23H - 266 - Nagita Marva Sasikirana - JPTT - UNESA
23H - 266 - Nagita Marva Sasikirana - JPTT - UNESA
23H - 266 - Nagita Marva Sasikirana - JPTT - UNESA
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/index
Tahun, Vol. xx, No.xx, hlm-hlm (filled by editor)
doi: https://doi.org/10.26740/jptt.v14n03 (filled by editor)
p-ISSN: 2087-1708; e-ISSN: 2597-9035
*First Author
[email protected]
Psychology Department Program
Universitas Negeri Surabaya
Surabaya, Indonesia
1
Husada, Mawar, & Indrawan: A Study ……. (hlm-hlm)
Dalam era modern organisasi dan lingkungan kerja saat ini, peran kepemimpinan menjadi sangat
penting dalam membentuk motivasi kerja karyawan (Rizky et al., 2022). Motivasi kerja, yang merupakan
pendorong utama kinerja individu, memiliki dampak langsung pada komitmen terhadap organisasi atau
pekerjaan yang dijalani. Motivasi kerja bukan sekadar menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan,
tetapi juga menunjukkan kedalaman, arah, dan ketahanan individu dalam menghadapi tantangan yang ada
(Harahap & Khair, 2019). Oleh karena itu, motivasi yang ada dalam setiap individu sangat memengaruhi
budaya organisasi secara keseluruhan, karena energi positif yang ditimbulkannya dapat memberikan dorongan
bagi penyampaian budaya organisasi dengan efektif.
Dalam manajemen sumber daya manusia, kepemimpinan tidak hanya berarti memberikan arahan
kepada orang lain, tetapi juga mencakup upaya untuk memotivasi mereka menuju pencapaian tujuan bersama.
Kepemimpinan memengaruhi motivasi kerja karyawan melalui berbagai cara, termasuk menyediakan
lingkungan kerja yang kondusif, membantu karyawan meraih tujuan mereka, dan memberikan dukungan serta
penghargaan yang tepat sesuai dengan pencapaian mereka. Motivasi kerja sendiri merupakan komponen kunci
dalam meningkatkan kinerja karyawan serta memperkuat komitmen terhadap organisasi. Baik motivasi
ekstrinsik maupun intrinsik memiliki peran yang signifikan dalam memengaruhi motivasi kerja karyawan.
Faktor-faktor ekstrinsik seperti gaji, insentif, dan penghargaan materi dapat memberikan dorongan, sementara
faktor intrinsik seperti pengakuan, dukungan, dan penghargaan yang diberikan dengan tepat dapat
memberikan motivasi yang kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka secara berkelanjutan.
Dengan demikian, integrasi antara kepemimpinan yang efektif dan pemahaman mendalam tentang motivasi
kerja menjadi kunci bagi suatu organisasi dalam mencapai kinerja dan komitmen yang optimal dari karyawan.
Tinjauan pustaka yang mendalam mengenai kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan telah
mengungkapkan berbagai gaya kepemimpinan yang memiliki pengaruh yang berbeda. Dalam konteks
kerangka teori kepemimpinan, gaya otoriter, demokratis, dan transformasional sering menjadi fokus penelitian
yang intens. Hasil studi-studi ini menyoroti bahwa gaya kepemimpinan yang memperhatikan kebutuhan dan
aspirasi karyawan cenderung lebih efektif dalam meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Gaya
kepemimpinan itu sendiri didefinisikan sebagai kombinasi dari kemampuan, proses, dan seni mempengaruhi
orang lain atau kelompok orang agar memiliki motivasi dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan
organisasi secara bersama-sama (Rizky et al., 2022).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heriyanti dan Putri pada tahun 2021, dinyatakan bahwa gaya
kepemimpinan seorang pemimpin dapat didefinisikan sebagai pola perilaku yang sering digunakan dan
disukai olehnya(Putra et al., 2021). Menurut Jamaludin (2017), gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin memandu dan mempengaruhi bawahannya dalam menjalankan tugas mereka. Studi jurnal oleh
Winarso pada tahun 2019 menunjukkan bahwa efektivitas anggota tim atau bawahan dipengaruhi secara
signifikan oleh gaya kepemimpinan pemimpin mereka. Ketika gaya kepemimpinan diterapkan dengan benar
dan efisien, hal ini dapat memengaruhi pencapaian tujuan individu maupun organisasi. Winarso (2019) juga
mengemukakan bahwa ada empat jenis gaya kepemimpinan, yaitu:
1) Gaya Kepemimpinan Directive, di mana pemimpin memberikan instruksi terperinci kepada
bawahannya mengenai setiap perubahan jadwal atau standar kerja, serta cara melaksanakan tugas dengan
melibatkan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan pengawasan (Agista Ningrum et al., 2022)
2) Gaya Kepemimpinan Supportive, di mana pemimpin bersikap ramah dan memperhatikan kebutuhan
bawahannya. Dalam upaya membangun hubungan interpersonal yang positif, pemimpin memperlakukan
semua bawahannya secara adil, mengakui keberadaan, posisi, dan kebutuhan individu mereka.
