Spek Dapur
Spek Dapur
Spek Dapur
NAMA KPA :-
NAMA PAKET :-
SUMBER DANA :-
a. Ketentuan Umum.
b. Ruang Lingkup Pekerjaan
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang
diperlukan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
f. Jangka Waktu Pelaksanaan
g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk
h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
l. Spesifikasi Proses/Kegiatan
m.Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
n. Spesifikasi Personil Manajerial
o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan
a. Ketentuan Umum.
Spesifikasi Teknis ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PUPR
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik
Indonesia. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia menegaskan
bahwa Pekerjaan Konstruksi meluputi; spesifikasi bahan bangunan konstruksi,
spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan, spesifikasi proses/kegiatan,
spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja dan spesisfikasi
jabatan kerja konstruksi. Selanjutnya ayat 2 menegaskan bahwa spesifikasi disusu
dengan ketentuan; mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan, dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri, semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia, metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus logis,
realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan, jangka waktu pelaksanaan
harus sesuai dengan metode pelaksanaan, mencantumkan macam, jenis, kapasitas,
dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk, mencantumkan kriteria
kinerja produk (output performance) yang diinginkan, mencantumkan tata cara
pengukuran dan tata cara pembayaran, dan mencantumkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan resiko terkait keselamatan Konstruksi pada
pekerjaan Konstruksi. Secara umum Spesifikasi Teknis ini memuat tentang
pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum peralatan, petunjuk pelaksanaan,
pengendalian mutu untuk mencapai target mutu yang disyaratkan, dan tata cara
pengukuran dan pembayaran
Uraian spesifikasi teknis ini disusun dan ditetapkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan, yaitu :
Pekerjaan : Pembuatan Dapur dan Ruang Santai
Lokasi : Kab. Tabalong
Kegiatan : Pembuatan Dapur dan Ruang Santai
Ruang Lingkup Pekerjaan .
Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan ini dengan berpedoman pada Spesifikasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia.
Ruang Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA)
3. PEKERJAAN DINDING
4. PEKERJAAN MEJA BETON
5. PEKERJAAN DINDING
6. PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
7. PEKERJAAN PENGECATAN
8. PEKERJAAN PLAFOND
9. PEKERJAAN INTERIOR
Dengan demikian maka seluruh standar rujukan, persyaratan bahan, peralatan yang
digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu dan pengujian di
lapangan, serta pengukuran dan pembayaran harus berpedoman pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang ditenderkan ini dan atau nomer seksi pekerjaan yang
berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021.
b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara Republik Indonesia. sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan
dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
k. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap
setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk
mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai
dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang
terlatih; Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu,
perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi
biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan
kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan
dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan
gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator; Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah
mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk
pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan
tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai
antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung darbahaya jatuh. Untuk
pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja
untuk naik/turun;
Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung jawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli
terkait yang independen.
Spesifikasi Personil Manajerial
Jabatan dalam Tingkat Pengalaman Kerja
No pekerjaan yang Pendidikan Profesonal (tahun) Sertifikat Kompetensi Kerja
akan Minimal
diusulkan
1. Pelaksana - 2 tahun Pelaksana Bangunan Gedung
Bangunan (TA 022 atau TA 051);
Gedung
Catatan:
1. Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditenderkan.
2. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
3. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pemberi tugas.
4. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau
referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
5. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
6. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
Tabalong,……Februari 2023
Kuasa Pengguna Anggaran
............................................
NIP. ……………………….
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS
Lampiran I :
Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No 02 /IN/M/2020:
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1.Sebelum pekerjaan konstruksi di mulai Kontraktor harus melakukan hal hal sebagai berikut
a. Mobilitas alat, bahan, tenaga kerja
b. Membuat gudang dan bangsal kerja
c. Mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang untuk kelengkapan administrasi proyek
dilapangan
2.2.Pekerjaan Pengukuran
a. Pengukuran titik duga dengan patok untuk titik nol ditentukan oleh owner bersama sama dengan
Kontraktor di lapangan sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar.
b. Penentuan titik siku harus dengan alat ukur yang baik seperti Teodolid atau waterpass
2.3.Papan Bowplank
a. Semua bowplank menggunakan kayu kelas III dengan serutan rata dan terpasang kokoh . setiap
jarak 2 meter papan bowplank akan diperkuat dengan papan kayu berukuran 5/7 cm dengan
kualitas kayu yang setara. Pada papan bowplank ini harus dicatat sumbu sumbu dinding dengan
cat yang tidak mudah luntur.
b. Jarak papan bowplank minimal 2 meter dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran
pada galian pondasi.
3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
3.1.Pekerjaan galian
a. Galian tanah yang dibuat sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar
b. Hasil galian yang dapat digunakan agar ditimbun sesuai dengan arahan dan petunjuk Kontraktor,
dan yang tidak dapat terpakai agar dibuang dari lapangan
c. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar.
