Makalah Jenis - Jenis Tes Dan Penyusunan Tes

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

JENIS – JENIS TES DAN PENYUSUNAN TES

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Evaluasi Hasil Dan
Proses Pembelajaran Di SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu : Dr. H. Sobri, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 1


Intan Anisa Nuraeni ( 2021.02.08.0149)
Hari Fauzan ( 2021.02.08.0164)
Irma Sulvia ( 2021.02.08.0038)
Eva Julianti ( 2021.02.08.0221)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BABUNNAJAH
MENES – PANDEGLANG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang mana atas limpahan kasih
sayang, nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Dan Proses Pembelajaran dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini, juga tak lupa kami ucapkan terima kasih
banyak kepada Bapak Dr. H. Sobri, M.Pd. selaku Dosen Pengampu yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Disisi lain kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan-kesalahan didalamnya baik dari kata-kata maupun penulisan yang
ada. Maka dari itu, dengan penuh harap kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah selanjutnya. Dan yang terakhir kami
juga berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

Pandeglang, 4 Mei 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Pengertian Tes ...........................................................................................3
B. Jenis-Jenis dari Tes ....................................................................................3
C. Fungsi Tes..................................................................................................13
D. Langkah – Langkah Penyusunan Tes ........................................................13
BAB III PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan ................................................................................................16
B. Saran ..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbagai jenis tes yang digunakan dalam proses evaluasi hasil belajar serta
mengidentifikasi kriteria yang harus dipenuhi agar suatu tes dapat dianggap baik
dan relevan. Seiring dengan perkembangan pedagogi dan teknologi, metode
evaluasi telah berkembang pesat, dan pemahaman tentang jenis-jenis tes yang
ada serta kriteria keberhasilan suatu tes menjadi semakin penting dalam konteks
pendidikan modern. Dalam makalah ini, kita akan membahas secara rinci
berbagai jenis tes, mulai dari tes objektif seperti pilihan ganda dan isian singkat
hingga tes subjektif seperti esai dan presentasi. Selain itu, kita juga akan
mengulas kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang,
mengelola, dan mengevaluasi tes agar hasil yang diperoleh dapat mencerminkan
pemahaman sejati dan pencapaian siswa secara akurat.
Evaluasi hasil belajar yang komprehensif adalah bagian penting dalam
upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang berfokus pada perkembangan
dan keberhasilan siswa. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang jenis-
jenis tes yang sesuai dan kriteria tes yang baik sangat penting dalam memastikan
bahwa evaluasi hasil belajar tidak hanya mengukur kemajuan siswa secara tepat,
tetapi juga mendukung perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Tes ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Dari Tes?
3. Apakah Fungsi Tes
4. Bagaimana Langkah - Langkah Penyusunan Tes Yang Baik?

1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Tes
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dari Tes
3. Untuk Mengetahui Fungsi Tes
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyusunan Tes Yang Baik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TES
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno : testum
dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan
mengunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam
bahasa indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”. Dalam
(didieu tulisan arab).
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen
dan Yen, 1979: 1). Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang
harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan
informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan
jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ).
ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di
ukur bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan
kemampuan yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua
pengetahuan dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes
adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau
tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.

B. JENIS-JENIS TES
Tes memiliki jenis yang beragam sesuai dengan fungsinya, seperti tes

3
prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes bakat
(aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes penempatan (placement
test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis ada
dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk objektif (objective).

1. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay).


Dilihat dari penamaannya, tes bentuk uraian merupakan tes yang menuntut
penerima tes mengeluarkan jawabanjawaban berbentuk uraian, baik secara
bebas maupun secara terbatas. Tes bentuk uraian secara bebas artinya jawaban
uraian peserta didik yang menuntut kemampuan peserta didik dalam
menyusun, mengorganisasikan dan merumuskan jawaban menggunakan kata-
kata sendiri serta mampu mengukur kecakapan peserta didik untuk berfikir
tingkat tinggi.
Sementara tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan
suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan, merumuskan
hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu prosedur, dan
sebagainya.

