1159 4465 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021 Halm 2237 - 2244

EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN


Research & Learning in Education
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match


pada Siswa Sekolah Dasar

M. Ihsan Ramadhani
Universitas Achmad Yani Banjarmasin, Indonesia
E-mail : [email protected]

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran make a match dalam peningkatan
Hasil Belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai Cabe
Kabupaten Tapin. Metodologi penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan
dua siklus pada mata pelajaran IPS dengan subyek siswa kelas V. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
adalah kuantitatif dan kualitatif. Analisis data dilakukan dengan teknik persentase penilaian skala dan indikator
keberhasilan ketuntasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas guru menggunakan model
pembelajaran make a match siklus I mendapatkan presentase 77,94% dengan kategori baik meningkat menjadi
86.74% dengan kategori sangat baik pada siklus II. Hasil belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan” siswa kelas V pada siklus I memperoleh persentase 68,96% meningkat menjadi 86,20% di
siklus II.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Make a Match, Hasil Belajar IPS.

Abstract
This study aims to determine the use of the make a match learning model in improving Social Studies Learning
Outcomes for the fifth-grade students of SDN Pantai Cabe, Tapin Regency. The research methodology uses
classroom action research which is carried out in two cycles on social studies subjects with class V students as
subjects. The types of data used in this research are quantitative and qualitative. Data analysis was carried
out using the percentage of scale assessment techniques and indicators of completeness success. The results
showed that the implementation of teacher activities using the make a match learning model in cycle I got a
percentage of 77.94% with a good category increasing to 86.74% with a very good category in cycle II. The
results of the social studies learning material "The Struggle to Maintain Independence" grade 5 students in the
first cycle obtained a percentage of 68.96%, increasing to 86.20% in the second cycle.
Keywords: Learning Model, Make a Match, Social Studies Learning Outcomes.

Copyright (c) 2021 M. Ihsan Ramadhani


 Corresponding author:
Email : [email protected] ISSN 2656-8063 (Media Cetak)
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159 ISSN 2656-8071 (Media Online)
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021
p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2238 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

PENDAHULUAN
Di zaman era globalisasi seperti dewasa ini, teknologi IPTEK berkembang semakin maju sehingga
pendidikan juga dituntut semakin berkualitas. Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan lahir
dari pergaulan antar orang dewasa dan orang yang belum dewasa dalam suatu kesatuan hidup. Mendidik yang
dilakukan oleh pendidik dengan sengaja didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan (Smk & Yogyakarta, 2013)s.
Tindakan tersebut menyebabkan orang yang belum dewasa menjadi dewasa dengan memiliki nilai-nilai
kemanusiaan dan hidup menurut nilai-nilai tersebut. Kedewasaan diri merupakan tujuan pendidikan yang
hendak dicapai melalui perbuatan atau tindakan pendidikan. Langeveld (dalam Hasbullah, 2012)
mengemukakan pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada
anak tertuju kepada pendewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar cakap untuk melakukan tugasnya
sendiri (Astawa & Tegeh, 2019).
Dalam kurikulum pada jenjang pendidikan dasar memuat sejumlah mata pelajaran
salah satunya mata pelajaran IPS. IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan sosial antar
individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Pengertian IPS menurut
Djahiri dan Ma‟mun (1978:2) adalah bahwa IPS merupakan konsep-konsep dari berbagai ilmu yang dijadikan
satu dan diolah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (Yusuf Sukman, 2017). IPS sangat penting
diajarkan karena bertujuan membentuk siswa menjadi warga negara yang memiliki ilmu pengetahuan, peduli
terhadap lingkungan disekitarnya, cakap dan menjadi warga negara yang baik serta berguna bagi negaranya.
Tujuan IPS akan tercapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Jika belajar adalah prosesnya, maka hasil
belajar adalah hasil perubahan dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa (Wijendra, 2020). Dalam
mengajarkan mata pelajaran IPS guru harus menguasai materi maupun keterampilan-keterampilan dalam
mengajar, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan mata pelajaran
IPS (Pujiwidodo, 2016). Guru atau calon guru harus mampu mengubah metode ceramah yang biasa mereka
gunakan dengan metode-metode pembelajaran baru yang lebih kreatif dan inovatif sehingga mampu
menumbuhkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas maupun luar kelas sehingga hasil
belajar mereka dapat meningkat (Aliputri, 2018). Hasil belajar sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran
(Electric & Technology, 2017). Jika dalam pembelajaran hasil belajar siswa rendah, maka dapat disimpulkan
bahwa siswa tersebut tidak benar-benar belajar atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru belum efektif.
Sehingga tujuan pembelajaran IPS yang telah dirancang belum tercapai sepenuhnya. Melihat pentingnya hasil
belajar siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang tinggi
(Kurniawan, 2017).
Namun berdasarkan observasi peneliti di SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin kelas V pada mata
pelajaran IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan”, dimana siswa cenderung kurang
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, hanya 3 atau 4 siswa yang bertanya dan hanya 2 atau 3 dari
siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kenyataan ini diperkuat dari data nilai rata-rata hasil
belajar IPS siswa kelas V materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” hanya mencapai 62,14 berada
dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan sekolah
sebesar 70. Hal ini dapat di indikasikan bahwa pencapaian hasil belajar IPS siswa kelas V di SDN Pantai Cabe
Kabupaten Tapin cenderung rendah disebabkan karena siswa merasa sulit dalam memahami materi, keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, belum mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
rasional dan kreatif dalam menanggapi materi pelajaran IPS, sehingga tidak tertarik untuk belajar. Proses
belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan peran pendidik dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam
peningkatan kualitas hasil dan proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah program pendidikan
yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Febriana, 2011).

