Spek Dapur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS

SKPD : BADAN PENDAPATAN DAERAH

KEGIATAN : PEMBUATAN DAPUR DAN RUANG SANTAI

NAMA KPA :-

NAMA PAKET :-

SUMBER DANA :-

TAHUN ANGGARAN 2023


DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Pembuatan Dapur dan Ruang Santai


Lokasi : Kab. Tanjung Tabalong
Kegiatan :-

URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Ketentuan Umum.
b. Ruang Lingkup Pekerjaan
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang
diperlukan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
f. Jangka Waktu Pelaksanaan
g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk
h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
l. Spesifikasi Proses/Kegiatan
m.Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
n. Spesifikasi Personil Manajerial
o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan

LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


b. Spesifikasi Teknis Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Pekerjaan
c. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Ketentuan Umum.
Spesifikasi Teknis ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PUPR
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik
Indonesia. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia menegaskan
bahwa Pekerjaan Konstruksi meluputi; spesifikasi bahan bangunan konstruksi,
spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan, spesifikasi proses/kegiatan,
spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja dan spesisfikasi
jabatan kerja konstruksi. Selanjutnya ayat 2 menegaskan bahwa spesifikasi disusu
dengan ketentuan; mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan, dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri, semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia, metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus logis,
realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan, jangka waktu pelaksanaan
harus sesuai dengan metode pelaksanaan, mencantumkan macam, jenis, kapasitas,
dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk, mencantumkan kriteria
kinerja produk (output performance) yang diinginkan, mencantumkan tata cara
pengukuran dan tata cara pembayaran, dan mencantumkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan resiko terkait keselamatan Konstruksi pada
pekerjaan Konstruksi. Secara umum Spesifikasi Teknis ini memuat tentang
pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum peralatan, petunjuk pelaksanaan,
pengendalian mutu untuk mencapai target mutu yang disyaratkan, dan tata cara
pengukuran dan pembayaran

Uraian spesifikasi teknis ini disusun dan ditetapkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan, yaitu :
Pekerjaan : Pembuatan Dapur dan Ruang Santai
Lokasi : Kab. Tabalong
Kegiatan : Pembuatan Dapur dan Ruang Santai
Ruang Lingkup Pekerjaan .

Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan ini dengan berpedoman pada Spesifikasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia.
Ruang Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA)
3. PEKERJAAN DINDING
4. PEKERJAAN MEJA BETON
5. PEKERJAAN DINDING
6. PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
7. PEKERJAAN PENGECATAN
8. PEKERJAAN PLAFOND
9. PEKERJAAN INTERIOR

Kontraktor Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan


pendukung yang diatur di dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri
dari :
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan & Metode Pelaksanaan
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan
4. Penyediaan peralatan
5. Penyediaan bahan
6. Pembuatan soft drawing (Gambar Pelaksanaan)
7. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing)
8. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihanlokasi

Dengan demikian maka seluruh standar rujukan, persyaratan bahan, peralatan yang
digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu dan pengujian di
lapangan, serta pengukuran dan pembayaran harus berpedoman pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang ditenderkan ini dan atau nomer seksi pekerjaan yang
berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021.
b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara Republik Indonesia. sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan
dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.

c. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjan ini Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun
2021 Pada pasal 21 ayat 1 dan 2. Jangka Waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan
konstruksi 60 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya SPMK
dan masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama
(Provisional Hand Over/PHO).
Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang diperlukan dalam
Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pekerjaan adalah sebagai berikut :
No Jenis Alat Kapasitas Satuan Vol Satus Kepemilikan
(milik/sewa/beli/sewa)

1. Pick Up - Unit 1 Milik/Sewa

2 Gerobak ARCO - Unit 1 Milik/Sewa

d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021.

e. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021.

f. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021.

g. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2021

h. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi


Spesifikasi teknis bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan sebagaimana terlampir.
Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan
beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus
diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan
/atau peraturan perundangan yang berlaku; Informasi tentang penanganan B3 dapat
diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang
diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/
atau berwenang.

i. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan
atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara
langsung terhadap tubuh pekerja; Informasi tentang jenis, cara penggunaan/
pemeliharaan/ pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk
dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
j. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan
Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap
tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan
terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu rambu peringatan dan kewajiban
pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya
pada proses tersebut;
Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;

Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
k. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap
setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk
mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai
dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang
terlatih; Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu,
perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi
biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan
kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan
dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan
gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator; Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah
mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk
pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan
tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai
antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung darbahaya jatuh. Untuk
pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja
untuk naik/turun;

Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung jawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli
terkait yang independen.
Spesifikasi Personil Manajerial
Jabatan dalam Tingkat Pengalaman Kerja
No pekerjaan yang Pendidikan Profesonal (tahun) Sertifikat Kompetensi Kerja
akan Minimal
diusulkan
1. Pelaksana - 2 tahun Pelaksana Bangunan Gedung
Bangunan (TA 022 atau TA 051);
Gedung

2. Petugas K3 - 0 tahun Sertifikat Pelatihan K3

Catatan:
1. Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditenderkan.
2. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
3. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pemberi tugas.
4. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau
referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
5. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
6. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).

Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar


konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/
konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing
dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait; Setiap
tenaga ahli tersebut di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses
manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang
terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan
bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan,
spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah
dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku; Setiap kegiatan/ pekerjaan pelaksanaan, pemasangan,
pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan
tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis,
manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui
oleh tenaga ahli yang terkait;
Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan
analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai
pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi
dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di
tempat kerja;

Tabalong,……Februari 2023
Kuasa Pengguna Anggaran

............................................
NIP. ……………………….
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS
Lampiran I :
Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No 02 /IN/M/2020:

A. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19


a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan
COVID- 19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a dibentuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a berjumlah
paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş: 1). I (satu) Ketua merangkap
anggota; dan 2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan untuk melakukan:
1. Sosialisasi,
2. Pembelajaran (edukasi),
3. Promosi teknik,
4. Metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan,
5. Berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19
Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19
di lapangan,
6. Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua
pekerjaan dan tarnu proyek,
7. Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/
demobilisasi pekerja,
8. Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja,
9. Pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,
10. Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara .

2. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.


a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
1. Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran
COVID- 19 di daerah yang bersangkutan;
2. Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan
COVID- 19 yang dikeluarkan Oleh Pemerintah;
3. Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b.Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi :
1. Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran,
2. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau
3. Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar,
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf b
diatas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II ( TINDAK LANJUT
TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI) Yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak
sosial dan ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: 1). Mendapatkan persetujuan dari
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2). Melaksanakan protokol
pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara berkala
Oleh Satgas Pencegahan COVID- 19; 3). Menghentikan sementara ketika
terjadi (Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) untuk melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.

3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan


a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan
di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara
Iain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur
tekanan darah, obat- obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/
atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency)
;
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker
dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.

4. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan


a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun
fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan
atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) ;
c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi,
siang, dan sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu)
yang terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi
pekerjaan;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan
kerja; dan
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
selesai.
B. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019
(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Lampiran II :
Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1.1.Pekerjaan yang dilakukan adalah “Pembangunan Ruang Arsip lantai 2 Kantor Bapemda”.
Perincian bagian- bagian pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS)
1.2. Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Dinding
c. Pekerjaan Meja Beton
d. Pekerjaan Kolom
e. Pekerjaan Pengecatan
f. Pekerjaan Plafond
h. Pekerjaan Interior
i. Pekerjaan Lantai

