Makalah Jenis - Jenis Tes Dan Penyusunan Tes
Makalah Jenis - Jenis Tes Dan Penyusunan Tes
Makalah Jenis - Jenis Tes Dan Penyusunan Tes
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Evaluasi Hasil Dan
Proses Pembelajaran Di SD Kelas Tinggi
Dosen Pengampu : Dr. H. Sobri, M.Pd.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang mana atas limpahan kasih
sayang, nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Dan Proses Pembelajaran dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini, juga tak lupa kami ucapkan terima kasih
banyak kepada Bapak Dr. H. Sobri, M.Pd. selaku Dosen Pengampu yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Disisi lain kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan-kesalahan didalamnya baik dari kata-kata maupun penulisan yang
ada. Maka dari itu, dengan penuh harap kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah selanjutnya. Dan yang terakhir kami
juga berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Tes ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Dari Tes?
3. Apakah Fungsi Tes
4. Bagaimana Langkah - Langkah Penyusunan Tes Yang Baik?
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Tes
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dari Tes
3. Untuk Mengetahui Fungsi Tes
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyusunan Tes Yang Baik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TES
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno : testum
dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan
mengunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam
bahasa indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”. Dalam
(didieu tulisan arab).
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen
dan Yen, 1979: 1). Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang
harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan
informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan
jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ).
ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di
ukur bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan
kemampuan yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua
pengetahuan dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes
adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau
tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
B. JENIS-JENIS TES
Tes memiliki jenis yang beragam sesuai dengan fungsinya, seperti tes
3
prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes bakat
(aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes penempatan (placement
test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis ada
dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk objektif (objective).
4
banyak dan kelerengn putih yang sama banyak pula. Berapa banyak kotak
yang diperlukan?
3. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas.
Tes uraian sebagaimana dicontohkan di atas memiliki berbagai
karakteristik, yaitu:
1. Tes tersebut bentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya
cukup panjang.
2. Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada tester untuk
memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,
membedakan, dan sebagainya.
3. Jumlah soal butir uraiannya terbatas yaitu berkisar lima sampai dengan
sepuluh butir.
4. Pada umumnya butir-butir soal uraian diawali dengan kata-kata,
“uraikan”,…. “Mengapa” ,….”Terangkan”, ….”Jelaskan”.
Untuk penyusunan jenis tes bentuk uraian ada beberapa langkah yang
dapat dipedomani sebagai berikut:
1. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut
dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan.
2. Untuk menghindari tumbuhnya perbuatan curang oleh tester misalnya,
menyontek dan bertanya kepada tester yang lainya hendaknya sesuatu
kalimat pada soal berlawanan dengan buku pelajaran.
3. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar
pertanyaan-pertanyaan itu jangan dibuat seragam melainkan bervariasi.
Contohnya: Jelaskan perbedaan antara … dengan .. dan kemukakan
alasannya… mengapa…
4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.
5
5. Sebelum tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester
mengemukakan cara mengerjakannya, contoh, “Jawaban soal harus
ditulis di atas lembaran jawaban dan sesuai dengan urut nomor
Sebagaimana jenis tes lainnya, tes uraian juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan.
6
oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau
dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing butir yang
bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk
melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle chois), menjodohkan
(matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih jelasnya diuraikan
subagai berikut :
7
a) Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
terdapat kesesuaian.
b) b)Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan
jelas.
c) Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah
dipahami.
d) Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
meskipun masalah itu agak kompleks.
8
Karena mudah disusun, maka tes jenis ini kurang baik acap kali
dijadikan "pelarian" bagi pengajaran, yaitu kalau pengajar tidak sempat
lagi untuk membuat tes bentuk lain.