Berikut adalah contoh masing-masing pertanyaan tes uraian terbatas


(restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items):
1. Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka.
Contoh: Coba jelaskan fungsi dan tujuan belajar Matematika dalam
kehidupan dan berikan contohnya.
2. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas.
Contoh: Andi memiliki 18 kelereng merah dan 22 kelereng putih lalu
dimasukkan kedalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama

4
banyak dan kelerengn putih yang sama banyak pula. Berapa banyak kotak
yang diperlukan?
3. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas.
Tes uraian sebagaimana dicontohkan di atas memiliki berbagai
karakteristik, yaitu:
1. Tes tersebut bentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya
cukup panjang.
2. Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada tester untuk
memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,
membedakan, dan sebagainya.
3. Jumlah soal butir uraiannya terbatas yaitu berkisar lima sampai dengan
sepuluh butir.
4. Pada umumnya butir-butir soal uraian diawali dengan kata-kata,
“uraikan”,…. “Mengapa” ,….”Terangkan”, ….”Jelaskan”.

Untuk penyusunan jenis tes bentuk uraian ada beberapa langkah yang
dapat dipedomani sebagai berikut:
1. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut
dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan.
2. Untuk menghindari tumbuhnya perbuatan curang oleh tester misalnya,
menyontek dan bertanya kepada tester yang lainya hendaknya sesuatu
kalimat pada soal berlawanan dengan buku pelajaran.
3. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar
pertanyaan-pertanyaan itu jangan dibuat seragam melainkan bervariasi.
Contohnya: Jelaskan perbedaan antara … dengan .. dan kemukakan
alasannya… mengapa…
4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.

5
5. Sebelum tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester
mengemukakan cara mengerjakannya, contoh, “Jawaban soal harus
ditulis di atas lembaran jawaban dan sesuai dengan urut nomor
Sebagaimana jenis tes lainnya, tes uraian juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan tes uraian diantaranya adalah:


 Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan
waktu yang lama.
 Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan
isi hati dan buah pikirannya.
 Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang
teratur.  Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu
banyak untuk membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan
tulis.
Sedangkan kelemahan tes uraian yakni:
 Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas
atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang
sebenarnya.
 Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan penjelasan
pengetesan dalam mensekornya.
 Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama mudah
menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurang objektif

2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif


Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua peserta didik yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga
dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu
tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab

6
oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau
dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing butir yang
bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk
melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle chois), menjodohkan
(matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih jelasnya diuraikan
subagai berikut :

1. Melengkapi (Completion test)


Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau
menyempurnakan. Salah satu jenis objektif yang hampir mirip sekali
dengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes objektif
bentukfill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan. Sedangkan
pada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian.
Test completion memiliki kelebihan yakni:
a) Test ini amat mudah dalam penyusunannya.
b) Jika dibanding dengan tes objektif bentuk fill in, tes objektif ini lebih
menghemat tempat (kertas).
c) Karena bahan yang disajikan dalam tes ini cukup banyak dan beragam.
d) Test ini juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf
kompetensi dan tidak sekedar.

2. Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)


Test multifle choice, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana
masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya
satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar.
Penyusunan tes dalam bentuk multifle choice:

7
a) Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
terdapat kesesuaian.
b) b)Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan
jelas.
c) Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah
dipahami.
d) Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
meskipun masalah itu agak kompleks.

3. Test objektif bentuk matching (menjodohkan)


Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes
mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan. Ciri-ciri tes ini
adalah:
a) Test terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
b) Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban- jawaban yang
telah bersedia sehingga sesuai dengan atau cocok atau merupakan
pasangan, atau merupakan "jodoh" dari pertanyaan.
Test bentuk matching memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari tes ini adalah:
a) Pembuatan mudah.
b) Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan objektif.
c) Apabilas tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor merubah praktis
dapat dihilangkan.
d) Test ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal.
Kelemahan dari test matching yakni:
 Matching test cenderung lebih banyak mengungkap aspek hapalan atau
daya ingat.

