Bab 1 Revisi Yuri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN PAKU UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR
SISWA KELAS III MIN 14 ACEH SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

YURI USMAWARNI
Nim : 200209034

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSALAM-BANDA ACEH
2024 /1445 M
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………..i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................6
C. Tujuan Penelitian....................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................7
E. Definisi Operasional................................................................8
F. Penelitian yang Relavan..........................................................9
BAB II: LANDASAN TEORITIS
A. Media Pembelajaran...............................................................14
B. Media Pembelajaran Papan Paku............................................17
C. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)……..23
D. Hasil Belajar ..........................................................................29
E. Pembelajaran Matematika.......................................................31
F. Materi bangun datar………………..…………………...…...33
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian..............................................................37
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas.....................38
C. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas.................................39
D. Lokasi dan Subjek Penelitian..................................................44
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................44
F. Teknik Analisis Data..............................................................47
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................52
B. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................52
C. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian.............................79
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................84
B. Saran.......................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………...87

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Geometri merupakan cabang ilmu matematika yang telah diajarkan di

setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Hakikat geometri tidak bisa dilepas dari wadahnya yaitu matematika, maka

pembelajaran geometri perlu untuk dipahami, dikuasai, dan dihayati. Sesuai

dengan lampiran 1 Permen no.58 tahun 2004, ruang lingkup materi bahan kajian

matematika terdiri dari: Bilangan, aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri,

transformasi, peluang, dan statistika. Masing-masing mempunyai ciri-ciri dan

hakikatnya sendiri. Dalam rangka mengembangkan proses pembelajaran

matematika di sekolah terutama pembelajaran geometri, maka semua faktor yang

dapat berpengaruh harus diperhatikan termasuk hakikat geometri itu sendiri.1

Bangun-bangun geometri dalam matematika, merupakan benda-benda

pikiran yang memiliki bentuk dan ukuran yang serba sempurna. Geometri

merupakan bagian matematika yang sangat banyak kegunaannya dalam kehidupan

sehari-hari. Menurut Moeharti, geometri didefinisikan sebagai cabang matematika

yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya,

ukuran-ukurannya dan hubungan satu sama lain.2

1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 tahun
2004 tentang ruang lingkup bahan kajian matematika. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan
Organisasi Kementerian Pendidikan Nasional. h. 10
2
Moeharti. 1986. Sistem-sistem Geometri. Jakarta: Karunia Universitas Terbuka. h. 11

1
2

Namun geometri merupakan ilmu matematika yang sulit untuk dipahami,

salah satunya dalam materi bangun datar. Bangun datar adalah suatu bentuk

geometri dua dimensi yang mempunyai permukaan datar, panjang, lebar, dan

kelilingnya. Bermacam-macam bangun datar, antara lain persegi, persegi panjang,

lingkaran, segitiga, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium, segi

lima dan segi enam. Bangun datar memiliki sifat-sifat dan rumus-rumus tertentu

yang dapat digunakan untuk menghitung luas, keliling, dan sudut-sudutnya. 3

Mempelajari bangun datar memiliki banyak manfaat dan sangat penting untuk

pengembangan diri dan persiapan menghadapi masa depan. Dengan memahami

bangun datar, kita dapat lebih memahami dunia sekitar, meningkatkan

kemampuan berpikir matematis, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari.

Dari hasil observasi yang sudah dilakukan di kelas III MIN 14 Aceh

Selatan, pada proses pembelajaran sudah dilakukan dengan baik, namun selama

ini siswa belum mampu sepenuhnya memahami materi pembelajaran bangun

datar salah satu faktornya dikarenakan kurangnya penggunaan media dan model

pembelajaran yang inovatif. Permasalahan lainnya yang sering terjadi yaitu

pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru, siswa hanya duduk dan

mendengarkan penjelasan yang disampaikan sehingga menyebabkan suasana

belajar kurang menyenangkan, siswa nampak jenuh ketika pembelajaran

berlangsung, kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru sehingga

siswa kurang dalam memahami materi yang diajarkan. Hal ini menjadi salah satu
3
Bobango, J.C.. 2019. Geometry for All Student: Phase-Based Instruction. Dalam
Cuevas (Eds). Reaching All Students With Mathematics. Virginia: The National Council of
Teachers of Mathematics,Inc.
3

faktor yang mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah sehingga hasil

belajar siswa masih ada yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan.

