Ta Naskah 13 Mei 2019
Ta Naskah 13 Mei 2019
Ta Naskah 13 Mei 2019
BAB I
PENDAHULUAN
kritis yang terdiri dari 6 titik kritis yaitu Pantai Namosain, Pantai Oeba, Pantai
Pasir Panjang, Pantai Paradiso, dan Pantai Lasiana (Balai Wilayah Sungai II,
Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai). Permasalahan yang
terjadi pada pantai-pantai kritis adalah terjadinya erosi dan abrasi pada sebagian
garis pantai tersebut yang mengakibatkan daerah aktifitas nelayan dan penduduk
sepanjang pantai semakin sempit, hilangnya lahan permukiman, pertambakan,
terganggunya ruas jalan raya dan hilangnya lapangan pekerjaan.
Daerah Pantai Namosain sebagian besar penduduknya adalah nelayan
dimana permukiman penduduk sangat dekat dengan garis pantai bahkan ada
penduduk yang membangun rumah di pinggir pantai. Di sepanjang Pantai
Namosain juga dilintasi oleh jalur jalan, dermaga tradisional dan tempat
pariwisata yang tentunya akan sangat terganggu apabila terjadi erosi pantai.
Berdasarkan penetapan dari Balai Wilayah Sungai II bahwa Pantai Namosain
tergolong dalam pantai kritis dan dalam rangka pengembangan dan pengaman
daerah pesisir pantai, maka penulis melakukan penelitian tentang “ANALISIS
KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH MENGGUNAKAN METODE
HINDCASTING DI PANTAI NAMOSAIN KOTA KUPANG ”.
1. Lokasi tinjauan adalah lokasi Pantai Namosain Kota Kupang yang dijadikan
areal permukiman, tempat wisata, dermaga tradisional dan tempat tambat
perahu nelayan.
2. Karakteristik gelombang yang ditinjau adalah tinggi, periode, refraksi dan
shoaling dengan Metode Hindcasting. Difraksi dan refleksi tidak
diperhitungkan dengan asumsi belum ada bangunan pengaman pantai di
Pantai Namosain Kota Kupang.
3. Data angin dan pasang surut yang digunakan pada analisa gelombang laut
yaitu data angin dan pasang surut Tahun 2008 - 2017 yang diperoleh dari
TNI Angkatan Laut VII Kupang.
4. Analisis gelombang pecah dilakukan pada kedalaman 41 meter sampai
dengan 1 meter pada kedalaman laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pantai
2.1.1 Definisi pantai
Pantai adalah daerah pertemuan antara darat, laut dan udara dimana terjadi
interaksi dinamis antara air, angin, dan material penyusun didalamnya. Pantai juga
merupakan suatu daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah.
Dalam buku Triatmodjo B.,1999 ada dua istilah tentang kepantaian yaitu
pesisir (coast) dan pantai (shore). Berdasarkan pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan
mengenai beberapa definisi tentang kepantaian adalah sebagai berikut.
1. Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut,
seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air laut.
2. Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi
dan air surut terendah.
3. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan
daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi.
4. Daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut
dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian
bumi dibawahnya.
5. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana
posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut
dan erosi pantai yang terjadi.
6. Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya sesuai
dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 m dari titik pasang
tertinggi ke arah daratan.
7. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai
manfaat penting untuk memperhitungkan batasan fungsi pantai.
9. Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang
terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air tinggi.
ditentukan oleh kemiringan gelombang terhadap garis pantai, ukuran sedimen dan
kemiringan pantai. Transpor sejajar pantai ditentukan oleh pasang surut air laut.
2. Gelombang pasang surut yaitu gelombang yang dibangkitkan oleh gaya tarik
benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi.
3. Gelombang tsunami yaitu gelombang yang terjadi karena letusan gunung berapi
atau gempa di laut.
Gelombang yang dibahas dalam tugas akhir ini yaitu gelombang angin dan
pasang surut. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk arus dan
transpor sedimen dalam arah tegak lurus pantai serta menyebabkan gaya-gaya
yang bekerja pada bangunan pantai. Pasang surut juga merupakan faktor penting
karena bisa menimbulkan arus yang cukup kuat terutama di daerah yang sempit,
misalnya di teluk, estuari dan muara sungai. Selain itu elevasi muka air pasang
dan air surut juga sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan pantai.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di
permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang
akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang
menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
diterjang gelombang menyudut (αb> 5o) terhadap garis pantai, arus dominan yang
Dimana :
d : kedalaman perairan
L : panjang gelombang
H : tinggi gelombang
T : periode gelombang
C,Co : cepat rambat gelombang
Cg : kecepatan group gelombang
g : kecepatan gravitasi
b0 cos 0
Kr …………………………………………………………(2.1)
b cos
Dimana pada hukum Snell berlaku apabila ditinjau gelombang di laut dalam
dan di suatu titik yang ditinjau yaitu :
C
Sin sin 0 …………………………………………………………(2.2)
C0
Dimana :
Kr = koefisien refraksi
α = sudut antara garis puncak gelombang dan garis kontur dasar laut dititik
yang ditinjau
αo = sudut antara garis puncak gelombang dilaut dalam dan garis pantai
C = kecepatan rambat gelombang
Co = kecepatan rambat gelombang di laut dalam
no Lo
Ks …………………………………………………………………(2.3)
nL
Dimana :
Ks = koefisien shoaling (pendangkalan)
L = panjang gelombang
Lo = panjang gelombang
n = diperoleh dari Lampiran A-1 berdasarkan nilai d/Lo
no = 0.5 (di laut dalam)
Kr = koefisien refraksi
Ho = tinggi gelombang laut dalam
Kedalaman gelombang pecah (db) dan tinggi gelombang pecah diberi notasi
Hb. Munk (1949, dalam CERC) memberikan persamaan untuk menentukan tinggi
dan kedalaman gelombang pecah sebagai berikut.
H 1
= 1
…………………… ………………………………(2.7)
H '0
Ho 3
3.3
Lo
Dimana :
H : Tinggi gelombang (m)
H '0 : Tinggi gelombang laut dalam ekivalen
Lo : Panjang gelombang laut dalam (m)
Parameter Hb/Ho’ disebut dengan indeks tinggi gelombang pecah.
Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara Hb/Ho’ dan Ho/Lo’ untuk berbagai
kemiringan dasar laut. Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara db/Hb dan
Hb/gT2 untuk berbagai kemiringan dasar. Grafik yang diberikan pada Gambar 2.8
dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut.
db 1
= ……………………………………….…….………(2.8)
Hb aHb
b 2
gT
Dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai m dan diberikan oleh
persamaan berikut.
a = 43,75 (1 – e-19m) ………………………………………..……......(2.9)
1.56
b = …………………………………………………….…(2.10)
1 e 19.5 m
disebabkan oleh wave set-up (kenaikan muka air karena gelombang), wind set-up
(kenaikan muka air karena angin), tsunami, storm surge (gelombang badai),
pemanasan global dan pasang surut.
2.4.1 Kenaikan muka air laut dan turunnya muka air laut
Gelombang yang datang dari laut menuju pantai menyebabkan fluktuasi
muka air di daerah pantai terhadap muka air diam. Pada waktu gelombang pecah
akan terjadi penurunan elevasi muka air rerata terhadap elevasi muka air diam di
sekitar gelombang pecah.