3.2.Pekerjaan Urugan dan Penimbunan Tanah
a. Bila akan dilakukan penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas
tanah minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput sisa sisa akar
tanaman, tanah humus dan benda benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
b. Tanah urug harus bebas dari kotoran . Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang
dibutuhkan.
c. Galian dan urugan pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya
pekerjaan ulang.
d. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat
dan stabil. Apabila hasul urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat
persetujuan Direksi.
3.3.Pekerjaan Urugan Pasir dan urugan kembali
a. Pasir.
Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan. Pasir urug harus
bebas dari kotoran dengan biji-bijian yang dapat tumbuh. Urugan pasir digunakan untuk
menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai, pemadatan pasir urug menggunakan
Handpres atau Stamper dan dengan penyiraman secukupnya. Pengukuran ketebalan pasir yang
dilakukan setelah pasir direndam air dan ditimbris.
b. Urugan kembali
Pekerjaan mengurug kembali adalah pekerjaan mengurug sisa galian pondasi, bekas saluran dan
meninggikan peil lantai. Tanah untuk urugan kembali ini adalah tanah yang bersih dari kotoran
dan biji-bijian.
4. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
4.1.Hal yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran Meliputi :
a. Pasangan dinding bata
b. Plesteran dan Acian dinding bata
4.2.Bahan/ Material
a. Bata Merah
Bata Merah bermutu baik,dengan pembakaran sempurna dan merata,bebas dari cacat dan retak
minimum telah menjadi dua bagian ,produk local dan memenuhi standar “Persyaratan Bahan-
bahan PUBB 1970”
b. Pasir
Pasir dari kualitas baik,bersih dan bebas dari Lumpur,bahan organis,batu-batuan harus diayak.
Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.
c. Semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang beredar di
Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk pekerjaan ini. Dan
semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8.
d. Keramik
Kramik dinding yang digunakan harus bermutu baik standard SNI. Sebelum dipasang di dinding
keramik harus direndam dulu dalam air supaya keramik lebih rekat dengan campuran adukan
dinding
e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh Direksi.
4.3.Adukan dan Campuran
a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc:3ps, dilaksanakan untuk :
· Semua pasangan bata yang masuk dalam tanah
· 20 cm di atas lantai pada semua dinding
· Pasangan batu/bata sisi saluran,bak control,serta tempat lain yang diperlukan sesuai gambar
rencana
· Plesteran dinding bata yang masuk kedalam tanah seluruhnya pasangan trasraam,plint
lesteran,aferking permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan bata perbandingan 1pc : 3ps
· Plesteran topi turap ( Dinding Penahan Tanah).
· Kolom
b. Adukan perbandingan 1pc : 4ps dilaksanakan untuk :
· Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasraam seperti
· tercantum di di atas
· Adukan semen,digunakan untuk siar benam batu kali.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam
alkali serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang
perlu Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa
dilaboratorium pemerisaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.
d. Bekesting
Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta playwodd 9 mm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi. Pasangan bekesting harus
menjamin bentuk dan dimensi yang diinginkan, tidak bocor, dapat mencegah getaran yang
merusak serta tidak berubah bentuk sebelum, selam pengecoran berlangsung dan selama
beton belum padat bahan stengger ( tiang penyangga ) harus dibuat dari kayu bermutu baik
atau scaffolding. Bamboo tidak diperkenankan digunakan sebagai stangger. Kayu stanger/
scafhollding harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
e. Keramik
f. Keramik yang digunakan adalah keramik berukuran 20 x 20 corak/warna digunakan untuk
lantai semua ruangan. Persyaratan bahan ubin keramik harus memenuhi ketentuan ubin
keramik pada pasal pekerjaan pelapis dinding. Keramik yang digunakan harus rata dan tidak
retak.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan
bahan organis, lumpur, garam alkali serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang
tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.
c. Agregat Kasar
Agregat Kasar yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971, Agregat yang digunakan
ukurannya tidak boleh lebih besar dari seperempat dimensi beton.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam
alkali serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang perlu
Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemerisaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.
e. Besi Beton
Besi beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI
1971 atau ASTM Deignation A-15, tidak karat tidak mengandung minyak, tidak mengandung zat
zat yang dapat merusak kualitas beton, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
f. Kawat
Kawat yang digunakan harus daam kualitas baru dan bebas dari minyak dan tidak mengandun
zat zat yang dapat merusak kekuata beton. Kawat yang digunakan harus berkuaitas besi lunak
dengan diameter 1 mm
g. Bekesting
Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta playwodd 9 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi. Pasangan bekesting harus menjamin
bentuk dan dimensi yang diinginkan, tidak bocor, dapat mencegah getaran yang merusak serta
tidak berubah bentuk sebelum, selam pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat
bahan stengger ( tiang penyangga ) harus dibuat dari kayu bermutu baik atau scaffolding.
Bamboo tidak diperkenankan digunakan sebagai stangger. Kayu stanger / scafhollding harus
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.