Penggunaan model dan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika, karena mencakup

adanya pemahaman dan penerapan konsep. Oleh karena itu model dan media

pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dan menarik bagi siswa supaya agar

dalam proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi lebih bersemangat dalam

pembelajarannya.4

Media papan paku memiliki banyak kecocokan dengan materi bangun

datar dan dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam proses pembelajaran. Media

papan paku digunakan untuk membantu proses pembelajaran matematika di MIN

untuk menanamkan konsep/pengertian bangun datar, seperti pengenalan bangun

datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menghitung/menentukan luas bangun

datar. Penggunaan media papan paku yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan

keaktifan belajar siswa.5

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Pemilihan model yang bervariasi membuat siswa tidak hanya

mendengarkan penjelasan guru saja tetapi juga melakukan aktifitas lain seperti
4
Rayandra Asya, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi,
2012) h. 34
5
Gigih Prihantono, Muflikhul khaq, dan Titi Anjarini, “Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar pada Materi Bangun Datar menggunakan Papan Berpaku untuk Kelas IV”. Jurnal Kualita
Pendidikan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, h. 152
4

mengamati video, gambar melakukan dan mendemonstrasikan.6

Model Numbered Heads Together (Kepala Bernomor Bersama). Ini

merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk

meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas. Model Numbered Heads Together

(NHT) berfokus pada kegiatan belajar kelompok kecil dengan struktur khusus.

Guru berperan sebagai fasilitator yang memastikan semua siswa terlibat aktif.

Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas dalam kelompoknya,

dengan demikian antara siswa satu dengan siswa yang lainnya meningkatkan

pengetahuan mereka masing- masing dan juga dapat meningkatkan hasil belajar.

Menurut Sandiman Hasil Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang

bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.7

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang

dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang

kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses adalah perolehan suatu

hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil

6
Trianto, Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2010)
h. 51
7
Universitas Islam Riau, Hasil Belajar dan Perubahan Tingkah Laku, Riau:
Perpustakaan, 2007, h. 16
5

belajar siswa. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru senantiasa

mengharapkan agar siswanya dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.

Pada kenyetaannya banyak banyak siswa menunjukkan gejala tidak dapat

mencapai hasil belajar yang diharapkan. Beberapa siswa masih menunjukkan nilai

yang rendah meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru. Dalam

proses pembelajaran, guru sering kali menghadapi anak yang tidak dapat

mengikuti pelajaran dengan lancar ataupun siswa yang mengalami kesulitan

dalam belajar.

Model Numbered Heads Together (NHT) dan media papan berpaku dapat

menjadi alat bantu yang efektif dalam pembelajaran bangun datar apabila

digunakan dengan tepat. Kombinasi keduanya dapat membantu siswa memahami

konsep secara lebih mendalam, meningkatkan kerjasama dan kreativitas, serta

menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan beberapa siswa, guru

juga mengakui bahwa kurangnya penggunaan media pembelajaran saat

pembelajaran berlangsung. Menurut siswa dalam proses belajar mengajar masih

belum menerapkan media pembelajaran. Siswa menjelaskan bahwa kegiatan

belajar mengajar dilakukan dengan metode tanya jawab dan diskusi tampa

menggunakan media, kemudian siswa diminta untuk menjawab soal. Sebahagian

siswa masih kurang paham dan bertanya lagi tentang soal yang diberikan.

Berdasarkan pernyataan diatas maka diperlukan suatu media papan paku


6

untuk menunjang proses belajar mengajar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang

didukung dengan media yang menarik dapat memicu keaktifan dan kekreatifan

siswa pada saat pembelajaran. Karena media papan paku dapat memperjelas

penyampain materi bangun datar sehingga menyebabkan siswa mudah dalam

memahami materi yang diajarkan.

