Makalah Interrelasi Al Quran Dan Ipteks Serta Bukti Bukti Ilmiah Kebenaran Al Quran
Makalah Interrelasi Al Quran Dan Ipteks Serta Bukti Bukti Ilmiah Kebenaran Al Quran
Makalah Interrelasi Al Quran Dan Ipteks Serta Bukti Bukti Ilmiah Kebenaran Al Quran
Disusun Oleh :
1. Anelda Fifta Aulia 2022102004
2. Rani Marika 2022102014
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
karunia dan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Interrelasi Al Quran dan Ipteks Serta Bukti Bukti Ilmiah Kebenaran Al Quran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Bapak
Azhari, S.Pd., yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Kami juga sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar kami dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Iptek .............................................. 2
B. Bukti-bukti Ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Pengetahuan .... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring
perkembangan zaman. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia. Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin, sangat
memperhatikan pentingnya IPTEK serta upaya untuk terus
mengembangkannya. Ini terbukti Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar ajaran
Islam, tidak hanya mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga memuat
ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits yang memberikan isyarat
tentang ilmu pengetahuan seperti ilmu biologi, ekonomi, sejarah, astronomi,
dan masih banyak lagi. Akan tetapi masih banyak dari kita yang belum
mengetahui akan hal tersebut. Padahal jika isyarat-isyarat IPTEK dapat kita
suguhkan kepada umat manusia di era sains dan teknologi seperti sekarang ini,
bisa menjadi salah satu unsur pengukuh keimanan bagi umat muslim dan
menjadi sarana paling efektif dalam menggaet massa untuk memeluk agama
Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Merujuk pada persoalan di atas, pemakalah tertarik untuk mengkaji
persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
korelasinya dengan Al-Qur’an dan sunnah. Maka dalam makalah ini akan
membahas tentang Interrelasi Al Quran dan Ipteks Serta Bukti Bukti Ilmiah
Kebenaran Al Quran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana interrelasi Al-Qur’an dan Ipteks?
2. Jelaskan bukti-bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui interrelasi Al-Qur’an dan Ipteks.
2. Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ilmu pengetahuan adalah salah satu sarana manusia untuk menuju
kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak luput
memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan
manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-an
ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan
alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali
maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak
memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?", "Apakah kamu tidak
mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering pula di akhiri dengan
kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir", "Tidak
dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah Mukjizat terakhir Rasul, yang
selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir, merenung,
serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang
berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan,
merenungkan, dan memikirkan) dan mengimplementasikannya dalam bentuk
alat-alat maupun metode yang berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan Ilmu.
Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk pengobatan. Namun
berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah mengembangkan berbagai
metode pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran modern.Karya
monumentalnya, Alqanun fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropa menjadi
CANON), menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-goritma
3
merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu
Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan masih banyak lagi
penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu seperti, metode fotografi
paling awal yang disebut ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman
tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an
hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya Al-Qur’an, sehingga
orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya). Bahkan
banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi
untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan
generasi muda Islam tehadap bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau
jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena
kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang di
berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang
dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan
social yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative)
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan
ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari
masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya atas
dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi korban
penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-
ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran,
4
dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang menjelaskan
hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Subjektivitas
a. suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79)
b. taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara
lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).
Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :
1. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36),
dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui
dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada
pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan. Ayat- ayat semacam inilah
yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah melahirkan
pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
“tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama) menyangkut
bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu
ketetapan yang menghalangi umatnya untuk menggunakan akalnya atau
membatasinya menambah pengetahuan selama dan dimana saja ia
kehendaki. Dan inilah korelasi pertama dan utama antara Al qur’an dan ilmu
pengetahuan. Sedangkan Korelasi kedua dapat ditemukan pada isyarat-
isyarat ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al qur’an yang
berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut
sebagian nya telah diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa
yang mereka ketahui itu masih sangat terbatas dalam perinciannya.
5
B. Bukti-bukti Ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Pengetahuan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak ayat-ayat Al qur’an yang
berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namu
terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti :
1. Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang) (QS 51:47).
2. Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan
dari cahaya matahari (QS 10:5).
3. Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan yang
berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan pergerakan
awan (QS 27:88).
4. Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi
matahari menjadi tenaga kimia melalui proses foto sintesis sehingga
menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan, istilah Al qur’an, al syajar al
akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah klorofil (hijau
daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di
semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau.
5. Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan yang
setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS 86:6 dan 7;
96:2).
6. Salah satu contoh dari beberapa bukti diatas misalnya awan. Para ilmuwan
telah mempelajari tentang tipe-tipe awan dan meyakini bahwa awan hujan
terbentuk dari sistem tertentu dan berikatan dengan tipe-dpe angin dan awan
tertentu.Salah satu jenis awan hujan adalah awan cumulonimbus bercampur
dengan hujan angin ribut disertai petir dan gemuruh.Para ahli meteorologi
telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan
bagaimana awan itu menghasilkan hujan, hujan es, dan halilintar/kilat. Para
ahli meteorologi juga menemukan langkah-langkah yang dilewati awan
cumulonimbus dalam menghasilkanHujan Sebagai berikut:
6
1. Awan
Didorong Angin awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin
mendorong sebagian kecil awan cumulus ke sebuah area di mana awan-
awan ini berkumpul.