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2239 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

Permasalahan yang ada untuk mengatasinya, diperlukan suatu alternatif model pembelajaran yang tepat
dan menarik. Salah satu model pembelajaran yang menarik menurut penulis untuk diterapkan adalah model
pembelajaran kooeperatif tipe make a match. Menurut Rusman (2011) model pembelajaran kooeperatif tipe
make a match salah satu jenis dari startegi dalam pembelajaran kooperatif. Strategi ini dikembangkan oleh
Lorna Curan. Salah satu keunggulan strategi ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Selanjutnya ia mengatakan penerapan metode ini
dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Menurut Melvin (2013) menyatakan
strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik
klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu
menggairahkan siswa yang merasa penat. Dengan demikian model pembelajaran kooeperatif tipe make a
match merupakan sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan pembelajaran yang membantu
siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak
terlupakan (Pembelajaran, Tipe, Belajar, & Samsur, 2018).
Proses pembelajaran yang baik bukan hanya terlihat dari siswa yang dapat memahami materi
pembelajarannya saja, karena hal tersebut cenderung menekan dan memaksa siswa agar dapat memahami
materi pelajarannya. Namun hal ini juga terkait dengan bagaimana seorang siswa dapat memahami materi
dengan cara yang menyenangkan dan tidak menimbulkan perasaan tertekan dalam dirinya, sehingga dengan
sendirinya proses belajar mengajar akan membuat siswa terlibat aktif (Saiselar, Palinussa, & Tamalene, 2019).
Proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa
berpartisipasi aktif dimana ciri kebermaknaan dalam proses belajar mengajar adalah adanya keterlibatan atau
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, dimana interaksi guru dan siswa pada saat proses belajar
mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau kompetensi yang diinginkan khususnya
dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar (Dan, Siswa, & Ii, n.d.). Pembelajaran IPS di sekolah dasar
merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam
masyarakat, dimana peranan IPS sangat penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat
dan warga negara yang baik (Forests, 2015). Tujuan ini memberikan tanggung jawab yang berat kepada guru
untuk menggunakan banyak pemikiran dan energi agar dapat mengajarkan IPS dengan baik. Munir (dalam
Susanto, 2013) mengemukakan, pembelajaran IPS bertujuan untuk (1) membekali peserta didik tentang ilmu
sosial yang berguna bagi kehidupan baik yang sekarang mapun pada masa yang akan datang (2) anak akan
terbekali dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun solusi pemecahan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sosial (3) anak akan terlatih untuk berinteraksi (4) peserta didik akan mampu
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan sosial (Putri & Taufina, 2020).
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa kelas V Pantai Cabe Kabupaten Tapin
dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” mencapai prestasi
adalah dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Model pembelajaran make a match
(membuat pasangan) merupakan salah satu jenis model dalam pembelajaran kooperatif (Walid, 2018). Model
pembelajaran make a match dikembangkan oleh Lorna Curran. Model pembelajaran make a match (membuat
pasangan) menekankan siswa untuk mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan (Laksmi, Jampel, & Antara, 2017). Model pembelajaran make a match dapat
membangkitkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi siswa, membantu proses perkembangan anak, serta
juga dapat membantu anak untuk bisa bekerjasama dengan temannya dalam menjawab pertanyaan dengan
mencocokkan kartu yang ada ditangan siswa (Mulyani, Studi, Matematika, & Purworejo, 2014). Dengan
menggunakan model pembelajaran Make A Match membuat siswa akan aktif dan memiliki pengalaman