Banyak dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan penggunaan media

papan paku pada materi bangun datar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan Numbered Head Together

(NHT) dengan menggunakan media papan paku dalam pembelajaran

matematika materi bangun datar siswa kelas III MIN 14 Aceh Selatan?

2. Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan Numbered Head Together

(NHT) dengan menggunakan media papan paku dalam pembelajaran

matematika materi bangun datar siswa kelas III MIN 14 Aceh Selatan?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah adanya penerapan

Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan media papan

paku dalam pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas

III MIN 14 Aceh Selatan?

C. Tujuan Penelitian
7

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan Numbered Head

Together (NHT) dengan menggunakan media papan paku dalam

pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas III MIN 14

Aceh Selatan.

2. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam penerapan Numbered Head

Together (NHT) dengan menggunakan media papan paku dalam

pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas III MIN 14

Aceh Selatan.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah adanya

penerapan Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan

media papan paku dalam pembelajaran matematika materi bangun

datar siswa kelas III MIN 14 Aceh Selatan.

D. Manfaat penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya

penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan informasi.

b. Manfaat bagi peneliti, dapat memberi bekal pengetahuan penulis

berkaitan dengan penggunaan media papan paku dalam kegiatan

pembelajaran.

2. Manfaat Teoritis
8

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi untuk nantinya menentukan media dalam

kegiatan pembelajaran.

b. Manfaat bagi siswa yaitu dapat memberikan suasana baru dan

semangat baru dalam proses kegiatan dengan semangat baru

dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama pada mata

pelajaran Matematika.

c. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan

untuk menyarankan guru agar menggunakan media papan paku

dalam pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan.

d. Bagi peneliti, dapat mengetahui secara pasti bahwa penggunaan

media papan paku dalam pembelajaran matematika untuk materi

bangun datar sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

E. Defenisi Operasional

1. Media Papan Paku

Papan paku atau dikenal juga dengan geoboard dibuat dari styrofoam,

berbentuk persegi panjang. Styrofoam tersebut di gambar berpetak yang pada

setiap titik sudutnya ditancapkan paku setengah masuk dan setengah lagi masih

timbul. Geoboard ini berfungsi Sebagai alat bantu pengajaran matematika di

Sekolah Dasar untuk menanamkan konsep/pengertian geometri, seperti

pengenalan bangun datar dan menentukan/menghitung keliling bangun datar.8


8
https://www. Acedemia. Edu/9969468/ Media Pembelajaran Geo Board, Diakses Pada
Sabtu, 17 Maret 2018, Pukul 18.43.
9

2. Model Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) adalah suatu strategi alternatif guru

dalam bertanya secara aktif dengan melibatkan semua siswa secara bersamaan

dalam diskusi kolaboratif terkait materi pembelajaran bangun datar. Semua siswa

menulis tanggapan individu untuk setiap pertanyaan guru, membagi tanggapan

tersebut dalam kelompok kecil yang heterogen hingga mencapai kesepakatan

bersama. Salah satu anggota dari setiap tim dipilih secara acak untuk memberikan

tanggapan kelompok.9 Dalam pembelajaran berkelompok tipe NHT, setiap

anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas dalam kelompoknya. Dengan

demikian tidak ada pemisahan antar siswa dalam satu kelompok untuk saling

memberi dan menerima antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.10

3. Materi bangun datar

Bangun datar adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bangun-

bangun dua dimensi, seperti persegi dan persegi panjang. Contoh bangun

datar lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti penggaris, layang-layang, ataupun

kertas. Bangun datar merupakan sebuah bangun yang berbentuk datar yang

dibatasi oleh garis-garis lurus atau garis lengkung. Bangun datar sendiri hanya

memiliki dua dimensi saja, yakni panjang dan lebar serta tidak memiliki tinggi

dan tebal.

