Makalah Kelompok 11 Manajemen Pendidikan
Makalah Kelompok 11 Manajemen Pendidikan
Makalah Kelompok 11 Manajemen Pendidikan
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11
Ikhwanuddin :2522230
M. Ikhwan :2522227
BUKITTINGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah, dan
Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
Manajemen Standar Pembiayaan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dosen Redha Septia Asi, M.Pd selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Adapun penyusunan makalah ini telah kami upayakan dengan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Semua itu bukan unsur kesengajaan kami, tetapi dikarenakan kurangnya ilmu dan pengetahuan
kami dalam ilmu ini.
Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami, sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini kedepannya agar lebih baik lagi.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Pembiayaan pendidikan atau istilah kerennya student loan adalah sebuah mekanisme
pemberian uang pinjaman kepada pelajar atau mahasiswa yang diberikan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta. Karena sifatnya berupa pinjaman, pelajar atau mahasiswa tersebut
nantinya akan mengembalikan uang itu dan juga bunganya sesuai dengan aturan dan
kesepakatan bersama.
Pembiayaan pendidikan ini sangat membantu kamu untuk melakukan pembayaran
kuliah, mengisi kesenjangan keuangan hingga menyediakan dana penting untuk menutupi
biaya pendidikan.Tanpa disadari, setiap orang sebenarnya telah mendapatkan bantuan
pembiayaan pendidikan pada jenjang SD hingga SMA yang sebagian besar ditanggung oleh
pemerintah lewat Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun berbeda dengan dana BOS
ini, pembiayaan pendidikan yang dimaksud adalah menjadi tanggungjawab setiap institusi
ataupun mahasiswa yang melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
Menurut Levin dalam Dinda, pembiayaan pendidikan adalah proses dimana
pendapatan dan sumber daya yang tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan
lembaga pendidikan di berbagai wilayah dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Biaya pendidikan, menurut Supriyadi (2003), merupakan salah satu komponen
instrumental (instrumental-input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di
sekolah). Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang
maupun barang dan tenaga.
Menurut Nanang Fattah (2009) biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang
dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup gaji guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku
pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan,
dan supervisi pendidikan
Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang menunjang efektifitas dan
efisiensi pengelolaan pendidikan. Selain pemerintah, sumber pembiayaan pada suatu sekolah
juga didukung dari sumber lain, seperti orang tua/peserta didik dan masyarakat. Pembiayaan
pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi
satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber
daya manusia, dan modal kerja tetap. Adapun biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk dapat mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan. Sedangkan biaya operasisatuan pendidikan terdiri atas: a) gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; b) bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai; dan c) biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, asuransi, dan lainnya (Sulistyoningrum, 2010:35).
Standar pembiayaan pendidikan mengacu pada pedoman atau kriteria yang ditetapkan
oleh pemerintah atau otoritas pendidikan untuk mengatur dan mengelola pembiayaan dalam
sektor pendidikan. Standar ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembiayaan yang cukup
tersedia untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
Standar pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang diperlukan oleh sebuah
satuan pendidikan agar dapat melaksanakan kegiatan pendidikan selama satu tahun. Biaya
disini meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal. Standar pembiayaan
diatur dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007.
Untuk anda yang ingin atau sedang melanjutkan pendidikan tapi terkendala
biaya, pembiayaan pendidikan bisa menjadi alternatif solusi yang paling tepat.
Pembiayaan pendidikan ini bertujuan untuk meringankan biaya selama anda menempuh
pendidikan.
Selain itu, pembiayaan pendidikan juga akan sangat bermanfaat untuk anda yang
memiliki cita-cita besar dan ingin diwujudkan dengan berkuliah di universitas impian
anda.
Dengan pembiayaan pendidikan yang anda dapatkan dari pemberi pembiayaan
ini, anda dapat membayar biaya pendidikan, mulai dari biaya SPP, pembayaran labor
dan praktik, pembelian buku, bahkan hingga biaya kost atau kontrakan anda.
Selain itu, pembiayaan pendidikan juga membawa manfaat lain untuk Anda,
seperti anda jadi bisa lebih fokus melanjutkan pendidikan dan juga ini dapat menjadi
bentuk investasi diri jangka panjang.
Penerapan standar pembiayaan pendidikan memiliki beberapa manfaat yang
signifikan, antara lain:
1. Meningkatkan aksesibilitas pendidikan
Standar pembiayaan pendidikan yang memadai dapat membantu mengurangi
hambatan finansial yang mungkin menghalangi akses pendidikan. Dengan
menyediakan bantuan keuangan, subsidi, atau program beasiswa, standar ini
membantu individu dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi untuk
memperoleh pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
2. Menjamin kesetaraan pendidikan
Standar pembiayaan pendidikan berupaya mengatasi kesenjangan akses
pendidikan antara kelompok sosial dan ekonomi yang berbeda. Dengan
mengalokasikan dana secara adil dan merata, standar ini membantu
menciptakan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang
latar belakang sosial atau ekonomi mereka.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan
Standar pembiayaan pendidikan yang memadai memungkinkan lembaga
pendidikan untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dana yang cukup dapat digunakan untuk
merekrut dan melatih guru yang berkualitas, mengembangkan kurikulum
yang relevan, memperbaiki infrastruktur pendidikan, dan menyediakan
sumber daya pembelajaran yang memadai.
