Tugas 3 Pendidikan Agama Islam
Tugas 3 Pendidikan Agama Islam
Tugas 3 Pendidikan Agama Islam
JAWABAN
1 Pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan. Ini
mencerminkan konsep integral tentang bagaimana keyakinan seharusnya tercermin dan
dinyatakan dalam hidup seorang individu
a) Pembenaran dalam Hati Ini mengacu pada keyakinan dan keimanan yang
mendalam di dalam hati seseorang. Pembenaran dalam hati adalah dasar dari
iman dan mencakup pengakuan dan penerimaan terhadap keberadaan Tuhan,
risalah-Nya, dan prinsip-prinsip ajaran agama. Ini adalah inti atau akar dari
iman seseorang.
b) Ikrar dengan Lisan Setelah pembenaran dalam hati, langkah berikutnya adalah
mengucapkan ikrar atau pernyataan keimanan dengan lisan. Ini melibatkan
mengucapkan kalimat syahadat, yang merupakan kesaksian tentang keesaan
Tuhan dan kenabian Muhammad. Dengan mengucapkan ikrar ini, seseorang
secara terbuka menyatakan keyakinannya dan menyatakan komitmen terhadap
ajaran agama.
c) Pembuktian Melalui Perbuatan Iman yang sejati tercermin dalam tindakan
dan perilaku sehari-hari. Ini mencakup mempraktikkan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari, berusaha untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral
dan etika yang diajarkan oleh agama. Pembuktian melalui perbuatan
merupakan manifestasi konkret dari keimanan seseorang dan mencerminkan
konsistensi antara keyakinan dalam hati dan amal perbuatan.
Keterkaitan ketiga aspek ini menciptakan siklus yang saling memperkuat.
Pembenaran dalam hati memotivasi ikrar dengan lisan, dan keduanya membentuk dasar bagi
pembuktian melalui perbuatan. Seluruh struktur ini dirancang untuk menciptakan kesatuan
antara keyakinan dalam hati, pengakuan lisan, dan perilaku sehari-hari, sehingga
menciptakan kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai iman.
2. Ciri-ciri orang yang beriman dapat bervariasi, tetapi terdapat beberapa karakteristik
umum yang sering dikaitkan dengan keimanan dalam konteks agama Islam. Ini mencakup:
a) Iman kepada Allah (Taqwa): Orang yang beriman meyakini keberadaan Allah,
keesaan-Nya, dan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak
disembah.
b) Iman kepada Rasul-Rasul Allah: Orang beriman meyakini bahwa Allah mengutus
rasul-rasul-Nya untuk membimbing umat manusia, dan meyakini bahwa Muhammad
adalah rasul terakhir.
c) Iman kepada Kitab-Kitab Allah: Orang beriman meyakini kitab-kitab suci yang
diturunkan oleh Allah, seperti Al-Qur'an, Taurat, Injil, dan lainnya.
d) Melaksanakan Ibadah: Orang yang beriman menjalankan kewajiban-kewajiban
ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
e) Ketaatan terhadap Ajaran Agama: Orang beriman berusaha hidup sesuai dengan
ajaran agama mereka dan menghindari perbuatan dosa.
f) Akhlak Mulia: Orang beriman dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik, seperti
jujur, adil, kasih sayang, dan toleransi terhadap sesama.
g) Sabar dan Syukur: Orang yang beriman diharapkan memiliki sikap sabar dalam
menghadapi cobaan dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
h) Kepedulian terhadap Sesama: Orang beriman diharapkan untuk peduli dan
membantu sesama, terutama kepada yang membutuhkan.
i) Kekhawatiran terhadap Akhirat: Orang beriman memiliki kesadaran akan
kehidupan akhirat dan berusaha untuk mempersiapkan diri dengan amal perbuatan
yang baik.
j) Tawakal (Bertawakal kepada Allah): Orang beriman memiliki keyakinan bahwa
segala sesuatu tergantung pada kehendak Allah, dan mereka berserah diri kepada-Nya.
