SPTK Harga Diri Rendah 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 63

STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

 Mengkritik diri sendiri.


 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Tujuan : Pasien mampu :

 Membina hubungan saling percaya


 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Menilai kemampuan yang dapat digunakan
 Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
 Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
 Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Tindakan Keperawatan

1) Membina hubungan saling percaya dengan cara :

 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien


 Perkenalkan diri dengan pasien
 Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

 Buat kontrak asuhan


 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
 Tunjukkan sikap empati terhadap klien
 Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien :

 Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien


(buat daftar kegiatan)
 Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan pasien

3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( pilih
dari daftar kegiatan ) : buat daftra kegiatan yang dapat dilakuakn saat ini
 Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien

4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar


kegiatan yang dilakukan

 Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan


 Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan

 Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannya)


 Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatn untuk latihan dua kali
per hari
 Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien
6) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan
menyusun rencana kegiatan

 Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan


 Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktifitas
 Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaanya setelah
pelaksanaan kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI

SP 1 HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase Orientasi

a) Salam Terapeutik :

Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Belia Elfitriyani senang dipanggil abel,
saya mahasiswa keperawatan dari Universitas Andalas Padang, saya akan merawat ibu dari
jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?.

b) Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?, oo jadi ibu merasa tidak berguna kalau
dirumah?

 Kontrak :

 Topik :

Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan ibu dan kemampuan
yang ibu miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan.
Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan untuk kita latih .

 Waktu :

Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?

 Tempat :

Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.

2. Fase Kerja

Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu terhadap diri ibu, tadi ibu
mengatakan merasa tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan ibu merasa
demikian?
Jadi ibu merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal lain
yang tidak menyenangkan yang ibu rasakan?

Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah


ibu merasakan hidup ibu yang tidak berarti dan tidak berguna?, oo jadi ibu menjadi malu
dan malam, ada lagi bu?. Tadi ibu mengatakan gagal dalam memenuhi keingina orang tua.
Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita ibu?. Yang mana saja harapan ibu yang sudah
tercapai?. Bagaimana usaha ibu untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?

Agar dapat mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama menilai


kemampuan yang ibu miliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba ibu sebutkan
kemampuan apa saja yang ibu pernah miliki?, bagus apalagi bu? Kegiatan rumah tangga
yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?

Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah
sekarang dari lima kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah
sakit? Coba kita lihat yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang kegiatan yang
kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang masih dapat ibu lakukan dirumah
sakit.

Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah sakit,
mana yang dilatih hari ini?. Baik mari kita latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar
ibu dapat meningkatkan kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya.
Dimana kamar ibu?

Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita
pasang lagi seprainya. Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik dan
masukan, lalu bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan
dibagian atas kepala. Mari kita lipat selimut. Nah letakkan dibagian bawah. Bagus .
Menurut ibu bagaiman perbedaan tempat tidur setelah dibersihakan dibandingkan tadi
sebelum dibersihakan?

3. Fase Terminasi
a) Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?

b) Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur? Bagus.

c) Rencana Tindak Lanjut :

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah bangun tidur dan jam 4 setelah istiraht
siang. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawta ibu beri tanda M, tapi kalau ibu
merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu
tidak melakukannya ibu buat T.

 Kontrak 

Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang kedua.

 Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

 Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.

SP II HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase orientasi

· Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.

· Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu
rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.
Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya?, boleh saya lihat kamar tidurnya?
Tempat tidurnya rapi sekali.

Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata ibu telah melaukan kegiatan
merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan
kegiatan merapikan tempat tidur secara terjadwal?

· Kontrak :

 Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari kita mau
latihan cuci piring kan?

 Waktu :

Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 30 menit bu

 Tempat :

Dimana tempat mencuci piringnya bu?

2. Fase kerja

Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci
piring. Menurut ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus,
jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan
spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring
yang telah kita sabuni
Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa ibu
lakukan? Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita bersihkan
pirimng dari sisa-sisa makanan dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah.
Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan
kemudian dibilas hingga bersih sampai piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita
letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali
kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus
sekali, ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik. Menurut ibu bagaiman perbedaan
setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?

