Skripsi Gavin Anderson Sianturi 1511413132 Psikologi FIP

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 135

ACADEMIC ENGAGEMENT DITINJAU DARI STATUS

BEKERJA ATAU TIDAKNYA MAHASISWA DI KOTA

SEMARANG

SKRIPSI

dijadikan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

HALAMAN JUDUL

disajikan oleh

Gavin Anderson Sianturi

1511413132

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

i
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini dengan judul

“Academic Engagement Ditinjau Dari Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa Di

Kota Semarang” benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya

tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 3 Januari 2019

Gavin Anderson Sianturi

1511413132

ii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Academic Engagement Ditinjau Dari Bekerja atau

Tidaknya Mahasiswa di Semarang” ini telah dipertahankan di hadapan sidang

Panitia Penguji Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh derajat sarjana Psikologi

pada hari Kamis, 3 Januari 2019.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Dr. Sungkowo Edi Mulyono, S.Pd., M.Si. Rulita Hendriyani S.Psi., M.Si.
NIP. 195701251985031001 NIP. 197202042000032001

Penguji 1

Abdul Azis S.Psi., M.Psi.


NIP. 198204232014041001

Penguji 2 Penguji 3

Andromeda, S.Psi., M.Psi. Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A.


NIP. 198205312009122001 NIP. 197810072005011003

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Karena masa depan sungguh ada dan harapan mu tidak akan hilang. (Amsal 23:18)

Pantang pulang sebelum padam! (Film Si Jago Merah)

Bekerja keras. Lakukan yang terbaik. Simpan kata-kata anda dan jangan terlalu

sombong. Percaya kepada Tuhan. Jangan pernah takut, dan jangan pernah lupakan

teman. (Harry S. Truman)

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Mama dan Papa tersayang yang selalu

mendukung dan mendoakan setiap jejak

langkah hidup penulis.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Academic

Engagement Ditinjau Dari Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa di Kota

Semarang”.

Penyusunan skripsi ini merupakan kewajiban penulis sebagai tugas akhir

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.S., Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

3. Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran dan dukungan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan

berlangsung.

5. Mama dan Papa tersayang yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan doa

kepada peneliti.

v
6. Sahabat-sahabat yang telah mendukung saya Seka, Tungkek, Rizki, Oca,

Wahyu, Vera, Devi, terimakasih atas kebersamaannya.

7. Sahabat-sahabat Starbucks Citraland Mall Semarang Mbak Tini, Meta, Tinus.

Virga, David, Elia, Ariesta, Denny, Okto, Sonia, Erin, Kevin, Aji, terimakasih

telah berbagi keluh kesah bersama.

8. Para pelanggan setia Starbucks Citraland Mall Semarang Mbak Natalie, Pak

Andreas, Pak Abraham, Pak Juara, Mas Ivan, Mas Putra, Erin, Fikri, Cefi,

terimakasih telah mendukung saya untuk melanjutkan skripsi yang sudah lama

tertunda.

9. Teman-teman Kos Malagas yang mendukung saya Aam, Yanuar, Mas Gembul,

Mas Hariman, Syafiq, Aan, Tian.

10. Para responden serta semua pihak yang telah membantu mengisi dan

menyebarkan kuesioner penelitian sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca untuk

mengembangkan ilmu yang telah dimiliki.

Semarang, 3 Januari 2019

Penulis

vi
ABSTRAK

Gavin Anderson Sianturi. 2019. Academic Engagement Ditinjau Dari Status


Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa Di Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Psikologi,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Amri Hana
Muhammad, S.Psi., M.A.

Kata kunci: academic engagement, mahasiswa yang bekerja, mahasiswa tidak


bekerja

Pada jenjang perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk belajar serius


dengan mengerahkan segala potensi dan strategi yang ada agar bisa digunakan di
masyarakat. Sebagian mahasiswa juga mengaplikasikan ilmu dan mencari
pengalaman dengan kuliah sambil bekerja, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup,
menambah pengalaman dan soft skill. Mahasiswa yang bekerja mendapatkan
pengenalan yang lebih mendalam tentang dunia kerja. Akan tetapi, mahasiswa yang
bekerja mempunyai kesulitan di bidang akademis, contohnya tidak bisa membagi
waktu antara bekerja dan kuliah. Kesulitan di bidang akademis juga dialami
mahasiswa yang tidak bekerja, karena tidak ada motivasi dan atensi terhadap
perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran
tingkat academic engagement status mahasiswa yang bekerja, gambaran tingkat
academic engagement status mahasiswa yang tidak bekerja, dan ada tidaknya
perbedaan tingkat academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja dan
tidak bekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
komparasional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 orang dengan rincian
100 orang mahasiswa yang bekerja dan 100 orang mahasiswa yang tidak bekerja di
kota Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dengan menggunakan alat ukur skala academic engagement. Skala academic
engagement berisi 19 aitem dengan koefisien validitas aitem antara 0,065 sampai
dengan 0,373 pada taraf signifikansi 5%, dan koefisien reliabilitas sebesar 0,875.
Dalam rangka menjawab gambaran tingkat academic engagement pada
mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja menggunakan prinsip statistik
deskriptif. Uji hipotesis menggunakan metode analisis T-test, dengan nilai
signifikansi dari penelitian 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
(Ha) dari penelitian ini diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
penelitian academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja
menunjukkan kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu vigor, absorption, dan
dedication. Untuk selanjutnya, mahasiswa yang bekerja harus bisa membagi waktu
antara bekerja dan kuliah. Bagi peneliti selanjutnya dapat meninjau dari sisi lain
seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, faktor usia, dan lain sebagainya.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


PERNYATAAN .................................................................................................. ii
PENGESAHAN.................................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 14
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 14
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 15
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 15
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 15
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16
2.1 Academic Engagement ........................................................................... 16
2.1.1 Pengertian Academic Engagement .......................................................... 16
2.1.2 Dimensi-dimensi Academic Engagement ................................................ 18
2.1.3 Faktor-faktor Academic Engagement ...................................................... 22
2.2 Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa .............................................. 25
2.2.1 Pengertian Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa ............................. 25
2.2.2 Ciri-ciri mahasiswa................................................................................. 27
2.2.3 Mahasiswa yang Mempunyai Status Bekerja .......................................... 28
2.2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Mahasiswa Bekerja ............................ 29
2.3 Perbedaan Academic Engagement antara Mahasiswa yang Bekerja dan
Tidak Bekerja .................................................................................................... 30

viii
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 35
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 35
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 36
3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 36
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 37
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................ 37
3.4.1 Academic Engagement ........................................................................... 37
3.4.2 Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa .............................................. 38
3.5 Subjek Penelitian .................................................................................... 38
3.5.1 Populasi.................................................................................................. 38
3.5.2 Sampel ................................................................................................... 38
3.6 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 39
3.6.1 Alat Pengumpul Data ............................................................................. 40
3.6.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................... 41
3.6.2.1 Validitas ................................................................................................. 41
3.6.2.2 Reliabilitas ............................................................................................. 42
3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 43
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 44
4.1 Persiapan Penelitian................................................................................ 44
4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian.................................................................... 44
4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ................................................................... 46
4.1.3 Penyusunan Alat Ukur ............................................................................ 47
4.2 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 49
4.2.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 49
4.2.2 Hasil Uji Daya Beda dan Reliabilitas Instrumen ..................................... 50
4.2.2.1 Daya Beda .............................................................................................. 50
4.2.2.2 Reliabilitas ............................................................................................. 51
4.3 Hasil Penelitian ...................................................................................... 52
4.3.1 Analisis Deskriptif .................................................................................. 52
4.3.1.1 Deskripsi Subjek .................................................................................... 53

ix
4.3.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian.................................................................. 55
4.3.1.2.1 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja ... 55
4.3.1.2.2 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja
Berdasarkan Dimensi......................................................................................... 58
4.3.1.2.2.1 Vigor (Semangat).......................................................................... 58
4.3.1.2.2.2 Absorption (Penyerapan) .............................................................. 61
4.3.1.2.2.3 Dedication (Dedikasi) ................................................................... 64
4.3.1.2.3 Rangkuman Hasil Academic Engagement Pada Mahasiswa yang
Bekerja 67
4.3.1.2.4 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak
Bekerja 69
4.3.1.2.5 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak
Bekerja Berdasarkan Dimensi ............................................................................ 71
4.3.1.2.5.1 Vigor (Semangat).......................................................................... 71
4.3.1.2.5.2 Absorption (Penyerapan) .............................................................. 74
4.3.1.2.5.3 Dedication (Dedikasi) ................................................................... 77
4.3.1.2.6 Rangkuman Hasil Academic Engagement Pada Mahasiswa yang
Tidak Bekerja .................................................................................................... 79
4.3.1.2.7 Perbandingan Tingkat Academic Engagement Pada Mahasiswa yang
Bekerja dan Tidak Bekerja ................................................................................. 81
4.3.2 Analisis Data .......................................................................................... 85
4.3.2.1 Uji Inferensial......................................................................................... 85
4.3.2.1.1 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 85
4.3.2.1.2 Uji Homogenitas .............................................................................. 86
4.3.2.2 Uji Hipotesis .......................................................................................... 87
4.4 Pembahasan............................................................................................ 88
4.4.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement ......................... 88
4.4.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement Pada Mahasiswa
yang Bekerja ...................................................................................................... 88
4.4.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement Pada Mahasiswa
yang Tidak Bekerja ............................................................................................ 91
4.4.2 Pembahasan Analisis Inferensial Academic Engagement ........................ 93
4.5 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 95

x
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97
5.1 Kesimpulan Penelitian ............................................................................ 97
5.2 Saran ...................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99
LAMPIRAN .................................................................................................... 104

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Awal ........................................................................... 7


Tabel 3.1 Skoring Skala Academic Engagement ................................................. 40
Tabel 3.2 Aspek Skala Academic Engagement ................................................... 41
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ....................................................................... 43
Tabel 4.1 Daftar Aitem yang Valid .................................................................... 51
Tabel 4.2 Hasil Reliabilitas Penelitian ................................................................ 51
Tabel 4.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas .............................................................. 52
Tabel 4.4 Distribusi Normal Tiga Kategori ........................................................ 53
Tabel 4.5 Sebaran Mahasiswa Subjek Penelitian ................................................ 54
Tabel 4.6 Sebaran Jenis Kelamin Subjek Penelitian ........................................... 54
Tabel 4.7 Sebaran Pendidikan Terakhir Subjek Penelitian .................................. 54
Tabel 4.8 Sebaran Usia Subjek Penelitian .......................................................... 55
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Mahasiswa yang Bekerja 56
Tabel 4.10 Statistik Empiris Academic Engagement Mahasiswa yang Bekerja ... 57
Tabel 4.11 Frekuensi Distribusi Academic Engagement Aspek Vigor Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 59
Tabel 4.12 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Vigor Mahasiswa yang
Bekerja .............................................................................................................. 60
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Absorption Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 62
Tabel 4.14 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Absorption Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 63
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Dedication Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 65
Tabel 4.16 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Dedication Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 66
Tabel 4.17 Rangkuman Distribusi Aspek-Aspek Academic Engagement Pada
Mahasiswa yang Bekerja.................................................................................... 67
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Pada Status Mahasiswa
yang Tidak Bekerja ............................................................................................ 70

xii
Tabel 4.19 Statistik Empirik Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak
Bekerja .............................................................................................................. 70
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Acacemic Engagement Aspek Vigor pada
Mahasiswa yang Tidak Bekerja.......................................................................... 72
Tabel 4.21 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Vigor Pada Mahasiswa
yang Tidak Bekerja ............................................................................................ 73
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Absorption Pada
Mahasiswa yang tidak Bekerja ........................................................................... 75
Tabel 4.23 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Absorption Pada
Mahasiswa yang Tidak Bekerja.......................................................................... 75
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Dedication Pada
Mahasiswa yang Tidak Bekerja.......................................................................... 78
Tabel 4.25 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Dedication Pada
Mahasiswa yang Tidak Bekerja.......................................................................... 78
Tabel 4.26 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa
yang Tidak Bekerja ............................................................................................ 80
Tabel 4.27 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 85
Tabel 4.28 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 87
Tabel 4.29 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 87

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 35


Gambar 4.1 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja ... 58
Gambar 4.2 Gambaran Aspek Vigor Pada Status Mahasiswa yang Bekerja ........ 61
Gambar 4.3 Gambaran Aspek Absorption Pada Mahasiswa yang Bekerja .......... 64
Gambar 4.4 Gambaran Aspek Dedicaton Pada Mahasiswa yang Bekerja ........... 67
Gambar 4.5 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa
yang Bekerja ...................................................................................................... 68
Gambar 4.6 Diagram Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak
Bekerja .............................................................................................................. 71
Gambar 4.7 Diagram Aspek Vigor Pada Status Mahasiswa yang Tidak Bekerja . 74
Gambar 4.8 Diagram Aspek Absorption Pada Mahasiswa yang Tidak Bekerja ... 76
Gambar 4.9 Diagram Aspek Dedication Pada Mahasiswa yang Tidak Bekerja ... 79
Gambar 4.10 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa
yang Tidak Bekerja ............................................................................................ 80
Gambar 4.11 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Rendah) Pada
Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja ..................................... 81
Gambar 4.12 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Sedang) Pada
Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja ..................................... 82
Gambar 4.13 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Tinggi) Pada
Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja ..................................... 83

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang penting untuk kehidupan manusia. Menurut UU

No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara. Pendidikan mengangkat derajat manusia. Dengan pendidikan,

kualitas sumber daya manusia bisa menjadi lebih unggul.

Di jaman sekarang, para individu berlomba-lomba untuk mengenyam

pendidikan setinggi-tingginya. Jenjang perkuliahan adalah jenjang pendidikan

tertinggi. Dalam UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi menjelaskan

pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor,

dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi. Salah satu tujuan dari perguruan tinggi adalah untuk menghasilkan lulusan

yang menguasai cabang IPTEK untuk memenuhi kepentingan nasional dan

peningkatan daya saing bangsa. Untuk memenuhi salah satu tujuan dari perguruan

tinggi tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mau belajar sesuai

1
2

dengan bidangnya dan bertanggung jawab untuk memenuhi kepentingan nasional

dan meningkatkan daya saing. Mahasiswa adalah jawaban untuk memenuhi tujuan

tersebut. Mahasiswa sebagai salah satu sivitas akademika diposisikan sebagai insan

dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di

Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau

profesional (UU No. 12 Tahun 2012 Pasal 13 Ayat 1). Menurut teori

perkembangan, mahasiswa dapat dikategorikan dalam masa dewasa dini. Menurut

Hurlock (1980: 246) masa dewasa dini dimulai dari umur 18 tahun sampai kira-kira

umur 40 tahun. Masa dewasa dini memiliki tugas perkembangan antara lain

mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama

dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak,

menerima tanggung jawab sebagai warganegara, dan bergabung dalam suatu

kelompok sosial yang cocok (Hurlock 1980: 252). Berdasarkan tugas

perkembangan tersebut, maka perlu adanya kemandirian dan keaktifan dari dalam

diri mahasiswa.

Mahasiswa dituntut untuk mempunyai inisiatif dan mempunyai kematangan

psikologis untuk menghadapi masa kuliah di perguruan tinggi. Berdasarkan surat

keputusan Dirjen Kemendikbud nomor 25/DIKTI/kep/2014, mengatakan bahwa

mahasiswa baru dalam memasuki kehidupan kampus memerlukan kesiapan

psikologis maupun sosial untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan kehidupan

kampus pada umumnya dan sistem pembelajaran pada khususnya. Mahasiswa yang

mampu beradaptasi dengan cepat dengan keadaan kampus adalah pribadi yang
3

bertanggung jawab dalam menggunakan seluruh potensi yang dimiliki serta

mengatur strategi yang jitu (Sukadji, dalam Daulay & Rola 2014 : 31).

Strategi dan potensi, serta keseriusan yang dimiliki dalam menjalani

perkuliahan membuat mahasiswa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari bidang

yang diminati. Mahasiswa yang ingin meningkatkan prestasi dikampus, harus

memiliki strategi belajar yang benar, memiliki tanggung jawab dan kemandirian

dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-

norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana dia berada.

Mahasiswa harus terlibat aktif dalam perkuliahan. Mahasiswa bisa bertanya kepada

dosennya tentang apa yang dia tidak mengerti, dan aktif dalam kegiatan non

akademis seperti UKM. Sebagai mahasiswa, tugas-tugas yang ada dikerjakan dan

dikumpulkan tepat waktu, baik itu tugas individu ataupun kelompok. Hal yang

penting adalah kehadiran mahaiswa hadir dalam setiap perkuliahan.

Para mahasiswa saat ini tidak hanya mengikuti perkuliahan saja. Untuk

meningkatkan statusnya, sebagian mahasiswa yang kuliah memilih untuk

menjalankan kuliahnya sambil bekerja. Fenomena kuliah sambil bekerja bukan hal

baru pada saat ini. Naiknya biaya kebutuhan hidup seperti biaya kuliah, kosan, dan

sebagainya, membuat fenomena ini banyak terjadi. Banyak dari mahasiswa bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk membayar biaya kuliah. Menurut

Cohen (dalam Daulay & Rola 2014:32) salah bentuk dari mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja adalah pekerjaan paruh waktu (part-time work). Pekerjaan paruh

waktu ini tidak hanya membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri secara ekonomi.

Pekerjaan paruh waktu bisa menambah pengalaman dalam bekerja, mengasah soft
4

skill, dan mengisi waktu luang dengan mengembangkan diri. Dalam wawancara

yang telah dilakukan oleh penulis dengan beberapa narasumber, sebagian besar

mengatakan dirinya berkembang pesat setelah mengambil pekerjaan paruh waktu

dan kemampuan untuk berkomunikasi jauh lebih baik, terutama berkomunikasi

dengan bahasa asing. Menurut hipwee.com, ada 5 keuntungan yang didapat

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Hal yang pertama adalah disiplin waktu,

individu yang kuliah sambil bekerja secara tidak langsung mampu memanajemen

waktunya dengan baik. Kedua adalah melatih fokus. Ketiga adalah menambah dan

memperluas relasi. Keempat adalah mandiri secara ekonomi. Hal terakhir adalah

menambah pengalaman. Selain itu mahasiswa yang bekerja juga bisa melatih soft

skill mereka, sehingga ketika lulus mahasiswa tersebut siap dipakai di dunia kerja.

Menurut Putri (dalam Nindya, 2011:196) sekarang ini mahasiswa yang bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bukan hanya dari mahasiswa kalangan

bawah tetapi mahasiswa kalangan atas pun bekerja untuk menambah uang saku atau

pengalaman mereka.

Melihat dari dampak yang dihasilkan dari fenomena mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja ini, banyak hal positif yang bisa diambil. Akan tetapi pada

kenyataannya, beberapa mahasiswa yang bekerja ini mempunyai kesulitan di

bidang akademis. Data wawancara penulis di lapangan menunjukkan ada beberapa

mahasiswa yang merasa demikian karena telah bekerja. Penulis mewawancarai

subjek pertama yang berinisial F, seorang mahasiswa semester 6, di sebuah

perguruan tinggi di Semarang. Subjek pertama mengatakan pekerjaan yang dijalani

menurutnya agak berat bagi dirinya karena job description di tempat kerjanya,
5

membuat dia sering membolos dan mengantuk ketika perkuliahan. Hasilnya, indeks

prestasi kumulatif (IPK) subjek tersebut menurun drastis.

Penulis mewawancarai subjek kedua yang berinisial SA, yang merupakan

seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Semarang. Menurutnya, kuliah

sambil bekerja membuat dia tertidur pulas beberapa kali di kelas ketika ada

perkuliahan. Hal tersebut sempat memancing amarah dosennya yang membuat

subjek dikeluarkan dari kelas. Ketika diwawancarai, subjek tersebut mengaku

mengulang 2 mata kuliah karena tugas yang ada tidak dikumpulkan tepat waktu,

dan tidak bisa mengerjakan ujian mata kuliah.

Penulis juga mewawancarai subjek yang ketiga yang berinisial D, yang

merupakan seorang mahasiswa di sebuah sekolah tinggi ekonomi di Semarang,

yang juga mahasiswa tersebut bekerja di sebuah kafe dengan merek terkenal di

Semarang. Subjek mengatakan bahwa seringkali dia mendapat jam kerja dengan

sistem shift mulai dari jam 2 siang sampai jam 11 malam. Bahkan waktu yang ada

sering kali overtime. Dengan hal yang seperti itu dan dengan kuliah keesokan

paginya, membuatnya seringkali membolos dan tugas yang ada jarang

dikumpulkan. Bahkan subjek tersebut mengakui jika ada ujian keesokan harinya

sedangkan di hari itu dia masih bekerja, maka dia hanya belajar sedikit saja bahkan

tidak mempelajari apapun. Tugas kelompok yang ada, membuat subjek sulit

berkumpul mengerjakan tugas bersama. Dalam keadaan tersebut, maka subjek

meminta untuk membagi tugas saja. Dari sebagian yang menjadi subjek mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja, menuturkan bahwa jatah untuk membolos sering kali

terpakai dikarenakan jam kerja yang sampai larut malam. Beberapa subjek yang
6

penulis wawancarai mengatakan bahwa tugas-tugas yang dikumpulkan agak

terlambat karena kesibukan di pekerjaannya. Kemudian, para subjek tersebut

berpendapat ketika di kelas mereka tidak fokus mengikuti perkuliahan, bahkan ada

yang sampai tertidur. Ternyata hal seperti tidak fokus dalam perkuliahan, tertidur

dalam kelas, dan mengumpulkan tugas yang tidak tepat waktu, tidak hanya dialami

oleh mahasiswa yang bekerja, tetapi juga mahasiswa yang tidak bekerja.

Dari beberapa mahasiswa yang tidak bekerja yang penulis wawancarai, ada

beberapa hal yang membuat para mahasiswa kurang tertarik dengan kegiatan

akademisnya. Salah satu narasumber, yang merupakan mahasiswi yang tidak

bekerja di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang, mengatakan bahwa fokus

tidaknya di kelas ketika perkuliahan tergantung dari dosen yang mengajar. Awalnya

narasumber semangat ketika memulai kuliah. Akan tetapi ketika ada dosen yang

menyanggah pendapatnya ataupun menegurnya, maka narasumber merasa

kehilangan semangat untuk mata kuliah tersebut. Biasanya yang narasumber

lakukan ketika perkuliahan berlangsung adalah bermain telepon genggam,

menggambar-gambar, dan sebagainya. Tugas-tugas yang dikerjakan pun mulai

dikerjakan sehari sebelum masa pengumpulan, bahkan beberapa jam sebelum

pengumpulan tugas.

