TUGAS 3 - Pendidikan Agama Islam (BUDI SANTOSO)
TUGAS 3 - Pendidikan Agama Islam (BUDI SANTOSO)
TUGAS 3 - Pendidikan Agama Islam (BUDI SANTOSO)
Jawab :
Dengan demikian, ketiga aspek ini saling terkait dan melengkapi satu sama lain. Pembenaran
dalam hati menjadi landasan atau akar dari iman, ikrar dengan lisan mengungkapkan keyakinan
secara terang-terangan, dan pembuktian melalui perbuatan menjadi wujud konkret dari keimanan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keterkaitan antara ketiga aspek ini membentuk
keseluruhan konsep iman yang lebih utuh
2. Sebutkan ciri-ciri orang yang beriman
Jawab :
Orang yang beriman atau mukmin memiliki beberapa ciri-ciri khas yang dijelaskan dalam Al-
Qur'an dan Hadis. Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang beriman :
Takwa
Takwa, atau kesadaran yang mendalam terhadap Allah, adalah ciri penting orang beriman.
Mereka berusaha menjauhi dosa dan melaksanakan perintah Allah.
Pemeliharaan Amanah
Mukmin menjaga amanah (kepercayaan) yang diberikan kepadanya, baik dalam urusan agama,
sosial, maupun ekonomi.
Ciri-ciri ini mencerminkan aspek-aspek kehidupan seorang mukmin yang tercermin dalam
keyakinan, amal perbuatan, dan hubungan sosial sesuai dengan ajaran Islam.
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
Jawab :
Salah satu ayat Al-Qur'an yang menunjukkan pentingnya menuntut ilmu adalah ayat yang
terdapat dalam Surah Al-Mujadila (58:11)
Terjemahan:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan akan tingkat derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu
kerjakan.
Tafsir /Syarah
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan derajat yang tinggi bagi orang-orang beriman
dan yang memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, menuntut ilmu dan meningkatkan
pengetahuan adalah suatu amal yang diberkahi dan diangkat derajatnya oleh Allah. Ilmu
pengetahuan tidak hanya membantu individu untuk lebih memahami agamanya tetapi juga
memberikan wawasan yang mendalam dalam berbagai aspek kehidupan.
Ayat ini mengajarkan pentingnya mengejar ilmu sebagai suatu bentuk ibadah. Dengan
meningkatkan pengetahuan, seseorang dapat lebih baik memahami ajaran agama, menjalankan
ibadah dengan lebih baik, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Oleh karena
itu, dalam Islam, menuntut ilmu dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus diemban oleh
setiap Muslim untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di mata Allah.
4. Al-Qur’an memberikan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, maka
banyak kata ilmu ataupun derivasinya yang muncul. Jelaskan kata derivasi
yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya!
Jawab :
Dalam Al-Qur'an, terdapat berbagai kata dan derivasi yang memiliki kesamaan makna dengan
"ilmu" dalam berbagai bentuknya. Beberapa kata ini mencerminkan konsep pengetahuan,
pemahaman, dan kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa derivasi yang memiliki kesamaan
makna dengan ilmu:
Contoh ayat :
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.'" (Taha 20:114)
Contoh ayat :
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-Baqarah 2:29)
Contoh ayat :
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar mengetahui tentang (kehidupan) akhirat." (Al-Qiyamah
75:27)
Hikmah ()ح كمة
Meskipun tidak langsung berkaitan dengan kata "ilmu," kata ini sering kali digunakan untuk
merujuk pada kebijaksanaan atau pemahaman yang mendalam.
Contoh ayat :
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki." (Al-Baqarah 2:269)
Contoh ayat :
"Sesungguhnya, ini adalah pengajaran yang benar dan pasti." (Sad 38:2)
Jawab :
Al-Qur'an menyebutkan perbandingan antara manusia yang sesat dengan hewan ternak dalam
Surah Al-A'raf (7:179). Berikut adalah ayat tersebut beserta tafsir singkatnya:
Ayat:
Terjemahan :
Mereka mempunyai hati, tetapi tidak mengerti dengannya, mereka mempunyai mata, tetapi tidak
melihat dengannya, mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar dengannya. Mereka itu
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Tafsir Singkat
Ayat ini menjelaskan tentang kelompok orang yang memiliki indra-indra seperti hati, mata, dan
telinga, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dengan baik. Mereka tidak memahami petunjuk
Allah, tidak melihat kebenaran yang jelas, dan tidak mendengarkan nasihat atau ajakan yang
mengajak kepada kebaikan. Kondisi mereka diibaratkan seperti binatang ternak yang hanya
hidup tanpa memahami tujuan hidup dan petunjuk Allah.
Perbandingan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa keberadaan manusia yang memiliki
akal dan indra-indra tidak akan memberikan manfaat jika tidak diarahkan kepada pemahaman
yang benar dan tindakan yang sesuai dengan petunjuk Allah. Oleh karena itu, mereka dianggap
lebih sesat daripada binatang ternak yang menjalani fitrahnya tanpa memiliki akal dan tanggung
jawab moral seperti manusia.