Kemudian dari titik dimana gelombang pecah permukaan air rerata miring
ke atas ke arah pantai. Turunnya muka air disebut wave set-down, sedangkan
naiknya muka air disebut wave set-up, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9.
0.536 H b2 / 3
Sb =- …………………………………..……………………(2.11)
g 1 / 2T
Sw = S Sb …………………………………..…………………………(2.12)
S 0 . 15 d b …………………………………..……….……………………(2.13)
Hb
Sw = 0,19 [1 - 2.82 ] Hb…………………………………..………(2.14)
gT 2
Dimana :
Sb = set-down di daerah gelombang pecah
Sw = set-up di daerah gelombang pecah
T = periode gelombang
Hb = tinggi gelombang pecah
db = kedalaman gelombang pecah
g = percepatan gravitasi
jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik terhadap
bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari.
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting di dalam perencanaan
pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan muka air terendah (surut)
sangat penting untuk perencanaan bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi
puncak bangunan pemecah gelombang dan dermaga ditentukan oleh elevasi
muka air pasang, sementara kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan
ditentukan oleh muka air surut. Beberapa definisi elevasi muka air laut yaitu
sebagai berikut.
Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air
pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berturutan. Periode pasang surut
adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air rerata ke posisi yang sama
berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang
tergantung pada tipe pasang surut. Variasi muka air menimbulkan arus yang
disebutkan dengan arus pasang surut yang mengangkut massa air dalam jumlah
sangat besar. Arus pasang terjadi pada periode pasang dan air surut terjadi pada
periode air surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka
air terendah.
Gambar 2.12 Kedudukan Bumi - Bulan - Matahari Saat Pasang Surut Purnama (a)
dan Pasang Perbani (b)
Sumber : Triatmodjo B.,1999; 122
Gambar 2.14 Kurva Pasang Surut dan Beberapa Elevasi Muka Air
Sumber : Triatmodjo B.,1999; 126
dari beberapa parameter yang telah dijelaskan di depan yaitu pasang surut,
tsunami, wave set up, wind set up, dan kenaikan muka air karena pemanasan suhu
global.
2.7 Angin
2.7.1 Distribusi kecepatan angin
Distribusi kecepatan angin di atas permukaan laut terbagi dalam yiga arah
sesuai dengan elevasi di atas permukaan. Di daerah geostropik yang berada di
atas 1000 m kecepatan angin adalah konstan, di bawah elevasi tersebut terdapat
dua daerah yaitu daerah Ekman yang berada pada elevasi 100 m - 1000 m daerah
di mana tegangan konstan yang berada pada elevasi 10 - 100 m. Di daerah
tegangan konstan, profil vertikal dari tegangan angin mempunyai bentuk sebagai
berikut :
U. y y
U(y) = ln …………………………………………………(2.13)
K y0 L
Dimana :
U. = kecepatan geser
K = koefisien von Karman (=0.4)
y = elevasi terhadap permukaan air
y0 = tinggi kekasaran permukaan
L = panjang campur yang tergantung pada perbedaan temperatur antara air
dan udara ( Tas )
= fungsi yang tergantung pada perbedaan temperatur antara air dan udara
Untuk memperkirakan pengaruh kecepatan angin terhadap pembangkitan
gelombang, parameter Tas , U. , dan y0 harus diketahui. Beberapa rumus atau
1/ 7
10
U(10) = U (y) ………………………………………………………(2.14)
y
Dimana :
U = kecepatan geser
U = 2.16U s7 / 9 …………………………………………………………………(2.15)
Dimana :
1,23
UA= 0,71 (U) ……………………………………………………………………(2.16)
Dimana :
UA = kecepatan angin dalam m/dt
2.8 Fetch
Dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk
daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang, gelombang
tidak hanya di bangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga
dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Gambar 2.17 menunjukkan cara untuk
mendapatkan fetch efektif. Fetch efektif diberukan oleh persamaan berikut.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang diperoleh adalah data angin, data pasang surut, data gelombang serta data
kontur kedalaman laut (bathimetry) di Pantai Namosain Kota Kupang.
4. Analisa refraksi
Analisa refraksi dilakukan untuk menentukan nilai koefisien refraksi (Kr).
Koefisien refraksi dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai tinggi gelombang signifikan (Hs)
b. Menentukan panjang gelombang di laut dalam (L0)
c. Menentukan kedalaman laut dengan interval jarak tertentu dan di hubungkan
dengan panjang gelombang di laut dalam untuk mendapatkan nilai koefisien
refraksi.
d. Menghitung koefieisen refraksi dengan menggunakan rumus pada Persamaan
b0 cos 0
(2.1) yaitu Kr .
b cos
Gambar 4.21.
Mulai
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Analisis peramalan
gelombang
Hasil analisis
1. Gelombang pecah (Hb)
2. Elevasi pasang surut
3. Peta batimetri
SELESAI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Melakukan input data angin dari BMKG bulan Januari Tahun 2008.
Data angin dari BMKG untuk bulan Januari Tahun 2008 diinput pada format
excel untuk mengetahui kejadian angin setiap hari dalam waktu 24 jam.
Tabel 4.1 Data Angin BMKG Bulan Januari 2008
Januari
Tanggal
Tahun
(08.00-08.00)
ff rata-rata dd ff min ff max dd max jam ffmin jam ffmax
2008 1-2 7 304 3 10 315 04.00 - 06.00 12.00 - 15.00
2-3 10 292 5 14 292 19.00 - 21.00 01.00 - 03.00
3-4 9 281 6 12 292 17.00 - 22.00 06.00 - 08.00
4-5 8 270 5 10 270 01.00 - 03.00 06.00 - 08.00
5-6 8 270 5 10 270 02.00 - 03.00 16.00 - 20.00
6-7 8 270 5 10 270 02.00 - 03.00 16.00 - 20.00
7-8 7 202 3 10 202 04.00 - 05.00 20.00 - 22.00
8-9 7 225 4 10 225 04.00 - 05.00 22.00 - 23.00
9-10 7 225 4 10 225 04.00 - 05.00 22.00 - 23.00
10-11 8 292 5 11 292 02.00 - 04.00 11.00 - 12.00
11-12 7 180 5 8 180 06.00 - 07.00 00.00 - 01.00
12-13 8 90 5 10 90 07.00 - 08.00 23.00 - 02.00
13-14 7 112 4 10 112 07.00 - 08.00 01.00 - 02.00
14-15 7 112 5 8 112 07.00 - 08.00 01.00 - 02.00
15-16 8 112 5 10 112 07.00 - 08.00 01.00 - 02.00
16-17 5 0 0 10 340 07.00 - 08.00 01.00 - 02.00
17-18 10 337 7 13 340 18.00 - 20.00 13.00 - 15.00
18-19 5 337 2 7 340 04.00 - 06.00 21.00 - 23.00
19-20 7 315 5 9 315 01.00 - 03.00 20.00 - 21.00
20-21 8 315 5 10 315 01.00 - 03.00 20.00 - 21.00
21-22 8 90 5 10 90 03.00 - 05.00 21.00 - 22.00
22-23 7 180 4 10 180 15.00 - 20.00 03.00 - 05.00
23-24 4 45 2 6 45 05.00 - 06.00 22.00 - 23.00
24-25 7 315 4 10 315 07.00 - 08.00 22.00 - 23.00
25-26 9 270 4 14 270 06.00 - 07.00 22.00 - 24.00
26-27 7 0 5 8 340 20.00 - 22.00 01.00 - 03.00
27-28 10 315 5 15 315 03.00 - 04.00 20.00 - 21.00
28-29 5 0 2 8 350 20.00 - 21.00 01.00 - 03.00
29-30 10 337 5 14 350 04.00 - 06.00 22.00 - 00.00
30-31 6 292 4 8 350 04.00 - 06.00 20.00 - 23.00
31-1 6 292 4 8 350 04.00 - 06.00 17.00 - 20.00
Sumber : BMKG Stasiun El Tari Kupang,2018
Dimana :
dd = Arah angin (derajat)̊
ff = Kecepatan angin (knots)
ff rata-rata = Kecepatan angin rata-rata (knots)
ff min = Kecepatan angin minimum(knots)
ff max = Kecepatan angin maksimum (knots)