Untuk memperkuat penelitian penulis, maka penulis membuat sebuah

kuesioner awal yang terdiri dari beberapa aitem. Untuk menjawab aitem tersebut,

responden hanya menjawab “Ya” atau “Tidak”. Kuesioner yang telah dibuat oleh

peneliti, didasari oleh dimensi yang dikemukakan oleh Jimmerson, dkk. (2003: 8),

yaitu affective, cognitive, dan behaviour. diberikan kepada beberapa mahasiswa


7

yang bekerja dan yang tidak bekerja, yang diisi melalui Google Form. Total

responden dalam penelitian awal ini adalah 35 mahasiswa yang terdiri dari 17

mahasiswa yang bekerja dan 18 mahasiswa yang tidak bekerja. Berikut ini adalah

gambaran hasil dari penelitian awal.

Tabel 1.1 Hasil Penelitian Awal

Mahasiswa yang Mahasiswa yang tidak


Bekerja bekerja
No. Nama Aitem (17 Orang) (18 Orang)
Ya Tidak Ya Tidak
Saya termasuk
mahasiswa yang
1 3 14 10 8
aktif memperdalam
penguasaan materi
Saya membaca
buku untuk
2 16 1 7 11
mendapat
pemahaman lebih
Saya selalu datang
3 tepat waktu dalam 8 9 14 4
perkuliahan
Saya mengunjungi
perpustakaan agar
4 7 10 10 8
menambah
referensi

Berdasarkan hasil penelitian awal pada 17 responden mahasiswa yang bekerja

dan 18 mahasiswa yang tidak bekerja, ditemukan perbedaan hasil antara kedua

kelompok responden. Pada kelompok mahasiswa yang bekerja, terdapat 3

responden yang menyatakan bahwa mereka termasuk mahasiswa yang aktif

memperdalam penguasaan materi. 14 responden menyatakan tidak bisa aktif dalam

penguasaan materi. Hal ini terjadi karena adanya pekerjaan di luar jam perkuliahan

yang dilakukan, sehingga waktu untuk memperdalam materi perkuliahan tidak bisa

maksimal. Sedangkan pada kelompok responden mahasiswa yang tidak bekerja,


8

terdapat 10 responden yang menyatakan bahwa mereka merupakan mahasiswa

yang aktif memperdalam penguasaan materi. 8 responden dari kelompok

mahasiswa yang tidak bekerja menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu aktif

memperdalam penguasaan materi. 10 responden dari kelompok mahasiswa yang

tidak bekerja menunjukkan bahwa mereka bisa memanfaatkan waktu dengan baik

dan bisa memaksimalkan pikiran dan tenaga untuk mendalami materi yang akan

dan telah diajarkan dalam perkuliahan, sehingga hasil akhir yang didapatkan bisa

lebih maksimal. Hasil yang berbeda antar kedua kelompok responden, juga

ditemukan pada aitem kedua.

Pada aitem yang kedua, kelompok responden mahasiswa yang bekerja

menyatakan 16 respoden termasuk mahasiswa yang membaca buku untuk

mendapat pemahaman lebih. Hanya 1 responden yang menyatakan bahwa tidak

membaca buku untuk mendapat pemahaman yang lebih. Hal ini bisa terjadi karena

mahasiswa yang bekerja mempunyai banyak beban kerja yang telah ditanggung,

yang menyebabkan para mahasiswa yang bekerja tidak bisa fokus ketika

perkuliahan berlangsung. Sehingga usaha yang dilakukan dengan membaca buku

tambahan agar bisa memahami apa yang telah diajarkan. Sedangkan pada kelompok

responden mahasiswa yang tidak bekerja, 7 responden menyatakan bahwa mereka

butuh membaca buku untuk mendapat pemahaman lebih. 11 responden lainnya

menyatakan bahwa mereka tidak membaca buku untuk mendapatkan pemahaman

lebih. Hal ini terjadi karena para mahasiswa yang bekerja, berpikir bahwa apa yang

telah diajarkan secara langsung oleh dosen atau pengajar sangat cukup. Sehingga,

mahasiswa yang bekerja merasa bahwa banyaknya waktu yang ada bisa
9

dimanfaatkan untuk mencari kegiatan yang menghibur diri. Hal yang berbeda antar

kelompok responden terlihat juga pada aitem ketiga.

Pada aitem yang ketiga, 8 orang dari kelompok responden mahasiswa yang

bekerja menyatakan selalu datang tepat waktu dalam perkuliahan. Sedangkan 9

orang responden lainnya menyatakan tidak bisa selalu datang tepat waktu untuk

kegiatan perkuliahan. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang bekerja mempunyai

banyak waktu yang dihabiskan di pekerjaan, bahkan sampai larut malam. Tidak

heran, sebagian mahasiswa yang bekerja terlambat datang menghadiri perkuliahan

akibat kurangnya waktu beristirahat. Hal yang berbeda ditemukan di kelompok

responden mahasiswa yang tidak bekerja, yang menyatakan bahwa 4 responden

tidak selalu datang tepat waktu dalam perkuliahan. Sedangkan 14 responden

lainnya menyatakan bahwa selalu datang tepat waktu menghadiri perkuliahan. Hal

ini terjadi, karena sebagian besar mahasiswa yang tidak bekerja mempunyai waktu

yang banyak yang dimanfaatkan untuk beristirahat dengan cukup. Dengan begitu,

mahasiswa yang tidak bekerja bisa mempunyai banyak waktu untuk

mempersiapkan diri dan bisa datang tepat waktu atau bahkan lebih awal. Perbedaan

kedua kelompok responden selanjutnya juga ditemukan pada aitem terakhir.

Pada aitem yang terakhir, hanya 7 responden mahasiswa yang bekerja yang

menyatakan bahwa bisa mengunjungi perpustakaan agar menambah refrensi

tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan 10 responden lainnya menyatakan

tidak bisa mengunjungi perpustakaan untuk menambah refrensi. Keadaan ini

disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiwa yang bekerja.

Setelah waktu perkuliahan usai, biasanya waktu yang ada digunakan untuk bekerja.
10

Sehingga, tidak ada kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan. Hal berbeda

ditemukan pada kelompok responden mahasiswa yang tidak bekerja, yang

menyatakan 8 responden tidak sempat mengunjungi perpustakaan demi menambah

referensi. 10 responden lainnya menyatakan selalu mengunjungi perusahaan agar

menambah referensi tentang suatu materi. Hal ini bisa terjadi karena mahasiswa

yang tidak bekerja merasa butuh refrensi tambahan tentang suatu materi yang

sedang dipelajari. Mengunjungi perpustakaan adalah pilihan yang baik untuk

menambah referensi suatu materi.

Berdasarkan penelitian awal yang penulis lakukan terhadap narasumber

melalui metode wawancara dan kuesioner, ditemukan perbedaan gambaran

keterlibatan akademis antara kelompok responden mahasiswa yang bekerja dan

mahasiswa yang tidak bekerja. Dalam metode kuesioner, terlihat bahwa keaktifan

mahasiswa yang tidak bekerja lebih besar daripada mahasiswa yang bekerja. Meski

para mahasiswa yang bekerja sudah berusaha untuk membaca buku, bertanya

kepada teman, dan mengikuti kegiatan eksternal, tetapi dalam kelas para mahasiswa

yang tidak bekerja jauh lebih aktif daripada para mahasiswa yang bekerja. Pada

metode wawancara, mahasiswa yang bekerja mengikuti tugas-tugas yang ada dari

kuliah tidak dikumpulkan tepat pada waktunya, karena pekerjaan di tempat kerja

yang menumpuk dan merasa kelelahan sebelum mengerjakan tugas yang ada dari

kampusnya. Sebagian narasumber yang kuliah sambil bekerja mengatakan bahwa

fokus dalam kelas berkurang karena ada pekerjaan yang harus dijalani di tempat

kerja, tidak mendengarkan, sampai tertidur di dalam kelas karena kelelahan yang

dialami di tempat kerja. Sebagian mahasiswa yang merupakan mahasiswa yang


11

tidak bekerja mengatakan ketika di kelas mereka juga bisa kehilangan fokus karena

bermain telepon genggam, hadir di kelas tapi tidak tertarik dengan mata kuliahnya,

tugas baru dikerjakan beberapa jam sebelum tenggat waktu pengumpulan, banyak

waktu senggang yang digunakan untuk bersantai, dan lain sebagainya. Semua

narasumber yang penulis wawancarai, baik mahasiswa yang bekerja maupun tidak,

mempunyai masalah dalam kegiatan akademisnya. Pada kenyataannya, para

narasumber yang penulis wawancarai mempunyai kesibukan di luar dunia

akademik yang dijalani masing-masing narasumber. Dengan banyaknya hal yang

dibahas mengenai keterlibatan akademis mahasiswa tersebut, penulis memilih

variabel academic engagement.

Academic engagement menekankan kepada kecenderungan mahasiswa untuk

berpartisipasi dalam kegiatan akademis, seperti mengikuti arahan dari pengajar,

menghadiri perkuliahan, dan menyelesaikan tugas-tugas yang ada (Rashedi, dkk.,

2015 : 217). Definisi tadi biasanya terdiri dari komponen psikologis yang

bersinggungan dengan rasa memiliki mahasiswa dan penerimaan nilai-nilai di

kampus, dan komponen perilaku yang bersinggungan dengan partisipasi di kegiatan

akademis. Dilansir dari statcan.ga.cn, academic engagement adalah indikator yang

menggabungkan identifikasi akademis (membangun relasi dengan guru,

mempunyai ketertarikan terhadap materi pelajaran, perilaku dan sikap dalam

belajar) dan partisipasi akademis (usaha dalam dan diluar tempat belajar, termasuk

waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan tugas, mengumpulkan tugas sesuai

dengan tenggat waktu yang ditentukan, dan tidak melewatkan kelas, dan

sebagainya). Menurut Schaufeli., dkk. (2001:72) ada beberapa dimensi dalam


12

academic engagement yaitu vigor, absorption, dan dedication. Dimensi vigor

adalah ketekunan dalam mengerjakan setiap aktivitas apapun dalam perkuliahan,

baik itu berupa tugas-tugas individu atau kelompok, ataupun mempelajari materi

yang disampaikan oleh dosen atau pengajar sebelum perkuliahan dimulai, dan

ketahanan dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Dimensi absorption yaitu

mengerahkan perhatian atau fokus ketika harus menghadapi kegiatan akademis.

Dimensi dedication adalah rasa bangga dan pengorbanan yang diberikan terhadap

tempat menimba ilmu ataupun institusi. Dengan demikian, pengertian dari

academic engagement adalah keterlibatan waktu dan usaha mahasiswa secara aktif

terhadap kegiatan akademis yang terkait dengan hasil yang diinginkan oleh

perguruan tinggi.

Di Indonesia, penelitian tentang academic engagement tidak terlalu banyak.

Akan tetapi di luar negeri penelitian tentang hal ini cukup banyak. Salah satu

penelitian tentang academic engagement ini dikemukakan Çalışkan & Mercangöz

(2013 : 84-88) yang mengkaji hubungan antara kepuasan dan academic engagement

di Universitas Istanbul, Turki. Penelitian selanjutnya tentang academic engagement

datang dari Nigeria, yang ditulis oleh Akpan & Umobong (2013), dimana judul

penelitian tersebut adalah Analysis of Achievement Motivation and Academic

Engagement Students in the Nigerian Classroom.

Penelitian tentang academic engagement belum pernah diteliti sebelumnya di

Indonesia. Perbedaan penelitan yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu

adalah penulis membandingkan dua subjek yang sama-sama mahasiswa namun

berbeda status kerja mahasiswa yaitu mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang
13

tidak bekerja. Dari penelitian tersebut, peneliti mencari perbandingan seberapa

besar tingkat academic engagement pada kedua subjek tersebut, dan melihat hasil

yang didapat menunjukkan hasil yang sama atau tidak. Penelitian ini akan menjadi

sangat penting bagi pembaca, karena masalah yang akan timbul jika mahasiswa

yang kurang dalam keterlibatan akademiknya akan menjadi stress dan waktu untuk

lulus dari perguruan tinggi akan sangat lama. Peneliti akan mendalami lebih lagi

dalam menggali data, karena akan ada banyak subjek. Penulis memilih beberapa

universitas yang ada di kota Semarang untuk dijadikan populasi penelitian, yaitu

Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Dipnegoro (Undip), dan

Universitas Katolik Soegiapranata, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dan

Universitas Semarang (USM). Pertimbangan penulis memilih kelima universitas

tersebut karena banyak mahasiswa dari berbagai penjuru yang kuliah disana, dan

berdasarkan komunikasi personal dengan beberapa mahasiswa dari kelima

universitas tersebut adalah banyak mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Penulis

mengambil sampel sebanyak 200 orang mahasiswa dengan rincian 100 orang

mahasiswa yang bekerja dan 100 orang mahasiswa yang tidak bekerja.

Pengambilan sampel ditentukan sendiri oleh peneliti dengan beberapa persyaratan

yang harus ada pada setiap sampel.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih dalam bagaimana gambaran perbedaan keterlibatan akademis pada status

mahasiswa yang bekerja dan yang tidak di Semarang. Oleh karena itu, penelitian

ini berjudul “Academic Engagement Ditinjau dari Status Bekerja Atau

Tidaknya Mahasiswa Di Kota Semarang.”


14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran academic engagement pada mahasiswa yang bekerja di

Semarang?

b. Bagaimana gambaran academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja

di Semarang?

c. Apakah ada perbedaan academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan

yang tidak bekerja di Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang ingin

dicapai, yaitu:

a. Mengetahui gambaran tingkat academic engagement pada status mahasiswa

yang bekerja di Semarang.

b. Mengetahui gambaran tingkat academic engagement pada status mahasiswa

yang tidak bekerja di Semarang.

c. Menguji ada tidaknya perbedaan tingkat academic engagement pada ststus

mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja di Semarang.


15

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan referensi dalam bidang

ilmu psikologi mengenai masalah academic engagement dan hasilnya dapat

dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Jika terbukti dalam penelitian ini terdapat perbedaan academic

engagement pada mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja, maka

mahasiswa dapat termotivasi untuk lebih menjalankan dunia perkuliahan

dan pekerjaan secara bijaksana agar bisa mendapatkan soft skill dan

pengetahuan yang dibutuhkan ketika lulus dari perguruan tinggi.

b. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi universitas untuk lebih

membentuk keterampilan apapun yang dibutuhkan mahasiswa ketika lulus

dan memasuki dunia kerja nanti melalui berbagai fasilitas yang disediakan

ataupun yang akan disediakan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Academic Engagement

2.1.1 Pengertian Academic Engagement

Dalam mendefinisikan academic engagement, terlebih dahulu harus

mengetahui pengertian dari engagement. Skinner, dkk., (1990:24) menjelaskan

bahwa engagement Inisiasi upaya, tindakan, dan kegigihan seseorang dalam

pekerjaan serta keadaan emosi selama mengerjakan sebuah pekerjaan. Rashedi,

dkk., (2015:127) menjelaskan secara ilmiah, engagement digambarkan sebagai

energi dalam sebuah tindakan, dimana mempunyai keterkaitan antara individu dan

aktivitas. Setiap orang yang memiliki engagement dengan suatu aktivitas tertentu,

maka akan memiliki kekuatan untuk melakukan berbagai hal dalam aktivitas

tersebut. Hal ini, menjadi dasar peneliti untuk mengaitkan antara academic dengan

engagement, sehingga menciptakan sebuah definisi tentang academic engagement.

Definisi academic engagement menurut Greenway, dkk., (2002:329) adalah

gabungan dari beberapa perilaku spesifik yang terjadi dalam kelas atau perkuliahan.

Gabungan perilaku tersebut terdiri dari menulis, berpartisipasi dalam tugas,

membaca dengan keras, membaca tanpa suara, membicarakan materi, serta

bertanya dan menjawab pertanyaan di kelas. Penjelasan dari definisi tersebut,

dikembangkan lagi oleh Csikszentmihalyi.

16
17

Menurut Csikszentmihalyi (dalam Greenway, 2006:2) mengatakan bahwa

academic engagement adalah pengalaman menginvestasikan waktu secara sukarela

dalam menemukan makna dan nilai dalam proses pembelajaran sedemikian rupa

sehingga menemukan minat dan kesenangan yang besar dibandingkan tenaga yang

dibutuhkan untuk pengalaman. Maksud dari pernyataan Csikszentmihalyi adalah

seseorang yang membagi waktunya secara sukarela untuk menemukan nilai dari

proses pembelajaran yang dijalani maka akan mendapat kebahagiaan yang besar

karena senang dengan apa yang dijalani dan tidak menyia-nyiakan tenaga untuk

pengalaman belajar.

Menurut Steinberg (dalam Suarez-Orosco, dkk., 2013:738) academic

engagement adalah tingkatan sejauh mana mahasiswa atau pelajar ‘terhubung’

dengan apa yang ada di dalam kelas atau perkuliahan. Terhubung yang dimaksud

oleh Steinberg adalah mahasiswa atau pelajar memperhatikan materi perkuliahan

yang ada di dalam kelas, mengerjakan tugas baik tugas individu ataupun kelompok,

dan juga keaktifan mahasiswa atau pelajar di dalam kelas. Besar atau kecilnya

keterhubungan mahasiswa dengan perkuliahan yang ada sangat berpengaruh

terhadap performa akademis.

Menurut Abolmaali, dkk. (2014:226) keterlibatan akademis adalah usaha dan

partisipasi lebih mahasiswa dalam kegiatan akademik untuk mencapai hasil

kemajuan dalam pendidikan. Hasil kemajuan dalam pendidikan mahasiswa yang

dimaksud seperti lulus dari perguruan tinggi, menyelesaikan pendidikan sarjana

atau master dalam jangka waktu tertentu, dan meraih nilai tertinggi dalam setiap

mata kuliah yang dijalankan. Menurut Linnenbrink dan Pintrich (dalam Abolmaali
18

dkk., 2014:226) ada beberapa dimensi dalam academic engagement yaitu perilaku,

afeksi, dan emosi.

Menurut McCormick (dalam Sakurai, 2014:7) menyatakan bahwa academic

engagement adalah keterlibatan aktif mahasiswa dalam kegiatan belajar dan dalam

kegiatan pembelajaran yang tersedia dalam lingkungan akademik. Menurut Sakurai

(2014:7) proses dalam academic engagement adalah proses terus menerus yang

dinamis dan berulang, yang bisa membantu atau menghalangi mahasiswa untuk

terlibat dalam studi lebih lanjut.

Menurut Kuh (dalam Ashkzari dkk., 2018:138) mengatakan bahwa academic

engagement adalah jumlah waktu dan usaha yang dikeluarkan oleh mahasiswa

untuk kegiatan yang terkait dengan perguruan tinggi dan apa yang telah dilakukan

institusi untuk menyebabkan mahasiswa terlibat dalam kegiatan ini. Ashkzari

menjelaskan academic engagement, berkonsentrasi pada konteks motivasi.

Konteks motivasi yang dimaksud ini adalah sejauh mana mahasiswa terhubung

dengan pembelajaran dan sejauh mana terlibat dalam kegiatan akademis.

Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa academic

engagement adalah keterlibatan waktu dan usaha mahasiswa secara aktif terhadap

kegiatan akademis yang terkait dengan hasil yang diinginkan oleh perguruan tinggi.

2.1.2 Dimensi-dimensi Academic Engagement

Ada banyak tokoh atau penulis yang membahas dimensi-dimensi yang ada

pada academic engagement. Semua tokoh yang membahas teori beserta dimensi

yang ada dalam academic engagement ini berbeda dimensi antara satu dengan yang
19

lain. Penulis menemukan beberapa tokoh, yaitu Linnenbrink dan Pintrich (dalam

Abolmaali, dkk., 2014:226) yang menyebutkan bahwa beberapa dimensi dalam

academic engagement yaitu perilaku, afeksi, dan emosi. Fredericks dkk., (dalam

Suarez-Orosco; dkk., 2013:717) mengatakan beberapa dimensi dalam academic

engagement antara lain perilaku, kognisi, dan emosi. Menurut Jimmerson, dkk.

(2003: 312) ada beberapa dimensi dalam academic engagement, yaitu afektif,

perilaku, dan kognisi. Dimensi yang akan dibahas penulis adalah dimensi academic

engagement menurut Jimmerson, yaitu:

a. Affective (afektif)

Dalam dimensi afektif, mahasiswa mempunyai perasaan terhadap tempat

mendapatkan ilmu, tenaga pengajar, juga kepada rekan sebaya. Perasaan yang

dimaksud adalah perasaan positif, dimana mahasiswa menghormati tenaga

pengajar yang ada, memiliki komunikasi yang bagus dengan semua dosen dan

mahasiswa sebaya, memiliki hal atau ilmu yang bisa dibagikan kepada teman

sebayanya yang membutuhkan, serta menjaga nama baik institusi dimanapun

berada. Hal tersebut adalah hal-hal positif yang bisa diterapkan dalam semua

kegiatan akademis.

b. Behavior (perilaku)

Dalam dimensi ini, mahasiswa terlibat dalam semua penampilan dan aksi nyata

yang bisa terlihat. Maksud dari hal tersebut adalah, mahasiswa harus mempunyai

tindakan yang nyata dalam keterlibatan akademis dan hasil dari keterlibatan

mahasiswa bisa terlihat melalui hasil yang nyata. Contoh nyatanya adalah

mengumpulkan tugas tepat waktu, nilai IPK yang menaik dari semester ke
20

semester karena selalu rajin mengerjakan tugas tepat waktu dan aktif dalam

kelas-kelas yang ada, serta ikut dalam kegiatan ekstra seperti organisasi dan klub

basket fakultas, dan lain sebagainya. Dalam Appleton, dkk. (2005: 429)

dicantumkan juga dimensi perilaku, yakni semua hal yang berkaitan dengan

partisipasi akademik. Perilaku tersebut adalah kehadiran dalam semua mata

kuliah, partisipasi dalam kelas, dan partisipasi dalam kegiatan non-akademis

yang menunjang. Sebagai mahasiswa harus selalu hadir dalam setiap mata kuliah

yang ada agar mengetahui dan memahami setiap materi yang ada di kelas. Tidak

hanya kehadiran, namun juga berpartisipasi aktif dalam setiap mata kuliah.

Bertanya kepada dosen dan teman yang sedang mempresentasikan materi,

diskusi dua arah, dan sebagainya, merupakan bentuk partisipasi aktif.

