Makalah Islam Dan Tamadun Melayu
Makalah Islam Dan Tamadun Melayu
Makalah Islam Dan Tamadun Melayu
PAKAIAN MELAYU
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Islam Dan Tamadun Melayu
Dosen Pengampu :
Dr. Yanti, S.Ag.,M.Ag.
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Lisman Achmad Syamudi 12110112468
M. Luthfi Hardiant 12110112689
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------- 14
B. Saran ----------------------------------------------------------------------------------- 14
DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------- 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakaian melambangkan keunikan budaya, adat resam dan mencerminkan peradaban
sebuah bangsa. Pakaian akan terus menjadi keperluan asas dan menjadi salah satu warisan yang
istimewa dalam mencorak budaya masyarakat Melayu serta menjadi perhatian kepada
perkembangan dunia. Setiap agama dan bangsa mempunyai pakaian tradisional masing-
masing. Begitu juga dengan masyarakat Melayu. Pakaian tradisional masyarakat Melayu
adalah seperti Baju Kurung, Baju Kebaya, Baju Kota Bharu dan pakaian Cik Siti Wan
Kembang.Pakaian ini selalunya akan dipakai dalam upacara yang tertentu untuk meraikan sesuatu
majlis dalam sesebuah masyarakat contohnya majlis tahlil, majlis keramaian dan majlis perayaan.
Menurut perspektif Islam tujuan berpakaian adalah untuk menutup aurat dan berhias-
hias. Sebagaimana firman Allah S.W.T:
ٰ َ ٰ َ َ ٰ ْ َّ ُ َ َ ً ْ َ ْ ُ ٰ ْ َ ْ َ ُّ ً َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰ ْ َ ٰ
اس التق ٰوى ذ ِلك خ ْيرۗ ذ ِلك ِم ْن ا ٰي ِتيب ِن ْٓي ادم قد انزلنا عليكم ِلباسا يو ِاري سوء ِتكم و ِريشاۗ ولِ ب
َ ْ ُ َّ ََّ ْ ُ َّ َ َ ه
٢٦ اّٰلل لعلهم يذكرون ِ
Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan)
Allah agar mereka selalu ingat.
Pada peringkat awal pakaian lebih bersifat kegunaan khususnya sebagai perlindungan
dan memelihara anggota badan daripada sebarang keadaan cuaca serta Namun, selepas
kedatangan Agama Islam telah berlakunya perubahan dalam cara pemakaian masyarakat
Melayu khususnya apabila mereka telah mula mengamalkan memakai pakaian yang menutup
aurat. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang jenis -jenis pakain malayu.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya :
1. Apa saja jenis-jenis pakaian melayu ?
2. Bagimana pakaian melayu ditinjau menurut prespektif Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis pakaian melayu.
2. Untuk mengetahui pakaian melayu ditinjau menurut prespektif Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Pakaian Melayu
1. Pakaian Harian
Yang dimaksud pakaian harian adalah pakaian yang di pakai setiap hari oleh orang
melayu, baik semasa anak-anak, remaja atau setengah baya, orang dewasa, maupun orang
tua. Pakaian harian dipakai waktu melaksanakan kegiatan sehari-hari, baik untuk bermain,
keladang, kelaut, dirumah, maupun kegiatan lainnya dalam kehidupan di Masyarakat.
Berdasarkan kelompok pemakainya, pakain harian dapat kita bagi dalam beberapa
kelompok yaitu :
a. Pakaian anak-anak
1) Pakaian anak laki-laki
Pakaian anak yang masih kecil dikenal dengan baju monyet, Baju
Monyet adalah sejenis baju yang menyatu dengan celananya, di depannya
terdapat saku untuk menyimpan makanan atau benda lainnya. Namun sayang
nya baju monyet ini sudah sangat jarang di temui pada era digital saat ini
dikarenakan perkembangan zaman yang semakin modern. Sesudah besar
sering dipakaikan teluk belanga atau cekak musang, kadang ada yang
memakai celana setengah atau dibawah lutut, memakai kopiah, atau tutup
kepala dari kain segi empat yang dilipat untuk menghindari binatang yang
berbisa. Pakai kain samping dari bahan kain pelekat pada waktu bermain
kadang-kadang kain samping itu tidak dipakai di pinggang tapi hanya
disandang dibahu. Kain sarung ini dipakai sewaktu belajar mengaji Alquran
dan kegiatan keagamaan, seperti sholat lima waktu dan lainnya. Setelah
mengikuti kegiatan agama, kain sarung dapat berfungsi untuk bermain bola
sebagai gawang, dan berfungsi juga untuk menghindari sengatan binatang
berbisa.