3) Gaya Kepemimpinan Partisipatif, di mana sebelum membuat keputusan, pemimpin berinteraksi
dengan anggota timnya dan memperhatikan ide serta pendapat mereka. Dengan mempergunakan pendekatan
ini, motivasi anggota tim untuk bekerja lebih keras dapat ditingkatkan.
2
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. xx, No.xx, Month Year
4) Gaya Kepemimpinan Berorientasi pada Hasil, di mana pemimpin menetapkan standar yang tinggi
bagi karyawan-karyawan mereka dan mengharapkan mereka untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan
masing-masing (Afrizal et al., 2015).
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi berbagai faktor yang berperan sebagai mediator dalam
hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan. Faktor-faktor seperti kepercayaan,
komunikasi yang efektif, dan dukungan dari atasan dianggap sebagai kunci untuk mengoptimalkan dampak
positif dari gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan(Bimaruci Hazrati Havidz, 2019). Namun,
sebaliknya, konflik, ketidakjelasan peran, dan kurangnya dukungan dapat menjadi hambatan bagi karyawan
dalam mencapai tingkat motivasi yang optimal.
Meskipun telah banyak penelitian dilakukan dalam domain ini, masih terdapat celah pengetahuan yang
perlu dijelajahi lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut mungkin perlu mengeksplorasi konteks budaya dan
situasional yang dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan. Selain
itu, tantangan utama adalah pengembangan kerangka kerja yang holistik untuk memahami dinamika kompleks
antara variabel-variabel yang terlibat.
Dengan memperhatikan latar belakang penelitian yang ada, tujuan dari penulisan artikel ini adalah
untuk menyajikan gambaran terkini tentang dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
Melalui tinjauan hasil penelitian terbaru dan analisis mendalam, artikel ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan wawasan yang komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja. Harapannya, artikel ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi
pemahaman teoritis dan praktis tentang bagaimana organisasi dapat meningkatkan kinerja dan motivasi
karyawan melalui pemilihan dan penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai.
Method
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode studi literatur atau literature review untuk
menyelidiki dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. Metode literatur review
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan mensintesis penemuan dari berbagai
penelitian yang relevan dalam domain yang diteliti. Dalam konteks artikel ini, langkah pertama dalam metode
literatur review adalah identifikasi sumber-sumber yang relevan.
Proses identifikasi sumber-sumber yang relevan melibatkan pencarian melalui berbagai basis data
akademik, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, dan sumber-sumber lain yang dapat memberikan wawasan tentang
hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian ini mencakup "gaya kepemimpinan", "motivasi kerja", "karyawan", dan variasi kata kunci terkait
lainnya. Pencarian kata kunci dilakukan secara sistematis untuk memastikan bahwa semua penelitian yang
relevan dapat diidentifikasi dan disertakan dalam analisis.