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1.Sebelum pekerjaan konstruksi di mulai Kontraktor harus melakukan hal hal sebagai berikut
a. Mobilitas alat, bahan, tenaga kerja
b. Membuat gudang dan bangsal kerja
c. Mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang untuk kelengkapan administrasi proyek
dilapangan
2.2.Pekerjaan Pengukuran
a. Pengukuran titik duga dengan patok untuk titik nol ditentukan oleh owner bersama sama dengan
Kontraktor di lapangan sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar.
b. Penentuan titik siku harus dengan alat ukur yang baik seperti Teodolid atau waterpass
2.3.Papan Bowplank
a. Semua bowplank menggunakan kayu kelas III dengan serutan rata dan terpasang kokoh . setiap
jarak 2 meter papan bowplank akan diperkuat dengan papan kayu berukuran 5/7 cm dengan
kualitas kayu yang setara. Pada papan bowplank ini harus dicatat sumbu sumbu dinding dengan
cat yang tidak mudah luntur.
b. Jarak papan bowplank minimal 2 meter dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran
pada galian pondasi.
3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
3.1.Pekerjaan galian
a. Galian tanah yang dibuat sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar
b. Hasil galian yang dapat digunakan agar ditimbun sesuai dengan arahan dan petunjuk Kontraktor,
dan yang tidak dapat terpakai agar dibuang dari lapangan
c. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar.
3.2.Pekerjaan Urugan dan Penimbunan Tanah
a. Bila akan dilakukan penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas
tanah minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput sisa sisa akar
tanaman, tanah humus dan benda benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
b. Tanah urug harus bebas dari kotoran . Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang
dibutuhkan.
c. Galian dan urugan pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya
pekerjaan ulang.
d. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat
dan stabil. Apabila hasul urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat
persetujuan Direksi.
3.3.Pekerjaan Urugan Pasir dan urugan kembali
a. Pasir.
Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan. Pasir urug harus
bebas dari kotoran dengan biji-bijian yang dapat tumbuh. Urugan pasir digunakan untuk
menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai, pemadatan pasir urug menggunakan
Handpres atau Stamper dan dengan penyiraman secukupnya. Pengukuran ketebalan pasir yang
dilakukan setelah pasir direndam air dan ditimbris.
b. Urugan kembali
Pekerjaan mengurug kembali adalah pekerjaan mengurug sisa galian pondasi, bekas saluran dan
meninggikan peil lantai. Tanah untuk urugan kembali ini adalah tanah yang bersih dari kotoran
dan biji-bijian.
4. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
4.1.Hal yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran Meliputi :
a. Pasangan dinding bata
b. Plesteran dan Acian dinding bata
4.2.Bahan/ Material
a. Bata Merah
Bata Merah bermutu baik,dengan pembakaran sempurna dan merata,bebas dari cacat dan retak
minimum telah menjadi dua bagian ,produk local dan memenuhi standar “Persyaratan Bahan-
bahan PUBB 1970”

b. Pasir
Pasir dari kualitas baik,bersih dan bebas dari Lumpur,bahan organis,batu-batuan harus diayak.
Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.

c. Semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang beredar di
Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk pekerjaan ini. Dan
semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8.

d. Keramik
Kramik dinding yang digunakan harus bermutu baik standard SNI. Sebelum dipasang di dinding
keramik harus direndam dulu dalam air supaya keramik lebih rekat dengan campuran adukan
dinding
e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh Direksi.
4.3.Adukan dan Campuran
a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc:3ps, dilaksanakan untuk :
· Semua pasangan bata yang masuk dalam tanah
· 20 cm di atas lantai pada semua dinding
· Pasangan batu/bata sisi saluran,bak control,serta tempat lain yang diperlukan sesuai gambar
rencana
· Plesteran dinding bata yang masuk kedalam tanah seluruhnya pasangan trasraam,plint
lesteran,aferking permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan bata perbandingan 1pc : 3ps
· Plesteran topi turap ( Dinding Penahan Tanah).
· Kolom
b. Adukan perbandingan 1pc : 4ps dilaksanakan untuk :
· Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasraam seperti
· tercantum di di atas
· Adukan semen,digunakan untuk siar benam batu kali.

5. PEKERJAAN MEJA BETON


5.1.Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Bata
b. Bekisting
c. Pembesian
d. Pengecoran
e. Pasang Keramik 20x20
f. Pemasangan Pipa Paralon
g. Pemasangan Kitchen Sink
h. Pemasangan Keran Air
i. Pemasangan Kompor Tanam
5.2.Persyaratan Bahan dan Teknis
a. Pemasangan Bata harus sesuai di gambar, ketinggian meja yaitu 80cm menggunakan bata merah
Bekisting, Pembesian juga disesuaikan dengan gambar
b. Pekerjaan pengecoran juga harus sesuai dengan gambar serta membuat lubang untuk tempat
kitchen sink dan kompor tanam
5.3. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang beredar di
Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk pekerjaan
ini. Dan semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8.
Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak diperkenankan untuk digunakan.
Tempat penyimpenan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas dari
kelembapan. Semen disimpan pada tempat yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari
lantai. Semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang
telah disetujui atas beban kontraktor.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan bahan organis, lumpur, garam alkali serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan
seperti yang tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.

c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam
alkali serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang
perlu Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa
dilaboratorium pemerisaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.

d. Bekesting
Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta playwodd 9 mm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi. Pasangan bekesting harus
menjamin bentuk dan dimensi yang diinginkan, tidak bocor, dapat mencegah getaran yang
merusak serta tidak berubah bentuk sebelum, selam pengecoran berlangsung dan selama
beton belum padat bahan stengger ( tiang penyangga ) harus dibuat dari kayu bermutu baik
atau scaffolding. Bamboo tidak diperkenankan digunakan sebagai stangger. Kayu stanger/
scafhollding harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.

e. Keramik
f. Keramik yang digunakan adalah keramik berukuran 20 x 20 corak/warna digunakan untuk
lantai semua ruangan. Persyaratan bahan ubin keramik harus memenuhi ketentuan ubin
keramik pada pasal pekerjaan pelapis dinding. Keramik yang digunakan harus rata dan tidak
retak.

6. PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS 15x15


6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengecoran Beton
b. Pekerjaan Pembesian
c. Pekerjaan Bekisting
d. Pekerjaan Plasteran Kolom
e. Pekerjaan Acian Kolom
6.2. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang beredar di
Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk pekerjaan ini. Dan
semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak diperkenankan untuk digunakan. Tempat
penyimpenan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas dari kelembapan.
Semen disimpan pada tempat yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari lantai. Semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 2 meter. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk dibongkar,
beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban kontraktor.

b. Pasir
Pasir yang digunakan harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan
bahan organis, lumpur, garam alkali serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang
tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.

c. Agregat Kasar
Agregat Kasar yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971, Agregat yang digunakan
ukurannya tidak boleh lebih besar dari seperempat dimensi beton.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam
alkali serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang perlu
Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemerisaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.

e. Besi Beton
Besi beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI
1971 atau ASTM Deignation A-15, tidak karat tidak mengandung minyak, tidak mengandung zat
zat yang dapat merusak kualitas beton, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

f. Kawat
Kawat yang digunakan harus daam kualitas baru dan bebas dari minyak dan tidak mengandun
zat zat yang dapat merusak kekuata beton. Kawat yang digunakan harus berkuaitas besi lunak
dengan diameter 1 mm

g. Bekesting
Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta playwodd 9 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi. Pasangan bekesting harus menjamin
bentuk dan dimensi yang diinginkan, tidak bocor, dapat mencegah getaran yang merusak serta
tidak berubah bentuk sebelum, selam pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat
bahan stengger ( tiang penyangga ) harus dibuat dari kayu bermutu baik atau scaffolding.
Bamboo tidak diperkenankan digunakan sebagai stangger. Kayu stanger / scafhollding harus
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.

14. PEKERJAAN PENGECATAN


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond
b. Pekerjaan pengecatan kayu
c. Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar
14.2. Persyaratan Bahan
i. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk cat-cat kayu/besi yang telah
berstandar SNI. Dempul yang digunakan harus satu produk dengan cat yang digunakan.
j. Bahan cat dinding jenis yang telah brstandar SNI, dempul yang digunakan harus satu produk
k. Bahan didatangkan langsung dari toko. Tiba di Tapak/Site konstruksi masih harus tersegel baik
dalam kemasannya dan tidak cacat, serta disetujui Konsultan Pengawas/Direksi

14.3. Persyarat Teknis


a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape, dan sebagainya; l harus tersedia dari kualitas
baik dan jumlahnya cukup.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar
untuk komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

15. PEKERJAAN PLAFON


15.1.Lingkup Pekerjaan
a. Rangka Plafond
b. Penutup Plafond
15.2.Persyaratan Bahan dan Teknis
a. Semua bahan rangka plafond menggunakan Besi Galvalum sesuai gambar rencana. Besi
Galvalum yang digunakan tidak boleh cacat atau bengkok dan tidak boeh terdapat mata kayu.
b. Penutup Plafond Ruang menggunakan bahan Gypsum dengan ketebalan 9mm, dan ukuran luas
244 cm x 122 cm. Gypsum yang digunakan tidak boleh melendut (cacat), tidak boleh kotor, dan
mendaat persetujuan Direksi

16. PEKERJAAN INTERIOR


16.1. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup Pekerjaannya adalah Pembuatan Meja, Pemasangan Roster pada ruangan dapur dan
juga pemasangan wallpaper dinding pada bagian ruangan dapur serta pemasangan stiker pintu
kaca sandblast.

17. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


17.1. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup Pekerjaannya adalah pembersihan seluruh Bagian Rumah dari sampah sampah hasil
Proyek Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan membersihkan kembali lokasi
proyek dari sisa-sisa material yang tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak bersih dan indah
Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung siap dan dapat digunakan dan dimanfaatkan
oleh Owner.

Anda mungkin juga menyukai