Ciri-ciri ini mencerminkan nilai-nilai fundamental dalam ajaran Islam, tetapi perlu
diingat bahwa konsep keimanan dan ciri-ciri orang beriman dapat berbeda-beda di berbagai
konteks keagamaan.
3. Surat Ali Imran ayat 7, Ilmu datangnya dari Allah
ب أُم ه َُّن ُمحْ كمات آيات ِم ْنهُ ْال ِكتاب عليْك أ ْنزل الَّذِي هُو ِ ُمتشا ِبهات وأُخ ُر ْال ِكتا
ۖ ۖ تأ ْ ِوي ِل ِه وا ْبتِغاء ْال ِفتْن ِة ا ْبتِغاء ِم ْنهُ تشابه ما فيتَّ ِبعُون ز ْيغ قُلُو ِب ِه ْم فِي الَّذِين فأ َّما
ّللاُ إِ َّّل تأ ْ ِويلهُ ي ْعل ُم وما َّ ربِنا ِع ْن ِد ِم ْن ُكل بِ ِه آمنَّا يقُولُون ْال ِع ْل ِم فِي و
َّ ۖ الرا ِس ُخون
ۖ ب أُولُو ِإ َّّل يذَّ َّك ُر وما ِ ْاْل ْلبا
Artinya: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara
(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-
ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan,
maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS.
Ali Imran ayat 7).
ُ ٱ ْلح ِكي ُم ٱ ْلع ِلي ُم أنت إِنَّك ۖ علَّ ْمتنا ما إِ َّّل لنا ِع ْلم ّل
سب َْٰحنك قالُوا
"Mereka berkata, 'Maha suci Engkau, kami tidak mempunyai pengetahuan
melainkan apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.'"
3. 'Alimun: Kata ini adalah bentuk jamak dari 'alim dan digunakan untuk menyatakan
sifat Allah sebagai Yang Maha Mengetahui. Contohnya, dalam Surah Al-Baqarah
(2:255), ayat Kursi, menyebutkan sifat-sifat Allah yang mencakup pengetahuan-Nya
yang luas.
ُفِى ما لَّهۥ ُ ۖ ن ْوم وّل ِسنة تأ ْ ُخذُهۥُ ّل ۖ ٱ ْلقيو ُم ٱ ْلحى هُو إِ َّّل إِ َٰله ّل ٱ َّّلل
ِ س َٰم َٰو
ت َّ ض فِى وما ٱل ِ ما ي ْعل ُم ۖ ِبإِ ْذنِ ِهۦ ِإ َّّل ِعندهۥُ ي ْشف ُع ٱلَّذِى ذا من ۖ ٱ ْْل ْر
طون وّل ۖ خ ْلف ُه ْم وما أ ْيدِي ِه ْم بيْن ُ ۖ شاء بِما إِ َّّل ِع ْل ِم ِهۦ ِم ْن بِش ْىء يُ ِحي
ت ُك ْر ِسيهُ و ِسع َّ ظ ُهما يـُٔودُهۥُ وّل ۖ وٱ ْْل ْرض ٱل
ِ س َٰم َٰو ُ ٱ ْلع ِظي ُم ٱ ْلع ِلى وهُو ۖ ِح ْف
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di
sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya."
4. Ma'arifah: Meskipun kata ini tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an,
konsep pengenalan atau pemahaman (ma'arifah) terhadap Allah dan ajaran-Nya dapat
diambil sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
Seluruh ayat-ayat ini menunjukkan betapa ilmu pengetahuan dihargai dan
diapresiasi dalam konteks Islam, dan bahwa pencarian ilmu dilihat sebagai suatu
bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah.
5. Surah Al-A'raf, ayat 179, memberikan gambaran yang sangat mendalam tentang
potensi buruk manusia jika mereka tidak menggunakan akal, penglihatan, dan pendengaran
dengan baik. Ayat ini tidak hanya menyoroti perbandingan antara manusia dan binatang
ternak, tetapi juga menekankan pentingnya memanfaatkan nikmat akal yang Allah berikan
kepada kita.
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.