8
 Karena mudah disusun, maka tes jenis ini kurang baik acap kali
dijadikan "pelarian" bagi pengajaran, yaitu kalau pengajar tidak sempat
lagi untuk membuat tes bentuk lain.
 Karena jawaban yang pendek, maka tes ini kurang baik untuk
mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.

Adapaun cara menyusunnya.


 Hendaknya butir-butir dari soal yang dituangkan dalam bentuk meching
test ini jumlahnya tidak kurang dari 10 dat tidak lebih dari 15 soal.
 Daftar yang berada disebelah kiri hendaknya dibuat lebih panjang
ketimbang daftar yang disebelah kanan, agar jawaban dapat dengan
cepat dicari dan ditemukan oleh tester.

4. Test objektif bentuk fill in (isian).


Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Test
objektif fill ini memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya ialah:
a. Dengan menggunakan tes objektif bentuk fill in maka masalah yang
diwujudkan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
b. Cara penyusunannya mudah.

Adapun kekurangannya adalah:


a) Test objektif fill ini cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek
pengetahuan atau pengenalan saja.
b) Test ini juga sifatnya konfrensif, sebab hanya dapat mengungkapkan
sebahagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
Cara penyusunan tes objektif bentuk fill in:

9
a) Agar tes ini dapat digunakan secara efisien sebaiknya jawaban yang
harus diisikan ditulis pada lembar jawaban atau pada tempat yang
terpisah.
b) Ungkapan cerita yang dijadikan bahan tes hendaknya disusun
seringkas mungkin demi menghemat tempat atau kertas serta waktu
penyesuaiannya.
c) Apabila jenis mata pelajaran yang akan disajikan itu memungkinkan
pengajaran atau pengujian soal juga dapat dituangkan dalam bentuk
gambar.

5. Test objektif bentuk True False (benar salah).


Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes
objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes, dimana ada yang
benar dan ada yang salah. Contohnya adalah:
a) (B)-(S). Rasulullah dilahirkan pada tahun 571 H bertepatan dengan
tahun Gajah.
b) (B)-(S). Rasulullah dijuluki dengan “Al-Amin” karena beliau tidak
pernah bohong.
Kelebihan dan kekurangan test true-false, kelebihannya ialah:
a) Pembuatan mudah dapat dipergunakan berulang kali.
b) Dapat mencakup bahan pelajaran yang luas.
c) Tidak terlalu banyak memakan kertas.
d) Bagi tester cara mengerjakannya mudah.
Adapun kekurangannya adalah:
a) Test objektif bentuk true false membuka peluang bagi tester untuk
berspekulasi dalam memberikan jawaban.
b) Sifatnya awal terbatas dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat
mengungkapkan daya ingat dan pergerakan kembali saja.

10
c) Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes objektif, jenis ini tidak dapat
dijawab dengan dua kemungkinan saja yakni benar atau salah.
Contohnya:
a) B-S Test objektif lebih baik dari pada tes subjektif.
b) B-S IPS lebih berguna untuk dipelajari ketimbang IPA.
Adapun cara penyusunan test true false adalah:
a) Seyogianya membuat petunjuk yang jelas, bagaimana mengerjakan
soal tes, agar anak tidak bingung.
b) Jangan membuat pernyataan yang masih dapat dipersoalkan antara
benar dan salahnya, pernyataan sudah benar atau salah.
c) Setiap soal supaya mengandung satu perngertian saja, jangan membuat
soal yang banyak
d) mengandung pengertian.
e) Dalam membuat soal jangan ada kata-kata yang meragukan misalnya
dengan kata “Kadang” “Barang kali”. Sekarang ini bentuk true false
tidak diperlukan lagi untuk tes hasil belajar karena bentuk ini dianggap
kurang tepat untuk mengukur tingkat kemajuan belajar anak.

3. Tes Tindakan (Performance Test)


Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji
yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang
kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik
bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Tes
tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah
selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan
ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan
merencanakan suatu pekerjaan.