Karena jawaban yang pendek, maka tes ini kurang baik untuk
mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
9
a) Agar tes ini dapat digunakan secara efisien sebaiknya jawaban yang
harus diisikan ditulis pada lembar jawaban atau pada tempat yang
terpisah.
b) Ungkapan cerita yang dijadikan bahan tes hendaknya disusun
seringkas mungkin demi menghemat tempat atau kertas serta waktu
penyesuaiannya.
c) Apabila jenis mata pelajaran yang akan disajikan itu memungkinkan
pengajaran atau pengujian soal juga dapat dituangkan dalam bentuk
gambar.
10
c) Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes objektif, jenis ini tidak dapat
dijawab dengan dua kemungkinan saja yakni benar atau salah.
Contohnya:
a) B-S Test objektif lebih baik dari pada tes subjektif.
b) B-S IPS lebih berguna untuk dipelajari ketimbang IPA.
Adapun cara penyusunan test true false adalah:
a) Seyogianya membuat petunjuk yang jelas, bagaimana mengerjakan
soal tes, agar anak tidak bingung.
b) Jangan membuat pernyataan yang masih dapat dipersoalkan antara
benar dan salahnya, pernyataan sudah benar atau salah.
c) Setiap soal supaya mengandung satu perngertian saja, jangan membuat
soal yang banyak
d) mengandung pengertian.
e) Dalam membuat soal jangan ada kata-kata yang meragukan misalnya
dengan kata “Kadang” “Barang kali”. Sekarang ini bentuk true false
tidak diperlukan lagi untuk tes hasil belajar karena bentuk ini dianggap
kurang tepat untuk mengukur tingkat kemajuan belajar anak.
11
Contoh tes tindakan:
Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran aktif tipe jigsaw. Tes jenis ini sangat
bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku peserta didik, karena
secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat
diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik
selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
12
C. FUNGSI TES
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
13
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi,
kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal
yang dibuat akan dibakukan.
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal
Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan kisi-kisi adalah sebuah tabel yang
didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang
dikehendaki oleh penilai, dimana pada tiap petak dari tabel tersebut diisi dengan
angka-angka yang menunjukan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan
dalam tes hasil belajar.
Adapun dari arah taraf kompetensi, biasanya penilai menggunakan model
yang dikembangkan oleh Bloom (1956). Menurut Benjamin S. Bloom,
kompetensi kognitif peserta mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang
paling tinggi adalah
a. Pengetahuan/ingatan
b. Pemahaman
14
c. Aplikasi atau penerapan
d. Analisis
e. Sintesis, dan
f. Evaluasi
g. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan
pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kita, beberapa kesimpulan penting dapat diambil:
1. Ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan
pengukuran (measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel
pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Ketiga, tes adalah
penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau
tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
2. Beragamnya Jenis Tes: Terdapat berbagai jenis tes yang dapat digunakan
dalam evaluasi hasil belajar. Tes objektif seperti pilihan ganda, isian singkat,
dan true-false cenderung memberikan hasil yang lebih konsisten dan mudah
dianalisis, sementara tes subjektif seperti esai dan presentasi memberikan
ruang bagi ekspresi kreativitas dan pemikiran mendalam siswa.
3. Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat di ketahui sudah beberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapt dicapai.
4. Bentuk-bentuk penyusunan tes hasil belajar adalah
penyusunan tes tertulis
penyusunan tes lisan
penyusunan tes tindakan
Langkah-langkah penyusunan tes diantaranya
16
mendefenisikan tujuan-tujuan pembelajaran dan lingkup bahan ajar yang
mestinya diungkap,
menyusun kisi-kisi.
membuat atau menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban.
mengadakan pemeriksaan terhadap butir soal secara rasional.
mengorganisasikan tes menurut tipe-tipe soal yang dibuat.
membuat petunjuk pengerjaan soal.
merevisi soal.
mengorganisasikan kembali soal dalam bentuk final
B. SARAN
Dalam penyusunan sebuah Tes diharapkan setiap guru bisa dan mampu
menyusun Tes secara Singkat dan jelas sehingga peserta didik dapat memahami
soal tes tersebut.
Selain dari pada itu, Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas dikemudian
harinya. Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan tambahan yang lebih luas lagi untuk para pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
18