Setelah sumber-sumber yang relevan teridentifikasi, langkah selanjutnya dalam metode literatur
review adalah mengevaluasi kualitas dan relevansi setiap sumber. Evaluasi ini dilakukan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, seperti keabsahan metodologi penelitian, relevansi dengan topik yang
diteliti, dan kontribusi penemuan terhadap pemahaman umum tentang hubungan antara gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja karyawan.
Setelah evaluasi sumber dilakukan, peneliti kemudian mensintesis temuan dari berbagai penelitian
tersebut. Proses sintesis ini melibatkan pengelompokan temuan berdasarkan tema atau pola yang muncul,
identifikasi kesamaan dan perbedaan antara penelitian, dan penarikan kesimpulan yang dapat digunakan untuk
membahas dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
3
Husada, Mawar, & Indrawan: A Study ……. (hlm-hlm)
Dengan menggunakan metode studi literatur ini, artikel ini dapat menyajikan gambaran komprehensif
tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan berdasarkan temuan dari
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan berkualitas.
Result
4
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. xx, No.xx, Month Year
efektif dapat
meningkatkan
kinerja karyawan
secara signifikan.
3. Peningkatan
disiplin kerja
karyawan dapat
berdampak positif
pada kinerja
karyawan,
sehingga perlunya
dilakukan upaya
untuk
meningkatkan
disiplin kerja
melalui lingkungan
kerja yang
kondusif dan
pelatihan yang
tepat.
5
Husada, Mawar, & Indrawan: A Study ……. (hlm-hlm)
pemahaman tentang
dinamika kepemimpinan-
EE, dan memberikan
wawasan untuk pelatihan
kepemimpinan dan
inisiatif kesejahteraan
karyawan
1. Pemimpin harus
4. Effect of Leadership (Elqadri et al., Metode yang mampu
Style, Motivation, and 2015) digunakan dalam menyediakan beton
Giving Incentives on the penelitian ini adalah contoh yang dapat
Performance of memengaruhi
Employees- PT. Kurnia 1. Populasi dan
karyawan dilebih
Wijaya Various sampling.
banyak lagi untuk
Industries 2. Reasearch
meningkatkan
variabel.
kinerja karyawan.
3. Reasearch
2. Motivasi dari
instrument.
karyawan
4. Teknis data
seharusnya
analisis.
meningkatkan
sehingga
menimbulkan
semangat baru
dalam menjalankan
tugas yang mereka
emban sehingga
berdampak pada
kinerja mereka.
Gaya kepemimpinan memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai (Mendrofa et
al., 2021). Dalam setiap organisasi, peran seorang pemimpin memegang peranan sentral dalam membentuk
budaya kerja, memotivasi karyawan, dan mencapai tujuan bersama. Penelitian dan pengamatan telah
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi tingkat motivasi karyawan secara langsung
maupun tidak langsung.
Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif, misalnya, cenderung memberikan dampak positif
terhadap motivasi kerja karyawan. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin memberikan ruang bagi
partisipasi dan pengambilan keputusan bersama dengan anggota timnya. Hal ini menciptakan rasa memiliki
dan keterlibatan yang lebih besar bagi karyawan dalam proses pengambilan keputusan, yang pada gilirannya
meningkatkan motivasi intrinsik mereka. Ketika karyawan merasa bahwa pendapat dan kontribusi mereka
dihargai, mereka cenderung merasa lebih termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Di sisi lain, gaya kepemimpinan otoriter atau directive, di mana pemimpin memberikan instruksi
secara langsung tanpa memberikan banyak ruang bagi partisipasi karyawan, dapat memiliki dampak negatif
terhadap motivasi kerja. Karyawan mungkin merasa terbatasi dalam kreativitas dan inisiatif mereka karena
kurangnya kesempatan untuk berkontribusi. Ini dapat mengurangi motivasi ekstrinsik karena karyawan
merasa bahwa tugas-tugas mereka hanyalah perintah yang harus dipatuhi tanpa memiliki makna yang
mendalam (Mahaputra & Ridho Mahaputra, 2023)
Selain itu, gaya kepemimpinan supportive juga memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan. Seorang pemimpin yang bersikap ramah, peduli, dan memperhatikan kebutuhan karyawan
dapat meningkatkan rasa dihargai dan diakui di antara timnya. Dengan merasa didukung dan diperhatikan oleh
6
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. xx, No.xx, Month Year
pemimpin mereka, karyawan cenderung merasa lebih termotivasi untuk memberikan kontribusi yang
maksimal dalam pekerjaan mereka.