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2240 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

belajar yang bermakna, sehingga model Make A Match dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa (Saiselar et al., 2019). Tujuan dari model pembelajaran make a match adalah untuk membina
keterampilan, dan menemukan informasi, menumbuhkan semangat kerjasama dengan orang lain, serta
membina tanggung jawab untuk memecahkan soal atau masalah yang dihadapi melalui kartu persoalan atau
permasalahan. Model kooperatif make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi, meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih keberanian siswa untuk
tampil presentasi, melatih kedisplinan siswa dan di dalam model kooperatif make a match ini terdapat unsur
permainan yang membuat siswa merasa senang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Kurniawan,
2017).
Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah penelitian yang yang telah dilakukan oleh Riyanto
(2009) yang di muat dalam jurnal penelitian dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
PKN Melalui Model Pembelajaran “Make A Match” Pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ngawen
Kabupaten Blora Tahun 2008/2009 (Laksmi et al., 2017). Pada siklus 1 motivasi siswa dalam menerima
pelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: 34% siswa menunjukkan motivasi tinggi yang ditandai dengan
ketepatan mencari pasangan, adanya kerjasama yang baik dalam mengerjakan tugas, keberanian dalam
mempresentasikan hasil, berargumentasi maupun bertanya, sedangkan siswa yang mempunyai motivasi
sedang sebanyak 42,7%, dan 23,3% motivasi siswa rendah. Pada siklus 2 siswa yang mempunyai motivasi
tinggi sebanyak 40%, 44% motivasi siswa sedang, dan 16% motivasi siswa rendah. Peningkatan hasil belajar
siswa pada pembelajaran PKN dari 55 menjadi 77. Dari data di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22095663.pdf) diakses pada hari
selasa 4 Agustus 2021 pukul 07.45 WIB.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan
Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Sekolah Dasar. Pentingnya
penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran make a match dalam
peningkatan hasil belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai
Cabe Kabupaten Tapin. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat melatih siswa lebih cermat, dapat berpikir
cepat, ulet, dan memiliki pemahaman yang kuat mengenai materi serta dapat berinteraksi sosial dengan
temannya.

METODOLOGI
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan inovasi
pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi
“Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin (Nuladani,
Kurniasih, Studi, Matematika, & Purworejo, n.d.). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Nuladani et al., n.d.). Dinyatakan ada empat tahapan
yang sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut (Kurniawan, 2020):
1. Perencanaan, yaitu mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis berdasar permasalahan untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi, misalnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan menyusun alat evaluasi sesuai indikator hasil belajar (Astawa
& Tegeh, 2019).

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2241 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

2. Pelaksanaan Tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktik yang cermat dan bijaksana untuk memperbaiki keadaan yang akan dilakukan.
3. Observasi, yaitu mendokumentasikan atau pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja
Proses Belajar Mengajar (PBM) observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan
pandangan pikiran.
4. Refleksi, yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang dicatat dalam observasi.
Refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi (penjelasan) terhadap semua informasi
yang diperoleh dari observasi atau pelaksanaan tindakan.
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin
semester II tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa 29 orang. Data dianalisis menggunakan data
kualitatif dan kuantitatif, dengan rincian : (a) data kualitatif berupa data tentang aktivitas guru menerapkan
model pembelajaran make a match dalam meningkatkan Hasil Belajar IPS materi “Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan”, (b) data kuantitatif berupa nilai Hasil Belajar IPS siswa materi “Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan”. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Aktivitas
Guru, dikategorikan berhasil apabila ≥ 80% dengan kategori sangat baik, dan (2) Aktivitas siswa,
dikategorikan berhasil apabila ≥ 80% siswa tuntas dari kriteria ketuntasan hasil belajar IPS materi “Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran make
a match siklus I dan siklus II pada tabel observasi berikut ini :
Tabel 1
Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
Aktivitas Guru
Siklus Persentase Kualifikasi
I 77,94 Baik
II 86,76 Sangat Baik
Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS mengalami peningkatan,
terlihat dari siklus I persentase yang diperoleh 77,94 dengan kualifikasi baik dan siklus II persentase yang
diperoleh mencapai 86,76 dengan kualifikasi sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa kualitas guru dalam
menerapkan model pembelajaran make a match sangat baik seperti aspek memberikan motivasi, melakukan
berbagai variasi strategi dan ice breaking, membimbing siswa dalam menyelesaikan permainan (mencocokkan
kartu soal/kartu jawaban), memberikan pujian dan reward siswa yang berhasil menyelesaikan permainan
(mencocokkan kartu soal/kartu jawaban) tepat dan sesuai waktu yang telah disepakati guru dan siswa serta
menyimpulkan materi pembelajaran. Dinyatakan pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap orang yang
berada di dalam kelas atau sekolah dan kegiatannya berpusat pada siswa (Heldaenni, 2018). Berdasarkan hasil
siklus I dan siklus II, aktivitas guru menggunakan model pembelajaran make a match sudah dianggap
berhasil dan mampu meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS.
Hasil Belajar IPS
Berdasarkan hasil belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN
Pantai Cabe Kabupaten Tapin setelah menerapkan model pembelajaran make a match siklus I dan siklus II
pada tabel berikut ini:

