Tajri Rezki Kamil Nim 050822876

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama:Tajri Rezki Kamil

Nim:050822876

Prodi:Ilmu Hukum

Mata Kuliah:Pendidikan Agama Islam

1.-Ibadah mahdlaha adalah ibadah yang murni ibadah, ditunjukkan oleh tiga ciri berikut ini:
Pertama, ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah sejak asal penetapannya dari
dalil syariat. Artinya, perkataan atau ucapan tersebut tidaklah bernilai kecuali ibadah. Dengan kata lain, tidak bisa
bernilai netral (bisa jadi ibadah atau bukan ibadah). Ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan dalil-dalil yang
menunjukkan terlarangnya ditujukan kepada selain Allah Ta’ala, karena hal itu termasuk dalam
kemusyrikan.Kedua, ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu
dalam rangka meraih pahala di akhirat.Ketiga, ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, tidak
ada jalan yang lainnya, termasuk melalui akal atau budaya.
---*Contoh sederhana ibadah mahdhah adalah shalat. Shalat adalah ibadah mahdhah karena memang ada perintah
(dalil) khusus dari syariat. Sehingga sejak awal mulanya, shalat adalah aktivitas yang diperintahkan (ciri yang
pertama). Orang mengerjakan shalat, pastilah berharap pahala akhirat (ciri ke dua). Ciri ketiga, ibadah shalat
tidaklah mungkin kita ketahui selain melalui jalur wahyu. Rincian berapa kali shalat, kapan saja, berapa raka’at,
gerakan, bacaan, dan seterusnya, hanya bisa kita ketahui melalui penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, bukan hasil dari kreativitas dan olah pikiran kita sendiri.

-Ibadah ghairu mahdlah adalah Ibadah yang tidak murni ibadah memiliki pengertian yang berkebalikan dari tiga ciri
di atas. Sehingga ibadah ghairu mahdhah dicirikan dengan:Pertama, ibadah (perkataan atau perbuatan) tersebut
pada asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, berubah status menjadi ibadah karena melihat dan menimbang niat
pelakunya.Kedua, maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau kebutuhan yang
bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat.Ketiga, amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan dikenal
meskipun tidak ada wahyu dari para rasul.
*Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah aktivitas makan. Makan pada asalnya bukanlah ibadah
khusus. Orang bebas mau makan kapan saja, baik ketika lapar ataupun tidak lapar, dan dengan menu apa saja,
kecuali yang Allah Ta’ala haramkan. Bisa jadi orang makan karena lapar, atau hanya sekedar ingin mencicipi
makanan. Akan tetapi, aktivitas makan tersebut bisa berpahala ketika pelakunya meniatkan agar memiliki
kekuatan (tidak lemas) untuk shalat atau berjalan menuju masjid. Ini adalah ciri pertama.
2.Ayat dan tafsir tentang penciptaan manusia:

-Pertama, Surah As-Sajdah ayat 7-9: “Alladzi ahsana kulla syai-in khalaqahu wa bada-a khalqal-insaani min thinin.
Tsumma ja’ala naslahu min sulaalatin min maa-in mahinin. Tsumma sawwahu wa nafakha fihi min ruhihi wa ja’ala
lakumussam’a wal-abshaara wal-af-idata qalilan maa tasykuruna,”.

Yang artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani),”

-Kedua, Surah Al-Mukminun ayat 12-14: “Wa laqad khalaqnal-insaaana min sulsulatin min thiinin. Tsumma
ja’alnaahu nuthfatan fi qaraarin makinin. Tsumma khalaqnaa an-nusthafa alaqatan fakhalaqnal-alaqata mudhgatan
fakhalaqnal-mudhghata izhaman fakasauna al-izhaama lahman tsumma ansya’nahu khalqan aakhara.
Fatabaarakallahu ahsanul-khaaliqin.”

Yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptaka manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik,”.

-Ketiga, Surah At-Thariq ayat 6-7: “Khuliqa min maa-in daafiqin. Yakhruu min baini as-shulbi wataraa-ibi.” Yang
artinya: “Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan,”.

*Proses penciptaan manusia menurut Al-Quran

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan akal, hati, dan rupa yang paling baik. Proses penciptaan manusia dalam
Al-Qur'an tercantum dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14.
Bunyi dalil tentang proses penciptaan manusia tersebut di antaranya sebagai berikut.

‫ ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْط َفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغَة ِع َٰظ ًم ا َفَك َسْو َنا ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم‬. ‫ ُثَّم َجَع ْلَٰن ُه ُنْط َفًة ِفى َقَر اٍر َّمِكيٍن‬. ‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن ِم ن ُس َٰل َلٍة ِّم ن ِط يٍن‬
‫َأنَش ْأَٰن ُه َخ ْلًقا َء اَخ َر ۚ َفَتَباَرَك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِقيَن‬

Arab-Latin: wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn, ṡumma ja'alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn, ṡumma
khalaqnan-nuṭfata 'alaqatan fa khalaqnal-'alaqata muḍgatan fa khalaqnal-muḍgata 'iẓāman fa kasaunal-'iẓāma
laḥman ṡumma ansya`nāhu khalqan ākhar, fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik"
Proses penciptaan manusia yang dijelaskan dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14 menjelaskan bahwa manusia
berasal dari sari pati tanah liat.

Selain itu, manusia pun diciptakan lewat pencampuran sel sperma dan sel telur dari sepasang. Hal ini berkaitan
dengan penjabaran sains dan disebutkan juga dalam hadits Musnad Ahmad.

