Perbup No. 33 Tahun 2018
Perbup No. 33 Tahun 2018
Perbup No. 33 Tahun 2018
BUPATI BLITAR
PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BLITAR,
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Blitar
Nomor 9 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengangkatan
dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2017 Nomor 9/E) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 27
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Nomor 9 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengangkatan
dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 27/E) diubah
sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 ditambah 4 (empat) angka yakni
angka 36 sampai dengan angka 39, sehingga Pasal 1
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah
Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Camat adalah pemimpin kecamatan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui sekretaris daerah.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat
desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa
yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga desanya dan melaksanakan tugas dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
10. Keputusan Kepala Desa adalah semua
keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
untuk melaksanakan Peraturan Desa maupun
keputusan yang lain.
11. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa adalah sistem dalam
kelembagaan dalam pengaturan tugas dan
fungsi serta hubungan kerja.
12. Perangkat Desa adalah unsur staf yang
membantu Kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam
sekretariat desa, dan unsur pendukung tugas
Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan
unsur kewilayahan.
13. Unsur Staf adalah karyawan desa yang memiliki
kecakapan, ketrampilan dan kompetensi
diangkat oleh Kepala Desa untuk membantu
tugas-tugas perangkat desa.
14. Sekretaris Desa adalah perangkat desa yang
bertugas membantu kepala desa dalam bidang
tertib administrasi pemerintahan dan
pembangunan serta pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat.
15. Kepala Urusan selanjutnya disebut Kaur adalah
unsur staf sekretariat yang membantu
Sekretariat Desa dalam melaksanakan urusan
kesekretariatan.
16. Kepala Seksi selanjutnya disebut Kasi adalah
Pelaksana Teknis yang merupakan unsur
pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
17. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang
merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
Pemerintah Desa.
18. Kepala Dusun selanjutnya disebut Kamituwo
adalah Pelaksana Kewilayahan yang merupakan
unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan
tugas kewilayahan.
19. Penataan Perangkat adalah proses penempatan
ulang Perangkat Desa dalam rangka efektivitas
dan efesiensi organisasi Pemerintah Desa.
20. Mutasi Perangkat adalah kegiatan
memindahkan perangkat desa dari satu jabatan
ke jabatan yang lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
21. Promosi Perangkat adalah penghargaan kepada
perangkat desa dengan kenaikan jabatan dalam
suatu instansi atau pemerintahan desa, dengan
adanya ketentuan dan syarat tertentu atas
penilaian prestasi kerja yang telah dilakukan.
22. Tim Penjaringan dan Penyaringan Perangkat
Desa selanjutnya disebut Panitia Seleksi
Perangkat Desa adalah tim yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Kepala Desa bertugas untuk
melaksanakan proses penjaringan dan
penyaringan atau seleksi Perangkat Desa.
23. Penjaringan adalah suatu upaya yang
dilaksanakan oleh Panitia Seleksi Perangkat
Desa untuk mendapatkan Bakal Calon
Perangkat Desa.
24. Penyaringan adalah seleksi yang
diselenggarakan oleh Panitia Seleksi Perangkat
Desa baik dari segi administrasi, ujian tertulis
dan wawancara.
25. Bakal Calon Perangkat Desa adalah Warga
Negara Indonesia yang mencalonkan diri
sebagai calon Perangkat Desa.
26. Calon Perangkat Desa adalah orang yang
ditetapkan oleh Kepala Desa telah memenuhi
persyaratan dari hasil proses penjaringan dan
penyaringan atau seleksi yang dilaksanakan
oleh Panitia Seleksi Perangkat Desa, untuk
mendapatkan rekomendasi camat.
27. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah.
28. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat TNI adalah alat Negara yang berperan
dalam pertahanan Negara.
29. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disingkat Polri adalah alat Negara
yang berperan dalam memelihara keamanan.
30. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
31. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
32. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga
yang dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa
dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat.
33. Tokoh masyarakat adalah tokoh adat, tokoh
agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan
pemuka-pemuka masyarakat lainnya.
34. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
selanjutnya disingkat APBDesa, adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa.
35. Hari adalah hari kerja.
36. Putusan Pengadilan adalah pernyataan hakim
yang diucapkan dalam sidang pengadilan
terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum.
37. Tersangka adalah seorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku
tindak pidana.
38. Terdakwa adalah seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa dan diadili di pengadilan.
39. Terpidana adalah seorang yang dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. Ketentuan Pasal 5 diantara ayat (5) dan ayat (6)
disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (5a), dan
ketentuan ayat (6) diubah, sehingga Pasal 5
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 5
(1) Panitia seleksi melaksanakan pendaftaran calon
perangkat desa yang diumumkan secara
terbuka.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari.
(3) Jika terdapat lebih dari 1 (satu) lowongan
jabatan perangkat desa sedangkan jumlah
calon yang mendaftar tidak memenuhi jumlah
yang dipersyaratkan, Panitia Seleksi
memperpanjang masa pendaftaran Tahap I
untuk paling lama 7 (tujuh) hari.
(4) Jika setelah berakhirnya masa perpanjangan
tahap I sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
belum diperoleh jumlah calon yang
dipersyaratkan, Panitia memperpanjang
pendaftaran tahap II dalam waktu paling lama 5
(lima) hari.
(5) Jika setelah berakhirnya masa perpanjangan
pendaftaran tahap II sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) belum diperoleh jumlah calon
yang dipersyaratkan, Panitia menutup
pendaftaran.
(5a) Apabila tahapan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (5) telah dilaksanakan dan tidak
terdapat calon perangkat sekurang-kurangnya
2 kali jumlah lowongan yang tersedia, maka
panitia dapat melaksanakan proses penjaringan
dan penyaringan.
(6) Panitia melaporkan penutupan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada
Kepala Desa, untuk selanjutnya Kepala Desa
melaporkan kepada Bupati melalui Camat.
(7) Pendaftaran seleksi perangkat desa akan
dilaksanakan kembali pada tahun anggaran
berikutnya.
3. Ketentuan Pasal 13 ayat (3) diubah, sehingga Pasal
13 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 13
(1) Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa
setelah berkonsultasi dengan Camat.
(2) Perangkat Desa berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; dan
c. diberhentikan.
(3) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf c karena:
a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;
b. dinyatakan sebagai terpidana yang
diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. berhalangan tetap;
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai
Perangkat Desa; dan
e. melanggar larangan sebagai Perangkat
Desa.
(4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf a dan huruf b,
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan
disampaikan kepada Camat paling lambat 14
(empat belas) hari setelah ditetapkan.
(5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf c, wajib
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Camat
untuk mendapatkan rekomendasi.
(6) Rekomendasi tertulis Camat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) didasarkan pada
persyaratan pemberhentian Perangkat Desa.
4. Ketentuan Pasal 14 ayat (2) huruf a dan huruf b
diubah, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 14
(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh
Kepala Desa dengan Keputusan Kepala Desa,
setelah berkonsultasi dengan Camat.
(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena :
a. ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak
pidana korupsi, terorisme, makar, dan
atau tindak pidana terhadap keamanan
negara;
b. dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun berdasarkan register perkara
di pengadilan;
c. tertangkap tangan dan ditahan; dan/atau
d. melanggar larangan sebagai perangkat
desa yang diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal Perangkat Desa diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Kepala Desa menunjuk Perangkat Desa
lainnya untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban Perangkat Desa yang diberhentikan
sementara sampai dengan waktu yang
ditentukan oleh Kepala Desa dan/atau adanya
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
(4) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a,
huruf b dan huruf c diputus bebas atau tidak
terbukti bersalah oleh Pengadilan dan telah
berkekuatan hukum tetap dikembalikan kepada
jabatan semula.
(5) Dalam hal Perangkat Desa yang diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), ketentuan mengenai hak yang masih
diterima akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Bupati.
BAB VII
TUNJANGAN, PAKAIAN DAN ATRIBUT
Pasal 20
Pakaian dinas dan atribut perangkat desa
ditetapkan dengan Peraturan Bupati yang
berpedoman dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 20A
(1) Selain penghasilan tetap perangkat Desa
menerima jaminan kesehatan dan dapat
menerima tunjangan tambahan penghasilan
dan penerimaan lainnya yang sah dengan
memperhatikan masa kerja dan jabatan
perangkat Desa.
(2) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 20B
(1) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat
menjadi perangkat Desa, yang bersangkutan
dibebaskan sementara dari jabatannya selama
menjadi perangkat Desa tanpa kehilangan
haknya sebagai Pegawai Negeri Sipil.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat
menjadi perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berhak menerima
haknya sebagai Pegawai Negeri Sipil,
mendapatkan tunjangan perangkat Desa dan
pendapatan lainnya yang sah yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
7. Ketentuan Pasal 22 diubah, sehingga Pasal 22
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 22
(1) Perangkat Desa yang diangkat sebelum
ditetapkannya Peraturan Bupati ini tetap
melaksanakan tugas sampai habis masa
tugasnya berdasarkan surat keputusan
pengangkatannya.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang diangkat secara periodisasi yang
telah habis masa tugasnya dan berusia kurang
dari 60 (enam puluh) tahun diangkat sampai
dengan usia 60 (enam puluh) tahun.
Pasal II
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 2 Agustus 2018
BUPATI BLITAR,
TTD.
RIJANTO
Diundangkan di Blitar
pada tanggal 2 Agustus 2018
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR
TTD.
TOTOK SUBIHANDONO
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2018 NOMOR