Mahasiswa juga bisa mengikuti kegiatan tambahan di luar jam mata kuliah,

seperti menjadi asisten dosen, menjadi anggota sebuah organisasi, dan

sebagainya.

c. Cognitive (kognitif)

Dalam dimensi kognitif, mahasiswa terlibat dalam keyakinan dan persepsi

terhadap dirinya sendiri, institusi yang ada, para tenaga pengajar, dan teman

sebaya. Keyakinan yang dimaksud adalah target-target pribadi yang ingin

dicapai yang ada pada mahasiswa. Target-target tersebut bisa berupa target

kelulusan, target prestasi yang dicapai untuk universitas, dan sebagainya. Hal

tersebut mirip dengan teori dari Appleton, dkk. (2005: 429) yang menyatakan

bahwa terdapat dimensi kognitif yang biasanya direfleksikan dengan self-

regulated learning, menghargai pembelajaran, relevansi yang dirasakan dalam


21

tempat perkuliahan untuk masa depan, kemandirian, dan tujuan personal yang

ingin dicapai. Mahasiswa harus bisa menghargai apa yang telah diajarkan

dengan memperhatikan seluruh mata kuliah yang diajarkan. Diharapkan dengan

memperhatikan seluruh mata kuliah dan menguasai soft skill yang ada ketika

masa kuliah, mahasiswa bisa mengimplementasikan semua hal yang didapat di

masa kuliah di masa depan termasuk di dunia pekerjaan

Selain itu, tokoh yang membahas dimensi academic engagement adalah

Schaufeli., dkk. Dimensi dalam academic engagement menurut Schaufeli., dkk.

(2001: 72) yaitu:

a. Vigor (semangat)

Dalam dimensi vigor, mahasiswa harus mempunyai ketekunan dalam

mengerjakan setiap aktivitas apapun dalam perkuliahan, baik itu berupa tugas-

tugas individu atau kelompok, ataupun mempelajari materi yang akan

disampaikan oleh dosen atau pengajar sebelum perkuliahan dimulai. Ketahanan

dalam menghadapi setiap tantangan yang ada juga merupakan penjabaran

dimensi vigor dari Schaufeli, dkk,. Berbagai macam tantangan yang ada seperti

sulitnya mengerjakan tugas mata kuliah tertentu, ujian dengan soal yang susah,

dan lain-lain. Untuk itu harus ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi

berbagai kesulitan yang muncul. Cara-cara yang digunakan untuk mengatasi

kesulitan tersebut tergantung dari seberapa besar kesulitan tersebut. Maka dalam

dimensi ini, mahasiswa atau pelajar harus mempunyai ketekunan, ketahanan,

dan usaha yang dilakukan untuk mengadapi setiap keesulitan yang ada.
22

b. Absorptions (penyerapan)

Dalam dimensi ini, mahasiswa harus bisa mengerahkan perhatian atau fokus

ketika harus menghadapi kegiatan akademis. Ketika harus berhadapan dengan

perkuliahan harus bisa untuk fokus dalam setiap sesi di perkuliahan. Mahasiswa

dalam dimensi ini dituntut untuk membagi waktu dan fokus. Dengan

mengerahkan perhatian penuh kepada kegiatan akademis, maka mahasiswa akan

semakin mengetahui dan menguasai apa yang diajarkan oleh dosen atau

pengajar. Jangan sampai ketika ada jam perkuliahan, mahasiswa sibuk sendiri

bermain gadget atau hal-hal apapun yang menyebabkan perhatian tidak penuh.

c. Dedication (dedikasi)

Dimensi ini mengatakan bahwa mahasiswa harus mempunyai rasa bangga

terhadap terhadap tempat mahasiswa menimba ilmu. Rasa bangga bisa muncul

karena tempat dimana mahasiswa atau pelajar menimba ilmu merupakan tempat

yang baik untuk menempa proses dan bisa juga merupakan tempat yang

mempunyai prestasi yang bisa dibanggakan. Maka atas dasar itulah, mahasiswa

mempunyai inspirasi untuk menimba ilmu sebanyak mungkin di tempat kuliah

atau universitas yang ada dan sebisa mungkin berprestasi dalam bidang

akademik.
23

2.1.3 Faktor-faktor Academic Engagement

Menurut Crawford (2012:10) ada beberapa faktor yang memengaruhi

academic engagement, yaitu:

a. Student-faculty relationships (hubungan mahasiswa dengan staf pengajar)

Hubungan mahasiswa dengan staf pengajar merupakan hubungan yang ampuh

untuk membentuk konsepsi mahasiswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab

secara sosial. Kuh dan Hu (dalam Crawford 2012:10) melakukan penelitian

tentang interaksi mahasiswa dan staf pengajar dan bagaimana hal tersebut

memengaruhi keterlibatan akademis mahasiswa. Hasilnya adalah ada hubungan

positif mahasiswa dengan staf pengajar.

b. GPA (Indeks Prestasi Akademik)

Faktor indeks prestasi akademik merupakan hal yang bisa mengukur seberapa

besar tingkat keterlibatan akademis mahasiswa. Semakin besar IPK mahasiswa,

berarti tingkat keterlibatan akademik mahasiswa tersebut juga besar.

c. Internal locus of control

Menurut Pascarella (dalam Crawford 2012:16) menyatakan internal locus of

control adalah individu dengan keyakinan bahwa jika mereka bekerja keras

maka akan berhasil, dan percaya bahwa orang yang gagal karena kurangnya

kemampuan dan motivasi. Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa dalam

kegiatan akademiknya, tergantung dari usaha yang dikeluarkan. Internal locus

of control yang tinggi menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai tingkat

kedisiplinan yang tinggi.


24

d. Purposeful use of time and energy

Waktu dan energi yang ada digunakan sebaik-baiknya. Mahasiswa yang

mengetahui energi yang ada, bias digunakan untuk terlibat dalam kegiatan

akademis. Waktu yang ada digunakan untuk hal-hal yang berguna.

Menurut Sakurai (2014:15) ada banyak faktor yang memengaruhi academic

engagement. Faktor-faktor menurut Sakurai tersebut adalah:

a. Teaching-learning environment

Lingkungan belajar mengajar mahasiswa merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi academic engagement. Jika lingkungan belajar mengajar

mahasiswa tersebut baik dan mendukung, maka mahasiswa akan terlibat lebih

lagi dengan kegiatan akademiknya. Jika lingkungan tidak mendukung atau

buruk, maka mahasiswa akan tidak mempunyai keinginan dan tidak mau

tertantang untuk melanjutkan kegiatan akademik yang dijalankan.

b. Students perceptions

Persepsi mahasiswa merupakan salah satu faktor yang memengaruhi academic

engagement. Persepsi mahasiswa terbentuk dari seberapa jelas dosen atau

pengajar menerangkan materi di kelas, teknik mengajar yang digunakan,

mengasesmen mahasiswa dengan benar, dan memperbanyak tugas akademik.

Jika hal tersebut dilakukan dengan benar dan tepat, maka persepsi mahasiswa

tentang mata kuliah yang dipelajari akan terbentuk dan keterlibatan mahasiswa

akan lebih besar.


25

c. Positive experiences

Pengalaman positif dalam academic engagement terkait dengan keterlibatan

emosional dari mahasiswa. Pengalaman positif yang memegang penting peranan

kepuasan mahasiswa terhadap studi secara konkrit adalah tingkatan akademik,

metode asesmen yang digunakan, dan sumber pembelajaran yang tersedia.

d. Supervisory relationship

Supervisory relationship merupakan hubungan yang saling mengawasi satu

sama lain antara mahasiswa dengan dosen pembimbing atau profesor.

Supervisory relationship ini biasa terjadi pada mahasiswa yang mengambil

perkuliahan master atau doktoral. Pengawasan yang suportif seperti

membagikan pengalaman satu dengan yang lain, mengadakan pertemuan untuk

membahas kemajuan penelitian, dan memberikan saran yang mendalam untuk

kemajuan penelitian, merupakan sebuah supervisory relationship yang positif.

e. Students awareness of career prospects

Kesadaran mahasiswa terhadap prospek karir merupakan hal yang membuat

pengalaman kuliah dimaknai dengan positif. Kedisiplinan diri, regulasi diri,

efikasi diri, dan dukungan keluarga merupakan hal yang menguatkan mahasiswa

untuk sadar dengan prospek karir setelah perkuliahan.


26

2.2 Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa

2.2.1 Pengertian Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa

Filmillah (2014:12), mengartikan status sebagai kedudukan seseorang dalam

sebuah kelompok yang dimana menjadi pembeda dengan anggota kelompok yang

lain. Menurut Rock dan Warren (dalam Filmillah, 2014:12) mendefinisikan status

sebagai pertinggian-perendahan anggota dalam sebuah kelompok. Jika

disimpulkan, status adalah kedudukan seseorang dalam sebuah kelompok yang

digunakan untuk menjadi pembeda antar individu dalam kelompok.

Menurut UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, mahasiswa adalah

peserta didik pada perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai anggota civitas academica

diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam

mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual,

ilmuwan, praktisi, dan/atau professional (UU no.12 tahun 2012 pasal 13 ayat 1).

Sebagai mahasiswa, harus mempunyai kesadaran diri untuk berkembang sesuai

dengan ilmu yang dipelajari Menurut Yuniardi (dalam kompasiana.com), secara

etimologis, mahasiswa terdiri dari dua kata. Maha yang artinya besar, dan siswa

adalah seseorang yang sedang melaksanakan masa pembelajaran. Berarti,

mahasiswa adalah tingkatan diatas siswa yang secara mandiri mampu untuk

melakukan hal yang berkaitan dengan akademik.

Didik (dalam Andriani, 2015:286) mahasiswa harus mampu berperan

menjadi roda dalam pembangunan bangsa yaitu (1) peran sebagai kontrol sosial

yaitu mahasiswa dapat berperan menjadi kontrol berjalannya pemerintah dan

berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah, (2) mahasiswa


27

sebagai peran bagian dari perubahan, mahasiswa sebagai kaum intelektual sangat

dibutuhkan dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang

telah dipelajari terhadap masalah-masalah yang dihadapi di masyarakat, sehingga

mahasiswa diharapkan bisa berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan serta

memberikan solusi yang dihadapi masyarakat. Sebagai bagian dari perubahan,

mahasiswa diharapkan mampu meneruskan perjuangan bangsa untuk melakukan

perubahan kearah yang lebih baik.

Status bekerja atau tidaknya mahasiswa adalah kedudukan yang disandang

oleh seorang mahasiswa yang digunakan untuk menjadi pembeda antara mahasiswa

yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja.

2.2.2 Ciri-ciri mahasiswa

Mahasiswa berada pada rentang umur sekitar 18-22 tahun. Menurut teori

perkembangan psikososial yang ada dilihat dari rentang umur, mahasiswa dapat

diklasifikasikan di masa remaja akhir atau dikenal dengan late adolescence

(Batubara, 2010:27). Ciri-ciri yang bisa ditemui antara lain:

a. Identitas diri menjadi lebih kuat,

b. Mampu memikirkan ide,

c. Mampu mengekspresikan perasaan dengan katakata,

d. Lebih menghargai orang lain,

e. Lebih konsisten terhadap minatnya,

f. Bangga dengan hasil yang dicapai,

g. Selera humor lebih berkembang, dan


28

h. Emosi lebih stabil

i. lebih memperhatikan masa depan, termasuk peran yang diinginkan nantinya,

j. mulai serius dalam berhubungan dengan lawan jenis,

k. mulai dapat menerima tradisi dan kebiasaan lingkungan.

Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa diklasifikasikan di tahap remaja akhir

(late adolescent), dimana mahasiswa bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan

matang, menghargai orang lain, mulai memperhatikan masa depan, emosi yang

matang, dan juga menerima kebiasaan lingkungan.

2.2.3 Mahasiswa yang Mempunyai Status Bekerja

Wang dan Chen (2013:104), mendefinisikan mahasiswa yang bekerja adalah

mahasiswa aktif yang mencari penghasilan dan pengalaman tambahan di luar

perguruan tinggi. Laura (dalam Wang & Chen 2013:105) mengklaim bahwa bekerja

pada masa kuliah merupakan hal kewajiban yang penting, karena mahasiswa butuh

banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan juga mencari pengalaman.

Mahasiswa yang bekerja bisa menambah wawasan bagaimana dunia pekerjaan

secara nyata dan bisa memberi pilihan pekerjaan yang dilakukan setelah lulus dari

perguruan tinggi.

Mahasiswa yang berkerja bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu mahasiswa

yang bekerja paruh waktu (part-time) dan penuh waktu (full-time). Menurut Cohen

(dalam Daulay & Rola, 2014) mahasiswa paling banyak mengambil pekerjaan

paruh waktu (part-time work). Bekerja paruh waktu adalah cara yang efektif dimana

mahasiswa, yang biasanya menghabiskan waktu dengan pulang-pergi kampus dan


29

rumah, dapat terlibat secara santai dengan dunia korporat dan dunia kerja, dan

kegiatan seperti ini dapat memperlancar transisi dari masa kuliah menuju masa

kerja, dan memberikan kesempatan yang baik untuk menerapkan pengembangan

karir melalui pengalaman kerja (Sekiguchi, 2012). Menurut Bastelaer, dkk.

(1997:7), masa kerja paruh waktu adalah masa kerja rentang waktu antara 30-35

jam dalam seminggu. Penetapan masa kerja setiap negara berbeda-beda, tetapi

masih dalam rentang waktu yang sama yaitu 30-35 jam dalam seminggu.

Mahasiswa yang mengambil pekerjaan paruh waktu adalah mahasiswa yang

berkesempatan menggali pengalamannya pada dunia kerja dan meniti karir, serta

mengembangkan potensi yang ada dengan rentang waktu kerja antara 30-35 jam

seminggu. Sedangkan bekerja penuh waktu adalah pekerjaan yang mengikuti

kontrak kerja, dan biasanya bekerja 8 jam sehari dalam 5 hari per minggu ataupun

7 jam kerja dalam 6 hari per minggu.

2.2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Mahasiswa Bekerja

Oxenbridge & Evesson (2012:10) meneliti tentang beberapa mahasiswa

Australia yang ingin sekali terjun dalam dunia kerja. Dalam penelitian tersebut,

terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa ingin terjun dalam dunia

kerja, yaitu:

a) Pengaruh lingkungan tempat mahasiswa tinggal. Mahasiswa memilih untuk

mencari pekerjaan karena keinginan dari orang tua dan melihat bahwa tempat

kerja yang dekat dengan tempat tinggal mahasiswa membutuhkan karyawan

untuk bekerja.
30

b) Pengetahuan yang sedikit tentang pekerjaan. Mahasiswa merasa ingin bekerja

karena mengetahui sedikit penjelasan tentang pekerjaan yang akan dijalani dari

teman atau kerabat. Pekerjaan yang dibayangkan sepertinya akan terasa

menyenangkan, padahal hanya mengetahui sisi luar dari pekerjaan tersebut.

c) Ingin memiliki upah dari pekerjaan. Mahasiswa ingin sekali mendapat upah

yang layak dari pekerjaannya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup, walaupun

belum mengetahui keterampilan dan kompetensi kerja yang dibutuhkan.

d) Percaya dengan kemampuan yang ada dalam diri. Mahasiswa merasa bisa

mendapatkan sebuah pekerjaan karena ada keterampilan dalam diri yang

dibutuhkan. Keterampilan diri yang dimaksud antara lain kemapuan literasi dan

menghitung, soft skill, keterampilan teknis, dan pengetahuan tentang dunia kerja.

2.3 Perbedaan Academic Engagement antara Mahasiswa yang

Bekerja dan Tidak Bekerja

Seseorang yang menginjak masa perkuliahan, adalah seseorang yang bisa

dikatakan sebagai mahasiswa. Pada dasarnya mahasiswa adalah insan dewasa yang

seharusnya bisa menjadi pengaruh atau manfaat yang berguna bagi lingkungan

sekitarnya. Masyarakat butuh peran aktif mahasiswa agar bisa melakukan sesuatu

yang bisa membuat perubahan berarti bagi masyarakat. Untuk itu, mahasiswa harus

bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya dan menyerap ilmu yang

dipelajari dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa harus melibatkan dirinya dalam

berbagai kegiatan akademis supaya lebih siap lagi dalam menghadapi tantangan

yang dihadapi setelah lulus dari perguruan tinggi.


31

Dalam proses yang dijalani di dunia perkuliahan, seringkali mahasiswa

merasa jenuh dan ingin menantang dirinya sendiri untuk melakukan hal yang

bermanfaat bagi dirinya agar mempunyai uang tambahan atau pengalaman

tambahan. Banyak diantara para mahasiswa yang mengambil sebuah pekerjaan

karena biaya kuliah atau biaya hidup yang makin tinggi. Salah satu cara agar

menambah pundi-pundi uang untuk biaya hidup dan kuliah adalah dengan bekerja.

Mahasiswa bisa mengambil pekerjaan apapun yang dimau. Mahasiswa bisa

mengambil pekerjaan sampingan yang bisa menambah pengalaman agar bisa siap

di dunia kerja. Contoh pekerjaan yang bisa dilakukan adalah bekerja di restoran

atau kafe, bekerja sebagai guru les, sebagai marketing, dan lain-lain. Pekerjaan yang

dilakukan tentunya mempunyai dampak yang secara tidak langsung memengaruhi

keterlibatan mahasiswa dalam dunia akademis.

Mahasiswa yang mempunyai status bekerja di tempat lain berarti mempunyai

waktu belajar yang kurang karena fokus yang terbagi. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sekiguchi (2012:30) mahasiswa yang mempunyai status bekerja di

sebuah perusahaan atau instansi tertentu mempunyai rentang waktu kerja antara 30-

35 jam dalam seminggu. Jika tidak pintar membagi waktu, maka mahasiswa akan

kesulitan untuk mengatur waktu antara bekerja, kuliah, dan istirahat. Purwanto,

dkk. (2013:37) mengatakan bahwa kesulitan mengatur waktu antara kuliah dan

bekerja, akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar seperti hasil IP yang

menurun dari semester lalu, konsentrasi berkurang dalam mengerjakan ujian, dan

tidak fokus dalam memperhatikan materi dari dosen.


32

Mahasiswa yang mempunyai status bekerja tidak hanya mengalami kesulitan

dalam mengatur waktunya, melainkan juga stres. Stres yang dialami karena banyak

tekanan dari tempat kerja ataupun tugas-tugas yang harus dikerjakan di tempat

kuliah. Stres yang dialami mahasiswa yang mempunyai status bekerja

memengaruhi hubungan antara teman sebaya di kampus dan juga produktivitas

dalam perkuliahan menjadi berkurang. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mardelina dan Muhson (2017:202) yang mengatakan bahwa stres

yang dialami mahasiswa dalam pekerjaan berpengaruh besar terhadap absensi dan

produktivitas mahasiswa dalam kegiatan akademik. Hubungan yang bermakna

dengan kampus menjadi berkurang karena ini.

Produktivitas yang berkurang di tempat kuliah pada mahasiswa yang

mempunyai status bekerja ini, bisa membuat disorientasi motivasi. Pada dasarnya

mahasiswa ingin terjun ke dunia kerja sebelum waktunya karena ada kebutuhan

yang harus dipenuhi, misalnya membiayai kebutuhan diri sendiri agar mengurangi

beban orang tua. Bekerja adalah solusi, karena bekerja akan mendapat uang

tambahan. Dibandingkan dengan kuliah, bekerja bisa menghasilkan keuntungan.

Orientasi yang seharusnya mahasiswa harus benar-benar kuliah, menjadi

menyimpang karena bekerja. Keterlibatan untuk terlibat dalam dunia akademis

menjadi terbagi. Akibat yang ditimbulkan adalah fokus yang terganggu dan

kurangnya waktu untuk terlibat dalam menyelesaikan tugas (Kuh & Hu dalam

Crawford, 2012:4).

Terdapat beberapa hal yang peneliti temukan pada mahasiswa yang statusnya

tidak bekerja (mahasiswa biasa). Pada mahasiwa yang mempunyai status tidak
33

bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk terlibat dalam kegiatan akademis.

Dudija (2011:198) mengatakan bahwa mahasiwa yang mempunyai status tidak

bekerja, mempunyai waktu belajar 10 jam/hari untuk terlibat dalam pengerjaan

tugas-tugas kuliah ataupun skripsi. Dengan banyaknya waktu yang ada, mahasiswa

yang mempunyai status tidak bekerja (mahasiswa biasa) bisa meraih target untuk

cepat untuk menuntaskan perkuliahan.

Dengan waktu yang begitu banyak, mahasiswa yang tidak bekerja juga bisa

memanfaatkan waktu tersebut untuk fokus dalam berbagai kegiatan akademik.

Kegiatan yang bisa dilakukan bisa berbagai macam bentuk yang tentunya bertujuan

untuk menambah ilmu yang terdapat dalam dunia perkuliahan. Kegiatan yang bisa

dijalani menurut Prayitno (dalam Zahri, 2013 : 143) yaitu membaca materi secara

efektif, bertahan dan berkonsentrasi dalam belajar dengan waktu yang lama,

mengerjakan tugas yang diberikan dosen, dan belajar bersama dengan teman sebaya

tentang suatu materi.

Mahasiswa yang mempunyai status tidak bekerja juga mempunyai waktu

untuk lebih banyak membina hubungan dengan lingkungan akademik (dosen, staf

kampus, teman sebaya) dengan baik (Purwanto, 2013:38). Terbinanya hubungan

baik dengan lingkungan kampus, membuat mahasiswa yang mempunyai status

tidak bekerja ini bisa dipercaya untuk membantu penelitian dari dosen yang ada di

kampus. Gallup-Purdue Index (2015:5) mengutarakan bahwa mahasiswa yang tidak

bekerja mempunyai kesempatan untuk berkontribusi dalam riset-riset yang

dilakukan universitas, yang dimana kontribusi mahasiswa tersebut membuat


34

hubungan antara dosen ataupun professor yang terlibat dalam menjalankan

penelitian tersebut menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang

mempunyai status bekerja maupun yang tidak bekerja (mahasiswa biasa)

mempunyai orientasi, waktu, dan kontribusi yang berbeda untuk terlibat dalam

kegiatan akademik. Keterlibatan tersebut bisa menghasilkan hal yang berdampak

secara langsung ataupun tidak kepada mahasiswa yang mempunyai status yang

bekerja maupun yang tidak bekerja. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk

meneliti tentang academic engagement ditinjau dari status mahasiswa yang bekerja

dan tidak bekerja di kota Semarang.