- Gaya Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh atasan memiliki dampak langsung
terhadap motivasi kerja karyawan. Gaya kepemimpinan yang demokratis, partisipatif, dan mendukung
cenderung meningkatkan motivasi intrinsik karyawan karena memberikan mereka rasa keterlibatan
dan kepercayaan. Di sisi lain, gaya kepemimpinan yang otoriter atau directive dapat mengurangi
motivasi karyawan karena kurangnya ruang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
- Komunikasi: Komunikasi yang efektif dari atasan kepada bawahannya juga memainkan peran penting
dalam menentukan dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. Komunikasi yang
jelas, transparan, dan terbuka dapat meningkatkan rasa penghargaan dan kepercayaan di antara
karyawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi mereka untuk mencapai tujuan
organisasi.
- Dukungan: Tingkat dukungan yang diberikan oleh atasan kepada karyawan juga mempengaruhi
motivasi kerja mereka. Atasan yang mendukung, peduli, dan memperhatikan kebutuhan karyawan
cenderung menciptakan lingkungan kerja yang positif dan membangun motivasi karyawan.
Sebaliknya, kurangnya dukungan atau perhatian dari atasan dapat mengurangi motivasi karyawan.
- Keterlibatan Karyawan: Tingkat keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas juga memengaruhi dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja. Ketika
karyawan merasa bahwa pendapat dan kontribusi mereka dihargai dan dipertimbangkan oleh atasan,
mereka cenderung lebih termotivasi untuk bekerja keras demi mencapai tujuan organisasi.
- Budaya Organisasi: Budaya organisasi yang dibangun oleh pemimpin juga memainkan peran penting
dalam menentukan dampak gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. Budaya yang
mendukung kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan pribadi cenderung meningkatkan motivasi
karyawan, sementara budaya yang otoriter atau berorientasi pada kontrol dapat menghambat motivasi
mereka.
Kepemimpinan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan melalui berbagai cara, seperti:
- Mengatur lingkungan kerja yang baik: Kepemimpinan dapat membantu membuat lingkungan kerja
yang nyaman dan produktif, yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan semangat.
- Memberikan tujuan yang jelas: Kepemimpinan dapat membantu menyediakan tujuan yang jelas dan
tepat, yang dapat memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Memberikan dukungan dan penghargaan: Kepemimpinan dapat memberikan dukungan dan
penghargaan yang tepat, yang dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja.
- Membantu karyawan mengembangkan kemampian: Kepemimpinan dapat membantu karyawan
mengembangkan kemampian dan keahlian, yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan
semangat.
Gaya kepemimpinan otoriter dapat memiliki beberapa dampak negatif terhadap motivasi kerja karyawan,
antara lain:
- Rendahnya motivasi intrinsik: Karyawan mungkin kehilangan minat dan semangat dalam pekerjaan
mereka karena merasa tidak dihargai atau tidak memiliki otonomi dalam proses kerja.
- Berkurangnya motivasi ekstrinsik: Kurangnya pengakuan terhadap kontribusi karyawan dan
kurangnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dapat mengurangi motivasi
untuk mencapai tujuan kerja dan memperoleh reward eksternal.
7
Husada, Mawar, & Indrawan: A Study ……. (hlm-hlm)
- Meningkatnya tingkat stres dan kecemasan: Lingkungan kerja yang otoriter, di mana karyawan merasa
takut untuk membuat kesalahan atau ditindak keras atas kritik, dapat meningkatkan tingkat stres dan
kecemasan, yang berpotensi mengurangi motivasi dan kinerja.