3. Fase terminasi

a) Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?

b) Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu? Bagus bu.

c) Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 3 kali…setelah selesei makan sarapan, siang dan malam ya bu. Jika
ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci
piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya
ibu buat T.

 Kontrak 

Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang ketiga.

 Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.


 Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.
SP III HARGA DIRI RENDAH (HDR)

4. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.

b. Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu
rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.

Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan tempat tidur
sudah dikerjakan. Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi
sekali.

Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat

cuci piringnya? B ersing sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di

rak piring.wah ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal lalu apa manfaat yang

ibu rasakan dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?· Kontrak :

 Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari kita mau
latihan menyapu kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu sehingga
ibu dapat menyapu dengan baik dan merasakan manfaat dari kegiatan menyapu

 Waktu :

Kita akan melakukan latihan menyapu selamaa 30 menit bu

 Tempat :
Ibu mau menyapu dimana? Bagaimana kalau dikamar ibu bu?

5. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu lantai?, bagus sebelum
mulai kita menyapu kita perlu menyiapkan sapu dan pengki. Bagaimana cara menyapu
yang biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi menyapu kita lakukan dari arah sudut ruangan.
Menyapu juga dilakukan dibawah meja dan kursi, bila perlu meja dan kursinya digeser,
agar dapat menyapu pada bagian lantainya dengan lebih bersih. Begitu juga untuk dibawah
kolong tempat tidur perlu disapu. Mari kita mulai berlatih bu?

Ya bagus sekali ibu menyapu dengan bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan
setelah ruangan ini disapu dibandingkan tadi sebelum disapu?

6. Fase terminasi

· Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu?

· Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyapu yang baik bu? Bagus bu.

· Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 2 kali…jam berapa ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau
melaukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat
ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri
tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

 Kontrak 

Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang keempat.
 Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

 Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.
SP IV HARGA DIRI RENDAH (HDR)

7. Fase orientasi

a) Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya
kemarin saya datang lagi.

b) Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu
rasakan? Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.

Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan tempat tidur
sudah dikerjakan. Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi
sekali.

Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat
cuci piringnya? Bagus bersih sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah
rapi di rak piring.

Bagaimana dengan menyapu? Bagus lantai kamar ibu juga sudah bersih, wah

ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal lalu apa manfaat yang ibu rasakan

dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?

· Kontrak :

 Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang keempat. Hari kita mau
latihan mencuci pakaian kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu
sehingga ibu dapat mencuci pakaian dengan baik dan merasakan manfaat dari kegiatan
menyapu
 Waktu :

Kita akan melakukan latihan mencuci pakaian selamaa 30 menit bu

 Tempat :

Mari bu kita ke kamar mandi?

8. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk mencuci pakaian?, bagus
sebelum mulai kita menyapu kita perlu menyiapkan ember, deterjen, gundar kain.
Bagaimana cara mencuci pakaian yang biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi sebelum kita
mencuci pakaian kita pisahkan pakaian yang bewarna dengan pakain putih, kemudian
masukan deterjen secukupnya disesuaikan dengan jumlah baju dan tambahkan air sampai
adanya busa, masukan pakaian yang kotor tadi rendam 10-15 menit. Setelah 10-15 menit
kucek pakaian sampai bersih, apabila ada noda yang tidak mau dikucek maka ibu bisa
mengunakan gundar. Kemudian bilas pakaian sampai busanya hilang kemudian pakaian
bisa dijemur. Ayo kita cobakn bu Ya bagus sekali ibu mencuci pakaian dengan bersih.
Menurut ibu bagaiman perbedaan pakaian setelah dicuci dibandingkan tadi sebelum
dicuci?

9. Fase terminasi

a) Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci pakaian?

b) Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci yang baik bu? Bagus bu.

c) Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 2 kali seminggu…hari apa saja ibu mau melakukannya ,jadi ibu
mau melaukannya hari rabu dan minggu?. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat
ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri
tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

 Kontrak 

Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk berbicara tentang kebersihan diri ibu ya.

 Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

 Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN
PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Data


subjektif:
•Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
•Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
•Klien merasa orang lain tidak selevel.

Data objektif:
•Klien tampak menyendiri
•Klien terlihat mengurung diri
•Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial

3. Tujuan Umum : Klien


dapat berinteraksi dengan orang
lain Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatan
a.Membina hubungan saling percaya
b.Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien

c.Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.


d.Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e.Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f.Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” Perkenalkan nama saya zian faizah, biasa di panggil zian, saya
mahasiswa poltekkes depkes jakarta III. Saya praktek disini mulai dari hari ini sampai
tanggal 23 Desember 2010 dari jam 08.00-14.00 WIB. Nama ibu siapa? Senang di panggil
apa?
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
c. Kontrak
- Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang
untuk lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain?

-Waktu
“ berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau
15 menit saja?
- Tempat
“ di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di ruangan ini saja kita
berbincang-bincang...”
- Tujuan
“Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.”

2. Fase kerja
“Ibu”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa? Menurut ibu apa
keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain? Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan dari berinteraksi dengan
orang lain yaitu bapak punya banyak teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak
selalu sendirian. Sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan. Bagus... ibu dapat
mempraktekkan apa yang saya ajarkan tadi.. bagaiman kalau kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi 1.
Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“coba ibu ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain?”

b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain dan cara berkenalan yang benar. Saya harap ibu dapat mencobanya bagaimana
berinteraksi dengan orang lain!“

c. Kontrak yang akan datang


- Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-bincang lagi
tentang jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara berkenalan dengan orang
lain?
-Waktu
“berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana
kalau 15 menit saja?”
- Tempat
“ di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau
besok kita melakukannya di teras depan saja?...

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien Data subjektif:
•Klien mengatakan malas berinteraksi
•Klien mengatakan cepat lelah kalau banyak jalan
Data objektif:
•Klien menyendiri di kamar
•Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar
•Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri

3. Tujuan
a.Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain
b.Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain

4. Tindakan Keperawatan
a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
c.Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian...
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya ajarkan?”
c. Kontrak

- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara
berkenalan dengan satu...”
-Waktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit...
bagaimana menurut ibu?
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras depan... apakah ibu setuju?”
- Tujuan
“Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal”

2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana
cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik...
sekarang, mari kita melakukannya dengan satu orang yang ibu belum kenal!! Bagus... ibu
dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai dengan apa yang saya ajarkan.. bagaimana
kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam
jadwal kegiatan harian?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 1 orang” b.
Tindak Lanjut
“ibu saat saya tidak ada ibu dapat melakukan hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan
orang yang belum ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau
bisa ibu catat di buku saat berkenalan.” c. Kontrak yang akan datang
- Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan interaksi/
berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih?

-W aktu
“berapa lama ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok
kita melakukannya selama 15 menit?”
- Tempat
“ di mana ibu bisa melakukannya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita
melakukannya di tempat ini lagi?... selamat siang ibu!!!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien Data subjektif:
•Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
•Klien mengatakan sudah mengajak beberapa untuk berkenalan
Data objektif:
•Klien tampak sudah mau keluar kamar
•Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri

3. Tujuan
•Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih
•Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
a. mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien
b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bu!” masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya suster zian...
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin ibu lakukan?”
c. Kontrak
- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi dengan orang lain
sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal atau orang baru...”
-W aktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit...
bagaimana menurut ibu?
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras... apakah ibu setuju?”
- Tujuan
“Agar ibu dengan orang lain dapat saling kenal dan mempunyai teman yang banyak”

2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana
cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik...
sekarang, mari kita melakukannya dengan orang lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2
orang atau lebih!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang
dalam berinteraksi dengan orang lain.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang
lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa-siapa saja nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang” b.
Tindak Lanjut
“nah.. saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu lakukan tadi
dengan orang yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak
kenalan atau bisa ibu catat di buku saat berkenalan.” c. Kontrak yang akan datang
- Topik
“baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita pelajari dari
kemarin ya bu.. apakah ibu bersedia?
-Waktu
“berapa lama ibu mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama
15 menit?”
- Tempat
“ di mana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja....
selamat siang ibu!!!”
STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN

Masalah Utama : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah

A. PROSES KEPERAWATAN

1) Pengkajian :

a) Data Subyektif :

1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

b) Data Obyektif :

1. Mata merah, wajah agak merah.


2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4. Merusak dan melempar barang-barang.

2) Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah


dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang


dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku


kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara
fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.

b. Tindakan

1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan
dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu

3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan

a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik

b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis

c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial

d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual

e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual

4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara:

a) verbal

b) terhadap orang lain

c) terhadap diri sendiri

d) terhadap lingkungan

5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:

a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam


b) Obat

c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya


d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien

7. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:

a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal

b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal

8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,


meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik

b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.

9. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:

a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa

b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa

10. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:

a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum
obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
obat

b) Susun jadwal minum obat secara teratur

11. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab
perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:

“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil
saya yudi, saya perawat yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya
dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau
marah?”

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah


bapak”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10


menit?

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana


kalau di ruang tamu?”

KERJA:

“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah


marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah
ada penyebab lain yang membuat bapak marah”

“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan
atau masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak
rasakan?” (tunggu respons pasien)

“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata


melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”

“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah,
membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress
bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apakerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri
jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya


adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan
– lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktuwaktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan


bapak?”

”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak
rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta
akibatnya ......... (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang
lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa
latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”

”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain
untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2

a. Evaluasi latihan nafas dalam

b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal

c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah?”

“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua”

“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan
tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana bapak setuju?”

KERJA

“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal”.

“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul
kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.

“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”

“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”

“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur
bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00
pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan
kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari
bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”

“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan
belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai
jumpa&istirahat y pak”

SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik

b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,


meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.

c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”

“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur
bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”


“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;
kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah
kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang


sama?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA

“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena
minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu
uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan
lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang


membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu
itu’. Coba praktekkan. Bagus”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol


marah dengan bicara yang baik?”

“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”

“Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”

Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll.
Bagus nanti dicoba ya Pak!”

“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”


“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti
ya” SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

dan sosial/verbal

b. Latihan sholat/berdoa

c. Buat jadual latihan sholat/berdoa


ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”

“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan


setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15


menit?

KERJA

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik,
yang mana mau dicoba?

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda
juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”

“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba
sebutkan caranya (untuk yang muslim).”

TERMINASI

Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang


ketiga ini?”

“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.

“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau
berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai
kesepakatan pasien)

“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah”

“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita
buat tadi”

“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol
rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti
sekarang saja, jam 10 ya?”

“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”
SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

a.Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang
sudah
dilatih.

b.Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.

c.Susun jadual minum obat secara teratur

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara
yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?.
Coba kita lihat cek kegiatannya”.

“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)

“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”

Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa
Bapak minum? Bagus!

“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak
minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.

“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan


beraktivitas dulu”

“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa
saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya
pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”

“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya


pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”

“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat
yang benar?”

“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum
obat yang benar?”

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang
kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.

“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa” 1. Tindakan
keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan

Keluarga dapat merawat pasien di rumah

b. Tindakan

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,

tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)

3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu


segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan

a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah


diajarkan oleh perawat

b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt
melakukan kegiatan tersebut secara tepat

c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien


menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga

SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara


merawat klien perilaku kekerasan di rumah

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,

tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku

tersebut)

3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu


segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
ORIENTASI

“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang
Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya
dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?”

“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”

“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang


tamu?”

KERJA

“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang
perlu diperhatikan.”

“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan
dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”

“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul
atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia
lakukan?””

“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tandatanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan
jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal,
spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya
bu”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat


bapak?”

“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”

“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”

“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah
kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol

Kemarahan

a) Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah

b) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan


tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat

c) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien


bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat

d) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan


bila pasien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI

“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu
lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”

“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”
“Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar
saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”

KERJA

”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus
sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”

”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”

”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”

”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang
harus dilakukan bapak adalah.......?”

”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar

lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan


kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.

“Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.

“Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”

“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal”.

“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi
ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang
ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan
langsung kepada ibu cara bicara ini:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok!
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu
itu’. Coba praktekkan. Bagus”

“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”

“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk
meredakan kemarahan”.

“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi
tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”

“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat?
Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?
Wah bagus sekali!”

“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan,
ibu tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

TERMINASI

“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”

“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!”

“ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu
bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”

“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”

SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga

Buat perencanaan pulang bersama keluarga


ORIENTASI

“Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui cara-cara
yang sebelumnya telah kita bicarakanya. Sekarang Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk keluarga Bapak/Ibu. Apakah
sudah dipuji keberhasilannya?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan


lanjutan di rumah, disini saja?”

“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30
menit?”

KERJA

“Pak, bu, jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas
maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang


ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bapak menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul
kan ke dokter atau di bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang
pada bapak.”

TERMINASI

“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja
yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah
sakit). Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien
lainya akan segera saya siapkan”
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

Masalah Utama : Halusinasi pendengaran

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar

- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri

- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya


tidak jelas serta melihat setan-setan.
2. Diagnosa keperawatan:

Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:

1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya

3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara
pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:

”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan UNDIP yang akan merawat
bapak Nama Saya nurhakim yudhi wibowo, senang dipanggil yudi. Nama bapak siapa?
Bapak Senang dipanggil apa”

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa
lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
D dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri?”

” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suarasuara itu muncul?

” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan
teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, …
bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa”

TERMINASI:

”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu


muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi
untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam
berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”


SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:

 bercakap-cakap dengan orang lain Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan
suarasuaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.
Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan


bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak
Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!
Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol
dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya
tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau
bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur
serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana
kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:

 melaksanakan aktivitas terjadwal

Orientasi: “Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah
suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ?
Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang
ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita
bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30
menit?
Baiklah.”

Kerja: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali
bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan.

Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang


ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas
yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai
malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat
yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang
makan ya! Sampai jumpa.”

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita
akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20
menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”

Kerja:

“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih
(THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benarbenar punya bapak Jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum
pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya
bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum
10 gelas per hari”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah


berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika
jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak
Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di
rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00. sampai jumpa.”

2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga

a. Tujuan:

1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun

di rumah

2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di
rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga
saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung
pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program
pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien,
pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu
perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu
menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit
maupun di rumah.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis


halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.

3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara


merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien

4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis


halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat
pasien halusinasi.

Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.

ORIENTASI:

“Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya yudi perawat yang merawat Bapak”

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan
apa yang Ibu bisa berikan.”

“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:

“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu
lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”

“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara


itu tidak ada.”

“Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu


tidak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara
atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya
telah melatih Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”

”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang
orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan.
Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya
THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya
HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu
selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak
dengan cara menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara
tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung
Bapak, katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat
bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan
pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”

”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

”Bagus Bu”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan


halusinasi Bapak?”

“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?”

”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?”

”Jam berapa kita bertemu?”

Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung


dihadapan pasien

Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien


dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:

“Selamat pagi”

“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”

”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang
mengalami halusinasi?Bagus!”

” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara

memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak”. ”mari kita datangi bapak”

KERJA:

”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan
suara-suara yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang
dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan
seperti ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak
alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh
bapak mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara
mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana
pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian bapak. (Pasien
memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya
dan istri bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien
untuk melakukan terminasi dengan keluarga

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi


langsung dihadapan Bapak?”

”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila
Bapak mengalami halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai
jumpa.”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI

“Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk
membicarakan jadual bapak selama dirumah”

“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!”