Terdapat cukup banyak bangun-bangun yang termasuk ke dalam bangun

datar ini. Jenis-jenis bangun datar setidaknya terdapat delapan bangun ruang yang
9
Hunter, W. C, dkk, Numbered Heads Together as a Tier 1 Instructional Strategy in
Multitiered Systems of Support. Education and Treatment of Children, vol. 38, no. 3, 2015, h.
345–362, diakses dari https://about.jstor.org/terms
10
Khoiriyah, S, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dalam
Pembelajaran Matematika, Jurnal Edumath, vol. 4, no. 2, 2018, h. 30–35.
10

termasuk ke dalam bangun datar, baik yang memiliki tiga sisi ataupun yang

memiliki empat sisi. Seperti bangun datar segitiga, belah ketupat, layang-layang,

trapesium, persegi, persegi panjang, jajar genjang, dan lingkaran.11

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perwujudan perlaku belajar yang biasanya terlihat dalam

perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan.

Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses pembelajaran pada satu

jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar

adalah informasi tentang kemajuan dalam upaya mencapai tujuan siswa lebih

lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu, untuk mengetahui

kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitan dan menyarankan kegiatan

remedial atau perbaikan.12

F. Penelitian yang relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri

beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan diantaranya :

1. Ella Nikmatul Laili, dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) dengan Alat Peraga Geoboard

Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Ditinjau dari Motivasi

Belajar Siswa Kelas VII MTs Al Istiqomah” . Hasil penelitian ini

adalah (1) Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)


11
Cnn Indonesia, Bangun Datar, Pengertian, Jenis, dan sifatnya, 2015
12
Universitas Negeri Gorontalo, Hasil Belajar dan Akhir Dilaksanakannya kegiatan
Pembelajaran, Gorontalo: Files Wisuda, 2015, h. 2
11

dengan alat peraga Geoboard lebih efektif daripada model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika

siswa. (2) Motivasi belajar siswa tinggi, sedang, dan rendah pada

siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

siswa. (3) Tidak terdapat interaksi antara penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan alat peraga

Geoboard dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi

belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang

maupun rendah.13

2. Skripsi Marzelly Pangestika Skripsi 2015/2016 yang berjudul

“penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Numbered Head Together pada Mata Pelajaran Matematika di kelas

V SDN 1 Untoro Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini

pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas V SD Negeri 1 Untoro. Rata-rata persentase hasil postes

siklus I yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah

sebesar 67,8% dan pada siklus II sebesar 92,8%. Sehingga terjadi

peningkatan hasil belajar siswa sebesar 36,8%. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap

13
Ella Nikmatul Laili, Efektivitas Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) dengan Alat Peraga Geoboard Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Kelas VII MTs Al Istiqomah, skripsi, Madiuan: Pendidikan Matematika,
FPMIPA, IKIP PGRI Madiun, 2015, h. 4
12

materi matematika.14

3. Rahmat Margo Suwito, Jurnal 2020 yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Number Heads Together Pada Muatan

Pelajaran Matematika Tentang Keliling Bangun Datar Dalam

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik SD YPS Singkole”. Hasil

penelitian hasil yang dicapai pada setiap siklus mengalami

peningkatan. Pada siklus 1 presentasi aktivitas siswa 57,7%. Pada

siklus II presentasi aktivitas siswa 69,5%, dan pada siklus III,

presentasi aktivitas siswa 80%. Hasil ini menunjukan bahwa model

pembelajaran Number Heads Together dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik khususnya Mupel Matematika kelas III SD

YPS Singkole.15

4. Skripsi Rany Kurniawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Number

Head Together Berbantuan Media Palilu Terhadap Hasil Belajar

Matematika (Penelitian pada Siswa Kelas IV SDN Tempak

Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang)”. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Number Head Together berbantuan Media Palilu

terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN Tempak.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi


14
Marzelly Pangestika, Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Numbered Head Together pada Mata Pelajaran Matematika di kelas V SDN 1 Untoro Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016, skripsi, Tarbiyah, PGMI,
2016, h. 38
15
Rahmat Margo Suwito, Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together
Pada Muatan Pelajaran Matematika Tentang Keliling Bangun Datar Dalam Peningkatan Hasil
Belajar Peserta Didik SD YPS Singkole, Journal Social, Humanities, and Education Studies
(SHEs): Conference Series, vol. 3, no, 3, November 2020, h. 2297
13