4. Mengurangi kesenjangan pendidikan
Standar pembiayaan pendidikan dapat membantu mengurangi kesenjangan
pendidikan antar wilayah atau komunitas. Dengan mengalokasikan dana
secara adil dan memperhatikan kebutuhan khusus, standar ini membantu
memastikan bahwa semua lembaga pendidikan, terutama di daerah yang
kurang berkembang, memiliki sumber daya yang cukup untuk
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.
5. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
Standar pembiayaan pendidikan mendorong pengelolaan dana pendidikan
yang transparan dan akuntabel. Hal ini membantu menghindari
penyalahgunaan atau pemborosan dana pendidikan dan memastikan bahwa
dana tersebut digunakan secara efektif untuk tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
6. Mendorong inovasi dan perbaikan
Standar pembiayaan pendidikan yang baik dapat mendorong inovasi dalam
pendidikan. Dengan menyediakan dana yang memadai, standar ini
memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan
program baru, memperkenalkan metode pembelajaran yang inovatif, dan
meningkatkan pengalaman belajar siswa.
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Penerapan standar pembiayaan pendidikan yang baik secara tidak langsung
berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara.
Dengan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada individu, standar
ini membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan berdaya
saing, yang pada gilir.
D. Permen Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi Operasi Non
Personalisa untuk SD, SMP dan SMA.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) Nomor 69 Tahun 2009 tentang
Standar Biaya Operasional Non Personalia (BOS) untuk SD, Sekolah Menengah, dan
Sekolah Menengah Atas memiliki latar belakang yang berkaitan dengan pembiayaan
pendidikan di Indonesia. Beberapa latar belakang yang menjadi dasar dari peraturan ini
adalah:
1. Peningkatan akses pendidikan
Salah satu latar belakang penting adalah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi
semua siswa di tingkat SD, Sekolah Menengah, dan Sekolah Menengah Atas. Dengan
memberikan standar biaya operasional yang memadai, peraturan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa semua lembaga pendidikan pada tingkat tersebut dapat
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan sumber daya yang cukup.
2. Pengurangan beban finansial keluarga
Pendidikan di tingkat SD, Sekolah Menengah, dan Sekolah Menengah Atas seringkali
memerlukan biaya tambahan di luar biaya pendidikan formal, seperti seragam, buku,
dan kegiatan ekstrakurikuler. Peraturan ini bertujuan untuk mengurangi beban finansial
yang ditanggung oleh keluarga siswa dengan memberikan dana operasional non-
personalia yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan
Peraturan ini juga mungkin berakar dari keinginan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di tingkat SD, Sekolah Menengah, dan Sekolah Menengah Atas. Dengan
memberikan dana operasional non-personalia yang memadai, lembaga pendidikan dapat
mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan fasilitas, memperbarui perpustakaan,
mengembangkan program ekstrakurikuler, atau meningkatkan akses ke teknologi
pendidikan.
4. Pemerataan pembiayaan pendidikan
Salah satu tujuan utama peraturan ini mungkin juga untuk mewujudkan pemerataan
pembiayaan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Melalui standar biaya
operasional yang ditetapkan, peraturan ini berupaya memastikan bahwa lembaga
pendidikan di seluruh wilayah negara memiliki akses yang setara terhadap dana
operasional yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.
5. Pengawasan dan akuntabilitas
Peraturan ini juga mungkin muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk
meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana operasional
lembaga pendidikan. Dengan menetapkan standar biaya operasional, peraturan ini
membantu memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif, efisien, dan
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Melalui implementasi Permen Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya
Operasional Non Personalia (BOS) untuk SD, Sekolah Menengah, dan Sekolah Menengah
Atas, diharapkan dapat tercapai pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar
Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Sma/Ma), Sekolah Menengah Kejuruan (Smk), Sekolah
Dasar Luar Biasa (Sdlb), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (Smplb), Dan Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (Smalb) Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa menetapkan:
Pasal 1
Pasal 2
(1) Standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program keahlian,
per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
SDLB, SMPLB, dan SMALB menggunakan basis biaya operasi nonpersonalia per
sekolah/program keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik untuk SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB di Daerah Khusus Ibukota
(DKI) Jakarta.
(2) Besaran standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 per sekolah/program
keahlian, per rombongan belajar, dan per peserta didik, serta besaran presentase minimum
biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat habis pakai (BAHP), untuk SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(3) Penghitungan standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 untuk masing-
masing daerah dilakukan dengan mengalikan biaya operasi nonpersonalia DKI Jakarta
dengan indeks masing-masing daerah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum bisa memenuhi Standar
Nasional Pendidikan menggunakan biaya satuan yang lebih rendah dari standar biaya ini.
Pasal 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Anwar, M. Idochi. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar
Pendidikan, No. 1 Tahun X, 1991: 28-33
Jurnal Intelegensia Moch Noor Efendi1, Ulil Albab.2019. Manajemen Pembiayaan Dalam
Meningkatkan Pengelolaan Pendidikan. Desa Sitiluhur ; PT Suara Merdeka Press.
Matin . 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta : Raja
Brafindo Persada,)
Bambang Sudipyo 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang
Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Sma/Ma), Sekolah Menengah Kejuruan (Smk),
Sekolah Dasar Luar Biasa (Sdlb), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (Smplb), Dan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (Smalb). Jakarta; Mentri Pendidikan
Sudarmono Sudarmono, Lias Hasibuan , Kasful Anwar Us .2021.Pembiayaan Pendidikan . UIN
Sulthan Thaha Saifudin Jambi; Volume 2, Issue 1, Januari 2021 E-ISSN: 2716-375X, P-
ISSN: 2716-3768.