“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”

KERJA

“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba
Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas
maupun jadwal minum obatnya”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh bapak selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara
yang mengganggu dan tidak memperlihatkan

perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan


orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan
ulang dan di berikan tindakan”

TERMINASI

“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat
bapak Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai
jumpa”

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT KEPERAWATAN
DIRI

Pertemuan ke 1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data subjektif :

- Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju, klien
mengatakan tidak mau menyisir.

Data objektif :

- Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.

2. Diagnosa Keperawatan

 Defisit Keperawatan Diri

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri

c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.

e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri

4. Tindakan Keperawatan
a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b.Menjelaskan cara makan yang baik dan bersih.

c.Membantu klien mempraktekkan cara makan yang baik dan bersih.

d.Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik : Selamat sore ibu, masih ingat dengan saya suster A? Saya
mahasiswa dari POLTEKKES TANJUNG KARANG

b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan bapak hari ini ?

c. Kontrak :

 Topik : Ibu saya ingin berbincang-bincang tentang cara makan yang baik.
 Waktu : Ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa ? Dan berapa lama ?
Bagaimana jika jam 16.00-16.10 WIB ?
 Tempat : Dimana kita akan berbincang-bincang, bagaimana kalau kita
berbincangbincang disini ?
 Tujuan : Kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal.

2. Fase Kerja :

Ibu saya akan melatih bapak cara makan yang baik dan bersih. Tujuannya agar ibu
tidak kotor saat makan dan terlihat bersih. Sebelum ibu makan sebaiknya ibu mencuci
tangan terlebih dahulu supaya kuman yang ada pada tangan ibu tidak ikut termakan.
Kemudian ibu gunakan sendok dan garpu agar makanan yang ibumakan tidak
terkontaminasi dengan tangan ibu. Setelah ibuselesai makan, ibu mencuci tangan lagi
tujuannya untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada tangan ibu. Kemudian
ibu masukkan kegiatan ini dalam kegiatan harian ibuya. Kalau ibu mengerjakannya
sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda
T. 3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

 Subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya dan


tahu cara makan yang baik dan bersih.
 Objektif : Coba ibu sebutkan kembali cara makan yang baik dan bersih.

a. Rencana Tindak Lanjut : Saya harap ibu mengingat saya dan mempraktekkan
cara makan yang baik dan bersih dan jangan lupa masukkan dalam kegiatan harian.

b. Kontrak Yang Akan Datang :

 Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara eliminasi yang baik.
 Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 16.00 WIB
selama 15 menit, apakah ibu setuju ?
 Tempat : Mau dimana besok kita berbincang-bincang, bagaimana kalau di tempat
ini lagi ? Baiklah sampai bertemu lagi. Selamat sore ibu.

Pertemuan ke: 2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

 Klien sudah sebulan tidak mau makan.

2. Diagnosa Keperawatan

 Defisit perawatan diri.

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara makan yang baik


c. Membantu pasien mempraktikkan cara makan yang baik

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan

a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan.

b. Menjelaskan cara makan yang tertib.

c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.

d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, Ibu. Masih ingat dengan suster V? Seperti janji kita kemarin kita
akan ngobrol yang bertujuan untuk mengetahui cara makan yang baik.
Apakah ibu bersedia?

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Pagi tadi apakah sudah sarapan? Apakah sudah

dipakai apa yang telah kita latih kemarin? Bagaimana hasilnya?” c. Kontrak :

 Topik

“Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
makan yang benar.”

 Waktu

“Mau berapa lama kita berbincang-bincang? 15 menit saja cukup?”

 Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ibu? Apakah ibuingin di Teras depan?”

 Tujuan

“Tujuan kita berbincang-bincang hari ini agar dapat mengetahui bagaimana cara
makan yang baik.”

2. Fase Kerja

“Bagaimana kegiatan sebelum, saat, maupun sesudah makan? Dimana biasanya


pada saat makan?”