2.4 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


35

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah: “Ada perbedaan tingkat academic engagement pada status

bekerja atau tidaknya mahasiswa di kota Semarang”.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2016:14), metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian

positivisme, didunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan

unruk menguji hipotesis yang telah digunakan.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian komparasi. Arti kata “komparasi” dalam bahasa inggris “comparation”,

yaitu perbandingan. Makna kata perbandingan menunjukkan bahwa dalam

penelitian ini peneliti mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat,

apakah kedua kondisi tersebut sama, atau terdapat perbedaan, dan jika ada

perbedaan, kondisi tempat mana yang lebih baik (Arikunto, 2010:6). Penelitian ini

menggunakan desain komparasi karena bertujuan untuk membedakan tingkat

academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja di

Semarang.

36
Dalam menganalisa data menggunakan data angka yang menggunakan

operasi statistik. Setelah mendapat hasil yang diperoleh, maka ditarik sebuah

kesimpulan.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian

Kerlinger (dalam Arikunto, 2010:159) menyebut “variabel sebagai sebuah

konsep seperti halnya laki-laki dan insaf dalam konsep kesadaran.” Menurut

Sugiyono (2016:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Dalam penelitian

ini, variabel yang diteliti adalah academic engagement.

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.4.1 Academic Engagement

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

academic engagement. Definisi academic engagement adalah keterlibatan waktu

dan usaha mahasiswa terhadap kegiatan akademis yang meliputi tiga aspek atau

dimensi yaitu vigor (semangat), absorptions (penyerapan), dan dedication

(dedikasi) yang diukur dengan skala academic engagement yang dibuat oleh

peneliti. Semakin tinggi skor yang didapat, menggambarkan tingkat academic

engagement mahasiswa yang semakin baik. Semakin rendah skor yang didapat,

menggambarkan bahwa academic engagement mahasiswa akan semakin tidak baik.


38

3.4.2 Status Bekerja Atau Tidaknya Mahasiswa

Definisi operasional dari status bekerja atau tidaknya mahasiswa adalah hasil

dari pengelompokan subjek mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak

bekerja berdasarkan informasi yang tertera di bagian identitas responden.

3.5 Subjek Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 210:173). Menurut

Sugiyono (2016:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang menempuh

pendidikan jenjang S1 (Strata 1) dan S2 (Strata 2) di kota Semarang. Peneliti

memilih populasi semua mahasiswa jenjang pendidikan S1 dan S2 di kota

Semarang, karena domisili peneliti berada di Semarang. Kemudian penelitian ini

melibatkan mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja di Semarang.

3.5.2 Sampel

Dari populasi yang sudah peneliti tentukan, maka akan diambil beberapa

sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2010:174). Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga

diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar berfungsi sebagai contoh atau dapat
39

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain sampel

harus representatif (Arikunto, 2010:176).

Peneliti mengambil sampel masing-masing 100 dari mahasiswa yang bekerja

dan 100 mahasiswa yang tidak bekerja. Masing-masing kelompok mempunyai

jumlah yang seimbang, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan dengan

penentuan tertentu (Sugiyono, 2016:124).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010:24). Dalam penelitian

kuantitatif ini, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena

instrument penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan

menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus

mempunyai skala (Sugiyono, 2016:133). Metode pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Menurut

Sugiyono (2016:134), skala likert diigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

likert, maka variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel.

Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.


40

3.6.1 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan skala

academic engagement. Skor yang diberikan pada skala penelitian ini antara 1

sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favourable, yaitu: Sangat Tidak Sesuai

(STS) = 1; Tidak Sesuai (TS) = 2; Sesuai (S) = 3; Sangat Sesuai (SS) = 4. Bobot

penilaian untuk pernyataan unfavourable yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4;

Tidak Sesuai (TS) = 3; Sesuai (S) = 2; Sangat Sesuai = 1. Untuk lebih jelasnya dapat

pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Skoring Skala Academic Engagement

Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable


Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4

Untuk rancangan skala pada penelitian ini, peneliti memakai skala likert

yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kecemasan responden dalam

menjawab. Berikut ini adalah rancangan skala penelitian sebagai berikut.

Tabel 3.2 Aspek Skala Academic Engagement

Variabel Aspek/Dimensi Nomer Aitem Jumlah


F UF
Academic Vigor (Semangat) 1, 2, 3, 6, 7, 8, 10
Engagement 4, 5 9, 10
Absorbtions (Penyerapan) 11, 14, 12, 13, 10
16, 17, 15, 19
18, 20
Dedication (Dedikasi) 21, 22, 30, 26 10
23, 24,
25, 27,
28, 29
Jumlah 19 11 30
41

3.6.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.6.2.1 Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2016:363).

Validitas ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Pengukuran

sendiri dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak (dalam arti kuantitatif) suatu

aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang, yang dinyatakan oleh skornya pada

instrument pengukur yang bersangkutan (Azwar, 2001:43).

Dalam teori skor-murni klasikal, pengertian validitas tersebut dapat

dinyatakan sebagai sejauh mana besarnya skor-tampak X mendekati besarnya skor-

murni T. semakin skor-tampak mendekati skor murni akan semakin tinggi

validitasnya dan sebaliknya semakin rendah validitas berarti semakin jauh

perbedaan tampak dari skor murni (Azwar, 2001:43).

Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti mencoba instrumen

tersebut kepada sasaran penelitian dimana langkah ini disebut kegiatan uji coba

(try-out). Validitas yang digunakan oleh penulis adalah validitas isi. Validitas isi

merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau lewat professional judgement.

3.6.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi

disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Walaupun reliabilitas


42

mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam

konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

(Azwar, 2001:4)

Uji reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

konsistensi internal. Pendekatan konsistensi internal dilakukan dengan

menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok

subjek (single-trial administration). Pendekatan reliabilitas konsistensi internal

bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes. Untuk

itu, setelah skor setiap aitem diperoleh dari sekelompok subjek, tes dibagi menjadi

beberapa belahan (Azwar, 2001:42). Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan software pengolah data.

Semakin tinggi angka reliabilitas alat ukur dalam suatu penelitian, maka alat ukur

tersebut dapat menjadi acuan untuk dipakai dalam penelitian selanjutnya. Berikut

ini adalah tabel interpretasi reliabilitas.

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Besaran Linear r Interpretasi


0,801 – 1,000 Tinggi
0,601 - 0,800 Cukup
0,401 – 0,600 Agak Rendah
0,201 – 0,400 Rendah
0,001 – 0,200 Sangat Rendah
43

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian menggunakan T-test Independent Sample

dengan bantuan software komputer. Untuk menjawab hipotesis ada perbedaan

tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja di

Semarang, maka digunakan T-test Independent Sample.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan proses penelitian, hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi

komputer, dan juga pembahasan mengenai perbedaan tingkat academic

engagement (keterlibatan akademis) pada mahasiswa yang bekerja dan yang tidak

bekerja di kota Semarang, Jawa Tengah. Proses yang tepat sangat diperlukan dalam

penelitian ini. Penelitian yang telah dilakukan diharapkan mendapat hasil yang

sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

4.1 Persiapan Penelitian

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian

Orientasi kancah penelitian merupakan tahap awal yang dilalui sebelum

memulai sebuah penelitian. Tujuan dilakukannya orientasi kancah penelitian adalah

untuk mengetahui bagaimana situasi atau gambaran lokasi penelitian. Penelitian ini

dilakukan berbagai tempat di kota Semarang. Untuk mahasiswa yang bekerja,

peneliti langsung melakukan penelitian di beberapa tempat yang ada di Semarang.

Sebagai ibukota dari Jawa Tengah, Semarang mempunyai berbagai destinasi bagi

para pecinta kopi dan berbagai kafe tersebar di penjuru kota. Kafe-kafe yang ada

mempunyai kualitas kopi yang baik dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan,

salah satunya adalah Starbucks Coffee. Starbucks Coffee sendiri adalah produk

44
45

yang dikenal luas karena citarasa dari kopi dan berbagai minumannya yang khas,

dan selalu digemari khalayak ramai, termasuk dari Semarang. Di Semarang,

Starbucks Coffee telah membuka 7 cabang, yaitu di Mall Paragon, Mall Citraland,

Java Mall, Jalan Gajahmada, Drive Thru KM22 Tol Ungaran, dan Lounge Room

Bandara Ahmad Yani Semarang. Setiap cabang mempunyai pekerja atau yang

akrab disebut Barista sebanyak 12-15 orang setiap cabangnya. Sebanyak 70% dari

para barista yang bekerja di Starbucks Coffee merupakan mahasiswa aktif, yang

mempunyai keinginan untuk bekerja, mempunyai pengalaman kerja serta

penghasilan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Banyaknya mahasiswa yang bekerja, menunjukkan bahwa Semarang sebagai

kota industri dan juga ibu kota Jawa Tengah juga mempunyai banyak universitas

yang baik untuk mencetak lulusan yang baik. Tidak hanya lulusan yang baik, namun

juga setiap mahasiswa dapat membentuk akhlak dan sikap yang baik yang didapat

dari masyarakat sekitar lingkungan kampus atau universitas. Berbagai universitas

yang ada dan terkenal di Semarang antara lain Universitas Negeri Semarang,

Universitas Diponegoro, Universitas Katolik Soegiapranata, Universitas Dian

Nuswantoro, Universitas Semarang, dan berbagai universitas lainnya. Berbagai

universitas di Semarang baik negeri ataupun swasta tersebar di berbagai penjuru

Semarang, dan menampung puluhan ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia.

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah berasal dari seluruh mahasiswa di kota

Semarang. Mahasiswa yang dipilih menjadi subjek penelitian, harus merupakan


46

mahasiswa aktif. Mahasiswa aktif yang peneliti tentukan mempunyai tingkat

pendidikan S-1 (Strata Satu) dan S-2 (Strata Dua). Selain pendidikan terakhir yang

menjadi pertimbangan, subjek dalam penelitian ini tidak dibatasi oleh jenis kelamin

apapun. Tidak hanya itu, usia subjek yang ditentukan dalam penelitian ini dimulai

dari usia 18 tahun hingga 34 tahun keatas. Pertimbangan dalam menentukan usia

adalah karena usia mahasiswa dimulai dari tingkat dewasa awal, dimana tingkat

dewasa awal dimulai dari umur 18 tahun. Selain itu, status subjek dalam penelitian

ini juga ditentukan yaitu status mahasiswa yang bekerja dan status mahasiswa yang

tidak bekerja. Jumlah subjek ditentukan sebanyak 200 orang, dengan komposisi 100

orang subjek dari status mahasiswa yang bekerja, dan 100 subjek lainnya dari status

mahasiswa yang tidak bekerja. Teknik sampling yang digunakan harus tepat agar

bisa memperoleh hasil yang diharapkan oleh peneliti.

Teknik sampling yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling non

random sampling yang dilakukan peneliti untuk menetapkan ciri-ciri khusus yang

sesuai dengan tujuan penelitian agar bisa menjawab permasalahan penelitian yang

ada. Peneliti harus membuat berbagai pilihan agar bisa menampilkan ciri-ciri dari

setiap subjek yang diteliti.

4.1.3 Penyusunan Alat Ukur

Penyusunan alat ukur penelitian mempunyai beberapa tahap agar bisa

menciptakan alat ukur yang baik. Penyusunan alat ukur penelitian meliputi

beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah membuat rancangan skala penelitian
47

(blueprint), menentukan aspek-aspek atau dimensi-dimensi penelitian, pembuatan

item, dan variasi item. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu alat ukur

yaitu skala academic engagement. Skala academic engagement (AE) mempunyai

variasi aitem, yaitu aitem yang favorable dan aitem unfavorable. Aitem favorable

adalah aitem yang berisi pernyataan yang mendukung item yang merujuk pada

variabel yang diukur. Sedangkan aitem unfavorable adalah aitem yang berisi

pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak pada variabel yang diukur.

Setiap aitem skala AE terdiri dari empat jawaban yang bisa dipilih salah satu

oleh subjek. Untuk aitem yang berjenis favourable: jawaban Sangat Setuju (SS)

diberi nilai 4; Setuju (S) diberi nilai 3; Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2; Sangat Tidak

Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk aitem yang berjenis unfavourable: jawaban

Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1; Setuju (S) diberi nilai 2; Tidak Setuju (TS) diberi

nilai 3; Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

Tahap yang kedua dalam menyusun alat ukur adalah menyusun format

instrumen. Format yang dicantumkan dalam skala penelitian ini adalah sebagai

petunjuk penelitian yang memudahkan subjek dalam mengisi skala penelitian.

Format dalam skala ini juga untuk mengukur academic engagement pada setiap

subjek dan membedakan ciri-ciri antara satu subjek dengan subjek lainnya. Format

yang dicantumkan dalam skala ini terdiri dari:

1) Halaman sampul skala, terdiri dari judul skala penelitian. Judul yang

tercantum adalah skala psikologi. Judul ini dicantumkan agar subjek dapat

mengisi dengan jujur dan tidak dibuat-buat.


48

2) Kata pengantar, terdiri dari penjabaran penjelasan mengapa peneliti

melakukan penelitian. Isi dari kata pengantar adalah latar belakang mengapa

penelitian dibuat, tujuan penelitian, jaminan kerahasiaan bagi subjek yang

mengisi, dan kata-kata yang bisa membuat subjek mengisi skala sesuai

dengan keadaan subjek.

3) Identitas Responden, meliputi nama subjek, status mahasiswa subjek

(bekerja/tidak bekerja), jenis kelamin (laki-laki/perempuan), pendidikan

terakhir subjek (SMA / S-1), dan usia subjek.

4) Petunjuk Pengisian, berisi bagaimana cara untuk mengisi skala dengan baik

dan benar. Petunjuk pengisian dijabarkan dengan paragraf yang mudah

dimengerti oleh subjek yang mengisi.

5) Butir Instrumen, terdiri dari 19 aitem yang merupakan pernyataan tentang

academic engagement.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan mulai dari tanggal 9 Oktober 2018 sampai

dengan tanggal 18 Oktober 2018. Penelitian ini menguji coba alat ukur yang

digunakan sekaligus sebagai data penelitian. Hasil uji coba alat ukur digunakan

sekaligus sebagai data penelitian, dimana hanya aitem yang valid saja yang akan

dianalisis. Teknik uji coba try out terpakai dipilih karena mempunyai keunggulan

yaitu lebih praktis dan sangat efisien, sehingga peneliti tinggal mencari subjek

tersisa yang ditargetkan dalam penelitian. Disamping itu, alasan lainnya adalah
49

keterbatasan waktu peneliti dalam melakukan penelitan dan keterbatasan subjek

yang mempunyai status mahasiswa yang bekerja.

Pengumpulan data penelitian dilakukan secara online dengan memakai situs

internet dari google form, dengan alamat link yang dibuat untuk mengisi skala yaitu

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScLcBnTSi9SCVF8QLYXxqERUvd

gcCFhomYBa_4sq9OVwIqXwA/viewform?c=0&w=1. Kemudian, link ini

disebarkan langsung oleh peneliti kepada responden melalui telepon genggam

dengan mengirimkan tautan di media sosial seperti Instagram, Line, WhatsApp.

Jumlah responden yang dikumpulkan untuk target peneliti adalah sebanyak 200

responden, dengan rincian 100 orang dengan status mahasiswa yang bekerja, dan

100 orang dengan status mahasiswa tidak bekerja. Pemberian skor pada skala

academic engagement dapat dilakukan setelah para responden dari dua kelompok

status yang berbeda telah selesai mengisi skala yang dibuat oleh peneliti.

Setiap aitem skala academic engagement mempunyai nilai yang berbeda-

beda. Untuk aitem yang berjenis favourable: jawaban Sangat Setuju (SS) diberi

nilai 4; Setuju (S) diberi nilai 3; Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2; Sangat Tidak

Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk aitem yang berjenis unfavourable: jawaban

Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1; Setuju (S) diberi nilai 2; Tidak Setuju (TS) diberi

nilai 3; Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

Setelah proses skoring telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah

proses tabulasi. Proses tabulasi dilakukan dengan memasukkan data skoring ke

dalam komputer, sehingga semua data yang didapat terkumpul daftar nilai. Data
50

yang telah ditabulasi kemudian diproses lebih lanjut dengan melaksanakan

beberapa pengujian, yaitu uji asumsi dan uji hipotesis.

4.2.2 Hasil Uji Daya Beda dan Reliabilitas Instrumen

4.2.2.1 Daya Beda

Pengujian daya beda instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana instrumen penelitian tersebut dapat dinyatakan valid atau

dapat dinyatakan sebagai suatu alat pengukuran. Pengujian validitas ini

menggunakan bantuan aplikasi komputer. Berdasarkan hasil uji validitas, maka

dapat diketahui bahwa dari 30 aitem academic engagement yang telah dibuat oleh

peneliti, 19 aitem dinyatakan valid. Untuk 19 aitem yang dinyatakan valid dengan

koefisien 0,373 sampai dengan 0,065 memiliki nilai signifikansi antara 0,000

sampai dengan 0,005.

Dapat disimpulkan bahwa instrumen yang terdapat dalam penelitian ini

valid dan dapat digunakan. Untuk lebih jelas dan ringkas tentang instrumen dan

aitem yang valid dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Daftar Aitem yang Valid

Aitem
No. Dimensi Total
Favorable Unfavorable
Vigor
1 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9 9
(Semangat)
Absorption
2 11, 12, 13 10 4
(Penyerapan)
Dedication 14, 15, 16,
3 - 6
(Dedikasi) 17, 18, 19
Total Aitem 19
51

4.2.2.2 Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana instrumen yang telah dibuat dapat dipakai dalam penelitian lainnya.

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Cronbach

alpha dengan bantuan perhitungan menggunakan aplikasi pengolah data.

Tabel 4.2 Hasil Reliabilitas Penelitian


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.875 19

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh hasil sebesar 0,875. Dapat

disimpulkan bahwa instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini memiliki

tingkat interpretasi yang tinggi. Berikut adalah tabel interpretasi nilai reliabilitas:

Tabel 4.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas

Besar Linier Interpretasi


0,800-1,000 Tinggi
0,600-0,800 Cukup
0,400-0,600 Agak Rendah
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat Rendah

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, dimana peneliti

membandingkan dua kelompok subjek yang berbeda. Untuk menganalisis hasil

penelitian, peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan


52

kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode

statistik yang digunakan oleh peneliti adalah untuk menghitung besarnya mean

teoritik (µ), dan standar deviasi (σ) dengan didasarkan kepada jumlah aitem dalam

penelitian, skor maksimal, dan skor minimal pada masing-masing alternatif

jawaban. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kategori

model distribusi normal (Azwar, 2016:149). Penggolongan subjek ke dalam tiga

kategori berikut, yaitu:

Tabel 4.4 Distribusi Normal Tiga Kategori

Interval Kategori
X < (µ - 1,0 σ) Rendah
(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) Sedang
(µ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi

Keterangan: M = Mean
σ = Standar Deviasi
X = Skor

Deskripsi data diatas dapat memberikan gambaran penting mengenai

distribusi skor skala kepada kelompok subjek yang dikenai pengukuran, yang dalam

penelitian ini yaitu kelompok subjek dengan status mahasiswa bekerja dan

mahasiswa dan tidak bekerja. Data diatas dapat dijadikan informasi mengenai

keadaan subjek secara nyata pada aspek atau variabel yang diteliti (Azwar,

2016:149).
53

4.3.1.1 Deskripsi Subjek

Analisis deskriptif subjek penelitian dilakukan berdasarkan penyebaran

kuesioner sebanyak 200 lembar elektronik google form yang diisi secara lengkap

oleh subjek penelitian. Semua subjek penelitian yang terlibat telah memenuhi

kriteria sebagai subjek penelitian. Para subjek yang telah terpilih harus mengisi

usia, jenis kelamin, status mahasiswa, dan pendidikan terakhir secara jujur.

Berdasarkan penyebaran 200 lembar kuesioner elektronik google form,

didapati bahwa 100 orang subjek mempunyai status mahasiswa yang bekerja

(50%), dan 100 orang subjek lainnya mempunyai status mahasiswa yang tidak

bekerja (50%). Informasi detail mengenai hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah

ini.

Tabel 4.5 Sebaran Mahasiswa Subjek Penelitian

Status Mahasiswa Jumlah Persen


Mahasiswa yang Bekerja 100 50%
Mahasiswa yang tidak Bekerja 100 50%
Total 200 100%

Berdasarkan penyebaran 200 lembar kuesioner elektronik google form,

didapati bahwa 73 orang subjek mempunyai jenis kelamin laki-laki (36,5%), dan

127 orang subjek lainnya mempunyai jenis kelamin perempuan (63,5%). Informasi

detail mengenai hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Sebaran Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Persen


Laki-laki 73 36,5%
Perempuan 127 63,5%
Total 200 100%
Total 200 100%
54

Berdasarkan penyebaran 200 lembar kuesioner elektronik google form,

didapati bahwa 173 orang subjek mempunyai pendidikan terakhir SMA (86%), dan

27 orang subjek lainnya mempunyai pendidikan terakhir S1 (13,5%). Informasi

detail mengenai hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini

Tabel 4.7 Sebaran Pendidikan Terakhir Subjek Penelitian

Pendidikan Terakhir Jumlah Persen


SMA 173 86,5%
S1 27 13,5%
Total 200 100%

Berdasarkan penyebaran 200 lembar kuesioner elektronik google form,

didapati bahwa 49 subjek mempunyai rentang usia 18-19 tahun (24,5%), 47 subjek

mempunyai rentang usia 20-21 tahun (23,5%), 72 subjek mempunyai rentang usia

22-23 tahun (36%), 22 subjek mempunyai rentang usia 24-25 tahun (11%), 2 subjek

mempunyai rentang usia 26-27 tahun (1%), 2 subjek mempunyai rentang usia 28-

29 tahun (1%), dan 6 subjek mempunyai rentang usia diatas 34 tahun (3%).

Informasi detail mengenai hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.8 Sebaran Usia Subjek Penelitian

Usia Jumlah Persen


18-19 Tahun 49 24,5%
20-21 Tahun 47 23,5%
22-23 Tahun 72 36 %
24-25 Tahun 22 11 %
26-27 Tahun 2 1%
28-29 Tahun 2 1%
Diatas 34 Tahun 6 3%
Total 200 100%
55

4.3.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1.2.1 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja

Gambaran umum academic engagement pada status mahasiswa yang

bekerja dapat dilihat dari instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti

dengan jumlah 19 aitem. Pada instrumen penelitian yang telah dibuat, angka 4

menunjukkan skor tertinggi dan angka 1 menunjukkan skor terendah. Hasil dari

proses perhitungan statistic academic engagement dapat dilihat berikut ini:

Jumlah aitem = 19

Skor tertinggi = 19 x 4 = 76

Skor terendah = 19 x 1 = 19

Mean teoritik = (Skor tertinggi + skor terendah) : 2

= 95 : 2

= 47,5

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (76 – 19) : 6

= 9,5

Gambaran secara umum academic engagement pada status mahasiswa

yang bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean teoritik = 47,5 dan

standar deviasi (SD) = 9,5. Selanjutnya peneliti memperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 47,5 – 9,5 = 38

Mean + 1,0 SD = 47,5 + 9,5 = 57


56

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi academic

engagement pada status mahasiswa yang bekerja.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Mahasiswa yang Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 38 16 16 %
Sedang 38 ≤ X < 57 77 77 %
Tinggi 57 ≤ X 7 7%
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement pada status

mahasiswa yang bekerja secara empiris:

Tabel 4.10 Statistik Empiris Academic Engagement Mahasiswa yang Bekerja


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Status Mahasiswa yang


100 38 70 53.59 6.952
Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar 53,59

yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval skor

38 ≤ X < 57. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement pada status

mahasiswa yang bekerja dengan total subjek 100 secara empirik berada pada

kategori sedang. Sehingga, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja termasuk dalam

kategori sedang. Berikut adalah gambaran diagram tingkat academic engagement

pada mahasiswa yang bekerja berikut ini.


57

Gambar 4.1 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja

ACADEMIC ENGAGEMENT PADA


MAHASISWA YANG BEKERJA
Tinggi; 7%
Rendah; 16%

Sedang; 77%

4.3.1.2.2 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Bekerja

Berdasarkan Dimensi

4.3.1.2.2.1 Vigor (Semangat)

Salah satu aspek yang terdapat dalam academic engagement adalah

vigor (semangat). Berikut ini adalah gambaran aspek vigor pada status mahasiswa

yang bekerja:

Jumlah aitem =9

Skor tertinggi = 9 x 4 = 36

Skor terendah =9x1=9

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (36 + 9) : 2

= 22,5

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (36 – 9) : 6
58

= 4.5

Gambaran secara umum academic engagement pada status mahasiswa

yang bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean teoritik = 22,5 dan

standar deviasi (SD) = 4,5. Selanjutnya peneliti memperoleh perhitungan sebagai

berikut:

Mean – 1,0 SD = 22,5 – 4,5 = 18

Mean + 1,0 SD = 22,5 + 4,5 = 27

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi academic

engagement aspek vigor pada status mahasiswa yang bekerja.

Tabel 4.11 Frekuensi Distribusi Academic Engagement Aspek Vigor Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 18 5 5%
Sedang 18 ≤ X < 27 75 75 %
Tinggi 27 ≤ X 20 20 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement pada

mahasiswa yang bekerja secara empiris.

Tabel 4.12 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Vigor Mahasiswa yang

Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Vigor Mahasiswa yang


100 14 34 24.28 4.105
Bekerja
Valid N (listwise) 100
59

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat academic

engagement pada status mahasiswa yang bekerja berdasarkan dimensi vigor dengan

total subjek 100 secara empirik berada pada kategori sedang. Hasil perhitungan

statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar 24,28 yang jika dilihat

berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval skor 18 ≤ X < 27 yang

berarti mean empirik termasuk ke dalam kategori sedang. Sehingga, dari uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat academic engagement pada status

mahasiswa yang bekerja berdasarkan dimensi vigor termasuk dalam kategori

sedang. Berikut ini adalah diagram gambaran tingkat academic engagement

dimensi vigor berikut ini.

Gambar 4.2 Gambaran Aspek Vigor Pada Status Mahasiswa yang Bekerja

ASPEK VIGOR PADA MAHASISWA YANG


BEKERJA
Rendah; 5%
Tinggi; 20%

Sedang; 75%
60

4.3.1.2.2.2 Absorption (Penyerapan)

Salah satu aspek yang terdapat dalam academic engagement adalah

absorption (penyerapan). Berikut ini adalah gambaran academic engagement aspek

absorption pada status mahasiswa yang bekerja:

Jumlah aitem =4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah =4x1=4

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (16 + 4) : 2

= 10

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (16 – 4) : 6

=2

Gambaran secara umum aspek absorption dalam academic engagement

pada status mahasiswa yang bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean

teoritik = 10 dan standar deviasi (SD) = 2. Selanjutnya peneliti memperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 10 – 2 = 8

Mean + 1,0 SD = 10 + 2 = 12

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi aspek

absorption dalam academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja.


61

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Absorption Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X<8 6 6%
Sedang 8 ≤ X < 12 84 84 %
Tinggi 12 ≤ X 10 10 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement pada

mahasiswa yang bekerja berdasarkan dimensi absorption secara empirik:

Tabel 4.14 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Absorption Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Absorption Mahasiswa


100 5 15 10.32 2.009
yang Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar

10,32 yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval

skor 8 ≤ X < 12. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement pada status

mahasiswa yang bekerja berdasarkan dimensi absorption dengan total subjek 100

secara empirik berada pada kategori sedang. Sehingga, dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja

berdasarkan dimensi absorption termasuk dalam kategori sedang. Berikut ini

adalah diagram gambaran tingkat academic engagement dimensi absorption.


62

Gambar 4.3 Gambaran Aspek Absorption Pada Mahasiswa yang Bekerja

DIMENSI ABSORPTION PADA MAHASISWA


YANG BEKERJA
Rendah; 6% Tinggi; 10%

Sedang; 84%

4.3.1.2.2.3 Dedication (Dedikasi)

Dedication (Dedikasi) termasuk dalam salah satu aspek dalam

academic engagement. Berikut ini adalah gambaran aspek dedication dalam

academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja.

Jumlah aitem =6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah =6x1=6

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (24 + 6) : 2

= 15

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6


63

= (24 – 6) : 6

=3

Gambaran secara umum aspek dedication dalam academic engagement

pada mahasiswa yang bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean

teoritik = 15 dan standar deviasi (SD) = 3. Selanjutnya peneliti memperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 15 – 3 = 12

Mean + 1,0 SD = 15 + 3 = 18

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi aspek

dedication dalam academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja.

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Dedication Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 12 1 1%
Sedang 12 ≤ X < 18 49 49 %
Tinggi 18 ≤ X 50 50 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement pada

mahasiswa yang bekerja berdasarkan aspek dedication secara empirik:

Tabel 4.16 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Dedication Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Dedication Mahasiswa


100 11 24 18.99 2.500
yang Bekerja
Valid N (listwise) 100

Valid N (listwise) 100


64

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar

18,99 yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval

skor 18 ≤ X. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat academic

engagement pada status mahasiswa yang bekerja berdasarkan aspek dedication

dengan total subjek 100 secara empirik berada pada kategori tinggi. Sehingga, dari

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat academic engagement pada status

mahasiswa yang bekerja berdasarkan dimensi dedication termasuk dalam kategori

tinggi. Berikut ini adalah diagram gambaran tingkat academic engagement dimensi

dedication.

Gambar 4.4 Gambaran Aspek Dedicaton Pada Mahasiswa yang Bekerja

ASPEK DEDICATION PADA MAHASISWA


YANG BEKERJA
Rendah; 1%

Sedang ; 49% Tinggi; 50%

4.3.1.2.3 Rangkuman Hasil Academic Engagement Pada Mahasiswa yang

Bekerja

Berdasarkan hasil dari berbagai aspek dalam academic engagement,

peneliti merangkum penjelasan deskriptif aspek-aspek dalam academic

engagement dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah gambaran dalam bentuk tabel:
65

Tabel 4.17 Rangkuman Distribusi Aspek-Aspek Academic Engagement Pada

Mahasiswa yang Bekerja

Aspek Distribusi F %
Frekuensi
Vigor (Semangat) Rendah 5 5%
Sedang 75 75%
Tinggi 20 20%
Absorption Rendah 6 6%
(Penyerapan) Sedang 84 84%
Tinggi 10 10%
Dedication Rendah 1 1%
(Dedikasi) Sedang 49 49%
Tinggi 50 50%
Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek diatas, maka secara

lebih jelas bisa dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.5 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa

yang Bekerja

Aspek-Aspek Academic Engagement pada Mahasiswa


yang Bekerja

84%
90%
75%
80%
70%
60% 49% 50%
50%
40%
30% 20%
20% 10%
5% 6%
10% 1%
0%
Vigor Absorption Dedication

Rendah Sedang Tinggi

Pada diagram diatas yang mengacu kepada perolehan persentasi, dapat

diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa yang bekerja pada aspek vigor dan
66

absorption berada di tingkatan sedang dengan perolehan persentasi sebesar 75%

dan 84%. Hal yang berbeda ditemukan pada aspek dedication, dimana sebagian

besar mahasiswa dengan status bekerja menempati kategori tinggi sebesar 50%.

4.3.1.2.4 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak

Bekerja

Gambaran umum academic engagement pada status mahasiswa yang

tidak bekerja dapat dilihat dari instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti

dengan jumlah 19 aitem. Pada instrumen penelitian yang telah dibuat, angka 4

menunjukkan skor tertinggi dan angka 1 menunjukkan skor terendah. Hasil dari

proses perhitungan statistic academic engagement dapat dilihat berikut ini:

Jumlah aitem = 19

Skor tertinggi = 19 x 4 = 76

Skor terendah = 19 x 1 = 19

Mean teoritik = (Skor tertinggi + skor terendah) :2

= 95 : 2

= 47,5

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (76 – 19) : 6

= 9,5

Gambaran secara umum academic engagement pada status mahasiswa

yang tidak bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean teoritik = 47,5
67

dan standar deviasi (SD) = 9,5. Selanjutnya peneliti memperoleh perhitungan

sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 47,5 – 9,5 = 38

Mean + 1,0 SD = 47,5 + 9,5 = 57

Berdarsarkan perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi

academic engagement pada mahasiswa yang bekerja.

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Pada Status Mahasiswa

yang Tidak Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 38 5 5%
Sedang 38 ≤ X < 57 85 85 %
Tinggi 57 ≤ X 10 10 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement pada

mahasiswa yang tidak bekerja secara empirik:

Tabel 4.19 Statistik Empirik Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak

Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Academic
Engagement Mahasiswa 100 44 75 56.83 6.607
yang tidak Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar 56,83

yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval skor

38 ≤ X < 57. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement pada status

mahasiswa yang tidak bekerja dengan total subjek 100 secara empirik berada pada
68

kategori sedang. Sehingga, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

academic engagement pada status mahasiswa yang tidak bekerja termasuk dalam

kategori sedang. Berikut ini adalah diagram gambaran tingkat academic

engagement pada status mahasiswa yang tidak bekerja.

Gambar 4.6 Diagram Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak Bekerja

ACADEMIC ENGAGEMENT PADA MAHASISWA


YANG TIDAK BEKERJA
Rendah; 5% Tinggi; 10%

Sedang; 85%

4.3.1.2.5 Gambaran Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak

Bekerja Berdasarkan Dimensi

4.3.1.2.5.1 Vigor (Semangat)

Salah satu aspek yang terdapat dalam academic engagement adalah

vigor (semangat). Berikut ini adalah gambaran aspek vigor pada status mahasiswa

yang tidak bekerja:

Jumlah aitem =9
69

Skor tertinggi = 9 x 4 = 36

Skor terendah =9x1=9

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (36 + 9) : 2

= 22,5

Standar deviasi = (Skor tertinggi – Skor terendah) : 6

= (36 – 9) : 6

= 4.5

Gambaran secara umum academic engagement aspek vigor pada

mahasiswa yang tidak bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean

teoritik = 22,5 dan standar deviasi (SD) = 4,5. Selanjutnya peneliti memperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 22,5 – 4,5 = 18

Mean + 1,0 SD = 22,5 + 4,5 = 27

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi academic

engagement aspek vigor pada status mahasiswa yang tidak bekerja.

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Acacemic Engagement Aspek Vigor pada

Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 18 2 2%
Sedang 18 ≤ X < 27 69 69 %
Tinggi 27 ≤ X 29 29 %
Jumlah 100 100 %
70

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement dimensi

vigor pada mahasiswa yang tidak bekerja secara empirik:

Tabel 4.21 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Vigor Pada Mahasiswa

yang Tidak Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Vigor Mahasiswa yang


100 17 36 25.97 3.852
tidak Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar

25,97 yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval

skor 18 ≤ X < 27. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement berdasarkan

aspek vigor pada status mahasiswa yang tidak bekerja dengan total subjek 100

secara empirik berada pada kategori sedang. Sehingga, dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat academic engagement berdasarkan aspek vigor pada

status mahasiswa yang tidak bekerja termasuk dalam kategori sedang. Berikut ini

adalah diagram gambaran tingkat academic engagement berdasarkan aspek vigor

pada status mahasiswa yang tidak bekerja.


71

Gambar 4.7 Diagram Aspek Vigor Pada Status Mahasiswa yang Tidak Bekerja

ASPEK VIGOR PADA MAHASISWA YANG


TIDAK BEKERJA
Rendah; 2%
Tinggi; 29%

Sedang; 69%

4.3.1.2.5.2 Absorption (Penyerapan)

Salah satu aspek yang terdapat dalam academic engagement adalah

absorption (penyerapan). Berikut ini adalah gambaran academic engagement aspek

absorption pada status mahasiswa yang bekerja:

Jumlah aitem =4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah =4x1=4

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (16 + 4) : 2

= 10

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (16 – 4) : 6 = 2

Gambaran secara umum aspek absorption dalam academic engagement

pada mahasiswa yang bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh mean


72

teoritik = 10 dan standar deviasi (SD) = 2. Selanjutnya peneliti memperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 10 – 2 = 8

Mean + 1,0 SD = 10 + 2 = 12

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi aspek

absorption dalam academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja.

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Absorption Pada

Mahasiswa yang tidak Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X<8 3 3%
Sedang 8 ≤ X < 12 81 81 %
Tinggi 12 ≤ X 16 16 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement aspek

absorption pada mahasiswa yang tidak bekerja secara empirik.

Tabel 4.23 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Absorption Pada


Mahasiswa yang Tidak Bekerja

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Absorption Mahasiswa


100 7 16 10.74 2.272
yang tidak Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar

10,74 yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval

skor 8 ≤ X < 12. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement berdasarkan

aspek absorption pada mahasiswa yang tidak bekerja dengan total subjek 100

secara empirik berada pada kategori sedang. Sehingga, dari uraian tersebut dapat
73

disimpulkan bahwa tingkat academic engagement berdasarkan aspek absorption

pada mahasiswa yang tidak bekerja termasuk dalam kategori sedang. Berikut ini

adalah diagram gambaran tingkat academic engagement aspek absorption pada

mahasiswa yang tidak bekerja.

Gambar 4.8 Diagram Aspek Absorption Pada Mahasiswa yang Tidak Bekerja

ASPEK ABSORPTION PADA STATUS


MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA
Rendah; 3%
Tinggi; 16%

Sedang; 81%

4.3.1.2.5.3 Dedication (Dedikasi)

Dedication (Dedikasi) termasuk dalam salah satu aspek dalam

academic engagement. Berikut ini adalah gambaran aspek dedication dalam

academic engagement pada status mahasiswa yang tidak bekerja.

Jumlah aitem =6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah =6x1=6


74

Mean teoritik = (Jumlah skor maksimal + jumlah skor minimal) : 2

= (24 + 6) : 2

= 15

Standar deviasi = (Skor tertinggi – skor terendah) : 6

= (24 – 6) : 6

=3

Gambaran secara umum aspek dedication dalam academic engagement

pada status mahasiswa yang tidak bekerja berdasarkan perhitungan diatas diperoleh

mean teoritik = 15 dan standar deviasi (SD) = 3. Selanjutnya peneliti memperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 15 – 3 = 12

Mean + 1,0 SD = 15 + 3 = 18

Perhitungan diatas dapat diperoleh distribusi frekuensi aspek

dedication dalam academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja.

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Academic Engagement Aspek Dedication Pada

Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Distribusi Interval Ʃ Subjek %


Frekuensi
Rendah X < 12 0 0%
Sedang 12 ≤ X < 18 29 29 %
Tinggi 18 ≤ X 71 71 %
Jumlah 100 100 %

Berikut ini adalah tabel statistik skala academic engagement aspek

dedication pada status mahasiswa yang tidak bekerja secara empirik:


75

Tabel 4.25 Statistik Empiris Academic Engagement Aspek Dedication Pada

Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil Dedication Mahasiswa


100 12 24 20.12 2.371
yang tidak Bekerja
Valid N (listwise) 100

Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh mean empiris sebesar

20,12 yang jika dilihat berdasarkan kategorisasi secara teoritik berada pada interval

skor 18 ≤ X. Dapat diketahui bahwa tingkat academic engagement berdasarkan

aspek dedication pada status mahasiswa yang tidak bekerja dengan total subjek 100

secara empirik berada pada kategori tinggi.Sehingga, dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat academic engagement berdasarkan aspek dedication

pada status mahasiswa yang tidak bekerja termasuk dalam kategori tinggi. Berikut

ini adalah diagram gambaran tingkat academic engagement aspek absorption pada

status mahasiswa yang tidak bekerja.

Gambar 4.9 Diagram Aspek Dedication Pada Mahasiswa yang Tidak Bekerja

ASPEK DEDICATION PADA MAHASISWA


YANG TIDAK BEKERJA
Rendah; 0%
Sedang ; 29%

Tinggi; 71%
76

4.3.1.2.6 Rangkuman Hasil Academic Engagement Pada Mahasiswa yang Tidak

Bekerja

Berdasarkan hasil dari berbagai aspek dalam academic engagement,

peneliti merangkum penjelasan deskriptif aspek-aspek dalam academic

engagement dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah gambaran dalam bentuk tabel

untuk mahasiswa yang tidak bekerja:

Tabel 4.26 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa

yang Tidak Bekerja

Aspek Distribusi F %
Frekuensi
Vigor (Semangat) Rendah 2 2%
Sedang 69 69%
Tinggi 29 29%
Absorption Rendah 3 3%
(Penyerapan) Sedang 81 81%
Tinggi 16 16%
Dedication Rendah 0 0%
(Dedikasi) Sedang 29 29%
Tinggi 71 71%

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek diatas, maka secara

lebih jelas bisa dilihat pada diagram berikut ini:


77

Gambar 4.10 Rangkuman Aspek-Aspek Academic Engagement Pada Mahasiswa

yang Tidak Bekerja

Aspek-Aspek Academic Engagement Pada


Mahasiswa yang Tidak Bekerja

100%
81%
80% 69% 71%

60%

40% 29% 29%


16%
20% 3%
2% 0%
0%
Vigor Absorption Dedication

Rendah Sedang Tinggi

4.3.1.2.7 Perbandingan Tingkat Academic Engagement Pada Mahasiswa yang

Bekerja dan Tidak Bekerja

Dari gambaran diagram diatas dapat diketahui bahwa pada aspek vigor

dan absorption, sebagian besar mahasiswa yang berstatus tidak bekerja menempati

golongan atau kategori sedang. Sedangkan pada aspek dedication, dapat dilihat

bahwa sebagian besar mahasiswa dengan status tidak bekerja menempati golongan

atau kategori tinggi. Setelah mengetahui gambaran dari berbagai aspek yang ada di

academic engagement, berikut ini adalah gambaran perbandingan aspek diantara

kedua kelompok dengan status yang berbeda:


78

Gambar 4.11 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Rendah) Pada

Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja

Perbandingan Academic Engagement (Kategori


Rendah) pada Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak
Bekerja
6%
6% 5%
5%
4% 3%
3% 2%
2% 1%
1% 0%
0%
Vigor Absorption Dedication

Mahasiswa yang Bekerja Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Pada berbagai aspek dalam academic engagement, mahasiswa yang

mempunyai status bekerja mempunyai tingkat kategori rendah yang lebih besar dari

pada mahasiswa yang berstatus tidak bekerja. Dilihat dari aspek vigor, mahasiswa

yang berstatus bekerja mempunyai tingkat kategori rendah yang lebih besar

dibandingkan mahasiswa yang berstatus tidak bekerja. Perbedaan dari keduanya

mempunyai selisih sebesar 3 %. Untuk aspek absosption, mahasiswa yang bekerja

juga mempunyai tingkat kategori rendah yang lebih besar dibandingkan mahasiswa

dengan status tidak bekerja. Selisih tingkat perbedaan kedua kelompok subjek

berkisar sebesar 3 %. Sedangkan pada aspek dedication, selisih keduanya kelompok

subjek hanya 1% saja.

Gambar 4.12 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Sedang) Pada

Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja


79

Perbandingan Academic Engagement (Kategori


Sedang) pada Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak
Bekerja

100% 84% 81%


75%
80% 69%

60% 49%

40% 29%

20%

0%
Vigor Absorption Dedication

Mahasiswa yang Bekerja Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Untuk perbedaan academic engagement yang ditinjau dari kategori

sedang, terlihat bahwa tingkat kategori academic engagement untuk kategori

sedang menunjukan bahwa mahasiswa yang mempunyai status bekerja jauh lebih

banyak jumlahnya dibandingkan dengan mahasiswa dengan status tidak bekerja.

Hal ini dapat terlihat pada aspek vigor, dimana pada aspek ini jumlah mahasiswa

yang berstatus bekerja lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

bekerja. Perbedaan keduanya pada aspek vigor mempunyai selisih 6% saja. Dalam

aspek absorption, jumlah persentase mahasiswa yang mempunyai status bekerja

jauh lebih banyak dibandingkan mahasiswa dengan status tidak bekerja. Perbedaan

aspek absorption untuk kedua kelompok subjek mempunyai selisih yang tipis

sebesar 3% saja. Sedangkan pada aspek dedication, perbedaan pada kedua

kelompok subjek mempunyai selisih 20 %. Selisih dalam aspek dedication di

kategori sedang ini cukup signifikan.