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2242 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

Tabel 2
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Ketuntasan Siswa Yang Tuntas Presentase Siswa Yang Tuntas Presentase
20 68.96% 25 86.20%
Berdasarkan tabel 2 siklus I pertemuan pertama pada hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Pantai Cabe
Kabupaten Tapin persentase ketuntasan mencapai 68.96%, dimana siswa masih belum mendapat kentuntasan
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin yang diharapkan, siswa cenderung belum
terbiasa menerapkan langkah-langkah model pembelajaran make a match dalam pembelajaran IPS, sehingga
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin belum maksimal. Guru merefleksikan
permasalahan di siklus I dengan mengkombinasikan ice breaking dan model pembelajaran make a macth serta
memotivasi siswa dalam proses pembelajaran IPS. Selanjutnnya hasil belajar IPS materi “Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin di siklus II pertemuan
pertama persentase ketuntasan yang dicapai meningkat menjadi 86.20%. Suyono dan Hariyanto, (2011:127)
mendeskripsikan bahwa hasil belajar dikatakan meningkat apabila ditandai oleh dengan perubahan tingkah
laku siswa secara keseluruhan, ketika pembelajaran berlangsung dan dalam berkelompok dengan berbagai
strategi maupun media pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran make a match dapat digunakan
untuk membangkitkan aktivitas siswa belajar dan cocok digunakan dalam bentuk permainan (Mulyatiningsih,
2012:248) (Jacobsen, 2008). Berdasarkan hasil belajar IPS siklus I dan II dengan penerapan model
pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi “Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan” siswa kelas V SDN Pantai Cabe Kabupaten Tapin.
Penggunaan model Make A Match dalam pembelajaran IPS melibatkan siswa untuk belajar mengenai
suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan . Keunggulan model Make A Match adalah siswa mencari
pasangan menggunakan kartu soal dan jawaban sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian Riyanto (2009) yang di muat dalam jurnal penelitian dengan judul
Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran “Make A Match” Pada
siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ngawen Kabupaten Blora Tahun 2008/2009 (Mulyani et al., 2014). Pada
siklus 1 motivasi siswa dalam menerima pelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: 34% siswa menunjukkan
motivasi tinggi yang ditandai dengan ketepatan mencari pasangan, adanya kerjasama yang baik dalam
mengerjakan tugas, keberanian dalam mempresentasikan hasil, berargumentasi maupun bertanya, sedangkan
siswa yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 42,7%, dan 23,3% motivasi siswa rendah. Pada siklus 2
siswa yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 40%, 44% motivasi siswa sedang, dan 16% motivasi siswa
rendah. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKN dari 55 menjadi 77. Dari data di atas
menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Oleh karena itu adanya kesesuaian
antara penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian terdahulunya bahwa model Make A Match sangat
cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar, karena siswa dapat menemukan pengetahuan
secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam model Make A Match dengan bimbingan guru.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model pembelajaran make a match siswa kelas V SDN
Pantai Cabe Kabupaten Tapin, dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang ditandai
dengan perubahan tingkah laku siswa secara keseluruhan, ketika pembelajaran berlangsung dan dalam
berkelompok dengan berbagai strategi maupun media pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2243 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

make a match dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas siswa belajar dan cocok digunakan dalam
bentuk permainan. Berdasarkan penelitian telah terbukti bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa dalam menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match. Sehingga model Make A Match sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD, karena siswa
dapat menemukan pengetahuan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam model Make A
Match dengan bimbingan guru. Selain itu juga peneliti ingin memberikan saran kepada Guru agar dapat
menerapkan model Make A Match dalam mata pelajaran IPS, disamping itu guru diharapkan dapat
mengoptimalkan pembelajaran dengan memilih serta menggunakan model pembelajaran yang tepat,
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan dan tindakan perbaikan sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Aliputri, D. H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Kartu
Bergambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 2(1A), 70–77.
https://doi.org/10.21067/jbpd.v2i1a.2351
Astawa, P. A., & Tegeh, I. M. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(1), 98.
https://doi.org/10.23887/jisd.v3i1.17663
Dan, P., Siswa, P., & Ii, K. (n.d.). 1 , 2 , 3. 1–6.
Electric, S., & Technology, P. (2017). R1. 2. 3.. 3–10.
Febriana, A. (2011). ( Application of Cooperative Learning Model Type Make A Ayu Febriana Teacher at
Primary School Kalibantengkidul 1 , Semarang Abstract. Jurnal Kependidikan Dasar, 2, 151–161.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/120456-ID-determinasi-pemanfaatan-
lingkungan-sekit.pdf
Forests, R. (2015). 高橋 由佳 †1) 藤本 悠 ‡2) 林 泰弘 †3) †. Cybrarians Journal, 2(37), 1–31.
Heldaenni, H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ips Siswa Kelas Ii Sd Negeri 025 Teluk Binjai Dumai Timur. JURNAL PAJAR
(Pendidikan Dan Pengajaran), 2(3), 405. https://doi.org/10.33578/pjr.v2i3.5537
Jacobsen, E. K. (2008). Make a Match. Journal of Chemical Education, 85(8), 1090.
https://doi.org/10.1021/ed085p1090
Kurniawan. (2017). No Title日本の国立公園に関する3拙著に対する土屋俊幸教授の批評に答える.
経済志林, 87(1,2), 149–200.
Kurniawan, G. E. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari Pasangan (Make A Match)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Benda dan …. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Sains …, 3(1), 29–34. Retrieved from
http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpfs/article/view/79
Laksmi, N. M. S., Jampel, I. N., & Antara, P. A. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match
terhadap Kemampuan Konsep Bilangan pada Anak Kelompok B. E-Journal Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 1–12.
Mulyani, A., Studi, P., Matematika, P., & Purworejo, U. M. (2014). Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A. 29–34.
Nuladani, F., Kurniasih, N., Studi, P., Matematika, P., & Purworejo, U. M. (n.d.). Pengaruh Pembelajaran
Matematika dengan Model Classroom Meeting Dikombinasikan Make A Match terhadap Kemandirian
dan Prestasi Belajar Siswa. 195–200.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
2244 Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah
Dasar – M. Ihsan Ramadhani
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1159

Pembelajaran, M., Tipe, K., Belajar, H., & Samsur, I. P. S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Kooeperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Samsur samsurmursinah @ gmail . com SD Negeri 54 Sebangar Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis PENDAHULUAN Pendidikan IPS sekolah m. 7(April), 170–177.
Pujiwidodo, D. (2016). No
主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title.
III(2), 2016.
Putri, E. N. D., & Taufina, T. (2020). Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar
Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(3), 617–623. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i3.405
Saiselar, B. G., Palinussa, A., & Tamalene, H. (2019). Komparasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi Integral.
Science Map Journal, 1(1), 29–36. https://doi.org/10.30598/jmsvol1issue1pp29-36
Smk, D. I., & Yogyakarta, N. (2013). Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga pada Mata Diklat Pelayanan Makan dan Minum The
Application of the Make A Match Learning Model to Improve the Learning Outcomes of Grade X
Students of Culin. (2).
Walid, M. (2018). ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا‬. 11(1).
Wijendra, I. W. (2020). Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. Mimbar Pendidikan Indonesia, 1(2), 240–246.
https://doi.org/10.23887/mpi.v1i2.30199
Yusuf Sukman, J. (2017). Опыт аудита обеспечения качества и безопасности медицинской деятельности
в медицинской организации по разделу «Эпидемиологическая безопасностьNo Title. Вестник
Росздравнадзора, 4(02), 9–15.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 4 Tahun 2021


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071

Anda mungkin juga menyukai