11
Contoh tes tindakan:
Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran aktif tipe jigsaw. Tes jenis ini sangat
bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku peserta didik, karena
secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat
diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik
selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai
kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan tes tindakan adalah:


1. satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil
belajar dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan membaca al-
Qur’an berdasarkan ilmu tajwid.
2. sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara
pengetahuan teori dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian
menjadi lengkap.
3. dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling
menyontek.
4. guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik
sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial.
Adapun kelemahan/kekurangan tes tindakan adalah:
1. Memakan waktu yang lama.
2. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar.
3. Cepat membosankan.
4. Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak
mempunyai arti apa-apa lagi.
5. Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga
maupun biaya. Jika syarat syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hasil
penilaian tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

12
C. FUNGSI TES
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Adapun fungsi tes adalah :


1. sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat di ketahui sudah beberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapat dicapai

D. LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN TES


Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes
yang baik,yaitu:
1. Pengembangan spesifikasi tes
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas
tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan.
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk
mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur

13
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi,
kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal
yang dibuat akan dibakukan.
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal

Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-lanngkah sebagai berikut:


1) Menentukan tujuan mengadakan tes
2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
3) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan
4) Manderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat ula aspek
tingkah laku terkandung dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk
mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak
terlewati.
5) Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang
diukur beserta imbangan antara kedua hal tesebut.

Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan kisi-kisi adalah sebuah tabel yang
didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang
dikehendaki oleh penilai, dimana pada tiap petak dari tabel tersebut diisi dengan
angka-angka yang menunjukan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan
dalam tes hasil belajar.
Adapun dari arah taraf kompetensi, biasanya penilai menggunakan model
yang dikembangkan oleh Bloom (1956). Menurut Benjamin S. Bloom,
kompetensi kognitif peserta mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang
paling tinggi adalah
a. Pengetahuan/ingatan
b. Pemahaman

14
c. Aplikasi atau penerapan
d. Analisis
e. Sintesis, dan
f. Evaluasi
g. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan
pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kita, beberapa kesimpulan penting dapat diambil:
1. Ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan
pengukuran (measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel
pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Ketiga, tes adalah
penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau
tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
2. Beragamnya Jenis Tes: Terdapat berbagai jenis tes yang dapat digunakan
dalam evaluasi hasil belajar. Tes objektif seperti pilihan ganda, isian singkat,
dan true-false cenderung memberikan hasil yang lebih konsisten dan mudah
dianalisis, sementara tes subjektif seperti esai dan presentasi memberikan
ruang bagi ekspresi kreativitas dan pemikiran mendalam siswa.
3. Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
 sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
 sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat di ketahui sudah beberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapt dicapai.
4. Bentuk-bentuk penyusunan tes hasil belajar adalah
 penyusunan tes tertulis
 penyusunan tes lisan
 penyusunan tes tindakan
Langkah-langkah penyusunan tes diantaranya

16
 mendefenisikan tujuan-tujuan pembelajaran dan lingkup bahan ajar yang
mestinya diungkap,
 menyusun kisi-kisi.
 membuat atau menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban.
 mengadakan pemeriksaan terhadap butir soal secara rasional.
 mengorganisasikan tes menurut tipe-tipe soal yang dibuat.
 membuat petunjuk pengerjaan soal.
 merevisi soal.
 mengorganisasikan kembali soal dalam bentuk final

B. SARAN
Dalam penyusunan sebuah Tes diharapkan setiap guru bisa dan mampu
menyusun Tes secara Singkat dan jelas sehingga peserta didik dapat memahami
soal tes tersebut.
Selain dari pada itu, Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas dikemudian
harinya. Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan tambahan yang lebih luas lagi untuk para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ariel Aulia Rahman, M. C. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Sidoarjo: Uwais Inspirasi


Indonesia.
Eka Putra Kurniawan, (2011). http://www.artikelind.com/2011/06/penyusunan-
dan-pengembangan-tes.html#ixzz4QYmGrHzj
https://asfiani.blogspot.com/2013/03/penyusunan-tes.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai