1268-Article Text-6744-1-10-20221226
1268-Article Text-6744-1-10-20221226
1268-Article Text-6744-1-10-20221226
*Corresponding Author
Diajukan : 2 Nopember 2022
Disetujui : 9 Nopember 2022
Dipublikasi : 1 Januari 2023
ABSTRACT
This study is a quantitative study that aims to determine the effect of return on equity (ROE),
earning per share (EPS) and debt to equity ratio (DER) on stock prices. The stock price is
measured using the natural logarithm of the closing price. The population in this study are
procesed food industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018 – 2020. The
sampling technique used is purposive sampling. The sample in this study amounted to 51 samples
of 17 companies multiplied by accessing the company’s financial statement through the website of
the Indonesia Stock Exchange (IDX). The data analysis technique used in this study is multiple
linear regression analysis with the help of SPSS version 25 program. The result of this study
indicate that simultaneously return on equity, earning per share and debt to equity ratio have an
effect on stock prices. Partially, the return on equity has an effect on stock price. Earning per
share and debt to equity ratio partially have no effect on stock prices.
Keywords: Return On Equity, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Stock Price
PENDAHULUAN
Saat ini perekonomian Indonesia sedang berkembang pesat, salah satunya adalah
perkembangan pasar modal. Hal ini dikarenakan minat masyarakat terhadap pasar modal, dan
perusahaan yang terdaftar di pasar moal juga mendapatkan dukungan negara yang meningkat
melaluo kebijakan investasi (Rahmadini, 2020). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia paada Kuartal II-2021 mengalami peningkatan 7,07% secara
tahunan, serta ekonomi Indonesia Kuartal II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,31% dari
triwulan sebelumnya.
Saham adalah tanda pernyataan atau indikasi kepemilikan oleh seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berbentuk selembar kertas yang menyatakan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik sebagian dari perusahaan. Dengan demikian, jika
seorang investor membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik atau sebagai pemegang saham
perusahaan. Artinya pertimbangan pemegang saham harus diperhitungkan saat pengambilan
keputusan (Hartini & Rosadi, 2019). Harga saham merupakan salah satu indikator penting bagi
investor untuk menilai keberhasilan pengolaan perusahaan di masa yang akan datang. Jika harga
saham suatu perusahaan selalu mengalami peningkatan, maka investor akan menilai perusahaan
tersebut berhasil dalam mengelola perusahaannya. Kepercayaan investor sangat bermanfaat bagi
perusahaan karena akan semakin banyak orang yang akan percaya terhadap peruhaan maka
keinginan untuk berinvestasi pada perusahaan akan semakin meningkat (Dika & Pasaribu, 2020).
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa
maupun saham preferen. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya akan menarik investor unutk
menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan karena mengindikasikan bahwa
perusahaan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan harga saham pun akan ikut
tinggi (Rahmadewi, 2018). Hasil penelitian dari Fathihani (2020) menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Disisi lain, penelitian dari Alipudin (2016)
menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadp harga saham.
Earning Per Sharre (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk saham.
Semakin tinggi rasio Earning Per Share (EPS), maka semakin tinggi pula nilai profitabilita
perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi investor ketika melakukan
investasi (Estiasih dkk, 2020). EPS merupakan faktor penting pertama yang harus
dipertimbangkan ketika menganalisis perusahaan. EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaaan. Pada
umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengaharapkan manfaat yang akan dihasilkan
dalam bentuk laba per saham (Alipudin, 2016). Hasil penelitian dari Budiyono & Santoso (2019)
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. hal ini
berbeda dengan penelitian dari Rahmadewi (2018) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share
(EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang
dapat ditutupi oleh modal sendiri. Hal ini dapat menggambarkan potensi, manfaat dan risiko yang
timbul dari penggunaan utang. Semakin besar DER, maka semakin rendah harga saham
perusahaan tersebut. Hal ini dikarena perusahaan memiliki hutang yang harus dibayar dan
investor pun samkin tidak tertarik membeli saham perusahaan (Estiasih dkk, 2020). Hasil
penelitian dari Alipudin (2016) menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh
terhadap harga saham. Sementara itu, penelitian dari Octaviani & Komalasarai (2017)
menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) tidak bepengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan adanya ketidak konsistenan dan ketidakpastian dari hasil penelitian
sebelumnya, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali agar dapat menguji
secara lanjut mengenai Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity
Ratio (DER) terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasi sampel dari
populasi perusahaan industri makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018
– 2020.
STUDI LITERATUR
Landasan Teori
Teori Signal (Signalling Theory)
Teori signal atau signalling theory merupakan sinya-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh
investor untuk mempertimbangkan dan menentukan apakah investor akan menanamkan
sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Utami & Darmawan, 2018). Informasi
yang dikeluarkan perusahaan menjadi hal penting karena pengaruhnya terhadap keputusan
investasi. Informasi tersebur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi merupakan
unsur yang penting bagi investor karena diperlukan informasi yang relevan, lengkap dan akurat
sangat dibutuhkan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
dalam berinvetasi (Brigham & Houston, 2018).
Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2017) pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Oleh
karena itu, pasar modal dapat juga diartikan sebagai pasar untuk memperdagangkan surat
berharga seperti saham, obligasi, dana investasi, dan lain-lain. Tempat terjadinya jual beli
sekuritas disebut dengan bursa efek. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
unutk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Padar modal merupakan alternatif tercepat unutk
mendapatkan tambahan modal bagi perusahaan yang sudah dalam tahap start-up (sedang
berkembang), karena pada tahap ini perusahaan membutuhkan banyak dana untuk mencapai
pertumbuhan pada perusahaan (Hernando, 2018).
Pasar modal merupakan sarana perusahaan unutk meningkatkan kebutuhan jangka panjang
dengan menjual saham atau mengeluarkan obligas. Pasar modal juga berfungsi sebagai sarana
alikasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.
Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu mempunyai kelebuhan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana (Hartono, 2016).
Harga Saham
Saham (stock) merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya, pemilik saham
adalah pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar
kekuasaan diperusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham tersebut dengan
dividen. Pembagian dividen ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham (Kasmir, 2018).
Menurut Brigham & Housto (2018) harga saham adalah menentukan kekayaan pemegang saham.
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga
saham suatu perusahaan. Harga saham pada waktu ke waktu tertentu akan bergantung pada arus
kas yang diharapkan diterima dimasa depan oleh investor jika membeli saham.
maka semakin rendah harga saham perusahaan karena perusahaan harus melunasi hutnagnya dan
investor tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan dari perusahaan makanan
olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh melalui website resmi Bursa
Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2018 – 2020. Metode pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling. Kriteria dalam penentuan sampel adaah sebagai berikut:
1. Perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018 –
2020.
2. Perusahaan makanan olahan yang secara konsisten menerbitkan laporan tahunan berturut-
turut selama tahun 2018 – 2020.
Berdasarkan kriteria sampel, dari 26 perusahaan makanan olahan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menjadi populasi hanya ada 17 perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan
secara berturut-turut selama 3 tahun dari tahun 2018 – 2020 sehingga diperoleh 51 data
pengamatan.
Uji Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik f bertujuan untuk mengetahi apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam suatu model penelitian memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018). Pengujian F ini menggunakan kriteria yaitu F-hitung >
F-tabel atau F-value < α (0,05) yang secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
HASIL
Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif penelitian inin dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Data yang digunakan untuk menguji statistik di atas adalah sebanyak 51 data. Data tersebut
menunjukkan adanya data outliers pada beberapa variabel yang akan digunakan dalam penelitian
ini. Data outliers merupakan data yang nilainya terlalu jauh dari rata-rata dan biasanya akan
mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias sehingga dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi
dan data perlu untuk dihapus (Ghozali, 2018).
Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1 di atas, uji normalitas data dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 yang
nilainya lebih tinggi dari 0,05 yang artinya data berdistribusi normal dan pada uji grafik normal p-
plot menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonalnya
sehingga dikatakan data berdistribusi normal.
Uji Multikolonieritas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas
Collonearity Statistics
Model Tolarance VIF
(Constant)
ROE (X1) ,984 1,016
EPS (X2) ,986 1,014
DER (X3) ,971 1,030
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022
Berdasarkan tabel 4, nilai tolarance dari masing-masing variabel > 0,10 dan nilai VIF
masing-masing variabel < 10 maka data penelitian ini bebas dari multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Coefficient Standardized
Modal B Std. Error Coefficient T Sig
(Constant) ,960 ,188 5,107 ,000
ROE (X1) -1,782 1,118 -,238 -1,593 ,118
EPS (X2) 1,476E-5 ,000 ,037 ,249 ,804
DER (X3) 0,15 ,124 ,019 ,124 ,902
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022
Tabel 5 dan gambar 2 di atas menunjukkan nilai profitabilitas signifikansi lebih besar dari
0,05 dan pada uji menggunakan scatter plot menunjukkan bahwa titik-titik terdistribusi secara
acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga disimpulkan bahwa model regresi
tidak mengalami heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin -
Square the Estimate Watson
1 ,805a ,649 ,615 ,78474 1,842
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022
Berdasarkan tabel 6 di atas, hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin – Watson
(DW) sebesar 1,842. Nilai DW ini berada diantara -2 dan +2 atau -2 < DW < +2 sehingga
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Berdasarkan dari tabel 7 di atas persamaan regresi linear berganda yang dijelaskan adalah
sebagai berikut:
Harga Saham = 5,759 + 11,556 ROE + 0,000 EPS – 0,144 DER + e
Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diartikan sebagi berikut:
1. Konstanta sebesar 5,759 menyatakan bahwa variabel Return On Equity (X1), Earning Per
Share (X2) dan Debt To Equity Ratio (DER) dianggap konstan, maka variabel harga saham
pada perusahaan makananolahan sebesar 5,759 satuan.
2. Koefisien regresi varibel Return On Equity (X1) bernilai 11,556. Hai ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Retun On Equity sebesar satu satuan, maka harga sham akan
meningkat sebesar 11,556 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
3. Koefisiensi regresi variabel Earning Per Share (X2) bernilai 0,000. Hal ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Earning Per Share sebesar satuan, maka harga shaam akan
meningkat sebesar 0,000 sartuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
4. Koefisiensi regresi varibael Debt To Equity Ratio (X3) bernilai -0,144. Hal ini berarti setiap
terjadinya peningkatan Debt To Equity Ratio sebesar satuan, maka harga shaam akan
menurun sebesar 0,144 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap.
Uji Hipotesis
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 8. Hasil Uji Simultasn (Uji F)
Sum of Mean
Model Squares Df Squares F Sig
Regression 3 11,860 12,523 ,000b
Residual 35,579 43 ,947
Total 76,300 46
Sumber: data diolah, Output SPSS 2022
Berdasarkan hipotesis secara simultan didapat nilai F-hitung 12,523 dan F-tabel 2,82 karena
F-hitung > F-tabel (12,523 > 2,82) maka H1 diterima, yang artinya variabel return on equity dan
debt to equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,429. Hal
ini berarti sebesar 42,9% dapat dijelaskan dari variabel dependen yaitu Return On Equtiy (ROE),
Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER). Sedangkan sisanya yaitu 57,1%
dijelaskan oleh variabel lain selain dari variabel dari penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio
(DER) terhadap Harga Saham
Berdasarkan dari pengolahan data dari perusahaan makanan olahan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2018 – 2020 membuktikan bahwa variabel return on equity, earning per
share dan debt to equity ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham sehingga H1
pada penelitian ini diterima. Hal ini juga yang menjadi analisis bagi calon investor pada saat ingin
membeli saham dengan menganalisis nilai return on equity, earning per share dan debt to equity
ratio. Hasil penelitian ini juga didukung dengan Signalling Theory yaitu dengan adanya rasio
keuangan yang memberikan sinyal positif terhadap investor sehingga investor merespon baik
dengan melakukan penanaman modal investasi yang menyebabkan peningkatan harga saham
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Estiasih dkk (2020) yang
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Alipudin (2016) yang menunjukakan bahwa
Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham. Namun bertentangan dengan penelitian dari Fitri &
Yahya (2016) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian dari Bahri (2018) yang
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan
juga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sektor-sektor
dan juga tahun periode yang berbeda.
KESIMPULAN
Berdasarkan hipotesis, analisis pengujian data dan hasil pembahasan diatas, maka
kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan olahan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
2. Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan
olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
3. Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
4. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
makanan olahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020.