- Penurunan kepuasan kerja: Karyawan mungkin merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka karena
kurangnya dukungan dan pengakuan dari pemimpin mereka, yang dapat mengurangi motivasi dan
komitmen terhadap organisasi.
- Rendahnya keterlibatan dan loyalitas: Kurangnya keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan
dan kurangnya dukungan dari pemimpin dapat menyebabkan karyawan merasa kurang terhubung
dengan organisasi dan kurang loyal terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan.
Berikut ini adalah dampak yang terjadi ketika gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja karyawan:
Conclusion
Dalam sebuah organisasi, gaya kepemimpinan memiliki dampak yang signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan. Gaya kepemimpinan yang demokratis, supportive, dan partisipatif cenderung memberikan
dampak positif, sementara gaya kepemimpinan otoriter dapat memiliki dampak negatif. Oleh karena itu,
penting bagi pemimpin untuk memahami gaya kepemimpinan mereka dan bagaimana hal itu memengaruhi
motivasi kerja karyawan, serta untuk beradaptasi dengan konteks dan kebutuhan tim mereka guna mencapai
kinerja optimal. Dalam bidang psikologi industri dan organisasi, telah terbukti bahwa kepemimpinan
memegang peran krusial dalam memengaruhi motivasi kerja karyawan. Motivasi kerja bukan hanya
memengaruhi kinerja individu, tetapi juga mempengaruhi komitmen organisasi secara keseluruhan.
Kepemimpinan yang efektif dapat memperkuat motivasi kerja karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang
produktif dan berorientasi pada tujuan bersama. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang
8
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. xx, No.xx, Month Year
hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan menjadi kunci bagi keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuan mereka.
9
Husada, Mawar, & Indrawan: A Study ……. (hlm-hlm)
References
Afrizal, A., Perbankan, P., Stia, S., & Yogyakarta, A. A. (2015). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAK PADA KINERJA
KARYAWAN (Studi Kasus BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta). JURNAL EKONOMI SYARIAH
INDONESIA, 2, 152–179.
Agista Ningrum, D., Fauzi, A., Lestin Anggraeni Supu, A., Agustin, P., Nurul Izati Afriliani, S., Airani, V.,
& Tia Mahardhika, W. (2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pustaka Manajemen Kinerja). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 4(2), 224–233. https://doi.org/10.31933/jemsi.v4i2
Bimaruci Hazrati Havidz, H. (2019). DETERMINATION OF EMPLOYEE PERFORMANCE:
PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, COMMUNICATION, AND LEADERSHIP STYLES
(A HUMAN RESOURCE MANAGEMENT LITERATURE STUDY). Dinasti International Journal
of Digital Business Management, 1(1), 116–131. https://doi.org/10.31933/DIJDBM
Harahap, D. S., & Khair, H. (2019). Pengaruh Kepemimpinan Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja
Melalui Motivasi Kerja. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 69–88.
https://doi.org/https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234
Mahaputra, M. R., & Ridho Mahaputra, M. (2023). Hubungan Kinerja Manajerial terhadap Pengalaman
Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Humaniora Ekonomi Syariah Dan Muamalah, 1(1), 44.
https://doi.org/10.38035/jhesm.v1i1
Mendrofa, S. S., Waoma, S., & Fau, J. F. (2021). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NIAS
SELATAN. Jurnal Ilmiah Mahasiwa Nias Selatan, 4(2), 128–134.
Putra, R., Lima Krisna, N., & Ali, H. (2021). A REVIEW LITERATURE EMPLOYEE PERFORMANCE
MODEL:LEADERSHIP STYLE, COMPENSATION AND WORK DISCIPLINE. Dinasiti
International Journal OF Management Science, 3(1), 56–66. https://doi.org/10.31933/dijms.v3i1
Rizky, M., Fakultas Ekonomi, M., Bisnis, D., Bhayangkara, U., & Raya, J. (2022). FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI : GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA &
BUDAYA ORGANISASI (SUATU KAJIAN STUDI LITERATUR MANAJEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(3). https://doi.org/10.31933/jimt.v3i3
10