terkait dan melengkapi satu sama lain. Pembenaran
dalam hati menjadi landasan atau akar dari iman, ikrar dengan lisan mengungkapkan keyakinan
secara terang-terangan, dan pembuktian melalui perbuatan menjadi wujud konkret dari keimanan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keterkaitan antara ketiga aspek ini membentuk
keseluruhan konsep iman yang lebih utuh
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman

Jawab :

Orang yang beriman atau mukmin memiliki beberapa ciri-ciri khas yang dijelaskan dalam Al-
Qur'an dan Hadis. Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang beriman :

Iman kepada Allah


Orang beriman percaya kepada keberadaan Allah, mengakui keesaan-Nya, dan meyakini segala
ajaran yang disampaikan oleh-Nya.

Iman kepada Rasul-rasul Allah


Mukmin meyakini semua rasul yang diutus oleh Allah sebagai pembawa wahyu-Nya, termasuk
Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir.

Iman kepada Kitab-kitab Allah


Orang beriman meyakini kitab-kitab yang diwahyukan oleh Allah, termasuk Al-Qur'an sebagai
kitab terakhir dan petunjuk hidup.

Iqraar (Pengakuan) dengan Lisan


Mukmin mengucapkan syahadat, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya.

Melaksanakan Rukun Islam


Orang beriman melaksanakan rukun Islam, seperti menjalankan shalat, berpuasa, memberikan
zakat, dan menunaikan ibadah haji jika mampu.

Takwa
Takwa, atau kesadaran yang mendalam terhadap Allah, adalah ciri penting orang beriman.
Mereka berusaha menjauhi dosa dan melaksanakan perintah Allah.

Berbuat Baik dan Bermanfaat bagi Sesama


Orang beriman aktif dalam berbuat baik, memberikan pertolongan kepada sesama, dan
berkontribusi positif untuk kesejahteraan masyarakat.
Sabar dan Syukur
Orang beriman bersikap sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup, sambil tetap
bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.

Ta'at kepada Orang Tua


Orang beriman diwajibkan untuk taat kepada orang tua dan menunjukkan penghormatan kepada
mereka.

Pemeliharaan Amanah
Mukmin menjaga amanah (kepercayaan) yang diberikan kepadanya, baik dalam urusan agama,
sosial, maupun ekonomi.

Tawakkal (Bertawakal kepada Allah)


Orang beriman meletakkan kepercayaan penuh kepada Allah dan bertawakal, yaitu bergantung
sepenuhnya kepada-Nya dalam segala urusan.

Ciri-ciri ini mencerminkan aspek-aspek kehidupan seorang mukmin yang tercermin dalam
keyakinan, amal perbuatan, dan hubungan sosial sesuai dengan ajaran Islam.
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!

Jawab :

Salah satu ayat Al-Qur'an yang menunjukkan pentingnya menuntut ilmu adalah ayat yang
terdapat dalam Surah Al-Mujadila (58:11)

Terjemahan:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan akan tingkat derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan.

Tafsir /Syarah
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan derajat yang tinggi bagi orang-orang beriman
dan yang memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, menuntut ilmu dan meningkatkan
pengetahuan adalah suatu amal yang diberkahi dan diangkat derajatnya oleh Allah. Ilmu
pengetahuan tidak hanya membantu individu untuk lebih memahami agamanya tetapi juga
memberikan wawasan yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan.

Ayat ini mengajarkan pentingnya mengejar ilmu sebagai suatu bentuk ibadah. Dengan
meningkatkan pengetahuan, seseorang dapat lebih baik memahami ajaran agama, menjalankan
ibadah dengan lebih baik, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Oleh karena
itu, dalam Islam, menuntut ilmu dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus diemban oleh
setiap Muslim untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di mata Allah.
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka
banyak kata ilmu ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi
yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!

Jawab :

Dalam Al-Qur'an, terdapat berbagai kata dan derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan
"ilmu" dalam berbagai bentuknya. Beberapa kata ini mencerminkan konsep pengetahuan,
pemahaman, dan kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu:

'Ilm (‫)ع لم‬


Kata ini secara langsung mengacu pada makna "ilmu" atau "pengetahuan." Contohnya dapat
ditemukan dalam banyak ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya pengetahuan dan
pemahaman.

Contoh ayat :
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.'" (Taha 20:114)

'Alim (‫)ع ل يم‬


Derivasi dari kata 'ilm yang berarti "mengetahui" atau "mengetahui dengan baik." Allah sering
disebut dengan sifat Al-'Alim, yang berarti "Maha Mengetahui."

Contoh ayat :
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-Baqarah 2:29)

Ma'rifah (‫)م عرف ة‬


Kata ini memiliki arti "pengetahuan" atau "pemahaman." Dalam beberapa konteks, kata ini
digunakan untuk mengekspresikan pemahaman yang mendalam.

Contoh ayat :
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar mengetahui tentang (kehidupan) akhirat." (Al-Qiyamah
75:27)
Hikmah (‫)ح كمة‬
Meskipun tidak langsung berkaitan dengan kata "ilmu," kata ini sering kali digunakan untuk
merujuk pada kebijaksanaan atau pemahaman yang mendalam.

Contoh ayat :
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki." (Al-Baqarah 2:269)

Yaqin (‫)ي ق ين‬


Kata ini berarti "keyakinan" atau "kepastian," yang sering kali dihubungkan dengan pemahaman
yang kokoh dan meyakinkan.

Contoh ayat :
"Sesungguhnya, ini adalah pengajaran yang benar dan pasti." (Sad 38:2)

Melalui penggunaan kata-kata dan derivasinya, Al-Qur'an memberikan apresiasi terhadap


berbagai aspek pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan. Pemahaman ini tidak hanya
terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup pengetahuan dunia dan kebijaksanaan hidup
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk)
dari hewan ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian?
Tuliskan ayat tersebut beserta tafsirnya!

Jawab :

Al-Qur'an menyebutkan perbandingan antara manusia yang sesat dengan hewan ternak dalam
Surah Al-A'raf (7:179). Berikut adalah ayat tersebut beserta tafsir singkatnya:

Ayat:

Terjemahan :
Mereka mempunyai hati, tetapi tidak mengerti dengannya, mereka mempunyai mata, tetapi tidak
melihat dengannya, mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar dengannya. Mereka itu
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Tafsir Singkat
Ayat ini menjelaskan tentang kelompok orang yang memiliki indra-indra seperti hati, mata, dan
telinga, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dengan baik. Mereka tidak memahami petunjuk
Allah, tidak melihat kebenaran yang jelas, dan tidak mendengarkan nasihat atau ajakan yang
mengajak kepada kebaikan. Kondisi mereka diibaratkan seperti binatang ternak yang hanya
hidup tanpa memahami tujuan hidup dan petunjuk Allah.

Perbandingan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa keberadaan manusia yang memiliki
akal dan indra-indra tidak akan memberikan manfaat jika tidak diarahkan kepada pemahaman
yang benar dan tindakan yang sesuai dengan petunjuk Allah. Oleh karena itu, mereka dianggap
lebih sesat daripada binatang ternak yang menjalani fitrahnya tanpa memiliki akal dan tanggung
jawab moral seperti manusia.

Anda mungkin juga menyukai