2) Pakaian anak Perempuan
Pakaian harian anak Perempuan menggunakan baju langsung (baju dan
rok menyatu ) yang terbuat dari bahan katun. Selain itu, juga memakai celana
Panjang yang tertutup roknya. Bagian kepala menggunakan kerudung sarung
3
yang menggunakan pengikat. Bila pergi mengaji ke Masjid atau Surau, ia
menggunakan baju kurung atau baju gembang dan menggunakan kerudung.1
b. Pakaian Dewasa (akil baligh)
1) Pakaian dewasa laki-laki
Pakain harian untuk anak laki-laki dewasa adalah Baju Kurung Cekak
Musang dan Baju Kurung Teluk Belanga, yang menjadi pembeda dari dua
jenis baju kurung ini adalah pada bagian leher atau kerahnya. Anak laki-laki
yang sering membantu orang tua nya dalam kegiatan sehari-hari biasanya
dilengkapi dengan kain samping berupa sarung pelekat dan kopiah (songkok)
atau ikat kepala yang dibuat dari kain segi empat. Jika mereka bekerja di
sawah maupun di laut biasanya memakai celana lima jari dari lutut, kain
samping dipinggang dan kopiah atau ikat kepala tetap dikenakan. Fungsi kain
samping sendiri digunakan untuk sholat serta saat bertamu ke rumah orang
tua dan kerabatnya.
Anak laki-laki dewasa biasa nya menghabiskan waktu nya dengan
belajar ilmu agama di sore hari setelah membantu orang tua nya, dan malam
hari nya mereka belajar ilmu silat untuk pertahanan diri. Ilmu silat yang
dipelajari seperti silat pangian, silat pedang, silat harimau, silat kontau, silat
tumbok dan sebagainya. Disamping itu mereka juga berkesenian pada malam
harinya, mereka biasanya bermain makyong, mendu, bangsawan serta
berzapin dan bermain gambus. Pada zaman kerajaan Siak merupakan
kewajiban bagi anak-anak yang mulai dewasa belajar tarian zapin, karena tari
ini merupakan pergaulan antar sesama anak muda, jika ada dari mereka yang
tidak tahu menari zapin maka akan tersisihkan dari pergaulan.
2) Pakaian dewasa Perempuan
Perempuan dewasa yang baru akil balighah memakai baju kurung, baju
kebaya laboh, baju kebaya pendek yang selaras dan memakai kerudung.
Apabila pakaian yang dikenakan oleh perempuan tidak menutup aurat, orang
yang melihatnya akan menilai bahwa perempuan itu tidak baik. Pada
perempuan yang telah masuk dewasa, ia memakai baju kurung, kebaya
pendek. Kemudian memakai kain selendang atau belacu (tengkuluk) untuk
1
Nizami Jamil, Pakaian Tradisonal Melayu Riau, ( Pekanbaru : LPNU Press, 2008). hlm. 10-13.
4
penutup kepala apabila turun ke ladang. Ketika berpergian di sekitar
kampung, ia memakai tudung lingkup yang terbuat dari selendang.
Perkembangan kemudian, tudung lingkup yang dipakai adalah kain
sarung. Semakin kekinian, digantikan dengan kerudung sarung yang telah
dibentuk sesuai dengan bentuk kepala. Takaran nilai kemelayuan dalam
kerudung setidaknya harus berukuran Panjang menutupi dada dan lebih lebar
1 hasta dari ukuran badan. Hal ini diwajibkan untuk menutupi bentuk tubuh
Perempuan yang memakainya.
3) Pakaian orang tua dan setengah baya laki-laki
Pakaian orang tua laki-laki dan setengah baya berupa baju kurung teluk
belanga bertulang belut dan baju kurung cekak musang. Untuk pakaian
harian baju ini terbuat dari bahan katun dan kain samping pelekat, bentuk
baju agak longgar. Baju melayu orang tua sering memakai baju melayu
dagang luar digunakan untuk sholat dan bertamu ke tetangga. Jika berada
dirumah, mereka menggunakkan baju teluk belanga dan kain sarung.
Pakaian Perempuan tua adalah baju kurung teluk belanga dan pada
lehernya bersulam Bernama tulang belut. Baju ini longgar dan lapang
dipakai, ada juga kebaya laboh atau kebaya Panjang hingga kebawa lutut.
Kedua baju ini memakai pesak atau kekek. Kemudian ada juga baju kebaya
pendek yang biasa dipakai untuk ke ladang, ke sawah maupun dan dirumah.
