Tugas 1 - Agama

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

MUHAMMAD RUDIANTO

050284636/S1-AKUNTANSI

AGAMA

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Coba
jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah tersebut.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta jelaskan
tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah yang
digunakan tersebut!

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia
untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!

5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

1. Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti murni atau tak bercampur. Sedangkan ghairu
mahdhah memiliki arti tidak murni atau bercampur dengan yang lain.

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang selama ini kita kenal, antara lain seperti sholat, puasa, zakat,
dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang
masuk ke dalam kelompok ibadah mahdhah.

Contoh sederhana dalam beribadah Mahdhah adalah doa yang sering kita panjatkan. Sholat
termasuk dalam ibadah Mahdhah karena terdapat perintah atau dalil khusus mengenai
pelaksanaan ibadah tersebut. Oleh karena itu, shalat sejak awal merupakan kegiatan yang teratur.

Mereka yang berdoa juga berharap mendapat pahala sebagai balasannya. Terlaksananya shalat
tidak bisa terjadi secara kebetulan, karena diatur oleh wahyu. Berapa kali shalat dilakukan, jam
berapa, jumlah rakaat, gerakan dan bacaan, dll. mengenai shalat, hanya dapat diketahui melalui
penjelasan Rasulullah (sallallahu 'alayhi wa sallam), dan bukan dari pikiran atau budaya
siapapun.

Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah SWT, yang
dalam pelaksanaannya dilandaskan dengan niat untuk mencari ridha dan pahala dari Allah SWT.
Dan jika tidak berdasarkan niat karena Allah SWT, maka amalannya tetap sah, hanya saja tidak
ada nilai pahala dalam pengerjaannya.
Contoh sederhana dalam beribadah Ghairu Mahdhah adalah ketika kita makan. Sebagaimana kita
ketahui, makan bukanlah suatu ibadah khusus, melainkan pada hakikatnya adalah kebutuhan kita
sehari-hari.

Kita bisa makan kapan saja, baik lapar atau tidak. Yang dimakan boleh makanan apa saja kecuali
makanan yang dilarang. Namun, amalan makan kita bisa menjadi ibadah, bahkan dianggap
pahala, bila kita memadukannya dengan sesuatu yang baik. Misalnya kita niat makan agar cukup
sehat untuk menunaikan ibadah wajib seperti shalat atau jalan kaki ke masjid.

Makan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kita. Dalam proses ini kita tidak
memerlukan wahyu untuk makan, karena tanpa wahyu pun kita sudah mengetahui pentingnya
makan dan sangat perlu makan.

Oleh karena itu, ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah juga dikenal dengan sebutan ad-
diin (urusan agama) untuk ibadah mahdhah, dan ad-dunya (urusan duniawi) sebagai sebutan
ibadah ghairu mahdhah.

2. a. Surah Al-Mu'minun (23:12-14):

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik."

Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian menjadi air mani
yang disimpan dalam rahim. Air mani tersebut kemudian berkembang menjadi segumpal darah,
segumpal daging, tulang belulang, dan akhirnya menjadi makhluk yang berbentuk manusia.

b. Surah Al-Hajj (22:5):

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kematian), maka
sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna bentuknya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan (kebesaran Kami) kepada kamu. Dan Kami tetapkan
dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (Kami jadikan kamu) agar kamu mencapai
(kematangan)mu. Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu ada yang dibawa
kembali ke umur yang paling rendah, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu ilmu pun
setelah (pernah) mengetahuinya. Dan kamu lihat bumi yang kering, apabila Kami turunkan air di
atasnya, ia bergoyang-goyang dan tumbuh subur dengan tumbuh-tumbuhan yang beraneka
warnanya."

Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia awalnya diciptakan dari tanah dan air mani.
Kemudian, melalui tahapan-tahapan yang dijelaskan sebelumnya, manusia berkembang menjadi
makhluk yang sempurna bentuknya. Allah menentukan perkembangan manusia dalam rahim
hingga mencapai kematangan, dan setelah itu manusia dilahirkan sebagai bayi. Ayat ini juga
menekankan kekuasaan Allah dalam menciptakan kehidupan dan memberikan contoh tentang
bagaimana bumi yang kering menjadi subur ketika diturunkan air.

Berdasarkan ayat-ayat yang telah disebutkan, tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur'an
dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Manusia diciptakan dari tanah.

b. Tanah ini menjadi air mani yang disimpan di dalam rahim.

c. Air mani berubah menjadi gumpalan darah.

d. Bekuan darah berubah menjadi sepotong daging.

e. Dagingnya berubah menjadi tulang-tulang terbungkus daging.

f. Manusia akhirnya menjadi makhluk humanoid.

g. Manusia melalui proses perkembangan sejak dalam kandungan hingga dewasa.

h. Manusia dilahirkan sebagai anak-anak.

i. Manusia hidup dan berkembang setelah dilahirkan. Langkah-langkah tersebut menunjukkan


keajaiban penciptaan manusia oleh Tuhan dan menggambarkan rumitnya proses pembentukan
manusia, mulai dari penciptaan hingga kelahiran.

