Perbup 65 Tahun 2018
Perbup 65 Tahun 2018
Perbup 65 Tahun 2018
BUPATI SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
TENTANG
BUPATI SUMEDANG,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Kementerian Keuangan adalah Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
2. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Sumedang.
3. Bupati adalah Bupati Sumedang.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai
unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin
pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
5. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah adalah Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah KabupatenSumedang.
6. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sumedang.
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Sumedang.
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disebut DBH adalah
dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah yang dialokasikan kepada
Desa berdasarkan angka persentase untuk
mendanai kebutuhan Desa.
10. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
11. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
12. Dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang selanjutnya disebut
DBH Pajak Daerah adalah dana yang bersumber dari
Pajak Daerah yang dibagihasilkan kepada Desa.
13. Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah yang selanjutnya
disebut DBH Retribusi Daerah adalah dana yang
bersumber dari Retribusi Daerah yang dibagihasilkan
kepada Desa.
14. Dana Bagi Hasil Pajak Daerah suatu Desa yang
selanjutnya disebut DBHPD Desa-i adalah dana yang
bersumber dari Pajak Daerah yang dibagihasilkan
kepada suatu Desa.
15. Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah suatu Desa yang
selanjutnya disebut DBHRD Desa-i adalah dana yang
bersumber dari Retribusi Daerah yang dibagihasilkan
kepada suatu Desa.
16. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah
dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk
desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten setelah dikurangi dana alokasi khusus.
17. Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang bersumber dari
realisasi pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea
PerolehanHak atas Tanah dan Bangunan, Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan Pasal 29, Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri.
18. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang selanjutnya
disebut DBHCHT adalah dana yang bersumber dari cukai
hasil tembakau.
19. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang selanjutnya
disebut DBH Bukan Pajak/SDA adalah dana yang
bersumber dari pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan
(PSDH), Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalti),
Pungutan Hasil Perikanan, Pertambangan Minyak
Bumi, Pertambangan Gas Bumi, Pertambangan Panas
Bumi yang dibagihasilkan kepada Desa.
20. Bobot Desa yang selanjutnya disebut BD adalah rasio
antara potensi Desa terhadap potensi seluruh Desa.
21. Bobot Desa pada suatu Desa, yang selanjutnya disebut
BDi adalah rasio antara realisasi pajak daerah/retribusi
daerah suatu Desa terhadap realisasi pajak daerah/
retribusi daerah.
22. Rasio adalah suatu angka digambarkan dalam suatu pola
yang dibandingkan dengan pola lainnya serta
dibandingkan dengan prosentase.
BAB II
TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PEMBAGIAN DANA BAGI
HASIL PAJAK DAERAH BAGI DESA
Bagian Kesatu
Jenis Pajak Daerah yang Dibagihasilkan
Pasal 2
Jenis Pajak Daerah yang dibagihasilkan meliputi:
a. pajak hotel;
b. pajak restoran;
c. pajak hiburan;
d. pajak reklame;
e. pajak penerangan jalan;
f. pajak mineral bukan logam dan batuan;
g. pajak parkir;
h. pajak sarang burung walet;
i. pajak air tanah;
j. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan; dan
k. pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan.
Bagian Kedua
Perhitungan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Bagi Desa
Pasal 3
(1) Besarnya alokasi Pajak Daerah yang dibagihasilkan kepada
Desa bersumber dari rencana target pendapatan Pajak
Daerah yang tercantum dalam APBD Tahun Perencanaan.
(2) Data Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk perhitungan rasio pajaknya berdasarkan realisasi
penerimaan Pajak Daerah 2 (dua) tahun sebelumnya dari
tahun berkenaan yang bersumber dari Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah.
Pasal 4
(1)Rencana target pendapatan Pajak Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dibagi dengan imbangan:
a. 90% (sembilan puluh perseratus) untuk Pemerintah
Daerah Kabupaten; dan
b. 10% (sepuluh perseratus) untuk Desa.