Kalau Perempuan setengah baya juga memakai pakaian seperti tersebut
diatas, hanya bentuknya agak sempit dan pada umumnya berupa stelan antara
baju dengan kain. Jadi warna dan motif bahannya sama.
Sebagai penutup kepala berupa selendang segi empat yang dibentuk segi
tiga, sehingga menyerupai jilbab. Untuk keluar rumah, para Perempuan tua
5
maupun Perempuan remaja selain selendang sebagai penutup kepala, mereka
juga mengenakan tudung lingkup dari kain pelekat.2
2
Ibid. hlm.13-15.
6
ditutup dengan kain tudung yang seharusnya tidak kelihatan rambut. Kain
tudung untuk pakaian resmi dan sekarang ini kaum wanita yang Islam
umumnya menggunakan jilbab.
Untuk alas kaki dipakai kasut yang dipilih sesuai selera, tidak memakai
sendal jepit sebaiknya pakailah kasut yang memakai hak rendah atau hak
tinggi. Warna yang dipakai dapat dipilih sesuai dengan selera dan juga
disesuaikan dengan suasana waktu siang atau malam, pagi atau sore. 3
3
Mahfayeri Mohamad Zainuri, „Budaya Melayu Berintegritas“, Modul Diseminasi Gugus Depan
Integritas, 2017, 1–17 <http://bpsdm.riau.go.id/melayu-integritas/wp-content/uploads/2017/08/Gugus-depan-
2.pdf>.
7
Bagi datuk-datuk atau orang besar, dalam upacara adat memakai baju
berwarna hitam berkain samping. Bagi masyarakat, mereka boleh saja
memakai apa saja warnanya (selain kuning) sesuai dengan seleranya, itulah
sebagai pertanda perbedaan pimpinan dan bukan pimpinan.
Jenis pakaian dan bentuk baju yang dipakai dalam upacara adat bagi
kaum lelaki adalah baju kurung cekak musang, tidak dipakai baju kurung
teluk belanga. Warna pakaian adat kaum lelaki berwarna hitam dari bahan
saten atau bahan sutera dilengkapi dengan perlengkaan sebagai berikut:
a) Baju stelan dengan celana Panjang sampai ketumit.
b) Kain samping terbuat dari tenun sendiri, seperti Daek, dll.
c) Tanjak sebagai penutup kepala
d) Bengkung pengikat pinggang
e) Sebilah keris Melayu sepukul atau Tuasik atau Tilam Upih.
f) Kasut Capala tau Sepatu.
Jenis pakaian dan bentuk baju yang dipakai dalam upacara adat bagi
kaum perempuan baik muda maupun tua sama saja. Baju yang dipakai adalah
baju kurung teluk belanga, baju kebaya laboh, bagi anak gadis baju kebaya
laboh cekak musang. Kepala memakai tudung mente dan memakai tudung
kain lingkup. Tudung kain lingkup apabila masuk ke ruangan kain tudung
lingkup dilipatkan dipinggang kemudian dijepit di pinggang.
8
dan orang besar adalah warna hitam stelan dan berkain samping atau Tudung
Lingkup yang berwarna lain.4
4
Ibid. hlm.324.
9
i) Memegang sirih lelat atau sirih pemanis
2) Pakaian pengantin Perempuan
Pakaian upacara adat perkawinan bagi pengantin perempuan dalam
masyarakat Melayu Lingga terdapat beberapa bentuk tergantung pada
kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti: acara malam berinai, upacara akad
nikah, acara bersanding, acara mandi damai serta acara berandam. Pakaian
pengantin perempuan dalam upacara malam berinai memakai pakaian
kebaya laboh atau baju kurung teluk belanga, memakai hiasan dan perhiasan
serta memakai sanggul Melayu.
Pakaian pengantin pada upacara berandam hampir sama dengan
memakai pakaian Melayu harian; kebaya laboh atau kebaya pendek atau baju
kurung teluk belanga. Rambut disangg dengan sanggul lipat pandan atau
sanggul sipu. jonget dihiasi dengan bunga-bunga hidup seperti cempaka,
bunga melur dan bunga tanjung. Muka pengantin dibersihkan dan dicukur
bulu romanya, dan dihias bulu keningnya. Setelah berandam dimandikan
dengan air tujuh bunga serta memakai kain kemban di dada.