2. Penggabungan
Awan Kecil bergabung, bersama membentuk awan besar.
3. Penumpukan
Ketika awan-awan kecil bergabung, udara yang bergerak ke atas di
dalam awan yang besar meningkat. Udara yang bergerak ke atas dekat
dengan pusat awan lebih kuat dibanding dengan yang dekat dengan tepi.
Udara yang bergerak ke atas ini menyebabkan badan awan tumbuh
secara vertikal, sehingga awan menunggu di udara. Pertumbuhan
vertikal ini menyebabkan badan awan menjadi bagian yang lebih dingin
di atmosfer di mana tetesan air dan hujan es merumuskan dan mulai
berkembang melebar.Ketika tetesan air dan hujan es ini menjadi sangat
ringan sehingga udara yang bergerak ke atas menyokong mereka,
dengan demikian mereka mulai turun dari awan menjadi hujan, hujan
es, dan lain-lain. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya " (QS an Nur : 43). Akhir-akhir ini, ahli meteorologi
mengetahui pembentukan, struktur, dan fungsi awan secara detail
dengan menggunakan peralatan canggih seperti pesawat, satelit,
komputer, balon, dan mempelajari angin dan petunjuknya untuk ukuran
kelembaban dan variasinya dan untuk menentukan tingkatan dan variasi
tekanan atmosfir. Ayat yang terdahulu setelah menyebutkan awan dan
hujan, belum bicara tentang hujan es dan hlilintar.
".... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit (yaitu)
dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung-gunung maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa saja yang
7
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-
Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan." (QS an-Nur: 43)
Para ahli meteorologi telah menemukan awan cumulonimbus ini, hujan
es, mencapai ketinggian 25.000 sampai 30.000 kaki (4,7 sampai 5,7 mil)
seperti gunung, sebagaimana telah tersebut di dalamal-Quran
". . . dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es dari langit. . .. "
(QS an-Nur:43) Ayat ini mungkin menimbulkan sebuah pertanyaan
mengapa ayat ini menyebutkan "....halilintarnya' dalam referensi hujan
es?Apakah hal ini berarti hujan es adalah faktor mayoritas dalam
menghasilkan halilintar?Mari kita lihat buku yang berjudul
"Meteorology Today" juga menyebutkan tentang hal ini. Buku itu
menyebutkan bahwa awan mengelektrifikasikan hujan es melalui bagian
tetesan awan yang paling dingin dan kristal es. Sebagai tetesan cair yang
bertabrakan dengan hujan es, mereka membeku yang berhubungan dan
melepaskan panas yang terpendam.Dia menjaga permukaan hujan es
lebih hangat daripada sekelilingKristal es. Ketika hujan es berhubungan
dengan kristal es, maka terjadilah fenomena yang penting. Aliran
elektron dari objek yang lebih dingin menuju objek yang lebih panas.
Oleh karena itu, hujan es menjadi beraliran negatif Efek yang sama
terjadi ketika tetesan yang paling dingin berhubungan dengan
sebongkah hujan es dan pecahan es kecil yang beraliran positif Geretan
partikel beraliran positif ini kemudian dibawa ke bagian atas awan oleh
udara yang bergerak ke atas. Hujan es yang beraliran negatif turun ke
dasar awan, dengan demikian bagian awan yang paling rendah beraliran
negatif.Aliran negatif ini kemudian turun ke tanah menjadi
halilintar.Kami menyimpulkan bahwa hujan es ini karena faktor hasil
dari halilintar. Informasi tentang halilintar akhir-akhir ini
ditemukan.Sampai tahun 1600 Masehi, ide Aristoteles tentang
meteorologi sangat dominan.Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa
atmosfir berisi dua jenis pernafasan keluar, basah dan kering. Dia juga
8
mengatakan bahwa guntur adalah suara tumbukan dari pernafasan
keluar yang kering dengan sekitar awan dan halilintar adalah
peradangan dan terbakarnya pernafasan keluar yang kering dengan api
yang kecil dan redup. Inilah beberapa ide tentang meteorologi yang
dominan pada saat al-Quran turun pada 14 abad yang lalu.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal
keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi ummat Islam untuk menelaah lebih jauh kandungan dan isi dari
kitabnya tersebut.
Bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan keabsahan
dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka, hanya orang-orang
yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan cermatlah, yang akan
mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada
setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh manusia.
Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang
terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai menyimpang
dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT sebagaimana tetera
dalam Al Qur’an. Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang
alam yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa
kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa
adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat Islam dan seluruh kamu
ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak dapat
diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan adanya
pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.
10
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997.
Al Qur’anul Karim
Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta : Pustaka
H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Sulaiman, M. (2020). Integrasi Agama Islam dan Ilmu Sains dalam Pembelajaran.
Pancawahana: Jurnal Studi Islam, 15(1), 96-110.
11