REFERENSI
Alipudin, A. (2016). Pengaruh EPS, ROE, ROA Dan DER Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Semen Yang Terdaftar Di Bei. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Fakultas Ekonomi), 2(1), 1–22. https://doi.org/10.34204/jiafe.v2i1.521
Andriyanto, I., & Khoirunnisa, S. (2018). Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, dan
Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Rokok Go Public. AKTSAR: Jurnal
Akuntansi Syariah, 1(2), 215. https://doi.org/10.21043/aktsar.v1i2.5158
Bahri, S. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). 9(1), 6–7.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi 10). Salemba
Empat.
Budiyono, & Santoso, S. B. (2019). the Effects of EPS, ROE, PER, NPM, and DER on the Share
Price in the Jakarta Islamic Index Group in the 2014-2017 Period. Jurnal Manajemen
Bisnis, 10(2). https://doi.org/10.18196/mb.10177
Darmaji, T., & Fakhruddin. (2012). Pasar Modal di Indonesia (Edisi Ketiga). Salemba Empat.
Darmawan. (2020). Dasa-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan. UNY Press.
Dika, M. F., & Pasaribu, H. (2020). Pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, dan Debt To
Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan
Manajemen, 9(2).
Estiasih, S. P., Prihatiningsih, E., & Fatmawati, Y. (2020). Dividend Payout Ratio, Earning Per
Share, Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, 21(01), 205–212. https://doi.org/10.29040/jap.v21i1.1156
Fathihani, F. (2020). Effect of NPM, EPS, ROE, and PBV on Stock Prices. Dinasti International
Journal of Management Science, 1(6), 893–902. https://doi.org/10.31933/dijms.v1i6.397
Fitri, S. A., & Yahya, Y. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan
Food and Beverages Di BEI. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(4), 1–16.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (9th ed.). Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Govia, J., Dayani, V. O. S., Purba, M. N., Ramayanti, E., Tanoto, M., Teng, S. H., & Cynthia, C.
(2019). Pengaruh Laba per Saham, Rasio Hutang dan Pengembalian atas Aset (ROA)
terhadap Harga Saham. Owner, 3(2), 21. https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.119
Hartini, E. F., & Rosadi, K. H. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Kewirausahaan, 15(2), 131. https://doi.org/10.33370/jmk.v15i2.222
Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kesepuluh).
Hernando, R. (2018). The Effect of Information Asimmetry On Earnings Management In
Companies That Conduct An Initial Public Offering (IPO) On The Indonesia Stock
Exchange (IDX). 16(4).
Kasmir. (2014). Pengantar Manajemen Keuangan (Edisi Kedu). Prenadamedia Group.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan (Edisi Satu). PT RajaGrafindo Persada.
Krisnawati, D., Setiawan, I., & Anjani, E. A. S. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Solvabilitas terhadap Harga Saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Jurnal
Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 5(1). https://doi.org/10.35137/jabk.v5i1.243
Kurnia, D.-. (2020). Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share Dan Debt To Equity Ratio
Terhadap Harga Saham Syariah. Akuntansi : Jurnal Akuntansi Integratif, 6(01), 25–39.
https://doi.org/10.29080/jai.v6i01.241
Octaviani, S., & Komalasarai, D. (2017). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi., 3(2), 77–89.
Rahmadewi, P. W. (2018). Pengaruh EPS , PER , CR , Dan ROE Terhadap Harga Saham Di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia. Manajemen, 7(4),
2106–2133.
Rahmadini, S. (2020). Pengaruh ROE Dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Pembangunan Tahun 2012-2017 Yang Terdaftar Di Bei. KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 12(1), 50–54. https://doi.org/10.22225/kr.12.1.1183.50-54
Sutapa, I. N. (2018). Pengaruh Rasio Dan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Indeks
Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2015-2016. KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 9(2), 11. https://doi.org/10.22225/kr.9.2.467.11-19
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi. PT. Kasinius.
Utami, M. R., & Darmawan, A. (2018). Pengaruh DER, ROA, ROE, EPS dan MVA Terhadap
Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia. Journal of Applied Managerial
Accounting, 2(2), 206–218. https://doi.org/10.30871/jama.v2i2.910