(2) DBH Pajak Daerah untuk Desa sebesar 10% (sepuluh per
seratus) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dibagi dengan rincian:
a. 60% (enam puluh perseratus) dibagihasilkan
berdasarkan pemerataan; dan
b. 40% (empat puluh perseratus) dibagihasilkan
berdasarkan keadilan (proporsional).
(3) Alokasi DBH Pajak Daerah untuk Desa berdasarkan
pemerataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh
Desa.
(4) Alokasi DBH Pajak Daerah untuk Desa berdasarkan
keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dibagikan dengan proporsional untuk setiap Desa
berdasarkan Bobot Desa yang bersangkutan.
Pasal 5
Alokasi DBH Pajak Daerah bagi setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) ditentukan berdasarkan:
a. target Pajak Daerah pada tahun perencanaan dari seluruh
Desa;
b. jumlah Desa; dan
c. Bobot Desa.
Pasal 6
(1) Formula perhitungan DBH Pajak Daerah bagi setiap Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
DBHPD Desa-i = Dana Bagi Hasil Pajak Daerah untuk
setiap Desa
Target PD Tahun = Target Pajak Daerah yang tercantum
Perencanaan APBD dalam rencana APBD
Pasal 7
Bobot Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dihitung
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. DBH Pajak Daerah dari Pajak Hotel dihitung berdasarkan
rasio dari realisasi Pajak Hotel suatu Desa terhadap
realisasi Pajak Hotel seluruh Desa ditetapkan 2 (dua)
tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
b. DBH Pajak Daerah dari Pajak Restoran dihitung
berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Restoran suatu Desa
terhadap realisasi Pajak Restoran seluruh Desa ditetapkan
2 (dua) tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
c. DBH Pajak Daerah dari Pajak Hiburan dihitung
berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Hiburan suatu Desa
terhadap realisasi Pajak Hiburan seluruh Desa ditetapkan
2 (dua) tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
d. DBH Pajak Daerah dari Pajak Reklame dihitung
berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Reklame suatu Desa
terhadap realisasi Pajak Reklame seluruh Desa ditetapkan
2 (dua) tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
e. DBH Pajak Daerah dari Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan dihitung berdasarkan rasio dari realisasi Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan suatu Desa terhadap
realisasi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan seluruh
Desa ditetapkan 2 (dua) tahun sebelumnya dari tahun
berkenaan;
f. DBH Pajak Daerah dari Pajak Penerangan Jalan dihitung
berdasarkan rasio dari jumlah rumah tangga suatu Desa
terhadap jumlah rumah tangga seluruh Desa ditetapkan 2
(dua) tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
g. DBH Pajak Daerah dari Pajak Parkir dihitung berdasarkan
rasio dari realisasi Pajak Parkir suatu Desa terhadap
realisasi Pajak Parkir seluruh Desa ditetapkan 2 (dua)
tahun sebelumnya dari tahun berkenaan;
h. DBH Pajak Daerah dari Pajak Sarang Burung Walet
dihitung berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Sarang
Burung Walet suatu Desa terhadap realisasi Pajak Sarang
Burung Walet seluruh Desa ditetapkan 2 (dua) tahun
sebelumnya dari tahun berkenaan;
i. DBH Pajak Daerah dari Pajak Air Tanah dihitung
berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Air Tanah suatu
Desa terhadap realisasi Pajak Air Tanah seluruh Desa
ditetapkan 2 (dua) tahun sebelumnya dari tahun
berkenaan;
j. DBH Pajak Daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dihitung berdasarkan rasio dari realisasi Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan suatu Desa
terhadap realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan seluruh Desa ditetapkan 2 (dua) tahun
sebelumnya dari tahun berkenaan; dan
k. DBH Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
dihitung berdasarkan rasio dari realisasi Pajak Bumi dan
Bangunan Pedesaan dan Perkotaan suatu Desa terhadap
realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan seluruh Desa ditetapkan 2 (dua)
tahun sebelumnya dari tahun berkenaan.
Bagian Ketiga
Penetapan Pembagian Dana Bagi Hasil
Pajak Daerah Bagi Desa
Pasal 8
Dalam rangka perhitungan DBH Pajak Daerah Bagi Desa,
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah melakukan
pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari:
a. jenis Pajak Daerah;
b. realisasi penerimaan Pajak Daerah 2 (dua) tahun
sebelumnya dari tahun berkenaan; dan
c. data jumlah rumah tangga per desa.
Pasal 9
Besaran alokasi dan pembagian DBH Pajak Daerah bagi Desa
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 10
(1) Dalam hal realisasi penerimaan Pajak Daerah tidak sesuai
dengan perencanaan maka akan diperhitungkan kurang
salur atau lebih salur pada APBD Tahun Anggaran
berikutnya.
(2) Besaran Kurang salur atau lebih salur DBH Pajak Daerah
Bagi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
BAB III
TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PEMBAGIAN DANA BAGI
HASIL RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA
Bagian Kesatu
Jenis Retribusi Daerah yang Dibagihasilkan
Pasal 11
Jenis Retribusi Daerah yang dibagihasilkan meliputi:
a. retribusi jasa umum;
b. retribusi jasa usaha; dan
c. retribusi perizinan tertentu.
Bagian Kedua
Perhitungan Dana Bagi Hasil Retribusi Daerah Bagi Desa
Pasal 12
(1) Besarnya Alokasi Retribusi Daerah yang dibagihasilkan
kepada Desa, bersumber dari Rencana Target Retribusi
Daerah yang tercantum dalam APBD Tahun Perencanaan.
(2) Data Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk perhitungan Retribusi Daerah yang
dibagihasilkan kepada desa bersumber dari data Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Pasal 13
(1) Rencana Target Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) pembagiannya adalah dibagi
dengan imbangan:
a. 90% (sembilan puluh perseratus) untuk Pemerintah
Daerah; dan
b. 10% (sepuluh perseratus) untuk Desa.
(2) DBH Retribusi Daerah untuk Desa sebesar 10% (sepuluh
per seratus) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dibagi dengan perincian sebagai berikut:
a. 60% (enam puluh perseratus) dibagihasilkan
berdasarkan pemerataan;
b. 40% (empat puluh perseratus) dibagihasilkan
berdasarkan keadilan.
(3) Alokasi DBH Retribusi Daerah bagi Desa berdasarkan
pemerataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh
Desa.
(4) Alokasi DBH Retribusi Daerah bagi Desa sebagaimana
berdasarkan keadilan dimaksud pada ayat (2) huruf b
dibagikan dengan proporsional untuk setiap Desa
berdasarkan Bobot Desa yang bersangkutan.
Pasal 14
(1) Bobot Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4)
dihitung dengan ketentuan rasio jumlah penduduk suatu
Desa terhadap jumlah penduduk seluruh Desa.
(2) Data jumlah penduduk per Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersumber dari data kependudukan atas
rekomendasi/pengesahan Kementerian Keuangan.
Pasal 15
(1) DBH Retribusi Daerah untuk suatu Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dialokasikan
berdasarkan formula yang terdiri dari target retribusi jasa
umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan
tertentu se-Kabupaten Sumedang setelah dikurangi target
jenis pungutan retribusi daerah yang tercantum dalam
APBD Tahun Perencanaan yang tidak akan dibagihasilkan
kepada Desa.
(2) Retribusi Daerah yang tidak akan dibagihasilkan kepada
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Retribusi
Daerah yang bersifat in out sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16
Formula perhitungan DBH Retribusi Daerah bagi suatu
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 yaitu sebagai
berikut:
(Target tahun Perencanaan APBD RD x 10% ) x 60% )
DBHRD Desa-i = ------------------------------------------------------------ +
Jumlah Desa
Bagian Ketiga
Penetapan dan Pembagian Dana Bagi Hasil
Retribusi Daerah Bagi Desa
Pasal 17
Dalam rangka perhitungan DBH Retribusi Daerah bagi Desa,
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah melakukan
pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari:
a. jenis Retribusi Daerah;
b. data Retribusi Daerah; dan
c. data jumlah penduduk.
Pasal 18
Besaran Alokasi dan pembagian DBH Retribusi Daerah bagi
Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 19
(1) Dalam hal realisasi penerimaan Retribusi Daerah tidak
sesuai dengan perencanaan maka akan diperhitungkan
kurang salur atau lebih salur pada APBD Tahun Anggaran
Berikutnya.
(2) Besaran kurang salur atau lebih salur DBH Retribusi
Daerah bagi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB IV
TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PEMBAGIAN ALOKASI
DANA DESA
Bagian Kesatu
Sumber Alokasi Dana Desa
Pasal 20
(1) Alokasi Dana Desa bersumber dari Dana Perimbangan
terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil Pajak, meliputi:
1. Dana Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan;
2. Dana Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
21 dan Pasal 29, Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri;
b. DBHCHT;
c. DBH Bukan Pajak/SDA, meliputi:
1. Dana Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan
(PSDH);
2. Dana Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan
Eksploitasi (Royalti);
3. Dana Bagi Hasil dari Pungutan Hasil
Perikanan;
4. Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi;
5. Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Gas
Bumi; dan
6. Dana Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi.
d. dana alokasi umum; dan
e. dana alokasi khusus.
(2) Data jumlah pendapatan jenis Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus untuk ADD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari data
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun
perencanaan.
Bagian Kedua
Perhitungan Alokasi Dana Desa
Pasal 21
(1) ADD dialokasikan p a l i n g sedikit sebesar 10%
(sepuluh perseratus) dari rencana target penerimaan Dana
Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana
Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 dikurangi Dana Alokasi
Khusus.
(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 90% (sembilan puluh perseratus) dari jumlah ADD
dialokasikan berdasarkan asas pemerataan, yaitu
besarnya bagian ADD sama besar untuk setiap Desa
yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal
(ADDM);
b. 10% (sepuluh perseratus) dari jumlah
ADD dialokasikan berdasarkan asas keadilan, yaitu
besarnya bagian ADD dibagi secara proporsional untuk
setiap Desa berdasarkan nilai BD yang selanjutnya
disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP).
Pasal 22
(1) Formula Perhitungan ADD setiap Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) yaitu sebagai berikut:
DBH Pajak + DBH SDA + DAU + DAK) - DAK ) x 10% } x 90%
ADD i = ------------------------------------------------------------------------
Jumlah Desa
Bagian Ketiga
Penetapan dan Pembagian Alokasi Dana Desa
Pasal 23
Dalam rangka perhitungan besaran ADD bagi setiap Desa,
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah melakukan
pengolahan data yang terdiri dari:
a. data jumlah jenis Dana Bagi Hasil Pajak, DBHCHT, DBH
Bukan Pajak/SDA, dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus;
b. data jumlah penduduk;
c. data luas wilayah;
d. data indeks pentahapan keluarga sejahtera;
e. data tingkat kesulitan geografis Desa; dan
f. data kebutuhan penghasilan tetap.
Pasal 24
Besaran ADD bagi setiap Desa ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
Pasal 25
(1) Dalam hal realisasi penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak,
DBHCHT, DBH Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum
dan Dana Alokasi Khusus tidak sesuai dengan
perencanaan maka akan diperhitungkan kurang salur
atau lebih salur pada APBD Tahun Anggaran berikutnya.
(2) Besaran kurang salur atau lebih salur ADD bagi setiap
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Nomor 106 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pengalokasian dan Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah bagi Desa dan Alokasi Dana Desa
(Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2015 Nomor 106)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 49
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor
106 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengalokasian dan
Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah bagi Desa dan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2017 Nomor 49) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Peraturan Bupatiini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita daerah Kabupaten Sumedang.
Ditetapkan di Sumedang
pada tanggal 15 November 2018
BUPATI SUMEDANG,
ttd
Diundangkan di Sumedang
pada tanggal 15 November 2018
ttd
AMIM
ttd
UJANG SUTISNA
NIP. 19730906 199303 1 001