dd max = Arah angin maksimum (derajat)̊
2. Melakukan input data angin ke format excel untuk aplikasi Windrose Plot.
Tabel 4.2 Urutan Data Arah dan Kecepatan Angin Bulan Januari 2008
JAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff
1 310 7 310 7 292 14 287 9 270 5 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7
2 310 7 310 7 292 14 287 9 270 5 270 5 270 5 202 7 225 7 225 7
3 310 7 310 7 292 14 287 9 270 5 270 5 270 5 202 7 225 7 225 7
4 310 7 304 3 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 3 225 4 225 4
5 310 7 304 3 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 3 225 4 225 4
6 310 7 304 3 292 10 292 12 270 10 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7
7 310 7 310 7 292 10 292 12 270 10 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7
8 310 7 310 7 292 10 292 12 270 10 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7
9 310 7 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
10 310 7 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
11 310 7 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 11
12 315 10 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 11
13 315 10 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
14 315 10 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
15 315 10 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
16 310 7 292 10 287 9 270 8 270 10 270 10 202 7 225 7 225 7 292 8
17 310 7 292 10 281 6 270 8 270 10 270 10 202 7 225 7 225 7 292 8
18 310 7 292 10 281 6 270 8 270 10 270 10 202 7 225 7 225 7 292 8
19 310 7 292 5 281 6 270 8 270 10 270 10 202 7 225 7 225 7 292 8
20 310 7 292 5 281 6 270 8 270 10 270 10 202 10 225 7 225 7 292 8
21 310 7 292 5 281 6 270 8 270 8 270 8 202 10 225 7 225 7 292 8
22 310 7 292 10 281 6 270 8 270 8 270 8 202 10 225 10 225 10 292 8
23 310 7 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 10 225 10 292 8
24 310 7 292 10 287 9 270 8 270 8 270 8 202 7 225 7 225 7 292 8
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff
292 8 180 8 90 10 112 10 112 8 112 10 340 10 339 10 339 5 315 5
292 5 180 7 90 10 112 10 112 8 112 10 340 10 339 10 339 5 315 5
292 5 180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 5
292 5 180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 337 2 315 7
292 8 180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 337 2 315 7
292 8 180 5 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 337 2 315 7
292 8 180 5 90 5 112 4 112 5 112 5 0 0 339 10 339 5 315 7
292 8 180 7 90 5 112 4 112 5 112 5 0 0 339 10 339 5 315 7
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 340 13 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 340 13 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 340 13 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 337 7 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 337 7 339 5 315 7 315 8
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 337 7 339 5 315 9 315 10
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 340 7 315 9 315 10
180 7 90 8 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 340 7 315 7 315 8
180 7 90 10 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 340 7 315 7 315 8
180 8 90 10 112 7 112 7 112 8 170 5 339 10 339 5 315 7 315 8
Lanjutan Tabel 4.2 Urutan Data Arah dan Kecepatan Angin Bulan Januari 2008
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff dd ff
315 5 90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 340 8 315 10 350 8 344 10 321 6
315 5 90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 340 8 315 10 350 8 344 10 321 6
315 5 90 5 180 10 45 4 315 7 270 9 340 8 315 5 350 8 344 10 321 6
315 8 90 5 180 10 45 4 315 7 270 9 170 7 315 5 175 5 337 5 292 4
315 8 90 5 180 10 45 2 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 337 5 292 4
315 8 90 8 180 7 45 2 315 7 270 4 170 7 315 10 175 5 337 5 292 4
315 8 90 8 180 7 45 4 315 4 270 4 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6
315 8 90 8 180 7 45 4 315 4 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 321 6
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 350 8
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 350 8
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 170 7 315 10 175 5 344 10 321 6 350 8
90 8 180 4 45 4 315 7 270 9 0 5 315 15 0 2 344 10 350 8 350 8
90 10 180 7 45 4 315 7 270 9 0 5 315 15 0 2 344 10 350 8 321 6
90 10 180 7 45 6 315 10 270 14 0 5 315 10 175 5 350 14 350 8 321 6
90 8 180 7 45 6 315 10 270 14 170 7 315 10 175 5 350 14 350 8 321 6
90 8 180 7 45 4 315 7 270 14 170 7 315 10 175 5 350 14 321 6 321 6
Dimana :
dd = Arah angin (derajat)̊
ff = Kecepatan angin (knots)