“Sebelum makan kita harus mencuci tangan menggunakan sabun. Mari kita
praktikan, ya.”

“Bagus.”

“Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap, kita berdoa dahulu.”

“Mari kita makan.”

“Saat makan, kita harus menyuap makanan dengan pelan-pelan.”

“Bagus.”

“Setelah makan, kita bereskan piring dan gelas yang kotor.”

“Ya, benar seperti itu.”

“Selanjutnya kita akhiri dengan mencuci tangan.”

“Ya, bagus.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi
 Subyektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita makan bersama-sama?”

 Obyektif

“Ayo coba sebutkan kembali cara makan yang benar.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan?”

“Hari-hari berikutnya saya berharap ibu dapat melakukan cara makan tadi dengan
baik.”

c. Kontrak yang akan datang

 Topik

“Besok kita bertemu untuk mendiskusikan jadwal kegiatan dalam kemampuan


berdandan.”

 Waktu

“Besok kita akan bertemu pagi hari, ya. Apakah ibubersedia?”

 Tempat

“Dimana tempat yang ibu ingin untuk kita bertemu besok?”


Pertemuan ke 3

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS :

- klien mengatakan kotor dan bau serta rambut tidak disisir.

DO :

- klien terlihat kotor dan bau serta rambut tidak disisir.

2. Diagnosa Keperawatan

 Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)

b. Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri (Berdandan).

c. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandani) dengan bantuan


perawat

d. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri

e. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri


(Berdandan)

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Menjelaskan cara berdandan yang benar

c. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan


memasukkan dalam jadwal.

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi ibu!”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana kondisi ibu hari ini? Apa ibu sudah mandi dan berdandan seperti sisir
rambutnya?”

c. Kontrak :

 Topik, Waktu, Tempat

“Baiklah ibu sesuai janji kita tadi, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
cara mandi dan sisir yang benar dan cara mempraktekkannya? kita akan berbincangbincang
selama 15 menit. Diteras ini ya pak!”

 Tujuan
“Tujuan dari perbincangan hari ini adalah agar ibu mengetahui pentingnya menjaga
kebersihan kebersihan badan serta menyisir rambut dan ibu dapat mempraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari ibu”.

2. Fase Kerja sesuai dengan materi

“ibu coba suster mau tahu, bagaimana cara mandi? oya bagus sekali. Nah tetapi
alangkah lebih baik lagi ibu mandi dengan sabun agar bersih badannya. Begini ya bu
sekarang suster akan ajarkan cara membersihkan diri. Pertama ibu harus menggunkan
sabun mandi saat mau mandi, lalu di gosokkan ke badan ibu sampai bersih ke seluruh
badan lalu ibu basuh dan jangan lupa setelah mandi ibu sisir rambut nya agar terlihat
cantik, wangi dan rapih. Bagaimana penjelasan dari suster apa sudah bisa di pahami oleh
ibu ? Selain itu jangan lupa masukkan kegiatan ini kadalam jadwal kegiatan harian ibu. Ibu
masih ingatkan cara melakukannya? Wah hebat sekali bu!”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

 Subyektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan suster?”

 Obyektif

“Nah, coba ibu jelaskan dan praktekkan kembali apa yang telah kita perbincangkan
tadi. Bagus bu, ternyata ibu masih ingat apa yang telah suster ajarkan.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Suster harap apa yang tadi suster ajarkan kepada ibu, ibu dapat mempraktekkan
kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam jadwal kegiatan harian dan
dilakukan 2 kali dalam sehari yang telah suster ajarkan tadi.”
c. Kontrak yang akan datang

 Topik, Waktu, Tempat

“Ibu sudah tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang-bincang. Bagaimana kalau
besok kita bertemu lagi untuk berbincang- bincang tentang cara melakukan perawatan diri
ke 4 , bagaimana bu? ibu mau berbincang-bincang dimana? Oiya..kira-kira ibu mau berapa
lama? bagaimana kalau 15 menit? Setuju? Baik, sampai bertemu nanti ya bu….”

Anda mungkin juga menyukai