Hadits tersebut bersumber dari Husain ibn al- Hasan yang telah menceritakan kepada kami Abu Kudainah dari Ata
ibn as-Sa'ib dari al-Qasim ibn Abdurrahman dari Ayahnya dari Abdullah. Kemudian ia berkata,

"Seorang Yahudi lewat di depan Rasulullah SAW. yang saat itu sedang berbincang dengan para sahabatnya. Lalu
orang-orang Quraisy berkata, "Hai Yahudi, orang ini mengaku sebagai Nabi!" Yahudi itu pun berkata, "Sungguh, aku
akan menanyakan sesuatu padanya, yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi."

Yahudi itu lalu menghampiri beliau dan duduk di dekatnya seraya bertanya, "Wahai Muhammad, dari apa manusia
diciptakan?"

Nabi lalu menjawab," Wahai Yahudi, setiap manusia itu diciptakan dari nutfah (air mani) seorang lelaki dan nutfah
seorang wanita. Nutfah laki-laki sifatnya lebih keras dan nantinya dia akan berubah menjadi tulang dan urat saraf.
Adapun nutfah wanita sifatnya lebih halus dan nantinya dia akan membentuk daging dan darah."

3. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada manusia:

1. "Insan" (‫)ِإْنَس ان‬

Istilah ini merujuk pada manusia secara umum, menekankan pada sifat manusiawi, kerapuhan, dan
keterbatasan manusia.Ini mencerminkan dimensi spiritual dan jasmani manusia, menunjukkan kesadaran akan
ketergantungan manusia pada Tuhan dan kebutuhan akan bimbingan-Nya.

2. "Bashar" (‫)َبَشر‬

Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk duniawi yang rentan terhadap kesalahan dan godaan, menyoroti
kelemahan dan keterbatasan manusia dalam menjalani kehidupan dunia.

Istilah ini menekankan aspek kemanusiaan yang lemah dan sering kali tersesat.

3. "Nas" (‫)َناس‬

Istilah ini mengacu pada manusia sebagai komunitas atau kelompok yang berbeda-beda, menunjukkan
keberagaman manusia dalam masyarakat dan kebutuhan akan interaksi sosial serta kerja sama antar
sesama manusia.

4. "Ibadi" (‫)ِعَباِد ي‬
Istilah ini merujuk pada hamba-hamba Allah, menekankan hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai
pencipta dan pemilik segala sesuatu.Ini menunjukkan pentingnya pengabdian dan ketaatan manusia kepada Allah
dalam setiap aspek kehidupan.

4. Beberapa langkah yang dapat dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah antara lain:

- Menjaga lingkungan:

Manusia harus menjaga kelestarian alam dan menghindari kerusakan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya, menghemat energi, dan mendukung kegiatan yang ramah
lingkungan.

- Mengembangkan ilmu pengetahuan:

Manusia harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memahami dan memanfaatkan
sumber daya alam dengan bijak. Dengan pengetahuan yang baik, manusia dapat mengelola bumi secara
berkelanjutan.

- Menghormati hak asasi manusia:

Manusia harus menghormati hak asasi manusia dan memastikan keadilan sosial bagi semua. Hal ini meliputi
perlindungan terhadap diskriminasi, kebebasan beragama, hak pendidikan, dan lain-lain.

- Berperilaku etis:

Manusia harus berperilaku etis dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dengan makhluk lainnya. Hal ini mencakup sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab
dalam segala tindakan.

5. Berikut adalah beberapa prinsip utama Islam untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera:

1. Keadilan

Islam mendorong keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam sistem hukum, ekonomi, maupun
sosial.Prinsip keadilan ini mengharuskan perlakuan yang sama dan adil terhadap semua individu tanpa
memandang latar belakang, agama, atau status sosial.Keadilan menjadi dasar bagi
stabilitas masyarakat yang beradab dan sejahtera.

2. Persaudaraan dan Toleransi

Islam mengajarkan nilai persaudaraan antar sesama manusia, tidak memandang perbedaan ras, agama, atau
budaya.Prinsip toleransi menghormati keberagaman dan mempromosikan dialog antar agama dan budaya,
menciptakan lingkungan yang harmonis dan beradab di tengah masyarakat yang multikultural.

3. Kesejahteraan Sosial
Islam mendorong masyarakat untuk peduli terhadap kesejahteraan sosial dan kesejahteraan umum.Prinsip ini
mendorong pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu, pendistribusian yang adil dari sumber daya, dan
penghapusan kemiskinan.Islam menekankan pentingnya zakat dan sedekah untuk membantu mereka yang
membutuhkan dalam masyarakat.

4. Kebaikan dan Kemurahan Hati

Islam mendorong umatnya untuk berperilaku baik dan memperlihatkan kemurahan hati terhadap
sesama.Prinsip kebaikan ini mendorong umat Muslim untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada orang lain
tanpa pamrih, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang dan empati terhadap orang lain.

5. Pendidikan dan Pengetahuan

Islam menganggap pendidikan dan pengetahuan sebagai hal yang penting dan wajib diperoleh oleh setiap
Muslim.Prinsip ini mendorong pengembangan pengetahuan dan keilmuan yang holistik, yang mencakup baik
pengetahuan agama maupun pengetahuan umum, untuk kemajuan individu dan masyarakat.

6. Ketaatan kepada Allah

Islam menekankan pentingnya ketaatan kepada ajaran agama dan ketundukan kepada kehendak Allah.Prinsip ini
memandu umat Muslim untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, menjalankan ibadah dengan tulus, dan
mengedepankan moralitas dan etika dalam semua aspek kehidupan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat berkontribusi secara
signifikan untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera

Anda mungkin juga menyukai