3. Istilah-istilah berikut digunakan dalam Al-Qur'an untuk menyebut manusia:

a. Manusia: Istilah ini umumnya mengacu pada seseorang. Insan berasal dari kata “Nashiya”
yang berarti “terlupakan”. Hal ini menunjukkan sifat manusia yang cenderung melupakan makna
hidupnya dan keberadaan Tuhan.
b. Anak Adam: Istilah ini secara harafiah berarti "anak Adam". Istilah ini menandakan bahwa
manusia merupakan keturunan nabi Adam dan Hawa. Al-Qur'an menggunakan istilah ini untuk
mengingatkan manusia akan persaudaraan dan persatuan mereka sebagai sesama keturunan.

c. Bashar: Kata ini menggambarkan manusia sebagai makhluk yang terbuat dari daging dan
tulang. Istilah ini menekankan pada sifat manusia yang lemah dan rentan.

d. Ins: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan manusia sebagai makhluk yang memiliki akal
dan pengertian. Ins berasal dari kata “kita” yang berarti “berbicara”. Hal ini menunjukkan bahwa
manusia mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berpikir.

e. Khalifah: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu bangsa sebagai khalifah atau
pemimpin duniawi. Manusia telah diberi tanggung jawab untuk melindungi dan mengelola Bumi
dengan bijak.

f. Abdullah: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan manusia sebagai hamba Tuhan. Kata ini
mengingatkan manusia akan pentingnya ketergantungan kepada Tuhan dan beribadah kepada-
Nya.

g. Insanul Kamil: Istilah ini merujuk pada orang yang sempurna atau seseorang yang telah
mencapai tingkat kesempurnaan spiritual. Istilah ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai
potensi untuk mencapai kesempurnaan melalui pengembangan spiritual dan moral.

4. Hukum, Syariah, dan Fiqih merupakan konsep yang mengacu pada kaidah dan prinsip Islam.
Meskipun ketiganya berkaitan, namun terdapat perbedaan penting:

a. Hukum: Hukum adalah istilah yang lebih umum dan mencakup semua aturan dan prinsip yang
mengatur kehidupan manusia. Hal ini mencakup hukum-hukum yang berlaku di masyarakat,
seperti hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi. Hukum berasal dari berbagai
sumber, antara lain undang-undang, peraturan, dan keputusan pengadilan.

b. Syariah: Syariat (Sharia) adalah hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits
(ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad), sumber utama Islam. Syariah berisi aturan dan prinsip
yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat Islam, termasuk ibadah, moral, dan adat istiadat
sosial. Syariah juga mencakup hukum pidana dan perdata.

c. Fiqh: Fiqh adalah ilmu yang mempelajari dan menafsirkan hukum Islam. Fiqh adalah proses
menafsirkan dan menerapkan hukum Syariah dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli fiqih
(fuqaha) menggunakan metode dan prinsip khusus untuk memahami dan menetapkan hukum
dari sumber-sumber Islam. Fiqh mencakup berbagai topik praktis, termasuk doa, muammarah
(transaksi), dan hukum keluarga.
Ringkasnya, hukum adalah istilah yang lebih umum yang mencakup semua aturan dalam
masyarakat, dan Syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Fiqih
adalah ilmu yang mempelajari dan menafsirkan syariat dalam kehidupan sehari-hari.

5. Prinsip membangun masyarakat yang beradab dan sejahtera dalam Islam.

Islam mempunyai prinsip-prinsip penting untuk memelihara masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Berikut beberapa prinsip penting yang dapat dijelaskan di bawah ini.

a. Keadilan: Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan. Keadilan
harus dipertahankan dalam sistem hukum, distribusi sumber daya, perlakuan terhadap individu,
dan hubungan sosial. Dengan keadilan maka masyarakat dapat hidup harmonis dan seimbang.

b. Kemakmuran: Islam mengedepankan kesejahteraan bagi seluruh anggota masyarakat. Hal ini
mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat tinggal, pendidikan, dan
perawatan kesehatan. Islam juga mengedepankan pemberdayaan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan guna membangun masyarakat yang sejahtera secara ekonomi.

c. Kerja Sama: Islam mempromosikan kerja sama dan solidaritas di antara anggota masyarakat.
Ini tentang membantu satu sama lain, berbagi sumber daya, dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Masyarakat dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung
dengan bekerja sama secara baik.

d. Pendidikan: Islam menekankan pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Pendidikan harus


tersedia bagi semua anggota masyarakat, tanpa memandang gender. Pendidikan yang baik
memungkinkan masyarakat meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan potensi, dan
berkontribusi aktif terhadap pembangunan komunitasnya.

e. Etika: Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat yang beradab harus dilandasi oleh prinsip-prinsip etika yang baik seperti kejujuran,
integritas, kesopanan, dan saling menghormati. Etika yang baik memberikan landasan yang kuat
bagi hubungan sosial yang sehat dan harmonis.

f. Kepemimpinan yang Adil: Islam mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang adil dan
bertanggung jawab. Pemimpin harus memperhatikan kepentingan masyarakat, membuat
keputusan yang bijaksana, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Kepemimpinan yang adil
dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan menginspirasi kepercayaan masyarakat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Islam bertujuan untuk membangun masyarakat yang
beradab dan sejahtera di mana keadilan, kemakmuran, kerjasama, pendidikan, etika, dan
pemerintahan yang adil menjadi landasan kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai