1268-Article Text-6744-1-10-20221226

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Owner: Riset & Jurnal Akuntansi

e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507


Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per


Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER)
Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada
Perusahaan Industri Makanan Olahan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 – 2020)
Sri Devi Andriani1, Ratih Kusumastuti2*, Riski Hernando3
Universitas Jambi
[email protected], [email protected], [email protected],

*Corresponding Author
Diajukan : 2 Nopember 2022
Disetujui : 9 Nopember 2022
Dipublikasi : 1 Januari 2023

ABSTRACT
This study is a quantitative study that aims to determine the effect of return on equity (ROE),
earning per share (EPS) and debt to equity ratio (DER) on stock prices. The stock price is
measured using the natural logarithm of the closing price. The population in this study are
procesed food industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018 – 2020. The
sampling technique used is purposive sampling. The sample in this study amounted to 51 samples
of 17 companies multiplied by accessing the company’s financial statement through the website of
the Indonesia Stock Exchange (IDX). The data analysis technique used in this study is multiple
linear regression analysis with the help of SPSS version 25 program. The result of this study
indicate that simultaneously return on equity, earning per share and debt to equity ratio have an
effect on stock prices. Partially, the return on equity has an effect on stock price. Earning per
share and debt to equity ratio partially have no effect on stock prices.

Keywords: Return On Equity, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Stock Price

PENDAHULUAN
Saat ini perekonomian Indonesia sedang berkembang pesat, salah satunya adalah
perkembangan pasar modal. Hal ini dikarenakan minat masyarakat terhadap pasar modal, dan
perusahaan yang terdaftar di pasar moal juga mendapatkan dukungan negara yang meningkat
melaluo kebijakan investasi (Rahmadini, 2020). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia paada Kuartal II-2021 mengalami peningkatan 7,07% secara
tahunan, serta ekonomi Indonesia Kuartal II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,31% dari
triwulan sebelumnya.
Saham adalah tanda pernyataan atau indikasi kepemilikan oleh seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berbentuk selembar kertas yang menyatakan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik sebagian dari perusahaan. Dengan demikian, jika
seorang investor membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik atau sebagai pemegang saham
perusahaan. Artinya pertimbangan pemegang saham harus diperhitungkan saat pengambilan
keputusan (Hartini & Rosadi, 2019). Harga saham merupakan salah satu indikator penting bagi
investor untuk menilai keberhasilan pengolaan perusahaan di masa yang akan datang. Jika harga
saham suatu perusahaan selalu mengalami peningkatan, maka investor akan menilai perusahaan
tersebut berhasil dalam mengelola perusahaannya. Kepercayaan investor sangat bermanfaat bagi
perusahaan karena akan semakin banyak orang yang akan percaya terhadap peruhaan maka
keinginan untuk berinvestasi pada perusahaan akan semakin meningkat (Dika & Pasaribu, 2020).

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 333
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa
maupun saham preferen. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya akan menarik investor unutk
menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan karena mengindikasikan bahwa
perusahaan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan harga saham pun akan ikut
tinggi (Rahmadewi, 2018). Hasil penelitian dari Fathihani (2020) menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Disisi lain, penelitian dari Alipudin (2016)
menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadp harga saham.
Earning Per Sharre (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk saham.
Semakin tinggi rasio Earning Per Share (EPS), maka semakin tinggi pula nilai profitabilita
perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi investor ketika melakukan
investasi (Estiasih dkk, 2020). EPS merupakan faktor penting pertama yang harus
dipertimbangkan ketika menganalisis perusahaan. EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaaan. Pada
umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengaharapkan manfaat yang akan dihasilkan
dalam bentuk laba per saham (Alipudin, 2016). Hasil penelitian dari Budiyono & Santoso (2019)
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. hal ini
berbeda dengan penelitian dari Rahmadewi (2018) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share
(EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang
dapat ditutupi oleh modal sendiri. Hal ini dapat menggambarkan potensi, manfaat dan risiko yang
timbul dari penggunaan utang. Semakin besar DER, maka semakin rendah harga saham
perusahaan tersebut. Hal ini dikarena perusahaan memiliki hutang yang harus dibayar dan
investor pun samkin tidak tertarik membeli saham perusahaan (Estiasih dkk, 2020). Hasil
penelitian dari Alipudin (2016) menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh
terhadap harga saham. Sementara itu, penelitian dari Octaviani & Komalasarai (2017)
menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) tidak bepengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan adanya ketidak konsistenan dan ketidakpastian dari hasil penelitian
sebelumnya, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali agar dapat menguji
secara lanjut mengenai Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity
Ratio (DER) terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasi sampel dari
populasi perusahaan industri makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018
– 2020.

STUDI LITERATUR
Landasan Teori
Teori Signal (Signalling Theory)
Teori signal atau signalling theory merupakan sinya-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh
investor untuk mempertimbangkan dan menentukan apakah investor akan menanamkan
sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Utami & Darmawan, 2018). Informasi
yang dikeluarkan perusahaan menjadi hal penting karena pengaruhnya terhadap keputusan
investasi. Informasi tersebur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi merupakan
unsur yang penting bagi investor karena diperlukan informasi yang relevan, lengkap dan akurat
sangat dibutuhkan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
dalam berinvetasi (Brigham & Houston, 2018).

Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2017) pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Oleh
karena itu, pasar modal dapat juga diartikan sebagai pasar untuk memperdagangkan surat
berharga seperti saham, obligasi, dana investasi, dan lain-lain. Tempat terjadinya jual beli
sekuritas disebut dengan bursa efek. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
unutk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 334
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Padar modal merupakan alternatif tercepat unutk
mendapatkan tambahan modal bagi perusahaan yang sudah dalam tahap start-up (sedang
berkembang), karena pada tahap ini perusahaan membutuhkan banyak dana untuk mencapai
pertumbuhan pada perusahaan (Hernando, 2018).
Pasar modal merupakan sarana perusahaan unutk meningkatkan kebutuhan jangka panjang
dengan menjual saham atau mengeluarkan obligas. Pasar modal juga berfungsi sebagai sarana
alikasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.
Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu mempunyai kelebuhan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana (Hartono, 2016).

Harga Saham
Saham (stock) merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya, pemilik saham
adalah pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar
kekuasaan diperusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham tersebut dengan
dividen. Pembagian dividen ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham (Kasmir, 2018).
Menurut Brigham & Housto (2018) harga saham adalah menentukan kekayaan pemegang saham.
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga
saham suatu perusahaan. Harga saham pada waktu ke waktu tertentu akan bergantung pada arus
kas yang diharapkan diterima dimasa depan oleh investor jika membeli saham.

Return On Equity (ROE)


Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas, ROE merupakan rasio laba bersih
terhadap ekuitas biasa yang mengukur tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham. Return On
Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
Apabila rasio ini semakin tinggi, maka akan semakin baik. Artinya, posisi perusahaan semakin
kuat begitu pula sebaliknya (Brigham & Houston, 2018).
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi semua pemegang saham, baik saham biasa
atau saham preferen. Semakin tinggi nilai ROE, maka akan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan kareana perusahaaan tersebut memiliki kinerja yang
baik dan harga sahamnya pun akan semakin tinggi (Rahmadewi, 2018).

Earning Per Share (EPS)


Menurut Darmaji & Fakhruddin (2012) Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang
menunjukkan bagian pendapatan untuk setiap saham. Kenaikan atau penurunan dari tahun ke
tahun merupakan ukuran penting untuk mengetahui baik tidaknya kinerja yang dilakukan oleh
pemegang saham perusahaan. EPS yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat
memberikan tingkat keuntungan pada pemegang saham, sebaliknya EPS yang rendah memiliki
tingkat keuntungan yang rendah kepeda pemegang saham.
Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan
berguna karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan serta sebagai
ukuran keefiiensi suatu perusahaan. EPS juga merupakan rasio yang mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham (Alipudin, 2016).

Debt To Equity Ratio (DER)


Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang
terhadap ekuitas. Rasio ini digunakan untuk menentukan jumlah dana yang akan diberikan
peminjam (kreditur) kepada pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
menentukan setiap rupiah yang digunakan sebagai jaminan utang (Kasmir, 2014).
Menurut Darmaji & Fakhruddin (2012), Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang
mengukur sejauh manan utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Hal ini dapat menjelaskan
kemungkinan, keuntungan dan risiko yang timbul dari penggunaan modal pinjaman. DER dapat
dihitung secara sistematis dengan membagi total hutang dengan ekuitas. Semakin tinggi DER

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 335
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

maka semakin rendah harga saham perusahaan karena perusahaan harus melunasi hutnagnya dan
investor tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis


Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio
(DER) terhadap harga saham
Return On Equity (ROE) ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang diperoleh
perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Semakin tinggi nilai
ROE, maka semakin banyak investor yng tertarik dengan saham tersebut karena tingkat
pengembalian yang akan diterima oleh investor akan semakin besar (Alipudin, 2016). Earning
Per Share (EPS) merupakan rasio yang mengukur perbandingan anatara laba bersih setelah pajak
dengan jumlah saham yang diterbitkan. Informasil EPS akan diterima pasar sebagai sinyal baik
yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi
(Utami & Darmawan, 2018) dan Debt To Equtiy Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin tingi rasio ini, maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham (Kurnia, 2020).
Penelitian dari Estiasih dkk (2020) menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt
To Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian dari
Alipudin (2016) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan
Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh terhdap harga saham. Hal ini berbeda
dari penelitian yang dilakukan oleh Fitri & Yahya (2016) yang menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga
saham dan juga penelitian dari Bahri (2018) menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan
Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H1: Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap Harga Saham

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham


Menurut Kasmir (2014) Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin kuat posisi pemilik perusahaan, begitu pula sebaliknya.
Rasio yang paling penting adalah ROE, karena pemegang saham ingin mendapatkan
pengembalian modal yang tinggi atas modal yang mereka tanamkan, dan ROE menunjukkan
tingkat pengembangan yang mereka peroleh. Penelitian dari Fathihani (2020) dan Budiyono &
Santoso (2019) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Alipudin (2016) dan Sutapa (2018) yang
menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H2: Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham

Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham


Earning Per Share (EPS) menunjukkan harga bersih yang diperoleh perusahaan per saham
dalam periode tertentu dan dibagikan kepada semua pemegang saham. Perubahan EPS dari tahun
ke tahun merupakan indikator penting untuk menilai apakah suatu perusahaan berjalan dengan
baik atau tidak. Secara teori, semakin tinggi EPS, harga saham cenderung semakin tinggi.
Meningkatnya EPS menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kekayaan investor,
dan hal ini mendorong investor untuk meningkatkan modal yang ditanamkan di perusahaan. Pada
penelitian dari Fathihani (2020) dan penelitian dari Budiyono & Santoso (2019) menunjukkan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahmadewi (2018) dan Sutapa (2018) menunjukkan bahwa Earning Per
Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H3: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 336
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham


Debt To Equity Ratio (DER) mengukur sejauh mana ekuitas pemilik dapat menutupi
hutangnya kepada pihak luar. Rasio ini berguna untuk mengetahui dana yang diberikan oleh
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, digunakan untuk mengetahui
setiap rupiah dari modal biasa yang dijadikan jaminan utang. Semakin tinggi DER, maka semakin
tinggi pula rasio utang yang dimiliki perusahaan. Sebaliknya semakin kecil DER maka akan
semakin baik pula bagi perusahaan untuk meningkatkan harga saham (Kasmir, 2018). Penelitian
dari Alipudin (2016) dan Krisnawati dkk (2018) menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio
(DER) berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Octaviani &
Komalasarai (2017) dan penelitian dari Dika & Pasaribu (2020) yang menunjukkan bahwa Debt
To Equtiy Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H4: Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan dari perusahaan makanan
olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh melalui website resmi Bursa
Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2018 – 2020. Metode pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling. Kriteria dalam penentuan sampel adaah sebagai berikut:
1. Perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018 –
2020.
2. Perusahaan makanan olahan yang secara konsisten menerbitkan laporan tahunan berturut-
turut selama tahun 2018 – 2020.
Berdasarkan kriteria sampel, dari 26 perusahaan makanan olahan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menjadi populasi hanya ada 17 perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan
secara berturut-turut selama 3 tahun dari tahun 2018 – 2020 sehingga diperoleh 51 data
pengamatan.

Definisi Operasional Variabel


Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menggambarkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan investasi yang telah
dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Darmawan, 2020).
Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus:

Earning Per Share (EPS)


Earning Per Share (EPS) atau laba per saham adalah rasio yang mengukur berapa besar laba
bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar (Govia dkk, 2019).
Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan rumus:

Debt To Equity Ratio (DER)


Det To Equity Ratio (DER) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menutupi sebagian atau seluruh hutangnya dengan dana berasal dari dana perusahaan sendiri
(Estiasih dkk, 2020). Debt To Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus:

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 337
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Metode Analisis Data


Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu teknik analisis data yang memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali,
2018).

Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik merupakan suatu uji persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisi
regresi linear berganda. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik diantaranya uji normalitas,
uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2018).

Uji Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik f bertujuan untuk mengetahi apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam suatu model penelitian memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018). Pengujian F ini menggunakan kriteria yaitu F-hitung >
F-tabel atau F-value < α (0,05) yang secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.

2. Uji Parsial (Uji t)


Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengatuh satu variabel independen secara
individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Kriteria dlaam uji t yaitu jika t-
hitung > t-tabel dan tingkat signifikansinya (α = 5%) < 0,05 maka variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

3. Koefisiensi Determinasi (R2)


Koefisiensi determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).

HASIL
Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif penelitian inin dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Satatistik Deskriptif Sebelum Outlier Data


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE (X1) 51 -,68 1,46 ,1244 ,24793
EPS (X2) 51 -38,38 9809,73 368,2971 1366,80823
DER (X3) 51 -2,13 5,37 ,8900 1,07290
HARGA SAHAM 51 4,56 9,32 7,0455 1,34951
Valid N (listwise) 51
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 338
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Data yang digunakan untuk menguji statistik di atas adalah sebanyak 51 data. Data tersebut
menunjukkan adanya data outliers pada beberapa variabel yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Data outliers merupakan data yang nilainya terlalu jauh dari rata-rata dan biasanya akan
mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias sehingga dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi
dan data perlu untuk dihapus (Ghozali, 2018).

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif Setelah Outlier Data


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE (X1) 51 ,00 ,31 ,1309 0,7538
EPS (X2) 51 -38,38 9809,73 390,5403 1421,99192
DER (X3) 51 -2,13 2,42 ,7953 ,68642
HARGA SAHAM 51 4,56 9,32 7,1985 1,28790
Valid N (listwise) 51
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,94087203
Most Extreme Differences Absolute ,100
Positive ,100
Negative -,057
Test Statistic ,100
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Gambar 1. Normal P-Plot


Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 339
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1 di atas, uji normalitas data dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 yang
nilainya lebih tinggi dari 0,05 yang artinya data berdistribusi normal dan pada uji grafik normal p-
plot menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonalnya
sehingga dikatakan data berdistribusi normal.

Uji Multikolonieritas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas
Collonearity Statistics
Model Tolarance VIF
(Constant)
ROE (X1) ,984 1,016
EPS (X2) ,986 1,014
DER (X3) ,971 1,030
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Berdasarkan tabel 4, nilai tolarance dari masing-masing variabel > 0,10 dan nilai VIF
masing-masing variabel < 10 maka data penelitian ini bebas dari multikolonieritas.

Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Coefficient Standardized
Modal B Std. Error Coefficient T Sig
(Constant) ,960 ,188 5,107 ,000
ROE (X1) -1,782 1,118 -,238 -1,593 ,118
EPS (X2) 1,476E-5 ,000 ,037 ,249 ,804
DER (X3) 0,15 ,124 ,019 ,124 ,902
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Gambar 2. Scatter Plot


Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Tabel 5 dan gambar 2 di atas menunjukkan nilai profitabilitas signifikansi lebih besar dari
0,05 dan pada uji menggunakan scatter plot menunjukkan bahwa titik-titik terdistribusi secara
acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga disimpulkan bahwa model regresi
tidak mengalami heteroskedastisitas.

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 340
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin -
Square the Estimate Watson
1 ,805a ,649 ,615 ,78474 1,842
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Berdasarkan tabel 6 di atas, hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin – Watson
(DW) sebesar 1,842. Nilai DW ini berada diantara -2 dan +2 atau -2 < DW < +2 sehingga
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficient Standardized Coefficients Beta
Model B Std. Error t Sig
(Constant) 5,759 ,322 17,867 ,000
ROE (X1) 11,556 1,919 ,676 6,023 ,000
EPS (X2) ,000 ,000 ,117 1,044 ,302
DER (X3) -,144 ,212 -,077 -,681 ,500
Sumber: data olahan, Output SPSS 2022

Berdasarkan dari tabel 7 di atas persamaan regresi linear berganda yang dijelaskan adalah
sebagai berikut:
Harga Saham = 5,759 + 11,556 ROE + 0,000 EPS – 0,144 DER + e
Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diartikan sebagi berikut:
1. Konstanta sebesar 5,759 menyatakan bahwa variabel Return On Equity (X1), Earning Per
Share (X2) dan Debt To Equity Ratio (DER) dianggap konstan, maka variabel harga saham
pada perusahaan makananolahan sebesar 5,759 satuan.
2. Koefisien regresi varibel Return On Equity (X1) bernilai 11,556. Hai ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Retun On Equity sebesar satu satuan, maka harga sham akan
meningkat sebesar 11,556 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
3. Koefisiensi regresi variabel Earning Per Share (X2) bernilai 0,000. Hal ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Earning Per Share sebesar satuan, maka harga shaam akan
meningkat sebesar 0,000 sartuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
4. Koefisiensi regresi varibael Debt To Equity Ratio (X3) bernilai -0,144. Hal ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Debt To Equity Ratio sebesar satuan, maka harga shaam akan
menurun sebesar 0,144 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Uji Hipotesis
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 8. Hasil Uji Simultasn (Uji F)
Sum of Mean
Model Squares Df Squares F Sig
Regression 3 11,860 12,523 ,000b
Residual 35,579 43 ,947
Total 76,300 46
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Berdasarkan hipotesis secara simultan didapat nilai F-hitung 12,523 dan F-tabel 2,82 karena
F-hitung > F-tabel (12,523 > 2,82) maka H1 diterima, yang artinya variabel return on equity dan
debt to equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 341
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Uji Parsial (Uji t)


Tabel 9. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Unstandardized Coefficient Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig
(Constant) 5,759 ,322 17,867 ,000
ROE (X1) 11,556 1,919 ,676 6,023 ,000
EPS (X2) ,000 ,000 ,117 1,044 ,302
DER (X3) -,144 ,212 -,077 -,681 ,500
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Dari uji parsial (uji t) pada tabel 8 di atas , disimpulkan bahwa:


1. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dari variabel
Return On Equity (ROE) adalah 0,000 < 0,05 sehingga H2 diterima.
2. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dari variabel
Earning Per Share (EPS) adalah 0,302 > 0,05 sehingga H3 ditolak.
3. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat signifikansi dari variabel Debt
to Equity Ratio (DER) adalah 0,500 > 0,05 sehingga H4 ditolak.

Koefisiensi Determinasi (R2)


Tabel 10. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi
Adjusted R Std. Error Durbin -
Square of the Watson
Model R R Square Estimate
1 ,683a ,466 ,429 ,97314 ,676
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022

Berdasarkan tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,429. Hal
ini berarti sebesar 42,9% dapat dijelaskan dari variabel dependen yaitu Return On Equtiy (ROE),
Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER). Sedangkan sisanya yaitu 57,1%
dijelaskan oleh variabel lain selain dari variabel dari penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio
(DER) terhadap Harga Saham
Berdasarkan dari pengolahan data dari perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2018 – 2020 membuktikan bahwa variabel return on equity, earning per
share dan debt to equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham sehingga H1
pada penelitian ini diterima. Hal ini juga yang menjadi analisis bagi calon investor pada saat ingin
membeli saham dengan menganalisis nilai return on equity, earning per share dan debt to equity
ratio. Hasil penelitian ini juga didukung dengan Signalling Theory yaitu dengan adanya rasio
keuangan yang memberikan sinyal positif terhadap investor sehingga investor merespon baik
dengan melakukan penanaman modal investasi yang menyebabkan peningkatan harga saham
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estiasih dkk (2020) yang
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Alipudin (2016) yang menunjukakan bahwa
Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham. Namun bertentangan dengan penelitian dari Fitri &
Yahya (2016) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian dari Bahri (2018) yang
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 342
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

juga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sektor-sektor
dan juga tahun periode yang berbeda.

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham


Berdasarkan dari pengolahan data dari perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2018 – 2020 membuktikan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh
terhadap haga saham sehingga H2 pada penelitian ini diterima. Dalam hal ini Return On Equity
(ROE) yang tinggi mencerminkan baiknya manajemen biaya dan peluang investasi yang baik.
Semakin tinggi rasio maka semakin baik pula posisi pemilik perusahaan. Jika Return On Equity
(ROE) mengalami oenutunan itu juga akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham. Return
On Equity (ROE) meruapakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham. Semakin tinggi nilai Return On
Equity (ROE) makan akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaam karena perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan
mengakibatkan harga sahampun ikut tinggi (Rahmadewi, 2018).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Hartini & Rosadi (2019), Budiyono & Santoso
(2019) dan penelitian dari Fathihani (2020) yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE)
berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari
Alipudi (2016), Sutapa (2018) dan penelitian oleh Rahmadini (2020) yang menunjukkan bahwa
Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Perbedaan dalam penelitian ini
disebabkan oleh sektor dan periode tahun penelitian yang berbeda.

Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham


Berdasarkan dari pengolahan dari data perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2018 – 2020 menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh terhadap harga saham sehingga H3 pada penelitian ini ditolak. Hipotesis
menjelaskan bahwa Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham diterima dapat dijelaskan
bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba tinggi untuk menarik investor. Investor akan
berinvestasi jika perusahaan menghasilkan laba perusahaan yang tinggi tetapi dalam penelitian ini
hipotesis ditolak, maka semakin tinggi laba perusahaan olahan belum tentu menarik perhatian
para investor. Berdasarkan Signalling Theory, nilai Earning Per Share (EPS) yang ditunjukan
perusahaan dalam laporan keuangan dapat memberikan sinyal yang baik bagi para investor. Nilai
Earning Per Share (EPS) yang diperlihatkan pasa laporan keuangan dapat menggambarkan besar
pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham untuk setiap lembar saham yang
dimilikinya.
Penelitian ini sejalan dnegan penelitian dari Rahmadewi (2018), Andriyanto & Khoirunnisa
(2018) dan penelitian dari Sutapa (2018) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
dari Budiyono & Santoso (2019), Rahmadini (2020) dan Fathihani (2020) yang menunjukkan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian dari berbeda
dikarenakan tahun dan sektor yang digunakan pada penelitian.

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham


Berdasarkan dari pengolahan data dari perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2018 – 2020 menunjukkan bahwa Debt To Equtiy Ratio (DER) tidak
berpengaruh terhadap harga saham sehingga H4 pada penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai Debt To Equity Ratio (DER) belum tentu dapat mempengaruhi harga saham dan tidak
memiliki pengaruh terhadap investor untuk menanamkan saham pada perusahaan. Debt To Equity
Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap
ekuitas yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi Debt To Equity Ratio (DER)
maka akan semakin rendah harga saham begitu pula sebaliknya. Semakin besar DER ini
menunjukkan semakin besar biaya utang yang harus dibayar perusahaan maka akan berdampak
profitabilitas yang akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya minat para

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 343
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

investor yang akan berpengaruh terdahap harga saham.


Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Octaviani & Komalasarai (2017), Budiyono &
Santoso (2019) dan Dika & Pasaribu (2020) yang menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini tidak sejalan dengan penlitian dari
Alipudin (2016), Krisnawati dkk (2018), dan Estiasih dkk (2020) yang menunjukkan bahwa Debt
To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham. Perbedaan pada penelitian ini
dikarenakan sektor dan periode tahun yang berbeda.

KESIMPULAN
Berdasarkan hipotesis, analisis pengujian data dan hasil pembahasan diatas, maka
kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan olahan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
2. Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan
olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
3. Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
4. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.

REFERENSI
Alipudin, A. (2016). Pengaruh EPS, ROE, ROA Dan DER Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi), 2(1), 1–22. https://doi.org/10.34204/jiafe.v2i1.521
Andriyanto, I., & Khoirunnisa, S. (2018). Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, dan
Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Rokok Go Public. AKTSAR: Jurnal
Akuntansi Syariah, 1(2), 215. https://doi.org/10.21043/aktsar.v1i2.5158
Bahri, S. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). 9(1), 6–7.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi 10). Salemba
Empat.
Budiyono, & Santoso, S. B. (2019). the Effects of EPS, ROE, PER, NPM, and DER on the Share
Price in the Jakarta Islamic Index Group in the 2014-2017 Period. Jurnal Manajemen
Bisnis, 10(2). https://doi.org/10.18196/mb.10177
Darmaji, T., & Fakhruddin. (2012). Pasar Modal di Indonesia (Edisi Ketiga). Salemba Empat.
Darmawan. (2020). Dasa-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan. UNY Press.
Dika, M. F., & Pasaribu, H. (2020). Pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, dan Debt To
Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan
Manajemen, 9(2).
Estiasih, S. P., Prihatiningsih, E., & Fatmawati, Y. (2020). Dividend Payout Ratio, Earning Per
Share, Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, 21(01), 205–212. https://doi.org/10.29040/jap.v21i1.1156
Fathihani, F. (2020). Effect of NPM, EPS, ROE, and PBV on Stock Prices. Dinasti International
Journal of Management Science, 1(6), 893–902. https://doi.org/10.31933/dijms.v1i6.397
Fitri, S. A., & Yahya, Y. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan
Food and Beverages Di BEI. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(4), 1–16.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (9th ed.). Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Govia, J., Dayani, V. O. S., Purba, M. N., Ramayanti, E., Tanoto, M., Teng, S. H., & Cynthia, C.
(2019). Pengaruh Laba per Saham, Rasio Hutang dan Pengembalian atas Aset (ROA)
terhadap Harga Saham. Owner, 3(2), 21. https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.119
Hartini, E. F., & Rosadi, K. H. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 344
Owner: Riset & Jurnal Akuntansi
e –ISSN : 2548-9224 | p–ISSN : 2548-7507
Volume 7 Nomor 1, Januari 2023
DOI : https://doi.org/10.33395/owner.v7i1.1268

Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Kewirausahaan, 15(2), 131. https://doi.org/10.33370/jmk.v15i2.222
Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kesepuluh).
Hernando, R. (2018). The Effect of Information Asimmetry On Earnings Management In
Companies That Conduct An Initial Public Offering (IPO) On The Indonesia Stock
Exchange (IDX). 16(4).
Kasmir. (2014). Pengantar Manajemen Keuangan (Edisi Kedu). Prenadamedia Group.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan (Edisi Satu). PT RajaGrafindo Persada.
Krisnawati, D., Setiawan, I., & Anjani, E. A. S. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Solvabilitas terhadap Harga Saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Jurnal
Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 5(1). https://doi.org/10.35137/jabk.v5i1.243
Kurnia, D.-. (2020). Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share Dan Debt To Equity Ratio
Terhadap Harga Saham Syariah. Akuntansi : Jurnal Akuntansi Integratif, 6(01), 25–39.
https://doi.org/10.29080/jai.v6i01.241
Octaviani, S., & Komalasarai, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi., 3(2), 77–89.
Rahmadewi, P. W. (2018). Pengaruh EPS , PER , CR , Dan ROE Terhadap Harga Saham Di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia. Manajemen, 7(4),
2106–2133.
Rahmadini, S. (2020). Pengaruh ROE Dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Pembangunan Tahun 2012-2017 Yang Terdaftar Di Bei. KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 12(1), 50–54. https://doi.org/10.22225/kr.12.1.1183.50-54
Sutapa, I. N. (2018). Pengaruh Rasio Dan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Indeks
Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2015-2016. KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 9(2), 11. https://doi.org/10.22225/kr.9.2.467.11-19
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi. PT. Kasinius.
Utami, M. R., & Darmawan, A. (2018). Pengaruh DER, ROA, ROE, EPS dan MVA Terhadap
Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia. Journal of Applied Managerial
Accounting, 2(2), 206–218. https://doi.org/10.30871/jama.v2i2.910

This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative


Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. 345

Anda mungkin juga menyukai