Pakaian pengantin pada acara akad nikah berpakaian baju kurung teluk
belanga atau baju kurung kebaya laboh, kepala ditutup dengan hiasan serta
memakai tudung mente. Sedangkan dada diberi perhiasan dokoh bertingkat,
pakai pending, pakai sebai di kanan dan duduk di kamar pengantin.
Pakaian pengantin pada upacara langsung atau bersanding: Pengantin
perempuan memakai pakaian melayu kebaya laboh atau baju kurung teluk
belanga lengkap dengan atributnya kepala memakai pekakas andam dan di
kening diletakkan ramen perhiasan emas atau dibuat dari tekatan bedang
emas, dada dihiasi dengan dokoh bertingkat, lengan diberi gelang berkepala
naga, di lengan bawah memakai gelang patah semat, sedangkan di kaki
bergelang kaki berlipat rotan emas. Di bahu kanan memakai sebai bertekat
emas berjurai kelengan, pada pinggang memakai pending emas, dijari pakai
canggai. Canggai hanyala terlekat di ibu jari dan di jari kelingking (kedua
belah jarinya). Kaki dipakai sepatu tertutup jari berwarna sesuai dengan
kehendak pengantin berhak sedang yang disebut selepa.
Pakaian waktu mandi damai berpakaian baju kurung teluk belanga, baju
kebaya laboh atau baju kebaya pendek yang dibuat khusus untuk upacara
10
mandi damai. Upacara mandi damai adalah suatu upacara untuk menyatakan
syukur bahwa pengantin telah bersatu.5
5
Ibid. hlm.324-326.
6
Norulzaila Ismail, dkk. Melestarikan Elemen Melayu Islam Dalam Fesyen Pakaian Masyarakat Melayu,
Journal Of Language, Communication and Humanities Vol. 2.( 1) Juni 2019. hlm. 76.
11
membawa aib’. Maksudnya, jika salah cara berpakaian, boleh mendatangkan fitnah kaepada
pemakai dan kelak membawa aib kepada dirinya sendiri.
Begitu juga dengan Baju Melayu yang dipakai oleh kaum lelaki. Lapisan pertamanya
ialah seluar Aceh yang ditindih di bahagian cawat sebelah hadapan dan diikat dengan
talipinggang. Bahagian seluar ini ditutupi pula dengan baju kurung yang labuh hingga ke paras
paha. Dan akhirnya, lapisan ketiga bahagian pinggang ke lutut ini ditutupi pula dengan sehelai
samping. Lapisan ini membuktikan betapa masyarakat Melayu begitu meneliti kehendak Islam
dalam berpakaian sesuai dengan ungkapan, memakai biarlah ‘mengikut adat, kelak nanti
membawa aib’. Maksudnya, jika salah cara berpakaian, boleh mendatangkan fitnah kaepada
pemakai dan kelak membawa aib kepada dirinya sendiri.7
Figura 1
Lapisan Baju Kurung Perempuan dan Lelaki
3 5
2
2
4
4
3
1
1
1
2- Baju 2- Baju
3- Kain Samping
7
Ibid. hlm 77-79
12
Jadual 1
Perbandingan dan Persamaan di antaraTatacara Berpakaian Melayu
dan Islam
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagi orang Melayu, terdapat ketentuan adat dalam berpakaian, yang menetapkan
pakaian. sesuai status pakaiannya, benar cara memakainya, tepat penggunaannya, betul tempat
memakainya, benar tujuan memakainya, bersempurna pula alat dan kelengkapan pakaiannya.
Waktu-waktu yang ditetapkan dalam mengenakan pakaian Melayu adalah pakaian harian,
pakaian setengah resmi, pakaian resmi, dan pakaian upacara pengantin dan dapat dikenakan
oleh laki-laki, perempuan, baik tua maupun muda. Model pakaian melayu terdiri dari baju
kurung teluk belanga, baju kurung cekak musang, kebaya laboh, dan sebagainya sesuai dengan
ketentuannya.
Baju Kurung tradisional yang dipakai oleh orang Melayu adalah hampir kepada pakaian
yang dianjurkan oleh Islam. Konsep pakaian tersebut yang menyebut ‘kurung’ sebagai
mengurung atau melindungi pemakai daripada aib dan malu. Walaupun kaedah menutup
kepala menggunakan kelubung atau kain selendang tidak sempurna seperti yang dikehendaki
Islam.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari semua agar dikemudian
hari kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai Islam dan Tamaddun Melayu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ismail,Norulzaila dkk.2019. Melestarikan Elemen Melayu Islam Dalam Fesyen Pakaian
Masyarakat Melayu, Journal Of Language, Communication and Humanities Vol. 2.( 1) .
15