Experimental Design) dengan model Non Equivalent Control

Group Design. Subjek penelitian dipilih secara non probability

sampling. Sampel yang diambil sebanyak 43 orang siswa terdiri

dari 22 siswa kelompok eksperimen dan 21 siswa kelompok

kontrol. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

tes. Uji validitas instrumen tes dengan menggunakan product

moment sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach

alpha dengan bantuan program SPSS 21. Uji prasyarat analisis

terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Analisis data

menggunakan teknik statistik non parametrik yaitu Uji Wilcoxon

dengan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa model pembelajaran Number Head Together berbantuan

Media Palilu berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika

siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis Uji Wilcoxon pada

kelompok eksperimen dengan probabilitas nilai sig (2-tailed)

0,000< 0,05. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, terdapat

perbedaan skor rata-rata posttest antara kelompok eksperimen

sebesar 77,3 dan kelompok kontrol sebesar 67,0.16

5. Penelitian yang dilakukan oleh Agustin Fadhillah pada tahun 2020

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head

Together Berbantuan Media Permainan Kartu Candi Terhadap

16
Rany Kurniawati, Pengaruh Model Pembelajaran Number Head Together Berbantuan
Media Palilu Terhadap Hasil Belajar Matematika (Penelitian pada Siswa Kelas IV SDN Tempak
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang), Skripsi, Magelang: Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2020, h. 46
14

Hasil Belajar Matematika (Penelitian pada Siswa Kelas IV Desa

Semirejo II Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang) “. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan

model pembelajaran Numbered Head Together berbantuan media

permainan kartu candi terhadap hasil belajar matematika. Hal ini

dibuktikan dari perbedaan hasil belajar matematika ditunjukkan

dengan menggunakan perhitungan Paired Sample T-Test terhadap

nilai posttest kelas eksperimen yang signifikan pada Asymp. Sig (2

tailed) sebesar 0,001. Karena nilai siginifikansi 0,001 < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model

pembelajaran Numbered Head Together berbantuan media

permainan kartu candi terhadap hasil belajar matematika.17

Peneliti lakukan yaitu dari segi penerapan Numbered Head Together


(NHT) dengan menggunakan media papan paku. Namun terdapat perbedaan
dengan penelitian yang kan peneliti lakukan yaitu subjek penelitian diatas adalah
Efektivitas Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan Alat
Peraga Geoboard Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi
Belajar sedangkan peneliti akan meneliti tentang Penerapan Numbered Head
Together (NHT) Dengan Menggunakan Media Papan Paku Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar Siswa Kelas III MIN 14
Aceh

17
Agustin Fadhillah, Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together
Berbantuan Media Permainan Kartu Candi Terhadap Hasil Belajar Matematika (Penelitian pada
Siswa Kelas IV Desa Semirejo II Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang), Skripsi, Magelang,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, 2020, h. 87
15

BAB I
PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam menunjang proses

pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran maka akan mendorong

tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Media pembelajaran dapat

membantu guru dalam memperjelas penyampaikan materi pelajaran sehingga

dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.18

Media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih

efektif dan efisien serta terjalin hubungan baik antara guru dengan siswa.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa untuk belajar.

Dengan kata lain media pembelajaran adalah alat bantu mengajar bagi guru

untuk menyampaikan materi pengajaran. Media akan mengaktifkan siswa

dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk

melakukan praktik-praktik dengan benar. 19 Penggunaan media merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam

mewujudkan tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh dalam

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, mendukung kelancaran


18
Wandah wibawanto, Desain dan Pemprograman Multimedia Pembelajaran Interaktif,
(Jawa Timur: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif, 2017)
19
Rusman, K.D. dan Riyana C, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. (Bandung: Rajawali press, 2012) h. 14

Anda mungkin juga menyukai