3. Melakukan input data angin ke format excel untuk aplikasi Windrose Plot.
Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
Tahun Bulan Tanggal Jam Arah Kecepatan 2008 1 1 19 310 7
2008 1 1 1 310 7 2008 1 1 20 310 7
2008 1 1 2 310 7 2008 1 1 21 310 7
2008 1 1 3 310 7 2008 1 1 22 310 7
2008 1 1 4 310 7 2008 1 1 23 310 7
2008 1 1 5 310 7 2008 1 1 24 310 7
2008 1 1 6 310 7 2008 1 2 1 310 7
2008 1 2 2 310 7
2008 1 1 7 310 7
2008 1 2 3 310 7
2008 1 1 8 310 7
2008 1 2 4 304 3
2008 1 1 9 310 7
2008 1 2 5 304 3
2008 1 1 10 310 7
2008 1 2 6 304 3
2008 1 1 11 310 7
2008 1 2 7 310 7
2008 1 1 12 315 10 2008 1 2 8 310 7
2008 1 1 13 315 10 2008 1 2 9 292 10
2008 1 1 14 315 10 2008 1 2 10 292 10
2008 1 1 15 315 10 2008 1 2 11 292 10
2008 1 1 16 310 7 2008 1 2 12 292 10
2008 1 1 17 310 7 2008 1 2 13 292 10
2008 1 1 18 310 7 2008 1 2 14 292 10
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 2 15 292 10 2008 1 3 11 287 9
2008 1 2 16 292 10 2008 1 3 12 287 9
2008 1 2 17 292 10 2008 1 3 13 287 9
2008 1 2 18 292 10 2008 1 3 14 287 9
2008 1 2 19 292 5 2008 1 3 15 287 9
2008 1 3 16 287 9
2008 1 2 20 292 5
2008 1 3 17 281 6
2008 1 2 21 292 5
2008 1 3 18 281 6
2008 1 2 22 292 10
2008 1 3 19 281 6
2008 1 2 23 292 10
2008 1 3 20 281 6
2008 1 2 24 292 10
2008 1 3 21 281 6
2008 1 3 1 292 14 2008 1 3 22 281 6
2008 1 3 2 292 14 2008 1 3 23 287 9
2008 1 3 3 292 14 2008 1 3 24 287 9
2008 1 3 4 292 10 2008 1 4 1 287 9
2008 1 3 5 292 10 2008 1 4 2 287 9
2008 1 3 6 292 10 2008 1 4 3 287 9
2008 1 3 7 292 10 2008 1 4 4 287 9
2008 1 3 8 292 10 2008 1 4 5 287 9
2008 1 3 9 287 9 2008 1 4 6 292 12
2008 1 3 10 287 9 2008 1 4 7 292 12
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 7 17 202 7 2008 1 8 13 225 7
2008 1 7 18 202 7 2008 1 8 14 225 7
2008 1 7 19 202 7 2008 1 8 15 225 7
2008 1 7 20 202 10 2008 1 8 16 225 7
2008 1 7 21 202 10 2008 1 8 17 225 7
2008 1 7 22 202 10 2008 1 8 18 225 7
2008 1 7 23 202 7 2008 1 8 19 225 7
2008 1 7 24 202 7 2008 1 8 20 225 7
2008 1 8 1 202 7 2008 1 8 21 225 7
2008 1 8 2 202 7 2008 1 8 22 225 10
2008 1 8 3 202 7 2008 1 8 23 225 10
2008 1 8 4 202 3 2008 1 8 24 225 7
2008 1 8 5 202 3 2008 1 9 1 225 7
2008 1 8 6 202 7 2008 1 9 2 225 7
2008 1 8 7 202 7 2008 1 9 3 225 7
2008 1 8 8 202 7 2008 1 9 4 225 4
2008 1 8 9 225 7 2008 1 9 5 225 4
2008 1 8 10 225 7 2008 1 9 6 225 7
2008 1 8 11 225 7 2008 1 9 7 225 7
2008 1 8 12 225 7 2008 1 9 8 225 7
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 12 17 90 8 2008 1 13 13 112 7
2008 1 12 18 90 8 2008 1 13 14 112 7
2008 1 12 19 90 8 2008 1 13 15 112 7
2008 1 12 20 90 8 2008 1 13 16 112 7
2008 1 12 21 90 8 2008 1 13 17 112 7
2008 1 12 22 90 8 2008 1 13 18 112 7
2008 1 12 23 90 10 2008 1 13 19 112 7
2008 1 12 24 90 10 2008 1 13 20 112 7
2008 1 13 1 90 10 2008 1 13 21 112 7
2008 1 13 2 90 10 2008 1 13 22 112 7
2008 1 13 3 90 8 2008 1 13 23 112 7
2008 1 13 4 90 8 2008 1 13 24 112 7
2008 1 13 5 90 8 2008 1 14 1 112 10
2008 1 13 6 90 8 2008 1 14 2 112 10
2008 1 13 7 90 5 2008 1 14 3 112 7
2008 1 13 8 90 5 2008 1 14 4 112 7
2008 1 13 9 112 7 2008 1 14 5 112 7
2008 1 13 10 112 7 2008 1 14 6 112 7
2008 1 13 11 112 7 2008 1 14 7 112 4
2008 1 13 12 112 7 2008 1 14 8 112 4
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 17 17 339 10 2008 1 18 13 339 5
2008 1 17 18 337 7 2008 1 18 14 339 5
2008 1 17 19 337 7 2008 1 18 15 339 5
2008 1 17 20 337 7 2008 1 18 16 339 5
2008 1 17 21 339 10 2008 1 18 17 339 5
2008 1 17 22 339 10 2008 1 18 18 339 5
2008 1 17 23 339 10 2008 1 18 19 339 5
2008 1 17 24 339 10 2008 1 18 20 339 5
2008 1 18 1 339 10 2008 1 18 21 340 7
2008 1 18 2 339 10 2008 1 18 22 340 7
2008 1 18 3 339 10 2008 1 18 23 340 7
2008 1 18 4 339 10 2008 1 18 24 339 5
2008 1 18 5 339 10 2008 1 19 1 339 5
2008 1 18 6 339 10 2008 1 19 2 339 5
2008 1 18 7 339 10 2008 1 19 3 339 5
2008 1 18 8 339 10 2008 1 19 4 337 2
2008 1 18 9 339 5 2008 1 19 5 337 2
2008 1 18 10 339 5 2008 1 19 6 337 2
2008 1 18 11 339 5 2008 1 19 7 339 5
2008 1 18 12 339 5 2008 1 19 8 339 5
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 22 17 180 4 2008 1 22 17 180 4
2008 1 22 18 180 4 2008 1 22 18 180 4
2008 1 22 19 180 4 2008 1 22 19 180 4
2008 1 22 20 180 4 2008 1 22 20 180 4
2008 1 22 21 180 7 2008 1 22 21 180 7
2008 1 22 22 180 7 2008 1 22 22 180 7
2008 1 22 23 180 7 2008 1 22 23 180 7
2008 1 22 24 180 7 2008 1 22 24 180 7
2008 1 23 1 180 7 2008 1 23 1 180 7
2008 1 23 2 180 7 2008 1 23 2 180 7
2008 1 23 3 180 10 2008 1 23 3 180 10
2008 1 23 4 180 10 2008 1 23 4 180 10
2008 1 23 5 180 10 2008 1 23 5 180 10
2008 1 23 6 180 7 2008 1 23 6 180 7
2008 1 23 7 180 7 2008 1 23 7 180 7
2008 1 23 8 180 7 2008 1 23 8 180 7
2008 1 23 9 45 4 2008 1 23 9 45 4
2008 1 23 10 45 4 2008 1 23 10 45 4
2008 1 23 11 45 4 2008 1 23 11 45 4
2008 1 23 12 45 4 2008 1 23 12 45 4
Lanjutan Tabel 4.3 Format Excel Aplikasi Windrose Plot Bulan Januari 2008
2008 1 27 17 315 10 2008 1 28 13 175 5
2008 1 27 18 315 10 2008 1 28 14 175 5
2008 1 27 19 315 10 2008 1 28 15 175 5
2008 1 27 20 315 15 2008 1 28 16 175 5
2008 1 27 21 315 15 2008 1 28 17 175 5
2008 1 27 22 315 10 2008 1 28 18 175 5
2008 1 27 23 315 10 2008 1 28 19 175 5
2008 1 27 24 315 10 2008 1 28 20 0 2
2008 1 28 1 315 10 2008 1 28 21 0 2
2008 1 28 2 315 10 2008 1 28 22 175 5
2008 1 28 3 315 5 2008 1 28 23 175 5
2008 1 28 4 315 5 2008 1 28 24 175 5
2008 1 28 5 315 10 2008 1 29 1 350 8
2008 1 28 6 315 10 2008 1 29 2 350 8
2008 1 28 7 315 10 2008 1 29 3 350 8
2008 1 28 8 315 10 2008 1 29 4 175 5
2008 1 28 9 175 5 2008 1 29 5 175 5
2008 1 28 10 175 5 2008 1 29 6 175 5
2008 1 28 11 175 5 2008 1 29 7 175 5
2008 1 28 12 175 5 2008 1 29 8 175 5
2008 1 30 24 321 6
2008 1 31 1 321 6
2008 1 31 2 321 6
2008 1 31 3 321 6
2008 1 31 4 292 4
2008 1 31 5 292 4
2008 1 31 6 292 4
2008 1 31 7 321 6
2008 1 31 8 321 6
2008 1 31 9 321 6
2008 1 31 10 321 6
2008 1 31 11 321 6
2008 1 31 12 321 6
2008 1 31 13 321 6
2008 1 31 14 321 6
2008 1 31 15 321 6
2008 1 31 16 321 6
2008 1 31 17 350 8
2008 1 31 18 350 8
2008 1 31 19 350 8
2008 1 31 20 350 8
2008 1 31 21 321 6
2008 1 31 22 321 6
2008 1 31 23 321 6
2008 1 31 24 321 6
4. Menginput ke format excel yang akan dianalisa dalam aplikasi Windrose Plot.
5. Melakukan perhitungan persentase kejadian angin dengan aplikasi Windrose
Plot.
4.08 - 7.00 0.40 2.96 1.48 0.00 6.32 0.54 3.23 8.06 22.98
7.00 - 11.08 1.48 0.00 14.65 0.00 10.75 5.91 18.28 21.51 72.58
11.08 - 17.11 0.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.48 0.67 2.55
17.11 - 21.58 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
> 21.58 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
CALM 0.27
JUMLAH 2.55 3.23 16.13 0.00 17.34 6.45 22.98 31.05 100.00
7. Langkah yang sama pada point 1 - 4 dilakukan untuk bulan Januari - Desember
Tahun 2009 - 2017.
8. Membuat rata-rata persentase kejadian angin berdasarkan data dari bulan
Januari Tahun 2008 - Tahun 2017.
Tabel 4.5 Persentase Kejadian Angin Bulan Januari 2008 - Januari 2017
Kecepatan Arah Mata Angin
Jumlah
Angin U TL T TG S BD B BL
0.97 - 4.08 2.46 0.05 0.24 0.00 0.05 0.00 0.34 0.86 4.01
4.08 - 7.00 2.89 1.09 1.90 9.95 3.31 0.34 3.02 5.83 28.32
7.00 - 11.08 1.73 0.58 6.08 10.47 6.12 2.15 11.63 15.63 54.38
11.08 - 17.11 0.22 0.00 0.35 1.20 0.12 0.62 5.97 4.37 12.84
17.11 - 21.58 0.04 0.00 0.00 0.00 0.04 0.03 0.05 0.13 0.30
> 21.58 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
CALM 0.16
JUMLAH 7.34 1.72 8.56 21.61 9.64 3.13 21.01 26.83 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN JANUARI 2008 - 2017 = 7.83 KNOTS
Sumber : Hasil Analisa Data,2018
atas 21.58 knots tidak terjadi selama bulan Januari 2008 sampai dengan bulan
Januari 2017 sehingga persentase kecepatan angin yang terbesar adalah diantara
17.11 - 21.58 knots yaitu sebesar 0.13% dari arah Barat Laut.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.6 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.4. Pada windrose terlihat angka persentase
kejadian angin terbanyak ada pada warna merah dengan range kecepatan dari
7.00-11.08 knots terjadi di arah Barat Laut, Tenggara dan Barat. Daerah yang
berwarna biru merupakan lambang dari kecepatan angin antara 11.08 - 17.11
knots dan terlihat dominan dari arah Barat sedangkan kecepatan angin minimum
yang terjadi adalah dari arah Timur Laut.
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Februari dari
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam
hitungan setiap jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk
bulan Februari dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari. Setelah
melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui rata-rata
persentase kejadian angin di bulan Februari selama 10 tahun beserta windrose
yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.5.
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa frekuensi kejadian angin terbanyak terjadi di
arah Tenggara, Barat Laut dan Barat. Frekuensi perulangan tertinggi sebesar
32.95% terjadi dari arah Tenggara. Sedangkan untuk arah Barat Laut sebesar
23.59% dan arah Barat sebesar 13.33%. Kecepatan angin rata-rata yang terjadi
untuk periode 10 tahun di bulan Februari adalah 8.06 knots. Pada bulan Februari
2008 - Februari 2017 terjadi kecepatan angin diatas 21.58 knots dengan persentase
kejadian angin terbesar dari arah Timur yaitu sebesar 0.27%.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.7 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.5. Pada windrose terlihat angka persentase
kejadian angin terbanyak dari arah Tenggara, Barat Laut dan Barat dimana
perulangan kejadian angin terbanyak terjadi dari arah Tenggara dengan nilai
persentase melebihi angka 30%. persentase kejadian angin minimum terjadi di
arah Barat Daya yang digambarkan pada area dibawah 10%.
0.97 - 4.08 5.24 0.43 0.00 0.63 0.24 0.00 0.13 0.07 6.75
4.08 - 7.00 3.12 6.80 5.78 21.34 4.57 0.62 0.52 1.65 44.41
7.00 - 11.08 1.57 2.70 5.40 15.36 2.43 1.14 2.70 6.47 37.78
11.08 - 17.11 0.13 0.50 0.95 2.65 0.15 0.66 1.05 3.41 9.50
17.11 - 21.58 0.16 0.00 0.27 0.00 0.04 0.00 0.00 0.04 0.51
> 21.58 0.04 0.24 0.00 0.31 0.23 0.00 0.07 0.05 0.94
CALM 0.11
JUMLAH 10.27 10.67 12.41 40.30 7.66 2.42 4.48 11.69 100.00
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.8 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.6. Pada windrose terlihat angka persentase
kejadian angin terbanyak dari arah Tenggara dengan nilai persentase melebihi
angka 40%. Pada gambar windrose di arah Tenggara dapat terbaca bahwa area
berwarna kuning lebih besar dibandingkan warna lainnya. Hal ini menunjukkan
besarnya persentase kejadian angin pada kecepatan 4.08 - 7.00 knots. persentase
kejadian angin minimum terjadi di arah Barat Daya, Barat dan Selatan yang
digambarkan pada area dibawah 10%.
JUMLAH 8.11 17.81 30.31 31.31 5.35 1.93 1.97 3.17 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN APRIL 2008 - 2017 = 7.94 KNOTS
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.9 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.7. Pada windrose terlihat angka persentase
kejadian angin terbanyak dari arah Tenggara dengan nilai persentase diatas garis
30%. Di arah Tenggara, dapat terbaca bahwa area berwarna kuning yang
melambangkan kecepatan angin 4.08 - 7.00 knots lebih besar dibandingkan warna
kuning di arah angin lainnya. Area berwarna merah dan biru yang melambangkan
kecepatan angin pada range 7.00 - 17.11 knots dominan terjadi dari arah Timur.
persentase kejadian angin minimum terjadi diarah Utara, Selatan, Barat Daya,
Barat dan Barat Laut yang digambarkan pada area dibawah 10%.
0.97 - 4.08 1.61 0.00 2.35 0.78 0.09 0.00 0.00 0.00 4.84
4.08 - 7.00 0.62 3.91 7.63 7.80 1.83 0.74 0.04 0.09 22.66
7.00 - 11.08 0.39 2.69 24.38 11.69 1.83 1.49 0.47 1.01 43.95
11.08 - 17.11 0.07 0.75 16.71 5.60 0.44 1.79 0.11 0.28 25.75
17.11 - 21.58 0.00 0.00 1.56 0.24 0.00 0.00 0.00 0.09 1.90
> 21.58 0.00 0.00 0.26 0.04 0.00 0.00 0.03 0.00 0.32
CALM 0.58
JUMLAH 2.69 7.35 52.89 26.16 4.19 4.02 0.65 1.48 100.00
jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk bulan Mei
dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari sampai dengan April.
Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui
rata-rata persentase kejadian angin dibulan Mei selama 10 tahun beserta windrose
yang dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.8.
Tabel 4.10 menunjukkan frekuensi angin terbesar dari arah Timur yaitu
sebesar 52.89% dimana 24.38% dari itu terjadi pada kecepatan angin 7.00 - 11.08
knots. Kecepatan angin rata-rata pada bulan Mei 2008 - bulan Mei 2017 adalah
sebesar 9.00 knots. Kejadian angin dengan kecepatan angin diatas 21.58 knots
sangat kecil terjadi yaitu sebesar 0.32% dan dominan dari arah Timur.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.10 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.8. Pada windrose terlihat persentase kejadian
angin terbesar terjadi diarah Timur, hal ini ditunjukkan melalui luasan area yang
melebihi garis skala 50%. Di arah Timur, luasan area merah yang melambangkan
kecepatan pada range 7.00 - 11.08 merupakan area terbesar sesuai dengan
persentase kejadian angin yang terjadi.
0.97 - 4.08 0.35 0.00 2.64 0.31 0.51 0.00 0.00 0.00 3.81
4.08 - 7.00 0.50 3.10 3.79 1.81 0.13 0.00 0.00 0.03 9.35
7.00 - 11.08 0.43 3.81 26.97 11.40 1.51 1.60 0.04 0.21 45.97
11.08 - 17.11 0.07 0.51 23.44 8.53 0.68 1.26 0.06 0.22 34.78
17.11 - 21.58 0.00 0.07 3.26 0.97 0.00 0.56 0.00 0.10 4.96
> 21.58 0.00 0.00 0.44 0.11 0.25 0.00 0.04 0.07 0.92
CALM 0.22
JUMLAH 1.35 7.49 60.56 23.13 3.08 3.42 0.14 0.63 100.00
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Juni dari
Tahun 2008 - Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam hitungan setiap
jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk bulan Juni
dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari sampai dengan Mei.
Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui
rata-rata persentase kejadian angin dibulan Juni selama 10 tahun beserta windrose
yang dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.9.
Tabel 4.11 menunjukkan persentase kejadian angin pada bulan Juni 2008 -
bulan Juni 2017 dimana frekuensi angin terbesar terjadi dari arah Timur.
Kecepatan angin rata-rata adalah sebesar 10.33 knots. Kecepatan angin pada range
7.00 - 11.08 knots memiliki persentase kejadian angin terbesar diarah Timur. Pada
bulan Juni, frekuensi kejadian angin sangat kecil terjadi dari arah Barat.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.11 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.9. Pada windrose dapat terlihat persentase
kejadian angin terbesar terjadi diarah Timur, hal ini ditunjukkan melalui luasan
area yang melebihi garis skala 60%. Di arah Timur, luasan area merah yang
melambangkan kecepatan pada range 7.00 - 11.08 merupakan area terbesar sesuai
dengan persentase kejadian angin yang terjadi.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.12 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.10. Pada windrose terlihat persentase kejadian
angin terbesar terjadi diarah Timur dan Tenggara. Di arah Timur, luasan area biru
yang melambangkan kecepatan pada range 11.08 - 17.11 merupakan area terbesar
sesuai dengan persentase kejadian angin yang terjadi.
0.97 - 4.08 0.13 0.04 2.30 1.10 0.00 0.00 0.00 0.03 3.60
4.08 - 7.00 0.34 0.26 4.15 2.10 1.22 1.22 0.00 0.01 9.30
7.00 - 11.08 0.09 1.05 23.06 11.91 2.28 1.09 0.44 1.22 41.16
11.08 - 17.11 0.04 1.37 24.64 7.46 1.26 1.26 0.16 1.01 37.20
17.11 - 21.58 0.00 0.15 4.15 1.49 0.30 0.00 0.00 0.08 6.17
> 21.58 0.00 0.00 1.60 0.36 0.00 0.09 0.00 0.00 2.06
CALM 0.51
JUMLAH 0.60 2.86 59.91 24.42 5.07 3.67 0.60 2.35 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN AGUSTUS 2008 - 2017 = 10.786 KNOTS
Sumber : Hasil Analisa Data,2018
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Agustus dari
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam
hitungan setiap jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk
bulan Agustus dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari sampai dengan
Juni.
0.97 - 4.08 0.57 0.00 1.96 0.79 0.00 0.00 0.00 0.00 3.32
4.08 - 7.00 1.78 0.28 4.14 4.56 1.75 0.53 0.00 0.14 13.17
7.00 - 11.08 0.49 4.99 20.60 9.96 3.82 2.89 0.18 0.94 43.86
11.08 - 17.11 0.47 2.86 17.97 9.29 1.40 2.92 0.29 0.86 36.07
17.11 - 21.58 0.00 0.06 1.67 0.26 0.00 0.00 0.00 0.07 2.06
> 21.58 0.04 0.00 0.90 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.99
CALM 0.54
JUMLAH 3.35 8.18 47.24 24.90 6.97 6.33 0.47 2.01 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN SEPTEMBER 2008 - 2017 = 10.41 KNOTS
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan September
dari Tahun 2008 - Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam hitungan
setiap jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk bulan
September dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari sampai dengan
Agustus.
Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui
rata-rata persentase kejadian angin di bulan September selama 10 tahun beserta
windrose yang dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan Gambar 4.12.
Tabel 4.14 menunjukkan persentase kejadian angin pada bulan September
2008 - September 2017 dimana frekuensi angin terbesar terjadi dari arah Timur.
Kecepatan angin rata-rata adalah sebesar 10.41 knots. Kecepatan angin pada range
11.08 - 17.11 knots memiliki persentase kejadian angin terbesar dari arah Timur
yaitu sebesar 20.60%. Pada bulan September, frekuensi kejadian angin sangat
kecil terjadi dari arah Barat.
Persentase kejadian angin yang terjadi pada Tabel 4.14 juga diproyeksikan
melalui windrose pada Gambar 4.12. Pada windrose terlihat persentase kejadian
angin terbesar terjadi diarah Timur dan Tenggara. Di arah Timur, luasan area biru
yang melambangkan kecepatan pada range 11.08 - 17.11 merupakan area terbesar
sesuai dengan persentase kejadian angin yang terjadi.
4.2.10 Persentase Kejadian Angin Bulan Oktober 2008 - Oktober 2017
Tabel 4.15 Persentase Kejadian Angin Bulan Oktober 2008 - 2017
Arah Mata Angin
Kecepatan
Jumlah
Angin U TL T TG S BD B BL
0.97 - 4.08 1.16 0.00 1.28 0.58 0.00 0.00 0.00 0.11 3.12
4.08 - 7.00 2.57 1.72 2.61 6.05 0.86 0.98 0.00 0.79 15.58
7.00 - 11.08 0.77 4.07 11.80 15.82 7.54 4.33 0.94 2.62 47.89
11.08 - 17.11 0.17 0.81 12.43 7.26 2.65 2.02 1.42 2.70 29.46
17.11 - 21.58 0.00 0.04 1.61 1.05 0.00 0.00 0.00 0.00 2.70
> 21.58 0.00 0.00 0.74 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.74
CALM 0.51
JUMLAH 4.66 6.64 30.47 30.75 11.05 7.33 2.37 6.22 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN OKTOBER 2008 - 2017 = 11.175 KNOTS
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Oktober dari
Tahun 2008 - Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam hitungan setiap
jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk bulan Oktober
dilakukan sama dengan analisa data di bulan Januari sampai dengan September.
Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui
rata-rata persentase kejadian angin di bulan Oktober selama 10 tahun beserta
windrose yang dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Gambar 4.13.
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Nopember
dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan
dalam hitungan setiap jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data
untuk bulan Nopember dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari
sampai dengan Oktober. Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka
dapat diketahui rata-rata persentase kejadian angin di bulan Nopember selama 10
tahun beserta windrose yang dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan Gambar 4.14.
0.97 - 4.08 3.70 0.00 0.47 0.24 0.03 0.00 0.16 0.54 5.13
4.08 - 7.00 4.38 0.86 3.95 16.51 1.40 0.08 1.20 3.80 32.18
7.00 - 11.08 2.89 3.05 7.55 16.13 3.43 1.99 4.14 5.99 45.17
11.08 - 17.11 1.02 0.55 1.12 5.00 1.03 1.18 3.27 3.75 16.92
17.11 - 21.58 0.00 0.05 0.04 0.00 0.05 0.05 0.04 0.12 0.36
> 21.58 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05
CALM 0.17
JUMLAH 11.99 4.52 13.19 37.88 5.94 3.31 8.80 14.21 100.00
AVERAGE WIND SPEED BULAN DESEMBER 2008 - 2017 = 7.95 KNOTS
Data arah dan kecepatan angin yang terjadi pada setiap bulan Desember
dari Tahun 2008 - Tahun 2017 pada data BMKG diproyeksikan dalam hitungan
setiap jam untuk dianalisa ke dalam aplikasi WRPlot. Analisa data untuk bulan
Desember dilakukan sama dengan analisa data dibulan Januari sampai dengan
Nopember.
Setelah melakukan analisa data persentase bulanan maka dapat diketahui
rata-rata persentase kejadian angin dibulan Desember selama 10 tahun beserta
windrose yang dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan Gambar 4.15.
0.97 - 4.08 1.96 0.09 1.22 0.51 0.12 0.00 0.08 0.19 4.17
4.08 - 7.00 2.25 2.28 4.12 9.47 1.97 0.56 0.68 1.43 22.76
7.00 - 11.08 1.10 3.52 14.48 13.07 3.23 2.00 2.43 4.52 44.34
11.08 - 17.11 0.28 1.18 11.69 6.01 1.04 1.26 1.47 2.27 25.21
17.11 - 21.58 0.02 0.04 1.52 0.53 0.04 0.05 0.04 0.07 2.32
> 21.58 0.03 0.02 0.55 0.16 0.04 0.03 0.04 0.04 0.91
CALM 0.30
JUMLAH 5.64 7.13 33.59 29.75 6.45 3.90 4.74 8.52 100.00
AVERAGE WIND SPEED TAHUN 2008- 2017 = 11.15 KNOTS
Sumber : Hasil Analisa Data,2018
Hasil analisa data yang dilakukan selama 10 tahun diproyeksikan dalam
windrose melalui pencatatan frekuensi kejadian angin pada bulan Januari sampai
dengan Desember. Hasil analisa data tersebut kemudian diolah menjadi data
persentase kejadian angin tahunan yang terjadi selama Tahun 2008 - 2017.
persentase kejadian angin pada Tahun 2008 -2017 dapat dilihat pada Tabel 4.18
dan diproyeksikan dalam windrose pada Gambar 4.16.
area yang diberi warna merah adalah area yang terbesar dan terjadi dari arah
Timur dan Tenggara. Kecepatan angin angin rata-rata adalah sebesar 11.15 knots
dan persentase kejadian angin terendah terjadi dari arah Barat Daya.
Feff =
Xi cos
cos
Dimana :
Feff : fetch rerata efektif
Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir fetch
: deviasi kedua sisi dari arah angin dengan menggunakan pertambahan
6° sampai sudut sebesar 42° pada kedua sisi dari arah angin
Feff =
Xi cos
cos
2344,965
=
13,506
= 173,56 km
Tabel 4.20 menyajikan data angin hasil pengukuran di darat sehingga perlu
di transfromasikan ke data angin di atas permukaan laut karena data angin yang
digunakan dalam peramalan gelombang adalah data angin di atas permukaan laut.
Konversi kecepatan angin di darat untuk angin di laut dilakukan dengan
menggunakan Gambar 4.19 pada Lampiran 115.
Dimana :
UL = Kecepatan angin di darat (m/detik)
UW = Kecepatan angin di laut (m/detik)
RL = Hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat
UA = Faktor tegangan angin (m/detik)
Dengan menggunakan nilai fetch efektif pada Tabel 4.20 dan nilai UA pada
Tabel 4.21 maka dapat ditentukan tinggi (H) dan periode (T) gelombang dengan
menggunakan Gambar 4.20 pada Lampiran 116. Nilai fetch efektif (F) terletak
pada sisi horizontal dan nilai faktor tegangan angin (UA) terletak pada sisi vertikal.
Nilai UA dipertemukan dengan nilai fetch efektif pada garis tinggi, periode, dan
durasi gelombang.
Contoh penentuan tinggi, periode, dan durasi gelombang dimisalkan pada
faktor tegangan angin (UA) dengan nilai 14.418 m/detik. Dari arah vertikal nilai
14.418 dipertemukan dengan garis fetch efektif sebesar 173.56 km pada garis
tinggi, periode dan durasi gelombang sehingga diperoleh hasil tinggi gelombang
sebesar 3.1 m, periode gelombang sebesar 8.4 detik dan durasi gelombang sebesar
11 jam. Penentuan tinggi, periode dan durasi gelombang lainnya dapat dilihat
pada Tabel 4.22.
Dari Tabel 4.22 maka perlu dipilih tinggi dan periode gelombang
yang dapat mewakili suatu spektrum gelombang. Tinggi gelombang
diurutkan dari nilai tertinggi ke terendah, maka akan dapat ditentukan
tinggi gelombang signifikan yang merupakan rerata dari ɳ persen
gelombang tertinggi.
Tabel 4.23 Urutan Tinggi Gelombang
d d
Untuk = 0,381 diperoleh nilai = 0,38694 sehingga nilai L = 111,65 m
Lo L
b. Menghitung cepat rambat gelombang dan α
Cepat rambat gelombang :
Lo 113.37
Co = = = 13,29 m/det
T 8.525
L 111.65
C = = = 13,096 m/det
T 8.525
C 13.29
Sin α = sin αo = sin 45
Co 13.096
= 0,696
α = 44,13
c. Menentukan nilai Koefisien Refraksi (Kr)
cos 0
Kr =
cos
cos 45
Kr =
cos 44.13
= 0.993
d. Menentukan nilai Koefisien Shoalling (Ks)
n0 L0
Ks =
nL
dimana :
n0 = 0.5 (nilai n di laut dalam)
n = 0.5376 (Tabel 4.26)
sehingga
0.5 *113.37
Ks =
0.5376 *111.65
= 0.972
e. Menentukan nilai H
H Ho Kr Ks
= 3.225 0.993 0.972
= 3.111 m
Analisis refraksi untuk nilai kedalaman lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.27a dan
Tabel 4.27b.