80

Gambar 4.13 Perbandingan Academic Engagement (Kategori Tinggi) Pada

Kelompok Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja

Perbandingan Academic Engagement


(Kategori Tinggi) pada Mahasiswa yang
Bekerja dan Tidak Bekerja

71%
80%
50%
60%

40% 29%
20% 16%
10%
20%
0%
Vigor Absorption Dedication

Mahasiswa yang Bekerja Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Jika di dua kategori sebelumnya (rendah dan sedang) kelompok subjek

mahasiswa yang berstatus bekerja mempunyai jumlah persentase yang lebih besar

dibandingkan kelompok subjek mahasiswa dengan status tidak bekerja, untuk

kategori tinggi ini kelompok subjek mahasiswa yang berstatus tidak bekerja

mempunyai jumlah persentase yang lebih besar. Dilihat dari aspek vigor,

mahasiswa yang mempunyai status bekerja menunjukkan jumlah persentase yang

lebih kecil dibandingkan dengan mahasiswa dengan status tidak bekerja. Perbedaan

selisih persentase dari kedua kelompok subjek tersebut sebesar 9%. Dilihat dari

aspek absorbtion, persentase jumlah mahasiswa yang tidak bekerja juga jauh lebih

banyak dibandingkan dengan persentase dari mahasiswa yang berstatus tidak

bekerja. Perbedaan selisih kedua kelompok tersebut adalah 6%. Dilihat dari aspek

dedication, perbedaan antara dua kelompok subjek terlihat sangat signifikan.

Perbedaan keduanya sebesar 21% dengan jumlah persentase mahasiswa yang


81

berstatus tidak bekerja jauh lebih banyak dibandingkan jumlah persentase

kelompok subjek mahasiswa yang statusnya bekerja.

4.3.2 Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah hal yang penting yang harus dilakukan

setelah semua data yang didapat dari seluruh responden telah terkumpul. Proses

analisis data dapat dilakukan dilakukan dengan uji asumsi dan uji hipotesis.

4.3.2.1 Uji Inferensial

4.3.2.1.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Uji normalitas terhadap data yang diperoleh dilakukan

sebelum uji hipotesis. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.27 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Bekerja TidakBekerja

N 100 100
Normal Parametersa,b Mean 53.59 56.83
Std. Deviation 6.952 6.607
Most Extreme Differences Absolute .094 .110
Positive .094 .110
Negative -.062 -.061
Test Statistic .094 .110
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .030 .005c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
82

Untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran adalah jika p > 0,05 maka

sebaran dinyatakan normal dan jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal.

Hasil uji normalitas terhadap instrumen academic engagement pada mahasiswa

yang bekerja diperoleh nilai tes Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,094 dengan

signifikansi sebesar 0.030 (p > 0,05). Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan

distribusi tidak normal. Sedangkan hasil uji normalitas terhadap instrumen

academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja diperoleh nilai tes

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,110 dengan signifikansi sebesar 0.005 (p > 0,05).

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa sebaran data instrumen

academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja menunjukkan distribusi

tidak normal.

4.3.2.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status

sebaran data penelitian adalah data yang homogen atau tidak homogen. Dalam uji

homogenitas, peneliti menggunakan Levene Test dengan bantuan aplikasi

komputer. Jika nilai p > 0,05 maka data bersifat homogen, sedangkan nilai p < 0,05

maka dapat dinyatakan data bersifat tidak homogen. Hasil dari perhitungan

menggunakan Levene Test, diperoleh nilai Levene Statistic sebesar 0,627 dengan

nilai signifikansi (p) sebesar 0,429. Dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian

ini bersifat homogen karena nilai signifikansi p 0,429 > 0,05. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.


83

Tabel 4.28 Hasil Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Hasil Academic Engagement

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.627 1 198 .429

4.3.2.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan formula t-

test pada aplikasi komputer. Apabila dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai

signifikansi dibawah 0,05 (sig < 0,05) menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) dari

penelitian diterima. Jika dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi

diatas 0,05 (sig > 0,05), menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) dari penelitian ditolak.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.29 Hasil Uji Hipotesis

Paired Differences

Std.
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean t Df tailed)
Pair 1 MAHASISWA
BEKERJA -
MAHASISWA
TIDAK -3,24000 9,68193 ,96819 -3,346 99 ,001
BEKERJA

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah diperoleh, peneliti

memperoleh nilai signifikansi yaitu 0,001. Oleh karena nilai signifikansi dari

penelitian 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (Ha) dari

penelitian ini diterima. Bisa dikatakan bahwa ada perbedaan tingkat academic

engagement pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja di kota Semarang.
84

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement

Analisis deskriptif dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga kriteria

yaitu rendah, sedang, dantinggi. Pada analisis deskriptif, peneliti memperoleh hasil

bahwa secara umum academic engagement berada atau berkisar pada kategori

sedang. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa baik yang berstatus

bekerja ataupun tidak bekerja mempunyai tingkat academic engagement yang

sedang. Walaupun sebagian besar mahasiswa yang mempunyai status bekerja dan

tidak bekerja berada di kategori yang sedang, tetapi pada kategori tinggi mahasiswa

yang mempunyai status tidak bekerja mempunyai jumlah persentase yang lebih

banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai status bekerja pada

setiap aspek academic engagement.

4.4.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement Pada Mahasiswa

yang Bekerja

Jika dicermati lebih spesifik setiap aspek yang terdapat dalam academic

engagement (vigor, absorption, dan dedication), maka dapat digambarkan secara

rinci perbedaan tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja.

Dilihat dari aspek vigor, sebagian besar mahasiswa yang bekerja menempati kriteria

sedang. Dapat dijabarkan bahwa sebenarnya mahasiswa yang bekerja secara umum

bersemangat ketika melakukan perkuliahan, dan sebagian besar bisa mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dialami dalam dunia akademis. Akan tetapi, jika dilihat

dari mean empiris yang didapat, kelompok mahasiswa yang bekerja memperoleh

hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang tidak
85

bekerja. Hal ini dapat terjadi karena fokus yang terbagi antara kuliah dan bekerja,

serta tenaga yang habis karena beban pekerjaan.

Pada aspek absorption, kelompok subjek yaitu mahasiswa yang bekerja

sebagian besar masuk kedalam kelompok sedang. Penjabaran hasil tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang bekerja bisa mengerahkan

perhatian ketika melakukan perkuliahan. Jika dilihat dari hasil perolehan mean

empiris, kelompok mahasiswa yang bekerja menunjukkan bahwa tingkat

absorption lebih rendah. Tingkat absorption yang lebih rendah ini disebabkan

karena terbaginya fokus kepada pekerjaan dan perkuliahan. Nilai dan hasil dari

perkuliahan yang didapat tidak memuaskan.

Pada aspek yang terakhir dari academic engagement yaitu dedication,

sebagian besar mahasiswa yang bekerja masuk kedalam kategori tinggi. Dari hasil

tersebut dapat dijabarkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang bekerja

mempunyai rasa bangga yang tinggi terhadap tempat dimana menimba ilmu. Jika

membandingkan dari hasil mean empiris yang didapat, kelompok mahasiswa yang

bekerja mempunyai hasil yang lebih rendah dibandingkan hasil yang didapat

mahasiswa yang bekerja. Hal ini bisa terjadi karena mahasiswa yang bekerja lebih

bangga terhadap tempat dimana mereka bekerja dibandingkan dengan tempat

dimana mereka menimba ilmu. Tempat mereka bekerja bisa menghasilkan sesuatu

berupa uang dan bisa mendapat soft skill yang dibutuhkan dibandingkan dengan

tempat dimana mereka menimba ilmu. Mereka yang bekerja ingin mencari sesuatu

yang lebih yang tidak didapat di perkuliahan. Ada berbagai penyebab mengapa

mahasiswa yang mempunyai status bekerja mempunyai tingkat academic


86

engagement yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai

status tidak bekerja.

Dalam survey yang dilakukan oleh Australian Council of Educational

Research (1999:8), kebanyakan mahasiswa memutuskan untuk bekerja karena

alasan ekonomi. Mereka sangat membutuhkan pekerjaannya untuk membiayai

hidup dan perkuliahannya sendiri. Pemikiran ini didasari karena rasa tanggung

jawab untuk membantu keluarga untuk meringankan beban biaya kuliah yang

mahal. Selain itu alasan lain mengapa mahasiswa memutuskan untuk mengambil

pekerjaan adalah karena mahasiswa tersebut sangat menikmati pekerjaan yang

dilakukan. Pekerjaan yang dipilih sangat sesuai dengan apa yang diinginkan,

sehingga mahasiswa bisa menikmati pekerjaan yang ada. Berbagai faktor yang

mempengaruhi, membuat terganggunya konsentrasi pada kegiatan akademik

mahasiswa yang bekerja.

Survey yang dilakukan oleh Australian Council of Educational Research

(1999:11) menyatakan bahwa dampak yang paling besar yang dirasakan oleh

mahasiswa yang bekerja adalah ketidakseimbangan antara waktu bekerja dan

belajar. Ketidakseimbangan antara bekerja dan belajar ini terjadi karena waktu yang

digunakan untuk bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang

digunakan untuk belajar. Mahasiswa yang memilih bekerja mempunyai kesulitan

untuk belajar karena waktu yang ada tidak efektif digunakan, karena sebagian besar

tenaga yang ada digunakan untuk bekerja. Hal ini membuat mahasiswa yang

mempunyai status bekerja tidak bisa terlibat lebih banyak dalam kegiatan akademis

dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai status tidak bekerja.


87

4.4.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Academic Engagement Pada Mahasiswa

yang Tidak Bekerja

Secara umum, mahasiswa yang mempunyai status tidak bekerja

mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan mahasiswa yang mempunyai

status tidak bekerja. Hal ini disebabkan karena banyaknya ketersediaan waktu yang

lebih banyak daripada mahasiswa yang berstatus bekerja, sehingga bisa

memanfaatkan waktu dengan baik dan juga bisa mengerjakan berbagai tugas atau

proyek kelompok dengan leluasa.

Jika dicermati lebih spesifik setiap aspek yang terdapat dalam academic

engagement (vigor, absorption, dan dedication), maka dapat digambarkan secara

rinci tingkat academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja. Dilihat dari

aspek vigor, sebagian besar mahasiswa yang tidak bekerja menempati kriteria

sedang. Dapat dijabarkan bahwa mahasiswa yang tidak bekerja secara umum

semangat dalam menjalani perkuliahan, dan bisa mengerjakan berbagai tugas

dengan baik.

Pada aspek absorption, kelompok subjek yaitu mahasiswa yang tidak

bekerja sebagian besar masuk kedalam kelompok sedang. Jika dibandingkan

dengan hasil mean empiris yang didapat dari mahasiswa yang bekerja, kelompok

mahasiswa yang tidak bekerja mempunyai hasil yang lebih tinggi. Hasil ini

menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai status tidak bekerja lebih bisa

konsentrasi dalam menyerap berbagai materi yang ada di dalam kelas maupun di
88

luar perkuliahan. Selain itu, mahasiswa yang mempunyai status tidak bekerja

mempunyai fokus yang lebih besar dalam memperhatikan materi perkuliahan.

Pada aspek yang terakhir dari academic engagement yaitu dedication,

sebagian besar mahasiswa yang tidak bekerja masuk kedalam kategori tinggi. Hal

ini terjadi karena kelompok mahasiswa yang tidak bekerja jauh lebih mempunyai

dedikasi untuk tempat perkuliahannya. Mereka mempunyai keinginan untuk

berprestasi di dalam perkuliahan dan mempunyai keinginan lebih untuk menjaga

nama baik kampus dimana pun mereka berada.

Mahasiswa yang tidak bekerja mempunyai tingkat academic engagement

yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang bekerja. Penelitian ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yau dan Chen (2013:35). Penelitian

yang dilakukan oleh Yau dan Chen (2013:35) menyatakan bahwa mahasiswa yang

mempunyai status tidak bekerja secara akademik jauh lebih baik dibandingkan

dengan mahasiswa yang bekerja. Ini terjadi karena mahasiswa yang mempunyai

status tidak bekerja tidak mempunyai kegiatan apapun diluar kegiatan akademis

lainnya (perkuliahan, tugas kelompok, dan lain-lain). Mahasiswa yang tidak bekerja

tidak hanya mempunyai akademik yang lebih baik, melainkan juga hubungan sosial

dan psikis yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja.

Hubungan sosial dengan teman kampus ataupun para pengajar dan keadaan

psikologis yang baik, menandakan bahwa hubungan mahasiswa yang tidak bekerja

dengan lingkungan kampus menjadi bermakna dan menyenangkan.

4.4.2 Pembahasan Analisis Inferensial Academic Engagement


89

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Peneliti dalam penelitian ini

memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran dan perbedaan

tingkat academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja dan yang tidak

bekerja. Untuk mengetahui bagaimana tingkat perbedaan antara kedua kelompok

subjek tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan menyebar skala.

Penelitian tersebut dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan peneliti

dalam penelitian ini. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “ada perbedaan

tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja

di kota Semarang”.

Untuk hasil perhitungan penelitian ini, peneliti menggunakan independent

sample t-test. Ketika menggunakan independent sample t-test, peneliti mendapat

atau memperoleh nilai signifikansi (2 tailed) sebesar 0,001. Jika nilai signifikansi

penelitian lebih kecil daripada 0,05 (sig. < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis dalam penelitian ini diterima. Akan tetapi, jika nilai signifikansi hasil

penelitian menunjukkan angka yang lebih besar daripada 0,05 (sig. > 0,05) maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis tidak diterima atau ditolak. Dalam penelitian

ini, hipotesis yang diajukan peneliti diterima, karena nilai signifikansi yang

diperoleh peneliti 0,001 < 0,05. Dapat disimpulkan, bahwa ada perbedaan tingkat

academic engagement pada status mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja.

Perbedaan ini dapat terlihat dimana status mahasiswa yang tidak bekerja

mempunyai tingkat academic engagement yang lebih besar dibandingkan dengan

status mahasiswa yang bekerja.


90

Hasil yang didapat oleh peneliti, didukung oleh penelitian dari Carney, dkk.

(2005:309). Penelitian yang dilakukan oleh Carney, dkk. (2005:309) dilakukan di

Skotlandia, dan ingin meneliti tentang dampak dari kesehatan dan performa

akademik pada mahasiswa yang mengambil pekerjaan paruh waktu. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika mahasiswa mempunyai pekerjaan

paruh waktu, dampak yang dihasilkan adalah menurunnya nilai dan performa

akademik di kampus. Hal ini terjadi karena sebagian waktu dari para subjek

digunakan untuk bekerja, sehingga menyebabkan para subjek kurang fokus dan

tidak bisa melakukan kegiatan akademik dengan maksimal. Hal yang berbeda justru

terjadi pada mahasiswa yang berstatus tidak bekerja.

Mahasiswa yang berstatus tidak bekerja cenderung lebih terikat dengan

berbagai kegiatan akademik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari

Mardelina dan Muhson (2017:206) yang meneliti tentang mahasiswa yang bekerja

dan yang tidak bekerja terhadap hasil akademik. Hasil dari penelitian Mardelina

dan Muhson (2017:206) yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Negeri

Yogyakarta dengan 2015 sampel, menyatakan bahwa mahasiswa yang tidak bekerja

mempunyai prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang

bekerja. Aktivitas belajar mahasiswa yang tidak bekerja juga jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja. Hal ini bisa terjadi karena

banyaknya waktu yang lebih banyak bagi mahasiswa yang berstatus tidak bekerja

untuk belajar lebih banyak dan terlibat dalam kegiatan akademis.


91

4.5 Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Ada

beberapa kelemahan yang ditemui peneliti yaitu keterbatasan peneliti untuk

menemui para subjek penelitian secara langsung. Subjek penelitian yang ada adalah

para mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja dengan berbagai kampus di kota

Semarang, dengan berbagai jurusan dan tingkat pendidikan yang berbeda, serta

kesibukan yang berbeda-beda pula. Dengan berbagai macam kesibukan yang

dimiliki masing-masing subjek, peneliti merasa kesulitan untuk bertemu secara

langsung dan membuat perjanjian untuk bertemu dengan para subjek. Kesulitan

untuk bertemu membuat peneliti melakukan penyebaran skala via online melalui

google form.

Konsekuensi yang peneliti dapatkan jika menyebarkan skala via online adalah

ketidak mampuan peneliti untuk memantau atau memperhatikan secara langsung

pengerjaan skala yang dilakukan oleh subjek. Pengisian skala secara langsung yang

dilakukan oleh subjek tanpa adanya pengawasan dari peneliti membuat subjek tidak

mengisi sesuai dengan keadaan subjek. Hal ini bisa menciptakan faking good dari

subjek.

Tidak hanya menciptakan faking good, konsekuensi yang peneliti dapatkan

ketika menyebarkan skala penelitian via online adalah tidak adanya paket data dari

subjek. Ketika peneliti memberi tautan (link) untuk mengisi skala kepada subjek,

subjek tidak memiliki data internet yang bisa digunakan untuk membuka tautan

skala penelitian.
92

Pelaksanaan penelitian juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu

kurangnya variasi aitem penelitian. Selain itu kekurangan lainnya adalah kurangnya

pembahasan dari berbagai sisi yang lain, seperti jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan lain-lain.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat academic

engagement pada status mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Dengan adanya

bukti bahwa kedua kelompok subjek berbeda tingkatan academic engagement,

menunjukkan bahwa hipotesis yang dibuat peneliti telah terbukti yaitu “Ada

Perbedaan Tingkat Academic Engagement Pada Status Mahasiswa Yang bekerja

Dan Tidak Bekerja di Kota Semarang)”. Kesimpulan Akhir yang dihasilkan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gambaran academic engagement pada mahasiswa yang bekerja masuk dalam

kategori sedang hingga tinggi.

2. Gambaran academic engagement pada mahasiswa yang tidak bekerja masuk

kedalam kategori sedang hingga tinggi.

3. Ada perbedaan tingkat academic engagement pada mahasiswa yang bekerja dan

yang tidak bekerja di Semarang

93
94

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti mengajukan beberapa saran:

1. Bagi Mahasiswa yang Bekerja

Peneliti berharap agar setiap mahasiswa yang bekerja dapat meningkatkan

keseimbangan antara kegiatan perkuliahan dan dunia akademis, dan dapat

meluangkan waktu jika diminta tolong untuk membantu mengisi skala

penelitian.

2. Bagi Mahasiswa yang Tidak Bekerja

Peneliti berharap agar setiap mahasiswa yang tidak bekerja agar tidak faking

good saat mengisi skala penelitian, dan bisa mengisi kuesioner sesuai keadaan

subjek.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar peneliti selanjutnya bisa melengkapi berbagai kekurangan

yang ada pada penelitian saat ini, dan membuat variasi aitem yang lebih banyak.

Peneliti selanjutnya juga bisa meninjau academic engagement dari berbagai sisi

yang lain, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Abolmaali, K., Rashedi, M., & Ajilchi, B. (2014). Explanation of Academic


Achievement Based on Personality Characteristics Psycho-Social Climate
of the Classroom and Students' Academic Engagement in Mathematics.
Journal of Applied Sciences, 226.
Akpan, I. D., & Umobong, M. E. (2013). Analysis of Achievement Motivation and
Academic Engagement of Students in Nigerian Classroom. Academic
Journal of Interdisciplinary Studies, 385-389.
Alrashidi, O., Phan, H. P., & Ngu, B. H. (2016). Academic Engagement: An
Overview of Its Definitions, Dimensions, and Major Conceptualizations.
International Education Studies, 42-45.
Andriani, C. (2015). Mahasiswa Dan Perguruan Tinggi Dalam Era ASEAN
Economic Community 2015. Seminar Nasional Manajemen dan Akuntansi
(SNEMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (p. 286). Padang:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Appleton, J. J., Christenson, S. L., Kim, D., & Reschly, A. L. (2005). Measuring
Cognitive and Psychological Engagement: Validation of the Student
Engagement Instrument. Journal Of School Psychology, 428-429.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekata Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ashkzari, M. K., Piryaci, S., & Kamelifar, L. (2018). Designing a Causal Model
For Fostering Academic Engagement And Verification Of Its Effect On
Educational Performance. International Journal of Psychology, 138.
Australian Council Of Educational Research. (1999). The Effect Of Part-Time Work
On College Students. Australia: Australian Council for Educational
Research Ltd.
Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Babatunde, M. M., & Olanrewaju, M. K. (2012). Predictive Influence of Students’
Academic Engagement and Academic Self-Concept on Achievement
Motivation Among Post Graduate Students in University of Ibadan, Oyo
State, Nigeria. International Journal of Science and Research (IJSR), 497-
499.

95
96

Bastelaer, A. v., Lemaitre, G., & Marianna, P. (1997). The Definition of Part-Time
Work for the Purpose of International Comparisons. OECD Labour Market
and Social Policy Occasional Papers, 7.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri, 27.
Çalişkan, B. Ö., & Mercangöz, B. A. (2013). Satisfaction and Academic
Engagement Among Undergraduate Students: A Case In Istanbul
University. International Journal of Research in Business and Social
Science, 84-88.
Carney, C., McNeish, S., & McCall, J. (2005). The Impact Of Part Time
Employment On Students' Health And Academic Performance: A Scottish
Perspective. Journal Of Further And Higher Education, 309.
Crawford, G. R. (2012). Academic Engagement Of College Student Leaders.
Wright State University, 10-22.
Daulay, S. F., & Rola, F. (2014). Perbedaan Self Regulated Learning Antara
Mahasiswa yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Medan, Sumatera Utara,
Indonesia.
Dudija, N. (2011). Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara Mahasiswa
Yang Bekerja Dengan Mahasiswa Yang Tidak Bekerja. Jurnal Humanitas,
198.
Dudija, N. (2011). Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara Mahasiswa
Yang Bekerja Dengan Mahasiswa Yang Tidak Bekerja. Jurnal Humanitas,
Vol. VIII, 196.
Ellen A. Skinner, J. G. (1990). What It Takes to Do Well in School and Whether
I've Got It: A Process Model of Perceived Control and Children's
Engagement and Achievent In School . Journal of Educational Psychology
, 24.
Excel, S. S. (2016, Maret 24). 5 Keuntungan Kuliah sambil Bekerja. Retrieved from
Hipwee: http://www.hipwee.com/list/5-keuntungan-kuliah-sambil-bekerja/
Filmillah, I. (2014). Perbedaan Status Sosial Petani Tambak Desa Manyarejo
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Pasca Keberadaan Gresik. Jurnal
UIN, 12.
Filmillah, I. (2014). Perubahan Status Sosial Petani Tambak Desa Manyarejo
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Pasca Keberadaan Gresik. UIN
Sunan Ampel Surabaya, 12.
97

Gallup-Purdue Index. (2015). Great Jobs, Great Lives (The Relationship Between
Student Debt, Experiences and Perceptions of College Worth). Washington
D.C.: Gallup Inc.
Greenway, K. A. (2006). The Role of Spirituality in Purpose in Life and Academic
Engagement. Journal of College & Character, 2.
Greenwood, C. R., Horton, B. T., & Hutley, C. A. (2002). Academic Engagement:
Current Perspective On Research And Practice. School Psychology Journal,
329.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jimmerson, S., Campos, E., & Greif, J. (2003). Toward an Understanding of
Definitions and Measures of School Engagement and Measure Time.
California School Psychologist, 310-421.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indo. (2014). Keputusan
Direktur Jendral Pendidikan TInggi Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.
Liliswati, R., & Saputra, O. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketertarikan Mahasiswa Kuliah Dalam Kelas Besar. Jurnal Unila, 117.
Lubis, R., & Irma, N. H. (2015). Coping Stress Pada Mahasiswa Yang Bekerja.
Jurnal Diversita, 49.
Mardelina, E., & Muhson, A. (2017). Mahasiswa Bekerja Dan Dampaknya Pada
Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar. Jurnal Ekonomi, 202.
National Union of Students. (2015, May 20). Debt in The First Degree. London,
United Kingdom.
Oxenbridge, S., & Evesson, J. (2012). Young People Entering Work: A Review Of
The Research. London: ACAS Reserarch Publication.
Presiden Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2012 tentang Perguruan TInggi. Jakarta, DKI Jakarta.
Purwanto, H., Syah, N., & Rani, I. G. (2013). Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa
Yang Bekerja Dengan Tidak Bekerja Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan Jurusan Teknik Sipil FT-UNP. Jurnal CIVED ISSN 2302-3341,
37.
Rashedi, M., & Abolmaali, K. (2015). Prediction of Academic Engagement
Components based on Personality Characteristics and Psycho-social
Climate of Classroom among High School Students. Journal of Psychology
and Behavioural Studies, 127-133.
98

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.
Sakurai, Y. (2014). Understanding Factors Contributing to the Academic
Engagement of International Universty Students. University of Helsinski, 7.
Schaufeli, W. B., & Salanova, M. (2001, August 30). The Measurement Of
Engagement and Burnout: A Two Sample Confirmatory Factor Analytic
Approach. Netherlands.
Sekiguchi, T. (2012). Part-TIme Work Experience of University Students and
Career Development. Japan Labor Review, 5-7.
Siagian, Y. R. (2016). Dampak Kuliah Sambil Bekerja (Studi Kasus Mahasiswa
Universitas Riau yang Bekerja sebagai Operator Warnet). Jurnal Fisip
Unsri, 3.
Suarez-Orosco, C., & Pimentel, A. (2013, March 28). The Significance of
Relationships: Academic Engagement and Achievement Among Newcomer
Immigrant Youth. New York City, United States of America.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
The American College Personnel Association. (2004, Mei). Learning
Reconcidered: A Campus-Wide Focus On The Student Experience. Iowa,
United States of America.
Ugwu, F. O., & Onyishi, I. E. (2013). Exploring the Relationships Between
Academic Burnowut, Self-Efficacy and Academic Engagement Among
Nigerian College Students. The African Symposyum (p. 38). Nigeria: The
African Symposyum.
Wang, C. F., & Chen, S. H. (2013). Weighting the Benefits of Part-Time
Employment in College: Perspectives from Indigenous Undergraduates.
International Education Studies, 104-105.
Yau, H. K., & Cheng, A. L. (2013). An Analysis of Student Transition to
University: Full-Time vs. Part-Time Students. International Education
Research, 34.
Yuniardi, D. (26, Juni 2015). Arti dari Sebuah Mahasiswa. Retrieved from
Kompasiana: https://www.kompasiana.com/dimasyuniardi/arti-dari-
sebuah-mahasiswa_5500f578a33311bb745128ee
Zahri, T. N. (2013). Strategi Belajar Mahasiswa BK FIP UNP. Jurnal Konselor
Volume 2, 143.
99

LAMPIRAN
Skala Psikologi
Gavin Anderson Sianturi | Psikologi Unnes 2013

Selamat pagi/siang/sore/malam, perkenalkan nama saya Gavin Anderson Sianturi jurusan Psikologi
Unnes angkatan 2013. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang keterlibatan akademis
mahasiswa. Saya memohon bantuan anda untuk mengisi skala Psikologi yang saya buat. Mohon
untuk mengisi skala ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan anda saat ini.

* Required

1. Nama (Lengkap atau Inisial) *

2. Status Mahasiswa *
Check all that apply.

Mahasiswa yang Bekerja


Mahasiswa yang tidak Bekerja

3. Jenis Kelamin *
Check all that apply.

Laki-laki
Perempuan

4. Pendidikan Terakhir *
Check all that apply.

SMA (Sekolah Menengah Atas)


S-1 (Strata 1)

5. Usia *

Kuesioner Psikologi

Dibawah ini terdapat 19 pernyataan. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai
dengan diri anda. Jawablah berbagai item dibawah ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan diri
anda. Cara memilih jawaban pada setiap item adalah dengan klik lingkaran salah satu jawaban. Ada
4 jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)

6. 1. Dalam perkuliahan, saya selalu bersemangat. *


Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7. 2. Sebelum memulai perkulahan, saya mempelajari materi yang akan disampaikan dosen. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

8. 3. Tugas atau proyek yang diberikan dosen selalu langsung saya kerjakan. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

9. 4. Saya mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan teman saya untuk menyelesaikan


pekerjaan kelompok. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

10. 5. Saya tekun untuk mempelajari setiap mata kuliah yang ada. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

11. 6. Dalam memulai perkuliahan, saya merasa keberatan. *


Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

12. 7. Saya tidak sempat mempelajari materi yang dibahas di dalam kelas, karena ada
kesibukan yang lain. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
13. 8. Saya kesulitan dalam mengerjakan tugas karena banyak kegiatan yang akan saya
lakukan. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

14. 9. Saya lebih mengutamakan kegiatan yang menghasilkan uang daripada mengerjakan
tugas dari dosen. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

15. 10. Sejujurnya saya kesulitan untuk memfokuskan diri pada mata kuliah yang tidak saya
sukai. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

16. 11. Saya benar-benar fokus pada mata kuliah yang saya pelajari. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

17. 12. Dimanapun saya berada, saya tetap bisa fokus pada proses belajar yang saya jalani di
perkuliahan. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

18. 13. Banyaknya kegiatan yang saya jalani saat ini, tidak mempengaruhi fokus saya dalam
menjalani perkuliahan. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
19. 14. Saya merasa bangga bisa menimba ilmu di universitas saya saat ini. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

20. 15. Saya ingin menjadi mahasiswa yang berprestasi untuk jurusan atau fakultas saya saat
ini. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

21. 16. Teman sebaya yang ada di kampus, selalu bisa menjadi tempat untuk membuat saya
lebih baik lagi. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

22. 17. Saya tidak keberatan membela nama baik kampus di hadapan banyak orang. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

23. 18. Saya senang bertukar pikiran dengan teman dari universitas lain. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

24. 19. Saya temasuk mahasiswa yang menjaga nama baik kampus. *
Mark only one oval.

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Powered by
Tabulasi Skala Academic Engagement

Vigor (Semangat) Absorbtions (Penyerapan) Dedication (Dedikasi)


UF UF UF UF UF Keterangan Jenis Mahasiwa:
Status Mahasiswa Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Usia Total
AE1 AE2 AE3 AE4 AE5 AE6 AE7 AE8 AE9 AE10 AE11 AE12 AE13 AE14 AE15 AE16 AE17 AE18 AE19 1 = Mahasiswa yang Bekerja
Subjek 1 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 50 2 = Mahasiswa yang tidak Bekerja
Subjek 2 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 60
Subjek 3 1 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 48 Keterangan Jenis Kelamin:
Subjek 4 1 1 1 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 1 3 1 2 3 4 4 4 3 3 48 1 = Laki-laki
Subjek 5 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 3 1 3 3 1 52 2 = Perempuan
Subjek 6 2 2 1 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 1 3 2 3 4 4 4 3 3 3 59
Subjek 7 1 1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 50 Keterangan Pendidikan Terakhir
Subjek 8 1 2 1 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 51 1 = SMA (Sekolah Menengah Atas)
Subjek 9 2 2 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 62 2 = S-1 (Strata 1)
Subjek 10 2 1 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 60
Subjek 11 2 2 1 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 63 Keterangan Usia
Subjek 12 2 2 1 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 57 1 = 18-19 Tahun
Subjek 13 1 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 55 2 = 20-21 Tahun
Subjek 14 2 2 1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 63 3 = 22-23 Tahun
Subjek 15 2 1 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 4 = 24-25 Tahun
Subjek 16 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 69 5 = 26-27 Tahun
Subjek 17 1 1 1 3 3 3 1 3 2 3 3 2 1 1 2 2 3 3 4 4 3 3 3 49 6 = 28-29 Tahun
Subjek 18 1 2 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 58 7 = 30-31 Tahun
Subjek 19 1 1 1 3 4 3 2 2 3 3 1 1 2 2 4 2 1 4 3 2 3 4 3 49 8 = 32-33 Tahun
Subjek 20 1 1 1 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 57 9 = 33 > Tahun
Subjek 21 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 56
Subjek 22 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 38
Subjek 23 1 1 1 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 4 2 3 3 3 2 48
Subjek 24 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 58
Subjek 25 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
Subjek 26 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 4 42
Subjek 27 1 1 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 65
Subjek 28 1 1 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 57
Subjek 29 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 4 3 2 4 2 44
Subjek 30 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 47
Subjek 31 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 61
Subjek 32 1 1 2 9 2 2 1 1 1 4 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 40
Subjek 33 2 1 1 3 4 1 1 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 57
Subjek 34 1 2 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 52
Subjek 35 1 1 1 3 3 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 48
Subjek 36 1 2 2 4 3 1 1 4 4 2 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
Subjek 37 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 55
Subjek 38 2 1 1 1 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 64
Subjek 39 1 1 1 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 57
Subjek 40 2 2 1 4 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 62
Subjek 41 1 2 1 1 2 3 2 1 3 4 2 2 1 2 2 4 3 3 2 3 2 1 1 43
Subjek 42 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 52
Subjek 43 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 57
Subjek 44 1 2 2 9 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 70
Subjek 45 1 1 1 3 3 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 4 3 3 2 4 2 45
Subjek 46 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 48
Subjek 47 2 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Subjek 48 1 1 1 2 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 1 4 3 57
Subjek 49 2 1 1 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 4 3 1 2 4 4 3 3 4 3 57
Subjek 50 2 1 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 56
Subjek 51 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 55
Subjek 52 1 2 1 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 53
Subjek 53 1 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 50
Subjek 54 2 1 1 1 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 60
Subjek 55 2 2 1 1 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 57
Subjek 56 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 57
Subjek 57 2 2 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
Subjek 58 1 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
Subjek 59 2 2 1 1 4 2 4 1 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 61
Subjek 60 2 2 1 1 4 2 4 1 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 61
Subjek 61 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 4 57
Subjek 62 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 1 4 4 3 2 3 4 50
Subjek 63 2 2 1 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 3 51
Subjek 64 1 2 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
Subjek 65 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 52
Subjek 66 2 2 1 1 3 2 2 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 55
Subjek 67 2 1 1 1 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 56
Subjek 68 2 2 1 1 3 2 2 3 2 4 1 1 3 1 3 2 2 4 4 4 4 4 4 53
Subjek 69 1 2 1 1 4 3 3 4 4 3 2 3 3 1 4 2 4 3 4 3 4 4 4 62
Subjek 70 2 2 1 1 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 59
Subjek 71 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 57
Subjek 72 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 54
Subjek 73 2 1 1 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 59
Subjek 74 1 2 1 1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 56
Subjek 75 1 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 57
Subjek 76 1 2 1 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 63
Subjek 77 2 2 1 3 3 3 2 4 3 3 2 1 2 1 4 2 2 3 4 2 3 3 4 51
Subjek 78 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 53
Subjek 79 1 1 1 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 67
Subjek 80 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 60
Subjek 81 1 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 54
Subjek 82 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 52
Subjek 83 2 1 1 1 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 69
Subjek 84 1 2 1 1 3 3 2 3 3 3 1 1 3 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 52
Subjek 85 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Subjek 86 2 1 1 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 67
Subjek 87 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Subjek 88 2 1 1 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 68
Subjek 89 1 1 1 3 3 4 2 3 3 1 1 2 1 1 4 2 1 4 3 4 4 4 4 51
Subjek 90 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 1 1 4 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 52
Subjek 91 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
Subjek 92 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
Subjek 93 2 2 1 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 63
Subjek 94 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 58
Subjek 95 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3 4 4 4 3 4 4 51
Subjek 96 2 1 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 60
Subjek 97 2 1 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 55
Subjek 98 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 48
Subjek 99 2 2 1 1 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 56
Subjek 100 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 4 4 4 3 4 4 55
Subjek 101 1 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 47
Subjek 102 2 2 1 3 3 2 3 4 2 3 4 2 2 1 3 2 2 3 3 4 3 4 3 53
Subjek 103 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Subjek 104 2 2 1 1 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 58
Subjek 105 1 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 4 51
Subjek 106 2 2 1 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 60
Subjek 107 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 55
Subjek 108 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3 51
Subjek 109 2 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 3 53
Subjek 110 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 4 50
Subjek 111 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49
Subjek 112 2 2 1 1 4 3 2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 3 4 3 3 3 4 54
Subjek 113 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 53
Subjek 114 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 50
Subjek 115 2 2 1 1 3 2 2 4 2 3 2 2 4 1 3 2 3 4 4 4 4 3 3 55
Subjek 116 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 44
Subjek 117 1 2 2 6 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 53
Subjek 118 1 2 2 5 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 49
Subjek 119 1 1 2 9 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 68
Subjek 120 1 1 2 9 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 66
Subjek 121 2 2 1 2 3 2 2 4 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 52
Subjek 122 1 2 1 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 69
Subjek 123 1 2 1 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 58
Subjek 124 2 2 1 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 70
Subjek 125 1 1 2 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Subjek 126 1 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 50
Subjek 127 2 1 1 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 55
Subjek 128 2 2 1 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 70
Subjek 129 1 2 1 1 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 67
Subjek 130 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 53
Subjek 131 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 58
Subjek 132 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 50
Subjek 133 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
Subjek 134 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
Subjek 135 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 44
Subjek 136 1 1 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 51
Subjek 137 2 2 1 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 64
Subjek 138 2 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 50
Subjek 139 1 2 2 9 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 60
Subjek 140 1 2 2 5 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 4 2 3 4 45
Subjek 141 1 2 2 9 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 66
Subjek 142 2 2 1 2 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
Subjek 143 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 3 3 51
Subjek 144 1 1 2 4 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 3 4 2 4 3 38
Subjek 145 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 49
Subjek 146 1 1 1 3 3 1 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 2 4 4 4 2 4 3 50
Subjek 147 2 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 46
Subjek 148 2 1 1 1 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 53
Subjek 149 2 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 45
Subjek 150 1 2 2 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 62
Subjek 151 1 1 2 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 58
Subjek 152 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 58
Subjek 153 1 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 60
Subjek 154 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 75
Subjek 155 2 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 64
Subjek 156 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 58
Subjek 157 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 53
Subjek 158 1 1 1 2 4 1 4 4 4 4 1 3 1 1 2 1 1 4 4 2 4 4 4 53
Subjek 159 2 2 1 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 1 3 2 3 3 4 3 4 3 3 59
Subjek 160 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
Subjek 161 2 2 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 62
Subjek 162 1 2 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 50
Subjek 163 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 58
Subjek 164 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 3 50
Subjek 165 1 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 53
Subjek 166 1 1 1 3 3 2 2 2 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 4 3 51
Subjek 167 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 64
Subjek 168 2 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 56
Subjek 169 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 2 4 3 4 3 4 4 54
Subjek 170 1 2 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 51
Subjek 171 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 52
Subjek 172 1 1 1 2 3 2 2 4 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 53
Subjek 173 1 1 1 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 56
Subjek 174 1 1 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 67
Subjek 175 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
Subjek 176 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 47
Subjek 177 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1 4 4 3 4 4 4 47
Subjek 178 1 2 1 3 3 1 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 47
Subjek 179 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 4 3 3 4 3 3 53
Subjek 180 1 2 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
Subjek 181 2 1 1 2 4 3 2 1 4 1 1 2 2 4 3 4 3 4 3 3 1 4 1 50
Subjek 182 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 60
Subjek 183 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 53
Subjek 184 1 2 1 4 3 2 2 4 2 3 1 3 3 1 2 2 3 4 1 4 3 4 4 51
Subjek 185 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 1 2 3 2 44
Subjek 186 1 1 1 2 4 2 3 3 3 3 1 2 1 2 3 2 1 4 2 4 3 4 3 50
Subjek 187 1 1 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 58
Subjek 188 2 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 52
Subjek 189 1 1 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 68
Subjek 190 1 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 4 3 54
Subjek 191 1 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 56
Subjek 192 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 44
Subjek 193 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 49
Subjek 194 1 2 1 3 4 2 2 3 3 1 1 2 2 1 4 2 2 4 4 2 4 4 4 51
Subjek 195 1 1 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 64
Subjek 196 1 2 1 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 55
Subjek 197 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 47
Subjek 198 2 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
Subjek 199 1 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
Subjek 200 1 1 2 4 3 1 2 2 2 3 1 1 1 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 43
CORRELATIONS
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR0
0028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
[DataSet0]
Correlations

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
** *
VAR00001 Pearson Correlation 1 .649 .363 .407* .545** .274 .175 .039 .028 .074 .086 .324 .574** -.160 .191 .506** .340* .465** -.162 .194 .458** .319 .176 .175 .328 -.014 .123 .263 .252 -.023 .653**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .015 .001 .111 .314 .824 .872 .673 .625 .058 .000 .359 .271 .002 .046 .005 .352 .263 .006 .062 .313 .315 .054 .935 .480 .127 .144 .895 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00002 Pearson Correlation .649 ** 1 .440** .241 .404* .499** .305 .232 .013 .019 -.029 .181 .458** -.093 .233 .333 .432** .499** -.028 .277 .352* .441** .114 .400* .377* -.201 .050 .192 .341 * -.090 .665**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .163 .016 .002 .075 .180 .941 .914 .867 .299 .006 .596 .178 .051 .010 .002 .874 .107 .038 .008 .516 .017 .026 .248 .774 .269 .045 .608 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** * * * ** ** * ** * **
VAR00003 Pearson Correlation .363 .440 1 .395 .356 .285 .333 .420 .017 .203 .052 .000 .518 .113 .158 .445 .390 .484 .149 .338 .231 .238 -.047 .271 .249 -.039 -.057 .279 .313 .160 .664
Sig. (2-tailed) .032 .008 .019 .036 .097 .051 .012 .921 .241 .765 1.000 .001 .518 .365 .007 .021 .003 .394 .047 .182 .169 .787 .115 .149 .823 .746 .104 .067 .358 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00004 Pearson Correlation .407* .241 .395 * 1 .194 .370* .459** .509 ** -.031 .153 .119 .442** .273 .014 .301 .346* .035 .445** .363* .324 .176 .277 .290 .070 .229 .022 -.108 .326 .517** -.091 .649**
Sig. (2-tailed) .015 .163 .019 .265 .029 .006 .002 .859 .379 .495 .008 .113 .935 .078 .041 .841 .007 .032 .057 .312 .107 .091 .688 .186 .899 .536 .056 .001 .605 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00005 Pearson Correlation .545 ** .404* .356 * .194 1 .313 .200 .053 .068 .177 .295 .000 .377* .211 -.043 .550** .057 .400* .000 .295 .402* .368* .205 .236 .265 .026 -.028 .399* .201 -.031 .606**
Sig. (2-tailed) .001 .016 .036 .265 .067 .250 .764 .699 .308 .085 1.000 .026 .225 .806 .001 .743 .017 1.000 .086 .017 .030 .238 .171 .124 .884 .874 .018 .248 .858 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * ** ** ** * * ** **
VAR00006 Pearson Correlation .274 .499 .285 .370 .313 1 .485 .502 .157 .248 .193 .204 .119 .294 .277 .212 -.177 .491 .204 .299 .410 .338 .241 .113 -.004 -.435 -.175 .222 .182 -.146 .560
Sig. (2-tailed) .111 .002 .097 .029 .067 .003 .002 .368 .152 .267 .240 .495 .086 .108 .222 .309 .003 .240 .081 .014 .047 .164 .516 .984 .009 .315 .200 .295 .402 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00007 Pearson Correlation .175 .305 .333 .459** .200 .485** 1 .649 ** .272 .141 -.117 .228 .336* -.227 .473** .121 -.009 .401* .391* .522** .246 .048 .066 -.189 .061 -.117 -.350 * -.131 .304 -.093 .507**
Sig. (2-tailed) .314 .075 .051 .006 .250 .003 .000 .113 .419 .502 .188 .048 .189 .004 .490 .961 .017 .020 .001 .154 .784 .704 .277 .726 .502 .039 .455 .076 .593 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00008 Pearson Correlation .039 .232 .420 * .509** .053 .502** .649** 1 .257 .369 * -.124 .244 .300 .064 .499** .130 -.165 .391* .583** .373* .123 .113 .076 -.104 .112 -.124 -.300 .002 .370 * .029 .553**
Sig. (2-tailed) .824 .180 .012 .002 .764 .002 .000 .136 .029 .478 .158 .080 .716 .002 .455 .343 .020 .000 .027 .483 .517 .664 .551 .523 .478 .080 .989 .029 .868 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * *
VAR00009 Pearson Correlation .028 .013 .017 -.031 .068 .157 .272 .257 1 .564 .314 -.118 .162 .064 .200 .184 -.345 -.097 .210 .068 -.106 -.200 -.062 -.370 -.288 -.171 -.042 -.096 -.005 .104 .151
Sig. (2-tailed) .872 .941 .921 .859 .699 .368 .113 .136 .000 .066 .499 .352 .716 .250 .289 .042 .579 .226 .698 .546 .249 .724 .029 .094 .326 .808 .582 .978 .554 .387
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00010 Pearson Correlation .074 .019 .203 .153 .177 .248 .141 .369* .564** 1 .145 .051 .194 .276 .055 .154 -.321 -.009 .137 -.080 -.039 .112 .435** .053 .069 .039 -.134 .179 .295 .357* .391*
Sig. (2-tailed) .673 .914 .241 .379 .308 .152 .419 .029 .000 .406 .769 .265 .108 .755 .378 .060 .960 .432 .647 .825 .523 .009 .761 .692 .823 .443 .305 .085 .035 .020
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00011 Pearson Correlation .086 -.029 .052 .119 .295 .193 -.117 -.124 .314 .145 1 -.278 -.076 .594** -.166 .486** -.172 .132 -.179 -.110 .093 .112 .185 -.051 .022 -.346* .428* .515** .138 .114 .236
Sig. (2-tailed) .625 .867 .765 .495 .085 .267 .502 .478 .066 .406 .106 .663 .000 .339 .003 .324 .450 .304 .528 .597 .520 .287 .771 .899 .042 .010 .002 .428 .514 .172
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00012 Pearson Correlation .324 .181 .000 .442** .000 .204 .228 .244 -.118 .051 -.278 1 .244 -.223 .520** .117 -.089 .173 .113 .086 .128 .153 .043 -.061 -.032 .219 -.151 -.154 .165 -.243 .277
Sig. (2-tailed) .058 .299 1.000 .008 1.000 .240 .188 .158 .499 .769 .106 .158 .198 .001 .502 .612 .321 .518 .625 .465 .381 .805 .728 .857 .207 .388 .377 .342 .159 .108
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** * * * * ** **
VAR00013 Pearson Correlation .574 .458 .518 .273 .377 .119 .336 .300 .162 .194 -.076 .244 1 .023 .419 .413 .066 .651 .108 .202 -.002 -.020 -.088 -.113 .074 .007 -.171 -.067 .047 .039 .527
Sig. (2-tailed) .000 .006 .001 .113 .026 .495 .048 .080 .352 .265 .663 .158 .897 .012 .014 .708 .000 .535 .245 .991 .909 .614 .516 .673 .967 .327 .702 .788 .824 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00014 Pearson Correlation -.160 -.093 .113 .014 .211 .294 -.227 .064 .064 .276 .594** -.223 .023 1 -.125 .314 -.386* .315 -.051 -.223 -.046 .036 .177 .028 .014 -.250 .134 .436** -.075 -.012 .153
Sig. (2-tailed) .359 .596 .518 .935 .225 .086 .189 .716 .716 .108 .000 .198 .897 .473 .066 .022 .065 .769 .198 .793 .838 .308 .874 .935 .147 .443 .009 .667 .944 .380
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00015 Pearson Correlation .191 .233 .158 .301 -.043 .277 .473** .499 ** .200 .055 -.166 .520** .419* -.125 1 -.074 -.225 .303 .253 .091 -.175 -.337 * -.209 -.236 -.089 -.002 -.211 -.164 -.044 .010 .259
Sig. (2-tailed) .271 .178 .365 .078 .806 .108 .004 .002 .250 .755 .339 .001 .012 .473 .671 .193 .077 .142 .604 .315 .047 .228 .173 .610 .989 .224 .347 .802 .957 .134
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** * ** ** * * * * * **
VAR00016 Pearson Correlation .506 .333 .445 .346 .550 .212 .121 .130 .184 .154 .486 .117 .413 .314 -.074 1 .129 .386 .044 .126 .402 .348 .111 -.093 .131 -.057 .081 .416 .253 .011 .604
Sig. (2-tailed) .002 .051 .007 .041 .001 .222 .490 .455 .289 .378 .003 .502 .014 .066 .671 .461 .022 .802 .471 .017 .040 .527 .595 .452 .746 .643 .013 .143 .952 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00017 Pearson Correlation .340* .432** .390 * .035 .057 -.177 -.009 -.165 -.345* -.321 -.172 -.089 .066 -.386* -.225 .129 1 -.023 -.311 .119 .338* .226 -.062 .278 .397* .010 .147 .020 .195 .106 .171
Sig. (2-tailed) .046 .010 .021 .841 .743 .309 .961 .343 .042 .060 .324 .612 .708 .022 .193 .461 .897 .069 .494 .047 .193 .722 .106 .018 .953 .401 .908 .261 .544 .325
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00018 Pearson Correlation .465 ** .499** .484** .445** .400* .491** .401* .391* -.097 -.009 .132 .173 .651** .315 .303 .386* -.023 1 .173 .431** .155 .190 .048 .111 .233 -.223 -.162 .170 .253 -.176 .630**
Sig. (2-tailed) .005 .002 .003 .007 .017 .003 .017 .020 .579 .960 .450 .321 .000 .065 .077 .022 .897 .321 .010 .375 .276 .785 .526 .177 .198 .353 .330 .142 .313 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* * ** **

Page 1
Correlations

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
* * ** **
VAR00019 Pearson Correlation -.162 -.028 .149 .363 .000 .204 .391 .583 .210 .137 -.179 .113 .108 -.051 .253 .044 -.311 .173 1 .584 -.271 .014 .043 -.213 -.110 .020 -.258 .039 .165 .000 .258
Sig. (2-tailed) .352 .874 .394 .032 1.000 .240 .020 .000 .226 .432 .304 .518 .535 .769 .142 .802 .069 .321 .000 .115 .937 .805 .218 .528 .910 .134 .826 .342 1.000 .135
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00020 Pearson Correlation .194 .277 .338 * .324 .295 .299 .522** .373* .068 -.080 -.110 .086 .202 -.223 .091 .126 .119 .431** .584** 1 .147 .247 -.040 .021 .255 -.110 -.223 .126 .399 * .020 .482**
Sig. (2-tailed) .263 .107 .047 .057 .086 .081 .001 .027 .698 .647 .528 .625 .245 .198 .604 .471 .494 .010 .000 .400 .153 .820 .904 .140 .528 .199 .469 .017 .907 .003
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00021 Pearson Correlation .458 ** .352* .231 .176 .402* .410* .246 .123 -.106 -.039 .093 .128 -.002 -.046 -.175 .402* .338* .155 -.271 .147 1 .427* .069 .189 .332 -.006 -.079 .084 .202 -.137 .407*
Sig. (2-tailed) .006 .038 .182 .312 .017 .014 .154 .483 .546 .825 .597 .465 .991 .793 .315 .017 .047 .375 .115 .400 .010 .693 .276 .051 .974 .652 .630 .246 .432 .015
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * * * * * ** ** ** * **
VAR00022 Pearson Correlation .319 .441 .238 .277 .368 .338 .048 .113 -.200 .112 .112 .153 -.020 .036 -.337 .348 .226 .190 .014 .247 .427 1 .537 .602 .481 .027 .100 .301 .414 .169 .562
Sig. (2-tailed) .062 .008 .169 .107 .030 .047 .784 .517 .249 .523 .520 .381 .909 .838 .047 .040 .193 .276 .937 .153 .010 .001 .000 .003 .878 .566 .079 .013 .331 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00023 Pearson Correlation .176 .114 -.047 .290 .205 .241 .066 .076 -.062 .435** .185 .043 -.088 .177 -.209 .111 -.062 .048 .043 -.040 .069 .537** 1 .288 .290 -.081 .011 .359* .420 * .258 .373*
Sig. (2-tailed) .313 .516 .787 .091 .238 .164 .704 .664 .724 .009 .287 .805 .614 .308 .228 .527 .722 .785 .805 .820 .693 .001 .094 .091 .643 .950 .034 .012 .134 .027
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00024 Pearson Correlation .175 .400* .271 .070 .236 .113 -.189 -.104 -.370* .053 -.051 -.061 -.113 .028 -.236 -.093 .278 .111 -.213 .021 .189 .602** .288 1 .517** .137 .299 .265 .218 .131 .307
Sig. (2-tailed) .315 .017 .115 .688 .171 .516 .277 .551 .029 .761 .771 .728 .516 .874 .173 .595 .106 .526 .218 .904 .276 .000 .094 .001 .433 .081 .123 .209 .452 .073
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00025 Pearson Correlation .328 .377* .249 .229 .265 -.004 .061 .112 -.288 .069 .022 -.032 .074 .014 -.089 .131 .397* .233 -.110 .255 .332 .481** .290 .517** 1 .119 .207 .326 .517** .306 .507**
Sig. (2-tailed) .054 .026 .149 .186 .124 .984 .726 .523 .094 .692 .899 .857 .673 .935 .610 .452 .018 .177 .528 .140 .051 .003 .091 .001 .495 .232 .056 .001 .074 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** *
VAR00026 Pearson Correlation -.014 -.201 -.039 .022 .026 -.435 -.117 -.124 -.171 .039 -.346 .219 .007 -.250 -.002 -.057 .010 -.223 .020 -.110 -.006 .027 -.081 .137 .119 1 -.102 .041 .011 .214 -.036
Sig. (2-tailed) .935 .248 .823 .899 .884 .009 .502 .478 .326 .823 .042 .207 .967 .147 .989 .746 .953 .198 .910 .528 .974 .878 .643 .433 .495 .559 .816 .950 .217 .838
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00027 Pearson Correlation .123 .050 -.057 -.108 -.028 -.175 -.350* -.300 -.042 -.134 .428* -.151 -.171 .134 -.211 .081 .147 -.162 -.258 -.223 -.079 .100 .011 .299 .207 -.102 1 .316 .016 -.015 -.007
Sig. (2-tailed) .480 .774 .746 .536 .874 .315 .039 .080 .808 .443 .010 .388 .327 .443 .224 .643 .401 .353 .134 .199 .652 .566 .950 .081 .232 .559 .065 .928 .930 .969
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00028 Pearson Correlation .263 .192 .279 .326 .399* .222 -.131 .002 -.096 .179 .515** -.154 -.067 .436** -.164 .416* .020 .170 .039 .126 .084 .301 .359* .265 .326 .041 .316 1 .392 * .221 .466**
Sig. (2-tailed) .127 .269 .104 .056 .018 .200 .455 .989 .582 .305 .002 .377 .702 .009 .347 .013 .908 .330 .826 .469 .630 .079 .034 .123 .056 .816 .065 .020 .201 .005
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** * * * * ** * **
VAR00029 Pearson Correlation .252 .341 .313 .517 .201 .182 .304 .370 -.005 .295 .138 .165 .047 -.075 -.044 .253 .195 .253 .165 .399 .202 .414 .420 .218 .517 .011 .016 .392 1 .059 .592
Sig. (2-tailed) .144 .045 .067 .001 .248 .295 .076 .029 .978 .085 .428 .342 .788 .667 .802 .143 .261 .142 .342 .017 .246 .013 .012 .209 .001 .950 .928 .020 .735 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00030 Pearson Correlation -.023 -.090 .160 -.091 -.031 -.146 -.093 .029 .104 .357 * .114 -.243 .039 -.012 .010 .011 .106 -.176 .000 .020 -.137 .169 .258 .131 .306 .214 -.015 .221 .059 1 .178
Sig. (2-tailed) .895 .608 .358 .605 .858 .402 .593 .868 .554 .035 .514 .159 .824 .944 .957 .952 .544 .313 1.000 .907 .432 .331 .134 .452 .074 .217 .930 .201 .735 .307
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
VAR00031 Pearson Correlation .653 ** .665** .664** .649** .606** .560** .507** .553 ** .151 .391 * .236 .277 .527** .153 .259 .604** .171 .630** .258 .482** .407* .562** .373* .307 .507** -.036 -.007 .466** .592** .178 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .001 .387 .020 .172 .108 .001 .380 .134 .000 .325 .000 .135 .003 .015 .000 .027 .073 .002 .838 .969 .005 .000 .307
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00010 VAR00013 VAR00016 VAR00018 VAR00020
VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00025 VAR00028 VAR00029
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability
[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Page 2
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 35 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.875 19

Page 3
FREQUENCIES VARIABLES=JM JK PT U S
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Statistics

SKOR
JENIS JENIS PENDIDIKAN ACADEMIC
MAHASISWA KELAMIN TERAKHIR USIA ENGAGEMENT
N Valid 200 200 200 200 200
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.5000 1.6350 1.1350 2.6150 55.2100
Median 1.5000 2.0000 1.0000 3.0000 55.0000
a
Mode 1.00 2.00 1.00 3.00 57.00
Std. Deviation .50125 .48264 .34258 1.54880 6.95686
Variance .251 .233 .117 2.399 48.398
Range 1.00 1.00 1.00 8.00 37.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 38.00
Maximum 2.00 2.00 2.00 9.00 75.00
Sum 300.00 327.00 227.00 523.00 11042.00
Percentiles 25 1.0000 1.0000 1.0000 2.0000 50.0000
50 1.5000 2.0000 1.0000 3.0000 55.0000
75 2.0000 2.0000 1.0000 3.0000 58.7500
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table
JENIS MAHASISWA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid MAHASISWA BEKERJA 100 50.0 50.0 50.0
MAHASISWA TIDAK BEKERJA 100 50.0 50.0 100.0
Total 200 100.0 100.0

Page 1
JENIS KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 73 36.5 36.5 36.5
PEREMPUAN 127 63.5 63.5 100.0
Total 200 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA 173 86.5 86.5 86.5
S1 27 13.5 13.5 100.0
Total 200 100.0 100.0

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 - 19 TH 49 24.5 24.5 24.5
20 - 21 TH 47 23.5 23.5 48.0
22 - 23 TH 72 36.0 36.0 84.0
24 - 25 TH 22 11.0 11.0 95.0
26 - 27 TH 2 1.0 1.0 96.0
28 - 29 TH 2 1.0 1.0 97.0
> 34 TH 6 3.0 3.0 100.0
Total 200 100.0 100.0

Page 2
SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 38.00 2 1.0 1.0 1.0
40.00 1 .5 .5 1.5
42.00 1 .5 .5 2.0
43.00 2 1.0 1.0 3.0
44.00 5 2.5 2.5 5.5
45.00 3 1.5 1.5 7.0
46.00 1 .5 .5 7.5
47.00 6 3.0 3.0 10.5
48.00 8 4.0 4.0 14.5
49.00 6 3.0 3.0 17.5
50.00 16 8.0 8.0 25.5
51.00 13 6.5 6.5 32.0
52.00 10 5.0 5.0 37.0
53.00 15 7.5 7.5 44.5
54.00 5 2.5 2.5 47.0
55.00 14 7.0 7.0 54.0
56.00 11 5.5 5.5 59.5
57.00 18 9.0 9.0 68.5
58.00 13 6.5 6.5 75.0
59.00 4 2.0 2.0 77.0
60.00 9 4.5 4.5 81.5
61.00 3 1.5 1.5 83.0
62.00 5 2.5 2.5 85.5
63.00 4 2.0 2.0 87.5
64.00 5 2.5 2.5 90.0
65.00 1 .5 .5 90.5
66.00 2 1.0 1.0 91.5
67.00 4 2.0 2.0 93.5
68.00 3 1.5 1.5 95.0
69.00 3 1.5 1.5 96.5
70.00 3 1.5 1.5 98.0
73.00 2 1.0 1.0 99.0
75.00 2 1.0 1.0 100.0
Total 200 100.0 100.0

NEW FILE.
DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT.
T-TEST PAIRS=VAR00001 WITH VAR00002 (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
Page 3
/MISSING=ANALYSIS.

T-Test
[DataSet2]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 MAHASISWA BEKERJA 53.5900 100 6.95163 .69516
MAHASISWA TIDAK BEKERJA 56.8300 100 6.60740 .66074

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 MAHASISWA BEKERJA & MAHASISWA TIDAK
BEKERJA 100 -.019 .850

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 MAHASISWA BEKERJA - MAHASISWA TIDAK
-3.24000 9.68193 .96819 -5.16111 -1.31889 -3.346 99 .001
BEKERJA

DATASET ACTIVATE DataSet1.


ONEWAY S BY JM
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Warnings

Post hoc tests are not performed for SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT because
there are fewer than three groups.

Page 4
Descriptives
SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

95% Confidence Interval for Mean


N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
MAHASISWA BEKERJA 100 53.5900 6.95163 .69516 52.2106 54.9694 38.00 70.00
MAHASISWA TIDAK BEKERJA 100 56.8300 6.60740 .66074 55.5189 58.1411 44.00 75.00
Total 200 55.2100 6.95686 .49192 54.2399 56.1801 38.00 75.00

ANOVA

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 524.880 1 524.880 11.413 .001
Within Groups 9106.300 198 45.991
Total 9631.180 199

ONEWAY S BY JK
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Warnings

Post hoc tests are not performed for SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT because
there are fewer than three groups.

Descriptives

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

95% Confidence Interval for Mean


N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
LAKI-LAKI 73 54.7260 6.95274 .81376 53.1038 56.3482 38.00 69.00
PEREMPUAN 127 55.4882 6.97145 .61862 54.2640 56.7124 38.00 75.00
Total 200 55.2100 6.95686 .49192 54.2399 56.1801 38.00 75.00

Page 5
ANOVA

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 26.927 1 26.927 .555 .457
Within Groups 9604.253 198 48.506
Total 9631.180 199

ONEWAY S BY JK
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Warnings

Post hoc tests are not performed for SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT because
there are fewer than three groups.

Descriptives
SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

95% Confidence Interval for Mean


N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
LAKI-LAKI 73 54.7260 6.95274 .81376 53.1038 56.3482 38.00 69.00
PEREMPUAN 127 55.4882 6.97145 .61862 54.2640 56.7124 38.00 75.00
Total 200 55.2100 6.95686 .49192 54.2399 56.1801 38.00 75.00

ANOVA

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 26.927 1 26.927 .555 .457
Within Groups 9604.253 198 48.506
Total 9631.180 199

ONEWAY S BY PT
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway
Page 6
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Warnings

Post hoc tests are not performed for SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT because
there are fewer than three groups.

Descriptives
SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

95% Confidence Interval for Mean


N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
SMA 173 55.1676 6.57786 .50011 54.1805 56.1548 38.00 75.00
S1 27 55.4815 9.17090 1.76494 51.8536 59.1094 38.00 75.00
Total 200 55.2100 6.95686 .49192 54.2399 56.1801 38.00 75.00

ANOVA

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.301 1 2.301 .047 .828
Within Groups 9628.879 198 48.631
Total 9631.180 199

ONEWAY S BY U
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway
[DataSet1] D:\OLAH DATA\Gavin\DATA.sav

Page 7
Descriptives

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

95% Confidence Interval for Mean


N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
18 - 19 TH 49 56.4082 5.88401 .84057 54.7181 58.0982 43.00 75.00
20 - 21 TH 47 55.4681 7.30649 1.06576 53.3228 57.6134 42.00 73.00
22 - 23 TH 72 54.0833 6.50406 .76651 52.5550 55.6117 38.00 73.00
24 - 25 TH 22 54.6818 7.92456 1.68952 51.1683 58.1954 38.00 75.00
26 - 27 TH 2 47.0000 2.82843 2.00000 21.5876 72.4124 45.00 49.00
28 - 29 TH 2 55.0000 2.82843 2.00000 29.5876 80.4124 53.00 57.00
> 34 TH 6 61.6667 11.12954 4.54362 49.9869 73.3464 40.00 70.00
Total 200 55.2100 6.95686 .49192 54.2399 56.1801 38.00 75.00

ANOVA

SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 556.035 6 92.673 1.971 .072
Within Groups 9075.145 193 47.021
Total 9631.180 199

Post Hoc Tests

Page 8
Dependent Variable: SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT

Multiple Comparisons

Dependent Variable: SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


LSD

95% Confidence Interval


Mean
(I) USIA (J) USIA Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
18 - 19 TH 20 - 21 TH .94008 1.40003 .503 -1.8212 3.7014
22 - 23 TH 2.32483 1.26992 .069 -.1799 4.8295
24 - 25 TH 1.72635 1.75982 .328 -1.7446 5.1973
26 - 27 TH 9.40816 4.94675 .059 -.3485 19.1648
28 - 29 TH 1.40816 4.94675 .776 -8.3485 11.1648
> 34 TH -5.25850 2.96590 .078 -11.1082 .5912
20 - 21 TH 18 - 19 TH -.94008 1.40003 .503 -3.7014 1.8212
22 - 23 TH 1.38475 1.28590 .283 -1.1515 3.9210
24 - 25 TH .78627 1.77138 .658 -2.7075 4.2800
26 - 27 TH 8.46809 4.95088 .089 -1.2967 18.2329
28 - 29 TH .46809 4.95088 .925 -9.2967 10.2329
*
> 34 TH -6.19858 2.97277 .038 -12.0619 -.3353
22 - 23 TH 18 - 19 TH -2.32483 1.26992 .069 -4.8295 .1799
20 - 21 TH -1.38475 1.28590 .283 -3.9210 1.1515
24 - 25 TH -.59848 1.67045 .721 -3.8932 2.6962
26 - 27 TH 7.08333 4.91567 .151 -2.6120 16.7787
28 - 29 TH -.91667 4.91567 .852 -10.6120 8.7787
*
> 34 TH -7.58333 2.91376 .010 -13.3302 -1.8364
24 - 25 TH 18 - 19 TH -1.72635 1.75982 .328 -5.1973 1.7446
20 - 21 TH -.78627 1.77138 .658 -4.2800 2.7075
22 - 23 TH .59848 1.67045 .721 -2.6962 3.8932
26 - 27 TH 7.68182 5.06439 .131 -2.3068 17.6705
28 - 29 TH -.31818 5.06439 .950 -10.3068 9.6705
*
> 34 TH -6.98485 3.15820 .028 -13.2139 -.7558
26 - 27 TH 18 - 19 TH -9.40816 4.94675 .059 -19.1648 .3485
20 - 21 TH -8.46809 4.95088 .089 -18.2329 1.2967
22 - 23 TH -7.08333 4.91567 .151 -16.7787 2.6120
24 - 25 TH -7.68182 5.06439 .131 -17.6705 2.3068
28 - 29 TH -8.00000 6.85722 .245 -21.5247 5.5247
*
> 34 TH -14.66667 5.59890 .010 -25.7095 -3.6238
28 - 29 TH 18 - 19 TH -1.40816 4.94675 .776 -11.1648 8.3485
20 - 21 TH -.46809 4.95088 .925 -10.2329 9.2967
22 - 23 TH .91667 4.91567 .852 -8.7787 10.6120
24 - 25 TH .31818 5.06439 .950 -9.6705 10.3068
26 - 27 TH 8.00000 6.85722 .245 -5.5247 21.5247
> 34 TH -6.66667 5.59890 .235 -17.7095 4.3762

Page 9
Multiple Comparisons

Dependent Variable: SKOR ACADEMIC ENGAGEMENT


LSD

95% Confidence Interval


Mean
(I) USIA (J) USIA Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
> 34 TH 18 - 19 TH 5.25850 2.96590 .078 -.5912 11.1082
*
20 - 21 TH 6.19858 2.97277 .038 .3353 12.0619
*
22 - 23 TH 7.58333 2.91376 .010 1.8364 13.3302
*
24 - 25 TH 6.98485 3.15820 .028 .7558 13.2139
*
26 - 27 TH 14.66667 5.59890 .010 3.6238 25.7095
28 - 29 TH 6.66667 5.59890 .235 -4.3762 17.7095
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 10

Anda mungkin juga menyukai