Tabel 4.27a Perhitungan Koefisien Refraksi (Kr), Koefisien Shoaling (Ks) dan Tinggi
Gelombang (H)
0 d T Ho Lo d/Lo d/L L Co C Sin 0
45 43.2 8.525 3.225 113.37 0.381 0.36908 117.05 13.299 13.730 0.707
46.89 38.2 8.424 3.093 110.70 0.345 0.33482 114.09 13.141 13.544 0.730
48.80 33.2 8.244 2.925 106.02 0.313 0.30583 108.56 12.861 13.168 0.752
50.39 28.2 8.026 2.723 100.49 0.281 0.27572 102.28 12.521 12.743 0.770
51.63 23.2 7.765 2.479 94.05 0.247 0.24462 94.84 12.113 12.215 0.784
52.24 18.2 7.457 2.193 86.74 0.210 0.20917 87.01 11.633 11.668 0.791
52.47 13.2 7.107 1.868 78.80 0.168 0.16933 77.95 11.087 10.968 0.793
51.68 8.2 6.726 1.514 70.58 0.116 0.12138 67.56 10.493 10.043 0.785
48.67 3.2 6.336 1.151 62.64 0.051 0.04612 69.38 9.885 10.950 0.751
Sumber : Hasil Perhitungan,2018
Gambar 4.21. Sebelum diplotkan pada grafik, maka dilakukan perhitungan untuk
H 'o
mengetahui nilai H’o dan .
gT 2
pada Gambar 4.21, maka dapat diketahui nilai gelombang pecah (Hb). Hasil analisa
perhitungan Hb dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Gelombang Pecah (Hb)
H 'o Hb
T Ho Ks g H'o gT 2
Lo d m H 'o
Hb
8.525 3.225 0.972 9.81 3.32 0.0047 113.37 40.90 0.361 1.330 4.414
8.444 3.111 0.961 9.81 3.24 0.0046 111.22 35.90 0.323 1.325 4.287
8.282 2.960 0.952 9.81 3.11 0.0046 107.00 30.90 0.289 1.325 4.121
8.086 2.778 0.940 9.81 2.96 0.0046 102.00 25.90 0.254 1.325 3.915
7.859 2.567 0.930 9.81 2.76 0.0046 96.35 20.90 0.217 1.325 3.658
7.609 2.335 0.917 9.81 2.55 0.0045 90.33 15.90 0.176 1.310 3.335
7.346 2.090 0.914 9.81 2.29 0.0043 84.17 10.90 0.129 1.340 3.065
7.097 1.858 0.928 9.81 2.00 0.0041 78.57 5.90 0.075 1.280 2.563
6.906 1.681 1.050 9.81 1.60 0.0034 74.41 0.90 0.012 1.180 1.889
Sumber : Hasil Perhitungan,2018
H 'o
Pada Gambar 4.21, nilai sebesar 0.0047 diplotkan pada garis kemiringan
gT 2
0.1 sebagai nilai terdekat dari 0.361 yang ada pada grafik. Setelah diplotkan pada
Hb
garis kemiringan m kemudian ditarik garis lurus menuju garis sehingga
H 'o
Hb
diperoleh nilai 1.330. Dengan mengetahui nilai maka nilai Hb dapat dihitung.
H 'o
Hb
= 1.330
H 'o
dimana :
H’o = 3.32
sehingga Hb = H’o x 1.330
= 4.414 m
Hasil perhitungan pada Tabel 4.27 (a dan b) dan Tabel 4.28 di buat menjadi
grafik hubungan antara tinggi gelombang, kedalaman dan sudut datang gelombang
yang ditunjukkan pada Gambar 4.22. Tinggi gelombang pecah sebesar 4.414 m yang
terjadi pada kedalaman 41 m yang dengan sudut datang gelombang 45o.
Nilai α sebagai sudut datang gelombang diperoleh dari hasil analisa data pada
Tabel 4.27 selanjutnya diproyeksikan ke peta Batimetri. Peta Batimetri yang
digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari data perencanaan
pembangunan dermaga di Pantai Namosain. Peta Batimetri menunjukkan kontur
kedalaman laut sampai ke daratan. Di laut dalam, gelombang akan menjalar tanpa
dipengaruhi dasar laut sedangkan di laut transisi dan dangkal, dasar laut
mempengaruhi gelombang. Gambar 4.23 menunjukkan perjalanan gelombang dari
laut dalam ke pantai sepanjang 113.37 m untuk kedalaman 43.20 m sampai dengan
4.414
Sw = 0,19 [1 - 2.82 ] 4.414
9.8(8.525) 2
Sw = 0.824 m
Penentuan nilai SLR berdasarkan grafik kenaikan muka air laut pada Gambar 4.25.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Persentase kejadian angin rata-rata yang terjadi pada Tahun 2008 sampai
dengan Tahun 2017 terjadi dari arah Timur, Tenggara dan Barat Laut
dimana kejadian angin dengan kecepatan antara 7.00 - 11.08 knots
mendominasi dengan persentase sebesar 44.34%.
2. Panjang fetch efektif yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 173.56
km dari arah Barat Laut Pantai Namosain Kota Kupang.
3. Tinggi gelombang signifikan (Hs) dan periode gelombang (T) yang
diperoleh dari hasil peramalan gelombang sebesar 3.225 meter dan 8.525
detik.
4. Tinggi gelombang pecah (Hb) sebesar 4.414 meter pada kedalaman 43.20
meter dan tinggi gelombang pecah (Hb) 1.889 meter pada kedalaman 0.1
meter.
5.2 Saran
1. Perencanaan bangunan pengaman pantai sangat diperlukan pada pantai
Namosain Kupang dikarenakan daerah teluk yang langsung berhadapan
dengan laut lepas.
2. Design Water Level atau elevasi muka air rencana di Pantai Namosain yang
diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 3.144 m sehingga apabila dilakukan
perencanaan bangunan pengamanan pantai maka elevasi bangunan haruslah
lebih tinggi dari Design Water Level agar tidak terjadi limpasan terhadap
bangunan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, 2016. Profil Pengaman Pantai Di Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Propinsi NTT.
CERC, 1984. Shore Protection Manual Volume I. US Army Coastal Engineering,
Research Center Departemen of the Army Waterways Experiment
Station, Corps of Engineers.
Davis R.A Jr, 1991.Oceanography; An Introduction to the Marine Environment, I
New Jersey: WCB Publisher International Published.
Dean, R.G. dan Dalrymple, R.A., 2002. Coastal Processes with Engineering
Aplications Cambridge: Cambridge University Press.
Dr.Robert W. Whalin dkk, 1984. Shore Protection Manual Volume 1, Coastal
Engineering Research Center Departemen of the Army Waterways
Experiment Station, Corps of Engineers.
Gregory P. Tsinker, 2004. PORT Engineering_Planning ,Construction, Maintenance,
and Security, Piva Avenue Niagara Falls Ontario Cannada.
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/95010007-Rian-M,-Azhar.pdf.
Robert M. Sorensen, 1997. Basic Coastal Engineering Third Edition, Departemen of
Civil and Enviromental Engineering Lehigh University, Bethlehem,
Pennsylvania.
Triatmodjo, 1999, Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 2010, Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta.